Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai memiliki akar sejarah yang sangat tua, bahkan sebelum abad ke-4
Masehi. Pada abad ke-4 Masehi, Kerajaan Kutai dikenal sebagai salah satu kerajaan
tertua di wilayah Kalimantan Timur.

Menurut informasi yang didapat dari salah satu prasasti Kerajaan Kutai yang
ditemukan, yakni Prasasti Yupa menjelaskan bahwa Raja Kudungga yang dikenal sebagai
pendiri kerajaan Kutai adalah dirinya.
Disebutkan juga bahwa Kudungga memiliki seorang anak laki-laki bernama Asmawarman
yang kemudian memerintah sebagai raja kedua Kerajaan Kutai.

Asmawarman mempunyai tiga putra, di antaranya adalah Mulawarman, yang akhirnya


memegang tahta sebagai raja dan berhasil membawa Kerajaan Kutai mencapai puncak
kejayaannya.
Masa Kerajaan Kutai

Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya.
Raja ini dikenal sebagai sosok yang baik hati dan kuat.Raja Mulawarman mengadakan
upacara besar dengan persembahan ribuan ekor lembu untuk kaum Brahmana di tempat
suci Waprakeswara. Upacara besar ini menggabungkan unsur Hindu dan budaya
Indonesia.Mulawarman juga menerapkan upacara Vratyastoma untuk naik ke kasta
Ksatria, menunjukkan tingginya kemampuan intelektualnya.
Di masa pemerintahannya, ekonomi kerajaan berkembang pesat, terutama sektor
pertanian dan perdagangan. Ini karena letak geografisnya yang strategis, seperti
terungkap dalam Prasasti Yupa.
Terkait keberhasilan Mulawarman dalam menyejahterakan rakyatnya, bukti tercermin di
prasasti Yupa serta dalam aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang mendukung
masa kejayaan Kerajaan Kutai.
Pada aspek sosial, kala itu muncul golongan terdidik yang menguasai bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa. Golongan tersebut dikenal sebagai Brahmana dan
Ksatria.
Ksatria berasal dari kerabat raja Mulawarman. Hal ini dibuktikan melalui upacara
pemberkatan bagi mereka yang memeluk agama Hindu.
Sedangkan di aspek politik, pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas
politik di Kerajaan Kutai terjaga dengan baik, dan sistem politiknya menjadi
kekuatan dominan yang mempengaruhi.Prasasti Yupa mencatat bahwa Raja Mulawarman
memiliki kekuasaan yang besar dan kuat, sekaligus bijaksana dalam tindakannya.
Selanjutnya, dari aspek ekonomi adalah sistem penarikan hadiah diterapkan untuk
pedagang luar yang ingin berdagang di kerajaan ini, mirip dengan pajak modern,
memberikan pemasukan tambahan bagi Kerajaan Kutai.
Dalam aspek agama pun kejayaan Kerajaan Kutai sangat terasa. Kerajaan Kutai sangat
menganut keyakinan leluhur. Hal ini terlihat dalam prasasti Yupa, yang merupakan
peninggalan zaman Megalitikum.
Di samping itu, terdapat punden berundak, menhir, dan tempat pemujaan bernama
Waprakeswara. Raja Kutai menganut agama Hindu Siwa dengan pengaruh brahmana,
sementara rakyat memiliki kebebasan dalam memilih aliran Hindu.
Namun, masa kejayaan Kutai era Mulawarman tidak berlangsung lama setelah
kematiannya dan pergantian pemimpin yang berujung pada keruntuhan kerajaan
tersebut.
Keruntuhan Kerajaan Kutai

Seperti banyak kerajaan kuno lainnya, Kerajaan Kutai juga mengalami masa-masa
sulit. Serangan dari berbagai kekuatan asing serta perang saudara melemahkan pada
akhirnya membawa kerajaan ini pada periode kemunduran Terlebih, setelah Mulawarman,
nasib Kerajaan Kutai mengalami ketidakpastian. Kerajaan Kutai Martapura akhirnya
runtuh setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang menganut Islam pada tahun
1635.

Raja terakhir Kerajaan Kutai, Maharaja Dharma Setia, gugur dalam pertempuran
melawan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.
Sejak itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura menjadi bagian dari wilayah
kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Meskipun demikian, sejarah Kutai juga mencatat periode rekonsiliasi, di mana


masyarakatnya berhasil mendamaikan perbedaan dan membangun kembali kejayaan yang
pernah dimilikinya.
Jum'at, 22 September 2023 - 12:12 WIB
Sejak itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura menjadi bagian dari wilayah
kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Meskipun demikian, sejarah Kutai juga mencatat periode rekonsiliasi, di mana


masyarakatnya berhasil mendamaikan perbedaan dan membangun kembali kejayaan yang
pernah dimilikinya.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai dikenal dengan prasasti terkenal berupa tujuh Yupa. Prasasti
tersebut berisi sejarah keluarga kerajaan dan ditulis dalam huruf Pallawa berbahasa
Sansekerta. Yupa berbentuk tugu setinggi satu meter dan tertanam di tanah seperti
tiang.

Prasasti Yupa dan enam prasasti lainnya adalah artefak bersejarah dari kerajaan
kuno di Indonesia, berfungsi untuk memperkenalkan dan memiliki fungsi lain seperti
tiang dan simbol kebesaran.

Isi ketujuh prasasti Kerajaan Kutai yang diterjemahkan oleh para ahli telah
diidentifikasi. Berikut informasinya:

- Berisi silsilah raja yang pernah menjadi pemimpin dan memerintah kerajaan dengan
kekuasaan tertinggi di Kutai.

- Kudungga Ayah dari Aswawarman yang seperti dewa matahari menumbuhkan keluarga.

- Aswawarman memiliki tiga putra, salah satunya Mulawarman, raja yang baik, kuat,
dan kuasa.

- Sang Mulawarman telah mengadakan selamatan, mengadakan korban, maka didirikanlah


tugu oleh para Brahmana.- Kerajaan Kutai terletak di wilayah yang sangat strategis,
yakni pada hilir sungai Mahakam yang dahulu disebut dengan muara kaman.

- Aswawarman disebut sebagai pendiri kerajaan, selain itu Aswawarman juga diberi
gelar yakni Wangsakerta.

- Wilayah Kutai yang tertulis di dalam prasasti meliputi seluruh wilayah Kalimantan
Timur dan sekitarnya.

- Cerita kehidupan di Kutai, sangat aman, tenteram dan masyarakat dalam kondisi
yang sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai