A6.4.26 Ghazali Js - Ip Rap Ok
A6.4.26 Ghazali Js - Ip Rap Ok
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP Pasal 1 Angka 1 mendefinisikan
Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketentraman serta menyelenggarakan perlindungan
masyarakat. Satpol PP sebagai perangkat daerah, mempunyai peran yang
sangat strategis dalam memperkuat otonomi daerah dan pelayanan publik di
daerah. Untuk menjamin terlaksananya tugas pokok dan fungsinya dalam
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan
masyarakat perlu dilakukan peningkatan, baik dari sisi kelembagaan maupun
sumber daya aparatur. Suatu daerah apabila telah memiliki ketertiban umum
dan ketenteraman masyarakat maka Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dalam situasi dan kondisi yang
tenteram, tertib, dan teratur.
Keberadaan Satpol PP dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
diharapkan dapat membantu adanya kepastian hukum dan memperlancar
proses pembangunan di daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2011 Tentang Standar
Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja, menjelaskan mengenai
rangkaian Penegakan Peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang
terdiri dari Preventif non yustisial dan Penindakan yustisial. Rangkaian
pelaksanaan penegakan melalui Preventif non yustisial yakni pelanggar
Peraturan daerah menanda tangani surat pernyataaan bersedia dan sanggup
mentaati dan mematuhi serta melaksanakan ketentuan dalam waktu 15 hari
terhitung sejak penandatanganan surat pernyataan, kemudian apabila
melanggar akan diberikan surat teguran pertama 7 hari, teguran kedua 3 hari
dan teguran ketiga 3 hari. Apabila mengingkari surat teguran tersebut, akan
dilaporkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk dilakukan
1
proses penindakan yustisial yakni rangkaiannya Penyelidikan, Penyidikan,
Pemeriksaan, Pemanggilan dan Pelaksanaan, Sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 Tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah.
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai dalam melaksanakan
tugasnya berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor 47 Tahun 2022
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai. Untuk menyelenggarakan
penegakan Peraturan Daerah/Peraturan Walikota, Ketertiban Umum Dan
Ketentraman, Serta Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Dumai berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Ketertiban Umum, di dalam Peraturan Daerah ini
menjelaskan tentang aturan terkait objek tertib yang perlu dilakukan
penertiban atau tindakan atas pelangggaran antara lain :
1. Tertib Perizinan
2. Tertib Jalan, Jalur Hijau, Taman dan Tempat Umum
3. Menertibkan Penggunaan Sungai, Selokan, Parit dan Saluran Air
4. Tertib Keamanan Lingkungan
5. Penertiban Usaha di Tempat-tempat Tertentu
6. Tertib Penghuni Bangunan
7. Tertib Susila
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai telah melaksanakan
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Dumai yang
dilaksanakan oleh penyidik sesuai kewenangannya berdasarkan pasal 257
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019
Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah,
telah memberikan ruang untuk dibentuknya PPNS yang secara khusus di
tempatkan di daerah dan diberi tugas melakukan penyidikan terhadap
kemungkinan terjadinya tindak pidana sebagaimana diatur dalam suatu
peraturan daerah. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Dumai dituntut untuk melakukan pelayanan optimal dalam
melaksanakan penegakan Peraturan Daerah, menjaga Ketertiban Umum dan
2
Ketentraman Masyarakat Serta Perlindungan Masyarakat sesuai
perkembangan wilayah Kota Dumai. Adapun Kegiatan penegakan Peraturan
Daerah dan Ketertiban Umun Dan Ketentraman Masyarakat yang dilakukan
Satpol PP Kota Dumai antara lain :
3
Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Dumai juga meliputi tindakan
preventif non yustisial dan yustisial. penindakan yustisial yang dilakukan oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai salah satunya berkaitan dengan
terhadap tertib susila antara lain :
4
strategi penegakan pelanggaran perda yang secara rutin dilaksanakan oleh
Satpol PP, baik secara represif non yustisi dan yustisi oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) serta putusan pengadilan terhadap pelaku pelanggaran
Peraturan Daerah masih belum cukup mampu untuk menimbulkan efek jera
dan efektif mengurangi angka pelanggaran Peraturan Daerah. oleh karena itu
sangat dibutuhkan keberadaan PPNS yang mumpuni baik secara kuantitas
maupun kualitas agar dapat melakukan penegakan Peraturan Daerah dan
Kepala Daerah secara menyeluruh di Kota Dumai.
