Anda di halaman 1dari 19

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents. Visit for more information.

ISSN 2364-5369

Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan


Februari, Multireligius
Volume 6, Edisi 1
2019
Halaman: 33-51

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen


sebagai Variabel Pemoderasi
Hendra Poltak* ; Made Sudarma; Lilik Purwanti
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia Email:
mangunsonghendra@gmail.com
http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v6i1.483
Di sadur oleh : SRY MAHDEWY, S.E., M.M.

Abstrak

Akuntabilitas keuangan yang lemah mencerminkan kurangnya efektivitas audit internal. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti mengenai faktor-faktor penentu efektivitas
audit internal di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sampel penelitian ini adalah 31 auditor
internal dan 31 pegawai KKP. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research).
Untuk menguji hipotesis, data kuesioner penelitian dianalisis dengan menggunakan alat analisis Partial
Least Squares (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara auditor internal dan auditor
eksternal, independensi organisasi, dan persepsi auditee berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
internal. Namun, profesionalisme audit tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal dan
dukungan manajemen tidak dapat menjadi variabel moderasi. Temuan ini dapat membuka wawasan
pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya pimpinan KKP, untuk mempertimbangkan kebijakan yang
dapat meningkatkan efektivitas audit internal untuk meningkatkan tujuan dan kinerja organisasi.

Kata kunci: Efektivitas; Audit Internal; Kementerian Kelautan dan Perikanan

Pendahuluan

Masa depan organisasi baik sektor publik maupun swasta tidak terlepas dari tingkat keandalan
efektivitas audit internal. Efektivitas audit internal yang mapan merupakan fungsi kontrol bagi
manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Tidak mapannya efektivitas audit internal
akan menjadi penghalang organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara ekonomis, efisien, dan
efektif.

Ketidakmantapan ini dapat dilihat dari jumlah kasus korupsi yang dibuktikan dengan hasil rilis
Transparency International (TI). Pada tahun 2017, Corruption Perception Index (CPI) menempatkan
Indonesia sebagai salah satu negara terkorup di dunia, yang juga diperparah dengan lemahnya
akuntabilitas keuangan. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2017 menunjukkan bahwa
masih ada kementerian/lembaga yang berpredikat disclaimer.

Fenomena lemahnya akuntabilitas keuangan juga terjadi di Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP). Badan Pemeriksa Keuangan memberikan opini disclaimer untuk tahun 2016 padahal tahun 2012

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

2015 memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian. Auditor internal dan pegawai KKP sebagai auditee
menjadi objek penelitian mengingat perannya yang mampu meningkatkan efektivitas audit internal untuk
mendukung pencapaian kinerja organisasi dengan tata kelola pemerintahan yang akuntabel.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Cohen dan Sayag
(2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menambahkan variabel
persepsi auditee karena pada penelitian sebelumnya (Hailemariam, 2014 dan Santoso, 2016) tidak
memberikan hasil yang positif terhadap efektivitas audit internal dan hubungan antara Auditor Internal
dan Auditor Eksternal karena sepengetahuan peneliti. Kemudian, penelitian Gwilliam (2010), Badara dan
Saidin (2014), Santoso (2016), Shohiha dkk. (2018) mulai menggunakan variabel ini untuk mengukur
efektivitas audit internal. Dukungan manajemen dipilih sebagai variabel pemoderasi sesuai dengan
pendapat Endaya (2016) yang menyatakan bahwa manajemen senior (manajemen puncak) yang memiliki
kepentingan dan dorongan untuk mendukung kegiatan akan menjamin efektivitas audit internal.
Pemilihan variabel ini relevan untuk digunakan pada sektor publik di Indonesia. Menurut Endaya dan
Hanefah (2013), belum ada konsensus di antara para peneliti mengenai efektivitas audit atau kerangka
kerja yang paling baik untuk efektivitas audit internal.

Kerangka Kerja Teoritis

Dalam konteks penelitian ini, peneliti menggunakan teori Kontijensi yang dikembangkan oleh
Daft (2015:28) yang menyatakan bahwa suatu hal tergantung pada hal lain dan untuk menjadi organisasi
yang efektif, harus ada "kesesuaian yang baik" antara desain dan faktor kontinjensi. Badara dan Saidin
(2014) berpendapat bahwa teori kontinjensi dapat menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penerapan teori ini tidak dapat disamakan pada setiap organisasi yang memiliki karakteristik yang
berbeda karena memiliki pengaruh yang berbeda tergantung pada konteks setting organisasi. Oleh karena
itu, keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal serta
kondisi tertentu.

Berdasarkan teori Kontinjensi, efektivitas audit internal dipengaruhi oleh faktor internal yaitu
independensi auditor dan profesionalisme audit. Di sisi lain, faktor eksternal yang mempengaruhi
efektivitas audit internal adalah hubungan auditor internal dengan auditor eksternal, persepsi auditee, dan
dukungan manajemen puncak. Selain itu, teori kontinjensi juga dapat menjelaskan efek moderasi dari
dukungan manajemen.

A. Efektivitas Audit Internal

Badara dan Saidin (2014) berpendapat bahwa efektivitas audit internal adalah kemampuan auditor
internal dalam mencapai tujuan fungsi audit internal di pemerintah daerah. Menurut Sarens (2009),
efektivitas audit internal adalah kemampuan fungsi audit internal untuk memberikan pengaruh positif
terhadap kualitas tata kelola perusahaan. Efektivitas audit internal akan dapat membantu organisasi
mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan dengan cara mempengaruhi kualitas tata kelola
organisasi dan menjamin kepastian yang lebih tinggi atas rekomendasi yang dihasilkan oleh audit internal
yang dapat dipercaya.

B. Hubungan antara Auditor Internal, Auditor Eksternal dan Efektivitas Audit Internal

Menurut Alzeban dan Gwilliam (2014), koordinasi dan kolaborasi antara auditor internal dan
eksternal telah lama dipandang penting untuk manfaat audit bagi organisasi dan pemangku kepentingan
eksternal. Koordinasi dan kolaborasi ini dilakukan secara berkesinambungan untuk mendapatkan manfaat
yang optimal bagi
Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
2
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

kepentingan dan tujuan bersama. Kemampuan membina hubungan yang baik dengan auditor eksternal
yang dilakukan oleh auditor internal membantu menjaga efektivitas tata kelola organisasi (Gramling et al.,
2004).

Teori kontinjensi mendukung bahwa efektivitas audit ditentukan oleh respon faktor internal
terhadap faktor eksternal. Auditor internal dapat meningkatkan efektivitas audit internal jika mampu
membangun hubungan dengan auditor eksternal. Hubungan antara auditor internal dan eksternal yang
berpengaruh terhadap efektivitas telah terbukti secara empiris (Alzeban dan Gwilliam., 2014; Badara dan
Saidin., 2014; Shohiha., 2017). Berdasarkan penjelasan penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:

H1 : Hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
internal.

