Anda di halaman 1dari 67

TUGAS PERANCANGAN ATAP

dikerjakan oleh :

Alfia Magfirona (D 100 102 004)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Perancangan Atap ini telah diperiksa, disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pengampu Tugas Perancangan Atap Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dikerjakan Oleh :

Alfia Magfirona ( D 100 102 004)

Surakarta,

Januari 2012

Dosen Pengampu

Ir. Abdul Rochman, MT.

KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan rahmat Allah SWT tersebut penulis dapat
menyelesaikan laporan Bahan Perkerasan ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, hingga terselesainya laporan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan berguna dalam meningkatkan pengetahuan, khususnya dalam bidang
perencanaan konstruksi atap.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan laporan ini. Terima kasih.
Wassalamu alaikum wr.wb.
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam
Lembar Pegesahan
Soal Tugas
Lembar Konsultasi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAGIAN A : PERENCANAAN KERANGKA ATAP
A. Gambar Denah Bangunan Skala 1:100
B. Gambar Denah Kerangka Atap (KAP) Skala 1:100
C. Gambar Potongan melintang Denah Skala 1:100
D. Gambat Potongan membujur Denah Skala 1:100
E. Gambar kuda-kuda yang digunakan Skala 1:100
F. Hitungan panjang batang kuda-kuda, dan disusun dalam bentuk tabel
BAGIAN B : PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP DARI BAJA
BAB I. Perencanaan Gording
A. Data-data perencanaan
B. Analisis Pembebanan
1. Beban mati.
2. Beban hidup
3. Beban angin kanan/kiri
4. Kombinasi pembebanan
C. Kontrol kekuatan dan keamanan profi gording
1. Kontrol tegangan
2. Kontrol lendutan
D. Perencanaan Sagrod
BAB II. Perencanaan Kuda-kuda Baja
A. Data-data perencanaan
B. Analisis pembebanan
1. Beban mati
a. Beban atap
b. Beban gording
c. Beban sediri kuda-kuda
d. Beban plafon
2. Beban hidup
3. Beban angin
a. Beban angin kanan
b. Beban angin kiri
C. Analisa mekanik
a. Hitungan gaya batang
b. Validasi hasil SAP
c. Kombinasi pembebanan
D. Perencanaan profil dan dimensi batang kuda-kuda
E. Perencanaan sambungan
F. Perencanaan plat buhul
G. Perencanaan plat kopel
BAGIAN C : PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP DARI KAYU
BAB I. Perencanaan Gording
A. Data-data perencanaan

B. Analisis pembebanan
1. Beban mati
a. Berat sendiri
b. Beban penutup atap
2. Beban hidup
3. Beban angin kanan/kiri
4. Kombinasi pembebanan
C. Kontrol kekuatan dan keamanan gording
1. Kontrol terhadap lentur
2. Kontrol terhadap geser
3. Kontrol terhadap punter
4. Kontrol terhadap lendutan
BAB II. Perencanaan Kuda-Kuda Kayu
A. Data-data perencanaan
B. Analisis pembebanan
1. Beban mati
a. Beban atap
b. Beban gording
c. Beban sendiri kuda-kuda
d. Beban plafon
2. Beban hidup
3. Beban angin
a. Beban angin kanan
b. Beban angin kiri
C. Analisa mekanik
1. Hitungan gaya batang
2. Validasi hasil SAP
3. Kombinasi pembebanan
D. Perencanaan profil dan dimensi batang kuda-kuda
E. Perencanaan sambungan
BAGIAN D : GAMBAR-GAMBAR TEKNIS HASIL PERENCANAAN
A. Gambar denah kerangka atap (Skala 1:100)
B. Gambar tampak muka kuda-kuda baja (Skala 1:40)
C. Gambar detail buhul kuda-kuda baja (Skala 1:10)
D. Gambar tampak muka kuda-kuda kayu (Skala 1:40)
E. Gambar detail buhul kuda-kuda kayu (1:10)

BAGIAN A
PERENCANAAN KERANGKA ATAP

F. Hitungan Panjang Batang Kuda-kada


a. Panjang Batang Kuda-kuda Baja
a5

a4
d4

a3

d9

b7

a6

d7

d6

b8

a2

a7
v1
d3

a1

d5

d2

d10

d8

d11

d1
b1

b2

b3

b4

a8
d12

b5

b6

a) Batang Vertikal
v1 = tan 63 x b3 = tan 63 x 250 cm = 490,652 cm
b) Batang Bawah
b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = b8 = 250 cm
c) Batang Atas
a1 = a2 = a3 = a4= a5 = a6 = a7 = a8 =

(b1 b2 ) b3 / 2
4 cos 33

750
4 cos 33 o

= 241,3 cm

d) Batang Diagonal
d1 = d4 = d9 = d12 =

a1

d2 = d3 = d5 = d6 =

tan 63
1 / 2b1

d7 = d8 = d10 = d11 =

cos 63 o
1 / 2b1
cos 63

= 223,568

= 137,790

cm

= 275,580

cm

= 275,580

cm

tan 63 o
125

cos 63 o
125
cos 63 o

Tabel I.1 Panjang Batang Kuda-Kuda Baja


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

a
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
0
0
0
0

19.304

Panjang Batang (m)


b
d
2.5
1.3779
2.5
2.7558
2.5
2.7558
2.5
1.3779
2.5
2.7558
2.5
2.7558
2.5
2.7558
2.5
2.7558
0
1.3779
0
2.7558
0
2.7558
0
1.3779
20

27.558
71.769

v
4.907
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4.907

b. Panjang Batang Kuda-kuda Kayu


a3

a2
v1
a1

d1

a4

d2
b2

b1

a) Batang bawah
b1 = b2 = L/2 = 400/ 2 = 200 cm
b) Batang atas
a1 = a2 = a3 = a4 =

b1 / 2
cos 33

100

cos 33 o

= 119,24 cm

c) Batang vertikal
v1 = b1. tan 33o = 200 x tan 33o = 129,88 cm
d) Batang diagonal
d1 = d2 =

b1 / 2
cos 33

100
cos 33 o

= 119,24 cm

Tabel I.2 Panjang Batang Kuda-Kuda Kayu


No.

Batang

1
2
3
4
5
6
7
8
9

a1
a2
a3
a4
b1
b2
d1
d2
v1

Panjang
(cm)
119,24
119,24
119,24
119,24
200,00
200,00
119,24
119,24
129,88
1245,32

BAGIAN B
PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP
DARI BAJA
BAB I
PERENCANAAN GORDING
A. Data-data Perencanaan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Jarak antar kuda-kuda (dk)


Jarak antar gording (dg)
Kemiringan atap ()
Beban tekanan angin (Wang )
Beban penutup atap genteng (Watp)
Bebab terpusat (P)
Mutu baja, Bj 50
a. Tegangan leleh (1)
b. Tegangan dasar ( )

= 3,50 m
= 1,875 m
= 33
= 40 kg/m2
= 50 kg/m2
= 100 kg
= 2900 kg/m2 = 290 Mpa
= 1933 kg/m2 = 193,3 Mpa

Dicoba digunakan baja profil kanal C100 x 50 x 20 x 3,2


Dari tabel profil, diperoleh spesifikasi data penampang sebagai berikut :
a. Tinggi profil (h)
= 100 mm
b. Lebar profil (b)
= 50 mm
c. Tebal profil (t)
= 3,2 mm
d. Kait (h1)
= 20 mm
e. Berat sendiri (Wg)
= 5,50 kg/m
f. Luas penampang (A)
= 7,007 cm2
g. Ix
= 107 cm4
h. Iy
= 24,5 cm4
i. Zx
= 21,3 cm3
j. Zy
= 7,81 cm3

h
t
h1
b

Gambar I.1. Penampang profil baja kanal C100 x 50 x 20 x 3,2

B. Analisis Pembebanan
1. Beban mati
a. Berat sendiri gording, qbs = 110%.wg
= 110% . 5,50 = 6,050 kg/m
b. Berat penutup atap , qatp = watp.dg.sec = 50 . 1,875 . sec 33 = 111,78 kg/m
c. Beban mati total, qbm = qbs + qatp
= 6,050 + 11,78 = 117,83 kg/m
Beban mati arah sb.x
qbmx = qbm . sin
= 117,83. sin 33
= 64,18 kg/m
Beban mati arah sb.y
qbmy = qbm . cos
= 117,83. cos 33
= 98,82 kg/m
d. Konstruksi gording dianggap sebagai simple beam. Momen maksimum berada di
tengah bentang :
Momen arah sb.x
Mx
= 1/8 . qbmy . dk2
= 1/8 . 98,82. 3,502
= 151,32 kg.m
Momen arah sb.y
My
= 1/8 . qbmx . dsg2
= 1/8 . 64,18. 02
= 0 kg.m
Karena penutup atap menggunakan genting, maka momen arah smbu y
dianggap nol, My = 0
2. Beban Hidup
a. Beban air hujan
1. Beban air hujan, qhjn = (40-0,8.).dg = (40 - 0,8.33).1,875 = 25,5 kg/m
Beban air hujan arah sb.x
qhjnx
= qhjn . sin
= 25,5 . sin 33
= 13,89 kg/m
Beban air hujan arah sb.y
qhjny
= qhjn . cos
= 25,5 cos 33
= 21,39 kg/m
2. Momen maksimum di tengah bentang :
Momen arah sb.x
Mx
= 1/8 . qhjny . dk2
= 1/8 . 25,5 . 3,502
= 32,75 kg.m
Momen arah sb.y
My
= 1/8 . qhjnx . dsg2
= 1/8 . 13,89. 02
= 0 kg.m
b. Beban terpusat
1. Beban terpusat P = 100 kg

Beban P arah sb.x


Px
= P . sin
= 100 . sin 33
= 54,46 kg/m
Beban P arah sb.y
Py
= P . cos
= 100 . cos 33
= 83,87 kg/m
2. Momen maksimum ditengah bentang :
Momen arah sb.x
Mx
= 1/4 . Py . dk
= 1/4 . 83,87. 3,50
= 73,38 kg.m
Momen arah sb.y
My
= 1/4 . Px . dsg
= 1/4 . 54,46 . 02
= 0 kg.m
Beban hidup diambil yang menentukan antara beban air hujan dan beban terpusat 100
kg sehingga, untuk beban hidup:
Momen arah sb.x
Mx
= 73,39 kg.m
Momen arah sb.y
My = 0 kg.m
3. Beban Angin
Beban angin memiliki arah tegak lurus terhadap bidang miring atap.
Koefesien angin tekan C1= 0,02.-0,4 = 0,02.33-0,4 = 0,26
Beban angin, qang = C1.wang.dg.. sec = 0,26 . 40. 1,875 . sec 33 = 23,25 kg/m
Momen maksimum di tengah bentang :
Momen arah sb.x
Mx
= 1/8 . qang . dk2
= 1/8 . 23,25. 3,502
= 35,60 kg.m
Momen arah sb.y
My
= 1/8 . qang . dsg2
= 1/8 . 23,25. 02
= 0 kg.m

4. Kombinasi Pembebanan
a. Kombinasi I
= 1,4 D
b. Kombinasi II
= 1,2 D + 0,5 L
c. Kombinasi III (a) = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W
Kombinasi III (b) = 1,2 D + 1,6 L 0,8 W
d. Kombinasi IV
= 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L
e. Kombinasi V (a) = 0,9 D + 1,3 W
Kombinasi V (b) = 0,9 D 1,3 W
Dengan :
1. D = Beban mati
2. L = Beban hidup
3. W = Beban angin
Perhitungan beban kombinasi ditampilkan dalam table berikut :
Tabel I.1. Momen kombinasi perencanaan gording
Momen
Mx
(kg.m)
My
(kg.m)

