Anda di halaman 1dari 13

1.

Jelaskan mengapa setiap Tenaga Teknik di Bidang Usaha


Ketenagalistrikan harus mempunyai Sertifikat Kompetensi ?

Sebutkan pula landasan hukum atau Undang undang yang mendasari hal tsb.

Setiap tenaga teknik di bidang usaha ketenagalistrikan perlu memiliki Sertifikat Kompetensi karena hal
tersebut merupakan indikator formal bahwa mereka telah memenuhi standar pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan mereka. Beberapa alasan mengapa sertifikasi ini
penting termasuk:

1. **Keamanan dan Keselamatan**: Bidang ketenagalistrikan melibatkan pengelolaan dan manipulasi


listrik yang berpotensi berbahaya. Sertifikat kompetensi menunjukkan bahwa tenaga teknik memiliki
pengetahuan yang memadai tentang praktik keamanan dan keselamatan, membantu mencegah
kecelakaan dan risiko yang dapat timbul.

2. **Standar Profesionalisme**: Sertifikat kompetensi mencerminkan tingkat profesionalisme


seseorang dalam bidangnya. Ini dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan, atasan, dan mitra bisnis
terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga teknik.

3. **Kemampuan Teknis**: Sertifikasi mencakup pengetahuan teknis dan keterampilan praktis yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas teknis dalam usaha ketenagalistrikan. Ini memastikan
bahwa tenaga teknik memiliki keahlian yang diperlukan untuk menangani peralatan dan sistem listrik
dengan benar.

4. **Kepatuhan Hukum**: Adanya sertifikat kompetensi juga dapat membantu memastikan bahwa
tenaga teknik dan perusahaan yang mereka wakili mematuhi peraturan dan standar hukum yang
berlaku dalam industri ketenagalistrikan.

Landasan hukum atau undang-undang yang mendasari kewajiban sertifikasi ini dapat bervariasi di
setiap negara atau wilayah. Namun, beberapa undang-undang yang umumnya memberikan dasar
hukum untuk sertifikasi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan antara lain:

1. **Undang-Undang Ketenagalistrikan**: Banyak negara memiliki undang-undang khusus yang


mengatur sektor ketenagalistrikan. Undang-undang ini mungkin mencakup persyaratan sertifikasi
untuk tenaga teknik yang terlibat dalam instalasi, perawatan, dan pemeliharaan sistem listrik.

2. **Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)**: Undang-undang atau peraturan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja seringkali mencakup persyaratan sertifikasi untuk pekerja yang
beroperasi di lingkungan kerja yang melibatkan risiko tinggi, seperti pekerjaan di bidang
ketenagalistrikan.

3. **Standar Industri**: Beberapa negara memiliki standar industri yang ditetapkan oleh lembaga
atau otoritas tertentu. Sertifikasi mungkin diakui berdasarkan pemenuhan standar ini.

Penting untuk memahami regulasi dan persyaratan lokal yang berlaku di wilayah tertentu untuk
mengetahui secara spesifik landasan hukumnya.

2. Surat Perintah Kerja (SPK) merupakan dasar atau legalitas dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Uraikan apa saja yang tercantum dalam SPK tersebut . (minimal 4 hal yang
harus tertulis dalam SPK) ?

Surat Perintah Kerja (SPK) adalah dokumen tertulis yang digunakan untuk memberikan
instruksi resmi kepada kontraktor atau pihak yang akan melaksanakan suatu pekerjaan. Isi
SPK dapat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan dan kesepakatan antara pihak-pihak
yang terlibat. Namun, umumnya, SPK harus mencakup informasi yang jelas dan rinci untuk
memastikan pemahaman dan keterlibatan yang sesuai dari semua pihak. Berikut adalah
minimal empat hal yang biasanya tercantum dalam Surat Perintah Kerja:

1. **Identifikasi Pihak Terkait:**


- Nama dan alamat pihak yang memberikan perintah (pemberi perintah).
- Nama dan alamat pihak yang melaksanakan pekerjaan (penerima perintah atau
kontraktor).
- Rincian kontak yang dapat dihubungi dari kedua belah pihak.

2. **Deskripsi Pekerjaan:**
- Rincian pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan jelas dan terperinci.
- Spesifikasi teknis atau standar kinerja yang harus dipenuhi.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan, termasuk batas waktu atau tenggat waktu yang harus
diperhatikan.

3. **Harga dan Pembayaran:**


- Nilai kontrak atau biaya yang harus dibayarkan untuk melaksanakan pekerjaan.
- Rincian pembayaran, seperti metode pembayaran, jadwal pembayaran, dan persyaratan
pembayaran lainnya.

4. **Syarat dan Ketentuan:**


- Persyaratan hukum dan kontraktual yang mengikat kedua belah pihak.
- Persyaratan asuransi atau jaminan yang mungkin diperlukan.
- Konsekuensi atau sanksi yang mungkin timbul jika salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya.