C. Pengaruh Independensi Organisasi terhadap Efektivitas Audit Internal

Keberhasilan audit internal dalam melaksanakan kegiatan audit untuk memberikan rekomendasi
audit secara obyektif untuk perbaikan organisasi ditentukan oleh independensi. Independensi dapat
diartikan sebagai bertindak secara obyektif dan tidak terpengaruh oleh pihak manapun sehubungan
dengan kegiatan audit yang dilakukan. Independensi dapat dilakukan dengan adanya status dan kebijakan
organisasi untuk menjaga objektivitas auditor terhadap auditee (Standar Audit AAIPI, 2014).

Independensi organisasi sesuai dengan teori kontinjensi dapat terwujud dengan kondisi tertentu
dan adanya faktor eksternal. Independensi yang diberikan oleh manajemen dan t i d a k adanya tekanan
dari auditee merupakan karakteristik dominan dari program audit yang berhasil (Van Peursem., 2005).
Bahwa independensi organisasi berpengaruh terhadap efektivitas telah dibuktikan secara empiris (Aaron
dan Sayag., 2010; George et al., 2015; Badar., 2015). Hambatan terbesar dari kinerja audit internal di
negara berkembang terletak pada independensi (Alzeban dan Gwilliam, 2014). Berdasarkan penjelasan
penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Independensi organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal.

D. Pengaruh Profesionalisme Audit terhadap Efektivitas Audit Internal

Menurut Arens dkk. (2011:43), profesionalisme merupakan keahlian profesional yang dimiliki
oleh auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan klien. Profesionalisme yang tinggi menjamin
bahwa jasa yang diberikan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan karena kemampuan audit
internal yang profesional tidak hanya menemukan kelemahan dalam pengendalian internal, tetapi juga
mengungkapkan temuan audit dan mengantisipasinya di masa yang akan datang serta melakukan
perbaikan.

Profesionalisme Audit sesuai dengan teori kontijensi dapat terwujud dengan adanya kondisi
tertentu dan pengaruh dari dalam diri auditor dan luar diri auditor. Pengaruh dari dalam diri auditor,
berupa hilangnya independensi seorang auditor akan mempengaruhi kemampuan profesionalnya dalam
melaksanakan kegiatan audit. Begitu juga dengan faktor di luar auditor berupa komitmen audit organisasi
untuk meningkatkan kemampuan profesional auditor melalui pendidikan dan pelatihan dapat
meningkatkan penggunaan kemampuan profesionalnya dalam kegiatan audit. Profesionalisme Audit
berpengaruh terhadap efektivitas audit internal yang telah dibuktikan oleh Tackie (2016) pada pemerintah
daerah di Ghana. Berdasarkan penjelasan penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Profesionalisme audit berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal.


Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
3
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

E. Pengaruh Persepsi Euditee terhadap Efektivitas Audit Internal

Menurut Asrori (2009:21), persepsi merupakan proses individu dalam menginterpretasikan,


mengorganisasikan, dan memberikan makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan sebagai hasil
dari proses belajar dan pengalaman. Makna yang diberikan oleh seorang individu dapat berbeda meskipun
objek yang diberikan sama, sehingga dapat menghasilkan persepsi yang berbeda pula. Terkait dengan
persepsi auditee, menurut Hailemariam (2014), auditor internal dan pengguna jasa audit harus memiliki
pemahaman yang sama yang membuat kegiatan audit internal memiliki nilai tambah.

Teori kontinjensi dapat menjelaskan bahwa persepsi positif auditee dipengaruhi oleh kondisi
tertentu dengan adanya dukungan dari pihak manajemen. Hal ini sejalan dengan pendapat Cohen dan
Sayag (2010) bahwa ketika karyawan di semua level mendapatkan pemahaman dari manajemen internal,
mereka akan bekerja sama dan membantu proses ini. Kondisi lain yang mempengaruhi adalah auditor
internal melakukan kegiatan audit secara independen dan obyektif untuk memberikan rekomendasi yang
berguna untuk mencapai tujuan yang akan memberikan persepsi positif bagi auditee. Auditor dan auditee
sebagai mitra yang secara bersama-sama memiliki persepsi yang harmonis akan mendukung kegiatan
audit. Penelitian Putra (2017) menemukan bahwa persepsi auditee berpengaruh terhadap kegiatan audit
internal di Kementerian Keuangan. Berdasarkan penjelasan penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:

H4 : Persepsi auditee berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal.

F. Pengaruh Hubungan Auditor Internal dan Auditor Eksternal, Independensi,


Profesionalisme Audit, dan Persepsi Auditee terhadap Efektivitas Audit Internal yang
Dimoderasi oleh Dukungan Manajemen

Dukungan manajemen puncak memiliki kontribusi yang sangat penting dalam menyediakan dan
menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek (Staehr., 2010). Auditor sebagai partner
manajemen memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Dukungan manajemen dapat dilihat dalam beberapa bentuk seperti membantu tim dalam
menangani hambatan, menunjukkan komitmen terhadap pekerjaan, dan memberikan semangat kepada
bawahan (Kandelousi et al., 2011). Dukungan manajemen diberikan dengan mempekerjakan staf audit
internal yang terampil, mengembangkan jenjang karir untuk staf audit internal, dan memberikan
independensi organisasi terhadap pekerjaan audit internal (Aaron dan Sayag, 2010). Selain itu, Alzeban
dan Gwilliam (2014) menyatakan bahwa dukungan manajemen juga dapat berupa peningkatan hubungan
antara auditor internal dan auditor eksternal. Mihret (2007) menyatakan bahwa dukungan manajemen
berupa sumber daya dan komitmen untuk melaksanakan rekomendasi audit.

Teori kontinjensi menjelaskan bahwa variabel hubungan auditor internal dan auditor eksternal,
independensi, profesionalisme audit, dan persepsi auditee dalam mencapai efektivitas audit internal akan
tergantung pada kondisi tertentu yaitu dukungan manajemen. Manajemen dengan segala upaya akan
mendukung hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal yang selain bermanfaat bagi kedua
belah pihak, juga akan bermanfaat bagi manajemen dalam mengambil kebijakan dalam operasionalisasi
organisasi untuk mencapai tujuan dan targetnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Endaya dan Hanefa (2016) menyatakan bahwa karakteristik audit
internal yang dimoderasi oleh dukungan manajemen dapat meningkatkan efektivitas audit internal.
Karakteristik dalam penelitian tersebut mengacu pada atribut yang harus dimiliki oleh auditor internal
yaitu objektivitas, komunikasi yang efektif, kemahiran dan kecermatan profesional, serta pelatihan dan
pengembangan.
Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
4
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

(Endaya dan Hanefah., 2013). Berdasarkan penjelasan penelitian di atas, maka hipotesis dirumuskan
sebagai berikut:

H5A : Dukungan manajemen puncak memoderasi secara positif pengaruh hubungan auditor internal dengan
auditor eksternal terhadap efektivitas audit internal.

H5B : Dukungan manajemen puncak memoderasi secara positif pengaruh independensi organisasi secara
positif terhadap efektivitas audit internal.

H5C : Dukungan manajemen puncak memoderasi secara positif pengaruh profesionalisme audit terhadap
aktivitas audit internal.