Mati
(D)

Beban
Hidup Angin
(L)
(W)

151.32

73.38

35.60

0.00

0.00

0.00

II

Beban Kombinasi
III(a)
III(b)
IV

V(a)

V(b)

211.85 218.28 327.49 270.52 245.67 182.48 89.91


0.00

0.00

0.00

Momen untuk perencanaan dipakai yang terbesar, diperoleh :


Mux = 327,4855 kg.m = 3274855 N.mm
Muy = 0 kg.m = 0 N.mm
Catatan : 1 kg.m = 104 N.mm

0.00

0.00

0.00

0.00

C. Kontrol Kekuatan dan Keamanan Gording


1. Kontrol Tegangan
(Untuk beban atap dari genting)
a. Kontrol bentuk penampang.
Dihitung :
=
p=

r=

b
50
=
= 15,63
3,2
t
170
fy

170
= 290 = 9,98

370
f y fr =

370
290 70 = 24,95

(f r = tegangan sisa, nilainya diambil sebesar 70 Mpa)


Jika :
<p
maka penampang kompak
p< < r
maka penampang tidak kompak
>r
maka penampang langsing
Untuk penampang tidak kompak
Mpx = Zx . fy
= 21300 . 290 = 6177000 N.mm
Mpy = Zy . fy
= 7180. 290 = 2264900 N.mm
Mrx = Zx . (fy-fr)
= 21300 . (290-70) = 4686000 N.mm
Mry = Zy . (fy-fr)
= 7180. (290-70) = 1718200 N.mm
Mnx =
=

r -
- p
.Mpx
.Mrx
r p
r p
24,95 15,63
24,95 15,63
.6177000
.4686000
24,95 9,98
24,95 9,98

= 5614759,79 N.mm
- p
r -
Mny =
.Mpy
.Mry = N.mm
r p
r p
=

24,95 15,63
24,95 15,63
.2264900
.1718200
24,95 9,98
24,95 9,98

= 2058745,26 N.mm
Untuk mengantisipasi masalah puntir, maka Mny dapat dibagi 2 sehingga :
Muy
Mux
+
1,0
1
.Mnx
.b.Mny
2
3274855
0,9.5614759,79

0
1,0
1
.0,9.2058745,26
2

0,65 + 0 1,0
0,65 1,0 (Aman)

2. Kontrol lendutan
Dengan terpangsangnya balok usuk, maka x = 0, sehingga hanya ada y.
L
= dk = 3,50 m = 3500 mm
Py
= P .cos = 100 . cos 33 = 83,87 kg = 838,7 N
Ix
= 1070000 mm4
qbmy = 98,82 kg/m = 0,9882 N/mm
E
= 200000 Mpa
5.qbmy.L4
Py.L3
y =
< L / 240

384.E.Ix 48.E.Ix
5.0,9882 .3500 4
838,7.3500 3
< 3500 / 240

384.200000 .1070000 48.200000 .1070000

12,524 mm < 14,58 mm (Ok)

BAB II
PERENCANAAN KUDA KUDA BAJA
A. Data-data Perencanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jarak antar kuda-kuda (dk)


= 3,50 m
Jarak antar gording (dg)
= 1,875 m
Kemiringan atap ()
= 33
Beban tekanan angin (Wang )
= 40 kg/m2
Beban penutup atap genting (Watp)
= 50 kg/m2
Beban plafon (Wplf)
= 18 kg/m2
Beban hidup terpusat (P)
= 100 kg
Berat sendiri gording (Wg)
= 5,50 kg/m2
Mutu baja, Bj 50
c. Tegangan leleh (1)
= 2900 kg/m2 = 290 Mpa
d. Tegangan dasar ( )
= 1933 kg/m2 = 193,3 Mpa
10. Untuk perhitungan pembebanan, dimensi kuda-kuda dianggap sama untuk seluruh batang
dari profil siku ganda 2L 60 x 60 x 10 dengan berat sendiri (wbkk) = 2 x 8,69 = 17,38 kg/m.
B. Analisis Pembebanan
1. Beban mati
Beban mati terdiri dari: beban penutup atap, berat gording, berat sendiri kuda
kuda, dan beban plafon.
P5
P4
a5

a4

P3

d4

a3

P2

P6

d6

d8

P7

d9

a6

P8

b7
a2

P1

b8

a7

P9

v1
d3
a1

d2

d7

d5

d10

d11

d1
b1

a8
d12

b2

b3

b4

b5

b6

a. Beban penutup atap,


P1=P9=dk.1/2a1. Watp = 3,5.1/2. 2,413.50 = 211,138 kg
P2=P3=P4=P5=P6=P7=P8 = dk.1/2(2.a1). Watp = 3,5. 2,413.50 = 422,275 kg
b. Beban gording,
P1=P2=P3=P4=P6=P7=P8=P9 = 110%. Wg.dk = 1,1.5,50.3,5 = 21,18 kg
(10% untuk mempertimbangkan berat alat sambung)
P5 = 2.110%. Wg.dk =42,35 kg
(karena ada 2 gording)

Tabel II.1 Panjang masing-masing batang kuda-kuda baja


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Panjang Batang (cm)


b
d

a
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
2.413
0
0
0
0
19.304

2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
0
0
0
0
20

1.3779
2.7558
2.7558
1.3779
2.7558
2.7558
2.7558
2.7558
1.3779
2.7558
2.7558
1.3779
27.558

v
4.907
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4.907

71.769

c. Beban sendiri kuda kuda,


P1=P9 =110%.1/2(a1+b1).Wbkk =1,1.0,5.(2,413+2,5).17,38 = 46,96 kg
P2=P8 =110%.(1/2(a1+a2+b1+b2+d1).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+1,378)).17,38 = 107,10 kg
P3=P7 =110%.(1/2(a2+a3+b2+b3+d2).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+2,756)).17,38 = 120,27 kg
P4=P6 =110%.(1/2(a3+a4+b3+b4+d2+d3).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+2.2,756)).17,38 = 146,61 kg
P5 =110%.(1/2(a4+a5+b4+b5+d4+d5+d6+d7+v1).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+4.2,756+4,907)).17,38 = 233,03 kg
d. Beban plafond,
P1=P11 = dk.1/2b1.Wplf = 3,5.1/2.2,5.18 = 78,75 kg
P2=P3=P4=P5= P6=P7=P8=P9=P10 = dk.1/2(b1+b2).Wplf = 3,5.1/2.5.18 = 157,5
kg
Hasil perhitungan diatas disusun dalam tabel sebagai berikut :
Tabel II.1. Beban mati pada kuda-kuda baja
Beban atap

Beban gording

(kg)
211.14
422.28
422.28
422.28
422.28
422.28
422.28
422.28
211.14

(kg)
21.18
21.18
21.18
21.18
42.35
21.18
21.18
21.18
21.18

Gaya
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9

Beban sendiri
kuda-kuda
(kg)
78.75
157.50
157.50
157.50
157.50
157.50
157.50
157.50
78.75

Beban plafond

Beban Total

(kg)
46.96
107.10
120.27
146.61
233.03
146.61
120.27
107.10
46.96

(kg)
358.03
708.05
721.22
747.56
855.16
747.56
721.22
708.05
358.03

2. Beban hidup
Beban hidup diambil yang paling menentukan antaa beban air hujan dan beban
hidup terpusat 100 kg
a. Beban air hujan,
P1=P9 = (40-0,8.).1/2a1.dg = (40-0,8.33).1/2.2,236.1,875 = 28,51 kg
P2=P3=P4=P5=P6=P7=P8
=(40- 0,8.).1/2(a1+a2).dg=(40-0,8.33).1/2.(2.2,236).1,875= 57,02kg
b. Beban hidup terpusat 100 kg,
P1=P2=P3=P4=P5=P6=P7=P8=P9=P10=P11 = 100 kg
Diambil nilai gaya P1 s/d P9 = 100 kg
3. Beban angin
Beban angin diperhitungkan baik dari tiupan ke arah kiri maupun tiupan ke
arah kanan. Tiupan angin menimbulkan gaya tekan pada sisi kuda-kuda yang langsung
terkena angin, dan gaya hisapan pada sisi kuda-kuda yang tidak langsung terkena
angin. Gaya tekan dan gaya hisapan tersebut diperhitungkan memiliki arah tegak lurus
dengan bidang miring atap.
a. Beban angin kanan

arah angin

P5a

P5b
P6

P4
a5

a4

P3

d4

a3

P2

d6

d8

P7

d9

a6

P8

b7
a2

P1

b8

a7

P9

v1
d3
a1

d7

d5

d2

d10

d11

d1
b1

a8

d12
b2

b3

b4

b5

b6

Pada sisi tekan,


P1=P5a = (0,02-0,4).Wang.dk.1/2a1 = (0,02.33-0,4).40.3,5.1/2. 2,236= 40,70 kg
P2=P3=P4= (0,02-0,4).Wang.dk.1/2(a1+a2) = -(0,02.33-0,4).40.3,5.2,23 =81,39
kg
Pada sisi hisap,
P9=P6b = -0,4. Wang.dk.1/2a10 = -0,4.40.3,5. 1/2. 2,236= -62,61 kg
P6=P7=P8= -0,4. Wang.dk.1/2(a9+a10) = -0,4.30.3,5. 1/2. 2,236= -125,22 kg

b. Beban angin kiri


P5a

P5b

arah angin
P6

P4
a5

a4

P3

d4

a3

P2

d6

d8

P7

d9

a6

P8

b7
a2

P1

b8

a7

P9

v1
d3
a1

d2

d5

d7

b1

d11

d10

d1

a8
d12

b2

b3

b4

b5

b6

Pada sisi tekan,


P9=P6b = (-0,02-0,4).Wang.dk.1/2a1 = (0,02.33-0,4).40.3,5.1/2. 2,236= 40,70
kg
P6=P7=P8 = (0,02-0,4).Wang.dk.1/2(a1+a2) = -(0,02.33-0,4).40.3,5.2,23
=81,39 kg
Pada sisi hisap,
P1=P5a = -0,4. Wang.dk.1/2a10 = -0,4.40.3,5. 1/2. 2,236= -62,61 kg
P2=P3=P4= -0,4. Wang.dk.1/2(a9+a10) = -0,4.30.3,5. 1/2. 2,236= -125,22

C. Analisis Mekanik
1. Hitungan gaya batang
Hitungan gaya batang dapat dilakukan dengan metode analitis konvensional
(metode kesetimbangan titik buhul, Cremona, dan Ritter)
maupun dengan
memanfaatkan program aplikasi computer. Hasil akhir perhitungan dapat ditampilkan
pada tabel berikut,
Tabel II.2. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda dengan SAP
Batang

a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
b1
b2
b3
b4
b5
b6
b7
b8
d1
d2
d3
d4
d5
d6
d7
d8
d9
d10
d11
d12
v1

Beban mati

-47508.49
-44279.51
-41260.77
-37851.59
-37851.59
-41260.77
-44279.51
-47508.49
39733.65
34332.55
23279.17
23279.17
34332.55
39733.65
5702.52
5702.52
-5957.59
5957.59
-12192.24
-6290.07
12192.24
18482.31
12192.24
18482.31
-6290.07
-12192.24
5957.59
-5957.59
0

