Anda di halaman 1dari 16

Afifah Dhaniyah, S.

Pd
1. Indonesia Masa Revolusi
18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

1. Sistem pemerintahan  Presidensial.

2. Konstitusi  UUD 1945 (Belum murni dan konsekuen)

3. Kekuatan negara  Upaya mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih dari

rongrongan kekuatan asing yang ingin menjajah Indonesia

4. 8 Provinsi

(Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan

Sunda Kecil)
1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh PPKI
2. Pemerintah mengeluarkan 3 buah Maklumat untuk melawan Propaganda Belanda pada
dunia Internasional:
⁻ Maklumat Wakil Presiden Nomor X 16 Oktober 45 yang menghentikan kekuasaan luar
biasa dari presiden sebelum masa waktunya berakhir. Kekuasaan MPR dan DPR
yang semula dipegang Presiden kepadaa KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)
⁻ Maklumat Pemerintah 3 November 45, pembentukan partai politik sebanyak-
banyaknya oleh rakyat
⁻ Maklumat Pemerintah 14 November 45, mengubah sistem pemerintahan presidensia
menjadi sistem pemeritahan parlementer
Maklumat Pemerintah 14 November 45 membawa perubahan total pada

sistem Pemerintahan Negara Indonesia menjadi sistem pemerintahan

parlementer.

Presiden sebatas kepala negara dan perdana menteri kepala pemerintahan.

Perubahan sistem, membuat Indonesia menjadi tidak stabil, kabinet parlementer

mudah sekali dijatuhkan oleh mosi tidak percaya DPR.


• Sistem Parlementer (14 November 1945 – 27 Desember 1949)

• Kabinet Presidensial (27 Juni 1947 – 3 Juli 1947)

• Kabinet Parlementer (3 Juli 1947 – 20 Desember 1949)


Gerakan Separatis Masa Revolusi 45-49

• Pemberontakan Partai Komunis Indonesia Madion 1948

• Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Daerah Jawa

Barat
2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik
Indonesia Serikat
(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

• Negara RIS merupakan hasil dari kesepakatan Konferensi Meja Bundar

• Indonesia menerapkan sistem Federalisme

• Konstitusi RIS 1949

• 15 Negara Bagian

• Periode Republik, Sistem Parlemnter Kabinet Semu (quasi parlementer)


Karakteristik Quasi Parlementer:
• Pengangkatan PM oleh Presiden, lazimnya oleh parlementer
• Kekuasaan PM masih dicampurtangani oleh Presiden
• Pembentukan kabinet oleh presiden bukan parlemen
• Pertanggungjawaban kabinet kepada DPR, namun harus keputusan
pemerintah
• Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga
DPR tidak punya pengaruh besar dalam pemerintahan. DPR tidak dapat
menggunakan mosi tidak percaya kepada kabinet
• Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, kepala negara dan kepala

pemerintahan

• Banyak negara bagian yang menuntut untuk kembali pada kesatuan NRI,

dan beberapa negara RIS menggabungkan diri pada NRI

• Negara RIS tinggal 3 negara: NRI, Negara Indonesia Timur, Negara

Sumatera Timur

• 17 Agustus 1950 Konstitusi RIS menjadi UUDS 1950


3. Persatuan dan Kesatuan Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

• Konstitusi  UUD 1950

• Presiden  Ir. Soekarno; Wakil Presiden  Moh Hatta

• Sistem Pemerintahan  Parlementer menggunakan kabinet parlementer dipimpin oleh seorang

Perdana Menteri

• Pemerintahan parlementer tidak membawa Indonesia kearah makmur, teratur dan stabil,

tercermin dalam pergantian kabinet 7 kali tahun 1950-1959


Kabinet masa 1950-1959:
• Kabinet Natsir: 6 September 1950 – 27 April 1951

• Kabinet Sukiman: 26 April 1951 - 3 April 1952

• Kabinet Wilopo: 3 April 1952 - 3 Juni 1953

• Kabinet Ali Sastroamidjojo I: 31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955

• Kabinet Burhanuddin Harahap: 12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956

• Kabinet Ali Sastroamidjojo II: 20 Maret 1956 - 4 Maret 1957

• Kabinet Djuanda: 9 April 1957 - 5 Juli 1959


Kelabilan atas pergantian kabinet membuat negara menjadi kacau
yang diakibatkan oleh tidak berhasilnya badan konstituante menyusun UUD
baru dan Seokarno mengganti sistem negara Indonesia menjadi demokrasi
Terpimpin.
Pada tanggal 5 Juli 1959, Ir Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden,
antara lain:
● Pembubaran konstituante
● Berlaku UUD 1945 kembali
● Pembentukan MPR dan DPA
4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)

Pasca Dekrit Presiden, Indonesia menjadi demokrasi terpimpin, dan berlaku kembali

UUD 1945.

Penyimpangan Masa Demokrasi Terpimpin:

● Membubarkan DPR hasil pemilu dan membentuk DPR Gotong Royong yang anggotanya

diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

● Membentuk MPR sementara yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

● Penetapan Ir Soekarno sebagai Presiden seumur hidup oleh MPRS

● Dll
5. Persatuan dan Kesatuan Masa Orde Baru
11 Maret 1966 – 21 Mei 1998

50%
- Pemerintahan dipimpin oleh Soeharto
- Sistem Pemerintahan  Presidensial

Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru:


• Perkembangan pendapatan perkapita meningkat lebih dari 1000 dolar AS pada tahun
1996
• Suksesnya program transmigrasi
• Suksesnya program KB
• Sukses memerangi buta huruf
Kelemahan Sistem Pemerintahan Orde Baru

• Terjadi praktik monopoli ekonomi dan bersifat sentralistik, timpang antar pusat dan daerah

• KKN merebak

• Kekuasaan eksekutif sangat dominan dalam pemerintahan, otoriter

• Tidak ada kebebasan mengkritik jalannya pemerintah

• Supremasi hukum tidak tegak, kebal pada penguasa dan konglomerat

Segala penyimpangan membangkitkan gerakan reformasi. Tanggal 21 Mei 1998,

Presiden Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh wakilnya yaitu BJ Habibie.
6. Persatuan dan Kesatuan Masa Reformasi
21 Mei 1998 - Sekarang

Masa reformasi membuat Indonesia bertekad menjalankan

demokrasi sebaiknya. Pemerintah berjalan sesuai konstitusi. Cirinya:

• Pembatasan Kekuasaan Pemerintahan

• Jaminan HAM seluruh warga negara

Anda mungkin juga menyukai