Anda di halaman 1dari 36

BAGAN ALUR PIKIR

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP Pasal 1 Angka 1 mendefinisikan
Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketentraman serta menyelenggarakan perlindungan
masyarakat. Satpol PP sebagai perangkat daerah, mempunyai peran yang
sangat strategis dalam memperkuat otonomi daerah dan pelayanan publik di
daerah. Untuk menjamin terlaksananya tugas pokok dan fungsinya dalam
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan
masyarakat perlu dilakukan peningkatan, baik dari sisi kelembagaan maupun
sumber daya aparatur. Suatu daerah apabila telah memiliki ketertiban umum
dan ketenteraman masyarakat maka Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dalam situasi dan kondisi yang
tenteram, tertib, dan teratur.
Keberadaan Satpol PP dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
diharapkan dapat membantu adanya kepastian hukum dan memperlancar
proses pembangunan di daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2011 Tentang Standar
Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja, menjelaskan mengenai
rangkaian Penegakan Peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang
terdiri dari Preventif non yustisial dan Penindakan yustisial. Rangkaian
pelaksanaan penegakan melalui Preventif non yustisial yakni pelanggar
Peraturan daerah menanda tangani surat pernyataaan bersedia dan sanggup
mentaati dan mematuhi serta melaksanakan ketentuan dalam waktu 15 hari
terhitung sejak penandatanganan surat pernyataan, kemudian apabila
melanggar akan diberikan surat teguran pertama 7 hari, teguran kedua 3 hari
dan teguran ketiga 3 hari. Apabila mengingkari surat teguran tersebut, akan
dilaporkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk dilakukan

1
proses penindakan yustisial yakni rangkaiannya Penyelidikan, Penyidikan,
Pemeriksaan, Pemanggilan dan Pelaksanaan, Sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 Tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah.
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai dalam melaksanakan
tugasnya berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor 47 Tahun 2022
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai. Untuk menyelenggarakan
penegakan Peraturan Daerah/Peraturan Walikota, Ketertiban Umum Dan
Ketentraman, Serta Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Dumai berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Ketertiban Umum, di dalam Peraturan Daerah ini
menjelaskan tentang aturan terkait objek tertib yang perlu dilakukan
penertiban atau tindakan atas pelangggaran antara lain :
1. Tertib Perizinan
2. Tertib Jalan, Jalur Hijau, Taman dan Tempat Umum
3. Menertibkan Penggunaan Sungai, Selokan, Parit dan Saluran Air
4. Tertib Keamanan Lingkungan
5. Penertiban Usaha di Tempat-tempat Tertentu
6. Tertib Penghuni Bangunan
7. Tertib Susila
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai telah melaksanakan
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Dumai yang
dilaksanakan oleh penyidik sesuai kewenangannya berdasarkan pasal 257
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019
Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah,
telah memberikan ruang untuk dibentuknya PPNS yang secara khusus di
tempatkan di daerah dan diberi tugas melakukan penyidikan terhadap
kemungkinan terjadinya tindak pidana sebagaimana diatur dalam suatu
peraturan daerah. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Dumai dituntut untuk melakukan pelayanan optimal dalam
melaksanakan penegakan Peraturan Daerah, menjaga Ketertiban Umum dan

2
Ketentraman Masyarakat Serta Perlindungan Masyarakat sesuai
perkembangan wilayah Kota Dumai. Adapun Kegiatan penegakan Peraturan
Daerah dan Ketertiban Umun Dan Ketentraman Masyarakat yang dilakukan
Satpol PP Kota Dumai antara lain :

Tabel 1.1 Rekapitulasi Kegiatan Penegakan Peraturan daerah dalam


menyelenggarakan Ketertiban Umun Dan Ketentraman Masyarakat Bulan
Februari s/d April 2023
No Kegiatan Februari Maret April
1 Melakukan Pengamanan 3 4 9
2 Melaksanakan Peningkatan 4 4 4
Kapasitas SDM personil
3 Melakukan Koordinasi dengan 1 2 4
OPD
4 Melakukan Pengawalan 4 4 4
5 Tertib PKL 29 21 27
6 Tertib Orang Gangguan Jiwa 5 2 4
7 Tertib Orang Terlantar / Pengemis 2 4 3
/ Gelandangan
8 Tertib Bangunan Liar / Lapak Liar 2 0 2
9 Tertib Hewan Ternak / Binatang 0 0 1
Peliharaan
10 Tertib Jalur Hijau / pemasangan 32 27 30
Spanduk / Banner / Baliho yang
tidak pada tempatnya
Sumber : Bidang Trantibum Satpol PP Kota Dumai
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak terjadi
pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Dumai atas ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat yang ditegakan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja dalam mewujudkan kota Dumai yang aman dan tertib.
Penindakan terhadap pelanggaran dilakukan dengan penertiban sesuai
dengan permendagri nomor 54 tahun 2011 tentang standar operasional
prosedur Satuan Polisi Pamong Praja. Penegakan terhadap Pelanggaran

3
Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Dumai juga meliputi tindakan
preventif non yustisial dan yustisial. penindakan yustisial yang dilakukan oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai salah satunya berkaitan dengan
terhadap tertib susila antara lain :

Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Pelanggaran Yustisi Ktp Wisma/Hotel Non


Bintang/Rumah Kos Se Kota Dumai Tahun 2022
No Nama Pelanggar Pelanggar Pelanggar Anak
Tempat Tidak Bukan Suami Dibawah Umur
Membawa KTP Istri
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1 Hotel Aira 3 3
2 Wisma Lagoi 2 1 2
3 Kos Selfi 2 3 4
4 Kos Mery 1 2 3 3
5 Kos Kristal 1 2
6 Southern 11 7 11 7 7 2
Asia Hotel
7 Hotel 2 2
Srikandi
8 Wisma Elite 1 1
9 Hotel The 5 2 5 2
Best
10 Wisma 1 1 1
D'Nusantara
11 Mess J-Mex 3 6
12 Wisma 1 3 6 1 1
Cemara
13 Depan
Kantor Satpol 7 6
pp
Total 29 16 36 39 8 3
Sumber : Bidang PPUD Satpol PP Kota Dumai
Berdasarkan tabel tersebut masih banyak terdapat pelanggaran yang
dilakukan oleh masyarakat dan badan hukum terhadap Peraturan Daerah dan
Peraturan Walikota Dumai. penindakan yustisi yang dilakukan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Dumai melibatkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) sebagai pelaksana utama kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa

4
strategi penegakan pelanggaran perda yang secara rutin dilaksanakan oleh
Satpol PP, baik secara represif non yustisi dan yustisi oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) serta putusan pengadilan terhadap pelaku pelanggaran
Peraturan Daerah masih belum cukup mampu untuk menimbulkan efek jera
dan efektif mengurangi angka pelanggaran Peraturan Daerah. oleh karena itu
sangat dibutuhkan keberadaan PPNS yang mumpuni baik secara kuantitas
maupun kualitas agar dapat melakukan penegakan Peraturan Daerah dan
Kepala Daerah secara menyeluruh di Kota Dumai.
Proses penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di Kota
Dumai melalui tindakan yustisi juga masih mengalami hambatan dalam
prosesnya yang membutuhkan waktu yang relative lama sampai pelanggar
diberikan sanksi sesuai Peraturan Daerah yang dilanggar. Pelanggaran yang
terjadi disebabkan masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat,
pelaku usaha, dan badan hukum untuk mematuhi Peraturan Daerah dan
Peraturan Walikota di Kota Dumai. jumlah Peraturan Daerah di Kota Dumai
yang memuat sanksi Pidana berjumlah 49 Peraturan Daerah namun belum
semua peraturan daerah ini dapat diterapkan sanksi karena masih
keterbatasan pada kuantitas PPNS, secretariat PPNS yang belum efektif dan
sarana prasarana yang masih terbatas dalam proses Penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota Dumai.
Pelanggaran atas peraturan daerah dan gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum adalah ancaman bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat,
karena apabila suatu daerah dianggap tidak aman, tidak tertib dan tidak
tenteram maka investasi akan sulit berkembang. Pelanggaran terhadap
peraturan daerah dan peraturan walikota di Kota Dumai harus diminimalisir
dan dikendalikan dengan baik baik melalui upaya preventif, maupun represif.
Untuk itu sangat diperlukan inovasi atau trobosan dalam menerapkan sistem
yang optimal dalam penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di
Kota Dumai, dengan meningkatkan sistem kerja dan peran penyidik pegawai
negeri sipil (PPNS) sehingga diharapkan angka pelanggaran peraturan
daerah dan peraturan walikota dumai semakin menurun, dan masyarakat /
pelaku usaha / badan hukum memiliki kesadaran dan pemahaman atas
peraturan daerah yang berlaku serta meningkatnya kredibilitas aparatur

5
penegak peraturan perundang – undangan.

Permasalahan yang terjadi dalam proses Penegakan Peraturan Daerah


dan Peraturan Walikota di Kota Dumai membutuhkan sistem kerja yang
optimal untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut bukan hanya dari
internal Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai namun juga perlu kesadaran
dan pengetahuan masyarakat/pelaku usaha/badan hukum untuk mematuhi
peraturan. oleh karena itu terobosan dalam proses Penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota Dumai, yang ditindaklanjuti dengan aksi
perubahan yaitu Optimalisasi Penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan
Kepala Daerah Melalui Sistem Cepat Operasi Yustisi Di Kota Dumai.

B. Tujuan Aksi Perubahan


Tujuan dari Aksi Perubahan yang akan dilakukan, diklasifikasikan
dalam 3 (tiga) jenis, yaitu
a. Tujuan Jangka Pendek
1. Terbentuknya Tim Rencana Aksi Perubahan
2. Terlaksananya Koordinasi dengan Dinas Pengampu Perda
3. Terbentuknya Tim Sistem Cepat Operasi Yustisi
4. Terbentuknya SOP Sistem Cepat Operasi Yustisi
5. Terlaksananya sosialisasi Peraturan daerah dan Peraturan Kepala
Daerah kepada masyarakat/pelaku usaha/badan usaha
b. Tujuan Jangka Menengah
Terlaksananya Penegakan dan Penindakan terhadap pelanggar
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kepada
Masyarakat /pelaku usaha/badan usaha melalui sistem operasi
cepat yustisi di Kota Dumai
c. Tujuan Jangka Panjang
Terwujudnya Penegakan dan Penindakan Pelanggar Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah secara optimal melalui
sistem cepat operasi yustisi di Kota Dumai

6
C. Manfaat Aksi Perubahan
Diharapkan melalui aksi perubahan ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Internal
Optimalisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai Dalam
Penegakan Dan Penindakan Pelanggaran Peraturan Dan Peraturan Kepala
Daerah Melalui Sistem Cepat Operasi Yustisi Di Kota Dumai sebagai acuan
menentukan kebijakan dan untuk mendukung kelancaran tugas pokok dan
fungsi Satpol PP dalam menjaga penegakan Peraturan Daerah/Peraturan
Kepala Daerah, Ketentraman dan Ketertiban Umum serta perlindungan
masyarakat. Melalui pemanfaat Sistem cepat operasi yustisi memudahkan
bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai untuk mengidentifikasi,
mengelompokkan serta melakukan tindakan Penegakan Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah dengan cepat, tepat dan kepastian hukum.

2. Manfaat Eksternal
Memberikan kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat akan
proses penegakan peraturan daearah dan peraturan kepala daerah dengan
menggunakan sistem operasi cepat yustisi sehingga memberikan kemudahan
kepada masyarakat mendapatkan pemahaman atas pelanggaran yang telah
dilakukan dengan proses yang cepat sampai pada tahapan pemberikan
sanksi.

7
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI.
A. Deskripsi Organisasi
Berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menjelaskan bahwa satuan polisi pamong praja diberikan
kewenangan untuk membantu kepala daerah dalam rangka penegakan
Peraturan Daerah, menjaga Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat
Serta Perlindungan Masyarakat. Adapun wewenang Satpol PP diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja bab III Pasal 7, Polisi Pamong Praja berwenang :
1. Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran
atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;
2. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
3. Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
4. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas
Perda dan/atau peraturan kepala daerah;
5. Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda
dan/atau peraturan kepala daerah.
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai beralamat Jl. Brigjen
HR Soebrantas eks Kantor Walikota Dumai. Berdasarkan Peraturan Walikota
Dumai Nomor 47 Tahun 2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai,
menjelaskan bahwa Satpol PP mempunyai tugas membantu Walikota dalam
menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan, koordinasi, fasilitasi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pada Penegakkan Peraturan Daerah,
Peraturan Walikota, Ketertiban Umum Dan Ketentraman Serta Perlindungan

8
Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas Satuan Polisi Pamong Praja
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan rencana strategis, rencana kerja dan penetapan kinerja
Dinas;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informasi,
aplikasi informatika, data, statistik dan persandian serta kehumasan
Pemerintah Daerah;
c. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang komunikasi dan
informatika, aplikasi informatika, data, statistik dan persandian serta
kehumasan Pemerintah Daerah;
d. pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan dan penggunaan
anggaran bidang komunikasi dan informatika, dan aplikasi informatika;
e. pengelolaan layanan informasi dan komunikasi publik dan aplikasi
informatika, statistik dan persandian;
f. pemberian dukungan pengelolaan komisi informasi daerah yang
terbentuk dalam Komisi Informasi;
g. pelaksanaan tata kelola persandian dengan koordinasi terhadap
pelaksanaan dan evaluasi secara vertikal dan horizontal dalam rangka
pengamanan informasi di lingkungan Pemerintah Daerah;
h. pembinaan, pengawasan dan pengendalian akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah;
i. pengkoordinasian kebijakan dengan unit kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas; dan
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan

B. Visi Misi

Dalam memantapkan perwujudan otonomi daerah, Satuan Polisi Pamong Praja


Kota Dumai perlu meningkatkan perannya dalam tugas keamanan, dan ketertiban,
penegakan peraturan perundang-undangan dan peraturan/ keputusan walikota serta
pengendalian operasional. Guna mempersiapkan program/ kegiatan kedepan sesuai
dengan visi yang telah ditetapkan Kota Dumai. Visi pembangunan Kota Dumai yang
hendak diwujudkan pada tahun 2022-2026 adalah : “Terwujudnya Dumai Sebagai
Kota Pelabuhan dan Industri yang Unggul dan Bertumpu pada Budaya

9
Melayu”. Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang
akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kota Dumai dapat lebih
berperan dalam perubahan yang terjadi dilingkup nasional, regional maupun global.
Dengan memperhatikan kondisi, permasalahan yang ada, tantangan kedepan
dan isu yang ditetapkan serta dengan memperhitungkan peluang dan potensi yang
dimiliki untuk mencapai masyarakat Kota Dumai yang maju, mandiri, dan mampu
bersaing, maka dirumuskan 4 (empat) misi Kota Dumai dalam rangka pencapaian
Visi Kota Dumai. Misi pembangunan Kota Dumai untuk merealisasikan visi
pembangunan di atas adalah :

Misi 1 : Mengembangkan Perekonomian Kota yang Berdaya Saing dan


Bertumpu pada Kepelabuhan dan Industri;
Misi 2 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berjati Diri
Melayu;
Misi 3 : Mewujudkan Infrastruktur Wilayah yang Berkualitas;
Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Kepemerintahan Daerah yang Baik.

C. Tujuan dan Sasaran Strategis


Sasaran strategis berkaitan dengan fenomena atau yang masih belum
dapat diselesaikan pada periode sebelumnya dan memiliki dampak
berkelanjutan dalam pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah,
Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta
perlindungan masyarakat sehingga perlu diatasi secara bertahap. Dalam
menyikapi hal-hal yang menggangu ketentraman dan ketertiban tersebut
harus didukung oleh kesiapan SDM, sarana dan prasarana yang memadai
serta kebijakan-kebijakan strategis dibidang ketentraman dan ketertiban
umum. Menjalankan tupoksi sebagaimana yang diemban dan diamanatkan
terhadap Satuan polisi Pamong Praja Kota Dumai maka ditetapkan tujuan dan
sasaran strategis.
Strategi harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur, menantang, namun
dapat dicapai, berorientasi pada hasil dan dapat dicapai dalam periode
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Dumai menetapkan 10 (sepuluh) rencana strategi sebagai berikut :

10
1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas keamanan dan ketertiban secara
bersama antara aparatur dan masyarakat serta pembangunan oleh
pemerintah kota;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur keamanan dengan
mengirimkan personil guna mengikuti pelatihan-pelatihan pada lembaga
pelatihan pemerintah maupun swasta;
3. Meningkatkan independensi serta integritas pelaksanaan tugas penertiban
dan keamanan;
4. Melaksanakan penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya situasi dan
kondisi yang tentram dan tertib;
5. Meningkatkan disiplin aparatur pemerintahan daerah untuk melaksanakan
tugas yang efektif dan efisien;
6. Kelengkapan sarana dan prasarana untuk melakukan pemantauan situasi
dan kondisi daerah;
7. Memanfaatkan kewenangan yang jelas dalam penanganan gangguan
ketentraman dan ketertiban yang terjadi dimasyarakat.;
8. Pengadaan sarana dan prasarana sebagai pendukung pelaksanaan tugas;
9. Rekrutan personil untuk pelaksanaan tugas yang lebih optimal;
10. Memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dari segi kuantitas dan
kualitas untuk melaksanakan tugas secara professional.

D. Tugas Pokok dan Fungsi


Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu walikota
dalam menegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah,
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat. Peraturan Walikota Dumai Nomor 47 Tahun 2022
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai. Adapun tugas pokok dan fungsi
bidang penegakan peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

(1) Bidang Penegakan Peraturan Perundangan, mempunyai tugas


melaksanakan dan menyelenggarakan penyiapan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan bimbingan dalam ketersediaan,

11
pengadaan, pengolahan, standarisasi penegakan peraturan perundangan
daerah.
(2) Bidang Penegakan Peraturan Perundangan, dipimpin oleh Kepala Bidang
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Satuan.
Untuk melaksanakan tugas, Bidang Penegakan Peraturan Perundangan
menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rumusan dan pelaksanaan program kerja berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk atasan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan


peraturan perundang-undangan;

c. Pemfasilitasian, koordinasi dan pelaksanaan penyelidikan serta


penyidikan penegakan peraturan perundang- undangan daerah;

d. Pemfasilitasian dan pengoordinasian serta pelaksanaan operasi


yustisi terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah
dengan instansi terkait;

e. Penyelenggaraan pengumpulan data dan informasi serta upaya


pemecahan masalah yang berkaitan dengan penegakan peraturan
perundang-undangan pro yustisi;

f. Pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan


petunjuk operasional bidang penegakan perundang-undangan daerah;

g. Pembagian tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara


lisan agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-
masing;

h. Pemberian petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara


lisan agar pelaksanaan tugas efesien dan efektif;

i. Pengaturan pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat


diselesaikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan;

j. Pemfasilitasian tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja,

12
sosialisasi dan bimbingan teknis;

k. Pengevaluasian tugas berdasarkan informasi, data, laporan yang


diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;

l. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun


tertulis; dan

m. Penyiapan fungsi lain yang diberikan Kepala Satuan sesuai dengan


lingkup fungsinya.

