Anda di halaman 1dari 47

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Beban Atap


1. Data-data atap sebagai berikut :
a. Tinggi kuda-kuda = 15,12 m (lihat digambar)
b. Jarak antar kuda-kuda =3m (lihat digambar)
c. Panjang bentang kuda-kuda = 20,9 m (lihat gambar)
d. Berat penutup atap (alang- alang sintetis)= 3,42kg/lembar(Spesifikasi)
e. Jarak gording = 0,975 m (Gambar)
f. Berat plafon Gipsum = 7,1kg/m2(Spesifikasi)
g. Jumlah kuda-kuda = 3buah (lihat gambar)
h. Batang utama ( pipa black steel) = 5 kg/m (spesifikasi)
i. Berat gording, Truss taso 0,45 x 6 = 1,6 kg/m (spesifikasi)
j. Berat pengantung ( Besi Hollow) = 3 kg

Gambar 4.1 Gambar Kuda-Kuda

49
2. Perhitungan Panjang Batang Kuda-Kuda
a. Panjang batang bawah
B1=B2=B4=B5
B1= 3,5 m
B3=B6=6,9 m
b. Panjang batang atas

A1=A2=A9=A10 = D1 = D2
B1 3 ,5
A1= = =4 ,07 m
cos 30 ° 0 , 85
c. Panjang batang vertical

B1
A1 √
C 1=C 4= = A 12−B 12

= √ 4 ,07 2−3 , 52
50
= √ 4,3149

¿ 2,077 m

C2 = C3 =
B3 6,9
a= = =8 , 02
cos 30 ° O , 86
B3
=√ a −B 3 ²
2
C3=
a

= √ 8 , 02 ²−6 ,9 ²

= √ 64 , 3−47 , 6

= 4,08 m

1/2 . B3 = 3,45

51
3 , 45 3 , 45
a = = = 11,89 m
cos 73 ° 0 ,29
a
A3 =
3
11, 89
=
3
A3 = 3,96 m
A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8

X = ⅓ x 3,96
X = 1,32 m
( x + x) = 2,64m

B7 = B6 – ( x + x )
= 6,9 – 2,64
= 4,26m

52
X = ⅓ x 3,6
= 1,32m
( x + x) = 2,64 m
B8 = B7 – ( x + x )
= 4,26– 2,64
= 1,62 m
Tabel 4.1 Rekapitulasi Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda
NO Nama Batang Panjang Panjang
Batang (m) Total (m)
1 B1=B2=B4=B5 3,5 14
2 B3= B6 6,9 13,8
3 A1=A2=A9=A10 = D1 = D2 4,07 24,42
4 C1= C4 2,077 4,154
5 C2 = C3 4,08 8,16
6 A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 3,96 23,76
7 B7 4,26 4,26
8 B8 1,62 1,62
9
Jumlah 94,174
Gambar 4.2 Penempatan nilai P

53
4.1.1 Pembebanan Akibat Beban Mati
a) Berat Penutup Atap
= Jarak kuda-kuda x BJ atap x Panjang sisi miring
= 3 m x 3,42kg ( Spesifikasi BJ Atap) x 40,04m
= 410,81kg/m3

Panjang bidang miring


Jumlah Gording = +1
Jarak gording
20 , 02
= 0,975 +1 = 20,5+ 1

= 21,5→ 22 batang
b) Berat Gording
= Jarak kuda-kuda x Jumlah gording x berat profil
= 3 m x 22 batang x 1,6kg
= 105,6kg/m3
c) Berat Plafon + Penggantung
= Panjang bentangan x jarak kuda-kuda x (berat plafon + berat
penggantung Besi hollow )
= 20,9m x 3m x ( 7,1 +3 kg (Spesifikasi berat pengantung besi hollow))
= 633,27kg/m2
d) Berat rangka Kuda-kuda
= Total panjang batang kuda-kuda x BJ rangka atap pipa black steel
=94,174m x 5 kg
= 470,87kg/m3
Jadi total beban mati adalah :
Tabel 4.2 Beban mati
No Beban Mati Berat (kg)
1 Berat penutup atap 410,81
2 Berat gording 105,6
3 Berat plafon + penggantung 633,27
4 Berat rangka kuda-kuda 470,87

54
Jumlah WD total 1620,55

Gaya yang bekerja pada setiap titik buhul yang dibutuhkan oleh beban mati
adalah :
1620 ,55 kg
P=
7
= 231,50 kg

Gambar 4.3 Beban Mati P


4.1.2 Perhitungan Beban Hidup
Di dalam PPIUG 1983 pasal 3.2 ayat 1, menyatakan “ Beban hidup pada atap
gedung yang dapat dicapai dan dibebani orang harus diambil minimum 100 kg/m2
bidang datar”. Artinya beban hidup yang bekerja pada atap gedung diambil 100 kg/m2
4.1.3 Pembebanan Akibat Beban Angin
Kecepatan angin yang diambil adalah V= 100 m/dtk, berdasarkan PPIUG 1983
sesuai pasal 4.2 ayat 3. P angin dihitung dengan rumus :
2
V
P=
16 kg /m
2
100
=
16 kg /m
= 625 kg/m
a. Koefisien muka angin (e)

55
Karena sudut ɑ<65˚ maka
= 0,02 x ɑ -0,4
= 0,02 x 39˚-0,4
= 0,38 kg/m (tekan)
b. Koefisien blakang angin
= -0,38 kg/m (isap)

c. Beban akibat angin kiri


Pw = P .e .x
= 625 x 0,38 x 1
= 237,5 kg (tekan )
d. Beban akibat angin kanan
Pw = P .e .x
= 625 x (-0,38) x 1
= -237,5 kg (isap )
e. Pembebanan akibat beban tak terduga
Menurut PPIUG 1993 beban tak terduga adalah manusia (1 orang) guna
perbaikan dan pemeliharaan. Beban tak terduga merupakan beban titik diambil P=
100 kg

No Beban Hidup Berat (kg)


1 Beban hidup 100
2 Beban angin (tekan) 237,5
3 Beban tak terduga 100
437,5 kg

Gaya yang bekerja pada setiap titik buhul yang dibutuhkan oleh beban hidup
adalah :

437 , 5 kg
P=
7
= 62,5 kg

56
Gambar 4.4 Beban Hidup P

4.1.4 Perhitungan Beban Gempa


Data-data Perencanaan Beban Gempa
Mutu Beton (fc) = 20 Mpa
Mutu baja ( fy) = 420 Mpa
Lokasi bangunan = Jln. R. W. Monginsidi, Kel. Kelapa Lima
Funsi bangunan = Kantor
Kondisi tanah = Tanah Keras
Tebal plat = 12 cm ( Dari gambar)
Ring balk = 30 x 40 ( Dari gambar)
Kolom = 35 x 35 ( Dari gambar)
Balok induk = 30 x 40 (Dari gambar)
Balok anak = 20 x 30 (Dari gambar)
Tinggi portal = 650 cm (Dari gambar)

57
Gambar 4.5 Denah Struktur

Gambar 4.6 Portal arah Y

Gambar 4.7 Portal arah X

4.1.4.1Menghitung Berat Bangunan Total


1. Berat Lantai 2
Beban Mati
- Berat Atap = Berat atap x jumlah kuda-kuda
=1620,55kg/m2 x 3

58
= 4861.65 kg
Ring Balk (30/40) = Panjangringbalk x Dimensi ringbalk x Berat beton bertulang
= 44,8 x (0,30 m x 0,40 m) x 2400 kg/m3
= 12902,4 kg
- Kolom (35/35) = Jumlah kolom x ½ tinggi kolom x Dimensi kolom x Berat
beton bertulang
= 10 x 1,50 x (0,35 m x 0,35 m) x 2400 kg/m3
= 4410 kg
- Dinding = Panjang Dinding x ½ tinggi dinding x Berat batako
= 44,8x 1,75 x 250 kg/m3
= 19600 kg

Wm2= 41774,05kg
Beban Hidup
- Qh atap = 100 kg/m2
- Koefisien reduksi(PPIUG 1983 Bab III. Tabel 3.3) = 0.3
Wh2 = 0.3 x (12 m x 10,40 m) x 100 kg/m2 = 3744 kg
Beban total lantai 2 = Wm2 + Wh2
= 41774,05kg/m3+3744 kg
= 45518,05 kg
2. Berat lantai 1
Beban Mati
- Plat = Luas plat x tebal plat x Berat beton bertulang
= (12m x 10,40m) 0,12 m x 2400 kg/m3
= 35942,4 kg
- Balok 30/50 = Panjang balok x Dimensi balok x Berat beton bertulang
= 77,6 m x (0,30 m x 0,40 m) x 2400 kg/m3
= 22348,8 kg
- Balok anak20/30= Panjang balok anak x Dimensi BA x Berat beton bertulang
= 24 m x (0,20 m x0,30 m) x 2400 kg/m3

59
= 3456 kg
- Kolom35/35 = Jumlah kolom x Tinggi kolom x Dimensi kolom x Berat
Beton bertulang
= 12 x 3,5 m (0,35 m x 0,35 m) x 2400 kg/m3
= 12348 kg
- Dinding = panjang dinding x tinggi dinding x Berat batako
= 44,8 x 3,5 x 250 kg/m3
= 39200 kg
- Plafond = 10,40m x 12 m x 7,1 kg/m2
= 886,08 kg
- Spesi = 10,40 x 12 m x 21 kg/m3
=2620,8 kg

Wm1 = 116802,08kg

Beban Hidup
- Qh Lantai = 250 kg/m2
- Koefisien reduksi(PPIUG Bab III. Tabel 3.3 ) = 0.3
Wh1 = 0.3 x (10,40 m x 12 m) x 250 kg/m2 = 9360 kg
Beban total lantai 1 = Wm1 +Wh1
== 116802,08kg/m2 + 9360 kg
= 126162,08 kg
Jadi berat total bangunan adalah :
Wt = W 1 + W2
=126162,08kg/m3 +45518,05 kg/m3
=171680,13kg
4.1.4.2 Waktu getar bangunan (T)
Waktu getar alami bangunan dapat dihitung dengan rumus empiris
Tx = Ty = 0,06 x H3/4
H = 3,5m + 3m= 6,5 m
Tx = Ty = 0,06 x ( 6,5 )3/4= 0 ,244detik¿ ζ . n=0 ,16 x 2=0 , 32 detik