5. **Tanda Tangan dan Tanggal:**


- Tanda tangan pemberi perintah dan penerima perintah untuk menunjukkan persetujuan
resmi.
- Tanggal penerbitan SPK sebagai acuan waktu dimulainya kewajiban kontraktual.

Perlu dicatat bahwa rincian SPK dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan proyek dan
peraturan yang berlaku di wilayah atau negara tertentu. Penting bagi semua pihak yang
terlibat untuk memahami dan menyetujui isi SPK sebelum pekerjaan dimulai untuk
menghindari potensi konflik atau ketidaksepahaman di kemudian hari.

3. Tidak ada jawaban

4. Sebutkan buku acuan apa yang diperlukan dalam perencanaan JTM .


Jawab :

Perencanaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dalam konteks ketenagalistrikan


melibatkan berbagai aspek teknis dan rekayasa. Beberapa buku acuan yang dapat diperlukan
dalam perencanaan JTM antara lain:

1. **IEEE Color Books:**


- **IEEE Buff Book (IEEE Std 141):** "IEEE Recommended Practice for Electric Power
Distribution for Industrial Plants" memberikan pedoman untuk perencanaan distribusi daya
listrik, termasuk aspek-aspek seperti proteksi, koordinasi, dan desain sistem.

2. **PLN Standards:**
- Standar yang diterbitkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau lembaga setempat
yang mengatur persyaratan teknis dan tata cara perencanaan, desain, dan pelaksanaan
jaringan tegangan menengah.

3. **NFPA 70 (National Electrical Code):**


- NFPA 70, juga dikenal sebagai National Electrical Code (NEC), memberikan standar
nasional untuk instalasi listrik di Amerika Serikat. Meskipun fokus utamanya adalah pada
instalasi listrik umum, beberapa bagian juga mencakup sistem distribusi daya.

4. **CIGRE Publications:**
- International Council on Large Electric Systems (CIGRE) menerbitkan berbagai publikasi
teknis dan panduan dalam bentuk buku atau makalah. Ini dapat mencakup aspek-aspek
seperti rekayasa jaringan tegangan menengah, peralatan listrik, dan teknologi terbaru.

5. **Handbook of Electric Power Calculations (edisi terbaru):**


- Buku ini memberikan panduan dan perhitungan terkait dengan perencanaan, analisis, dan
desain sistem tenaga listrik.
6. **Guidebook for the Design of Electrical Power Systems (IEEE Std 141-1993):**
- Buku panduan ini menyajikan informasi terperinci mengenai perencanaan dan desain
sistem tenaga listrik, membantu insinyur dalam memahami prinsip-prinsip dasar perencanaan.

7. **Panduan Teknis dari Otoritas Setempat:**


- Otoritas setempat, seperti badan regulasi listrik atau departemen ketenagalistrikan,
mungkin juga menerbitkan panduan teknis dan peraturan yang harus diikuti dalam
perencanaan JTM.

Penting untuk selalu merujuk pada buku acuan yang sesuai dengan peraturan dan standar
yang berlaku di wilayah tertentu, karena persyaratan dapat bervariasi antar negara atau
wilayah.

5. Uraikan secara singkat minimal 4 (empat) tugas pokok seorang supervisor konsultansi
perencanaan Distribusi tenaga listrik ?

Seorang supervisor konsultansi perencanaan distribusi tenaga listrik memiliki beberapa tugas
pokok yang melibatkan tanggung jawab manajerial dan teknis. Berikut adalah empat tugas
pokok seorang supervisor konsultansi perencanaan distribusi tenaga listrik secara singkat:

1. **Pengelolaan Tim Proyek:**


- Mengelola dan mengoordinasikan tim perencanaan distribusi tenaga listrik.
- Menetapkan tugas dan tanggung jawab anggota tim sesuai dengan keahlian dan
spesialisasi masing-masing.
- Memastikan proyek berjalan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.

2. **Pengawasan Perencanaan Distribusi:**


- Memastikan perencanaan distribusi tenaga listrik memenuhi standar teknis dan peraturan
yang berlaku.
- Mengawasi analisis kebutuhan kapasitas, pemilihan peralatan listrik, dan desain jaringan
distribusi.
- Menyusun dan mengevaluasi laporan perencanaan untuk memastikan keakuratan dan
kelengkapan informasi.

3. **Interaksi dengan Klien:**


- Berkomunikasi dengan klien untuk memahami kebutuhan dan ekspektasi proyek.
- Menyampaikan informasi tentang perkembangan proyek secara teratur kepada klien.
- Memberikan solusi atau rekomendasi yang memadai untuk mengatasi tantangan dan
kebutuhan klien.