Proses penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di Kota
Dumai melalui tindakan yustisi juga masih mengalami hambatan dalam
prosesnya yang membutuhkan waktu yang relative lama sampai pelanggar
diberikan sanksi sesuai Peraturan Daerah yang dilanggar. Pelanggaran yang
terjadi disebabkan masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat,
pelaku usaha, dan badan hukum untuk mematuhi Peraturan Daerah dan
Peraturan Walikota di Kota Dumai. jumlah Peraturan Daerah di Kota Dumai
yang memuat sanksi Pidana berjumlah 49 Peraturan Daerah namun belum
semua peraturan daerah ini dapat diterapkan sanksi karena masih
keterbatasan pada kuantitas PPNS, secretariat PPNS yang belum efektif dan
sarana prasarana yang masih terbatas dalam proses Penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota Dumai.
Pelanggaran atas peraturan daerah dan gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum adalah ancaman bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat,
karena apabila suatu daerah dianggap tidak aman, tidak tertib dan tidak
tenteram maka investasi akan sulit berkembang. Pelanggaran terhadap
peraturan daerah dan peraturan walikota di Kota Dumai harus diminimalisir
dan dikendalikan dengan baik baik melalui upaya preventif, maupun represif.
Untuk itu sangat diperlukan inovasi atau trobosan dalam menerapkan sistem
yang optimal dalam penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di
Kota Dumai, dengan meningkatkan sistem kerja dan peran penyidik pegawai
negeri sipil (PPNS) sehingga diharapkan angka pelanggaran peraturan
daerah dan peraturan walikota dumai semakin menurun, dan masyarakat /
pelaku usaha / badan hukum memiliki kesadaran dan pemahaman atas
peraturan daerah yang berlaku serta meningkatnya kredibilitas aparatur
5
penegak peraturan perundang – undangan.
6
C. Manfaat Aksi Perubahan
Diharapkan melalui aksi perubahan ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Internal
Optimalisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai Dalam
Penegakan Dan Penindakan Pelanggaran Peraturan Dan Peraturan Kepala
Daerah Melalui Sistem Cepat Operasi Yustisi Di Kota Dumai sebagai acuan
menentukan kebijakan dan untuk mendukung kelancaran tugas pokok dan
fungsi Satpol PP dalam menjaga penegakan Peraturan Daerah/Peraturan
Kepala Daerah, Ketentraman dan Ketertiban Umum serta perlindungan
masyarakat. Melalui pemanfaat Sistem cepat operasi yustisi memudahkan
bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai untuk mengidentifikasi,
mengelompokkan serta melakukan tindakan Penegakan Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah dengan cepat, tepat dan kepastian hukum.
2. Manfaat Eksternal
Memberikan kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat akan
proses penegakan peraturan daearah dan peraturan kepala daerah dengan
menggunakan sistem operasi cepat yustisi sehingga memberikan kemudahan
kepada masyarakat mendapatkan pemahaman atas pelanggaran yang telah
dilakukan dengan proses yang cepat sampai pada tahapan pemberikan
sanksi.
7
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI.
A. Deskripsi Organisasi
Berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menjelaskan bahwa satuan polisi pamong praja diberikan
kewenangan untuk membantu kepala daerah dalam rangka penegakan
Peraturan Daerah, menjaga Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat
Serta Perlindungan Masyarakat. Adapun wewenang Satpol PP diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja bab III Pasal 7, Polisi Pamong Praja berwenang :
1. Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran
atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;
2. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
3. Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
4. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas
Perda dan/atau peraturan kepala daerah;
5. Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda
dan/atau peraturan kepala daerah.
