BAB II
TINJUAN PUSATAKA
B. Efek Napza
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan Napza
dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: Golongan Depresan,
Golongan Stimulan, dan Golongan Halusinogen. Golongan Depresan
adalah jenis Napza yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh.
Jenis ini membuat pemakainya merasa tenang, pendiam dan bahkan
membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk
Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), Hipnotik
(otot tidur), dan Tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain. Golongan
Stimulan adalah jenis Napza yang dapat merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jnis ini membuat pemakainya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah:
Amfetamin, Kafein, Kokain. Golongan Halusinogen adalah jenis Napza
yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan
dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak dipakai
dalam terapi medis. Golongan ini termasuk: Ganja, LSD, Mescalin
macam-macam bahan Narkotika dan Psikotropika yang terdapat di
masyarakat serta akibat pemakaiannya (Agus, 2007).
menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat
istiadat atau demi kemajuan, dan masa depan anak itu sendiri
tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan
ketidak setujuan.
d. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut
anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi
yang harus dicapai dalam banyak hal.
e. Keluarga yang neurosis yaitu keluarga yang meliputi rasa
kecemasan dengan alasan yang kuat, mudah cemas dan curiga,
dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
2. Faktor Kepribadian
Kebanyakan penyalahgunaan Napza dimulai atau terdapat pada
masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan
biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu
4. Faktor Kesempatan
Penyebab dari faktor Napza antara lain: mudahya Napza didapat
dimana-mana dengan harga terjangkau, banyaknya iklan minuman
beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba, serta efek
farmakologik Napza yang menenangkan, menghilangkan nyeri,
menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
Ketersediaan dan kemudahan memperoleh Napza juga dapat dikatan
sebagai pemicu. Saat ini indonesia merupakan sasaran empuk bagi
sindikat Narkoba internasional untuk mengedarkan barang tersebut,
yang pada gilirannya menjadikan zat ini dengan mudah diperoleh
(BNN, 2010).
Menurut Siswanto Sunarto (2010: 114) ketidaktahuan generasi
muda pada narkoba serta gejolak kepribadian dan ketersediaan narkoba
merupakan pokok permasalahan dalam memerangi narkoba atau
napza. Oleh karenanya, variabel pasokan dengan permintaan harus
ditangi sekaligus.
Berdasarkan pengakuan para tersangka yang berhasil dijaring
polisi, kokain masuk indonesia dari Kolumbia, heroin, morfin, dan
putaw dari Segi Tiga Emas Asia melalui Bangkok; sedangkan sabu
dari China lewat Hongkong, Bangkok dan Singapura (Kaligis, dan
Soedjono Dirjosiswono 2006: 245). Lebih lanjut dikemukakan pasokan
sabu ini, memang tersebar di Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota-
kota besar lainnya. Namun peredarannya sudah sampai ke kota-kota
kecil bahkan kecamatan. Sabu maupun obat-obat terlarang itu bisa
sampai ketangan penadah disetiap daerah karena biasanya dibawa
melalui darat. Distribusinya sangat rapi dan rahasia, yang melibatkan
mulai dari anak-anak pejabat, artis, mahasiswa, eksekutif, awak
penerbangan bahkan aparat keamanan.
pusat koordinasi daerah Jawa Tengah bagian Barat Bakorlin III. Batas
wilayah kota Purwokerto adalah sebagai berikut :
Barat : Karanglewas
Timur : Kota Purbalingga
Utara : Baturraden (Kaki gunung Slamet)
Selatan : Kabupaten Banyumas
tahun 2001, gedung kantor mendapat perluasan 2 (dua) lantai. Sarana fisik
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Purwokerto sebagai berikut
1. Perkantoran
Gedung perkantoran terdiri dari:
a. Ruang kepala
b. Ruang Kasubag Tata Usaha
c. Ruang Umum
d. Ruang Kepegawaian dan Keuangan
e. Ruang Komandan Jaga
f. Ruang Kepala Administrasi Keamanan dan Ketertiban
g. Ruang Keamanan dan Pelaporan Tata Tertib
h. Ruang Kepala Kesatuan Lembaga Pemasyarakatan
i. Ruang Administrasi KPLP
j. Ruang Kasubsi Bimaswat
k. Ruang Kasubsi Registrasi
l. Ruang Kasi BINADIK
m. Ruang Keuangan
n. Ruang Kasi Bimbingan Kerja
2. Dapur Umum
3. Poliklinik
4. Ruang Latihan Kerja Narapidana
5. Ruang Gudang
6. Empat Pos Pengamanan
7. Satu Pos Penjagaan Luar
8. Ruang Ibadah/ Masjid
9. Ruang Perpustakaan
10. Lapangan Olahraga
11. Garasi Motor/ Mobil
12. Adapun tempat untuk Narapidana dan Tahanan terbagi menjadi 2 blok
yaitu:
a. Blok B yang terdiri dari 6 kamar yang ditempati Narapidana:
Kapasitas dari blok dan kamar Narapidana dan Tahanan adalah 111
orang, sedangkan penghuni dari Lembaga Pemasyarakatn Purwokerto
adalah 368 orang. Selain itu, untuk menunjang pekerjaan pegawai di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Purwokerto juga disediakan fasilitas
komputer di setiap sub bagian serta kendaraan inventaris berupa mobil dan
sepeda motor. Fasilitas-fasilitas tersebut dapat digunakan untuk pegawai
dalam menjalankan pekerjaanya.
G. Kerangka Konsep
(Y)
Faktor teman sebaya (X3)
H. Hipotesis
Mengacu pada hasil penelitian terdahulu dan model penelitian,
maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Faktor keluarga berpengaruh dan signifikan terhadap
penyalahgunaan napza.
H2 : Faktor Kepribadian berpengaruh dan signifikan terhadap
penyalahgunaan napza.
H3 : Faktor teman sebaya berpengaruh dan signifikan terhadap
penylahgunaan napza.
H4 : Faktor kesempatan berpengaruh dan signifikan terhadap
penylahgunaan napza.