I. Pendahuluan
Pemberantasan kasus stunting menjadi program utama
Pemerintah Kabupaten Paser selama ini, karenanya Pemkab Paser telah
berupaya dalam pencegahan dan penanganan stunting yang terintegrasi
sampai ketingkat Desa/Kelurahan se-Kabupaten Paser secara
integrative dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan
sinkronisasi.
Pemerintah daerah memastikan percepatan penurunan stunting
sebagai prioritas, didukung dengan sumber daya yang mencukupi, dan
dipastikan bahwa setiap intervensi yang diperlukan sampai hingga ke
tingkat keluarga yang dikategorikan rawan stunting. Kepada para
akademisi, lembaga swadaya masyarakat, swasta, mitra pembangunan,
dan media, saya minta agar dapat mendukung dan mengawal
pelaksanaan percepatan penurunan stunting.
Audit kasus ini bisa kita laksanakan dengan baik melalui
dukungan semua pihak.
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kasus
No. Kecamatan TFR CBR Balita
Penduduk Desa/Kel TPK Balita Stunting*
Diukur*
1 Long Kali 28.974 2,27 18,63 23 81 2.261 1.725 299
2 Tanah Grogot 78.339 2,27 18,63 16 102 6.859 3.476 339
3 Batu Sopang 25.742 2,27 18,63 9 27 2.439 1.326 93
4 Batu Engau 17.257 2,27 18,63 13 63 1.752 855 148
5 Long Ikis 42.493 2,27 18,63 26 99 3.457 1.488 297
6 Kuaro 27.960 2,27 18,63 13 51 2.568 2.064 433
7 Paser Belengkong 29.692 2,27 18,63 15 57 2.493 1.752 202
8 Tanjung Harapan 9.552 2,27 18,63 7 21 1.105 805 182
9 Muara Komam 13.260 2,27 18,63 14 48 1.183 827 250
10 Muara Samu 6.796 2,27 18,63 9 27 433 210 65
Berdasarkan jumlah data diatas bisa dijabarkan sebagai berikut
bahwa wilayah Kecamatan Long Kali sebesar 1.03% kasus Stutnting,
Kecamatan Tanah Grogot sebesar 0.43% kasus Stutnting, Kecamatan
Batu Sopang sebesar 0.36% kasus Stutnting, Kecamatan Batu Engau
sebesar 0.85% kasus Stutnting, Kecamatan Long Ikis sebesar 0.69%
kasus Stutnting, Kecamatan Kuaro sebesar 15.4% kasus Stutnting,
Kecamatan Paser Belengkong sebesar 0.68% kasus Stutnting,
Kecamatan Tanjung Harapan sebesar 1.90% kasus Stutnting,
Kecamatan Muara Komam sebesar 18.8% kasus Stutnting,
Kecamatan Muara Samu sebesar 0.95% kasus Stutnting dimanan
persentase ini berdasarkan jumlah penduduk di setiap
kecamatannya.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Kuaro
memiliki privalensi kasus sebesar 15.4% kasus Stutnting rerata
tertinggi daripada kecamantan lainnya. Dan adapun persantase
kasus berdasarkan jumlah penduduk yang ada kabupaten paser
sesebsar 4,13% kejadian status Stunting.
Dan untuk Persebaran Audit Kasus Stunting tahap ke II
yang berhasil dilakukan adalah 1 kasus Calon Pengantin (Catin) di
wilayah Kecamatan Pasir Belengkong, 1 kasus Ibu Hamil (Bumil) di
Desa Sungai langir (Tanah Grogot), 1 Kasus Ibu Nifas (Bufas) di Desa
Muara Adang Kecamatan Kuaro, 1 Kasus Baduta di Desa Tajer Mulya
Kecamatan Ling Ikis.
Tabel 2. Persebaran Audit Kasus Stunting
No. Kecamatan Desa Catin Bumil Bufas Baduta
1 Tanah Grogot Sungai Langir 1
2 Kuaro Muara Adang 1
3 Pasir Belengkong Pasir Belengkong 1
4 Long Ikis Tajer Mulya 1
B. Pakar yang Melaksanakan Audit
C. Periode Audit
7 Oktober 2023
3. Case Baduta
No Rencana Tindak Lanjut Indikator Sifat
1 Pengkajian anthropometri dan fisik klinik balita : Terdapat identifikasi status gizi Segera
a. Tinggi badan, Oedema lengkap
b. Lingkar kepala
c. Kejadian infeksi dan biokimia
2 Pengkajian food recall untuk mengetahui Terdapat identifikasi asupan makanan Segera
dan kebiasaan makan baduta
konsumsi dan kebiasaan makan baduta
3 Rujukan ke Ahli Gizi Pemberian asuhan gizi, rekomendasi segera
menu, konseling dan rawat jalan
terkait berat badan sangat kurang dan
asupan gizi ISPA
4 Pemberian PMT Pemulihan berbasis makanan lokal Diberikan hingga tumbuh kembang segera
tinggi protein anak dapat terkejar
5No Rencana
Memastikan asupan Tindakbaduta
mikronutrien Lanjut Indikator
Pemberian Taburia 2 hari/x Sifat
segera
6 Pemberian Edukasi gizi pada keluarga baduta: Keluarga balita mengalami segera
a. Pemberian Makan bayi dan anak dan praktik peningkatan pengetahuan dan
(frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, aktif responsive komitmen
dan aman)
b. Dampak kekurangan gizi dan stunting
c. Motivasi dalam perawatan anak
d. Pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak
7 Melakukan pemantauan tumbuh kembang Secara rutin datang ke posyandu Segera
untuk pertumbuhan BB dan TB serta
perkembangan anak
8 Menghentikan paparan asap rokok pada Keluarga mendapatkan KIE segera
balita melalui edukasi kepada keluarga
No terkait bahaya
Rencana
rokokTindak
untuk Lanjut
tumbang balita Indikator Sifat
9 Memastikan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Keluarga Keluarga Beresiko Terdaftar dalam terencana
Beresiko Jaminan Kesehatan
Sasaran memiiki identitias untuk mendaftar JKN
10 Jika ASI masih keluar maka berikan pada anak hingga Anak baduta diberikan ASI segera
usia 2 tahun
11 Pastikan penerimaan vitamin A dan konsumsinya Baduta mendapatkan 2 kapsul vitamin segera
A per tahun
12 Edukasi pentingnya imunisasi pada baduta dan dampak Keluarga mendapatkan KIE segera
tidak imunisasi ke keluarga
A. Kesimpulan
B. Dokumentasi Kegiatan
a.n Ketua TPPS Kab. Paser