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai beralamat Jl. Brigjen
HR Soebrantas eks Kantor Walikota Dumai. Berdasarkan Peraturan Walikota
Dumai Nomor 47 Tahun 2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai,
menjelaskan bahwa Satpol PP mempunyai tugas membantu Walikota dalam
menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan, koordinasi, fasilitasi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pada Penegakkan Peraturan Daerah,
Peraturan Walikota, Ketertiban Umum Dan Ketentraman Serta Perlindungan
8
Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas Satuan Polisi Pamong Praja
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan rencana strategis, rencana kerja dan penetapan kinerja
Dinas;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informasi,
aplikasi informatika, data, statistik dan persandian serta kehumasan
Pemerintah Daerah;
c. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang komunikasi dan
informatika, aplikasi informatika, data, statistik dan persandian serta
kehumasan Pemerintah Daerah;
d. pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan dan penggunaan
anggaran bidang komunikasi dan informatika, dan aplikasi informatika;
e. pengelolaan layanan informasi dan komunikasi publik dan aplikasi
informatika, statistik dan persandian;
f. pemberian dukungan pengelolaan komisi informasi daerah yang
terbentuk dalam Komisi Informasi;
g. pelaksanaan tata kelola persandian dengan koordinasi terhadap
pelaksanaan dan evaluasi secara vertikal dan horizontal dalam rangka
pengamanan informasi di lingkungan Pemerintah Daerah;
h. pembinaan, pengawasan dan pengendalian akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah;
i. pengkoordinasian kebijakan dengan unit kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas; dan
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
B. Visi Misi
9
Melayu”. Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang
akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kota Dumai dapat lebih
berperan dalam perubahan yang terjadi dilingkup nasional, regional maupun global.
Dengan memperhatikan kondisi, permasalahan yang ada, tantangan kedepan
dan isu yang ditetapkan serta dengan memperhitungkan peluang dan potensi yang
dimiliki untuk mencapai masyarakat Kota Dumai yang maju, mandiri, dan mampu
bersaing, maka dirumuskan 4 (empat) misi Kota Dumai dalam rangka pencapaian
Visi Kota Dumai. Misi pembangunan Kota Dumai untuk merealisasikan visi
pembangunan di atas adalah :
10
1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas keamanan dan ketertiban secara
bersama antara aparatur dan masyarakat serta pembangunan oleh
pemerintah kota;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur keamanan dengan
mengirimkan personil guna mengikuti pelatihan-pelatihan pada lembaga
pelatihan pemerintah maupun swasta;
3. Meningkatkan independensi serta integritas pelaksanaan tugas penertiban
dan keamanan;
4. Melaksanakan penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya situasi dan
kondisi yang tentram dan tertib;
5. Meningkatkan disiplin aparatur pemerintahan daerah untuk melaksanakan
tugas yang efektif dan efisien;
6. Kelengkapan sarana dan prasarana untuk melakukan pemantauan situasi
dan kondisi daerah;
7. Memanfaatkan kewenangan yang jelas dalam penanganan gangguan
ketentraman dan ketertiban yang terjadi dimasyarakat.;
8. Pengadaan sarana dan prasarana sebagai pendukung pelaksanaan tugas;
9. Rekrutan personil untuk pelaksanaan tugas yang lebih optimal;
10. Memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dari segi kuantitas dan
kualitas untuk melaksanakan tugas secara professional.
11
pengadaan, pengolahan, standarisasi penegakan peraturan perundangan
daerah.
(2) Bidang Penegakan Peraturan Perundangan, dipimpin oleh Kepala Bidang
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Satuan.
Untuk melaksanakan tugas, Bidang Penegakan Peraturan Perundangan
menyelenggarakan fungsi:
12
sosialisasi dan bimbingan teknis;
13
h. Menyusun dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan petunjuk
operasional bidang penyelidikan dan penyidikan;
i. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara
lisan agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-
masing;
j. Memberikan petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau
secara lisan agar pelaksanaan tugas efesien dan efektif;
k. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat
di selesaikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan;
l. Memfasilitasi tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja,
sosialisasi dan bimbingan teknis;
m. Mengevaluasi tugas berdasarkan informasi, data, laporan yang
diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;
n. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun
tertulis; dan
o. Menyiapkan bahan tugas-tugas lain yang diberikan sesuai dengan
lingkup tugasnya.
(1) Seksi Pembinaan dan Penyuluhan, mempunyai tugas menyiapkan
bahan koordinasi, identifikasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi,
pengembangan, sosialisasi, prognosa pembinaan dan penyuluhan.
(2) Uraian tugas Seksi Pembinaan dan Penyuluhan, sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan melaksanakan program kerja berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk atasan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Menyusun program kegiatan pembinaan dan penyuluhan Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota kepada mayarakat;
c. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan pelaksanaan penegakan
perundang-undangan daerah;
d. Menyusun dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan petunjuk
operasional bidang pembinaan dan penyuluhan;
e. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara
lisan agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-
masing;
14
f. Memberikan petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau
secara lisan agar pelaksanaan tugas efesien dan efektif;
g. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat
diselesaikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan;
h. Memfasilitasi tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja,
sosialisasi dan bimbingan teknis;
i. Mengevaluasi tugas berdasarkan informasi, data, laporan yang
diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;
j. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun
tertulis; dan
k. Menyiapan bahan tugas-tugas lain yang diberikan sesuai dengan
lingkup tugasnya.
