Anda di halaman 1dari 4

METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF DALAM PENELITIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Graham Evans, Jeffrey Newham, David Lake, dan Robert Powell mengatakan bahwa hubungan
internasional berkaitan dengan interaksi antar actor tertentu yang meliputi negara-bangsa, organisasi
internasional, dan perusahaan multinasional. Studi ini berusaha untuk menjelaskan berbagai interaksi
antarnegara, masyarakat, dan instansi yang melintasi batas nasional. Mulai dari studi tentang perang
dan damai serta tentang kerja sama ekonomi dan konflik lingkungan. Studi HI menuntut setiap orang
untuk meneliti beebagai fenomena internasional, baik iytu isu politik, ekonomi, keamanan, HAM,
demokrasi, kerja sama ahli teknologi, hinggga masalah lingkungan hidup dan penyakit.
Seiring berkembangnya suatu ketergantungan social dan perubahan besar dalam system
internasional, analisis hubungan internasional berkembang dalam tiga arah utama. Pertama, isu baru
tentang HI, yaitu politik lingkungan internasional, etika Internasional, dan globalisasi. Kedua, metode
baru dalam studi HI seperti analisis rational choice, metode statistic, dan sejumlah metode alternatif.
Ketiga, mengembangkan spesialisasi yang lebiih luas, baik dalam hal substanasi maupun pendekatan
metodelogis. Pada saat yang kombinasi antara tema baru penelitian, meluasnya metodelogi, dan
berkembangnya spesialisasi dalam sub-sub bidang HI, telah melahirkan banyak metodelogis yang
digunakan oleh para penstudi HI.
A. Metode kualitatif dalam penelitian HI
Dalam bidang HI analisis kualitatif merupakan metodelogi penelitian yang paling menonjol.
Dalam sebuah survei tahun 2007, 95% persen serjana HI di Amerika Serikat menggunakan analisis
kualitatif sebagai metodelogi primer maupun sekunder dalam penelitian mereka dan 55%
menggunakan metode kuantitatif dan 16% menggunakan pemeodelan formal.1secara substantif
metode kualitatif telah memberikan kontribusi dalam sruap penelitian studi HI. Andrew dan Colin
membagi tradisi penelitian kualitatif dalam lingkungan studi HI dalam tiga generasi. Generasi
pertama adalah apa yang dikenal dengan metode studi kasus yang berkembang pasca perang dunia
II. Namun pada saat ini, penelitan mereka masih kurang dalam hal teoritis, kurang ketelitian
metodelogis, dan tidak kondusif untuk membangun teori yang kumulatif. Generasi kedu, generasi
yang muali mengmbangkan prosedur yang lebih sistematis untuk penelitian kualitatif. Sedangkan
generasi ke tiga, lebih mendasarkan penelitiannya terhadap filasafat kontemporer ilmu
pengetahuan. Mereka lebih banyak terpengaruh oleh metode kuantitatif dan model formal,
sehingga tidak menolak konseptual dan pengukuran. Penelitian kuantitatif memiliki definisi sebagai
Teknik penelitian yang intuitif dan sistematis untuk mebantu seorang peneliti mengahsilkan
pengetahuan dengan cara yang efisien dan koheren.2 Metode kuantitaf bertujuan untuk lwbih
meningkatkan pemahaman kita tentang fenomena, aktivitas-aktivitas, dan proses social. Penelitian
ini berfokus pada makna dan pemahaman. Penelitin ini juga mencakup mtode wawancara,
observasi, analisis wacana dan historis, dan ini disebut dengan penelitian multi-metode. Metode
kualitatif secara mum merujuk pada pengumpulan data dan strategi analisis data non-numerik.
Sebelum memikirkan dan menetapkan tentang metode yang akan digunakan, dalam
penelitian kuantitaf, peneliti harus bertanya hipotesis mereka dan tujuan dari penelitian itu sendiri.
Karena metode kuantitatif dan kualitatif memiliki kekuatan dan kelemahan serta kebutuhan yang
berbeda. Dimana metode kulitatif dalam mengumpulkan dan menganalisis data melihat beragam
alat dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan dalam proses penelitian. Dikarenakan penelitian

1
Daniel Maaliniak, “the view from rhe lvory: TRIP Survey of IRFaculty in the US and Canada”. Dalam Arlene B.
Tickner dan Ole Waever, Internasional Realtion Around the World(New York: Routledge, 2009)
2
kualitatif mengandalkan penalaran indukatif. Banyak sarjana HI dan pakar penelitian mengatakan
bahwa metode kualitatif mengacu pada penelitian interpretif sedangkan metode kuantitasif lebih
bersifat penelitian empiris. Seperti dikatakan Audie Klotz, Ketika kesenjangan antara penelitian
interpretif dan empiris didekati dari perspektif pertanyaan praktis, atau cara mengumpulkan dan
menganalisis data akan ditemukan overlap yang signifikan. Dalam mengumpulkan data kualitatif
penting untuk memperhatikan Teknik triangulasi tujuannya untuk merefrerensi silang temuan kita.
Ini digunakan untuk menjaga kemungkinan kita memberikan informasi yang salah.
Ada tiga Langkah atau strategi sebelum mengumpulkan data dan menganalisisnya yaitu
penelitian berbasis dokumen atau arsip, wawancara, dan penelitian berbasis internet. Pengumpulan
arsip atau dokumen sering merupakan strategi yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa untuk
penelitian HI. Dokumen itu sendiri ada dua bentuk yaitu dokumen primer dan ada yang berbentuk
sekunder. Dimana dokumen primer adalah dokumen asli yang ditulis oleh individu yang memiliki
akses langsung ke informasi yang mereka gambarkan, teliti, ataupun langsung mengalami peristiwa
tertentu. Sedangkan dokumen sekunder adalah deokumen yang mengacu pada dokumen primer
atau hasil analisis dokumen primer atau menurut Kenneth D. Bayley bisa diartikan dokumen yang
ditulis oleh orang-orang yang tidak hadir dalam kejadian namun mereka menerima informasi
dengan mewawancarai saksi mata atau dengan membaca dokumen primer.
Selain penelitian berbasis dokumen atau arsip, pengumpulan data kualitatif juga dilakukan
melalui Teknik wawancara. Wawancara itu sendiri menyediakan sumber daya yang besar untuk
keperluan analisis kualitatif dan bisa juga memberikan wawasan baru ke dalam setiap aspek HI.
Fungsi dari Teknik wawancara ini adalah dapat memeproleh data yang factual. Wawancara
mempunyai tiga kategori, yang pertama wawancara berstruktu (data yang menghasilkan data
kuantitatif, karena terkadang Teknik ini masih terkait dengan metode pengumpulan data kualitatif
lainnya). Kedua, wawancara semi-struktur. Ketiga, wawancara tak teretruktur (jenis wawancara yang
tidak umum dalam penelitian HI, percakapan mengalir bebebas, dan tanpa menggunakan naskah).
Bentuk wawancara lainnya ada focus groups discussion (FGD) ini melibatkan kelompok yang akan
membahas tentang masalah tertentu. Jenis ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tertentu
dalam konteks interaksi sosial.
Penelitian selanjutnya, yaitu penelitian berbasis internet. Internet sendiri bisa kita gunakan
untuk mengakses materi ilmiah tradisional, jika menggunakan metode ini juga kita harus selalu
memeriksa berbagai sumber yang kita gunakan. Karena internet terlalu bebas untuk dapat diakses
oleh siapapun, tidak ada penjaga gawang dalam memublikasikan setiap informasi di internet.
Memang di satu sisi, internet telah menciptakan sumber informasi yang berlimpah dalam bentuk
apapun (blog, web, dan situs jejeraing social lainnya) dimana itu bisa membaca perspektif aktivis dan
blogger dari negara yang sedang kita teliti. Namun di sisi lain, sulit untuk menilai apakah bahan
bacaan kita factual atau hanya mewakili pandangan individu. Dengan demikian, internet juga dapat
mengatasi kesulitan setiap peneliti jika harus melakuakan penelitian berbasis wawancara tatap
muka atau metode berbasis dokumen.
Setelah mengumpulkan data kualitatif, selanjutnya kita dihadapkan oleh menganalisis data
kualitatif itu. Penelitian kualitatif sering kali disajikan dalam bentuk studi kasus dan ada Teknik-
teknik analisis kualitatif yang digunakan dalam studi kasus sperti process-tracing. Ada beberapa
Teknik analisis yang dikenal dalam metodelogi penelitian, yaitu analisis isi dan analisis wacana.
Menurut Lamont, analisis isi dapat mengasumsikan berbagai bentuk, yang mana dapat melihat
Bahasa untuk memahami dan menjelaskan dunia sekitar kita (emoiris) atau dapat menggunakan
Bahasa untuk memahami bagaimana Bahasa membetuk dan memproduksi dunia social (interpretif).
Sedangkan analisis wacana menaruh perhatian pada interpretasi bentuk-bentuk langistik dalam
sebuah komunikasi. Analisis wacana bukan sekedar Teknik untuk memahami isi sebuah teks serta
seperangkat asumsi tentang dunia social yang dikontruksi melalui Bahasa.
B. Metode kkuantitatif dalam penelitian HI
Metode kiantitatif banyak digunakan di AS sedangkan di Indonesia sendiri sangat jarang
dikarenakan lemahnya penguasaan matematika dan statistika. Padahal mahasiswa seringkali
dihadapkan dengan sebuah data yang berbentuk fakta, infromasi, dan argument dalam bentuk
data numerik yang disajikan oleh media, politisi, kalangan bisnis, dan LSM. Meskipun ada
keterbatasan dalam matematika dan statistika, jumlah penelitian kuantitatif telah berkembang
dengan membahas isu keamanan internasional dengan menggunakan Teknik statistika. Menurut
Jhon Cresswell, penellitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori tertentu dengan
cara meneliti hubungan antar variable. Variable-variabel itu diukur sehingga data yang terdiri
dari angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistika. Ketika kita mencoba menjelaskan
hubungan antar variable, hubungan ini biasanya didedukasi dari beberapa bentuk proposisi
teoritis. Yang dimana penelitian kuantitatif fikatakan mengikuti logika deduktif (proposisi teoritis
akan diuji oleh data-data empires). Semua metode kuantitatif membutuhkan data baik yang
dikumpulkan, di-coding, atau dibuat skala kedalam bentuk numerik.
Ada beberapa alasan mengapa penelitian kuantitatif mengandalkan Teknik-teknik
statistic. Pertama, Teknik statistic sangat berguna Ketika menganalisis data yang diperoleh dari
sejumlah observasi, yang melibatkan perbandingan peristiwa yang terjadi dalam waktu yang
berbeda, lintas negara atu lintas Kawasan yang berbeda pula. Kedua, banyak peneliti HI
membuat generalisasi tentang masalah-masalah global berdasarkan sejumlah kasus dan Teknik
statistika memfasilitasi pembangunan generalisasi melalui analisis sampel dan menggunakan
hukum probabilitas. Ketiga, Teknik statistika memungkinkan peneliti menilai arah dan kekuatan
hubungan antarvaeiabel. Keempat, metode kuantitatif sangat cocok untuk menguji penjelasan
yang bertentangan dengan hasil yang diberikan. Lamont juga menyampaikan beberapa
keuntungan jika peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk melengkapai kelebihan metode
kuantitatif diatas, diantara yaitu: pertama¸agregasi data, maksudnya memudahkan peneliti
Ketika berhadapan dengan data dalam jumlah besar. Kedua,kekhususan dimana Ketika
menggunakan metode statistic, peneliti harus eksplisit dalam membuat asumsi dan
menerjemahkan argument yang dibahas kedalam Bahasa statistic yang umum.
Ketiga,keterbukaan, transparan soal metode yang kita gunakan, dari penelitian coding hingga
logika yang mendasari argument kita, serta bagaimana sampai pada kesimpulan.
Disamping kelebihan pasti ada kekurangan. Beberapa serjana HI menilai bahwa variable-
variabel penting dalam teori HI seperti norma dan gagasan tidak dapat diukur sama sekali
dengan Teknik kauntitatif, karena jika memaksakan menggunakan metode ini untuk teori-teori
HI tersebut adalah sesuatu yang tidak mungkin. Pengkritik lain juga menudug bahwa uji
kuantitatif dibidang HI sering melanggar asumsi-asumsi kuantitatif di bidang HI, sehingga hasil
yang dikeluarkan oleh kuantitatif diragukan. Beda dengan matematika yang lebih banyak
memanfaatkan model formal dalam sebuah simulasi internasional, metode statistic lebih
tampak peran dan kontribusinya dalam pelaksanan penelitian HI dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik lain yang umum digunakan untuk menghasilkan data kuantitatif adalah penggunaan
metode survei dengan instrument kuesioner. Survei sebagai sebuah metode pengumpulan data
dari masyarakat mengenai siapa mereka, bagaimana mereka, dan apa yang akan mereka
lakukan atau perilaku mereka.

Anda mungkin juga menyukai