4. **Manajemen Sumber Daya dan Anggaran:**


- Mengelola anggaran proyek perencanaan distribusi tenaga listrik.
- Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, termasuk personel dan peralatan.
- Memastikan proyek dapat diselesaikan dalam batas anggaran yang ditetapkan.

Tugas-tugas tersebut mencerminkan peran supervisory dalam mengarahkan dan memastikan


kelancaran proyek perencanaan distribusi tenaga listrik. Pemahaman yang mendalam tentang
teknis perencanaan, manajemen proyek, dan kemampuan berkomunikasi dengan baik sangat
penting dalam menjalankan peran ini.

6. Sebutkan beberapa hal yg mendasari pemasangan sebuah trafo distribusi pasangan dalam
kontruksi ?

Pemasangan sebuah trafo distribusi pasangan dalam konstruksi didasarkan pada beberapa
pertimbangan teknis dan keamanan yang melibatkan sistem distribusi tenaga listrik.
Beberapa hal yang mendasari pemasangan trafo distribusi pasangan meliputi:

1. **Kapasitas Beban:**
- Pemilihan trafo distribusi pasangan dapat dipengaruhi oleh kapasitas beban yang
diharapkan pada wilayah tertentu. Dengan menggunakan trafo pasangan, kapasitas distribusi
dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan beban yang lebih tinggi.

2. **Redundansi dan Keandalan:**


- Pemasangan trafo distribusi pasangan dapat meningkatkan keandalan sistem distribusi
dengan memberikan redundansi. Jika satu trafo mengalami masalah atau membutuhkan
pemeliharaan, trafo lainnya dapat mengambil alih beban, memastikan kontinuitas pasokan
listrik.

3. **Distribusi Energi yang Seimbang:**


- Trafo distribusi pasangan dapat digunakan untuk mendistribusikan energi secara seimbang
di seluruh jaringan distribusi. Hal ini membantu menghindari beban yang tidak merata pada
trafo tunggal, yang dapat mengurangi efisiensi dan meningkatkan risiko kegagalan.

4. **Fleksibilitas dan Pertumbuhan:**


- Konstruksi trafo distribusi pasangan memungkinkan adanya fleksibilitas dan kemampuan
untuk menanggapi pertumbuhan beban di masa depan. Dengan menambahkan trafo baru
sesuai kebutuhan, sistem distribusi dapat diperluas tanpa menggantikan seluruh trafo.

5. **Efisiensi Sistem:**
- Dengan memasang trafo distribusi pasangan, dapat ditingkatkan efisiensi sistem distribusi.
Penggunaan trafo yang sesuai dengan beban tertentu dapat mengoptimalkan efisiensi
transformator dan meminimalkan rugi daya selama distribusi.

6. **Ketersediaan dan Pemeliharaan:**


- Pemasangan trafo pasangan juga dapat mempermudah kegiatan pemeliharaan. Ketika satu
trafo memerlukan pemeliharaan atau perbaikan, trafo lainnya masih dapat menyediakan
pasokan daya.

7. **Peraturan dan Persyaratan Lokal:**


- Pemilihan dan pemasangan trafo distribusi pasangan juga harus sesuai dengan peraturan
dan persyaratan yang berlaku di wilayah atau negara setempat.

Pemilihan trafo distribusi pasangan harus memperhitungkan faktor-faktor tersebut untuk


memastikan keandalan, efisiensi, dan fleksibilitas sistem distribusi tenaga listrik.

7. Tuliskan apa fungsi atau kegunaan dari pembumian yang terpasang pada titik netral trafo
dan yang terpasang pada arester ?

Pembumian (grounding) memiliki fungsi atau kegunaan yang krusial dalam sistem tenaga
listrik untuk menjaga keamanan dan kinerja sistem. Pembumian yang terpasang pada titik
netral trafo dan pada arrester (penangkal petir) memiliki fungsi yang berbeda:

1. **Pembumian pada Titik Netral Trafo:**


- **Keamanan Personel:** Pembumian pada titik netral trafo bertujuan untuk menyediakan
jalur rendah resistansi bagi arus ke tanah. Ini membantu melindungi personel dan peralatan
dari potensi bahaya akibat tegangan berlebih yang mungkin muncul pada titik netral.
- **Stabilisasi Potensial Tanah:** Pembumian pada titik netral membantu menjaga potensial
tanah pada level yang aman dan stabil. Ini mencegah terjadinya perbedaan potensial yang
berbahaya antara sistem dan tanah.
- **Menghantarkan Arus Korsleting:** Jika terjadi korsleting antara fase dan tanah,
pembumian pada titik netral menyediakan jalur untuk menghantarkan arus korsleting ke
tanah, mengurangi risiko kebakaran atau kerusakan peralatan.

2. **Pembumian pada Arestor (Penangkal Petir):**


- **Melindungi Sistem dari Petir:** Pembumian pada arrester berfungsi untuk melindungi
sistem tenaga listrik dari dampak petir. Arrester mendeteksi lonjakan tegangan yang
disebabkan oleh petir dan memberikan jalur yang rendah resistansi untuk mengarahkan arus
petir ke tanah.
- **Mengalihkan Energi Petir:** Arrester membantu mengalihkan energi petir dan melindungi
peralatan listrik yang terhubung ke sistem dari kerusakan akibat lonjakan tegangan yang tiba-
tiba.
- **Mengurangi Risiko Kerusakan:** Dengan memberikan jalur yang mudah untuk arus petir
menuju tanah, pembumian pada arrester membantu mengurangi risiko kerusakan pada
peralatan listrik dan mempertahankan keandalan sistem.

Pembumian pada titik netral trafo dan pada arrester saling melengkapi dalam menjaga
keamanan dan kinerja sistem tenaga listrik, serta melindungi peralatan dan personel dari
risiko yang mungkin timbul akibat lonjakan tegangan atau dampak petir.
8. Apa fungsi dari alat ukur Insulation tester dan alat ukur Earth tester . Sebutkan nilai
tahanan minimal untuk tegangan 20 kV dan berapa nilai tahanan maksimal untuk pentanahan

1. **Insulation Tester:**
- **Fungsi:** Alat ukur insulation tester digunakan untuk mengukur resistansi isolasi atau
ketahanan listrik dari suatu bahan isolasi. Ini berarti mengukur seberapa baik bahan isolasi
dapat menghambat arus listrik melalui mereka. Pengukuran ini penting untuk memastikan
integritas isolasi dalam peralatan listrik dan sistem tenaga, seperti kabel, transformator, atau
motor. Jika resistansi isolasi rendah, dapat menunjukkan adanya kerusakan atau kebocoran
arus yang dapat membahayakan kinerja atau keamanan peralatan.

2. **Earth Tester:**
- **Fungsi:** Earth tester, atau ground tester, digunakan untuk mengukur resistansi tanah
atau ketahanan tanah pada sistem grounding. Pengukuran ini memberikan informasi tentang
seberapa baik sistem pentanahan dapat menyediakan jalur rendah resistansi bagi arus bocor
ke tanah. Sistem grounding yang efektif penting untuk melindungi peralatan dan personel dari
bahaya lonjakan tegangan atau arus berlebih.

**Nilai Tahanan Minimal dan Maksimal:**


- **Tegangan 20 kV:**
- **Tahanan Minimal:** Untuk sistem tegangan tinggi seperti 20 kV, tahanan isolasi yang
diinginkan biasanya cukup tinggi, umumnya dalam kisaran gigaohm (G Ω) atau lebih.
- **Tahanan Maksimal untuk Pentanahan:** Nilai tahanan maksimal untuk sistem
pentanahan bervariasi tergantung pada standar lokal atau industri. Umumnya, nilai tahanan
pentanahan yang diterima dapat bervariasi antara 1 ohm hingga beberapa puluh ohm,
tergantung pada aplikasi dan persyaratan spesifik.

Penting untuk mencatat bahwa nilai-nilai ini dapat bervariasi berdasarkan regulasi dan
standar setempat. Oleh karena itu, selalu disarankan untuk merujuk pada standar dan regulasi
setempat serta produsen peralatan untuk memastikan bahwa nilai-nilai ini sesuai dengan
kebutuhan dan persyaratan spesifik lokasi atau industri.

9. Bila ada suatu beban tegangan rendah 3 phasa dengan kebutuhan arus 270 A , berapa
ukuran trafo yang dipasang ?

Hitung juga ukuran fuse link cut out yang diperlukan .

Untuk menghitung ukuran trafo yang diperlukan, kita dapat menggunakan rumus daya (P) yang
dinyatakan sebagai perkalian antara tegangan (V), arus (I), dan faktor daya (cos φ):

Dalam kasus ini, kita dapat menyelesaikan untuk tegangan:

Berikan kita asumsikan faktor daya (\(cos φ\)) sekitar 0.8 (asumsi umum untuk beban industri),
dan kita ingin menentukan ukuran trafo untuk tegangan rendah tiga fase.

1.

Jadi, kita membutuhkan trafo dengan kapasitas sekitar 331.2 kVA pada tegangan rendah.

2. **Ukuran Fuse Link Cut Out:**


- Ukuran fuse link cut out dapat ditentukan berdasarkan arus beban. Dalam hal ini, dengan
arus beban 270 A, kita harus memilih fuse link cut out yang memiliki rating lebih tinggi dari
arus beban tersebut. Misalnya, kita dapat memilih fuse link cut out dengan rating 315 A.

Namun, perlu dicatat bahwa keputusan tentang ukuran akhir trafo dan fuse link cut out juga
harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti keandalan sistem, beban puncak, dan
persyaratan spesifik aplikasi. Dalam prakteknya, konsultasikan dengan seorang insinyur
listrik yang berkualifikasi untuk memastikan bahwa pilihan ini sesuai dengan kebutuhan dan
standar setempat.

10. Bila suatu jaringan tegangan menengah 20 kV sepanjang 2 kms terpasang konduktor
jenis AAAC ukuran 150 mm2 , hitung berapa kVA perkiraan beban yang bisa dihantarkan
jaringan tersebut .

Untuk menghitung kapasitas beban yang dapat dihantarkan oleh jaringan tegangan menengah,
kita dapat menggunakan formula kapasitas daya yang dinyatakan sebagai produk dari
tegangan (V), arus (I), dan faktor daya (cos φ):

Namun, kita tidak memiliki nilai arus (I) atau faktor daya (cos φ) dalam informasi yang
diberikan. Oleh karena itu, kita akan menggunakan rumus umum daya (P) yang dinyatakan
sebagai produk dari tegangan (V) dan arus (I):

Di sini, kita dapat menghitung nilai arus (I) dengan menggunakan rumus hukum Ohm I =
V/Z, di mana Z adalah impedansi jaringan. Untuk kabel konduktor jenis AAAC (All
Aluminum Alloy Conductor), impedansinya dapat dihitung dengan rumus:

Dalam rumus di atas, R adalah resistansi kabel, Xl adalah reaktansi induktif, dan Xc adalah
reaktansi kapasitif.

1. **Hitung Resistansi (R) Kabel:**


- Tabel atau data teknis produsen dapat memberikan nilai resistansi kabel untuk konduktor
AAAC ukuran 150 mm² pada 20 kV.

2. **Hitung Reaktansi Induktif (\(X_L\)):**


- \(X_L\) dapat dihitung menggunakan rumus \(X_L = 2\pi f L\), di mana \(f\) adalah frekuensi
sistem (50 Hz) dan \(L\) adalah induktansi per unit panjang kabel.

3. **Hitung Reaktansi Kapasitif (\(X_C\)):**


- \(X_C\) dapat dihitung menggunakan rumus \(X_C = \frac{1}{2\pi f C}\), di mana \(C\) adalah
kapasitansi per unit panjang kabel.

4. **Hitung Impedansi (Z):**

- Gunakan rumus impedansi untuk mendapatkan nilai


impedansi total.

5. **Hitung Arus (I):**


- Gunakan rumus I = V/Z untuk menghitung arus.

6. **Hitung Daya (P):**


- Setelah mendapatkan nilai arus, kita dapat menghitung daya menggunakan rumus P = V x
I.

Dengan nilai daya yang diperoleh, kita dapat mendapatkan perkiraan beban yang dapat
dihantarkan oleh jaringan tegangan menengah tersebut. Perlu diingat bahwa ini adalah
perkiraan dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti keandalan sistem dan faktor
daya aktual.
1. Persyaratan bahwa setiap orang yang bekerja di bidang usaha ketenagalistrikan harus
mempunyai sertifikat kompetensi , diatur dalam UU No.30 tahun 2009 :

Pada UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan di Indonesia, persyaratan bahwa setiap
orang yang bekerja di bidang usaha ketenagalistrikan harus memiliki sertifikat kompetensi
diatur dalam:

c. Pasal 45 ayat 4

Pasal 45 ayat 4 menyatakan bahwa setiap orang yang bekerja di bidang ketenagalistrikan
wajib memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh
karena itu, sertifikat kompetensi diperlukan sebagai bukti bahwa seseorang memenuhi
kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan untuk bekerja di bidang usaha ketenagalistrikan.

2. Yang terkait dengan UU tentang keselamatan kerja adalah:


Yang terkait dengan UU tentang keselamatan kerja adalah:

c. UU No. 5 tahun 1970

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah undang-undang di


Indonesia yang mengatur mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-Undang ini
mencakup berbagai aspek terkait perlindungan pekerja dan pengaturan kondisi kerja agar
memastikan keselamatan dan kesehatan mereka selama bekerja.

3. Yang dimaksud dengan keselamatan kerja dalam segala tempat pada UU Keselamatan kerja adalah : a. Di darat,
didalam tanah, di permukaan air, di dalam air, di udara. b. Di darat, di permukaan tanah, di permukaan air, di dalam
air, di udara. c. Di atas, didalam tanah, di permukaan air, di dalam air, di udara. d. Di darat, didalam tanah, di
permukaan air, di dalam air, di permukaan udara.

Yang dimaksud dengan keselamatan kerja dalam segala tempat pada UU Keselamatan Kerja adalah:

b. Di darat, di permukaan tanah, di permukaan air, di dalam air, di udara.

Pertanyaan ini merujuk pada konsep keselamatan kerja yang mencakup berbagai lokasi atau tempat kerja, baik di
darat, di permukaan tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara. Ini mencerminkan upaya untuk
melibatkan berbagai sektor pekerjaan dan kondisi kerja dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan
pekerja.

Apabila nilai tegangan primer dari trafo distribusi turun, maka


untuk memperbaiki nilai tegangan sisi sekunder perlu
dilakukan :
a. Mengatur tap trafo (Tap Changer).
b. Menurunkan frekuensi.
c. Mengurangi beban.
d. Semuanya benar.
a. Mengatur tap trafo (Tap Changer).

Jika nilai tegangan primer dari trafo distribusi turun, satu-satunya opsi dari pilihan yang diberikan yang umumnya
digunakan untuk memperbaiki nilai tegangan pada sisi sekunder adalah dengan mengatur tap trafo. Tap trafo (Tap
Changer) adalah mekanisme yang memungkinkan pengaturan rasio transformator untuk mengkompensasi
perubahan nilai tegangan primer. Dengan menggeser tap pada trafo, kita dapat menyesuaikan rasio transformasi dan
mengatur tegangan pada sisi sekunder. Pilihan lain seperti menurunkan frekuensi atau mengurangi beban tidak
umum dilakukan untuk memperbaiki turunnya tegangan pada sisi sekunder trafo distribusi.

5. Yang terkait dengan Hukum Ohm adalah :


a. Besar arus berbanding lurus dengan tahanan.
b. Besar arus berbanding terbalik dengan tahanan. (v)
c. Besar arus berbanding terbalik dengan tegangan.
d. Besar arus berbanding lurus dengan tahanan.dan tegangan
Yang terkait dengan Hukum Ohm adalah:

b. Besar arus berbanding terbalik dengan tahanan.

Hukum Ohm menyatakan bahwa arus yang mengalir melalui suatu konduktor (misalnya, kawat) antara dua titik pada
suhu konstan berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan konduktor. Ini dijelaskan
oleh rumus sederhana: \(I = \frac{V}{R}\), di mana \(I\) adalah arus, \(V\) adalah tegangan, dan \(R\) adalah tahanan.

6. Trafo distribusi 1 phasa biasanya dipasang karena alasan ; a. Harganya lebih murah b. Mudah membawa dan
memasangnya. c. Sesuai pemasangan di pedesaan d. Semua jawaban benar

b. Mudah membawa dan memasangnya.

Trafo distribusi 1 phasa sering dipilih karena lebih mudah dibawa dan dipasang, terutama pada lokasi-lokasi yang
sulit dijangkau atau di pedesaan. Ini membuatnya lebih fleksibel dalam penggunaan di area yang mungkin sulit
diakses atau memerlukan instalasi yang sederhana. Meskipun harga juga dapat menjadi pertimbangan, kenyamanan
pemasangan dan mobilitas sering menjadi alasan utama untuk memilih trafo distribusi 1 phasa.

7. Pada titik ujung JTM biasanya dipasang arester dengan kapasitas ; a. 5 kA. b. 10 kA c. 15 kA d. 25 kA

Pada titik ujung JTM (Jaringan Tegangan Menengah), arester (penangkal petir) biasanya dipasang dengan kapasitas
yang bervariasi tergantung pada kebutuhan sistem dan persyaratan spesifik. Kapasitas umum yang sering digunakan
untuk arester pada JTM adalah:

c. 15 kA

Kapasitas ini mencerminkan kemampuan arester untuk menangani lonjakan arus yang mungkin disebabkan oleh petir
atau gangguan lainnya pada jaringan tegangan menengah. Perlu dicatat bahwa nilai kapasitas dapat berbeda
tergantung pada spesifikasi dan persyaratan setempat.

Suatu JTM dengan tiang panjang 11 meter , 350 daN bisa


dipasang ;
a. JTM dengan 1 feeder
b. JTM dengan 2 feeder
c. JTM dengan 2 feeder dan JTR
d. Semuanya benar.
Informasi yang diberikan belum cukup untuk secara pasti menentukan jumlah feeder atau kebutuhan tambahan
seperti JTR (Jaringan Tegangan Rendah) yang dapat dipasang. Faktor-faktor lain seperti beban listrik, jarak antar
tiang, kebutuhan masyarakat, dan karakteristik topografi area juga perlu dipertimbangkan.

Namun, untuk mengambil keputusan yang lebih akurat, perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut dan evaluasi
terhadap kebutuhan spesifik pada lokasi tersebut. Penggunaan tiang panjang 11 meter dengan beban 350 daN
mungkin dapat mendukung beberapa feeder dan mungkin JTR, tetapi perhitungan lebih lanjut diperlukan untuk
memastikan keandalan dan keamanan sistem distribusi tenaga listrik.

Jaringan tegangan menengah di daerah perkotaan banyak


yang menerapkan sistem loop , hal ini sangat baik dalam
pelayanan pelanggan karena ;
a. Mudah manuver jaringan saat terjadi gangguan.
b. Andal dalam pelayanan pelanggan
c. Mempersingkat waktu mengatasi gangguan
d. Semua benar
d. Semua benar
Penerapan sistem loop pada jaringan tegangan menengah di daerah perkotaan memiliki beberapa keuntungan, yang
meliputi:

a. **Mudah manuver jaringan saat terjadi gangguan:** Dengan sistem loop, kemampuan untuk mengisolasi bagian
yang mengalami gangguan dan memanuver sumber daya secara efisien dapat meningkat. Hal ini membantu
mempercepat proses perbaikan dan mengurangi dampak gangguan pada pelanggan.

b. **Andal dalam pelayanan pelanggan:** Sistem loop dapat meningkatkan keandalan pelayanan pelanggan dengan
memberikan rute alternatif untuk aliran daya. Jika terjadi gangguan pada satu bagian jaringan, daya masih dapat
dialirkan melalui jalur alternatif, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pemadaman umum.

c. **Mempersingkat waktu mengatasi gangguan:** Dengan kemampuan untuk mengisolasi gangguan dan
mengarahkan aliran daya melalui jalur alternatif, waktu yang diperlukan untuk mengatasi gangguan dapat
dipersingkat. Ini berkontribusi pada peningkatan kecepatan respons dan pemulihan pasokan listrik.

Jadi, keseluruhan pilihan (a, b, dan c) dapat dianggap benar sebagai keuntungan penerapan sistem loop pada
jaringan tegangan menengah di daerah perkotaan.

BENAR SALAH

Persyaratan bahwa setiap orang yang bekerja dalam usaha


ketenagalistrikan harus mempunyai sertifikat kompetensi ,
dituangkan dalam Undang undang dengan maksud agar
mengikat bagi semua orang.
BENAR

Persyaratan bahwa setiap orang yang bekerja dalam usaha ketenagalistrikan harus
memiliki sertifikat kompetensi biasanya diatur dalam undang-undang untuk
memastikan bahwa para pekerja memiliki kualifikasi dan keterampilan yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Dengan demikian, memiliki sertifikat kompetensi
menjadi kewajiban hukum untuk terlibat dalam pekerjaan di sektor ketenagalistrikan,
sesuai dengan persyaratan undang-undang yang berlaku.

Sesuai UU No.1 tahun 1970, mewajibkan untuk menjaga


keselamatan orang yang bekerja diatas tanah, didalam tanah,
diatas air, didalam air, diudara.
BENAR
SALAH

SALAH

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di Indonesia tidak


secara spesifik merinci dan menyebutkan kategori "diatas tanah, didalam tanah,
diatas air, didalam air, diudara" seperti yang disebutkan dalam pernyataan tersebut.
Meskipun undang-undang tersebut mengatur berbagai aspek keselamatan kerja,
termasuk kewajiban untuk menjaga keselamatan pekerja, formulasi yang tepat dan
rinci mungkin ditemukan dalam pasal-pasal atau ketentuan-ketentuan tertentu di
dalam undang-undang tersebut atau peraturan turunannya. Oleh karena itu,
disarankan untuk merujuk pada teks lengkap UU No. 1 Tahun 1970 atau
mendapatkan informasi terbaru dari sumber resmi.

3.4 Faktor Pemeliharaan termasuk hal yang juga masuk dalam


perencanaan konsultansi ;
BENAR
SALAH

BENAR

Faktor pemeliharaan termasuk hal yang masuk dalam perencanaan konsultansi.


Dalam perencanaan konsultansi, tidak hanya aspek pembangunan baru atau
perluasan yang dipertimbangkan, tetapi juga pemeliharaan fasilitas atau infrastruktur
yang sudah ada. Pemeliharaan melibatkan kegiatan-kegiatan untuk memastikan
agar sistem atau fasilitas berfungsi dengan baik, aman, dan efisien selama masa
pakai mereka. Oleh karena itu, pemeliharaan sering kali menjadi bagian penting dari
perencanaan dan konsultansi untuk memastikan berkelanjutan dan optimalnya
kinerja suatu sistem atau fasilitas.

5.4 Pada ujung suatu JTM dipasang arester dengan kapasitas


10 kA.
BENAR
SALAH

SALAH

Pada umumnya, kapasitas arester (penangkal petir) yang dipasang pada ujung JTM
(Jaringan Tegangan Menengah) akan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada 10 kA.
Kapasitas arester biasanya dipilih sesuai dengan kapasitas arus petir yang mungkin
terjadi di daerah tersebut.

Kapasitas arester biasanya diukur dalam kiloampere (kA) dan dapat bervariasi
tergantung pada karakteristik lingkungan dan standar keamanan tertentu. Kapasitas
yang lebih tinggi membantu melindungi sistem tegangan menengah dari dampak
arus petir yang kuat.

Jadi, pernyataan bahwa arester dipasang dengan kapasitas 10 kA mungkin tidak


sesuai dengan praktik umum dan persyaratan keamanan yang diterapkan di
sebagian besar instalasi. Kapasitas arester yang umumnya digunakan dapat berkisar
dari 15 kA hingga 40 kA atau bahkan lebih tinggi, tergantung pada kebijakan dan
persyaratan setempat.

6. Fungsi tap changer pada trafo adalah untuk mengatur daya


listrik yang disalurkan .
BENAR
SALAH

SALAH

Fungsi utama tap changer pada transformator (trafo) bukan untuk mengatur daya
listrik yang disalurkan, melainkan untuk mengatur rasio transformasi dan, akibatnya,
mengatur tegangan keluaran. Dengan mengubah posisi tap changer, kita dapat
meningkatkan atau mengurangi tegangan keluaran transformator tanpa mengubah
daya listrik sebenarnya yang melewatinya.

Jadi, pernyataan tersebut SALAH. Fungsi utama tap changer adalah untuk mengatur
tegangan keluaran transformator, bukan untuk mengatur daya listrik yang disalurkan.
7. Trafo
dengan kapasitas 200 kVA , maka ukuran fuse cut out
yang dipasang adalah 10 A ;
BENAR
SALAH

SALAH

Ukuran fuse cut out pada trafo tidak hanya ditentukan oleh kapasitas trafo (200 kVA),
tetapi juga oleh karakteristik sistem, arus beban, dan persyaratan spesifik lainnya.
Ukuran fuse cut out harus dipilih agar dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap gangguan dan overload, tetapi juga tidak terlalu rendah sehingga
tidak menciptakan gangguan yang tidak perlu.

Ukuran fuse cut out yang sesuai biasanya dipilih berdasarkan perhitungan arus
hubung singkat dan karakteristik perlindungan yang diperlukan. Sehingga, tidak
mungkin untuk menentukan ukuran fuse cut out hanya berdasarkan kapasitas trafo
tanpa informasi tambahan mengenai sistem tersebut. Disarankan untuk
berkonsultasi dengan insinyur listrik yang berpengalaman untuk menentukan ukuran
fuse cut out yang tepat sesuai dengan kondisi spesifik sistem.

8. Padasaat jaringan dalam keadaan normal (tidak ada


sambaran petir), peralatan ini berlaku sebagai isolator , dan
pada saat terjadi sambaran petir berlaku sebagai konduktor ,
peralatan ini adalah FCO.
BENAR
SALAH

SALAH

Peralatan yang berlaku sebagai isolator pada kondisi normal dan sebagai konduktor
pada saat terjadi sambaran petir bukanlah Fuse Cut Out (FCO), melainkan Surge
Arrester atau Arester. Arester adalah perangkat pelindung yang dirancang untuk
melindungi peralatan listrik dari lonjakan tegangan yang disebabkan oleh sambaran
petir atau gangguan lainnya.

Arester bekerja sebagai isolator pada kondisi normal, tetapi ketika ada lonjakan
tegangan yang melebihi ambang batasnya, arester akan berubah menjadi konduktor
untuk mengalirkan arus sambaran petir ke tanah, melindungi peralatan listrik yang
ada di belakangnya dari kerusakan akibat lonjakan tegangan tersebut.

Jadi, pernyataan tersebut SALAH jika merujuk pada Fuse Cut Out. Yang benar
adalah bahwa peralatan tersebut adalah Surge Arrester atau Arester.

9. Fungsi dari pembumian pada kotak PHB-TR (LV-Panel)


adalah pengaman terhadap tegangan sentuh.
BENAR
SALAH

SALAH
Fungsi utama dari pembumian pada kotak PHB-TR (Low Voltage Panel atau LV-
Panel) biasanya adalah untuk melindungi peralatan dan sistem listrik dari tegangan
yang tidak diinginkan dan untuk memberikan jalur yang aman untuk mengalirkan
arus gangguan ke tanah. Pembumian pada umumnya bertujuan untuk
mengamankan sistem dan melindungi dari bahaya kelistrikan, bukan hanya untuk
melindungi dari tegangan sentuh.

Penting untuk memahami bahwa proteksi dari tegangan sentuh biasanya melibatkan
langkah-langkah keselamatan tambahan seperti penggunaan alat pelindung diri
(APD), tanda peringatan, dan perencanaan ruang kerja yang aman. Pembumian
sendiri lebih fokus pada melindungi peralatan dan sistem dari lonjakan atau arus
gangguan yang dapat merusaknya dan memastikan bahwa arus tersebut memiliki
jalur yang aman untuk diredam ke tanah.

1. E
2. J
3. H
4. A
5. G
6. B
7. C
8. I
9. D
10. F

Anda mungkin juga menyukai