60
(Memenuhi syarat) .
Koefisien gempa dasar

Gambar 4.8 Untuk Tx = Ty = 0,258, Wilayah Gempa 5 dan jenis tanah keras
diperoleh koefisien gempa dasar (C) = 0.70

4.1.4.3 Faktor keutamaan (I) dan faktor reduksi gempa (R)


Dari data diatas diperoleh I = 1.0 dan R= 8.5 untuk bangunan tempat pelayanan
yang menggunakan struktur rangka beton bertulang dengan daktilitas penuh.
( Sumber. SNI 03-1726-2002)

4.1.4.4 Gaya geser horizontal untuk akhibat gempa


C1 I
v= Wt
R
0 , 70 x1 , 0
= x 445048,85kg
8,5
= 36651,08kg 36,65 ton
4.1.4.5 Distribusi gaya geser horizontal total akhibat gempa ke sepanjang tinggi
gedung
Arah X Arah Y
H/A = 6,5/12 = 0,54< 3 H/A = 6,5/10,4 = 0,62< 3

61
Wi × Zi
Fix = ×V
ΣWi × Zi
Pada arah-x, lebar dari bangunan adalah B = 12 m dan tinggi dari bangunan H =
6,5 m. karena perbandingan antara tinggi dan lebar dari bangunan : H/B = 6,5/12=0,54<
3, maka seluruh beban gempa Vx, distribusikan menjadi beban-beban terpusat yang
bekerja dari setiap lantai tingkat di epanjang tinggi gedung.
Pada arah-y, lebar dari bangunan B= 10,4 m dan tinggi dari bangunan H= 6,5m.
karena perbandingan antara tinggi dan lebar bangunan : H/B= 6,5/10,4=0,62<3, maka
seluruh beban gempa Vy distribusikan menjadi beban-beban terpusat yang bekerja di
setiap lantai di sepanjaang tinggi bangunan,
Distribusi beban gempa di setiap lantai dari bangunan gedung pada arah-x dan
arah-y, bahwa pada arah x terdapat 3 buah portal dan arah y terdapat 4 buah portal.

Tabel 4.3 distribusi beban gempa di sepanjang tinggi bangunan

Untuk Tiap Portal


Wi . Zi Fix=Fiy
Lantai (i) Zi (m) Wi (t) 1/4Fi X 1/3 Fi Y
(tm) (t)
(t) (t)
2 6,5 45,51 295,815 14,70 3,68 4,9

1 3,5 126,16 441,56 21,94 5,49 7,31

Σ 737,38 36,64 9,16 12,21

62
Gambar 4.9 Portal arah X, sumbu As (A)

Gambar 4.10 Portal arah Y, sumbu As (2)


4.2 Perhitungan Beban Akibat Gaya Gravitasi

Gambar 4.11 Denah Bangunan

1. Perhitungan Beban Gravitasi Merata ‘Equivalen atau Portal Arah X, Kolom Tepi
L1 ( Bentangan I – IV )

63
a. Perhitungan q Equivalen (Bentangan 1-2)

64
Qeq1 =⅙ Lx3- Lx 2.Qu

Ly
= ⅙4 m 3- 12 .Qu
4
= 0,66 m { 3- (0,25)2 } . Qu
= 0,66 m x (3- 0,0625 ).Qu
= 0,66 x 2,9375 .Qu
= 1,93 m .Qu

Qeq 1 = ⅓ .LX.Qu
= ⅓ . 4 m.Qu
= 1,33 m .Qu

Jumlah Qeg 1= 1,93 + 1,33 = 3,26m . Qu

b. Perhitungan q equivalen (bentangan 2-3 = 3-4)


Qeq 2 = 1/3 .Qu . Lx

65
= 1/3 .Qu . 4m
= 1,33m . Qu

Karena trdapat dua distribusi jadi di kali 2


Qeq 2 = 1,33m x 2
= 2,66 m . Qu

c. Pembebanan merata pada lantai 2(Qeq 1 bentangan 1-2)


1. Beban Mati untuk tiap m’
Berat atap = berat atap tanpa plafon : panjang bentangan atap
= 410,81kg : 20,9m
= 19,65 kg/m
Ringbalk = dimensi ringbalk x berat jenis beton
= (0,30 m x 0,40 m) x 2400 kg/m2
= 288 kg/m
Kolom = dimensi kolom x berat jenis beton
= (0,35 m x 0,35 m) x 2400 kg/m2
= 294 kg/m
Plafon = (berat plafon+pengantung) xQeq 1
= ( 7,1 +3 ) x 3,26 m
= 32,926 kg/m
Dinding = (tinggi dinding – tinggi balokx berat dinding ½ bata
= (3m – 0,4m) x 250 kg/m2
= 650 kg/m
Total Qeq 1-2 = 1284,576 kg/m = 1,3 T/m