H5D : Dukungan manajemen puncak secara positif memoderasi pengaruh persepsi auditee terhadap
efektivitas audit internal.

Metodologi
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian eksplanatori. Penelitian
ini menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel melalui pengujian hipotesis.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah pegawai KKP yang terbagi dalam dua kategori, yaitu auditor
internal dan auditee. Auditor internal adalah para auditor fungsional yang bekerja di Inspektorat Jenderal
(Itjen) KKP. Auditee adalah pegawai unit eselon I yang diaudit oleh IG di KKP. Sampel penelitian untuk
kategori auditor internal adalah seluruh populasi fungsional auditor yang bekerja di IG KKP sebanyak 91
orang. Jumlah auditee ditentukan berdasarkan jumlah auditor yang ada di KKP. Penelitian dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh sampel auditor. Kuesioner yang diperoleh dari responden
sebanyak 33 kuesioner, dan yang dapat diolah sebanyak 31 kuesioner. Demikian pula, peneliti hanya
menggunakan 31 responden auditee sehingga isi kuesioner variabel independen yang diisi oleh auditor
dan kuesioner variabel dependen yang diisi oleh responden auditee berpasangan.

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner diberikan kepada auditor internal dan auditee untuk mendapatkan data primer dari
variabel dukungan manajemen, hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal, independensi,
persepsi auditee, dan profesionalisme audit. Peneliti mengumpulkan data dari responden selama 15 hari
mulai dari tanggal 21 September sampai dengan 10 Oktober 2018.

D. Definisi Operasional dan Pengukurannya


Hubungan antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal (X1)

Hubungan antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal mengacu pada upaya bersama atau kerja
sama antara auditor internal dan auditor eksternal untuk mewujudkan keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang berkaitan dengan kegiatan audit.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
5
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Hubungan tersebut diukur dengan sejumlah proksi: sikap terhadap auditor internal, koordinasi
yang membahas kepentingan bersama, ketergantungan audit internal terhadap pekerjaan audit internal,
frekuensi pertemuan, berbagi kertas kerja, dan promosi manajemen untuk hubungan antara kedua
kelompok ini (Alzeban dan Gwilliam., 2014)

Independensi organisasi audit internal (X2)

Independensi Organisasi Audit Internal adalah kemandirian organisasi untuk kebebasan dalam
mengemukakan pandangan dan pemikirannya tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen
dan pihak lain yang terkait dengan organisasi. Variabel ini diukur dengan delapan indikator yang
digunakan oleh Alzeban dan Gwilliam (2014).

Profesionalisme Audit (X3)

Profesionalisme Audit didefinisikan sebagai pertimbangan profesional individu dalam


melaksanakan tugas audit (Askary, 2006). Variabel ini diukur dengan menggunakan lima item pertanyaan
dengan memodifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Cohen dan Sayag (2010).

Persepsi Auditee (X4)

Persepsi Auditee (X4) adalah proses pengamatan, pengorganisasian, dan penginterpretasian


auditee sebagai hasil dari rangsangan yang diterima melalui panca indera dan memberikan makna
berdasarkan rangsangan yang diperoleh dari kegiatan audit internal dapat memberikan nilai tambah bagi
organisasi. Persepsi auditee diukur dengan lima item yang digunakan oleh Hailemariam (2014).

Dukungan Manajemen (M)

Dukungan Manajemen merupakan upaya dan kepedulian manajemen untuk mendukung kegiatan
audit internal dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Variabel ini diukur dengan tujuh
indikator yang digunakan oleh Mihret dan Yismau (2007).

Efektivitas Audit Internal (Y)

Efektivitas Audit Internal didefinisikan sebagai pencapaian tujuan audit yang dilakukan oleh
auditor internal untuk meningkatkan kinerja organisasi. Variabel ini diukur dengan tujuh belas item yang
digunakan oleh Cohen dan Sayag (2010).

Skala likert 1-7 digunakan untuk mengukur responden dalam penelitian ini karena respon 7 poin
memiliki reliabilitas, validitas, kekuatan diskriminasi, dan stabilitas yang baik (Budiadji, 2013).

E. Metodologi Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) untuk
menguji beberapa variabel dan efek moderasi. Evaluasi model dalam Partial Least Square dilakukan
dengan mengevaluasi model pengukuran (outer model) untuk menilai validitas dan reliabilitas model dan
model struktural

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
6
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

(inner model) untuk mengukur perubahan variabel eksogen terhadap variabel endogen dan mengukur
seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan estimasi. Pengujian H1 sampai dengan H4
merupakan pengujian langsung tanpa moderasi sedangkan pengujian H5 (H5a, b, c, dan d) merupakan
pengujian terhadap efek moderasi. Pengujian hipotesis secara umum dalam penelitian ini dilakukan
dengan menentukan tingkat signifikansi atau nilai kritis (α) yaitu sebesar 5% dan melihat signifikansi p-
value dan arah koefisien. Jika signifikansi p-value ≤ 0,05 (5%) dan arah koefisien sesuai dengan arah
yang ditentukan dalam hipotesis, maka hipotesis didukung. Jika tidak, maka hipotesis tidak didukung.

Hasil
A. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan kuesioner yang diterima dari responden, karakteristik demografi responden auditor
dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan latar belakang pendidikan.
Mayoritas responden auditor berusia 31-40 tahun sebanyak 16 orang (51,61%). Komposisi ini
menunjukkan bahwa auditor di KKP sebagian besar tergolong dalam usia produktif. Dilihat dari jenis
kelamin responden, auditor didominasi oleh laki-laki dengan perbandingan 3:1. Jumlah auditor laki-laki
sebanyak 23 orang (74,19%). Tingkat pendidikan responden auditor cukup tinggi. Responden didominasi
oleh lulusan S1 dengan jumlah 19 orang (61,29%). Latar belakang pendidikan auditor didominasi oleh
non akuntansi sebanyak 25 orang (85,42%) dan akuntansi sebanyak 6 orang (19,35%).

B. Evaluasi Model

Tahap analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi warpPLS. Pengujian outer
model dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Evaluasi outer model berupa uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji validasi konvergen dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan factor loading pada
model penelitian Rule of Thumb (> 0,7) dan nilai parameter AVE lebih besar dari 0,5 serta nilai
communality lebih besar dari 0,5. Jika factor loading antara 0,5 - 0,7, maka peneliti tidak boleh
menghapus indikator yang memiliki nilai loading tersebut selama nilai AVE dan komunalitas indikator
tersebut > 0,5 (Hartono, 2011). Berikut ini adalah hasil uji validasi konvergen yang disajikan.

Tabel 1 Uji validasi konvergen


Indikator Memuat P Value Kesimpulan AVE Kesimpulan
Faktor
Hubungan HA1 0.837 <0.001 Valid
antara Auditor HA2 0.909 Valid
Internal dan <0.001
Auditor Eksternal HA3 0.839 <0.001 Valid 0.643 Valid
HA5 0.759 <0.001 Valid
HA7 0.504 <0.001 Valid
HA9 0.893 <0.001 Valid
Kemandirian IO2 0.84 <0.001 Valid
organisasi IO3 0.93 <0.001 Valid 0.682 Valid
IO4 0.689 <0.001 Valid
Audit AP1 0.903 <0.001 Valid 0.703 Valid

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
7
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Indikator Memuat P Value Kesimpulan AVE Kesimpulan


Faktor
Profesionalisme AP2 0.798 <0.001 Valid
AP3 0.89 <0.001 Valid
AP4 0.89 <0.001 Valid
AP5 0.693 <0.001 Valid
Persepsi Auditee PA1 0.917 <0.001 Valid
PA2 0.858 <0.001 Valid 0.727 Valid
PA3 0.903 <0.001 Valid
PA4 0.718 <0.001 Valid
Manajemen M Valid
Dukungan 1 <0.001 1 Valid
Efektivitas Y1 0.948 <0.001 Valid
Audit Internal Y2 0.86 <0.001 Valid 0.804 Valid
Y3 0.88 <0.001 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2018

Tabel 2 Uji validasi diskriminan


HA IO AP PA DM AMDA Informasi
L
HA.1 0.837 -0.147 -0.194 -0.098 0.149 0.311 Valid
HA.2 0.909 0.077 0.015 -0.157 -0.132 0.158 Valid
HA.3 0.839 -0.075 0.136 -0.05 0.264 0.223 Valid
HA.5 0.759 0.127 -0.19 0.204 -0.132 -0.428 Valid
HA.7 0.504 -0.015 -0.161 0.204 -0.077 -0.423 Valid
HA.9 0.893 0.03 0.29 0.011 -0.097 -0.059 Valid
IO.2 0.044 0.84 0.344 0.179 -0.212 -0.464 Valid
IO.3 0.084 0.93 -0.127 -0.051 -0.086 0.181 Valid
IO.4 -0.167 0.689 -0.248 -0.149 0.375 0.322 Valid
AP.1 -0.186 -0.111 0.903 -0.049 0.052 0 Valid
AP.2 0.006 -0.17 0.798 0.057 0.018 0.484 Valid
AP.3 -0.268 -0.226 0.89 0.014 0.125 0.062 Valid
AP.4 0.087 0.249 0.89 -0.222 -0.096 0.144 Valid
AP.5 0.468 0.311 0.693 0.265 -0.126 -0.821 Valid
PA.1 -0.303 -0.16 -0.11 0.917 -0.061 0.524 Valid
PA.2 0.018 -0.352 -0.15 0.858 0.092 -0.017 Valid
PA.3 -0.128 -0.12 0.035 0.903 0.081 0.233 Valid
PA.4 0.527 0.777 0.278 0.718 -0.133 -0.942 Valid
M 0 0 0 0 1 0 Valid
Y1 -0.249 -0.234 -0.17 0.1 0.078 0.948 Valid
Y2 0.491 0.245 -0.084 0.057 -0.067 0.86 Valid
Y3 -0.212 0.013 0.266 -0.164 -0.018 0.88 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2018

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
8
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Proses selanjutnya adalah uji validasi diskriminan dengan melihat nilai loading dan cross loading
untuk memvalidasi setiap indikator. Metode untuk melihat uji validasi diskriminan untuk semua indikator
adalah dengan membandingkan akar dari Average Variance Extracted (AVE) untuk setiap konstruk
dengan korelasi antar konstruk dalam model. Hasil uji validasi diskriminan yang diperoleh ditunjukkan
pada Tabel 2

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa semua indikator telah lolos uji validasi diskriminan.
Setiap indikator nilai loadingnya lebih besar dari nilai cross loading. Selain itu, berdasarkan tabel 3, akar
diagonal utama pad AVE lebih besar dari korelasi variabel yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut,
maka seluruh kuesioner dalam variabel yang terdiri dari beberapa indikator telah lolos uji validasi
diskriminan.

Tabel 3 Perbandingan akar AVE dan koefisien korelasi


Variabel HA IO AP PA DM EAI Informasi
HA 0.802 0.07 0.658 0.464 0.365 0.753 Valid
IO 0.070 0.826 0.202 0.195 0.348 0.417 Valid
AP 0.658 0.202 0.839 0.397 0.348 0.708 Valid
PA 0.464 0.195 0.397 0.853 0.466 0.635 Valid
DM 0.365 0.348 0.348 0.466 1 0.476 Valid
EAI 0.753 0.417 0.708 0.635 0.476 0.897 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2018

Parameter yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah croncbach alpha dan composite reliability.
Kriteria yang dapat digunakan dalam mengukur reliabilitas adalah nilai croncbach alpha dan composite
reliability di atas 0,7 (Solihin dan Ratmono, 2013:125). Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas.

Tabel 4 Uji Reliabilitas


Variabel HA IO AP PA DM EAI Informasi
Alfa Cronbach
koefisien 0.882 0.759 0.892 0.872 1.00 0.88 Dapat
diandalkan
Keandalan komposit
koefisien 0.913 0.864 0.922 0.914 1.00 0.925 Dapat
diandalkan
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa nilai composite lebih besar dari 0,7 dan nilai cronbach
lebih besar dari 0,7. Dengan demikian, berdasarkan nilai croncbach alpha dan composite reliability dapat
dinyatakan bahwa seluruh item kuesioner adalah reliabel.

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Pengujian model struktural dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi (R-Square) yang
merupakan uji goodness fit model. Nilai R2 dan Q2 dapat dilihat pada Tabel 5.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
9
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Tabel 5 Nilai R2 dan Q2


R2 Q2
Membangun
Efektivitas Audit Internal 0,78 0.895
Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa nilai R2 konstruk efektivitas audit internal adalah sebesar
0,781. Hal ini berarti efektivitas audit internal (EIA) dapat dijelaskan oleh hubungan auditor internal dan
auditor eksternal, independensi organisasi, profesionalisme audit, persepsi auditee, dan dukungan
manajemen model yang dibangun sebesar 78,1% dan sisanya sebesar 21,9% dipengaruhi oleh variabel
lain di luar model.

Selanjutnya dilakukan pengujian inner model untuk mengetahui kelayakan model penelitian yang
dibuat dengan menggunakan Q squared. Q squared digunakan untuk menilai validitas prediktif atau
relevansi seperangkat variabel laten prediktor terhadap variabel kriteria. Model yang memiliki validitas
harus memiliki nilai Q-Squared > 0. Hasil estimasi model menunjukkan validitas prediktif yang baik,
yaitu sebesar 0,895 karena berada di atas nol. Langkah terakhir dalam pengujian inner model adalah
menggambarkan model pengujian yang dihasilkan pada Gambar 1.

Gbr. 1 Hipotesis Pengujian Model Struktural

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan metode persamaan struktural


melalui pendekatan PLS, yaitu dengan melihat koefisien jalur. Signifikansi koefisien jalur pada model
digunakan untuk menguji hipotesis dalam mencari pengaruh variabel independen (eksogen) dan variabel
moderating terhadap variabel dependen (endogen). Oleh karena itu, kesimpulan apakah hipotesis
penelitian diterima atau ditolak melalui nilai P-value adalah jika nilai P-value pada jalur yang diuji < 0,05
(α = 5%), maka hipotesis penelitian diterima. Hasil pengujian hipotesis disajikan pada Tabel 6.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Tabel 6 Hasil pengujian hipotesis


Pengaruh antara laten jalur
H P-Value Kesimpulan
variabel koefisien
HA --> EAI H1 0.375 0.009 Diterima
IO --> EAI H2 0.321 0.023 Diterima
AP --> EAI H3 0.183 0.137 Ditolak
PA --> EAI H4 0.316 0.025 Diterima
DM * HA --> EAI H5a 0.179 0.143 Ditolak
DM * IO --> EAI H5b 0.031 0.43 Ditolak
DM*AP --> EAI H5c 0.023 0.45 Ditolak
DM * PA --> EAI H5d -0.095 0.291 Ditolak
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwa:

Hipotesis 1 (H1 ) yang dirumuskan adalah hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal
berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal. Hasil uji hipotesis menunjukkan hubungan antara
auditor internal dengan auditor eksternal menghasilkan koefisien jalur sebesar 0,375 dengan p-value
sebesar 0,009. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal
berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal. Sejalan dengan hal tersebut, maka hipotesis 1
diterima.

Hipotesis 2 (H2 ) yang dirumuskan adalah independensi organisasi berpengaruh positif terhadap
efektivitas audit internal. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel independensi organisasi
menghasilkan koefisien jalur sebesar 0,321 dengan p-value sebesar 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa
independensi organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal. Sejalan dengan hal
tersebut, maka hipotesis 2 diterima.

Hipotesis 3 (H3 ) yang dirumuskan adalah profesionalisme audit berpengaruh positif terhadap
efektivitas audit internal. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel profesionalisme audit
menghasilkan koefisien jalur sebesar 0,183 dengan p-value sebesar 0,137. Hal ini menunjukkan bahwa
profesionalisme audit tidak berpengaruh terhadap efektivitas audit internal. Sesuai dengan hal tersebut,
maka hipotesis 3 ditolak.

Hipotesis 4 (H3 ) yang dirumuskan adalah persepsi auditee berpengaruh positif t e r h a d a p


efektivitas audit internal. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel persepsi auditee menghasilkan
koefisien jalur sebesar 0,316 dengan p-value sebesar 0,025. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi auditee
berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal. Sejalan dengan hal tersebut, maka hipotesis 4
diterima.

Hipotesis 5 (H5a ) yang dirumuskan adalah dukungan manajemen puncak memoderasi secara
positif pengaruh hubungan auditor internal dan auditor eksternal terhadap efektivitas audit internal. Hasil
uji hipotesis menunjukkan variabel interaksi dukungan manajemen dengan hubungan auditor internal dan
auditor eksternal terhadap efektivitas audit internal menghasilkan koefisien jalur sebesar 0,179 dengan p-
value sebesar 0,143. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi dukungan manajemen dengan hubungan antara
auditor internal dan auditor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas audit internal.
Sejalan dengan hal tersebut, maka hipotesis 5a ditolak.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Hipotesis 5 (H5b ) yang dirumuskan adalah dukungan manajemen puncak memoderasi secara
positif pengaruh independensi organisasi terhadap efektivitas audit internal. Hasil uji hipotesis
menunjukkan variabel interaksi dukungan manajemen dengan independensi organisasi terhadap
efektivitas audit internal menghasilkan koefisien jalur sebesar 0,031 dengan p-value sebesar 0,43. Hal ini
menunjukkan bahwa interaksi dukungan manajemen dengan independensi organisasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas audit internal. Sejalan dengan hal tersebut, maka hipotesis 5b ditolak.

Hipotesis 5 (H5c ) yang dirumuskan adalah dukungan manajemen puncak memoderasi secara
positif pengaruh profesionalisme audit terhadap efektivitas audit internal. Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa variabel interaksi dukungan manajemen dengan profesionalisme audit terhadap efektivitas audit
internal menghasilkan koefisien jalur sebesar 0,023 dengan p-value sebesar 0,45. Hal ini menunjukkan
bahwa interaksi dukungan manajemen dengan profesionalisme audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas audit internal. Sejalan dengan hal tersebut, maka hipotesis 5c ditolak.

Hipotesis 5 (H5d ) yang dirumuskan adalah dukungan manajemen puncak memoderasi secara
positif pengaruh persepsi auditee terhadap efektivitas audit internal. Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa variabel interaksi dukungan manajemen dengan persepsi auditee terhadap efektivitas audit internal
menghasilkan koefisien jalur sebesar -0,095 dengan p-value sebesar 0,291. Hal ini menunjukkan bahwa
interaksi dukungan manajemen dengan persepsi auditee tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas
audit internal. Sejalan dengan hal tersebut, maka dinyatakan bahwa hipotesis 5d ditolak. Angka negatif
pada koefisien jalur menjelaskan pengaruh yang terjadi adalah pengaruh negatif, yaitu interaksi dukungan
manajemen dengan persepsi auditee berpengaruh negatif terhadap efektivitas audit internal.

Diskusi
A. Pengaruh Hubungan Auditor Internal dan Auditor Eksternal terhadap Efektivitas Audit
Internal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang dirumuskan bahwa hubungan
auditor internal dengan auditor eksternal berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Alzeban dan Gwilliam (2014) yang menunjukkan bahwa
hubungan auditor internal dan eksternal memberikan kontribusi terhadap efektivitas audit internal. Hal
yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Badara dan Saidin (2014) meyakini bahwa terdapat hubungan
positif antara auditor internal dan eksternal terhadap efektivitas audit internal.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori Kontinjensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa
segala sesuatu tergantung pada hal lain, dan agar organisasi menjadi efektif, maka harus ada "kesesuaian"
antara desain dan berbagai faktor kontinjensi. Hubungan antara auditor internal dan eksternal dapat
meningkatkan efektivitas audit internal tergantung pada kondisi tertentu termasuk faktor internal
yaitu kemampuan auditor internal dalam membangun hubungan dengan auditor eksternal dan faktor
eksternal yaitu ketertarikan auditor eksternal terhadap auditor internal. Hubungan timbal balik dan
ketergantungan satu sama lain akan menarik kedua belah pihak untuk bekerja sama guna meminimalisir
kesalahan yang berulang dan duplikasi pekerjaan audit.

B. Pengaruh Independensi Organisasi terhadap Efektivitas Audit Internal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang dirumuskan bahwa independensi
organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal dapat diterima. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Cohen dan Sayag (2010) yang membuktikan bahwa independensi organisasi
berpengaruh terhadap efektivitas audit internal. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Badaruddin dkk. (2014), Alzeban dan Gwilliam (2014), Badara (2015), Saleh (2015), Tackie dkk. (2016),
Arles dkk. (2017) yang menemukan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
internal.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori Kontijensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa segala
sesuatu tergantung pada hal lain, dan agar organisasi menjadi efektif, harus ada "kesesuaian" antara
desain dengan berbagai faktor kontijensi. Independensi Organisasi dapat meningkatkan efektivitas audit
internal tergantung pada kondisi tertentu diantaranya faktor internal, konflik kepentingan, dan faktor
eksternal, tidak adanya intervensi dari auditee.