E. Struktur Organisasi
15
Gambar 2.1 Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai
Jumlah personil di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai saat ini
berjumlah 59 orang pegawai negeri sipil serta 63 orang TKPK Bantuan Polisi
16
Pamong Praja.PNS Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai, apabila di
bedakan berdasarkan Golongan terdiri dari Golongan IV sebanyak 3 Orang,
Golongan III sebanyak 43 Orang dan Golongan II sebanyak 14 Orang
Sedangkan bila di data menurut Jenjang Pendidikan adalah Strata 2 (S2)
terdiri dari 6 Orang, Sarjana (S1/ D4) terdiri dari 25 Orang, D3 terdiri dari 1
Orang, dan SMA terdiri dari 27 Orang
Sedangkan Salah satu sumber daya yang mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
Sarana dan prasarana yang tersedia di Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Dumai adalah :
a. Gedung Kantor
Gedung Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai terletak di
Jalan Brigjen H.R. Soebrantas Kota Dumai.
b. Kendaraan
Kendaraan yang tersedia di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai
saat ini dapat di lihat di tabel Berikut :
KONDISI
JUMLAH
NO JENIS KENDARAAN RUSAK RUSAK
UNIT BAIK
RINGAN BERAT
1 Mobil Patroli 2 1 1
2 Mobil PAMWAL 2 1 1
3 Mobil DALMAS 1 1
Mobil Pendukung
4 3 2 1
Operasional
5 Sepeda Motor 4 4
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Dumai Tahun Anggaran 2022
17
a. Pencegahan Gangguan Ketenteraman dan Ketertiban Umum melalui
Deteksi Dini dan Cegah Dini, Pembinaan dan Penyuluhan,
Pelaksanaan Patroli, Pengamanan dan Pengawalan, dari target 12
Bulan terealisasi 12 Bulan atau capaian kinerja 100% dan
penyerapan anggaran 100%
b. Pemberdayaan Perlindungan Masyarakat dalam Rangka
Ketentraman dan Ketertiban Umum. dari target 2 Dokumen
terealisasi 2 Dokumen atau capaian kinerja 100% dan realisasi
anggaran 99,9%.
c. Peningkatan Kapasitas SDM Satuan Polisi Pamong Praja dan
Satuan Perlindungan Masyarakat termasuk dalam Pelaksanaan
Tugas yang Bernuansa Hak Asasi Manusia, yang Ditingkatkan
Kapasitasanya dari target 2 orang terealisasi 2 orang atau capaian
kinerja 100% dan realisasi anggaran 100%.
2) Penegakan Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota dan Peraturan Bupati/
Wali Kota
a. Pengawasan Atas Kepatuhan terhadap Pelaksanaan Peraturan
Daerah dan Peraturan Bupati/ Wali Kota, capaian indikator keluaran
(output) Jumlah Usaha yang memiliki Izin Lengkap di Kota Dumai
dengan target 100 Usaha dapat di realisasikan 100 Usaha, atau
capaian kinerja 100% dan realisasi anggaran 100%.
b. Penanganan atas Pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati/ Wali Kota, Jumlah kegiatan Tim Yustisi Dilaksanakan dengan
target 1 Kali dapat di realisasikan 1 Kali, atau capaian kinerja 100%
dan realisasi anggaran 100%.
18
2. Pelaksanaan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala
daerah yang efektif, efesien, cepat dan menjunjug kepastian hukum
sesuai dengan sistem operasi penegakan.
3. Meningkatnya polisi pamong praja yang profesional dalam
pelaksanaan tugas melalui pelatihan dan bimbingan pengetahuan
dalam penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
4. Meningkatkan pelayanan publik dibidang ketertiban umum,
ketentraman dan perlindungan masyarakat
5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas keamanan dan ketertiban secara
bersama antara aparatur dan masyarakat serta pembangunan oleh
pemerintah kota
6. Meningkatnta Kelengkapan sarana dan prasarana untuk melakukan
pemantauan situasi dan kondisi daerah dalam rangka penegakan
peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.