2. Beban hidup untuk tiap m2 (qh)


Beban hidup untuk atap menurut PPIUG 1983 adalah 100 kg/m2
qh atap = beban hidup atap x Qeq 1
= 100 kg/m2 x 3,26 m
= 326kg/m = 0.32 T/m

d. Pembebanan merata pada lantai 1 (Qeq 1 bentangan 1-2)


1. Beban Mati untuk tiap m’
Pelat = Tebal pelat x (Qeq 1) x BJ Beton bertulang
= 0,12m x (3,26m) x 2400 kg
= 938,88kg/m

66
Plafon = (Qeq 1) x (berat gipsum + rangka baja)
= (3,26m) x ( 7,1+3)
= 32,926 kg/m
Balok I = (Dimensi balok x BJ beton bertulang)
= ( 0,30m x 0,40m) x 2400 kg
= 288 kg/m
Kolom = dimensi kolom x berat jenis beton
= (0,35m x 0,35m) x 2400 kg
= 294 kg
Dinding = (Tinggi pas.Dinding – tinggi balok) x BJ Dinding)
= (3,5 m- 0,5 m) x 250 kg
= 750 kg/m
Spesi = ( Qeq 1) x BJ spesi
= (3,26m) x 21 kg
= 68,46 kg/m
Geranit = (Qeq 1) x BJ Geranit
= (3,26) x 30 kg
= 97,8 kg/m

Total Qeq 1-2 = 2470,06kg/m = 2,47 T/m

2. Beban Hidup
Qh Lantai = 250 kg/m2
Beban equivalen hidup = 250 kg/m2 x Leq 1
= 250 kg/m2 x 3,26 m
= 815 kg/m = 0,81 T/m

e. Pembebanan merata pada Lantai 2 (Qeq 2 bentangan 2-3 = 3-4)


1. Beban Mati untuk tiap m’
Berat atap = berat atap tanpa plafon : panjang bentangan atap
= 410,81kg : 20,9m
= 19,65 kg/m
Ringbalk = dimensi ringbalk x berat jenis beton
= (0,30 m x 0,40 m) x 2400 kg/m2
= 288 kg/m
Kolom = dimensi kolom x berat jenis beton
= (0,35 m x 0,35 m) x 2400 kg/m2
= 294 kg/m
Plafon = (berat plafon+pengantung) xQeq 2
= ( 7,1 +3 ) x 2,66 m
= 26,866 kg/m
67
Dinding = (tinggi dinding – tinggi balokx berat dinding ½ bata
= (3m – 0,4m) x 250 kg/m2
= 650 kg/m
Total Qeq (2-3 = 3-4) = 1278,5 kg/m = 1,8 T/m

2. Beban hidup untuk tiap m2 (qh)


Beban hidup untuk atap menurut PPIUG 1983 adalah 100 kg/m2
qh atap = beban hidup atap x Qeq 2
= 100 kg/m2 x 2,66 m
= 266 kg/m = 0.26 T/m

f. Pembebanan merata pada lantai 1 (Qeq 1 bentangan 1-2)


1. Beban Mati untuk tiap m’
Pelat = Tebal pelat x (Qeq 2) x BJ Beton bertulang
= 0,12m x (2,66m) x 2400 kg
= 766,08kg/m
Plafon = (Qeq 2) x (berat gipsum + rangka baja)
= (2,66m) x ( 7,1+3)
= 26,866 kg/m
Balok I = (Dimensi balok x BJ beton bertulang)
= ( 0,30m x 0,40m) x 2400 kg
= 288 kg/m
Kolom = dimensi kolom x berat jenis beton
= (0,35m x 0,35m) x 2400 kg
= 294 kg
Dinding = (Tinggi pas.Dinding – tinggi balok) x BJ Dinding)
= (3,5 m- 0,5 m) x 250 kg
= 750 kg/m
Spesi = ( Qeq 2) x BJ spesi
= (2,66 m) x 21 kg
= 55,86 kg/m
Geranit = (Qeq 2) x BJ Geranit
= (2,66) x 30 kg
= 79,8 kg/m

Total Qeq (2-3 = 3-4) = 2260,60 kg/m = 2,26T/m

2. Beban Hidup

68
Qh Lantai = 250 kg/m2
Beban equivalen hidup = 250 kg/m2 x Leq 2
= 250 kg/m2 x 2,66 m
= 665 kg/m = 0,66 T/m

g. Perhitungan beban yang bekerja terpusat akibat balok anak pada bentangan 1-2=2 3=3
4
Balok anak dengan bentangan 4,00m
= Panjang bentangan x Dimensi balok anak x BJ beton bertulang
= 4,00 x (0,20m x 0,30m) x 2400 kg
= 576 kg/m = 0,57 T/m

Gambar 4.12 distribusi beban mati ekuivalen pada portal arah X

69
Gambar 4.13 distribusi beban hidup ekuivalen pada portal arah X

Gambar 4.14 distribusi beban gempa ekuivalen pada portal arah X

70
Gambar 4.16 distribusi momen ultimit pada portal arah X

Gambar 4.17 distribusi gaya geser ultimit pada portal arah X

f. Hasil analisis Gaya-gaya dengan SAP2000 V.14 (Output)


Tabel 4.4 Rekapitulasi nilai rencana kolom untuk portal arah X, Kolom Tepi (III)