Gaya batang akibat (N)


Beban angin
Beban hidup
kanan

-6384.55
-5928.51
-5472.47
-5016.43
-5016.43
-5472.47
-5928.51
-6384.55
5339.71
4576.89
3051.26
3051.26
4576.89
5339.71
762.82
762.82
-841.41
841.41
-1682.82
-841.41
1682.82
2524.23
1682.82
2524.23
-841.41
-1682.82
841.41
-841.41
0

1400.23
955.30
511.00
68.83
2273.66
1596.42
924.21
247.51
5937.74
5207.36
3741.41
3739.89
1486.10
359.80
734.41
-1113.59
-806.87
807.41
-1615.06
-809.50
1616.10
2426.83
-2480.16
-3710.89
1235.18
2482.05
-1237.53
1241.20
-3

Beban angin kiri

240.96
922.82
1599.19
2277.16
72.42
514.13
954.53
1394.58
-7112.66
-5990.84
-3737.63
-3736.11
-2269.29
-1534.28
-1117.41
730.74
1239.44
-1237.35
2481.36
1237.75
-2481.39
-3716.2
1615.2
2422.02
-807.09
-1616.09
807.76
-808.79
-1

2. Validasi hasil perhitungan gaya batang


a. Beban hidup

100

100

100
100

100

a5

a4
d4

a3

100
a6

d7

100

b7
a2

100

d5
d3

a1

b8
v1

100

d9

d2

a8

d8

d1
b1

a7

d6

d10
b2

b3

b4

b5

b6

RAV

Validasi hasil dilakukan pada batang-batang a1, b1, dan b5


Reaksi tumpuan
MB = 0
10015 13,13 11,25 9,45 7,5 5,5 3,75 1,87
RAV =
= 450 kg
15
MA = 0
RBV = RAV = 450 kg
Cek Reaksi:
RV
= P
450 + 450 = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8+P9
900 kg
= 9x100 kg
900 kg
= 900 kg.. (OK)
Gaya batang a1 & b1 (dengan metode kesetimbangan titk buhul)
y =0
RAV P1 + a1.sin = 0
450 100 + a1.sin = 0
350
a1 =
sin 33
a1 = 642,627 kg
a1 = 6426,27 N. (OK)
x =0
a1.cos + b1 = 0
b1 = ( 642,627 xcos 33)
b1 = 538,953 kg
b1 = 5389,53 N. (OK)

RBV

b. Beban mati

855,16

747,56
721,22

708,05

747,56

d4

a3

721,22

a5

a4

708,05

a6

d7

b7
a2

358,03

d5

b8
v1

d3
a1

358,03

a7

d6
d9

d2

a8

d8

d1

d10

b1

b2

b3

b4

b5

RAV

b6

RBV

Reaksi tumpuan
MB = 0
RAV=

358,03.15 (708,05.(1 3,13 1,87)) (721,22.(1 1,25 3,75)) (747,56.(9 ,45 5,55)) (855,16.7, 5)
15

= 2962,43 kg
= 29624,3 N

MA = 0
RBV = RAV = 29624,3 N
Cek Reaksi:
RV
2 x 2962,43 kg
5924,87 kg
5924,87 kg
59248,7 N

= P
= 2(P1+P2+P3+P4+P5)+P6
= (2.(358,03+708,05+721,22+747,56)+855,16) kg
= 5924,87 kg
= 59248,7 N.. (OK)

Gaya batang a1 & b1 (dengan metode kesetimbangan titk buhul)


y =0
RAV P1 + a1.sin = 0
29624,3 3580,3+ a1.sin = 0
26044 ,1
a1 =
sin 33
a1 = 47818,98 N. (OK)

x =0
a1.cos + b1 = 0
b1 = ( 13529,42 xcos 33)
b1 = 40104,37 N. (OK)
Tabel II.3. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda baja
Batang

a1
b1

Beban Hidup ( N )
Hasil SAP
Metode
Titik
buhul/Ritter
-6384.55
6426.27
5339.71

5389.53

0.65

Beban Mati ( N )
Hasil SAP
Metode
Titik
buhul/Ritter
-47508.49
47818.98

0.92

39733.65

Selisih
%

40104.37

Selisih
%
0.65
0.92

Selisih perhitungan harus < 5% jika selisihnya > 5%, maka hasil perhitungan program
dianggap tidak tepat, dan hitungan program harus dilakukan ulang dengan memeriksa
kembali input program yang diberikan.
3. Kombinasi pembebanan
a. Kombinasi I
= 1,4 D
b. Kombinasi II
= 1,2 D + 0,5 L
c. Kombinasi III (a) = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W
d. Kombinasi III (b) = 1,2 D + 1,6 L 0,8 W
e. Kombinasi IV
= 1,2 D + 1,3 W + 0,5 W
f. Kombinasi V (a) = 0,9 D + 1,3 W
g. Kombinasi V (b) = 0,9 D 1,3 W
Dengan, D
: beban mati
L
: beban hidup
W
: beban angin

Tabel II.4. Gaya batang kombinasi kuda-kuda baja


Beban (N)
Angin
Batang
Angin kiri
kanan
Mati (D)
Hidup (L)
Wknan
Wkiri
a1
-47508.5
-6384.55
1400.23
240.96
a2
-44279.5
-5928.51
955.30
922.82
a3
-41260.8
-5472.47
511.00
1599.19
a4
-37851.6
-5016.43
68.83
2277.16
a5
-37851.6
-5016.43
2273.66
72.42
a6
-41260.8
-5472.47
1596.42
514.13
a7
-44279.5
-5928.51
924.21
954.53
a8
-47508.5
-6384.55
247.51
1394.58
b1
39733.7
5339.71
5937.74
-7112.66
b2
34332.6
4576.89
5207.36
-5990.84
b3
23279.2
3051.26
3741.41
-3737.63
b4
23279.2
3051.26
3739.89
-3736.11
b5
34332.6
4576.89
1486.10
-2269.29
b6
39733.7
5339.71
359.80
-1534.28
b7
5702.5
762.82
734.41
-1117.41
b8
5702.5
762.82
-1113.59
730.74
d1
-5957.6
-841.41
-806.87
1239.44
d2
5957.6
841.41
807.41
-1237.35
d3
-12192.2
-1682.82
-1615.06
2481.36
d4
-6290.1
-841.41
-809.50
1237.75
d5
12192.2
1682.82
1616.10
-2481.39
d6
18482.3
2524.23
2426.83
-3716.20
d7
12192.2
1682.82
-2480.16
1615.20
d8
18482.3
2524.23
-3710.89
2422.02
d9
-6290.1
-841.41
1235.18
-807.09
d10
-12192.2
-1682.82
2482.05
-1616.09
d11
5957.6
841.41
-1237.53
807.76
d12
-5957.6
-841.41
1241.20
-808.79
v1
0.0
0.0
0.0
0.0

Beban Kombinasi (N)


I
-66511.9
-61991.3
-57765.1
-52992.2
-52992.2
-57765.1
-61991.3
-66511.9
55627.1
48065.6
32590.8
32590.8
48065.6
55627.1
7983.5
7983.5
-8340.6
8340.6
-17069.1
-8806.1
17069.1
25875.2
17069.1
25875.2
-8806.1
-17069.1
8340.6
-8340.6
0.0

III(a)

II
-60202.5
-56099.7
-52249.2
-47930.1
-47930.1
-52249.2
-56099.7
-60202.5
50350.2
43487.5
29460.6
29460.6
43487.5
50350.2
7224.4
7224.4
-7569.8
7569.8
-15472.1
-7968.8
15472.1
23440.9
15472.1
23440.9
-7968.8
-15472.1
7569.8
-7569.8
0.0

Wknan
-66105.3
-61856.8
-57860.1
-53393.1
-51629.3
-56991.7
-61881.7
-67027.5
60974.1
52688.0
35810.1
35808.9
49711.0
56511.8
8651.1
7172.7
-9140.9
9141.3
-18615.2
-9541.9
18616.1
28159.0
15339.1
23248.8
-7906.2
-15337.6
7505.3
-7502.4
0.0

Wkiri
-67032.70
-61882.77
-56989.52
-51626.47
-53390.26
-57857.57
-61857.40
-66109.80
50533.79
43729.41
29826.92
29828.13
46706.65
54996.49
7169.61
8648.13
-7503.81
7505.48
-15338.11
-7904.14
15338.09
23244.58
18615.36
28155.16
-9540.01
-18616.07
9141.57
-9142.40
0.0

III(b)
Wknan
-68345.7
-63385.3
-58677.7
-53503.3
-55267.1
-59546.0
-63360.4
-67423.5
51473.7
44356.2
29823.9
29825.1
47333.2
55936.1
7476.0
8954.4
-7849.9
7849.4
-16031.2
-8246.7
16030.3
24276.1
19307.3
29186.3
-9882.5
-19308.8
9485.4
-9488.3
0.0

Wkiri
-67418.2
-63359.3
-59548.2
-55269.9
-53506.1
-58680.2
-63384.7
-68341.1
61914.0
53314.8
35807.1
35805.9
50337.5
57451.3
8957.5
7478.9
-9486.9
9485.2
-19308.3
-9884.5
19308.3
29190.5
16031.0
24279.9
-8248.7
-16030.3
7849.2
-7848.3
0.0

GAYA
IV

Wknan
-58382.2
-54857.8
-51584.9
-47840.6
-44974.4
-50173.8
-54898.2
-59880.7
58069.3
50257.1
34324.5
34322.5
45419.4
50818.0
8179.2
5776.8
-8618.7
8619.4
-17571.7
-9021.1
17573.0
26595.8
12247.9
18616.7
-6363.1
-12245.4
5961.0
-5956.3
0.0

V(a)
Wkiri
-59889.2
-54900.0
-50170.2
-44969.8
-47836.0
-51580.8
-54858.8
-58389.5
41103.8
35699.4
24601.7
24603.7
40537.4
48355.7
5771.8
8174.4
-5958.5
5961.3
-12246.3
-6359.7
12246.3
18609.8
17571.9
26589.5
-9018.0
-17573.0
8619.9
-8621.2
0.0

Wknan
-40937.3
-38609.7
-36470.4
-33977.0
-31110.7
-35059.3
-38650.1
-42435.9
43479.3
37668.9
25815.1
25813.1
32831.2
36228.0
6087.0
3684.6
-6410.8
6411.5
-13072.6
-6713.4
13073.9
19789.0
7748.8
11809.9
-4055.3
-7746.4
3753.0
-3748.3
0.0

Wkiri
-42444.4
-38651.9
-35055.7
-31106.1
-33972.3
-36466.3
-38610.7
-40944.7
26513.8
23111.2
16092.3
16094.3
27949.2
33765.7
3679.6
6082.2
-3750.6
3753.3
-7747.2
-4052.0
7747.2
11803.0
13072.8
19782.7
-6710.3
-13073.9
6411.9
-6413.3
0.0

V(b)
Wknan
-44577.94
-41093.45
-37798.99
-34155.91
-37022.19
-39210.04
-41053.03
-43079.40
28041.22
24129.73
16087.42
16089.40
28967.37
35292.55
4177.54
6579.94
-4312.90
4312.20
-8873.44
-4608.71
8872.09
13479.20
14197.22
21458.24
-7266.80
-14199.68
6970.62
-6975.39
0.0

