Deni Lusiana
STIKes Panti Rapih Yogyakarta
Jl. Tantular No.401, Pringwulung, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 518977 Fax. (0274) 896128
e-mail: bernadetha.deni@gmail.com
ABSTRACT
Anak dengan hidrosefalus yang terpasang VP-Shunt akan memberikan dampak positif terhadap
perkembangan anak, meskipun demikian sebagian besar anak juga mengalami keterlambatan
perkembangan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup anak. Telaah artikel penelitian ini, memberikan
gambaran tentang perkembangan anak hidrosefalus yang terpasang VP-Shunt. Pencarian database yang
digunakan yaitu ScienceDirect, Google Scholar, Scopus, Pubmed, EBSCO host, ProQuest yang
diidentifikasi dan dipublikasi dari tahun 2013-2023 dan didapatkan tujuh artikel yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil memberikan gambaran perkembangan anak baik dari segi fisik, sosial,
kognitif dan emosional. Anak dengan hidrosefalus yang terpasang VP-Shunt mengalami masalah
perkembangan baik segi positif maupun negatif. Mengembangkan intervensi untuk meningkatkan
perkembangan anak hidrosefalus dengan VP-Shunt perlu dilakukan untuk mendukung kualitas hidup
anak.
PENDAHULUAN
Hidrosefalus merupakan kondisi yang Pemasangan shunt merupakan salah
sering terjadi pada anak akibat satu tindakan pembedahan untuk
akumulasi cerebrospinal fluid (CSF) menangani anak dengan hidrosefalus,
yang abnormal didalam rongga namun juga tidak terlepas dari masalah
(ventrikel) otak (Nordqvist, 2017; penyumbatan pada shunt yang bisa
Rahmayani, Gunawan, & Utomo, 2017). memicu terjadinya kejang dan infeksi
Angka kejadian hidrosefalus sekitar (Bawa, Sundaram, Dash, Peters, & Rao,
75.000 per tahun di rumah sakit Amerika 2017; Smith, Cheater, & Bekker, 2015).
Serikat dan lebih dari 50% kasus Pemasangan shunt secara tidak langsung
hidrosefalus bersifat bawaan (NHF, berdampak terhadap defisit kognitif,
2018). Kejadian hidrosefalus bawaan sosial, emosional dan fisik yang
sekitar 68 – 316 kasus per 100.000 mempengaruhi kualitas kesehatan
kelahiran di Amerika (Dewan et al., individu (Bawa, Sundaram, et al., 2017).
2018). Sedangkan prevalensi di Berdasarkan hal tersebut, anak dengan
Indonesia yaitu anak dengan hidrosefalus yang terpasang shunt
hidrosefalus pada tahun 2013 sekitar memerlukan perawatan dan pemantauan
14.216 – 18.955 (Agung, 2016). yang optimal untuk meningkatkan
Berdasarkan data tersebut sehingga perlu kualitas hidup anak. Berdasarkan hal
tindakan khusus yang dapat tersebut perlu orangtua dan tenaga
meningkatkan kualitas hidup anak yaitu kesehatan memahami tumbuh kembang
dengan tindakan pembedahan untuk pada anak hidrosefalus dengan VP-Shunt
menangani akumulasi cairan pada otak. sehingga kedepannya mampu
memberikan atau mengembangkan
19
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 5 Nomor 1 Maret 2023 EISSN: 2685-3086
intervensi yang optimal untuk dapat anak artikel dengan pedoman prisma
menghadapi tantangan-tantangan hidup diperoleh hasil sebagai berikut
yang dihadapi sesuai dengan Gambar 1. Proses seleksi artikel
perkembangannya (Gürol, Erdem, &
Taşbaşi, 2015). Penulis tertarik untuk
Artikel yang diidentifikasi melalui
Identification
melakukan literature review terkait pencarian data based ScienceDirect,
perkembangan anak hidrosefalus untuk Google Scholar, Scopus, Pubmed,
melihat gambaran perkembangan anak EBSCO host, ProQuest
yang terpasang VP-Shunt dan dapat (n=21.169)
dijadikan dasar memberikan intervensi
sesuai dengan perkembangan anak.