C. Pengaruh Profesionalisme Audit terhadap Efektivitas Audit Internal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang dirumuskan bahwa
profesionalisme audit berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal ditolak. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Tackie (2016) yang membuktikan bahwa profesionalisme audit
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas audit internal. Hasil pengujian hipotesis ketiga relevan dengan
penelitian Arena dan Azone (2009), Cohen dan Sayag (2010), Mahmudah dan Riyanto (2016) yang
membuktikan bahwa profesionalisme audit tidak berpengaruh terhadap efektivitas audit. Hipotesis ini
tidak didukung. Hal ini diasumsikan bahwa profesionalisme audit masih terbatas pada fungsi audit
sebagai pelayan manajemen dan organisasi yang lebih mengutamakan kepatuhan daripada meningkatkan
nilai organisasi dan mempengaruhi efektivitas audit dengan memberikan jasa audit yang berkualitas,
penambah nilai, dan evaluasi auditee.

Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori Kontijensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa
segala sesuatu tergantung pada hal-hal lain, dan agar organisasi menjadi efektif, harus ada "kesesuaian
(goodness of fit) antara desain dan berbagai faktor kontinjensi. Adanya campur tangan dari organisasi
audit berupa pendidikan, pelatihan, dan penugasan tidak mampu membawa dampak peningkatan
profesionalisme audit untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam meningkatkan efektivitas audit
internal.

Jika dikaitkan dengan demografi responden yang ada, mayoritas auditor internal bukan berasal
dari latar belakang pendidikan akuntansi. Setyaningrum (2012) berpendapat bahwa latar belakang
pendidikan akuntansi merupakan suatu keharusan bagi pemeriksa laporan keuangan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang dimiliki, maka pengetahuan akuntansi yang dimiliki akan semakin komprehensif.
Hasil penelitian Syamsidah (2014) menemukan bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh positif
terhadap kualitas audit. Penelitian ini memperkuat hasil penelitian Fergurson dkk. (2000) yang
menyatakan bahwa perolehan pengetahuan melalui pendidikan formal dengan yang diperoleh dari
pengalaman kerja tidak sepenuhnya dapat dipertukarkan. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh
auditor internal dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan kegiatan audit dan
memberikan rekomendasi yang berguna untuk memberikan nilai tambah bagi organisasi.

D. Pengaruh Persepsi Auditee terhadap Efektivitas Audit Internal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis keempat yang dirumuskan bahwa persepsi
auditee berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Putra (2017) yang membuktikan bahwa persepsi auditee berpengaruh terhadap efektivitas audit
internal. Hasil penelitian yang relevan dari Flesher dan Zanzig (2000) menunjukkan bahwa persepsi
auditee yang baik terhadap kegiatan audit internal akan meningkatkan efektivitas audit internal.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori Kontingensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa
segala sesuatu bergantung pada hal lain, dan agar organisasi menjadi efektif, harus ada "kesesuaian"

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

antara desain dan berbagai faktor kontinjensi. Persepsi positif dari auditee akan meningkatkan efektivitas
audit. Persepsi positif ini terjadi ketika auditor internal dianggap melakukan kegiatan audit untuk membantu
organisasi dalam mencapai tujuannya, bukan berorientasi pada pencarian kesalahan. Dengan adanya
persepsi positif dari auditee, maka auditor dapat melaksanakan tugas auditnya secara optimal untuk
menjalankan tanggung jawab tugasnya.

E. Dukungan Manajemen Memoderasi Pengaruh Hubungan Auditor Internal dan Auditor


Eksternal, Independensi Organisasi, Profesionalisme Audit, dan Persepsi Auditee
terhadap Efektivitas Audit Internal

Hipotesis 5a yang dirumuskan bahwa dukungan manajemen memoderasi secara positif pengaruh
hubungan auditor internal dan auditor eksternal terhadap efektivitas audit internal ditolak. Hal ini berarti
dukungan manajemen tidak mampu memoderasi hubungan auditor internal dan auditor eksternal terhadap
efektivitas audit internal. Hasil penelitian ini tidak mendukung temuan Fawzia (2010) yang membuktikan
bahwa kolaborasi auditor internal dengan auditor eksternal yang didukung oleh promosi dari manajemen
dan komite audit akan meningkatkan efektivitas audit dan pengawasan.

Hal ini terkait dengan teori kontinjensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa segala sesuatu
tergantung pada hal lain, dan agar organisasi menjadi efektif, harus ada "kesesuaian" antara desain dan
berbagai faktor kontinjensi. Teori tersebut menjelaskan bahwa efektivitas audit internal akan meningkat
dalam suatu kondisi tertentu jika ada dukungan manajemen. Adanya dukungan manajemen yang dapat
memperkuat dan memperlemah hubungan antara audit internal dan eksternal terhadap efektivitas audit
internal tidak terbukti.

Hipotesis 5b yang dirumuskan bahwa dukungan manajemen memoderasi secara positif pengaruh
independensi organisasi terhadap efektivitas audit internal ditolak. Hal ini berarti dukungan manajemen
tidak mampu memoderasi independensi organisasi terhadap efektivitas audit internal. Hasil penelitian ini
tidak mendukung pendapat Van Peursem (2005) yang menyimpulkan bahwa dukungan manajemen yang
diberikan dalam bentuk independensi organisasi merupakan karakteristik yang dominan terhadap
keberhasilan program audit. Dukungan manajemen terhadap independensi organisasi akan meningkatkan
efektivitas audit. Dukungan manajemen ini sangat penting untuk memberikan keleluasaan bagi audit
internal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya tanpa intervensi dan memberikan rekomendasi
yang berarti bagi organisasi yang diaudit.

Hal ini terkait dengan teori kontinjensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa segala sesuatu
tergantung pada hal lain, dan agar organisasi menjadi efektif, harus ada "kesesuaian yang baik" antara
desain dan berbagai faktor kontinjensi. Dukungan manajemen yang dapat memperkuat atau memperlemah
independensi organisasi terhadap efektivitas audit internal tidak terbukti.

Hipotesis 5c yang merumuskan bahwa dukungan manajemen memoderasi secara positif pengaruh
profesionalisme audit terhadap efektivitas audit internal ditolak. Hal ini berarti dukungan manajemen
tidak mampu memoderasi profesionalisme audit terhadap efektivitas audit internal. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Endaya dan Hanefa (2016) yang menyimpulkan bahwa hubungan
karakteristik auditor internal terhadap efektivitas audit internal dimoderasi oleh dukungan manajemen.
Hubungan karakteristik auditor internal dengan efektivitas audit internal bergantung pada dukungan
manajemen. Karakteristik Auditor Internal mengacu pada atribut yang harus dimiliki oleh setiap auditor
internal yaitu objektivitas, komunikasi yang efektif, kemahiran dan kecermatan profesional, serta
pelatihan dan pengembangan (Endaya dan Hanefah, 2013).