Wkiri
-43070.9
-41051.2
-39213.6
-37026.7
-34160.6
-37803.1
-41092.4
-44570.6
45006.7
38687.4
25810.2
25808.2
33849.4
37754.8
6584.9
4182.3
-6973.1
6970.4
-14198.8
-7270.1
14198.8
21465.1
8873.3
13485.5
-4611.8
-8872.1
4311.7
-4310.4
0.0

BATANG
PERLU
-68345.65
-63385.27
-59548.23
-55269.92
-55267.12
-59546.01
-63384.65
-68341.13
61914.044
53314.756
35810.148
35808.932
50337.516
57451.34
8957.464
8954.408
-3750.559
9485.244
-7747.248
-4051.988
19308.312
29190.5
19307.328
29186.252
-4055.329
-7746.351
9485.388
-3748.271
0.0

D. Perencanaan profil dan Dimensi Batang Kuda-kuda


Agar kuda-kuda efisien dalam hal pemakaian material baja, maka dalam satu kudakuda disusun atas 2 atau 3 profil dengan ukuran yang berbeda. Missal: untuk batang
vertikal b1 s/d b10 dan digunakan profil ke-1, sedang untuk batang atas a1 s/d a10 digunakan
profil ke-2, serta untuk batang d1 s/d d8 dan batang v1 s/d v2 digunakan profil ke-3.

d4

a3

dianggap sebagai sendi

a5

a4

a6

d7

b7
a2

d5
d3

a1

b8
v1

d9

d2

a8

d8

d1
b1

a7

d6

d10
b2

b3

b4

b5

b6

Dalam perencanaan batang kuda-kuda, titik buhul dianggap sebagai sendi. Gaya
batang pada suatu kuda-kuda hanya ada dua macam, yaitu sebagai batang tarik atau
sebagai batang tekan, maka perencanaan kuda-kuda pada dasarnya merupakan perencanaan
batang tarik dan batang tekan.
1. Perencanaan batang b1 s/d b8,
Batang b1 s/d b8 merupakan batang tarik.
Misal dicoba profil 1 dari 2L40x40x4 dengan tebal pelat buhul 4 mm
Dari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L25x25x5 sbb:
1. Tinggi profil (h1)
= 40 mm
2. Lebar profil (b1)
= 40 mm
3. Tebal profil (t1)
= 4 mm
4. Berat sendiri (Wg) = 2,42 kg/m = 0,0242 N/mm
5. Luas tampang (A) = 3,08 cm2
= 308 mm2
h1
6. Ix
= 4,48 cm4
= 44800 mm4
7. Iy
= 4,48 cm4
= 44800 mm4
8. ex
= 1,12 cm
= 11,2 mm
b1
b1
t
9. ey = 1,12 cm
= 11,2 mm
Profil 1
pb

a) Periksa kelangsingan

rmin =

Ix
44800

= 12,06 mm
A
308

Lb1
2500
=
= 207 < 240 mm (OK) => Lb1 = panjang batang b1
rm in 12,06

t1

b) Periksa Kekuatan
Alat sambung berupa baut, misal diameter baut yang dipakai d = = 12 mm
Kondisi leleh: Tn1 = 0,9.fy.Ag
= 0,9.290.2A
= 261x2x308
= 160776 N
dengan:

Ag = luas tampang bruto profil (mm2)


fy = tegangan leleh baja (Bj50)=290 Mpa

Kondisi Fraktur:An
Tn2

dengan:

An
A0
U
fu

= 2(A-t.(d+2))
= 2(308-4(12+2))
= 504 mm2
= 0,75.fu.A0
= 0,75.fu.0,85.An
= 0,75.500.0,85.504
= 160650 N

= luas tampang netto (mm2)


= luas tampang efektif (mm2) =U.An
= 0,85
= tegangan putus baja (Bj50) = 500 Mpa

Tn diambil nilai yang terkecil antara Tn1 dan Tn2, Tn = 160650 N


Syarat :
Tn > Nub1
100725 N > 61914,04 N .. (OK)
2. Perencanaan batang a1 s/d a8
Batang-batang a1 s/d a8 merupakan batang tekan.
Misal dicoba profil 2 dari 2L50x50x6 dengan tebal pelat buhul 4 mm
Dari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L40x40x4 sbb:
1. Tinggi profil (h2)
= 50 mm
2. Lebar profil (b2)
= 50 mm
3. Tebal profil (t2)
= 6 mm
4. Berat sendiri (Wg) = 4,47 kg/m = 0,0447 N/mm
5. Luas tampang (A) = 5,69 cm2
= 569 mm2
h2
4
4
6. Ix
= 12,8 cm
= 128000 mm
7. Iy
= 12,8 cm4
= 128000 mm4
8. ex
= 1,45 cm
= 14,5 mm
b2
b2
t
Profil 2
9. ey
= 1,45 cm
= 14,5 mm
pb

a) Periksa kelangsingan penampang


Sayap:

b2 200

t2
fy

t2

50
200

6
290

8,33 < 11,74.(OK)


b) Periksa kelangsingan batang
Kondisi tumpuan sendi-sendi, k = 1
Dicoba digunakan 2 pelat kopel
L1
ry

La1 2413
= 804,33 mm => La1 = panjang batang a1

2 1
3
Iy
128000

=
= 15 mm
A
569

L1 804,33

= 53,63 mm
ry
15

Arah sumbu bahan (sumbu x-x)


rx

2I x
128000

= 15 mm
2A
2.569
k .La1 1.2413

= 160,88
rx
15

Syarat: x > 1,2. 1


160,88 > 1,2.53,63
160,88 > 64,35.(OK)
Arah sumbu bebas bahan (sumbu y-y)
Iysg

= 2(Iy+A(ey+1/2.tpb)2)
=> Iysg = Iy profil siku ganda
2
= 2(128000+569(14,5+0,5.6) )
= 604512,5 mm4

rysg

I ysg
2A

604512,5
= 23,05 mm
2.569

k .La1 1.2413

= 104,69
rysg
23,05

Kelangsingan ideal
iy

y2

m 2
.1 => m = 2
2

2
2

= 104,69 2 .53,632
= 117,63
iy >1,2.1
117,63 > 1,2. 53,63
117,63 > 64,35.(OK)

Syarat:

c) Periksa terhadap gaya tekan


Dari perhitungan di atas diperoleh,
x
= 160,88
iy
= 117,63
min = 117,63
m in f y 117,63
290

= 1,43

200000
Karena c > 1,2

= 1,25c 2

= 1,25.1,43 2
= 2,541
0,85.Nn= 0,85 .2 A

fy

0,85.2.569.

290
2,541

= 110392,82 N > Nua1


= 110392,82 N > 68435,65 N
d) Periksa terhadap tekuk lentur torsi
1
1
3
3
= 2 b2 .t 2 h2 t 2 .t 2
J
3
3

1
3

= 2 50.63

y0

x0

r0

1
50 6.63
3

= 13536 mm4
t
= ex 2
2
6
= 14,5
2
= 11,5 mm
=0
=

Ix Iy
A

xo y 0
2

128000 128000
0 2 11,52
569
= 582,16 mm4

G. J
2
2. A.r0
80000 .13536
=
2.569.582,16
= 1634,53 Mpa

f crz

= 1

x0 y 0
2

= 1

r0

0 11,5 2
582,16

= 0,77
fy

290
= 114,125 MPa
2,541

f cry

f clt

f cry f crz
=
2.H

4. f cry . f crz .H

1 1

f cry f crz 2

4.114,125 130,748 .1634,53.0,77


114,125 1634,53
1 1

2.0,77
114,125 1634,532

= 112,24 MPa
0,85Nn= 0,85.2A.fclt
= 0,85.2.569. 112,24
= 108574,18 N > Nua1
= 108574,18 N > 68345,65 N.OK
3. Perencanaan batang d2, d9, d11, d5 s/d d8
Batang d1 s/d d8 merupakan batang tarik.
Misal dicoba profil 3 dari 2L45x45x5 dengan tebal pelat buhul 4 mm
Dari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L40x40x5 sbb:
1. Tinggi profil (h3)
= 45 mm
2. Lebar profil (b3)
= 45 mm
3. Tebal profil (t3)
= 5 mm
4. Berat sendiri (Wg) = 3,38 kg/m = 0,0338 N/mm
5. Luas tampang (A) = 4,3 cm2
= 430 mm2
h3
6. Ix
= 7,83 cm4
= 78300 mm4
7. Iy
= 7,83 cm4
= 78300 mm4
8. ex
= 1,28 cm
= 12,8 mm
b3
b3
t
9. ey
= 1,28 cm
= 12,8 mm
pb

Profil 3

t3

a) Periksa kelangsingan

rmin =

Ix
78300

= 13,49 mm
A
430

L d 5 2755,8
=
= 204 < 240 mm (OK) => Ld5 = panjang batang d5
13,49
rm in

b) Periksa Kekuatan
Alat sambung berupa baut, missal diameter baut yang dipakai d = = 12 mm
Kondisi leleh: Tn1 = 0,9.fy.Ag
= 0,9.290.2A
= 261x2x430
= 224460 N
dengan:

Ag = luas tampang bruto profil (mm2)


fy = tegangan leleh baja (Bj50)=290 Mpa

Kondisi Fraktur:An
Tn2

dengan:

An
A0
U
fu

= 2(A-t3(d+2))
= 2(430-5(12+2))
= 720 mm2
= 0,75.fu.A0
= 0,75.fu.0,85.An
= 0,75.500.0,85.720
= 229500 N

= luas tampang netto (mm2)


= luas tampang efektif (mm2) =U.An
= 0,85
= tegangan putus baja (Bj50) = 500 Mpa

Tn diambil nilai yang terkecil antara Tn1 dan Tn2, Tn = 224460N


Syarat :
Tn > Nub1
224460 N > 29190,50 N .. (OK)

4. Perencanaan batang v1, d1, d3-d4, d9-d10


Batang-batang v1, d1, d3-d4, d9-d10 merupakan batang tekan.
Misal dicoba profil 1 dari 2L40x40x4 dengan tebal pelat buhul 4 mm
Dari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L25x25x5 sbb:
1. Tinggi profil (h1)
= 40 mm
2. Lebar profil (b1)
= 40 mm
3. Tebal profil (t1)
= 4 mm
4. Berat sendiri (Wg) = 2,42 kg/m = 0,0242 N/mm
5. Luas tampang (A) = 3,08 cm2
= 308 mm2
h1
4
4
6. Ix
= 4,48 cm
= 44800 mm
7. Iy
= 4,48 cm4
= 44800 mm4
b1

tpb
Profil 1

b1

t1

8.
9.

ex
ey

= 1,12 cm
= 1,12 cm

= 11,2 mm
= 11,2 mm

a) Periksa kelangsingan penampang


Sayap:

b2 200

t2
fy
40 200

40
290
10 < 11,74.(OK)

b) Periksa kelangsingan batang


Kondisi tumpuan sendi-sendi, k = 1
Dicoba digunakan 2 pelat kopel
L1
ry

Lv1
4907
= 1635,67 mm => Lv1 = panjang batang v1

2 1
3
Iy
44800

=
= 12,06 mm
A
308

L1 1635,67

= 135,62 mm
ry
12,06

Arah sumbu bahan (sumbu x-x)


rx

2I x
2.44800

= 12,06 mm
2A
2.308
k .Lv1 1.4907

= 406,87
rx
12,06

Syarat: x > 1,2. 1


406,87 > 1,2. 135,62
406,87 > 162,75.(OK)
Arah sumbu bebas bahan (sumbu y-y)
Iysg