19
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Analisis Masalah Kinerja Organisasi
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai dalam melaksanakan Proses
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di Kota Dumai melalui
tindakan yustisi juga masih mengalami hambatan dalam prosesnya yang
membutuhkan waktu yang relative lama sampai pelanggar diberikan sanksi
sesuai Peraturan Daerah yang dilanggar. Pelanggaran yang terjadi disebabkan
masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, pelaku usaha, dan
badan hukum untuk mematuhi Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di
Kota Dumai. jumlah Peraturan Daerah di Kota Dumai yang memuat sanksi
Pidana berjumlah 49 Peraturan Daerah namun belum semua peraturan daerah
ini dapat diterapkan sanksi karena masih keterbatasan pada kuantitas PPNS,
secretariat PPNS yang belum efektif dan sarana prasarana yang masih
terbatas dalam proses Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota
Dumai.
Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Dumai yang
dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai berkaitan dengan
tertib susila hal ini dikarenakan banyak ditemukan pelanggaran di hotel, wisma,
dan kos-kosan yang bukan suami istri menginap dalam satu kamar dan juga
ada ditemukan anak dibawah umur yang dalam satu kamar diduga melakukan
perbuatan asusila. Permasalahan yang terjadi dalam proses Penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di Kota Dumai membutuhkan sistem
kerja yang optimal untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut bukan hanya
dari internal Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai namun juga perlu
kesadaran dan pengetahuan masyarakat/pelaku usaha/badan hukum untuk
mematuhi peraturan. Untuk itu melalui penindakan dan penegakan satuan
polisi pamong praja kota dumai diharapakan dapat memberikan kesadaran dan
pengetahuan kepada masyarakat, pelaku usaha/ badan usaha akan Peraturan
Daerah Dan Peraturan Walikota Dumai yang berlaku. Adapun pelanggaran
yang terjadi berkaitan dengan tertib susila yang ditemukan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Dumai antara lain :
20
Tabel 3.1 Pelanggaran Tertib Susila Atas Peraturan Daeran Dan
Peraturan Daerah Walikota Dumai Bulan Januari s/d Mei Tahun 2023
Pelanggar Bukan Pelanggar Anak
No Tempat Usaha Suami Istri dibawah Umur
Lk Pr Lk Pr
1 Hotel Southern Asia 1 1
2 Hotel Aira 2 2
3 Wisma Kurnia 4 3 1
4 Hotel Srikandi 2 2
5 Wisma Elite 1 1 1 1
6 Wisma Teng 3 3
7 Wisma Lagoi 3 3
9 Hotel Kristal 5 5 3
10 Wisma Amira 4 4 1
11 Wisma D’Nusantara 1 1
TOTAL 26 25 1 6
Sumber : Bidang PPUD Satpol PP Kota Dumai
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masih banyak pelanggaran
yang terjadi di Kota Dumai, hal ini menjelaskan bahwa penegakan yang telah
dilaksanakan masih belum cukup mampu untuk menimbulkan efek jera dan
efektif mengurangi angka pelanggaran Peraturan Daerah. oleh karena itu
sangat dibutuhkan keberadaan PPNS yang mumpuni baik secara kuantitas
maupun kualitas dan sistem operasi kerja yang mendukung agar dapat
melakukan penegakan Peraturan Daerah dan Kepala Daerah secara
menyeluruh di Kota Dumai. Permasalahan dalam penegakan Peraturan
Daerah dan Kepala Daerah Kota Dumai juga masih belum optimal memberikan
kepatuhan kepada masyarakat/pelaku usaha/badan hukum untuk itu diperlukan
solusi memberikan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Kota
Dumai dengan efektif dan efesien. Kondisi permasalahan yang hadapi oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai dalam Penegakan Penegakan
Peraturan Daerah Dan Peraturan Daerah Kota Dumai antara lain :
1. Belum optimalnya pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
21
2. Kurangnya kepastian hukum dan efek jera bagi pelanggar Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat/pelaku usaha/
badan hukum untuk mematuhi Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah Kota Dumai
4. Sarana dan prasarana belum memadai dalam penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Tabel 3.2 Tabel Kondisi Saat ini dan Kondisi yang Diharapkan
Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
Belum optimalnya pelaksanaan Optimalnya pelaksanaan penegakan
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah dan Peraturan
Peraturan Kepala Daerah Kota Kepala Daerah Kota Dumai
Dumai
Kurangnya kepastian hukum dan Meningkatnya Tingkat kepatuhan
efek jera bagi pelanggar Peraturan terhadap Peraturan Daerah dan
Daerah dan Peraturan Kepala Peraturan Kepala Daerah Kota
Daerah Kota Dumai Dumai
Kurangnya kesadaran dan Meningkatnya kesadaran dan
pengetahuan masyarakat/pelaku pengetahuan masyarakat/pelaku
usaha/ badan hukum untuk usaha/ badan hukum untuk
mematuhi Peraturan Daerah dan mematuhi Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah Kota Peraturan Kepala Daerah Kota
Dumai Dumai
Sarana dan prasarana belum Tersedianya Sarana dan prasarana
memadai dalam penegakan yang memadai dalam penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah Kota Dumai Kepala Daerah Kota Dumai
B. Penyebab Masalah
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan
proses pemilihan isu dengan analisis kriteria menggunakan metode tapisan
(Mc. Namara) Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL).