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Hal ini terkait dengan teori kontinjensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa segala sesuatu
tergantung pada hal-hal lain, dan agar suatu organisasi menjadi efektif, harus ada "kesesuaian yang baik"
antara desain dan berbagai faktor kontinjensi. Dukungan manajemen yang dapat memperkuat atau
memperlemah profesionalisme audit terhadap efektivitas audit internal tidak terbukti

Hipotesis 5c yang merumuskan bahwa dukungan manajemen memoderasi secara positif pengaruh
persepsi auditee terhadap efektivitas audit internal ditolak. Hal ini berarti dukungan manajemen tidak
mampu memoderasi persepsi auditee terhadap efektivitas audit internal. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Cohen dan Sayag (2010) yang menyatakan bahwa dukungan manajemen yang
diberikan kepada karyawan pada semua tingkatan terkait pentingnya fungsi audit internal akan berdampak
pada peningkatan kerjasama auditee dan mendukung proses audit. Keberadaan dukungan manajemen
dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh moderasi terhadap hubungan antara persepsi auditee
dengan efektivitas audit internal. Hal ini sama dengan hasil penelitian Mihret dan Yismau (2007) yang
menemukan bahwa tidak adanya dukungan manajemen berpengaruh negatif terhadap fungsi audit internal
dengan menciptakan sikap yang buruk terhadap fungsi tersebut oleh auditee.

Hal ini terkait dengan teori kontinjensi yang dikembangkan oleh Daft bahwa segala sesuatu
tergantung pada hal-hal lain, dan agar organisasi menjadi efektif, harus ada "kesesuaian" antara desain
dan berbagai faktor kontinjensi. Dukungan manajemen yang dapat memperkuat atau memperlemah
persepsi auditee terhadap efektivitas audit internal tidak terbukti.

Idealnya, dukungan manajemen dapat meningkatkan efektivitas audit internal yang telah
dibuktikan dalam penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, dukungan manajemen tidak memberikan
efek moderasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh dukungan manajemen yang bersifat netral. Menurut
Tugiman (2000:173), dukungan manajemen terhadap fungsi pengawasan dapat bersifat positif, negatif,
dan netral. Dukungan positif dan negatif dapat bersifat kuat dan lemah. Dukungan manajemen bersifat
netral. Dapat diartikan bahwa dukungan yang diberikan bersifat umum dan standarnya sebatas aturan dan
belum sampai pada komitmen manajemen yang tinggi.

Jika dilihat dari sisi auditor, menurut Angel dan Perry (1981), komitmen organisasi yang kuat akan
mendorong individu untuk berusaha lebih keras dalam mencapai tujuan organisasi. Relevan dengan
pendapat tersebut, dapat diasumsikan bahwa komitmen organisasi auditor masih rendah sehingga segala
bentuk dukungan yang diberikan oleh pihak manajemen tidak mampu meningkatkan kinerjanya dalam
menjalankan aktivitasnya. Dikaitkan dengan data responden pada tabel 1, dapat dilihat bahwa hubungan
antara jumlah auditor berdasarkan latar belakang pendidikan akuntansi dengan yang berlatar belakang
pendidikan non-akuntansi diduga karena adanya sikap netral dari pihak manajemen dalam memperkuat
fungsi audit internal. Manajemen tidak memiliki komitmen yang tinggi dalam merekrut auditor yang
berlatar belakang pendidikan akuntansi.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektivitas audit internal dipengaruhi oleh hubungan
auditor internal dan auditor eksternal, independensi organisasi, dan persepsi auditee. Hubungan auditor
internal dengan auditor eksternal, independensi organisasi, dan persepsi auditee untuk meningkatkan
efektivitas audit internal tergantung pada kondisi tertentu, yaitu adanya saling ketergantungan
kepentingan antara auditor internal dengan auditor eksternal sehingga dapat meningkatkan hubungan yang
baik, tidak adanya intervensi dari auditee atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, serta adanya
persepsi positif dari auditee yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dari auditor dalam melakukan
kegiatan audit dan memberikan rekomendasi yang dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Temuan lainnya adalah bahwa profesionalisme audit tidak dapat mempengaruhi efektivitas audit
internal. Campur tangan dari organisasi audit untuk meningkatkan efektivitas audit dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan serta penugasan audit kepada auditor tidak memberikan dampak terhadap
peningkatan efektivitas audit internal. Selain itu adanya latar belakang pendidikan auditor yang berbeda-
beda memungkinkan profesionalisme audit tidak dapat mempengaruhi efektivitas audit internal.

Dukungan manajemen tidak mampu memoderasi hubungan antara variabel independen dengan
efektivitas audit internal. Dukungan manajemen dalam penelitian ini bersifat netral. Hal ini belum
mencapai komitmen manajemen yang tinggi.

Hasil penelitian ini memberikan kontribusi tambahan terhadap teori kontinjensi dalam
meningkatkan efektivitas audit internal. Teori kontinjensi dapat diterapkan pada variabel hubungan
auditor internal dan auditor eksternal, independensi organisasi, dan persepsi auditee, namun tidak dapat
diterapkan pada profesionalisme audit, serta tidak dapat membuktikan dukungan manajemen sebagai
variabel moderasi.

Peneliti menyadari bahwa terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Beberapa
keterbatasan tersebut antara lain: 1) jawaban kuesioner pada responden auditor tidak sesuai dengan yang
diharapkan; 2) objek penelitian terbatas pada KKP sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan pada unit kerja lain seperti Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan
keterbatasan peneliti, maka saran peneliti untuk penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa
hal sebagai berikut: 1) Menambah jumlah sampel agar tingkat generalisasinya dapat lebih tinggi; 2)
Melakukan penelitian dengan objek sejenis pada organisasi yang lebih besar dan melibatkan auditor
eksternal; 3) Mempertimbangkan teknik wawancara terhadap manajemen untuk menggali efektivitas studi
audit internal; 4) Serta mengembangkan penelitian dengan menambahkan variabel komitmen organisasi.

Hasil penelitian ini memberikan implementasi praktis bagi semua pihak yang terlibat dalam
peningkatan efektivitas audit internal di lingkungan KKP. Masing-masing dengan tugas dan fungsinya
dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan efektivitas audit internal untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Pimpinan KKP sebagai penentu kebijakan dan pihak yang
berkepentingan terhadap peningkatan tujuan dan kinerja organisasi perlu merumuskan dan
mempertimbangkan suatu kebijakan baru yang dapat mengoptimalkan peran auditor dan auditi serta
pihak-pihak lain, terutama peran auditor sebagai konsultan dan katalisator yang dapat mengidentifikasi
risiko dan memberikan saran-saran perbaikan kepada pimpinan KKP.

Ucapan terima kasih


Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Inspektorat Jenderal
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini dan terima kasih
kepada Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan dukungan penuh dalam
pendanaan penelitian ini hingga terbit.

Referensi

AAIPI. (2014). Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia.