Screening
Artikel sama yang
METODE Artikel yang dibuang (n=5)
Strategi penelusuran literatur diskrining Artikel yang
Metode dalam penelusuran literatus (n=26) dieksklusi
mengunakan strategi secara sistematis, (n=21.138)
Eligibility
salah satunya adalah pencarian artikel
Artikel full-text
melalui basis data dalam jaringan. Total artikel full-text yang dieksklusi
Pencarian database yang digunakan yaitu (n=23) dengan alasan
ScienceDirect, Google Scholar, Scopus, (n=16)
Included
Gigi et al. (2019) yang menyatakan tinggal dengan orangtua dan tinggal di
bahwa kemampuan anak di sekolah lebih panti. Selain itu anak setelah dewasa
rendah. Hal ini juga didukung pada dilaporkan memiliki pasangan bahkan
penelitian Prakash et al. (2018) sampai mempunyai anak dengan
menyatakan bahwa domain kognitif menjalani kehidupan normal. Secara
terkena pada 12% -50% dari anak-anak keseluruhan juga 61% memiliki skor BI
yang menjalani VP shunt. Sebanding pada atau di atas 80, yang berarti banyak
dengan penelitian Zahl et al. (2018) yaitu kemandirian dalam kehidupan sehari-
bahwa anak dengan hidrosefalus hari (Paulsen et al., 2015).
terpasang VP-Shunt memiliki kognitif Anak dengan hidrosefalus yang
lebih rendah, keterbelakangan mental, terpasang VP-Shunt mempunyai dampak
gangguan konsentrasi, defisit kognitif. dalam perkembangannya yaitu baik itu
secara positif maupun negatif yang dapat
Sosial-emosional mempengaruhi kualitas hidup anak. Pada
Bawa Anak dengan hidrosefalus yang telaah artikel ditemukan perkembangan
terpasang VP-Shunt memiliki hubungan anak secara fisik yang mengalami
sosial-emosional yang cukup bagus masalah meskipun sudah terpasang VP-
dikaitkan anak mau bersekolah (Bawa, Shunt. Hal ini dikarenakan ada banyak
Sundarman, et al., 2017; Gigi et al., faktor yang mempengaruhinya dan
2019; Paulsen et al., 2015; Prakash et al., menyebabkan perkembangan akan
2018; Zahl et al., 2018). Meskipun anak menjadi lebih buruk. Adapun faktornya
mau bersekolah secara signifikan yaitu anak mengalami kejang, adanya
perkembanganya lebih rendah ditinjau infeksi pada shunt, revisi shunt yang
dari emosional, sosial, sekolah (Gigi et terlambat, lebih dari 2 revisi shunt
al., 2019; Prakash et al., 2018). Pada (kisaran 0-8 revisi), overdrainage gejala
penelitian Zahl et al. (2018) yaitu anak (Iglesias et al., 2018).
hidrosefalus yang terpasang VP-Shunt Gangguan perkembangan tersebut juga
memiliki masalah perilaku sosial, berdampak pada penurunan kemampuan
keterbelakangan mental, epilepsi, anak yang ditandai dengan penurunan
ADHD, gangguan spektrum autisme, kapasitas intelektual, defisit motorik, dan
kecemasan/depresi, disleksia. Penelitian kesulitan perilaku serta dapat
Mikkelsen et al. (2017) juga menyatakan mempengaruhi kualitas hidup anak
anak mengalami masalah dalam (Rahmayani et al., 2017). Hal tersebut
kefasihan lisan, kecepatan dan tidak jauh berbeda ditemukan dalam
koordinasi. telaah artikel yaitu anak mengalami
Selain menempuh pendidikan anak masalah kognitif dan sosial-emosional
setelah dewasa juga mampu dalam yang ditunjukkan pada anak mengalami
bekerja yaitu 28 (42%) anak hidrosefalus perilaku sosial, keterbelakangan mental,
yang terpasang VP-Shunt. Adapun jenis epilepsi, ADHD, gangguan spektrum
pekerjaannya yaitu 21 (31%) bekerja di autisme, kecemasan/depresi, disleksia
pasar tenaga kerja terbuka, dan 7 (10%) (Gigi et al., 2019; Paulsen et al., 2015;
berada di tempat kerja terlindung, 39 Prakash et al., 2018; Zahl et al., 2018).
(58%) klien menganggur; 31 (46%) Didukung dengan penelitian Mikkelsen
tidak dipekerjakan karena penyakit et al. (2017) menyatakan anak
kronik (Paulsen et al., 2015). mengalami masalah dalam kefasihan
Anak juga mengalami ketergantungan lisan, kecepatan dan koordinasi sampai
yaitu sosial independen dengan rincian dengan anak mengalami ketergantungan
tingkat ketergantungan pada perawatan dalam perawatan baik itu secara
harian (33%) atau perawatan mingguan sebagian atau keseluruhan.
(11%). Ada juga sebagian anak masih
24
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 5 Nomor 1 Maret 2023 EISSN: 2685-3086