= 2(Iy+A(ey+1/2.tpb)2)
=> Iysg = Iy profil siku ganda
2
= 2(44800+308(11,2+0,5.4) )
= 196932 mm4

rysg

I ysg
2A

196932
= 17,88 mm
2.308

k .Lv1 1.4907

= 247,44
rysg
1

Kelangsingan ideal
iy

y2

m 2
.1 => m = 2
2
2
2

= 196932 2 .135,62 2
= 306,12
Syarat: iy >1,2.1
306,12 > 1,2. 135,62
306,12 > 162,75.(OK)
c) Periksa terhadap gaya tekan
Dari perhitungan di atas diperoleh,
x
= 406,87
iy
= 306,12
min = 306,122

m in f y 306,12
290

= 3,71

200000
Karena c >1,2
= 1,25 .c
= 1,25.3,71
= 17,21

c =

0,85.Nn= 0,85 .2 A

fy

290
17,21
= 8823,25 N > Nud3
= 8823,25 N > 7747,25 N. OK
0,85.2.174.

d) Periksa terhadap tekuk lentur torsi


1
1
3
3
= 2 b4 .t 4 h4 t 4 .t 4
J
3
3

1
3

= 2 40.43

y0

= 3243 mm4
t
= ex 4
2
4
= 11,2
2

1
40 4.43
3

x0

r0

= 9,20 mm
=0

Ix Iy

xo y 0
2

44800 44800
0 2 9,20 2
=
308
= 375,55 mm4

G. J
2
2. A.r0
80000 .3243
=
2.308.375,55
= 1121,36 Mpa

f crz

= 1

x0 y 0
2

= 1

r0

0 9,20 2
375,55

= 0,77
fy

290
= 16,85 MPa
17,21

f cry

f clt

f cry f crz
=
2.H

4. f cry . f crz .H

1 1

f cry f crz 2

4.16,85.1121,36 .0,77
16 1121,36
,851 1

2.0,77
16,85 1121,36 2

= 16,79 MPa
0,85Nn = 0,85.2A.fclt
= 0,85.2.308.16,79
= 8793,12 N > Nud3
= 8793,12 N > 7747,25 N.OK
Dari perencan aan di atas, akhirnya hasil perencanaan dimensi batang kuda-kuda
disajikan dalam tabel berikut,
Tabel II.5. Perencanaan dimensi batang kuda-kuda
No

Batang

Profil

b1 s/d b8, v1,d1, d12, d3-d4, d9-d10

2L40x40x4

a1 s/d a8

2L 50x50x6

d2, d11, d5 s/d d8

2L 45x45x5

E. Perencanaan Sambungan
Untuk alat sambung baut
Alat sambung yang dimaksud adalah baut hitam yang terbuat dari baja karbon
rendah A307 dengan kuat tarik fubaut = 410 Mpa. Diameter yang tersedia , 3/8, , 5/8,
, 7/8, 1, 1 1/8, 1 a/4, 1 3/8, 1 .

tpb

Diameter baut yang dipakai, db = 1/2 = 12,7 mm (untuk batang a1 s/d a10 dan b1 s/d b10)
db = 3/8 = 9,525 mm (untuk batang d1 s/d d8 dan v1 s/d v9)
Untuk batang a1 s/d a8 dan b1 s/d b8
Kuat tarik baut A307, fubaut = 410 MPa
Tebal plat buhul, tpb = 8 mm
Tebal profil siku-siku, t = 4 mm
Mutu baja, Bj50 : tegangan leleh (fy) = 290 MPa
tegangan putus (fu) = 500 Mpa
Sambungan merupakan sambungan tampang dua.
Kekuatan dukung baut memikul gaya geser,
Rgeser
= .m.r1.fubaut.Ab
; dengan
= 0,75; m=2; r1=0,5; Ab= penampang
baut
Rgeser
= 0,75.2.0,5.410.(1/4 .12,72)
= 38953,14 N
Kekuatan dukung baut memikul gaya tumpu,
Rtumpu
= .2,4.db.fu tumpu.ttumpu
nilai
= 0,75 ; ttumpu adalah tebal tertipis antara 2t dan tpb
= 8 mm
fu tumpu adalah nilai terkecil antara fubaut dan fu
= 410 Mpa
Rtumpu
= 0,75.2,4.12,7.ttumpu
= 0,75.2,4.12,7.410.8
= 74980,80 N
Kemampuan dukung per satu baut (Rbaut) adalah nilai terkecil antara Rgeser dan Rtumpu.
Jadi kemampuan dukung per satu baut adalah Rbaut = 38953,14 N
Gaya batang perlu
Jumlah baut yang diperlukan, nbaut
Rbaut

Misal:
perencanaan batang a1
nbaut

N ua1 68345,65

1,75
Rbaut 38953,14

( Jumlah baut terpasang, n = 2 baut => dibulatkan ke atas )


Untuk batang d1 s/d12 dan v1
Kuat tarik baut A307, fubaut = 410 MPa
Tebal plat buhul, tpb = 8 mm
Tebal profil siku-siku, t = 4 mm
Mutu baja, Bj50 : tegangan leleh (fy) = 290 MPa
tegangan putus (fu) = 500 Mpa
Sambungan merupakan sambungan tampang dua.
Kekuatan dukung baut memikul gaya geser,
Rgeser
= .m.r1.fubaut.Ab
; dengan
= 0,75; m=2; r1=0,5; Ab= penampang
baut
Rgeser
= 0,75.2.0,5.410.(1/4 .9,5252)
= 21911,14 N
Kekuatan dukung baut memikul gaya tumpu,
Rtumpu
= .2,4.db.fu tumpu.ttumpu
nilai
= 0,75 ; ttumpu adalah tebal tertipis antara 2t dan tpb
= 6 mm
baut
fu tumpu adalah nilai terkecil antara fu dan fu
= 410 Mpa
Rtumpu

= 0,75.2,4.9,525.ttumpu
= 0,75.2,4.12,7.410.6
= 42176,70 N
Kemampuan dukung per satu baut (Rbaut) adalah nilai terkecil antara Rgeser dan Rtumpu.
Jadi kemampuan dukung per satu baut adalah Rbaut = 21911,14 N
Gaya batang perlu
Jumlah baut yang diperlukan, nbaut
Rbaut
Misal:
perencanaan batang a1
nbaut

N ud 1 29186 ,25

1,33
Rbaut 21911,14

( Jumlah baut terpasang, n = 2 baut => karena minimal jumlah baut yang terpasang 2 buah)
Untuk hitungan lebih lengkap disajikan dalam tabel II.6 berikut,

Tabel II.6. Hitungan kebutuhan jumlah baut


Batang

Gaya batang perlu


(Nu)

Jumlah baut terhitung

Jumlah baut terpasang

a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
b1
b2
b3
b4

68345.65
63385.27
59548.23
55269.92
55267.12
59546.01
63384.65
68341.13
61914.04
53314.76
35810.15
35808.93

1.75
1.63
1.53
1.42
1.42
1.53
1.63
1.75
1.59
1.37
0.92
0.92

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

b5
b6
b7
b8
d1
d2
d3
d4
d5
d6
d7
d8
d9
d10

50337.52
57451.34
8957.46
8954.41
3750.56
9485.24
7747.25
4051.99
19308.31
29190.50
19307.33
29186.25
4055.33
7746.35

1.29
1.47
0.23
0.23
0.10
0.24
0.20
0.10
0.88
1.33
0.88
1.33
0.19
0.35

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

d11
d12
v1

9485.39
3748.27
4.45

0.43
0.17
0.00

2
2
2

F. Perencanaan Plat Buhul

Perencanaan plat buhul mencakup seluruh simpul dari kuda-kuda.


Dalam uraian ini tidak dibahas semuanya, tapi hanya akan diberikan beberapa contoh
perencanaan plat buhul.

D
a5

a4
d4

a3

b7

a2

b8

d5

v1

d3
a1

a6

d7

d9

d2

d10

C
b1

b2

a8

d8

d1

a7

d6

b3

b4

b5

Untuk alat sambung baut


Buhul A
I

ey

Nua1

Nub1
ey
r
I

Nua1y

Nua1
Nua1x
d1
d2
Nub1
Pot. I-I

d3

1
2

1
2

b6

Potongan I-I (melalui satu lubang baut)


Dicoba r = 920 mm
h = r.tan = 916 x tan 33 = 597,45 mm
; dengan = kemiringan kuda-kuda
Dipakai diameter baut = inchi = 12,7 mm
Diameter lubang baut, dlub = dbaut + 2 = 12,7 + 2 = 14,7 mm
Anetto
= tpb.(h-dlub)
= 8.(597,45-14,7)
= 4662,04 mm2
Ibruto
= (1/12).tpb.h3
= (1/12).8.597,453 = 142175351,26 mm4
S1
= 3. dbaut =3 x 12,7 = 38,1 mm
d3
= 1/2h S1= 1/2.597,45 38,1 = 260,63 mm
Ilubang baut = tpb. dlub.d32
= 8.14,7. 260,63
= 7988178,75 mm4
Inetto
= Ibruto Ilubang baut
= 142175351,26 7988178,75
= 134187172,51 mm4
Wnetto
= Inetto/(1/2.h)
= 134187172,51 /(0,5. 597,453)
= 61914,04 mm3
Nua1
= 68345,65 N
Nua1x
= Nua1.cos 33 = 68345,65. cos 3 = 57319,49 N
Nua1y
= Nua1. sin 33 = 68345,65. sin 33 = 37223,71 N
Nub1
= 61914,04 N
Gaya aksial,
N
= Nub1 Nua1x
= 61914,04 57319,49
= 4594,56 N
Gaya geser,
V
= Nua1y = 37223,71 N
d1
= .h eya1 = .597,45 14,5 = 284,23 mm
d2
= .h eyb1 = .597,45 11,2 = 287,53 mm
Momen,
M
= Nub1.d2 + Nua1x.d1
= (61914,04. 133,04) + (70485,12 . 129,44)
= 18568541,80 N.mm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
N
M

=
Anetto Wnetto
=

4594,56 18568541,80

4662,04
61914,04

= 192,27 Mpa

V
Anetto

37223,71
4662,04

= 7,98 MPa
Tegangan ideal,
= 2 3 2

= 192,27 2 3.(7,98 ) 2
= 78,119 Mpa < fy/1,5
= 78,119 Mpa < 290/1,5
= 78,119 Mpa < 193,33 Mpa. (AMAN)
Buhul B

a3

Nu

Nub7

ey

a2
Nu
x
2
d
2
Nu Nud

I
ey

a2
Nu

y
d2
Nu

Potongan I-I (tidak melalui lubang baut)


Dicoba, h = 134 mm
tpb
= 8 mm
Anetto
= 95%.tpb.h
= 0,95.8.134
= 1018,40 mm2

3
Nud

Nu
d2

Pot.