Bidang Penegakan Peraturan Perundangan terdiri dari:


a. Seksi Penyelidikan dan Penyidikan; dan
b. Seksi Pembinaan dan Penyuluhan.
c. Kelompok Jabatan Fungsional
(1) Seksi Penyelidikan dan Penyidikan, mempunyai tugas menyiapkan
bahan koordinasi, identifikasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi,
sosialisasi, prognosa, analisis standarisasi penyelidikan dan penyidikan.
(2) Uraian tugas Seksi Penyelidikan dan Penyidikan, sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan melaksanakan program kerja berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk atasan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan identifikasi, pemanggilan, pemeriksaan, pemberkasan
terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan;
c. Melaksanakan operasi yustisi terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan daerah;
d. Memfasilitasi dan mengoordinasikan dengan instansi terkait dalam
operasi yustisi;
e. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang
berkaitan dengan penyelidikan dan penyidikan;
f. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi dengan kepolisian dalam
penangkapan dan penahanan tersangka pelanggaran peraturan
daerah;
g. Melaksanakan koordinasi dengan kejaksaan dalam menindaklanjuti
putusan pengadilan dan putusan verstek;

13
h. Menyusun dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan petunjuk
operasional bidang penyelidikan dan penyidikan;
i. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara
lisan agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-
masing;
j. Memberikan petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau
secara lisan agar pelaksanaan tugas efesien dan efektif;
k. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat
di selesaikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan;
l. Memfasilitasi tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja,
sosialisasi dan bimbingan teknis;
m. Mengevaluasi tugas berdasarkan informasi, data, laporan yang
diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;
n. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun
tertulis; dan
o. Menyiapkan bahan tugas-tugas lain yang diberikan sesuai dengan
lingkup tugasnya.
(1) Seksi Pembinaan dan Penyuluhan, mempunyai tugas menyiapkan
bahan koordinasi, identifikasi, pemantauan, pembinaan, evaluasi,
pengembangan, sosialisasi, prognosa pembinaan dan penyuluhan.
(2) Uraian tugas Seksi Pembinaan dan Penyuluhan, sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan melaksanakan program kerja berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk atasan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Menyusun program kegiatan pembinaan dan penyuluhan Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota kepada mayarakat;
c. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan pelaksanaan penegakan
perundang-undangan daerah;
d. Menyusun dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan petunjuk
operasional bidang pembinaan dan penyuluhan;
e. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara
lisan agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-
masing;

14
f. Memberikan petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau
secara lisan agar pelaksanaan tugas efesien dan efektif;
g. Mengatur pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat
diselesaikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan;
h. Memfasilitasi tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja,
sosialisasi dan bimbingan teknis;
i. Mengevaluasi tugas berdasarkan informasi, data, laporan yang
diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;
j. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun
tertulis; dan
k. Menyiapan bahan tugas-tugas lain yang diberikan sesuai dengan
lingkup tugasnya.

E. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai


ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor 47 Tahun 2022
yang terdiri dari:
a. Kepala Satuan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset; dan
2) Subbagian Tata Usaha;
c. Bidang Penegakan Peraturan Perundangan-undangan, terdiri dari:
1) Seksi Penyelidikan dan Penyidikan;
2) Seksi Pembinaan dan Penyuluhan;
3) Kelompok Jabatan Fungsional
d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, terdiri dari:
1) Seksi Operasi dan Pengendalian;
2) Seksi Pemantauan dan Tindak Internal; dan
3) Kelompok Jabatan Fungsional
e. Bidang Sumber Daya Aparatur, terdiri dari:
1) Seksi Satlinmas;
2) Seksi Data Informasi dan Pelatihan; dan
3) Kelompok Jabatan Fungsional

15
Gambar 2.1 Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai

F. Sumber Daya yang Tersedia dalam Organisasi

Jumlah personil di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai saat ini
berjumlah 59 orang pegawai negeri sipil serta 63 orang TKPK Bantuan Polisi

16
Pamong Praja.PNS Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai, apabila di
bedakan berdasarkan Golongan terdiri dari Golongan IV sebanyak 3 Orang,
Golongan III sebanyak 43 Orang dan Golongan II sebanyak 14 Orang
Sedangkan bila di data menurut Jenjang Pendidikan adalah Strata 2 (S2)
terdiri dari 6 Orang, Sarjana (S1/ D4) terdiri dari 25 Orang, D3 terdiri dari 1
Orang, dan SMA terdiri dari 27 Orang
Sedangkan Salah satu sumber daya yang mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
Sarana dan prasarana yang tersedia di Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Dumai adalah :
a. Gedung Kantor
Gedung Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai terletak di
Jalan Brigjen H.R. Soebrantas Kota Dumai.
b. Kendaraan
Kendaraan yang tersedia di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai
saat ini dapat di lihat di tabel Berikut :
KONDISI
JUMLAH
NO JENIS KENDARAAN RUSAK RUSAK
UNIT BAIK
RINGAN BERAT
1 Mobil Patroli 2 1 1
2 Mobil PAMWAL 2 1 1
3 Mobil DALMAS 1 1
Mobil Pendukung
4 3 2 1
Operasional
5 Sepeda Motor 4 4
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Dumai Tahun Anggaran 2022

G. Kinerja Organisasi Sekarang


Adapun realisasi pelaksanaan Program dan Kegiatan Utama Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Dumai progam peningkatan Ketenteraman dan
Ketertiban Umum pada tahun anggaran 2022 disampaikan sebagai berikut :
1) Penanganan Gangguan Ketenteraman dan Ketertiban umum dalam 1
(satu) daerah Kabupaten/ Kota

17
a. Pencegahan Gangguan Ketenteraman dan Ketertiban Umum melalui
Deteksi Dini dan Cegah Dini, Pembinaan dan Penyuluhan,
Pelaksanaan Patroli, Pengamanan dan Pengawalan, dari target 12
Bulan terealisasi 12 Bulan atau capaian kinerja 100% dan
penyerapan anggaran 100%
b. Pemberdayaan Perlindungan Masyarakat dalam Rangka
Ketentraman dan Ketertiban Umum. dari target 2 Dokumen
terealisasi 2 Dokumen atau capaian kinerja 100% dan realisasi
anggaran 99,9%.
c. Peningkatan Kapasitas SDM Satuan Polisi Pamong Praja dan
Satuan Perlindungan Masyarakat termasuk dalam Pelaksanaan
Tugas yang Bernuansa Hak Asasi Manusia, yang Ditingkatkan
Kapasitasanya dari target 2 orang terealisasi 2 orang atau capaian
kinerja 100% dan realisasi anggaran 100%.
2) Penegakan Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota dan Peraturan Bupati/
Wali Kota
a. Pengawasan Atas Kepatuhan terhadap Pelaksanaan Peraturan
Daerah dan Peraturan Bupati/ Wali Kota, capaian indikator keluaran
(output) Jumlah Usaha yang memiliki Izin Lengkap di Kota Dumai
dengan target 100 Usaha dapat di realisasikan 100 Usaha, atau
capaian kinerja 100% dan realisasi anggaran 100%.
b. Penanganan atas Pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati/ Wali Kota, Jumlah kegiatan Tim Yustisi Dilaksanakan dengan
target 1 Kali dapat di realisasikan 1 Kali, atau capaian kinerja 100%
dan realisasi anggaran 100%.

H. Kinerja Organisasi yang Diharapkan


Untuk meningkatkan kualitas kinerja organisasi, ada beberapa hal yang
harus dilengkapi, disempurnakan, dan diperbaiki sebagai berikut :
1. Meningkatnya ketentraman masyarakat, tertib hukum dan tertib sosial
di masyarakat dengan memberikan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat atas penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala
daerah

18
2. Pelaksanaan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala
daerah yang efektif, efesien, cepat dan menjunjug kepastian hukum
sesuai dengan sistem operasi penegakan.
3. Meningkatnya polisi pamong praja yang profesional dalam
pelaksanaan tugas melalui pelatihan dan bimbingan pengetahuan
dalam penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
4. Meningkatkan pelayanan publik dibidang ketertiban umum,
ketentraman dan perlindungan masyarakat
5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas keamanan dan ketertiban secara
bersama antara aparatur dan masyarakat serta pembangunan oleh
pemerintah kota
6. Meningkatnta Kelengkapan sarana dan prasarana untuk melakukan
pemantauan situasi dan kondisi daerah dalam rangka penegakan
peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.

19
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Analisis Masalah Kinerja Organisasi
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai dalam melaksanakan Proses
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di Kota Dumai melalui
tindakan yustisi juga masih mengalami hambatan dalam prosesnya yang
membutuhkan waktu yang relative lama sampai pelanggar diberikan sanksi
sesuai Peraturan Daerah yang dilanggar. Pelanggaran yang terjadi disebabkan
masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, pelaku usaha, dan
badan hukum untuk mematuhi Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di
Kota Dumai. jumlah Peraturan Daerah di Kota Dumai yang memuat sanksi
Pidana berjumlah 49 Peraturan Daerah namun belum semua peraturan daerah
ini dapat diterapkan sanksi karena masih keterbatasan pada kuantitas PPNS,
secretariat PPNS yang belum efektif dan sarana prasarana yang masih
terbatas dalam proses Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota
Dumai.
Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Dumai yang
dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai berkaitan dengan
tertib susila hal ini dikarenakan banyak ditemukan pelanggaran di hotel, wisma,
dan kos-kosan yang bukan suami istri menginap dalam satu kamar dan juga
ada ditemukan anak dibawah umur yang dalam satu kamar diduga melakukan
perbuatan asusila. Permasalahan yang terjadi dalam proses Penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di Kota Dumai membutuhkan sistem
kerja yang optimal untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut bukan hanya
dari internal Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai namun juga perlu
kesadaran dan pengetahuan masyarakat/pelaku usaha/badan hukum untuk
mematuhi peraturan. Untuk itu melalui penindakan dan penegakan satuan
polisi pamong praja kota dumai diharapakan dapat memberikan kesadaran dan
pengetahuan kepada masyarakat, pelaku usaha/ badan usaha akan Peraturan
Daerah Dan Peraturan Walikota Dumai yang berlaku. Adapun pelanggaran
yang terjadi berkaitan dengan tertib susila yang ditemukan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Dumai antara lain :

20
Tabel 3.1 Pelanggaran Tertib Susila Atas Peraturan Daeran Dan
Peraturan Daerah Walikota Dumai Bulan Januari s/d Mei Tahun 2023
Pelanggar Bukan Pelanggar Anak
No Tempat Usaha Suami Istri dibawah Umur
Lk Pr Lk Pr
1 Hotel Southern Asia 1 1
2 Hotel Aira 2 2
3 Wisma Kurnia 4 3 1
4 Hotel Srikandi 2 2
5 Wisma Elite 1 1 1 1
6 Wisma Teng 3 3
7 Wisma Lagoi 3 3
9 Hotel Kristal 5 5 3
10 Wisma Amira 4 4 1
11 Wisma D’Nusantara 1 1
TOTAL 26 25 1 6
Sumber : Bidang PPUD Satpol PP Kota Dumai
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masih banyak pelanggaran
yang terjadi di Kota Dumai, hal ini menjelaskan bahwa penegakan yang telah
dilaksanakan masih belum cukup mampu untuk menimbulkan efek jera dan
efektif mengurangi angka pelanggaran Peraturan Daerah. oleh karena itu
sangat dibutuhkan keberadaan PPNS yang mumpuni baik secara kuantitas
maupun kualitas dan sistem operasi kerja yang mendukung agar dapat
melakukan penegakan Peraturan Daerah dan Kepala Daerah secara
menyeluruh di Kota Dumai. Permasalahan dalam penegakan Peraturan
Daerah dan Kepala Daerah Kota Dumai juga masih belum optimal memberikan
kepatuhan kepada masyarakat/pelaku usaha/badan hukum untuk itu diperlukan
solusi memberikan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Kota
Dumai dengan efektif dan efesien. Kondisi permasalahan yang hadapi oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai dalam Penegakan Penegakan
Peraturan Daerah Dan Peraturan Daerah Kota Dumai antara lain :
1. Belum optimalnya pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai

21
2. Kurangnya kepastian hukum dan efek jera bagi pelanggar Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat/pelaku usaha/
badan hukum untuk mematuhi Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah Kota Dumai
4. Sarana dan prasarana belum memadai dalam penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Tabel 3.2 Tabel Kondisi Saat ini dan Kondisi yang Diharapkan
Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
Belum optimalnya pelaksanaan Optimalnya pelaksanaan penegakan
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah dan Peraturan
Peraturan Kepala Daerah Kota Kepala Daerah Kota Dumai
Dumai
Kurangnya kepastian hukum dan Meningkatnya Tingkat kepatuhan
efek jera bagi pelanggar Peraturan terhadap Peraturan Daerah dan
Daerah dan Peraturan Kepala Peraturan Kepala Daerah Kota
Daerah Kota Dumai Dumai
Kurangnya kesadaran dan Meningkatnya kesadaran dan
pengetahuan masyarakat/pelaku pengetahuan masyarakat/pelaku
usaha/ badan hukum untuk usaha/ badan hukum untuk
mematuhi Peraturan Daerah dan mematuhi Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah Kota Peraturan Kepala Daerah Kota
Dumai Dumai
Sarana dan prasarana belum Tersedianya Sarana dan prasarana
memadai dalam penegakan yang memadai dalam penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah Kota Dumai Kepala Daerah Kota Dumai

B. Penyebab Masalah
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan
proses pemilihan isu dengan analisis kriteria menggunakan metode tapisan
(Mc. Namara) Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL).

