Gambar 1. Potongan Coronal Otak yang Memperlihatkan Substansia Alba dan Grisea
Selain itu, sistem saraf pusat juga memiliki sel-sel pendukung yang disebut
neuroglia. Tidak seperti neuron, sel glia tidak membentuk atau me nyalurkan impuls
saraf. Namun, sel ini berkomunikasi dengan neuron dan di antara mereka sendiri
melalui sinyal kimiawi. Terdapat empat jenis utama sel glia di SSP, yaitu astrosit,
oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.
Gambar 2. Neuroglia
1. Astrosit; disebut demikian karena berbentuk seperti bintang. Astrosit adalah
neuroglia yang paling banyak. Astrosit juga memiliki berbagai fungsi penting. Sel-
sel glia ini memicu pembuluh darah halus otak (kapiler) menjalani perubahan
anatomik dan fungsional yang berperan dalam pembentukan sawar darah-
otak. Astrosit membantu memindahkan nutrien dari darah ke neuron. Sel ini juga
berperan dalam perbaikan cedera otak dengan membentuk jaringan parut saraf.
2. Oligodendrosit; glia yang membentuk selubung mielin di sekitar akson di SSP.
3. Mikroglia; yang merupakan sistem pertahanan imun di SSP. Sel glia ini
menyerupai sel monosit, yaitu leukosit yang berperan sebagai fagosit.
4. Sel ependimal; yang melapisi bagian dalam ronggarongga berisi cairan di SSP. Sel-
sel ependimal adalah salah satu dari beberapa jenis sel yang memiliki silia. Gerakan
silia sel ependimal ikut berperan mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh
ventrikel.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar (korteks) dan
bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
B. Otak
Otak terdiri dari dua belahan (hemisfer), hemisfer kiri mengendalikan tubuh bagian
kanan, hemisfer kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang
berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak
saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan,
kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya yang berwarna putih berisi serabut saraf,
bagian luarnya yang berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf.
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau gerakan
yang sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar
kedua area tersebut adalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berpikir (yaitu mengingat, analisis,
berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
• Thalamus
Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai tempat penerimaan
untuk sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman
data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
• Hipotalamus
Hipotalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur
kepentingan biologis lainnya. Adapun fungsi lain dari Hhpotalamus adalah sebagai
berikut.
a. Berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yg melakukan fungsi
vegetative penting untuk kehidupan seperti pengaturan frekuensi jantung, TD, Suhu
tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual
b. Sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan
kemarahan.
c. Memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormion kelenjar
hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.
Astuti, P. 2007. Sistem Saraf dan Otot. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta
Diana, Et All. 2012. Sistem Saraf Pusat (Anatomi Fisiologi). S1 Kesehatan Masyarakat
STIKES M. H. Thamrin
Guyton, A.C. and J.E Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology 11th edition.
Philadelphia: Elsevier Saunders
Sherwood, L., 2013. Introduction to Human Physiology. 8th ed. Brooks/Cole Cengage
Learning.