I-I

= 95%.(1/12).tpb.h3
= 0,95.(1/12).8.1343
= 15238565,87 mm4
Wnetto
= Inetto/(1/2.h)
= 15238565,87/(0,5.134)
= 22744,27 mm3
Nud2
= 9485,24 N
Nud2x
= Nud2.cos 30 = 9485,24. cos 30 = 8214,46 N
Nud2y
= Nud2.sin 30 = 9485,24. sin 30 = 4742,62 N
Nua2
= 63385,27 N
Gaya aksial,
N
= Nua2 Nud2x
= 63385,27 - 8214,46
= 55170,81 N
Gaya geser,
V
= Nud2y = 4742,62 N
d
= .h eya3 = .134 14,50 = 52,50 mm
Momen,
M
= N.d
= 55170,81. 52,50
= 2896467,3 N.mm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
N
M

=
Anetto Wnetto
Inetto

56189 ,99 2896467,3

1018,40
22744,27

= 181,50 Mpa
V
=
Anetto
=

4742,62
1018 ,40

= 4,66 MPa
Tegangan ideal,
1

= 2 3 2
= 181,50 2 3.(4,66 ) 2
= 181,702 Mpa < 193,33 Mpa. (AMAN)

d3
Nu

Nu
d5

Buhul C

Nub2

Nub3

ey

1
2h

h
d2

Nu
d5

Nud5y

d
Y
Nub3

d1

ey

Potongan I-I (melalui 2 lubang baut)


Dicoba nilai h tertentu, missal diambil h = 140 mm
Diameter baut, dbaut = 3/8 inchi = 9,525 mm
Diameter lubang baut, dlub. = dbaut + 2 = 9,525 + 2 = 11,525 mm
Anetto
= tpb.(h 2. dlub.)
= 8.(140 2.11,525)
= 935,60 mm2
S1
= 3.dbaut = 3.9,525 = 28,575 mm

S2
= 2,5. dbaut = 2,5.9,525 = 23,81 mm
d1
= h - (S1+S2) = 140 (28,575+23,81) = 87,6125 mm
d2
= h S1 = 140 28,575 = 111,425 mm
Jarak garis netral dari sisi bawah (Y)
1
(t pb .h) h (d lib .t pb ).( d 1 d 2 )
2
Y
=
Anetto
1
(8.140) 140 (11,525.8).(87,6125 111,425
2
=
935,60
= 64,18 mm
I bruto
Ilubang baut
Inetto
Wnetto
Nud5
Nud5x
Nud5y
Nub3

= (1/12).tpb.h3 + (tpb.h).(1/2h-Y)2
= (1/12).8.1403 + (8.140).(1/2.140 64,16)2
= 1867243,47 mm4
= 2.(1/12.dlub.tpb3) + (dlub.tpb).((d1-Y)2 + (d2-Y)2)
= 2.(1/12.11,525.83) + (11,525.8).((87,6125-64,18)2 + (111,425-64,18)2)
= 257380,59 mm4
= Ibruto Ilubang baut
= 1867243,47 - 257380,59
= 1609862,88 mm4
= Inetto/(h-Y)
= 1609862,88/(140-64,18)
= 21233,27 mm3
= 19308,31 N
= Nud4.cos 63 = 19308,31. cos 63 = 8765,79 N
= Nud4..sin 63 = 19308,31. sin 63 = 17203,83 N
= 39199,89 N

Gaya aksial,
N
= Nub3 + Nud5x
= 39199,89 + 8765,79
= 44575,94 N
Gaya geser,
V
= Nud5y = 17203,83
d
= .h eyb3 = .140 11,2 = 58,80 mm
Momen,
M
= N.d
= 47293. 58,80
= 2621065,17 Nmm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
N
M

=
Anetto Wnetto
=

44575,94 2621065,17

935,60
21233,27

= 171,09 Mpa

V
17203,83

18,39 Mpa
935,60
Anetto

Tegangan ideal,
1

= 2 3 2
= 189,532 3.18,39 2
= 57,309 Mpa < 193,33 Mpa. (AMAN)

Buhul D

ey

Nua5

Nua4

d9
Nu

Nu
d6

Nua5y

Nua5x

ey
d
h

d9
Nu

Nud9y

Nua5
Nud9x

1
2h

d2
d1

Pot. I-I

Potongan I-I (melalui 2 lubang baut)


Dicoba nilai h tertentu, missal diambil h = 100 mm
Diameter baut, dbaut = 3/8 inchi = 9,525 mm
Diameter lubang baut, dlub. = dbaut + 2 = 9,525 + 2 = 11,525 mm
Anetto
= tpb.(h 2. dlub.)
= 8.(10 2.11,525)
= 615,60 mm2
S1
= 3.dbaut = 3.9,525 = 28,575 mm
S2
= 2,5. dbaut = 2,5.9,525 = 23,8125 mm
d1
= S1 = 28,575 mm

d2
= S1 + S2 = 52,3875 mm
Jarak garis netral dari sisi bawah (Y)
1
(t pb .h) h (d lib .t pb ).( d 1 d 2 )
2
Y
=
Anetto
1
(8.100) 100 (11,525.8).(25,575 52,3875)
2
=
615,60
= 52,85 mm
I bruto
Ilubang baut
Inetto
Wnetto
Nud7
Nud7x
Nud7y
Nua5
Nua5x
Nua5y

= (1/12).tpb.h3 + (tpb.h).(1/2h-Y)2
= (1/12).8.1003 + (8.100).(1/2.100 52,85)2
= 673170,58 mm4
= 2.(1/12.dlub.tpb3) + (dlub.tpb).((d1-Y)2 + (d2-Y)2)
= 2.(1/12.11,525.83) + (11,525.8).((28,575-52,85)2 + (52,3875-52,85)2)
= 55240,31 mm4
= Ibruto Ilubang baut
= 673170,58 55240,31
= 617830,26 mm4
= Inetto/(h-Y)
= 617830,26/(100-52,85)
= 13103,87 mm3
= 19307,33 N
= Nud7.cos 27 = 19307,33. cos 56,8085 = 8093,12 N
= Nud7..sin 27 = 19307,33. sin 56,8085 = 12371,58 N
= 55267,12 N
= Nua6.cos 30 = 55267,12. cos 30 = 47862,73 N
= Nua6.sin 30 = 55267,12. sin 30 = 27633,56 N

Gaya aksial,
N
= Nud7x - Nua5x
= 8093,12 - 47862,73
= -30659,78 N
Gaya geser,
V
= Nua5y - Nud7y = 27633,56 - 12371,58 = 18868,22 N
d
= .h eya5y = .100 14,50 = 35,50 mm
Momen,
M
= N.d
= -30659,78. 35,50
= -1088422,13 Nmm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
N
M

=
Anetto Wnetto
=

- 1088422,13 - 1088422,13

615,60
13103,87

= -132,87 Mpa

V
Anetto

18868,22
615,60

= 30,65
Tegangan ideal,
= 2 3 2

= (132,87) 2 3.(30,65) 2
= 143,08 Mpa < 193,33 Mpa. (AMAN)

G. Perencanaan Plat Kopel


Plat kopel diperlukan hanya pada batang tekan saja.
Untuk batang atas a1
Dari tabel profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal Lb2.h2.t2 sebagai
berikut :

Plat Kopel

L1

h2
L1
t2
b2
Profil 2

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Tinggi profil (h2)


Lebar profil (b2)
Tebal profil (t2)
Luas tampang (A)
Ix
Iy
ex
ey

L1

= 40 mm
= 40 mm
= 4 mm
= 308 mm2
= 44800 mm4
= 44800 mm4
= 11,2 mm
= 11,2 mm

Gaya lintang untuk perencanaan plat kopel,


D = 0,02.Nua1

La1

= 0,02.6345,65
= 1366,91 N
S = A.(1/2.tpb + ex)
= 308.(1/2.8 + 11,2)
= 4681,60 mm3
D.S
=
Iy
=

1366,91 .4681,60
44800

= 142,84 N/mm
Iy = momen inersia profil siku tunggal
Gaya geser yang didukung oleh plat kopel,
V = .L1 => L1 = La1/3 = 2413 /3 = 804,33 mm
= 142,84. 804,33
= 114892,91 N
a = 2.(1/2.tpb + ex)
= 2.(1/2.8 + 11,2)
= 30,40 mm
Imin = 0,55.Iy
= 0,55.44800
=24.640 mm4
Syarat plat kopel :
I platkopel
I
10 min
a
L1

1 .t plat kopel .h 3
I
12
10 min
a
L1
Digunakan tebal plat kopel, tplat kopel = 6 mm (ditetapkan)
1 .6.h 3
24640
12
10.
30,4
804,33

Ditrial dengan h = 250 mm


1 .6.250 3
24640
12
10.
30,4
804,33

256990,132 mm3 306,341 mm3.... (OK)


Digunakan tebal plat kopel, h = 250 mm

Untuk alat sambung baut


Dicoba dipasang 2 baut, terbuat dari baja karbon rendah A307 dengan kuat tarik fubaut = 410
MPa. Dengan diameter baut dbaut = 19,05 mm
Penempatan baut seperti pada gambar.
I
V

S1

S1

S1

S1
Pot. I - I

S1

I
z
b2

Diambil S = 140 mm (3.dbaut < S < 15.t plat tertitpis atau 200 mm) . (OK)
S1 = 30 mm (1,5.dbaut < S1 < 4.t plat tertitpis + 100 mm atau 200 mm) (OK)
Analisi pada potongan I-I (melalui 2 lubang baut)
Dlubang baut = dbaut + 2 mm = 28,575 + 2 = 30,575 mm
Anetto
= (h 2.dlubang).tplat kopel = (250 2. 30,575) 6 = 1133,10 mm2
Inetto
= 1/12.tplat kopel.h3 2.dlubang.tplat kopel.(1/2S)2
= 1/12.6.(250)3 2.30,575.6(1/2.140)2 = 6014690 mm4
Wnetto
= Inetto/(1/2.h) = 6014690/(1/2.250) = 48117,52 mm3
Momen terhadap pot, I-I,
M
= V.(z S1) => z = 2.S1
= 114892,91.(60 30)
= 3446787,42 Nmm
Kontrol tegangan yangterjadi
M

=
W netto
=

3446787,42
48117,52

= 71,63 Mpa
V
=
Anetto
=

114892,91
1133,10

= 101,40 Mpa

Tegangan ideal,
1

= 2 3 2
= (71,63 ) 2 3.(101,40 ) 2
= 189,672 Mpa < 193,33 Mpa. (AMAN)

Kontrol kekuatan baut,


Rgeser
= 0,75.0,5.fubaut.(1/4..dbaut2)
= 0,75.0,5.410.(1/4. .30,5752)
= 98600,13 N
Rtumpu
= . 2,4 . db. futumpu .ttumpu
Dengan, = 0,75
ttumpu = tebal tertipis antara tprofil dan tplat kopel
futumpu = nilai terkecil antara fubaut dan fu
Rtumpu
= 0,75.2,4. 30,5752.410.4
= 84353,40 N
Rbaut adalah nilai terkecil dari Rgeser dan Rtumpu
Rbaut
= 84353,40 N
Reaksi pada baut,
V
Rx
=
2
=

114892,91
2

= 57446,46
Ry

M (1 / 2.S )
(1 / 2S ) 2 (1 / 2S ) 2

3446787,42 (1 / 2.140)
(1 / 2.140) 2 (1 / 2.140) 2

= 24619,91 N
Reaksi total,
R

Rx2 Ry 2

= 57446,46 2 24619,91 2
= 62499,88 N < Rbaut
= 62499,88 N < 84353,40 N.(AMAN).