22
Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum
terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang; dan
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab
hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
Untuk menentukan dari keempat masalah di atas yang menjadi isu
prioritas, maka dilakukan analisa. Analisis dilakukan untuk menetapkan kriteria
isu dan kualitas isu sehingga mendapatkan kualitas isu yang paling tepat untuk
diijadikan bahasan dalam rancangan aktualisasi perubahan. Dalam melakukan
penetapan terhadap core isu maka penulis menggunakan teknik AKPL
menggunakan skala Linkert skor 1-5.

Tabel 3.3 Analisis AKPL

Faktor
No Isu Total
A K P L
1 2 3 4 5 6 7
Belum optimalnya pelaksanaan
1 penegakan Peraturan Daerah dan 4 5 4 5 18
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Kurangnya kepastian hukum dan efek jera
2 bagi pelanggar Peraturan Daerah dan 5 5 5 5 20
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat/pelaku usaha/ badan hukum
3 untuk mematuhi Peraturan Daerah dan
5 5 4 5 19
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
Sarana dan prasarana belum memadai
4 dalam penegakan Peraturan Daerah dan 5 4 4 4 17
Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai

23
Berdasarkan identifikasi isu aktual diatas, maka dipilih satu masalah
prioritas yaitu “Kurangnya kepastian hukum dan efek jera bagi pelanggar
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai”

C. AKAR PENYEBAB MASALAH


Setelah dilakukan pemetaan masalah dari tiga isu aktual, maka
dilanjutkan dengan pemilihan penyebab masalah yang dominan. Diketahui,
penyebab masalah pada isu aktual Kurangnya kepastian hukum dan efek jera
bagi pelanggar Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Belum optimal koordinasi PPNS antar Perangkat Daerah dalam
penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah di Kota
Dumai karena secretariat PPNS belum mengakomodir tugas pokok dan
fungsi PPNS
2. Minimnya Anggaran , Kualitas SDM dan Sarana Prasarana terkait
penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah di Kota
Dumai
3. Belum maksimalnya Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah di Kota Dumai melalui sistem cepat operasi yustisi
karena proses penegakan yang dilakukan masih banyak pada proses
preventef non yustisial.
4. Kurangnya Sosialisasi dan publikasi dalam memberikan pemahaman
terhadap penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah di
Kota Dumai
Setelah mengidentifikasi masalah penyebab kurangnya kepastian
hukum dan efek jera bagi pelanggar Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah Kota Dumai yang ada pada Satpol PP. Dalam melakukan penetapan
terhadap core isu maka penulis menggunakan teknik analisi USG
menggunakan skala Linkert skor 1-5.selanjutnya akan kita analisa melalui
metode USG berikut :

24
Tabel 3.4 Analisis USG

Kriteria T
No Masalah penyebab Isu Rangking
U S G o
ta
l
N
il
ai
1 2 3 4 5 6 7
1 Belum optimal koordinasi PPNS 4 4 3 11 III
antar Perangkat Daerah dalam
penegakan Peraturan Daerah Dan
Peraturan Kepala Daerah di Kota
Dumai
2 Minimnya Anggaran , Kualitas 4 4 4 12 II
SDM dan Sarana Prasarana
terkait penegakan Peraturan
Daerah Dan Peraturan Kepala
Daerah
3 Belum optimalnya Penegakan 5 5 4 14 I
Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah di Kota Dumai
4 Kurangnya Sosialisasi dan 3 3 2 8 I
publikasi dalam memberikan V

pemahaman terhadap penegakan


Peraturan Daerah Dan Peraturan
Kepala Daerah di Kota Dumai

Berdasarkan analisis USG diatas, masalah penyebab utama yang


dipilih adalah “Belum optimalnya Penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah di Kota Dumai ”

D. Alternatif Solusi Mengatasi Masalah


Dari masalah yang telah penulis sampaikan dengan mempertimbangkan
hasil analisa, maka penulis menawarkan 2 (dua) alternatif solusi mengatasi
masalah :
1. Strategi Penguatan Kelembagaan, dan

25
2. Strategi Penggunaan Teknologi.

E. Solusi Mengatasi Masalah


Solusi untuk mengatasi masalah yang penulis pilih berdasarkan
brainstorming dengan stakeholder kunci (atasan langsung/mentor) dan
stakeholder, juga mempertimbangkan hasil pengamatan penulis dalam
memberikan solusi alternatife dengan penguatan kelembagaan dengan sistem
kerja yang efektif dan efesien melalui aksi perubahan antara lain dengan
pembentukan tim rencana aksi perubahan, koordinasi dengan dinas pengampu
perda, terbentunya tim sistem cepat operasi yustisi, terbentuknya SOP sistem
cepat operasi yustisi, dan telaksananya sosialisasi peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah Kota Dumai kepada masyarakat/pelaku usaha/badan
usaha.

26
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan/Inovasi
Gagasan terobosan/inovasi yang diambil untuk menjawab area
organisasi yang bermasalah yang dijadikan area perubahan yaitu
“Optimalisasi Penegakan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah
Melalui Sistem Cepat Operasi Yustisi Di Kota Dumai”. Inovasi ini diyakini
dapat menyelesaikan permasalahan utama dalam melaksanakan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai untuk
menerapakan sistem cepat operasi yustisi di Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Dumai dalam memberikan kepastian hukum, kesadaran dan
pengetahuan serta efek jera kepada masyarakat/pelaku usaha/badan usaha
atas pelanggaran peraturan daerah dengan efektif dan efesien. Inovasi ini
merupakan gagasan dari penulis berdasarkan analisa masalah dan
kebutuhan. Sebelumnya penulis telah melakukan diskusi dan koordinasi
dengan pimpinan/atasan. Penerapan sistem cepat operasi yustisi sangat
menunjang tugas pokok dan fungsi Satuan polisi Pamong Praja Kota Dumai
dalam Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota
Dumai.
Solusi yang dipilih ini bersifat implementatif yaitu dapat diterapkan di unit
organisasi penulis, karena didukung oleh sumber daya yang ada. Komponen
penting dari aksi perubahan ini, yaitu:
1. tujuan yang hendak dicapai adalah upaya optimalisasi penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kota Dumai ;
2. inovasi yang dilakukan adalah optimalisasi penegakan peraturan daerah
dan peraturan kepala daerah melalui sistem cepat operasi yustisi:
3. Lokasi penerapan inovasi di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai.

27
B. Tahapan Kegiatan (Milestone)
Dalam rangka mengimplementasikan Laporan Aksi Kinerja Perubahan
Organisasi ini selama 60 (enam puluh) hari dimulai tanggal 21 Agustus 2023
s.d. 15 Oktober 2023, dengan rincian kegiatan yang dilaksanakan oleh project
leader setiap harinya dapat dilihat pada Time Schedule pelaksanaan milestone
aksi perubahan dan rencana setiap minggu milestonenya dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 4.1 Milestone Aksi Perubahan

KEGIATAN WAKTU PALING


No OUTPUT
MILESTONE LAMBAT
1 2 3 4 5
I JANGKA PENDEK
1. Laporan ke  Foto/Video
Kadis/Mentor terkait
keberlanjutan aksi
perubahan
2. Melaksanakan rapat
persiapan  Undangan
 Daftar Hadir;
Terbentuknya Tim Rencana  Notulen;
1 23 Agustus 2023
Aksi Perubahan  Foto/Video/
Dokumentasi

3. Penyusunan personil ,
draf SK,
 SK Tim
Penandatangan SK
TIM
 Undangan
 Daftar hadir
1. Rapat persiapan  Surat
koordinasi Perintah
Tugas
 Notulen

Terlaksananya Koordinasi  Foto/


2 dengan Dinas Pengampu 2. Melaksanakan dokumentasi 29 Agustus 2023
Perda Koordinasi

3. Laporan Koordinasi  Notulen

28
 Undangan
1. Rapat Persiapan  Daftar hadir
Penyusunan Tim  Notulen
 Foto/
dokumen

Terbentuknya Tim Sistem 2. Penyusunan personil  Foto/


dokumentasi 8 September
3 Cepat Operasi Yustisi dan draf SK
 Draf SK Tim 2023

3. Penandatangan SK
 SK Tim
TIM

 Daftar Hadir;
1. Rapat persiapan  Undangan;
penyusunan SOP  Notulen; Dan
Sistem cepat operasi  Foto/Video/
yustisi Dokumentasi

9 September
Terbentuknya SOP Sistem 2. Merancang SOP  Draft SOP;
4 2023
Cepat Operasi Yustisi Sistem cepat operasi  Foto /
yustisi Screenshoot

 SOP yang
3. Merampungkan SOP sudah
ditandatanga
ni Kasat

 Undangan;
 Daftar Hadir;
Notulen; Dan
1. Rapat Persiapan  Foto / Video /
sosialisasi Dokumentasi
 Bahan
Terlaksananya sosialisasi paparan
Peraturan daerah dan sosialisasi
Peraturan Kepala Daerah 26 September
5
kepada masyarakat/pelaku 2023
 Undangan;
usaha/badan usaha
 Daftar Hadir;
2. Melaksanakan
Sosialiasi  Foto / Video /
Dokumentasi

3. Laporan Pelaksanaan  Laporan


Sosialisasi sosialisasi

II JANGKA MENENGAH

1 Terlaksananya Penegakan 1. Melaksanakan Tahun 2023


dan Penindakan terhadap Penegakan dan
Penindakan Operasi
pelanggar Peraturan Daerah

29
dan Peraturan Kepala Yustisi
Daerah Kepada Masyarakat 2. Monitoring dan
evaluasi Penegakan
/pelaku usaha/badan usaha
dan Penindakan
melalui sistem operasi cepat Operasi Yustisi
yustisi di Kota Dumai

III JANGKA PANJANG


Terwujudnya Penegakan 1. Melaksanakan Tahun 2024-2029
dan Penindakan Pelanggar Penegakan dan
Penindakan Operasi
Peraturan Daerah dan Yustisi
1
Peraturan Kepala Daerah 2. Monitoring dan
secara optimal melalui evaluasi Penegakan
dan Penindakan
sistem cepat operasi yustisi
Operasi Yustisi

C. Sumberdaya ( Peta dan Pemanfaatan)


1. Identifikasi Stake Holder
Identifikasi instansi/individu yang berkepentingan dan memiliki
pengaruh terhadap hasil akhir dari proyek perubahan. Pengaruh tersebut dapat
bersifat positif yang berarti mendukung atau negatif yaitu menjadi sumber
penghambat. Stakeholder dapat dibedakan antara stakeholder internal (masih
dalam satu instansi ) atau eksternal yaitu instansi lain atau individu yang
berpengaruh di luar instansi peserta.

Gambar 4.1
Identifikasi Stakeholder

30
2. Peta Stake Holder
Pemetaan stakeholder dilakukan dengan merekap hasil identifikasi
stakeholder, sehingga diketahui tipe para stakeholder (laten, promoters,
defenders atau apathetic). Identifikasi instansi/individu yang berkepentingan
dan memiliki pengaruh terhadap hasil akhir dari aksi perubahan. Pengaruh
tersebut dapat bersifat positif yang berarti mendukung atau negatif yaitu
menjadi sumber penghambat. Stakeholder dapat dibedakan antara stakeholder
internal (masih dalam satu instansi) atau eksternal yaitu instansi lain atau
individu yang berpengaruh di luar instansi penulis. Berikut disajikan tabel peta
stakeholder sebagai berikut :

Tabel 4.2 Peta Stakeholder

No Kelompok Jenis Posisi


STAKE HOLDER Alasan
(Lat, Def, Prom, (Mendukung,
(Nama Mendukung /
Aphat) Menentang)
orang/Organisasi) Menentang
1 2 3 4 5