22
Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum
terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang; dan
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab
hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
Untuk menentukan dari keempat masalah di atas yang menjadi isu
prioritas, maka dilakukan analisa. Analisis dilakukan untuk menetapkan kriteria
isu dan kualitas isu sehingga mendapatkan kualitas isu yang paling tepat untuk
diijadikan bahasan dalam rancangan aktualisasi perubahan. Dalam melakukan
penetapan terhadap core isu maka penulis menggunakan teknik AKPL
menggunakan skala Linkert skor 1-5.
Faktor
No Isu Total
A K P L
1 2 3 4 5 6 7
Belum optimalnya pelaksanaan
1 penegakan Peraturan Daerah dan 4 5 4 5 18
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Kurangnya kepastian hukum dan efek jera
2 bagi pelanggar Peraturan Daerah dan 5 5 5 5 20
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat/pelaku usaha/ badan hukum
3 untuk mematuhi Peraturan Daerah dan
5 5 4 5 19
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Sarana dan prasarana belum memadai
4 dalam penegakan Peraturan Daerah dan 5 4 4 4 17
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
23
Berdasarkan identifikasi isu aktual diatas, maka dipilih satu masalah
prioritas yaitu “Kurangnya kepastian hukum dan efek jera bagi pelanggar
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai”
24
Tabel 3.4 Analisis USG
Kriteria T
No Masalah penyebab Isu Rangking
U S G o
ta
l
N
il
ai
1 2 3 4 5 6 7
1 Belum optimal koordinasi PPNS 4 4 3 11 III
antar Perangkat Daerah dalam
penegakan Peraturan Daerah Dan
Peraturan Kepala Daerah di Kota
Dumai
2 Minimnya Anggaran , Kualitas 4 4 4 12 II
SDM dan Sarana Prasarana
terkait penegakan Peraturan
Daerah Dan Peraturan Kepala
Daerah
3 Belum optimalnya Penegakan 5 5 4 14 I
Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah di Kota Dumai
4 Kurangnya Sosialisasi dan 3 3 2 8 I
publikasi dalam memberikan V
25
2. Strategi Penggunaan Teknologi.
26
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan/Inovasi
Gagasan terobosan/inovasi yang diambil untuk menjawab area
organisasi yang bermasalah yang dijadikan area perubahan yaitu
“Optimalisasi Penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah
Melalui Sistem Cepat Operasi Yustisi Di Kota Dumai”. Inovasi ini diyakini
dapat menyelesaikan permasalahan utama dalam melaksanakan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai untuk
menerapakan sistem cepat operasi yustisi di Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Dumai dalam memberikan kepastian hukum, kesadaran dan
pengetahuan serta efek jera kepada masyarakat/pelaku usaha/badan usaha
atas pelanggaran peraturan daerah dengan efektif dan efesien. Inovasi ini
merupakan gagasan dari penulis berdasarkan analisa masalah dan
kebutuhan. Sebelumnya penulis telah melakukan diskusi dan koordinasi
dengan pimpinan/atasan. Penerapan sistem cepat operasi yustisi sangat
menunjang tugas pokok dan fungsi Satuan polisi Pamong Praja Kota Dumai
dalam Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota
Dumai.