Alzeban, A., & Gwilliam, D. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal:
Sebuah Survei terhadap Sektor Publik Arab Saudi. Jurnal Akuntansi, Auditing dan Perpajakan
Internasional, 23(2): 74-86.

Angel, H. L. dan Perry, J. L. (1981). Penilaian Empiris terhadap Komitmen Organisasi dan Efektivitas
Organisasi. Administrative Science Quarterly, 15(4): 1-14.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Arena, M., & Azzone, G. (2009). Mengidentifikasi Faktor Pendorong Efektivitas Audit Internal
Organisasi. International Journal of Auditing, 13(1): 43-60.

Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S. (2011). Auditing dan Pelayanan Verifikasi: Pendekatan
Terpadu, alih bahasa oleh Tim Dejakarta, edisi kesembilan, Jakarta: Indeks.

Arles, L., & Anugrah, R. (2017). Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal:
Peran Penting Dukungan Manajemen. Jurnal Akuntansi (Media Riset Akuntansi & Keuangan), 5(2):
125-133.

Askary, S. (2006). Profesionalisme Akuntansi-Sebuah Perspektif Budaya Negara Berkembang.


Managerial Auditing Journal, 21(1): 102-111.

Asrori, M. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2018). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun
2017. www.bpk.go.id/ihps/. Diakses pada 05 Maret 2018.

Badara, M. A. S., dan Saidin, S. Z. (2014). Bukti Empiris Anteseden Efektivitas Audit Internal dari
Perspektif Nigeria. Middle-East Journal of Scientific Research, 19(4): 460-469.

---------------. (2015). Elemen Penting yang Berhubungan dengan Efektivitas Audit Internal: Persepsi
Auditor Internal di Negara Bagian Bauchi. Nigerian Journal of Management Technology &
Development, 6(1): 79-86.

Budiaji, W. (2013). Skala Pengukuran dan Jumlah Respon skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian Dan
Perikanan, 2(2): 127-133.

Cohen, A., & Sayag, G. (2010). Efektivitas Audit Internal: Pemeriksaan Empiris atas Faktor Penentunya
di Organisasi Israel. Australian Accounting Review, 20(3): 296-307.

Daft, R. L. (2015). Teori dan Desain Organisasi. Boston: Cengage Learning.

Endaya, K. A., & Hanefah, M. M. (2013). Efektivitas Audit Internal: Sebuah Proposisi Pendekatan untuk
Mengembangkan Kerangka Teori. Jurnal Riset Keuangan dan Akuntansi, 4(10): 92-102.

---------------. (2016). Karakteristik Auditor Internal, Efektivitas Audit Internal, dan Efek Moderasi
Manajemen Senior. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Administrasi, 32(2): 160-176.

Ferguson, C. B., Richardson, G. D., & Wines, G. (2000). Pendidikan dan Pelatihan Audit: Pengaruh Studi
Formal dan Pengalaman Kerja. Cakrawala Akuntansi, 14(2): 137-167.

Flesher, D. L., & Zanzig, J. S. (2000). Akuntan Manajemen Mengungkapkan Keinginan untuk Perubahan
dalam Fungsi Audit Internal. Managerial Auditing Journal, 15(7): 331-337.

George, D., Theofanis, K., & Konstantinos, A. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Efektivitas Audit Internal: Bukti dari Yunani. Jurnal Akuntansi dan Perpajakan, 7(7): 113-122.

Gramling, A. A., Maletta, M. J., Schneider, A., & Church, B. K. (2004). Peran Fungsi Audit Internal
dalam Tata Kelola Perusahaan: Sebuah Sintesis dari Literatur Audit Internal yang Masih Ada dan Arah
untuk Penelitian di Masa Depan. Jurnal Literatur Akuntansi, 23: 194.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Hailemariam, S. (2014). Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal di Sektor Publik, Studi Kasus di
Kantor Sektor Publik Ethiopia Terpilih. Doktoral (Disertasi, Jimma University).

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman.
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Kandelousi, N. S. (2011). Faktor Kunci Keberhasilan untuk Mengelola Proyek. Akademi Ilmu
Pengetahuan, Teknik dan Teknologi Dunia, Jurnal Internasional Sosial, Perilaku, Pendidikan, Ekonomi,
Bisnis dan Teknik Industri, 5(11): 1541-1545.

Karagiorgos, T., Drogalas, G., & Giovanis, N. (2011). Evaluasi Efektivitas Audit Internal pada Bisnis
Perhotelan di Yunani. Jurnal Internasional Ilmu Ekonomi dan Riset Terapan, 4(1): 19-34.

Keuangan, B. P. (2007). Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Mahmudah, H. dan Riyanto. (2016). Keefektifan Audit Internal Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi
Universitas Tarumanagara, 20(1).

Mihret, D. G., dan Wondim Yismaw, A. (2007). Efektivitas Audit Internal: Sebuah Studi Kasus Sektor
Publik di Ethiopia. Managerial Auditing Journal, 22(5): 470-484.

Putra, A. Y. K. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal Pada Kementerian
Keuangan. Tesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Ratmono, D., & Solihin, M. (2013). Analisis SEM PLS dengan WrapPLS 3.0 untuk hubungan nonlinier
dalam Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Santoso, B. W. (2016). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Efektivitas Audit Internal (Studi
Empiris Pada Inspektorat dan SKPD di Kota dan Kabupaten Magelang).

Sarens, G. (2009). Penelitian Audit Internal: Kemana Kita Akan Melangkah? Editorial. International
Journal of Auditing, 13(1): 1-7.

Shohihah, I., Djamhuri, A., & Purwanti, L. (2018). Determinan Efektivitas Audit Internal dan
Implikasinya Terhadap Pencegahan Korupsi di Kementerian Agama. WACANA, Jurnal Sosial dan
Humaniora, 21(1).

Staehr, L. (2010). Memahami Peran Badan Manajerial Dalam Mencapai Manfaat Bisnis Dari Sistem Erp.
Jurnal Sistem Informasi, 20(3): 213-238.

Tackie, G., Marfo-Yiadom, E., & Achina, S. O. (2016). Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dalam
Sistem Administrasi Pemerintah Daerah yang Terdesentralisasi. Jurnal Bisnis dan Manajemen
Internasional, 11(11): 184.

Tugiman. (2000). Pandangan Baru Internal Auditing, Edisi ke-4, Yogyakarta, Kanisius.

Van Peursem, K. A. (2005). Percakapan dengan Auditor Internal: Kekuatan Ambiguitas. Managerial
Auditing Journal, 20(5): 489-512. https://www.transparency.org/news/feature/corruption_perceptions
_index_2017. diakses pada tanggal 06 Maret 2018.

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1
Jurnal Internasional Pemahaman Multikultural dan Multireligius (IJMMU) Vol. 6, No. 1, Februari 2019

Hak Cipta

Hak cipta untuk artikel ini dipegang oleh penulis, dengan hak publikasi pertama diberikan kepada jurnal.

Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah syarat dan ketentuan lisensi Atribusi Creative
Commons (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).

Faktor Penentu Efektivitas Audit Internal dengan Dukungan Manajemen sebagai Variabel Pemoderasi
1

Anda mungkin juga menyukai