I Stakeholder Internal

Kepala Satuan Polisi Bentuk Pelayanan


1 Promoters Mendukung
Pamong Praja Publik

Sekretaris Satuan Polisi Bentuk Pelayanan


2 Promoters Mendukung
Pamong Praja Publik
Kepala Bidang
Bentuk Pelayanan
3 Ketertiban Umum dan Defend Mendukung
Publik
Ketentraman Masyarakat
Kepala Bidang Sumber Daya Bentuk Pelayanan
4 Defend Mendukung
Aparatur Publik
Kepala Seksi
Bentuk Pelayanan
5 Penyelidikan dan Promoters Mendukung
Publik
Penyidikan
Kepala Seksi Pembinaan Bentuk Pelayanan
6 Promoters Mendukung
dan Penyuluhan Publik
Kepala Seksi Operasi dan Bentuk Pelayanan
7 Latens Mendukung
Pengendalian Publik
Kepala Seksi Pemantuan Bentuk Pelayanan
8 Latens Mendukung
Tindak Internal Publik

31
Bentuk Pelayanan
9 Kepala Seksi Satlimas Latens Mendukung
Publik
Kepala Seksi Data,
Bentuk Pelayanan
10 Informasi, dan Latens Mendukung
Publik
Pelatihan
Kasubbag Tata Bentuk Pelayanan
11 Latens Mendukung
Usaha Publik
Kasubbag
Bentuk Pelayanan
12 Perecanaan, Latens Mendukung
Publik
Keuangan, dan Aset
Kelompok Jabatan Bentuk Pelayanan
13 Defend Mendukung
Fungsional Publik
Stakeholder
II
Eksternal
Kepala daerah kota
dumai sangat mampu
1 Walikota Dumai Promoters Mendukung mewujudkan sasaran
pemerintahan Kota
Dumai
Membantu kepala
daerah mewujudkan
2 Sekretaris Daerah Promoters Mendukung tujuan dan sasaran
Pemerintah Kota
Dumai
OPD/SKPD Bentuk Pelayanan
3 Latens Mendukung
Pengampu Perda publik

Bentuk Pelayanan
4 Wartawan Defend Mendukung
Publik
Perhimpunan hotel
Bentuk Pelayanan
5 dan restoran Apathetics Mendukung
Publik
indonesia (PHRI)
Masyarakat, Pelaku Bentuk Pelayanan
6 Apathetics Mendukung
usaha/Badan Usaha Publik

LATENS PROMOTERS
High (+)
32
Mendukung
1. Kepala Seksi Pemantuan Tindak
Mendukung
Internal
2. Kepala Seksi Operasi dan 1. Walikota Dumai
Pengendalian 2. Sekretaris Daerah
3. Kepala Seksi Satlimas 3. Kepala Satuan Polisi Pamong
4. Kepala Seksi Data, Informasi, Praja
dan Pelatihan Kasubbag Tata 4. Sekretaris Satuan Polisi Pamong
Usaha Praja
5. Kasubbag Perecanaan, 5. Kepala Seksi Penyelidikan dan
Keuangan, dan Aset Penyidikan
6. OPD Pengampu Perda 6. Kepala Seksi Pembinaan dan
Penyuluhan

APATHETICS DEFERENDES
Mendukung Mendukung
1. Masyarakat, Pelaku 1. Kepala Bidang Ketertiban Umum
usaha/Badan Usaha dan Ketentraman Masyarakat
2. Perhimpunan Hotel Dan 2. Kepala Bidang Sumber Daya
Restoran Indonesia (PHRI) Aparatur
3. Kelompok Jabatan Fungsional
4. Wartawan

Low (-) Level of High (+)


Interest

D. Kebutuhan Anggaran
Manajemen penganggaran dalam pelaksanaan aksi perubahan yaitu
untuk anggaran konsumsi rapat dan konsumsi pelaksanaan kegiatan pelatihan.
Adapun perkiraan anggaran yang dibutuhkan sebagai berikut :

Tabel 4.3. Tabel Kebutuhan Anggaran


No Uraian Biaya (Rp) Sumber Dana
1 Konsumsi rapat Rp. 1.500.000 DPA Satpol PP
2 Konsumsi Kegiatan / Rp. 8.000.000 DPA Satpol PP
Sosialisasi

33
E. Manajemen Resiko
Identifikasi Masalah Potensial yang mungkin terjadi pada setiap
tahapan kegiatan aksi perubahan yang akan dilakukan, masalah potensial bisa
saja terjadi karena faktor:
a. Sumberdaya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) merupakan individu yang produktif dan
bekerja sebagai penggerak organisasi, baik itu organisasi yang ada di dalam
suatu instansi atau perusahaan dan merupakan sumber daya yang tidak dapat
di gantikan serta menjadi aset yang penting

b. Peraturan
Peraturan merupakan suatu pedoman yang berfungsi untuk membatasi
perilaku seseorang dalam lingkungan tertentu dan memiliki sanksi bagi yang
melanggar aturan tersebut

c. Kebijakan Pimpinan
Kebijakan pimpinan adalah seperangkat tindakan pemimpin yang di
desain untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh pegawai
sebagai konstituen pemimpin yang menjadi garis besar dan dasar rencana
dalam pelaksanaan urusan organisasi dan tugas-tugas yang dikembangkan

d. Anggaran
Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan
suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu
tertentu dan dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan
dalam satuan barang/jasa.
Dalam upaya penyelesaian aksi perubahan, akan muncul beberapa
kesulitan dan kendala baik berupa kendala pribadi, internal organisasi,
maupun eksternal. Adapun potensi masalah atau kendala yang diperkirakan
akan terjadi antara lain adalah:

34
Tabel 4.4 Pengelolaan Resiko
No. Uraian Tingkat Tindakan Pena Target
Risiko Risiko Penanganan nggu Waktu
Bawaan ng
Jawa
b
1 2 3 4 5 6
1. Jadwal Pendelegasi Kabid 23 Agustus
penyelesaian an sebagian PPUD 2023
aksi pekerjaan
perubahan rutin kepada
dan bawahan
pekerjaan dan
Sedang
rutin kantor Tanggung
secara Jawab
bersamaan Penyelesaian
Milestone
dengan Tim
Kerja
2 Terlambatnya Berkoordinasi Kabid 29 Agustus
pengampu secara intens PPUD 2023
perda dalam dan teratur
menyusun untuk
analisis Seda menanyakan
penegakan ng progres
perda dan terhadap
perkada penegakan
perda di OPD
lainnya
3 Terlambatnya Menyusun Kabid 26
pelaksanaan jadwal PPUD September
sosialisasi sosialisasi 2023
penegakan dengan
Peraturan agenda kerja
Daerah dan Sedang para
Peraturan stakeholder
Kepala
Daerah Kota
Dumai

35

Anda mungkin juga menyukai