Solusi yang dipilih ini bersifat implementatif yaitu dapat diterapkan di unit
organisasi penulis, karena didukung oleh sumber daya yang ada. Komponen
penting dari aksi perubahan ini, yaitu:
1. tujuan yang hendak dicapai adalah upaya optimalisasi penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai ;
2. inovasi yang dilakukan adalah optimalisasi penegakan peraturan daerah
dan peraturan kepala daerah melalui sistem cepat operasi yustisi:
3. Lokasi penerapan inovasi di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai.
27
B. Tahapan Kegiatan (Milestone)
Dalam rangka mengimplementasikan Laporan Aksi Kinerja Perubahan
Organisasi ini selama 60 (enam puluh) hari dimulai tanggal 21 Agustus 2023
s.d. 15 Oktober 2023, dengan rincian kegiatan yang dilaksanakan oleh project
leader setiap harinya dapat dilihat pada Time Schedule pelaksanaan milestone
aksi perubahan dan rencana setiap minggu milestonenya dapat dilihat pada
tabel berikut :
3. Penyusunan personil ,
draf SK,
SK Tim
Penandatangan SK
TIM
Undangan
Daftar hadir
1. Rapat persiapan Surat
koordinasi Perintah
Tugas
Notulen
28
Undangan
1. Rapat Persiapan Daftar hadir
Penyusunan Tim Notulen
Foto/
dokumen
3. Penandatangan SK
SK Tim
TIM
Daftar Hadir;
1. Rapat persiapan Undangan;
penyusunan SOP Notulen; Dan
Sistem cepat operasi Foto/Video/
yustisi Dokumentasi
9 September
Terbentuknya SOP Sistem 2. Merancang SOP Draft SOP;
4 2023
Cepat Operasi Yustisi Sistem cepat operasi Foto /
yustisi Screenshoot
SOP yang
3. Merampungkan SOP sudah
ditandatanga
ni Kasat
Undangan;
Daftar Hadir;
Notulen; Dan
1. Rapat Persiapan Foto / Video /
sosialisasi Dokumentasi
Bahan
Terlaksananya sosialisasi paparan
Peraturan daerah dan sosialisasi
Peraturan Kepala Daerah 26 September
5
kepada masyarakat/pelaku 2023
Undangan;
usaha/badan usaha
Daftar Hadir;
2. Melaksanakan
Sosialiasi Foto / Video /
Dokumentasi
II JANGKA MENENGAH
29
dan Peraturan Kepala Yustisi
Daerah Kepada Masyarakat 2. Monitoring dan
evaluasi Penegakan
/pelaku usaha/badan usaha
dan Penindakan
melalui sistem operasi cepat Operasi Yustisi
yustisi di Kota Dumai
Gambar 4.1
Identifikasi Stakeholder
30
2. Peta Stake Holder
Pemetaan stakeholder dilakukan dengan merekap hasil identifikasi
stakeholder, sehingga diketahui tipe para stakeholder (laten, promoters,
defenders atau apathetic). Identifikasi instansi/individu yang berkepentingan
dan memiliki pengaruh terhadap hasil akhir dari aksi perubahan. Pengaruh
tersebut dapat bersifat positif yang berarti mendukung atau negatif yaitu
menjadi sumber penghambat. Stakeholder dapat dibedakan antara stakeholder
internal (masih dalam satu instansi) atau eksternal yaitu instansi lain atau
individu yang berpengaruh di luar instansi penulis. Berikut disajikan tabel peta
stakeholder sebagai berikut :
I Stakeholder Internal
31
Bentuk Pelayanan
9 Kepala Seksi Satlimas Latens Mendukung
Publik
Kepala Seksi Data,
Bentuk Pelayanan
10 Informasi, dan Latens Mendukung
Publik
Pelatihan
Kasubbag Tata Bentuk Pelayanan
11 Latens Mendukung
Usaha Publik
Kasubbag
Bentuk Pelayanan
12 Perecanaan, Latens Mendukung
Publik
Keuangan, dan Aset
Kelompok Jabatan Bentuk Pelayanan
13 Defend Mendukung
Fungsional Publik
Stakeholder
II
Eksternal
Kepala daerah kota
dumai sangat mampu
1 Walikota Dumai Promoters Mendukung mewujudkan sasaran
pemerintahan Kota
Dumai
Membantu kepala
daerah mewujudkan
2 Sekretaris Daerah Promoters Mendukung tujuan dan sasaran
Pemerintah Kota
Dumai
OPD/SKPD Bentuk Pelayanan
3 Latens Mendukung
Pengampu Perda publik
Bentuk Pelayanan
4 Wartawan Defend Mendukung
Publik
Perhimpunan hotel
Bentuk Pelayanan
5 dan restoran Apathetics Mendukung
Publik
indonesia (PHRI)
Masyarakat, Pelaku Bentuk Pelayanan
6 Apathetics Mendukung
usaha/Badan Usaha Publik
LATENS PROMOTERS
High (+)
32
Mendukung
1. Kepala Seksi Pemantuan Tindak
Mendukung
Internal
2. Kepala Seksi Operasi dan 1. Walikota Dumai
Pengendalian 2. Sekretaris Daerah
3. Kepala Seksi Satlimas 3. Kepala Satuan Polisi Pamong
4. Kepala Seksi Data, Informasi, Praja
dan Pelatihan Kasubbag Tata 4. Sekretaris Satuan Polisi Pamong
Usaha Praja
5. Kasubbag Perecanaan, 5. Kepala Seksi Penyelidikan dan
Keuangan, dan Aset Penyidikan
6. OPD Pengampu Perda 6. Kepala Seksi Pembinaan dan
Penyuluhan
APATHETICS DEFERENDES
Mendukung Mendukung
1. Masyarakat, Pelaku 1. Kepala Bidang Ketertiban Umum
usaha/Badan Usaha dan Ketentraman Masyarakat
2. Perhimpunan Hotel Dan 2. Kepala Bidang Sumber Daya
Restoran Indonesia (PHRI) Aparatur
3. Kelompok Jabatan Fungsional
4. Wartawan
D. Kebutuhan Anggaran
Manajemen penganggaran dalam pelaksanaan aksi perubahan yaitu
untuk anggaran konsumsi rapat dan konsumsi pelaksanaan kegiatan pelatihan.
Adapun perkiraan anggaran yang dibutuhkan sebagai berikut :
33
E. Manajemen Resiko
Identifikasi Masalah Potensial yang mungkin terjadi pada setiap
tahapan kegiatan aksi perubahan yang akan dilakukan, masalah potensial bisa
saja terjadi karena faktor:
a. Sumberdaya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) merupakan individu yang produktif dan
bekerja sebagai penggerak organisasi, baik itu organisasi yang ada di dalam
suatu instansi atau perusahaan dan merupakan sumber daya yang tidak dapat
di gantikan serta menjadi aset yang penting
b. Peraturan
Peraturan merupakan suatu pedoman yang berfungsi untuk membatasi
perilaku seseorang dalam lingkungan tertentu dan memiliki sanksi bagi yang
melanggar aturan tersebut
c. Kebijakan Pimpinan
Kebijakan pimpinan adalah seperangkat tindakan pemimpin yang di
desain untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh pegawai
sebagai konstituen pemimpin yang menjadi garis besar dan dasar rencana
dalam pelaksanaan urusan organisasi dan tugas-tugas yang dikembangkan
d. Anggaran
Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan
suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu
tertentu dan dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan
dalam satuan barang/jasa.
Dalam upaya penyelesaian aksi perubahan, akan muncul beberapa
kesulitan dan kendala baik berupa kendala pribadi, internal organisasi,
maupun eksternal. Adapun potensi masalah atau kendala yang diperkirakan
akan terjadi antara lain adalah:
34
Tabel 4.4 Pengelolaan Resiko
No. Uraian Tingkat Tindakan Pena Target
Risiko Risiko Penanganan nggu Waktu
Bawaan ng
Jawa
b
1 2 3 4 5 6
1. Jadwal Pendelegasi Kabid 23 Agustus
penyelesaian an sebagian PPUD 2023
aksi pekerjaan
perubahan rutin kepada
dan bawahan
pekerjaan dan
Sedang
rutin kantor Tanggung
secara Jawab
bersamaan Penyelesaian
Milestone
dengan Tim
Kerja
2 Terlambatnya Berkoordinasi Kabid 29 Agustus
pengampu secara intens PPUD 2023
perda dalam dan teratur
menyusun untuk
analisis Seda menanyakan
penegakan ng progres
perda dan terhadap
perkada penegakan
perda di OPD
lainnya
3 Terlambatnya Menyusun Kabid 26
pelaksanaan jadwal PPUD September
sosialisasi sosialisasi 2023
penegakan dengan
Peraturan agenda kerja
Daerah dan Sedang para
Peraturan stakeholder
Kepala
Daerah Kota
Dumai
35