BAGIAN C
PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP
DARI KAYU

BAB I
PERENCANAAN GORDING

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

A. Data-data Perencanaan
Jarak antar kuda-kuda (dk)
= 2,00 m
Jarak antar gording (dg)
= 1,00 m
Kemiringan atap ()
= 33
Beban tekanan angin (Wang )
= 40 kg/m2
Beban penutup atap genting (Watp)
= 50 kg/m2
Beban plafon (Wplf)
= 18 kg/m2
Beban hidup terpusat (P)
= 100 kg
Diketahui (Gm)
= 0,70 kg/m3
Digunakan jenis kayu
= Kayu Rasak
Kerapatan ( )
= 805 kg/m3
Kadar air (m)
= 15 %

a) Kuat Acuan
Modulus elastisitas kayu :
a
Gb
G15

30 m 30 15
=
= 0,5
30
30
Gm
0,70
=
=
= 0,64 kg/m3
1 0,265 a Gm 1 0,265 0,5 0,70
Gb
0,64
=
=
= 0,70 kg/m3
1 0,133 Gb 1 0,133 0,64
=

Ew

= 16500 x G0,7
= 16500 x 0,700,7
= 12857,57 MPa

Ew

= 12854,42 x NRT
= 12857,57 x 0,8
= 10286,06 Mpa

G = G15

Jadi kode mutu kayu adalah E13.


Sehingga didapatkan nilai dari masing-masing koefisien :
Kuat lentur
(Fb) = 27 MPa
Kuat tarik sejajar serat
(Ft)
= 25 Mpa
Kuat tekan sejajar serat
(Fc) = 28 Mpa
Kuat geser
(Fv) = 4,8 MPa
Kuat tekan tegak lurus serat
(Fe ) = 11 Mpa

c. Panjang Batang Kuda-kuda Kayu


a3

a2
v1
a1

d1

a4

d2
b2

b1

a) Batang bawah
b1 = b2 = L/2 = 400/ 2 = 200 cm
b) Batang atas
a1 = a2 = a3 = a4 =

b1 / 2
cos 33

100
cos 33 o

= 119,24 cm

c) Batang vertikal
v1 = b1. tan 33o = 200 x tan 33o = 129,88 cm
d) Batang diagonal
d1 = d2 =

b1 / 2
cos 33

100
cos 33 o

= 119,24 cm

Tabel I.2 Panjang Batang Kuda-Kuda Kayu


Panjang
No.
Batang
(cm)
119,24
1
a1
119,24
2
a2
119,24
3
a3
119,24
4
a4
200,00
5
b1
200,00
6
b2
7
d1
119,24
8
d2
119,24
9
v1
129,88

1245,32

B. Analisa Pembebanan
a3

a2
v1
a1

d1
b1

a4

d2
b2

Pembebanan pada gording.


Direncanakan dimensi gording : 60/120
1. Beban mati
Berat sendiri gording (a)
= b x h x berat jenis
= 0,06 x 0,12 x 805
= 5,80 kg/m
Berat atap pada gording (b) = Jarak antar gording x berat atap
= 1,00 x 50 kg/m2
= 50 kg/m
Berat mati gording (qD)
=a+b
= 5,80 + 50
= 55,80 kg/m
Berat mati total (q)
= qD + 10% . a
= 55,80 + (10% . 5,80)
= 56,38 kg/m
Beban mati arah sb.x
qx
= q . sin
= 56,38. sin 33
= 30,70 kg/m
Beban mati arah sb.y
qy
= q . cos
= 56,38. cos 33
= 25,75 kg/m
2. Beban hidup
Beban pekerja dan atap
P
= 100 kg
Beban P arah sb.x
Px
= P . sin
= 100 . sin 33
= 54,46 kg/m
Beban P arah sb.y
Py
= P . cos
= 100 . cos 33
= 83,87 kg/m
3. Momen pada Balok Gording

Arah sumbu x
a) Momen pada balok gording untuk arah sb.x
Beban mati (MDX)
M DX = 1/8 . qx . L2
= 1/8 . 30,70. 22
= 15,35 kg.m
Beban hidup (MLX)
M LX = 1/4 . Px . L
= 1/4 . 54,46. 2
= 27,23 kg.m
Perhitungan momen unlimit total untuk arah sumbu X
MUX = 1,4 MDX
= 1,4 . 15,35
= 21,49 kg.m
MUX = 1,2 MDX + 1,6 MLX
= 1,2 . 15,35 + 1,6 . 27,23
= 61,99 kg.m
MUX = 1,2 MDX + 0,5 MLX
= 1,2 . 15,35 + 0,5 . 27,23
= 32,04 kg.m
Nilai MUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilai
MUX = 61,99 kg.m
b) Gaya lintang pada gording pada balok untuk arah sumbu X
Beban mati (RDX)
R DX = 1/2 . qx . L
= 1/2 . 30,70. 2
= 30,70 kg
Beban hidup (RLX)
R LX = 1/2 . Px
= 1/2 . 54,46
= 27,23 kg
Perhitungan gaya lintang total dengan kombinasi pembebanan:
VUX
= 1,4 RDX
= 1,4 . 30,70
= 42,99 kg
VUX
= 1,2 RDX + 1,6 RLX
= 1,2 . 30,70 + 1,6 . 27,23
= 80,42 kg
VUX
= 1,2 RDX + 0,5 RLX
= 1,2 . 30,70 + 0,5 . 27,23
= 50,46 kg
Nilai VUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilai
VUX = 80,42 kg
Arah sumbu y
a) Momen pada balok gording untuk arah sb.y
Beban mati (MDY)

M DY = 1/8 . qy . L2
= 1/8 . 25,75 . 22
= 12,88 kg.m

Beban hidup (MLY)


M LY = 1/4 . Py . L
= 1/4 . 83,87. 2
= 41,93 kg.
Perhitungan momen unlimit total untuk arah sumbu Y
MUY = 1,4 MDY
= 1,4 . 12,88
= 18,03 kg.m
MUY = 1,2 MDY + 1,6 MLY
= 1,2 . 12,88 + 1,6 . 41,93
= 82,54 kg.m
MUY = 1,2 MDY + 0,5 MLY
= 1,2 . 12,88 + 0,5 . 41,93
= 36,42 kg.m
Nilai MUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilai
MUY = 82,54 kg.m
b) Gaya lintang pada gording pada balok untuk arah sumbu Y
Beban mati (RDX)
R DY = 1/2 . qy . L
= 1/2 . 25,75 . 2
= 25,75 kg
Beban hidup (RLX)
R LY = 1/2 . Py
= 1/2 . 83,87
= 41,93 kg
Perhitungan gaya lintang total dengan kombinasi pembebanan:
VUY = 1,4 RDY
= 1,4 . 25,75
= 48,07 kg
VUY = 1,2 RDY + 1,6 RLY
= 1,2 . 34,34 + 1,6 . 41,93
= 97,99 kg
VUY = 1,2 RDY + 0,5 RLY
= 1,2 . 25,75 + 0,5 . 41,93
= 51,87 kg
Nilai VUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilai
VUY = 97,99 kg

C. Kontrol Kekuatan dan Keamanan


Diperoleh :
MDX = 15,35 kg.m
MLX = 27,23 kg.m
MUX = 61,99 kg.m
VUX = 92,70 kg
= 12,88 kg.m
= 41,93 kg.m
= 82,54 kg.m
= 97,99 kg

120

MDY
MLY
MUY
VUY

qy py

qx
px

60

a. Kontrol terhadap lentur


Data yang diketahui :
b
= 0,85

= 0,8
b
= 6 cm
h
= 12 cm
C1 = Cm = 0,85
C2 = Ct = 1,00
C3 = Cv = 2,00
C4 = Ch = 1,00
Fb
= 27 MPa

tabel 4.3-1
tabel 4.3-2
tabel 1
tabel 2
tabel 4
tabel 3
(Kayu Rasak E12)

Penyelesaian :
Untuk arah X X
DX
Fbx

Mx

= 1/6 . b . h2
= 1/6 . 6 . 122
= 144 cm3
= C1 x C2 x C3 x C4 x Fb
= 0,85 x 1 x 2 x 1 x 27
= 45,90 MPa
= 459 kg/cm2
= Dx . Fbx
= 144 . 459
= 66096 kg.cm
= 660,96 kg.m

Syarat :
MUX
61,99
61,99

. b . Mx
0,8 . 0,85 . 660,96
449,45 (Aman)

Jadi balok 6/12 aman terhadap lentur untuk arah X X

Untuk arah Y Y
Dy
Fby

My

= 1/6 . b2 . h
= 1/6 . 62 . 12
= 72 cm3
= C1 x C2 x C3 x C4 x Fb
= 0,85 x 1 x 2 x 1 x 27
= 45,90 MPa
= 459 kg/cm2
= Dy . Fby
= 72 . 459
= 33048 kg.cm
= 330,48 kg.m

Syarat :
MUY
. b . My
116,94
0,8 . 0,85 . 330,48
116,94
224,73 (Aman)
Jadi balok 6/12 aman terhadap lentur untuk arah Y Y
b. Kontrol terhadap geser
Data yang diketahui :
v
= 0,75

= 0,8
b
= 7 cm
h
= 12 cm
C1 = Cm = 0,97
C2 = Ct = 1,00
C3 = Cv = 2,00
C4 = Ch = 1,00
Fv
= 4,8 MPa

tabel 4.3-1
tabel 4.3-2
tabel 1
tabel 2
tabel 4
tabel 3
(Kayu Rasak E12)

Penyelesaian :
Untuk arah X X
Fvx = C1 x C2 x C3 x C4 x Fv
= 0,97 x 1 x 2 x 1 x 4,8
= 9,31 Mpa
= 93,12 kg/cm2
Vux = 2/3 . Fvx . b . h
= 2/3 . 93,12. 6 . 12
= 4469,76 kg
Syarat :
VUX
92,70

. v . Vux
0,8 . 0,75 . 4469,76

92,70
2681,68 (Aman)
Jadi balok 6/12 aman terhadap geser untuk arah X X
Untuk arah Y Y
Fvy = C1 x C2 x C3 x C4 x Fv
= 0,97 x 1 x 2 x 1 x 4,8
= 9,31 MPa
= 93,12 kg/cm2
Vuy = 2/3 . Fvy . b . h
= 2/3 . 93,12. 6 . 12
= 4469,76 kg
Syarat :
VUY
. v . Vuy
108,30
0,8 . 0,75 . 4469,76
108,30

2681,86 (Aman)
Jadi balok 6/12 aman terhadap geser untuk arah Y Y

c. Kontrol terhadap puntir


Karena penempatan kuda-kuda satu dengan yang lain memiliki jarak yang sama, maka
besarnya momen puntir yang terjadi = 0, karena dengan keadaan yang simetris momen
puntir saling meniadakan.
Jika ada momen puntir yang terjadi, maka :
Syarat :
Mtu . v . Mt
Ftu = 2/3 . Fvy
= 2/3 . 93,12
= 62,08 kg/cm2
Mt=
=

b 2 . h 2 . Ftu
3 . h 1,8 . b

6 2. 12 2. 62,08

3 . 12 1,8 . 6
= 6876,55 kg/m
Mtu

. v . Mt
0

0,80 . 0,75 . 6876,55


0

4125,93 (Aman)
Jadi balok 6/12 aman terhadap puntir.
d. Kontrol terhadap lendutan
IX = 1/12 . b. h3
= 1/12 . 6 . 123
= 864 cm4
IY = 1/12 . b3. h
= 1/12 . 63 . 12

= 216 cm4
E05

= 1,03 . EW . (1 - 1,645 . KVE)


= 1,03 . EW . (1 - 1,645 . E )
E'W
= 1,03 . 10286,06 . (1 - 1,645 .