71
Comb Pu Mu Vu

kNm Kn kNm kN

Kolom tepi ( kolom 260,93 -44,46 -14,57


III L 1 )

4.2.1 Perhitungan kolom Tepilantai 1


Data-data :
Mutu beton (fc’) = 20 Mpa
Mutu baja (fy) = 420 Mpa
Dimensi Kolom = 350 mm x 350 mm
Tebal selimut Beton (Sb) = 40 mm
D tulangan pokok = 16 mm
ϕ tulangan sengkang = 10 mm
Pu = 260,93 kN
Vu = 14,57 kNm
Mu = 44,46 kNm

A. Perhitungan tulangan longitudinal


ds = Sb + ϕ tulangan begel + ½ D tulangan pokok
= 40 + 10 + ½ 16
= 58 mm
d = h – ds
= 350 -58
= 292 mm

Hitung nilai eksentrisitas ( e )


6
Mu 44 , 46 x 10 kNm
e=
Pu
= 3 = 170,39kNm
260 , 93 x 10 kNm
e 170,399 kNm
h
=
350 mm
= 0,487

72
ds 58
= = 0,17
h 350

Agr = luas penampang bruto (mm2) = b x h


= 350 mm x 350 mm = 122500 mm2

Penentuan nilai koefisien (ϕ)


0,10 . fc’ . b . h = 0,10 . 20. 350 . 350 = 245000 N
Jadi Puϕ = 245000 N = 245kN
Pu > Puϕ, maka nilai ϕ = 0,65

Pada sumbu vertikal :


Pu 3
260 , 93 X 10 kNm 260930 kNm
=
ϕx Agr x ( 0 , 85 ) x fc 0 , 65. 122500 . 0 , 85 .20
= 1353625
= 0,02

Pada sumbu horizontal :


Pu e
x ( ) = 0,192 kNm x 0,487 = 0,094
ϕx Agr x ( 0 , 85 ) x fc h

73
74
Gambar 4.25 grafik perhitungan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 karya
W.C Vis dan Gideon H. Kusuma
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang oleh W.Cdan Gideon Kusuma, diperoleh :
r = 0,004 ; β = 1,0
ρ=rxβ
= 0,004 x 1,0 = 0,004

Luas tulangan (Ast,u) :


Ast,u = ρ x Agr
= 0,012 x 122500 = 1470 mm2

Jumlah tulangan (n) :



A st 1470 mm
n= 1 = 3 ,14.16 2 = 7,31
1 dipakai 8 batang
π .d 2
4 4
jadi digunakan tulangan total:
Asb = 8 D 16 = 1607,68 mm2 > Ast,u = 1470 mm2 okey

Jumlah tulangan maksimal perbaris ( n ) :


h−2. ds 1 350 mm−2 x 58
m= = + 1 = 3,07 batang maksimal 4 batang
D−Sn 16+ 70

Gambar 4.26 hasil perhitngan tulangan longitudinal kolom

b. Pemeriksaan Pu terhadap beban pada keadaan seimbang Ø Pn

75
600 . β 1. d 600 .0 ,85 . 330 , 5
Cb = = = 168,5 mm
600+ fy 600+ 400
Ab = β x cb = 0,85 x 168,5 = 143,27 mm
Pnb = 0,85 . 25 .400 . 168,5 x10-3 = 1432,25 kN > Pu = 534 kN
Dengan demikian kolom akan mengalami hancur dengan diawali lelehnya tulangan tarik
(keruntuhan tarik).

c. Pemeriksaan kekuatan penampang


Kolom dengan tulangan terpasang 16 D 19 mm
As total = 16 x ¼ x π x (19)2
= 4534,16 mm
2
Ast ,u 4534 ,16 mm
ρ = b.h = = 0,028
400 x 400

Untuk keruntuhan tulangan tarik berlaku rumus :

Pn = 0,85.fc’.b.d {
h−2 e
2. d + [

h−2 e
2. d
d'
]2+2 m . ρ [1− ]
d }
fy 400 kN
m=
0 , 85 x fc '
= 0 , 85 x 25 = 18,82

h−2 e 400−(2 x 385 , 26)


= = - 0,56
2d 2 x 330 , 5
d' 69 ,5
[1- d ]= [1- 330 ,5 ]= 0,79
Pn = 0,85.25.400.330,5 -0,56+ √ −0 , 56 +2 x 18 , 82. 0,028[0 ,79 ]
{ 2
}
= 2809250 { -0,56+ 0,720 } = 2809250 {0,16}

= 449480 kN

ϕPn = 0,65 x 449480 kN


= 292162 kN
ϕPn = 292162 kN> Pu = 534 kN …… OK

76
d. Perhitungan tulangan geser
d = h- ds
= 400 – 69,5
= 330,5 mm
Vu = 213,59 KNm
Pu = Nuk = 534 KN
Nuk √ f c '
Vc = (1+ ) .b.d
14 Ag 6

= ( 1+
534
)
√25 .400.330,5
14 x 160000 6
= 110166,67

ϕVc = 0,75 x 110166,67


= 82625,002

Gaya geser yang ditahan begel (Us)


Vu−ϕVc 213 ,59 kNx 103−82625,002
Vs = = = 174619,99 N
ϕ 0 ,75
Vsmaks :
2 2
3√
1. . f c ' .b . d = .√ 25 .400.330 ,5
3
= 440666,667 N
1 2
3√
2. . f c ' .b . d = .√ 25 .400.330 ,5
3
= 220333,33 N

2
Vs < .√ f c ' .b . d , maka dimensi kolom sudah cukup
3
1
Vs < .√ f c ' .b . d , dipakai untuk perhitungan spasi begel
3

Luas begel perlu per meter tinggi kolom (Av,u) :


S = 1000 mm (SNI 03-2847-2002)

77
Vs . s 174619 ,99 N .1000
Av,u = = = 1320,87 mm2
fy . d 400 x 330 , 5
b.s 400 x 1000
Av,u= = = 312,5 mm2
3. fy 3 x 400

75. √ f c' .b . s
Av,u= = 75. √ 25 .400 .1000 = 333,33 mm2
1200 fy 1200 x 400
Dipilih luas yang terbesar Av,u = 1320,87mm2
Dihitung spasi begel (s) :
Dipilih begel dengan 2 kaki Ø10
n 2 2
π . dp 2. s 3 ,14 . 10 .1000
S= 4 = 4 = 118,86 mm
Av , u 1320 , 87 mm 2
Kontrol jarak begel :
S ≤16.D = 16 x 19 = 304 mm
S ≤48.dp = 48 x 10 = 480 mm
S ≤ d/2 = 330,5/ 2 = 165,25 mm
S ≤600 mm
Dipilih spasi begel yang terkecil 110 mm, jadi digunakan begel Ø10-110
Kontrol luas begel terpasang :
n 2. s 2 2
π . dp 3 ,14 . 10 .1000
S= 4 = 4 = 1427,27 mm2
Av , u 110 mm

Jadi Avt > Avu Aman

78
Gambar 4.27 Tulangan geser kolom

Tabel 4.5 Rekapan perhitungan kolom


Kolom

Longitudinal Geser

16D19 Ø10-100

2. Perhitungan Beban Gravitasi Merata ‘Equivalen atau Portal Arah Y, Kolom Tengah
L1 ( Bentangan A – C )

a. Perhitungan beban Gravitasi merata ( equivalen atau portal bangunan ( a, b, dan c )


b. Perhitungan q Equivalen (Bentangan 1-2)

79
Qeq 1 =⅙ Lx3- Lx 2.Qu

Ly
= ⅙5,25 m 3- 1 2 .Qu
5,25
= 0,875 m { 3- (0,190)2 } . Qu
= 0,875 m x (3- 0,0361 ).Qu
= 0,875 x 2,9639 .Qu
= 2,59 m .Qu

c. Pembebanan merata pada lantai 2(Qeq 1 bentangan A-C)


1. Beban Mati untuk tiap m’
Berat atap = berat atap tanpa plafon : panjang bentangan atap
= 410,81kg : 20,9m
= 19,65 kg/m
Ringbalk = dimensi ringbalk x berat jenis beton
= (0,30 m x 0,40 m) x 2400 kg/m2
= 288 kg/m
Kolom = dimensi kolom x berat jenis beton
= (0,35 m x 0,35 m) x 2400 kg/m2
= 294 kg/m
Plafon = (berat plafon+pengantung) xQeq 1
= ( 7,1 +3 ) x 2,59 m
= 26,159 kg/m
Dinding = (tinggi dinding – tinggi balokx berat dinding ½ bata
= (3m – 0,4m) x 250 kg/m2
= 650 kg/m
Total Qeq A-C = 1277,80 kg/m = 1,3 T/m

2. Beban hidup untuk tiap m2 (qh)


Beban hidup untuk atap menurut PPIUG 1983 adalah 100 kg/m2
qh atap = beban hidup atap x Qeq 1

80
= 100 kg/m2 x 2,59 m
= 259kg/m = 0.26 T/m

d. Pembebanan merata pada lantai 1 (Qeq 1 bentangan A-C)


1. Beban Mati untuk tiap m’
Pelat = Tebal pelat x (Qeq 1) x BJ Beton bertulang
= 0,12m x (2,59m) x 2400 kg
= 745,92kg/m
Plafon = (Qeq 1) x (berat gipsum + rangka baja)
= (2,59m) x ( 7,1+3)
= 26,159 kg/m
Balok I = (Dimensi balok x BJ beton bertulang)
= ( 0,30m x 0,40m) x 2400 kg
= 288 kg/m
Kolom = dimensi kolom x berat jenis beton
= (0,35m x 0,35m) x 2400 kg
= 294 kg
Dinding = (Tinggi pas.Dinding – tinggi balok) x BJ Dinding)
= (3,5 m- 0,5 m) x 250 kg
= 750 kg/m
Spesi = ( Qeq 1) x BJ spesi
= (2,59 m) x 21 kg
= 54,39 kg/m
Geranit = (Qeq 1) x BJ Geranit
= (2,59) x 30 kg
= 77,7 kg/m

Total Qeq A-C = 2236,169 kg/m = 2,24T/m

2. Beban Hidup
Qh Lantai = 250 kg/m2
Beban equivalen hidup = 250 kg/m2 x Leq 1
= 250 kg/m2 x 2,59 m
= 647,5 kg/m = 0,65 T/m

81
Gambar 4.12 distribusi beban mati ekuivalen pada portal arah Y

Gambar 4.13 distribusi beban hidup ekuivalen pada portal arah Y

82
Gambar 4.14 distribusi beban gempa ekuivalen pada portal arah Y

Gambar 4.16 distribusi momen ultimit pada portal arah Y

83
Gambar 4.17 distribusi gaya geser ultimit pada portal arah Y

Gambar 4.18 distribusi gaya normal ultimit pada portal arah Y

84
e. Hasil analisis Gaya-gaya dengan SAP2000 V.14 (Output)
Tabel 4.4 Rekapitulasi nilai rencana kolom untuk portal arah Y, kolom tengah (B)

Comb Pu Mu Vu

kNm Kn kNm kN

Kolom tengah 456,80 -76,04 -31,55


( kolom B L 1 )

4.2.2 Perhitungan kolom Tengah lantai 1


Data-data :
Mutu beton (fc’) = 20 Mpa
Mutu baja (fy) = 420 Mpa
Dimensi Kolom = 350 mm x 350 mm
Tebal selimut Beton (Sb) = 40 mm
D tulangan pokok = 16 mm
ϕ tulangan sengkang = 10 mm
Pu = 260,93 kN
Vu = 14,57 kNm
Mu = 44,46 kNm

A. Perhitungan tulangan longitudinal


ds = Sb + ϕ tulangan begel + ½ D tulangan pokok
= 40 + 10 + ½ 16
= 58 mm
d = h – ds
= 350 -58
= 292 mm

Hitung nilai eksentrisitas ( e )


6
Mu 44 , 46 x 10 kNm
e=
Pu
= 3 = 170,39kNm
260 , 93 x 10 kNm

85
e 170,399 kNm
h
=
350 mm
= 0,487
ds 58
= = 0,17
h 350

Agr = luas penampang bruto (mm2) = b x h


= 350 mm x 350 mm = 122500 mm2

Penentuan nilai koefisien (ϕ)


0,10 . fc’ . b . h = 0,10 . 20. 350 . 350 = 245000 N
Jadi Puϕ = 245000 N = 245 kN
Pu > Puϕ, maka nilai ϕ = 0,65

Pada sumbu vertikal :


Pu 3
260 , 93 X 10 kNm 260930 kNm
=
ϕx Agr x ( 0 , 85 ) x fc 0 , 65. 122500 . 0 , 85 .20
= 1353625
= 0,02

Pada sumbu horizontal :


Pu e
x ( ) = 0,192 kNm x 0,487 = 0,094
ϕx Agr x ( 0 , 85 ) x fc h

86
87
Gambar 4.25 grafik perhitungan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 karya
W.C Vis dan Gideon H. Kusuma
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang oleh W.Cdan Gideon Kusuma, diperoleh :
r = 0,004 ; β = 1,0
ρ=rxβ
= 0,004 x 1,0 = 0,004

Luas tulangan (Ast,u) :


Ast,u = ρ x Agr
= 0,012 x 122500 = 1470 mm2

Jumlah tulangan (n) :



A st 1470 mm
n= 1 = 3 ,14.16 2 = 7,31
1 dipakai 8 batang
π .d 2
4 4
jadi digunakan tulangan total:
Asb = 8 D 16 = 1607,68 mm2 > Ast,u = 1470 mm2 okey

Jumlah tulangan maksimal perbaris ( n ) :


h−2. ds 1 350 mm−2 x 58
m= = + 1 = 3,07 batang maksimal 4 batang
D−Sn 16+ 70

Gambar 4.26 hasil perhitngan tulangan longitudinal kolom

B. Pemeriksaan Pu terhadap beban pada keadaan seimbang Ø Pn

88
600 . β 1. d 600 .0 ,85 . 330 , 5
Cb = = = 168,5 mm
600+ fy 600+ 400
Ab = β x cb = 0,85 x 168,5 = 143,27 mm
Pnb = 0,85 . 25 .400 . 168,5 x10-3 = 1432,25 kN > Pu = 534 kN
Dengan demikian kolom akan mengalami hancur dengan diawali lelehnya tulangan tarik
(keruntuhan tarik).

C. Pemeriksaan kekuatan penampang


Kolom dengan tulangan terpasang 16 D 19 mm
As total = 16 x ¼ x π x (19)2
= 4534,16 mm
2
Ast ,u 4534 ,16 mm
ρ = b.h = = 0,028
400 x 400

Untuk keruntuhan tulangan tarik berlaku rumus :

Pn = 0,85.fc’.b.d {
h−2 e
2. d + [

h−2 e
2. d
d'
]2+2 m . ρ [1− ]
d }
fy 400 kN
m=
0 , 85 x fc '
= 0 , 85 x 25 = 18,82

h−2 e 400−(2 x 385 , 26)


= = - 0,56
2d 2 x 330 , 5
d' 69 ,5
[1- d ]= [1- 330 ,5 ]= 0,79
Pn = 0,85.25.400.330,5 -0,56+ √ −0 , 56 +2 x 18 , 82. 0,028[0 ,79 ]
{ 2
}
= 2809250 { -0,56+ 0,720 } = 2809250 {0,16}

= 449480 kN

ϕPn = 0,65 x 449480 kN


= 292162 kN
ϕPn = 292162 kN> Pu = 534 kN …… OK

89
D. Perhitungan tulangan geser
d = h- ds
= 400 – 69,5
= 330,5 mm
Vu = 213,59 KNm
Pu = Nuk = 534 KN
Nuk √ f c '
Vc = (1+ ) .b.d
14 Ag 6

= ( 1+
534
)
√25 .400.330,5
14 x 160000 6
= 110166,67

ϕVc = 0,75 x 110166,67


= 82625,002

Gaya geser yang ditahan begel (Us)


Vu−ϕVc 213 ,59 kNx 103−82625,002
Vs = = = 174619,99 N
ϕ 0 ,75
Vsmaks :
2 2
3√
3. . f c ' .b . d = .√ 25 .400.330 ,5
3
= 440666,667 N
1 2
3√
4. . f c ' .b . d = .√ 25 .400.330 ,5
3
= 220333,33 N

2
Vs < .√ f c ' .b . d , maka dimensi kolom sudah cukup
3
1
Vs < .√ f c ' .b . d , dipakai untuk perhitungan spasi begel
3

Luas begel perlu per meter tinggi kolom (Av,u) :


S = 1000 mm (SNI 03-2847-2002)

90
Vs . s 174619 ,99 N .1000
Av,u = = = 1320,87 mm2
fy . d 400 x 330 , 5
b.s 400 x 1000
Av,u= = = 312,5 mm2
3. fy 3 x 400

75. √ f c' .b . s
Av,u= = 75. √ 25 .400 .1000 = 333,33 mm2
1200 fy 1200 x 400
Dipilih luas yang terbesar Av,u = 1320,87mm2
Dihitung spasi begel (s) :
Dipilih begel dengan 2 kaki Ø10
n 2 2
π . dp 2. s 3 ,14 . 10 .1000
S= 4 = 4 = 118,86 mm
Av , u 1320 , 87 mm 2
Kontrol jarak begel :
S ≤16.D = 16 x 19 = 304 mm
S ≤48.dp = 48 x 10 = 480 mm
S ≤ d/2 = 330,5/ 2 = 165,25 mm
S ≤600 mm
Dipilih spasi begel yang terkecil 110 mm, jadi digunakan begel Ø10-110
Kontrol luas begel terpasang :
n 2. s 2 2
π . dp 3 ,14 . 10 .1000
S= 4 = 4 = 1427,27 mm2
Av , u 110 mm

Jadi Avt > Avu Aman

91
Gambar 4.27 Tulangan geser kolom

Tabel 4.5 Rekapan perhitungan kolom


Kolom

Longitudinal Geser

8D16 Ø10-100

4.2.3 Hasil Perencanaan Kolom Tepi dan Kolom Tengah

Logitudinal Geser
Kolom Tepi 8D16 Ø10-100
Kolom Tengah 8D16 Ø10-100

92
Portal arah Y (sumbu 3)

Gambar 4.32 Hasil Perencanaan

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penyusunan Laporan Tugas Akhir tentang perencanaan elemen struktur kolom
beton bertulang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Kolom Tepi Lantai 1 Dimensi 35/35
a) Tulangan longitudinal : 8D16
b) Tulangan geser : Ø10-100
- Kolom Tepi Lantai 1 Dimensi 35/35
a) Tulangan longitudinal : 8D16
b) Tulangan geser : Ø10-100

5.2 SARAN
Dalam hasil perencanaan elemen struktur kolom beton bertulang yang dapat penulis
sarankan adalah:
1. Dalam perencanaan struktur program SAP sangat membantu dalam perhitungan struktur
terutama untuk mendapatkan gaya-gaya dalam untuk itu disarankan agar mahasiswa lebih
serius mempelajari dan memahami program SAP.

93
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk
Bangunan Gedung, Yayasan LPMB, Bandung.

Anonimous, SNI 03-1726-2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur


Bangunan Gedung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pemukiman, Bandung.

Anonimous, PPIUG-1983, Pedoman Perencanaan Pembebanan Indonesia Untuk Rumah dan


Gedung, Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Asroni, Ali, 2010. Balok dan Plat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Asroni, Ali, 2010. Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Gideon, K.W.C. Vis, 1993. Grafik Perhitungan Beton Bertulang berdasarkan SKSNI T-15-1991-
03, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Haisal; Syahroni; Syahruddin, Arie, 2013.Tinjauan Balok dan Kolom Terhadap Tekanan
Struktur Asrama Dua Lantai, Jurnal Mahasiswa Teknik UPP 1.

Limbongan , Steven; Dapas, Servie O; Wallah, Steenie E, 2016. Analisis Struktur Beton
Bertulang Kolom Pipih Pada Gedung Bertingkat, Jurnal Sipil Stastik 4.

94
Satyarno; Nawangalam; Pratomo, 2012. Belajar SAP2000 Edisi kedua, Zamil Publishing,
Yogyakarta

95

Anda mungkin juga menyukai