Anda di halaman 1dari 4

Keistimewaan Bulan Rajab

Oleh : Drs KH Amin Munawar MA, Sekretaris MUI Kota Tangerang

‫اَلَّسالُم َع لْيُك ْم َو َر ْح َم ةِهللُا َو َبَر َك اُته‬

‫َهَداَنا ُسُبَل الَّس اَل ِم َو َأْفَهَم نَا ِبَش ِرْيَعِة الَّنِبِّي اْلَك ِرْيِم َأْش َهُد َأْن َال ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه ُذ واْلَج اَل ِل‬ ‫ َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل اَّلِذ ْي‬،‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل‬
‫ّٰل‬
‫ اَل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َع ٰل ى َس ِّيِد نَا ُمَحَّمٍد َو َع ٰل ى آِلِه َو َأْص َح اِبِه‬،‫َس ِّيَدَنا َو َنِبَّيَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬ ‫َو اِاْل ْك َر اِم َو َأْش َهُد َأَّن‬
‫َو الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإٰل ى َيْو ِم الِّد ْيِن‬.

‫َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اِاْل ْخ َو اُن ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ي ِهللا َو َطاَع ِتِه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬.

‫ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َح َّق ُتٰق ىِتٖه‬: ‫ ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم‬، ‫ َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬: ‫قَاَل تَع َاٰل ى ِفى اْلُقْر آِن اْلَك ِرْيِم‬
١٠٢ ‫َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬

‫ ِاَّن ِع َّدَة الُّش ُهْو ِر ِع ْنَد ِهّٰللا اْثَنا َع َش َر َش ْهًرا ِفْي ِكٰت ِب ِهّٰللا َيْو َم َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِم ْنَهٓا‬: . ‫َقاَل ُهّٰللا َتَع اٰل ي ِفي اْلُقْر ْآِن اْلَك ِرْيِم‬
‫َاْر َبَع ٌة ُحُر ٌم ٰۗذ ِلَك الِّدْيُن اْلَقِّيُم ۙە َفاَل َتْظِلُم ْو ا ِفْيِهَّن َاْنُفَس ُك ْم َو َقاِتُلوا اْلُم ْش ِر ِكْيَن َك ۤا َّفًة َك َم ا ُيَقاِتُلْو َنُك ْم َك ۤا َّفًة َۗو اْعَلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َم َع اْلُم َّتِقْيَن‬
٣٦

Para hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT.

Alhamdulillah pada kesempatan Jumat yang mulia ini, kita masih senantiasa diberikan rahmat
hidayah serta inayah oleh Allah SWT sehingga kita diberikan kemudahan untuk
mengungkapkan rasa syukur dengan melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid
ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT,
marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT
dengan sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan, minimal dengan jalan imtitsalu
awamirillah wajtinabu nawahi yaitu menjalankan apa pun yang diperintahkan oleh Allah
SWT dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi apa pun yang dilarang-Nya dan
semoga sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad saw.

Para hadirin sidang Jumat yang berbahagia !

Tak terasa kita kembali memasuki bulan Rajab. Entah karena kesibukan atau waktu kita yang
kurang berkah, perjalanan hidup serasa semakin cepat. Tiba-tiba saja kita bertambah tua.
Tiba-tiba saja kita menapaki kembali bulan Rajab. Tiba-tiba saja kita akan menghadapi bulan
Sya’ban lalu bulan suci Ramadlan. Sejatinya, tidak ada istilah “tiba-tiba”, karena waktu
berjalan linier seperti lazimnya, kecuali timbul dari perasaan pribadi lantaran sikap abai alias
tidak peduli.
Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Dalam kitab I‘anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab"
merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan atau memuliakan.
Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga
disebut “Al-Ashabb” (‫ )األصب‬yang berarti “yang mengucur” atau menetes”. Dijuluki
demikian karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini. Bulan Rajab bisa juga dikenal
dengan sebutan “Al-Ashamm” (‫ )األصم‬atau “yang tuli”, karena tidak terdengar gemerincing
senjata pasukan perang pada bulan ini. Julukan lain untuk bulan Rajab adalah “Rajam” (‫)رجم‬
yang berarti melempar. Dinamakan demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan ini
dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang
saleh.

Allah memasukkan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram alias bulan yang dimuliakan.

٣٦ .......ۗ ‫ِاَّن ِع َّدَة الُّش ُهْو ِر ِع ْنَد ِهّٰللا اْثَنا َع َش َر َش ْهًرا ِفْي ِكٰت ِب ِهّٰللا َيْو َم َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِم ْنَهٓا َاْر َبَع ٌة ُحُر ٌم‬

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam
ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan
haram”. (QS At-Taubah:36)

Bulan haram adalah empat bulan mulia di luar Ramadhan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah,
Muharram, dan Rajab. Disebut “bulan haram” (‫ )األشهر الحرم‬karena pada bulan-bulan
tersebut umat Islam dilarang mengadakan peperangan.

Memang beberapa hadits dla’if, bahkan palsu, yang menjelaskan secara eksplisit tentang
gambaran pahala amalan-amalan tertentu pada bulan Rajab. Namun demikian, bukan berarti
tidak ada keutamaan menjalankan ibadah, misalnya puasa, dalam bulan Rajab. Justru puasa
menjadi istimewa karena dilakukan pada bulan istimewa. Hanya saja, seberapa besar pahala
yang akan didapat, Allahu a’lam. Hanya Allah SWT yang tahu. Tugas hamba adalah
menghamba kepada Allah SWT dan seyogianya tak terikat dengan pamrih apa saja. Dalam
hadits riwayat Abu

Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad dikatakan:

‫ُص ْم ِم َن اْلُحُر ِم‬

“Berpuasalah pada bulan-bulan haram.”


Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa
menjadi kian bernilai bila dilakukan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari
utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan tiap minggu.

Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab masuk dalam kategori al-
asyhur al-fadhilah di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Rajab juga terkategori al-
asyhur alhurum di samping Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Jamaah shalat Jumat rohimakumullah, Keitimewaan bulan Rajab juga terletak pada peristiwa
ajaib isra’ dan mi’raj Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam. Peristiwa tersebut terjadi pada
bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M). Itulah momen perjalanan Rasulullah dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha lalu menuju ke sidratul muntaha yang ditempuh hanya semalam.

Dari peristiwa Isra dan Miraj ini, umat Islam menerima perintah shalat lima waktu. Begitu
agungnya peristiwa ini hingga ia diperingati tiap tahun oleh kaum muslimin di berbagai
belahan dunia.

Saat memasuki bulan Rajab, Rasulullah SAW memberi contoh kepada kita untuk membaca:

‫الَّلُهَّم َباِر ْك َلَنا ِفْي َر َج ٍب َو َشْع َباَن َو َبِّلْغ َنا َر َم َض اَن‬

“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami
dengan bulan Ramadlan.”

Khatib mengajak diri sendiri dan jamaah sekalian agar tidak menyia nyiakan bulan yang
agung ini. Dari berbagai keterangan yang disebutkan tadi, sangat jelas bahwa bulan Rajab
memiliki keutamaan lebih di atas bulan-bulan pada umumnya. Ia adalah momen untuk
meningkatkan kualitas diri, baik tentang kedekatan kita kepada Allah (taqarrub ilallâh)
maupun perbuatan baik ('amal shâlih) kita kepada sesama. Belum tentu tahun berikutnya kita
akan berjumpa dengan kesempatan merasakan kembali bulan Rajab. Saatnya menyisihkan
fokus kita kepada bulan mulia ini di tengah kesibukan duniawi kita yang melengahkan.
Wallahu a’lam.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Di antara keutamaan bulan Rajab bahwa malam satu Rajab adalah salah satu malam yang
mustajab bagi doa sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:

،‫ َو َأَّو ِل َلْيَلٍة ِم ْن َر َج ٍب‬،‫ َو َلْيَلِة اْلِفْطِر‬،‫ َو َلْيَلِة اَأْلْض َح ى‬،‫ ِفي َلْيَلِة اْلُج ُمَعِة‬: ‫ ِإَّن الُّد َعاَء ُيْسَتَج اُب ِفي َخ ْم ِس لَياٍل‬: ‫َبَلَغَنا َأَّنُه َك اَن ُيَقاُل‬
‫َو َلْيَلِة الِّنْص ِف ِم ْن َشْع َباَن‬
Maknanya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa
dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya
Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya’ban.”

Hadirin yang dirahmati Alllah,

Pada bulan Rajab ini, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal-amal kebaikan dan
ketaatan. Salah satunya adalah memperbanyak puasa. Kita disunnahkan untuk
memperbanyak puasa di bulan Rajab seperti halnya kita juga disunnahkan untuk
memperbanyak puasa di tiga bulan haram yang lain, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.
Memang tidak ada hadits shahih yang secara khusus menyatakan kesunnahan puasa Rajab.

Namun di sisi lain juga tidak ada larangan secara khusus untuk berpuasa pada bulan Rajab.
Para ulama mengatakan bahwa dalil-dalil umum mengenai anjuran berpuasa setahun penuh
kecuali lima hari yang diharamkan, cukup dijadikan dalil atas kesunnahan puasa Rajab.
Kesunnahan puasa Rajab juga dapat diambil dari dalil-dalil umum mengenai dianjurkannya
berpuasa pada empat bulan haram. Disebutkan dalam Shahih Muslim, hadits no. 1960:

‫َع ْن ُع ْثَم ْاَن ْبِن َحِكْيٍم َاَأْلْنَص اِر ِّي َقاَل َس َأْلُت َسِع يَد ْبَن ُج َبْيٍر َع ْن َص ْو ِم َر َج ٍب َو ْنحُن َيْو َم ِئٍذ ِفي َر َج ٍب َفَقاَل َسِم ْع ُت اْبَن َعَّباٍس‬
‫َرِض َي ُهّٰللا َع ْنُهَم ا َيُقْو ُل َك اَن َر ُسْو ُل ِهّٰللا َص َّلى ُهّٰللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُصْو ُم َح ّٰت ى َنُقْو َل اَل ُيْفِط ُر َو ُيْفِط ُر َح ّٰت ى َنُقْو َل اَل َيُصْو ُم‬

Dari Utsman bin Hakim Al Anshari bahwa ia berkata: Saya bertanya kepada sahabat Sa’id
bin Jubair mengenai puasa Rajab, dan saat itu kami berada di bulan Rajab. Maka ia pun
menjawab: Saya telah mendengar Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata: Dulu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan
berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan
puasa.

Para hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT.

Mudah-mudahan kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan lahir dan bathin
oleh Allah SWT. sebagai bekal untuk beribadah kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai