SKRIPSI
Disusun oleh :
MIA SATRIANI
NIM.
1502105045
i
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN KERJA
DENGAN PERILAKU CYBERLOAFING PADA
KARYAWAN PERUSAHAAN X KALIMANTAN
TIMUR
SKRIPSI
Disusun oleh :
MIA SATRIANI
NIM.
1502105045
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lulus Tanggal :
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM 1502105045
Karyawan Perusahaan X” Adalah asli hasil penelitian saya sendiri dan bukan
Samarinda, 22 Januari
2022 Yang
Menyatakan,
Mia Satriani
NIM. 1502105045
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis yang sederhana ini saya persembahkan kepada Allah Subhanallahu
wa Ta’ala; Sang Maha pengasih, Maha pengampun dosa dan pengabul segala
do’a, serta yang menguasai seluruh isi langit dan bumi.
Kepada Bapak Edy Satar dan Ibu Salma; Ribuan terima kasih dan doa
kepada bapak dan ibu, atas semua cinta, kasih sayang, do’a dan dukungan
yang selalu diberikan. Semoga kelak Allah sandingkan kita di dalam surga-
Nya.
v
MOTTO HIDUP
“Ketika berhadapan dengan kesulitan, ubah pola pikir dari ‘apakah aku
bisa melewati ini?’ menjadi ‘semua ini akan terlewati juga pada akhirnya”
“Bukan kepandaian anda, tetapi sikap anda yang akan mengangkat anda dalam
hidup”
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam
v
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN KERJA DENGAN
PERILAKU CYBERLOAFING PADA KARYAWAN
PERUSAHAAN X KALIMANTAN TIMUR
Mia Satriani
NIM. 1502105045
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman
ABSTRAK
v
CORRELATION BETWEEN WORK COMMITMENT AND
CYBERLOAFING BEHAVIOR IN EMPLOYEES OF
COMPANY X EAST BORNEO
Mia Satriani
NIM. 1502105045
Departemen of Psychology, Faculty of Social and Political Sciences, Mulawarman University
ABSTACT
vi
RIWAYAT
Mia Satriani atau yang biasa dikenal sebagai Mia adalah penulis skripsi ini.
Penulis lahir dari orang tua bernama Edy Satar (Ayah) dan Salma (Ibu), sebagai
putri pertama dari dua bersaudara. Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Agustus
tahun 2012), melanjutkan ke SMA Negeri 11 Samarinda (lulus pada tahun 2015),
Timur.
i
KATA
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah
ini yang berjudul “Hubungan Antara Komitmen Kerja dan Perilaku Cyberloafing pada
Karyawan Perusahaan X Kalimantan Timur” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Strata I Program Studi Psikologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
perhatian, bimbingan,dan dorongan dari berbagai pihak sangat berarti bagi peneliti baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
2. Dr. Muhammad Noor, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Lisda Sofia, M. Psi., Psikolog, selaku Ketua Program Studi Psikologi Universitas
Mulawarman, terima kasih karena telah memberikan saran dan motivasi kepada
4. Hairani Lubis, M.Psi., Psikolog, selaku Dosen Pembimbing I yang selama ini dengan
x
5. Dian Dwi Nur Rahma, M.Psi., Psikolog selaku Dosen Pembimbing II yang juga
6. Lisda Sofia, M. Psi., Psikolog, selaku Dosen Penguji I yang telah menguji dan
7. Aulia Suhesty, M. Psi., Psikolog, selaku Penguji II yang juga telah menguji dan
10. Kepada Orang Tua, Bapak Edy Satar dan Ibu Salma yang telah mendukung dan
11. Seluruh kerabat dan sanak saudara, adikku yang telah membersamai dalam
12. Kepada pacar saya yang telah membersamai dan mendukung dalam proses
13. Para rekan dan sahabat, serta teman-teman dari Angkatan Psikologi 2015 baik kelas
semangat dalam menyelesaikan karya tulis ini hingga berjalan dengan baik.
15. Seluruh karyawan Perusahaan X Kalimantan Timur yang telah membantu dalam
xi
Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini memiliki banyak kekurangan karena
pengalaman yang sangat kurang, oleh kerena itu peneliti mengharapkan masukan dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Demikianlah,
semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................v
MOTTO HIDUP...........................................................................................vi
ABSTRAK.....................................................................................................vii
ABSTRACT....................................................................................................viii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................ix
KATA PENGANTAR...................................................................................x
DAFTAR ISI..................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.........................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
xi
2. Sampel................................................................................ 34
3. Teknik Sampling................................................................. 35
F. Metode Pegumpulan Data .......................................................... 35
1. SkalaCyberloafing .............................................................. 37
2. Skala Komitmen Kerja........................................................ 38
G. Validitas dan Reliabilitas............................................................ 40
1. Validitas ............................................................................. 40
2. Reliabilitas.......................................................................... 41
H. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas............................................. 42
I. Teknik Analisis Data.................................................................. 45
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.........................................................................................62
B. Saran...............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................64
LAMPIRAN..................................................................................................68
xi
DAFTAR
x
DAFTAR
x
DAFTAR
xv
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
informasinya serta cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut dapat
tahun yang masuk dalam kategori usia produktif dan sedang memasuki suatu
(Hurlock, 1990).
karyawan tersebut. Internet juga dapat menjadi sumber daya yang konstruktif dan
(2002) waktu siklus produksi yang lebih pendek dapat membantu keefektifan dan
1
2
tersebut secara efektif dalam rangka meningkatkan kinerja mereka, akan tetapi
terbaik untuk klien, seperti contohnya dilarang mengalihkan pekerjaan tanpa ijin
dengan pekerjaan, dan dilarang menghubungi orang lain melalui telepon diluar
kepentingan kerja.
karyawan untuk mengirim laporan kehadiran dan juga laporan situasi perjam
ganjil berupa foto serta deskripsinya melalui whatsapp, sehingga secara tidak
dikirim juga harus menggunakan aplikasi timestamp agar dapat memuat logo
perusahaan, lokasi, serta tanggal dan waktu. Oleh karena itu, internet juga
karyawan untuk menggunakan internet sebagai tujuan hiburan dan tidak berkaitan
dengan pekerjaan juga akan semakin meningkat (Blanchard dan Henle, 2008).
belanja, bermain game, ataupun membuka sosial media secara sadar oleh
Kalimantan Timur. Adapun hasil penelitian awal yang didapatkan sebagai berikut:
90
80
70
60
50
40
30
20
10 YA
0 TIDAK
sebanyak 80% (21 responden) menjawab ‘Ya’ dan 20% (9 responden) menjawab
yaitu minor cyberloafing dan serius cyberloafing. Hasil penelitian awal perilaku
4
secara mandiri melalui jejaring internet, karena dilihat dari usianya yang muda
subjek tidak memiliki pengalaman pekerjaan pada perusahaan seperti ini sehingga
fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi juga disela waktu seperti bermain
game, membuka dan bermain media sosial, serta mendengarkan musik, bahkan
ketika tidak ada WiFi yang disediakan maka ia akan tetap melakukan tindakan
sebagai sarana dalam mengirim laporan kepada atasan mengenai kinerja setiap
saat bekerja dengan bermain game dan berbalas pesan menggunakan media sosial
seperti push up dan kegiatan fisik lainnya, subjek R tetap bermain game dan
dengan hati-hati.
5
pekerjaannya yang memiliki beberapa waktu luang dan juga karena disediakannya
fasilitas internet.
komitmen kerja yang baik dalam dirinya. Perusahaan memiliki andil dalam proses
(2011) bahwa dengan adanya kebijakan yang keras dan komitmen yang besar
pada pekerjaan akan membuat karyawan merasa lebih enggan dalam melakukan
dari anggota/ karyawan terhadap nilai-nilai dan tujuan dari perusahaan, rasa ikut
pengamanan, dan lainnya terlebih dahulu sebelum bermain sosial media ataupun
tersebut karena pengawasan tempat kerja yang tidak terlalu ketat. Walaupun
atau bisa juga dengan meminta bantuan rekan kerja untuk memberitahukan jika
hanya karena mencari pekerjaan lain akan lebih sulit daripada bertahan.
kerja yang mereka miliki terhadap perusahaan mereka kurang, hal tersebut dapat
dilihat dari karyawan T yang tetap melakukan perilaku cyberlofing dan tidak
merasa terlibat secara emosional terhadap perusahaan serta bertahan hanya karena
preventif untuk menghindari kebijakan tersebut agar tetap dapat bermain sosial
waktu produktif yang dapat menyebabkan kerugian bisnis. Hal ini didukung oleh
pekerjaannya. Hasil dari penelitian Putra dan Nurtjahjanti ini menyatakan bahwa
karyawan dengan etos kerja yang tinggi akan lebih bekerja keras dan tidak
komitmen kerja yang tinggi akan membuat karyawan berusaha bertahan dalam
komitmen kerja yang tinggi akan memprioritaskan waktu bekerja untuk tugas dan
tanggung jawabnya.
subjeknya ialah dosen yang sedang menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Kesamaan variabel dalam penelitian ini adalah perilaku cyberloafing dan
komitmen kerja. Perbedaan dengan kedua penelitian ini ada pada subjek penilitian
karena fasilitas internet perusahaan mendukung dan sudah menjadi salah satu
cyberloafing karyawan masih kurang ketat. Di samping itu, tiada aturan dan
X Kalimantan Timur”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
X Kalimantan Timur.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat penelitian ini berikan, yaitu:
1. Secara teoritis
hubungan-hubungannya.
2. Secara praktis
A. Cyberloafing
1. Definisi Cyberloafing
Cyberloafing adalah istilah baru yang dicetuskan pertama kalinya oleh Lim
(2002) dengan menjelaskan bahwa cyberloafing adalah semua tindakan sadar dari
karyawan dalam mengakses internet milik perusahannya selama jam kerja dengan
individu yang menggunakan akses internet lembaganya selama jam kerja untuk
kelompok ini adalah seluruh karyawan yang memiliki jabatan dalam perusahaan
yaitu CEO dan eksekutif tingkat atas, manajer dan pengawas, pakar dan spesialis
administratif, karyawan lini, karyawan paruh waktu, dan lainnya. Oleh karena itu,
jaminan kerja, para karyawan juga membutuhkan internet untuk keperluan mereka
10
1
seperti mengirim dan bertukar e-mail kepada klien untuk urusan pekerjaan,
membuka data pada web pribadi perusahaan, mengirim bukti konkrit kondisi
lapangan dalam bentuk foto pada atasan dan lain sebagainya. Namun tidak semua
yang umumnya dilakukan karyawan adalah mengakses situs yang terkait dengan
olahraga, mengakses situs yang terkait dengan investasi, mengakses situs yang
terkait dengan hiburan, mengakses situs berita umum, mengakses situs yang tidak
2. Aspek-Aspek Cyberloafing
Menurut Menurut Lim dan Chen (2009) menyatakan terdapat dua aspek
a. Email Activities.
b. Browsing Activities.
yakni :
a. Minor Cyberloafing.
b. Serius Cyberloafing
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Ramadhan & Sari, dimana dalam
teori tersebut terdapat dua aspek cyberloafing antara lain minor cyberloafing dan
serius cyberloafing.
Menurut Ozler & Polat (2012), terdapat tiga faktor munculnya perilaku
cyberloafing yaitu:
a. Faktor Individual
Yaitu segala macam atribut dalam diri setiap individu tersebut terdiri dari
sikap pribadi dan persepsi yang meliputi isolation, shyness, loneliness, self
control, self esteem, dan locus of control, adiksi internet dan kebiasaan,
keinginan untuk terlibat, faktor demografis, kode etik personal dan norma
sosial.
b. Faktor Organisasi
Faktor ini juga dapat menjadi penentu kecenderungan para karyawan untuk
c. Faktor Situasional
a. Organisasi
namun harus pula berlaku adil bagi seluruh anggotanya. Lim (2002)
memiliki budaya organisasi yang baik, adil serta tidak merugikan anggota
dihindari.
1
b. Stres
Stresor ketika bekerja (yaitu ambiguitas peran dan konflik peran) juga
cyberloafing.
Hasil penelitian Yan & Yang (2014) menunjukkan bahwa variabel sifat
d. Kualitas Tidur
dan Ferris (2012) menguji hubungan antara tidur yang diukur secara
1
kualitas tidur dan kuantitas yang dialami pada malam sebelumnya. Hal ini
cyberloafing.
e. Kepribadian
tersebut lebih kuat bagi individu yang memiliki nilai rendah pada
sebaliknya.
f. Self Control
pada pegawai negeri sipil. Maka dapat dikatakan, semakin tinggi self
1
control yang dimiliki pegawai negeri sipil, maka semakin rendah perilaku
control yang dimiliki pegawai negeri sipil, maka semakin tinggi perilaku
g. Self Regulation
penelititan dari Prasad, Lim, dan Chen (2010) dan Anugrah dan
h. Jenis Kelamin
Hasil temuan menunjukkan bahwa pria lebih sering terlibat dalam aktivitas
dunia maya dengan periode yang lebih lama atau paling tidak beberapa
jam lebih lama dari wanita dalam satu hari (Fallows, 2005). Pria juga lebih
(Lim & Chen, 2012). Namun, penelitian Knight (2017) menunjukkan hal
1
j. Tingkat Perkuliahan
sejumlah faktor yang mempengaruhi cyberloafing menurut Ozler & Polat terdiri
dari tiga faktor, yakni faktor individual, faktor organisasi, dan faktor situasional.
B. Komitmen Kerja
Judge, 2008). Sedang Baron dan Armstrong (2016) menyatakan bahwa komitmen
kerja adalah suatu tentang mengenali tujuan serta nilai organisasi, kehendak
menjadi milik dari organisasi dan kemampuan untuk menjadi milik organisasi.
memberikan kepastian pada organisasi itu sebagai “tempat yang hebat untuk
(dalam Putri, 2014) komitmen kerja merupakan istilah lain dari komitmen
anggota organisasi.
individu yang memiliki komitmen mampu untuk melakukan suatu aksi atau
perilaku khusus yang didasari oleh norma sosial dari pada kepentingan pribadi.
kerja adalah derajat dimana karyawan sangat memahami suatu perusahaan beserta
visi misinya dan siap berusaha menjadi bagian dari perusahaan tersebut tanpa ada
Terdapat tiga aspek menurut Robbins dan Judge (2008) yang mencirikan
a. Komitmen afektif
Merupakan perasaan yakin dari karyawan terhadap nilai dan tujuan dari
suatu perusahaan, rasa keterlibatan dalam organisasi, dan rasa ikut sebagai
bekerja.
b. Komitmen berkelanjutan
yang berupa gaji atau imbalan, ketika gaji atau imbalan yang diterima
c. Komitmen normatif
bertahan dalam perusahaan untuk alasan etis atau moral. Karyawan yang
senada, Allen dan Mayer (2003) juga mengungkapkan 3 aspek komitmen kerja,
antara lain:
a. Komitmen Afektif
Pada aspek ini, merupakan aspek dasar dari komitmen kerja seorang
jika dalam hal ini terdapat kesesuaian maka keinginan untuk tetap bertahan
akan terjaga. Namun bila dalam hal ini tidak terdapat kesesuaian, maka
b. Komitmen Ketersinambungan
Aspek ini, muncul karena masalah ekonomis, hal tersebut dapat dilihat bila
c. Komitmen Normatif
Meyer dan Allen, 1990). Aspek ini terbentuk melalui kesadaran diri
aspek komitmen kerja yang digunakan peneliti pada penelitian kali ini diantaranya
yakni aspek komitmen afektif, aspek komitmen berkelanjutan dan aspek normatif.
cukup penting ditingkat karyawan, peran dalam pekerjaan, serta hal lain
komitmen.
karyawan yang masih memiliki peluang tinggi bekerja di tempat lain, akan
c. Karakteristik individu
(karakter). Dijelaskan pula, bahwa semakin lama masa kerja maka makin
tinggi juga komitmen kerja yang dimilikinya. Selain itu peran gender juga
tidak semata-mata hanya perbedaan gender saja namun juga dengan jenis
kepadanya.
d. Lingkungan kerja.
e. Hubungan Positif
dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan, dan rasa saling menghargai,
f. Struktur organisasi.
g. Gaya manajemen.
Komitmen pada karyawan tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui suatu
proses yang begitu panjang dan bertahap. Komitmen karyawan pada organisasi
rekan kerja
mengenai organisasi.
C. Kerangka Pemikiran
adalah sikap loyalitas karyawan terhadap organisasi, dengan cara tetap bertahan
Syarif, 2018).
Komitmen kerja terdiri dari tiga aspek yaitu aspek afektif, aspek
keuntungan pada perusahaan. Hal ini pun didukung oleh penelitian Boehman
dan signifikan dengan performa kerja karyawan. Penelitian lain yaitu penelitian
meta analisa yang dilakukan oleh Meyer, Stanley, Herscovitch, & Topolnytsky
komitmen afektif memiliki korelasi yang paling kuat dan paling baik dengan
2
citizenship behavior) dan faktor yang berkaitan dengan individu (stres dan work-
Oleh karena itu, peneliti hanya berfokus pada hubungan ketiga aspek
tingkat performa kerja karyawan (Lim, 2002). Lim juga menjelaskan bahwa
yang tidak berkaitan dengan pekerjaan selama jam kerja berlangsung. Umumnya
tidak hanya bergantung pada stabilitas kerja melainkan karyawan harus dapat
melakukan usaha yang lebih untuk pekerjaannya. Hal ini merupakan bentuk dari
komitmen organisasi itu sendiri. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan melihat
terhadap cyberloafing.
3
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang sesuai dan tepat, tujuan dari hal tersebut adalah untuk mendapatkan
gambaran yang jelas tentang masalah yang terjadi dan juga langkah-langkah yang
metode penelitian kuantitatif yang memiliki arti sebagai jenis metode penelitian
yang menganalisis data-data secara statistik atau kuantitatif, dengan tujuan untuk
hasil dari analisis tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016).
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif hubungan
untuk mengetahui mengenai sejauh mana keterkaitan antara satu variabel dengan
B. Identifikasi Variabel
Variable-variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variable bebas dan
31
3
C. Definisi Konsepsional
Definisi konseptual yaitu suatu definisi yang masih berupa konsep dan
maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami
timbul kesamaan pengertian istilah yang tertera dalam penulisan ini serta mudah
1. Cyberloafing
yang terkait dengan olahraga, mengakses situs yang terkait dengan investasi,
mengakses situs yang terkait dengan hiburan, mengakses situs berita umum,
mengakses situs yang tidak terkait dengan pekerjaan, mengunduh informasi yang
2. Komitmen Kerja
D. Definisi Operasional
memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif bilamana indikatornya tidak
penegasan arti dari konstruk atau variabel yang digunakan dengan cara-cara
pengertian dan menafsirkan yang berbeda dalam penelitian ini. Maka dalam
berikut:
1. Cyberloafing
pribadinya seperti chatting, browsing, nonton film, game daring, dan lainnya
2. Komitmen Kerja
Kalimantan Timur yang memiliki loyalitas dengan cara bertahan pada perusahaan
tersebut tanpa mempunyai keinginan untuk keluar serta memiliki keinginan untuk
membantu mencapai visi dan misi dari perusahaan tersebut. Komitmen kerja
1. Populasi
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai,
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010) sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah 152 karyawan (mengambil data langsung dari
didasari pada ketentuan Sugiyono (2016) yang mengatakan bahwa sampel jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
3
sampel. Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: berdomisili
berada didalam maupun diluar kantor, dan memiliki fasilitas internet untuk
Kalimantan Timur.
3. Teknik Sampling
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
ditentukan dengan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua
data adalah suatu cara yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data yang
menggunkana metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur
minat peneliti. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data dan
alat ukurnya.
3
tiga alasan. Pertama, kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan
belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan netral,
setuju, tidak setuju atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang ganda arti
(multi interpretable) ini tentu saja tak diharapkan dalam suatu instrumen. Kedua,
tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah
Skala dalam penelitian ini disebar hanya sekali kepada responden dan hasil
uji cobanya langsung digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan sistem
tryout terpakai atau uji coba terpakai (Hadi, 2000). Setelah pengujian instrumen
diketahui maka dapat dilanjutkan untuk proses analisis data. Alasan peneliti
menggunakan uji tryout terpakai karena keterbatasan sampel atau jumlah subjek
perilaku cyberloafing.
Favorable adalah pernyataan yang berisi hal yang positif dan mendukung
berisi hal negatif dan bersifat tidak mendukung mengenai aspek penelitian. Skala
1. Skala Cyberloafing
Alat ukur yang disusun untuk variabel ini berdasarkan dua aspek yang
a. Minor Cyberloafing.
b. Serius Cyberloafing
pornografi.
dimodifikasi dengan empat jenjang penelitian yaitu STS (sangat tidak sesuai), TS
(tidak sesuai), S (sesuai), dan SS (sangat sesuai). Penilaian penelitian ini bergerak
dari empat sampai satu. Aitem yang favorable, nilai empat diartikan sangat sesuai
(SS), nilai tiga diartikan sesuai (S), nilai dua diartikan tidak sesuai (TS) dan nilai
satu diartikan sangat tidak sesuai (STS). Nilai unfavorable nilai empat diartikan
sangat tidak sesuai (STS), nilai tiga diartikan tidak sesuai(TS), nilai dua diartikan
semakin rendah skor total yang diperoleh subyek, maka semakin rendah pula
tingkat cyberloafing. Adapun blue print skala cyberloafing dapat dilihat pada tabel
3 dibawah ini:
Alat ukur variabel ini disusun berdasarkan tiga aspek yang dikemukakan
oleh Robbins dan Judge (2008). Adapun aspek-aspek komitmen kerja yakni :
a. Komitmen afektif
terhadap nilai-nilai dan tujuan dari perusahaan, rasa ikut sebagai bagian dari
b. Komitmen berkelanjutan
c. Komitmen normatif
etis.
Skala komitmen kerja ini disusun berdasarkan skala Likert yang telah
dimodifikasi dengan empat jenjang penelitian yaitu STS (sangat tidak sesuai), TS
(tidak sesuai), S (sesuai), dan SS (sangat sesuai). Penilaian penelitian ini bergerak
dari empat sampai satu. Aitem yang favorable, nilai empat diartikan sangat sesuai
(SS), nilai tiga diartikan sesuai (S), nilai dua diartikan tidak sesuai (TS) dan nilai
satu diartikan sangat tidak sesuai (STS). Nilai unfavorable nilai empat diartikan
sangat tidak sesuai (STS), nilai tiga diartikan tidak sesuai (TS), nilai dua diartikan
Semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek terhadap skala komitmen
kerja, berarti semakin tinggi komitmen kerja yang dimiliki siswa. Sebaliknya
semakin rendah skor total yang diperoleh subyek, maka semakin rendah pula
tingkat komitmen kerja. Adapun blue print Skala komitmen kerja dapat dilihat
alat ukur, sedangkan kualitas akan menentukan baik atau tidaknya suatu
penelitian.
1. Validitas
Azwar (2011), mengatakan bahwa uji validitas alat ukur bertujuan untuk
menggetahui sejauh mana skala yang digunakan mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuannya. Menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Makin tinggi koefisien korelasi yang dimiliki makin valid butir instrument
tersebut. Secara umum, jika koefisien korelasi sudah lebih besar dari 0.300 maka
Menurut Sugiyono (2016) uji validitas adalah ketepatan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Validitas dan reliabilitas merupakan dua syarat dalam menentukan kualitas alat
ukur, sedangkan kualitas akan menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian.
Bertolak dari dua syarat tersebut, maka alat ukur yang baik dapat mencerminkan
kemukakan oleh Sugiyono (2016) analisis faktor yang dilakukan dengan cara
mengkorelasiskan jumlah skor dengan skor total. Kaidah yang digunakan adalah
4
0.300 bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0.300 keatas maka
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 25.0 for windows.
2. Reliabilitas
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Tinggi rendahnya reliabilitas
secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.
memiliki nilai Alpha Cronbach minimal sebesar 0.700. Teknik alpha digunakan
untuk membelah tes menjadi lebih dari dua belahan yang masing-masing berisi
aitem dalam jumlah sama banyaknya (Azwar, 2015). Adapun rumus teknik Alpha
Cronbach, yaitu:
berikut :
1. Skala Cyberloafing
Skala cyberloafing terdiri dari 24 butir dan terbagi atas 2 aspek. Hasil
analisis butir didapatkan dari r hitung > 0.300 dengan N = 152. Berdasarkan hasil
uji validitas butir menunjukkan bahwa dari 24 butir terdapat 0 butir yang gugur
korelasi product moment, dalam hal ini skala tersebut dinyatakan sahih apabila r
hitung > 0.300 (Azwar, 2015). Sehingga dapat disimpulkan bahwa skala
dinyatakan reliabel jika nilai alpha > 0.700 (Azwar,2015) dan didapatkan
dari alpha = 0.814, sehingga dalam hal ini skala cyberloafing tersebut
Skala komitmen kerja terdiri dari 30 butir dan terbagi atas 3 aspek. Hasil
analisis butir didapatkan dari r hitung > 0.300 dengan N = 152. Berdasarkan hasil
uji validitas butir menunjukkan bahwa dari 30 butir terdapat 3 butir yang gugur
(N=152)
Jumlah Jumlah R Terendah- Sig Terendah-
Aspek
Butir Awal Butir Sahih Tertinggi Tertinggi
Komitmen 10 9 0.307-0.573 0.000-0.000
Afektif
Komitmen 10 8 0.355-0.479 0.000-0.000
Berkelanjutan
Komitmen 10 10 0.324-0.492 0.000-0.000
Normatif
Sumber Data: Hasil olah SPSS hal: 82
korelasi product moment, dalam hal ini skala tersebut dinyatakan sahih apabila r
hitung > 0.300 (Azwar,2015). Sehingga dapat disimpulkan bahwa skala komitmen
reliabel jika nilai alpha > 0.700 (Azwar,2015) dan didapatkan dari alpha =
0.670, sehingga dalam hal ini skala komitmen kerja tersebut dinyatakan andal.
Hadi (2004) mengatakan bahwa analisis data adalah cara yang digunakan
Teknik analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data penelitian adalah
seberapa besar hubungan dan kemampuan prediksi antara variabel bebas (X)
dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
distribusi data penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat telah
2. Uji Linearitas
status linear tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
subjek penelitian ini adalah karyawan, baik di kantor maupun lapangan yang
pengamanan terbaik untuk klien. Adapun isi dari SOP tersebut sebagai berikut:
pimpinan.
46
4
hipotetik diperoleh dari respons sampel penelitian melalui dua skala penelitian,
Azwar (2015) pada dasarnya interperstasi terhadap skor skala psikologi bersifat
normatif, artinya makna skor terhadap suatu norma (mean) skor populasi teoritik
pengguna memahami hasil pengukuran. Setiap skor mean empirik yang lebih
tinggi secara signifikan dari mean hipotetik dapat dianggap sebagai indikator
tingginya keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti, demikian juga
hasil pengukuran melalui skala cyberloafing yang telah terisi diperoleh mean
empirik 77.85 lebih tinggi dari mean hipotetik 60 dengan kategori tinggi. Hal ini
membuktian bahwa subjek berada pada ketagori tingkat cyberloafing yang tinggi.
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 15, maka dapat dilihat bahwa sebagian
besar subjek yang memiliki rentang nilai skala cyberloafing berada pada kategori
Pada skala komitmen kerja yang telah terisi diperoleh mean empirik 49.82
lebih tinggi dari mean hipotetik 67.5 dengan kategori tinggi. Hal ini membuktikan
bahwa subjek berada pada kategori tingkat komitmen kerja yang rendah. Adapun
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 16, maka dapat dilihat bahwa sebagian
besar subjek yang memiliki rentang nilai skala komitmen kerja berada pada
atau 59.9 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian ini memiliki
uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas sebagai syarat dalam
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang
normal. Jika distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak dapat dianggap
(Santoso, 2015). Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
atau 0.05. Kaidah yang digunakan dalam uji normalitas adalah jika p > 0.05 maka
5
sebaran datanya normal, sebaliknya jika p < 0.05 maka sebaran datanya tidak
normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
2) Q-Q Plot
a) Cyberloafing
b) Komitmen kerja
b. Uji Linearitas
linier antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linieritas dapat juga untuk
yang digunakan dalam uji linieritas hubungan adalah bila nilai deviant from
5
linierity yaitu jika p > 0.05 maka pengaruh dinyatakan linier. Hasil uji linieritas
angka yang dikemukakan oleh sugiyono (2015). Uji hipotesis dalam penelitian ini
-0.409 > R tabel = 0.159 dan p = 0.000 < 0.05, dengan demikian hipotesis dalam
korelasi antara dua variabel dengan mengeluarkan pengaruh dari satu atau
beberapa variabel lain. Adapun kaidah yang digunakan untuk uji analisis korelasi
parsial adalah jika nilai r hitung > r tabel dan p < 0.05, maka dapat dikatakan
memiliki hubungan antara aspek dari variabel. Untuk hasil uji korelasi dapat
Tabel 21. Hasil Uji Analisis Korelasi Parsial Pada Aspek Minor Cyberloafing
(Y1)
Aspek R Hitung R Tabel P Keterangan
Komitmen afektif (X1) -0.306 0.159 0.000 Ada Hubungan
Komitmen berkelanjutan (X2) -0.347 0.159 0.000 Ada Hubungan
Komitmen normatif (X3) -0.252 0.159 0.002 Ada Hubungan
Sumber Data: Hasil olah SPSS hal: 88
Berdasarkan hasil uji korelasi parsial pada tabel 21 dijelaskan bahwa aspek
minor cyberloafing (Y1), dapat diketahui bahwa aspek komitmen afektif (X1)
menunjukkan nilai r hitung= -0.306 > nilai r tabel = 0.159 dan p= 0.000 < 0.050,
komitmen berkelanjutan (X2) menunjukkan nilai r hitung = -0.347 > nilai r tabel =
0.159 dan p = 0.000 < 0.050, artinya memiliki hubungan negatif yang signifikan.
5
Dan pada aspek komitmen normatif (X3) menunjukkan nilai r hitung = - 0.252 >
nilai r tabel = 0.159 dan p = 0.002 < 0.050, artinya memiliki hubungan negatif
yang signifikan.
Tabel 22. Hasil Uji Analisis Korelasi Parsial Pada Aspek Serius Cyberloafing
(Y2)
Aspek R Hitung R Tabel P Keterangan
Komitmen afektif (X1) -0.272 0.159 0.001 Ada Hubungan
Komitmen berkelanjutan (X2) -0.310 0.159 0.000 Ada Hubungan
Komitmen normatif (X3) -0.260 0.159 0.001 Ada Hubungan
Sumber Data: Hasil olah SPSS hal: 89
Berdasarkan hasil uji korelasi parsial pada tabel 22 dijelaskan bahwa aspek
serius cyberloafing (Y2), dapat diketahui bahwa aspek komitmen afektif (X1)
menunjukkan nilai r hitung= -0.272 > nilai r tabel = 0.159 dan p=0.001<0.050,
komitmen berkelanjutan (X2) menunjukkan nilai r hitung = -0.310 > nilai r tabel
0.159 dan p = 0.000 < 0.050, artinya memiliki hubungan negatif yang signifikan.
Dan pada aspek komitmen normatif (X3) menunjukkan nilai r hitung = -0.260 >
nilai r tabel = 0.159 dan p = 0.001 < 0.050, artinya memiliki hubungan negatif
yang signifikan.
B. Pembahasan
dari perolehan nilai R hitung = -0.409, R tabel = 0.159, dan P = 0.000. Hal
5
tersebut menjadi dasar diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, yaitu terdapat
Timur dan pada kategorisasi skor skala cyberloafing sebesar 76 karyawan atau
50.0 pada kategori tinggi, yang berarti sebagian besar karyawan Perusahaan X
Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra
dengan hasil penelitian bahwa adanya hubungan negatif antara variabel komitmen
Agustina (2021) dengan judul “Pengaruh Komitmen Organisasi, Stres Kerja, dan
“Pengaruh Harga Diri dan Komitmen Kerja terhadap Perilaku Cyberloafing pada
5
bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara komitmen kerja terhadap perilaku
Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dan observasi pada beberapa
pengamanan, dan lainnya terlebih dahulu sebelum bermain sosial media ataupun
tersebut karena pengawasan tempat kerja yang tidak terlalu ketat. Tidak adanya
perilaku cyberloafing pada karyawan. Menurut Garrett, James & Danziger (2008)
berupa pembatasan akses internet atau pemberian sanksi kepada karyawan yang
yang memiliki beberapa waktu luang dan juga karena disediakannya fasilitas
beberapa waktu luang disaat bekerja, hal itulah yang menjadi penyebab terjadinya
tidak hanya untuk menunjang pekerjaannya tetapi juga untuk mengisi waktu luang
masuk dari pasangannya sehingga ia lebih memilih melakukan hal tersebut seraya
atasannya namun ia tetap melakukan perilaku tersebut hanya saja berubah menjadi
lebih hati-hati. Menurut Malhotra (2013) individu yang dapat mengontrol perilaku
untuk meraih tujuan dan tidak terpengaruh oleh keinginan pribadi sehingga dapat
cyberloafing yang terisi diperoleh mean empirik 77.85 lebih tinggi dari mean
hipotetik 60 dengan kategori tinggi. Hal ini membuktian bahwa subjek berada
pada ketagori tingkat cyberloafing yang tinggi sebesar 50 persen atau sebanyak 76
karyawan dengan nilai 66 - 77. Menurut Robbins dan Judge (2008), cyberloafing
jam kerja untuk kepentingan pribadi dan aktivitas-aktivitas internet lainnya yang
kerja yang terisi diperoleh mean empirik 49.82 lebih tinggi dari mean hipotetik
67.5 dengan kategori rendah. Hal ini membuktian bahwa subjek berada pada
ketagori tingkat komitmen kerja yang rendah sebesar 59.9 persen atau sebanyak
91 karyawan dengan nilai 47.25 – 60.75. Vitak, Crouse, dan Larose (2011)
mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan yang keras dan komitmen yang
besar pada pekerjaan akan membuat karyawan merasa lebih enggan dalam
memiliki hubungan pada aspek minor cyberloafing. Hal ini berarti aspek
pada aspek minor cyberloafing. Karyawan yang merasa perusahaan kurang sesuai
dengan diri mereka baik dalam hal finansial atau keuntungan yang didapat,
budaya perusahaan dan aturan perusahaan maka karyawan akan bekerja dengan
kurang baik contohnya seperti bekerja sambil bermain sosial media di hp mereka
profesional kedepannya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh perusahaan yang tidak
dapat memberikan keuntungan seperti bonus kepada karyawan dan gaji yang
yang menunjang pekerjaan sehingga karyawan akan lebih baik dalam pekerjaan
mereka kepada pekerjaan tidak terlalu baik. Putra dan Nurtjahjanti (2019) yang
pekerjaannya.
Karyawan yang merasa sesuai dengan perusahaan maka akan menimbulkan rasa
memiliki perusahaan, rasa kesesuaian yang semakin rendah dari karyawan kepada
menonton film ketika bekerja akan semakin tinggi sehingga pekerjaan pun
yang merasa tidak mendapatkan keuntungan dari perusahaan sesuai dengan apa
yang diinginkan akan memberikan performa pekerjaan yang kurang baik seperti
bermain game, ataupun menonton film yang akan banyak menarik fokusnya
Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu hasil uji hipotesis didapatkan hasil
adanya hubungan yang negatif dan siginifikan antara ketangguhan dengan kinerja.
Pada uji deskriptif menunjukkan bahwa subjek berada pada kategori cyberloafing
yang tinggi sebesar 50 persen atau sebanyak 76 dan yang sangat tinggi sebesar
48.7 persen atau sebanyak 74 orang yang berarti sebagian memiliki tingkat
Peneliti merasa bahwa penelitian ini belumlah sempurna dan tidak lepas
dari kesalahan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa kendala, yaitu: tidak
dilakukannya try out pada skala yang digunakan, karena keterbatasan waktu
penelitian. Penyebaran skala yang dilakukan secara online yang membuat peneliti
tidak bisa mengkondisikan subjek agar tetap fokus mengisi skala sesuai dengan
mendalam pada saat melakukan skrining awal baik dari segi kualitatif maupun
kuantitatif.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Timur.
B. Saran
berikut :
mengawasi dan memberikan sanksi pada karyawan yang telah melanggar juga
waktu istirahat yang pasti karena tanpa adanya waktu istirahat yg jelas, karyawan
6
63
akan mencari-cari waktu luang sela-sela pekerjaan untuk melakukan hal lain
luang pada saat bekerja untuk lebih mengembangkan kemampuan diri dengan
mempelajari aturan hukum pada literasi-literasi hukum yang ada di internet atau
kontrol diri dan budaya kerja perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi
perilaku cyberloafing pada karyawan, dan diharapkan pada masa yang akan
datang agar penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
6
6
Yan, J., & Yang, J. (2014). Trait procrastination and compulsive internet use as
predictors of cyberloafing. Journal of cyberpsychology, 1-4.
Yusuf, R, M., & Syarif, D. (2018). komitmen organisasi: definisi, dipengaruhi,
mempengaruhi. Makassar : CV Nas Media Pustaka.
LAMPIRAN PENELITIAN
68
6
SURVEI PENELITIAN
Nama/Inisial :
Usia :
Jabatan kerja :
Pernyataan :
1. Mengirim pesan baik berupa gambar, video, ataupun tulisan kepada
teman maupun keluarga menggunakan wifi perusahaan untuk
memberikan suatu informasi kepada mereka
o Ya
o Tidak
2. Membuka media sosial pribadi pada jam kerja untuk menghindari kebosanan
o Ya
o Tidak
5. Download beberapa film melalui situs internet di saat jam kerja untuk
mengefisiensikan antara waktu bekerja dengan menunggu hasil
download terselesaikan
o Ya
o Tidak
7
8. Bermain game online ataupun offline ketika jam istirahat maupun di sela-
sela jam kerja
o Ya
o Tidak
Membuka situs 2. Saya biasa mencari berita 4.Melihat berita olahraga bisa dirumah
olahraga mengenai olahraga favorit saja
saya disela pekerjaan saya
Membuka media 5. Ketika bosan bekerja saya 7. Bekerja memerlukan fokus dan
sosial yang membuka youtube untuk ketelitian sehingga harus
terkait dengan mencari hiburan mengurangi hiburan
hiburan
Mengunduh 6. Saya mengunduh lagu 8. Menggunakan internet hanya untuk
informasi yang tidak sambil bekerja untuk mengunggah informasi yang
terkait dengan efisiansi waktu mennunjang pekerjaan
pekerjaan
Membuka situs 9. Saya melihat perkembangan 11.Berita dapat dilihat kapan saja
berita yang ada melalui berita online kecuali saat bekerja
kapanpun termasuk saat
bekerja
Berbelanja online 10.Saya berbelanja secara 12.Membeli kebutuhan sehari-hari
untuk kebutuhan online ketika melihat barang dapat dilakukan setelah bekerja
pribadi kesukaan saya disela-sela
pekerjaan
7
Judi Online 18.Saya menggunakan internet 23. Internet hanya untuk menunjang
untuk mendapatkan pemasukan pekerjaan,bukan untuk membuka
tambahan dengan aplikasi aplikasi seperti forex,binomo dsb
seperti forex,binomo dsb ketika
bekerja
17. Saya suka membuka aplikasi 24.Lebih baik bekerja sungguh-sungguh
investasi seperti forex,binomo pada pekerjaan daripada membagi
dsb fokus ke hal lain diluar pekerjaan
Menonton Film 21. Menurut saya menonton film 15.Saya lebih suka menonton film
adalah sebuah hiburan disela diluar jam kerja agar lebih fokus
pekerjaan
13. Menurut saya, masalah yang 15. Saya bekerja dengan profesional
dialami perusahaan tanpa melibatkan masalah
merupakan masalah saya juga pribadi saya
19. Tempat kerja membuat saya 20. Saya kurang mampu berteman di
semakin semangat mencari perusahaan ini
teman
25. Saya melakukan tugas kecil 28. Saya melakukan tugas kecil di
di tempat kerja dengan tempat kerja sambil bermain sosmed
inisiatif sendiri
Komitmen
Karyawan merasa 5. Berat untuk saya keluar dari 7. Ketika mulai tidak nyaman dalam
Berkelanjutan
rugi jika perusahaan meski saya pekerjaan, saya akan mencari
meninggalkan menginginkannya pekerjaan lain
perusahaan
6. Saya bekerja di perusahaan 8. Saya tidak merasa rugi jika saya
ini karena saya membutuhkan berhenti dari perusahaan ini
uang
7
14. Saya merasa perusahaan lain 16. Menurut saya, bekerja dimana saja
tidak sebaik perusahaan ini tidak masalah
17. Saya merasa, setia pada 18. Loyalitas akan saya berikan
perusahaan adalah hal yang tergantung perlakuan perusahaan
harus dilakukan terhadap saya
23. Rekan kerja saya yang baik 24. Rekan kerja saya membuat saya
membuat saya ingin bertahan kurang nyaman dalam bekerja
Cyberloafing Identitas
Responden Nama/Inisial :
Usia :
Jabatan kerja :
PETUNJUK PENGISIAN
Baca dan kemudian pahami dengan baik setiap butir pernyataan. Seluruh
pernyataan yang ada ialah aktivitas yang mungkin anda lakukan setiap
harinya. Anda diminta untuk mengisi dengan cara memilih salah satu pilihan
yang tersedia berdasarkan keadaan diri anda sesungguhnya, isilah dengan
memberikan tanda (√) pada pilihan yang sekiranya susai dengan diri anda.
Alternatif yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu :
SS : Bila anda merasa aktivitas tersebut Sangat Sesuai dengan anda
S : Bila anda merasa aktivitas tersebut Sesuai dengan anda
TS : Bila anda merasa aktivitas tersebut Tidak Sesuai dengan anda
STS : Bila anda merasa aktivitas tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan anda
PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
Saya membuka media sosial komunikasi (seperti
1
whatsapp,email dsb) disela pekerjaan
Saya biasa mencari berita mengenai olahraga favorit
2
saya disela pekerjaan saya
Media sosial hanya akan mengganggu saya ketika
3
bekerja
4 Melihat berita olahraga bisa dirumah saja
Ketika bosan saya membuka youtube untuk mencari
5
hiburan
Saya mengunduh lagu sambil bekerja untuk efisiansi
6
waktu
75
7
Identitas Responden
Nama/Inisial :
Usia :
Jabatan kerja :
PETUNJUK PENGISIAN
Baca dan kemudian pahami dengan baik setiap butir pernyataan. Seluruh
pernyataan yang ada ialah aktivitas yang mungkin anda lakukan setiap harinya. Anda
diminta untuk mengisi dengan cara memilih salah satu pilihan yang tersedia berdasarkan
keadaan diri anda sesungguhnya, isilah dengan memberikan tanda (√) pada pilihan yang
sekiranya susai dengan diri anda. Alternatif yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu :
SS : Bila anda merasa aktivitas tersebut Sangat Sesuai dengan anda
S : Bila anda merasa aktivitas tersebut Sesuai dengan anda
TS : Bila anda merasa aktivitas tersebut Tidak Sesuai dengan anda
STS : Bila anda merasa aktivitas tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan anda
PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
Saya bekerja keras agar perusahaan mempertimbangkan
1
perpanjangan kontrak saya
2 Pekerjaan ini penting untuk saya
Saya biasa mencari lowongan pekerjaan lain walau
3
sudah bekerja pada perusahaan ini
4 Saya bekerja dengan taraf yang biasa saja
Berat untuk saya keluar dari perusahaan meski saya
5
menginginkannya
Saya bekerja di perusahaan ini karena saya
6
membutuhkan uang
Ketika mulai tidak nyaman saya akan mencari pekerjaan
7
lain
8 Saya merasa biasa saja jika saya berhenti dari
7
perusahaan ini
9 Saya merasa bersalah jika meninggalkan perusahaan ini
Menurut saya, meninggalkan perusahaan ini adalah
10
suatu hal yang buruk
Jika ada tawaran kerja lebih baik saya akan
11
mengambilnya
12 Saya memiliki ketertarikan pada perusahaan lain
Menurut saya, masalah yang dialami perusahaan
13
merupakan masalah saya juga
14 Saya merasa perusahaan lain tidak sebaik perusahaan ini
Saya bekerja dengan profesional tanpa melibatkan
15
emosional saya
16 Menurut saya, bekerja dimana saja tidak masalah
Saya merasa setia pada perusahaan adalah hal yang
17
harus dilakukan
Loyalitas akan saya berikan tergantung perlakuan
18
perusahaan terhadap saya
Tempat kerja membuat saya semakin semangan mencari
19
teman
20 Saya kurang mampu berteman di perusahaan ini
Pekerjaan saya membantu saya dalam mengembangkan
21
diri
Menurut saya, bekerja di perusahaan ini kurang mampu
22
memberi perubahaan terhadap diri saya
Rekan kerja saya yang baik membuat saya ingin
23
bertahan
Rekan kerja saya membuat saya kurang nyaman dalam
24
bekerja
Saya melakukan tugas kecil ditempat dengan inisiatif
25
sendiri
26 Perusahaan ini mampu memenuhi kebutuhan saya
Saya mematuhi seluruh aturan perusahaan dengan
27
kesadaran sendiri
Saya melakukan tugas kecil di tempat kerja sambil
28
bermain sosmed
7
(Minor Cyberloafing)
8
(Serius Cyberloafing)
8
(Komitmen Berlanjut)
8
(Komitmen Normatif)
8
(Cyberloafing)
(Komitmen Kerja)