0,05
10286,06

= 10594,56 MPa
= 105945,55 kg/cm2
q . L4
PX . L3
5
fy max
=
. X
+
48 . E05 . I y
384 E05 . I y

fx max

0,5546 . 266,7 3
0,3070 . 266,7 4
5
=
.
+
384 105945,55. 216
48 . 105945,55. 216
= 0,89 cm
qY . L4
PY . L3
5
=
.
+
48 . E05 . I x
384 E05 . I x
0,8387 . 266,7 3
0,2575. 266,7 4
5
.
+
384 105945,55. 864 48 . 105945,55. 864
= 0,19 cm
=

f max

=
=

f ijin

f x m ax f y m ax
2

0,19 2 0,89 2

= 0,91 cm
= 1/200 . L

= 1/200 . 266,7
= 1,33 cm

Syarat :
max izin
0,91 1,33 (Aman)
Jadi balok 6/12 aman terhadap lendutan.

BAB II
PERENCANAAN KUDA-KUDA KAYU

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

A. Data-data Perencanaan
Jarak antar kuda-kuda (dk)
= 2,667 m
Jarak antar gording (dg)
= 1,00 m (jarak proyeksi horizontal)
Kemiringan atap ()
= 33
Beban tekanan angin (Wang )
= 25 kg/m2
Beban penutup atap genting (Watp)
= 50 kg/m2
Beban plafon (Wplf)
= 18 kg/m2
Beban hidup terpusat (P)
= 100 kg
Koefisien angin tekan (Ch)
= -0,4
Koefisien angin hisap (Ct)
= 0,02 0,4
= 0,02 . 33 0,4
= 0,26
B. Analisa Pembebanan
P3

P2

a2

a3

P4

v1
a1

P1

d1

a4

d2

33

b1

b2

200

200
400

Tabel II.1. Panjang Batang Kuda-kuda Kayu


No

Batang

Panjang (cm)

Panjang (m)

a1

119,24

1,1924

2
3

a2
a3

119,24
119,24

1,1924
1,1924

a4

119,24

1,1924

5
6
7
8

b1
b2
d1
d2

200,00
200,00
119,24
119,24

2,0000
2,0000
1,1924
1,1924

P5

v1

129,88

1,2988

1. Beban mati
a. Beban sendiri kuda-kuda (dimensi 6/12 )
P1 = P5
= 110% x x (a1 + b1) x b x h x
= 110% x x (1,1924 + 2,00) x 0,06 x 0,12 x 805
= 10,18 kg
P2 = P4
= 110% x x (a1 + a2 + d1) x b x h x
= 110% x x (1,1924+1,1924+1,1924) x 0,06 x 0,12 x 805
= 11,40 kg
P3
=110% x (.(a2 + a3 + d1+ d2 +b1 + b2 ) +v1) x b x h x
=110%x(.(1,1924+1,1924+1,1924+1,1924+2+2)+1,2988) 0,06 x
0,12 x 805
= 36,24 kg
b. Beban gording (dimensi gording 6/12)
P1 = P2 =P4 = P5 = 110% x dk x b x h x
= 110% x 2,67 x 0,06 x 0,12 x 805
= 17,00 kg
P3
= 2 x 110% x dk x b x h x
= 2 x 110% x 2,67 x 0,06 x 0,12 x 805
= 34,01 kg
c. Beban penutup atap
P1 = P5
= dk x x a1 x watp
= 2,67 x x 1,1924 x 50
= 79,50 kg
P2 = P3=P4 = dk x x (a1+a2) x watp
= 2,67 x x (1,1924+1,1924) x 50
= 159,01 kg
d. Beban plafond
P1 = P5 = dk x x b1 x w plf
= 2,67 x x 2,00 x 18
= 48,01
P2 = P4 = 0 kg
P3
= dk x x (b1+b2) x w plf
= 2,67 x x (2,00+2,00) x 18
= 96,01
Tabel II.2. Beban mati pada kuda-kuda kayu
Gaya

Beban Atap
(kg)

Beban gording
(kg)

Beban sendiri
kuda-kuda (kg)

Beban plafond
(kg)

Beban total
(kg)

P1

79,50

17,00

10,18

48,01

154,69

P2
P3

159,01
159,01

17,00
34,01

11,40
36,24

0,00
96,01

187,41
325,26

P4

159,01

17,00

11,40

0,00

187,41

P5

79,50

17,00

10,18

48,01

154,69

2. Beban hidup
Beban hidup dipkai yang paling menentukan atau paling besar yakni beban akibat
pekerja dan perlatan
P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = 100 kg
3. Beban angin
a. Beban angin kanan
P3a

P3b

Arah angin

a2

a3

P2

P4

v1
a1

d1

a4

d2

P1

P5
33

b1

b2

200

200
400

Koefisien angin tekan (Ct) = 0,02.33 - 0,4 = 0,26


P1 = Ct x dk x x a1 x Wang
= 0,26 x 2,67 x .(1,1924) x 25
= 10,34 kg
P2 = Ct x dk x x (a1 + a2) x Wang
= 0,26 x 2,67 x .( 1,1924+ 1,1924) x 25
= 20,67 kg
P3a = Ct x dk x x a2 x Wang
= 0,26 x 2,67 x x (1,1924) x 25
= 10,34 kg
Koefisien angin hisap (Ch) = -0,4
P3b = Ch x dk x x a3 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x x (1,1924) x 25
= - 15,90 kg
P4 = Ch x dk x x (a3 + a4) x Wang
= -0,4 x 2,67 x x (1,1924 + 1,1924) x 25
= -31,80 kg

P5 = Ch x dk x x a4 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x x (1,1924) x 25
= - 13,34 kg

b. Beban angin kiri


P3a

P3b

Arah angin

a2

a2
a3

P2

P4

v1
a1

d1

a4

d2

P1

P5
33

b1

b2

200

200
400

Koefisien angin hisap (Ch) = -0,4


P1 = Ch x dk x x a4 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x x (1,1924) x 25
= - 13,34 kg
P2 = Ch x dk x x (a3 + a4) x Wang
= -0,4 x 2,67 x x (1,1924 + 1,1924) x 25
= -31,80 kg
P3a = Ch x dk x x a3 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x x (1,1924) x 25
= - 15,90 kg
Koefisien angin tekan (Ct) = 0,02.32 - 0,4 = 0,24
P3b = Ct x dk x x a2 x Wang
= 0,26 x 2,67 x x (1,1924) x 25
= 10,34 kg
P4 = Ct x dk x x (a1 + a2) x Wang
= 0,26 x 2,67 x .( 1,1924+ 1,1924) x 25
= 20,67 kg
P5 = Ct x dk x x a1 x Wang
= 0,26 x 2,67 x .(1,1924) x 25

= 10,34 kg
Tabel II.3. Beban angin pada kuda-kuda kayu
Gaya
P1
P2
P3a
P3b

Angin kanan (kg)


10,34
20,67
10,34
-15,90

P4
P5

-31,80
-13,34

Angin kiri (kg)


-13,34
-31,80
-15,90
10,34
20,67
10,34

C. Analisa Mekanika
1. Hitungan gaya batang

(Hitungan gaya batang dapat dilakukan dengan metode analitis konvensional


(metode keseimbangan titik, metode Cremona, metode Ritter) maupun dengan
memanfaatkan program aplikasi computer (SAP, ETABS, dan lainnya) Hasil akhir
Perhitungan ditampilkan pada tabel berikut.
Table II.4. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda kayu
Gaya Batang (kg)
Batang
Beban Mati
Beban Hidup Beban Angin Kiri
Beban Angin Kanan
a1
-6427,06
-2754,14
160,11
96,90
a2
-4706,55
-1836,09
18,52
188,93
a3
-4706,55
-1836,09
188,93
18,52
a4
-6427,06
-2754,14
96,90
160,11
b1
5390,21
2309,82
-619,28
420,07
b2
5390,21
2309,82
-137,58
-61,63
d1
-1720,51
-918,05
348,10
-226,26
d2
-1720,51
-918,05
-226,26
348,10
v1
1874,10
1000,00
-66,35
-66,35
2. Analisa dengan metode keseimbangan titik buhul
P3

P2

a2

P4

v1

a1

P1

a3

d1

a4

d2

33

b1

P5

b2

B
100

100

100
400

a. Beban hidup
(P1 s/d P5 = 1000 N)
Reaksi tumpuan
MA = 0

100

- RBV.4 + P5.4 + P4.3 + P3.2 + P2.1 + P1.0 = 0


- RBV.4 + 1000.4 + 1000.3 + 1000.2 +1000.1 + 1000.0 = 0
- RBV.4 = -10000
RBV = 2500 N
RBV = RAV = 2500 N
Chek.
RBV + RAV P.11 = 0
2500 + 2500 1000.5 = 0
5000 5000 = 0 (Ok)
Buhul A
Arah sb.y
Y
=0
0
= RAV . P1 + a1 . sin 33o
0
= 2500 1000 + a1 . sin 33o
-1500 = a1 . sin 33
a1
= -2754,12 N
Arah sb.x
X
=0
0
= a1 . cos 33o + b1
= -2754,12. cos 33o + b1
b1
= 2309,80 N
b. Beban Mati
Reaksi tumpuan
MA = 0
- RBV.4 + P5.4 + P4.3 + P3.2 + P2.1 + P1.0 = 0
- RBV.4 + 1546,9.4 + 1874,1.3 + 3252,6.2 + 1874,1.1 + 1546,9.0 = 0
- RBV.4 = -20189,20
RBV = 5047,30 N
RBV = RAV = 5047,30 N

Chek.
RBV + RAV P1 P2 P3 P4 P5 = 0
5047,30 + 5047,30 1546,9 1874,1- 3252,6-1874,1-1546,9= 0
10094,60 10094,60 = 0 (Ok)

Buhul A
Arah sb.y
Y
0
0

=0
= RAV . P1 + a1 . sin 33o
= 5047,30 1546,9 + a1 . sin 33o

-3500,40
a1

= a1 . sin 33
= -6427,01 N

Arah sb.x
X
=0
0
= a1 . cos 33o + b1
= -6427,01 . cos 33o + b1
b1
= 5390,14 N
3. Validasi hasil hitungan gaya batang.
Sub-sub-bab ini diperlukan untuk hhitungan gaya batang yang menggunakan
program aplikasi computer seperti SAP, ETABS dan lainnya. Jika hitunga
menggunakan analitis konvensional (metode kesetimbangan titik buhul, metode
cremona, metode ritter), maka sub-sub-ban ini tidak diperlukanvalidasi hasil hitungan
program perlu dilakukan unutk mengecek benar atau tidak hasil output program, karena
program aplikasi computer hanyalah sedekar alat bantu hitung, hasilnya sangat
bergantung pada input program yang diberikan. Input apapun yang diberikan akan tetap
diproses, baik input yang benar ataupun yang salah.
Validasi dilakukan terhadap 2 batang pada perhitungan gaya batang akbat beban
mati dan beban hidup. Hasil validasi program disajikan pada table berikut.
Tabel II.5. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda kayu.

Batang

Hasil

Beban Mati
Metode
Keseimbangan
Titik Buhul

SAP
a1
b1

-6427,06
5390,21

-6427,01
5390,14

Selisih

Hasil

SAP

0,00

-2754,14

0,00

-1540,00

Beban Hidup
Metode
Keseimbangan
Titik Buhul

Selisih
%

-2754,12
2309,82

0,00
0,00

Selisih perhitungan harus < 5% jika selisihnya > 5%, maka hasil perhitungan
program dianggap tidak tepat, dan hitungan program harus dilakukan ulang dengan
memeriksa kembali input program yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai