Anda di halaman 1dari 35

Identifikasi Kation Golongan II

Kelompok 1 Farmasi A
• Amajida Hasyyati
• Anis Fitriani
• Ayu Rahmawati
• Ridho Faiqyl Layali • Nurjihan Fahira
• Novitasari • Risyda Abdilati
• M.Sunnihaq • Muhammad Firmansyah
• Nelly Nailul • Suhelmi
• Zakiyyah Hamida • Deki Yanyto
• ST. Ramdiyah Akil • Fauziah Azirini
• Khairul Fadli Akbar • Anis Khoirunisa
• Nehta Estania Zahra
• Khoirun nisa
• Tengku Maulana Ramzi
• Putri Nuzulia Matany
Kation Golongan II

• Dibedakan berdasarkan reaksinya terhadap hidrogen sulfida (H2S)


• Golongan kation ke dua akan membentuk endapan dengan berbagai
warna bila direaksikan dengan H2S
• Berdasarkan kelarutannya di dalam amonium polisulfida, golongan
kation ke dua dibagi menjadi dua sub golongan, tembaga dan
arsenik
Kation Gol. II
Sub golongan Sub golongan
Tembaga Arsenik

Arsen (III), As3+


Merkurium (II) , Hg2+
Arsen (V), As5+
Bismut (III), Bi3+
Stibium (III), Sb3+
Tembaga (II), Cu2+
Stibium (V), Sb5+

Cadmium (II), Cd2+ Timah (II), Sn2+

Timah (IV), Sn4+


Sub golongan Tembaga
Merkurium (II) , Hg2+
1. Hidrogen sulfida : akan terbentuk endapan putih merkurium(II)
klorosulfida yang terurai bila ditambah hidrogen sulfida lebih lanjut,
dan akan terbentuk endapan hitam merkurium(II) sulfida. Endapan
ini tidak larut dalam air, asam nitrat encer panas, hidroksida, alkali,
amonium sulfida(tidak berwarna).
2. Amonium amonia : endapan putih, dengan komposisi tercampur
pada dasarnya terdiri dari merkurium(II) amidonitrat :

2HNO32++S SO42-+ 2H++2NO


3. Natrium hidroksida bila ditambahkan 7. Lembaran/ mata uang
sedikit : endapan merah-kecoklatan tembaga : mereduksi ion
dengan komposisi berbeda, endapan merkurium(II) menjadi logamnya.
tak larut dalam natrium hidroksida
berlebihan. Asam dengan mudah 8. Reagensia dienkuprato(II)
melarutkan endapan. sulfat dengan adanya kalium
4. Kalium iodida bila ditambahkan iodida : endapan lembayung-
perlahan-lahan kepada larutan : biru tua dalam larutan
endapan merah, endapan melarut netral/amoniakal.
dalam reagensia yang berlebihan . 9. Difenilkarbazida : bereaksi
5. Kalium sianida(racun) : dengan ion merkurium(II)
tak menimbulkan perubahan apa-apa dengan cara yang sama dengan
dalam larutan encer. merkurium(I).
6. Timah(II) klorida : bila ditambahkan 10. Uji kobalt(II) tiosianat
dalam jumlah sedang, endapan bewarna
putih. 11.Uji kering
Bismut (III), Bi3+

• 
Reaksi-reaksi
Reaksi-reaksi ion ion Bismut(III)
Bismut(III)
1.Hidrogen
1.Hidrogen sulfida
sulfida :: endapan
endapan hitam
hitam bismut
bismut sulfida.
sulfida.
2.Larutan
2.Larutan amonia
amonia :: garam
garam basa
basa putih
putih dengan
dengan berbagai
berbagai komposisi.
komposisi.
3.Natrium
3.Natrium hidroksida
hidroksida :: endapan
endapan Putih
Putih Bismut.
Bismut.
4.Kalium
4.Kalium iodida
iodida :: endaapan
endaapan hitam
hitam
5.Kalium
5.Kalium sianida
sianida (racun)
(racun) :: Endapan
Endapan putih
putih
6.Natrium
6.Natrium tetrahidroksostanat
tetrahidroksostanat :: logam logam bismut
bismut
7.H2O
7.H2O (air)
(air) :: Endapan
Endapan putih
putih
8.Dinatrium
8.Dinatrium hidrogen
hidrogen fosfat
fosfat :endapan
:endapan kristalin
kristalin putih
putih bismut
bismut
9.Reagensia
9.Reagensia pirogalol:
pirogalol: endapan
endapan kuning
kuning bismut
bismut pirogalat
pirogalat
10.
10.Reagensia
Reagensia sinkonina-kalium
sinkonina-kalium :: endapan
endapan merah-jingga
merah-jingga
11.
11.Tiourea:
Tiourea: berwarna
berwarna kuning
kuning kuat
kuat
12.
12.8-Hidroksikuinolina:
8-Hidroksikuinolina: endapanendapan merah
merah
13.
13.Uji
Uji kering
kering (uji
(uji pipa
pipa tiup):
tiup): sebutir
sebutir manik
manik logam
logam yang
yang getas
getas
Tembaga (II), Cu2+

Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia
melebur pada 1038˚C. Karena potensial elektrode standarnya positif, ( +0,34 V
untuk pasangan Cu/Cu 2+ ) , ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit.
Ada dua deret senyawa tembaga:
Tembaga ( I )
Senyawa tembaga (I) Tembaga ( II )
didapatkan dari turunan
tembaga (I) oksida Cu22O yang Senyawa ini didapatkan
merah, dan mengandung ion dari turunan tembaga (II)
tembaga (I) Cu 2+
2+
. Jiga oksida Cu2O berwarna
dioksidasi akan menjadi
hitam.
senyawa tembaga (II).
Reaksi-reaksi ion tembaga ( II ) ,
reaksi ini dapat dipelajari dengan memakai larutan tembaga ( II ) sulfat

1. Hidrogen sulfida ( gas atau larutan air jenuh ) :


endapan hitam, tembaga( II ) sulfida:
3. Natrium hidroksida dalam larutan
Cu 2+ + H2S CuS + 2H+ dingin:endapan biru tembaga(II) hidroksida:
Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2 ↓
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang Endapan tidak akan larut pada reagensia yang
sangat sedikit:endapan biru suatu garam basa berlebihan. Bila dipanaskan, endapan akan diubah
(tembaga sulfat basa): menjadi tembaga(II) oksida hitam oleh dehidratasi:
Cu(OH)2 ↓ → CuO ↓ + H2O
2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O →
Cu(OH)2.CuSO4 ↓ + 2NH4+ 4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga(I) iodida
yang putih, tetapi larutannya berwarna coklat tua
yang larut dalam reagensia berlebihan, dimana terjadi karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod):
warna biru tua yang disebabkan karena terbentuknya ion
kompleks tetraaminokuprat(II) : 2Cu2+ + 5I- → 2Cui ↓ + I3-

Cu(OH)2.CuSO4 ↓­ + 8NH3 → 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- +


2OH-
5. Kalium sianida (Racun): apabila ditambahkan
dengan sedikit sekali, mula-mula akan terbentuk 6. Kalium heksasianoferat(II): terbentuk endapan coklat-
endapan kuning tembaga(II) sianida: kemerahan, yaitu tembaga heksasianoferat(II) dalam
suasana netral atau asam:
Cu2+ + 2CN- → Cu(CN)­2 ↓
2Cu2+ + [Fe(CN)6]4- → Cu2[Fe(CN)6] ↓
Endapan tersebut akan dengan cepat terurai dan
Endapan yang larut dalam larutan amonia, akan
menjadi tembaga(I) sianida putih dan sianogen (Gas membentuk ion tembaga tetraamina berwarna biru tua:
yang sangat beracun)
2Cu(CN)2 ↓ → 2CuCN ↓ + (CN)2 ↑ Cu2[Fe(CN)6] ↓ + 8NH3 → 2[Cu(NH3)4]2- + [Fe(CN)6]4-

Dalam reagensia yang berlebih, endapan akan


telarut dan membentuk kompleks 7. Kalium tiosianat: membentuk endapan hitam tembaga(II)
tetrasianokuparat(I) yang tidak berwarna: tiosianat:

Cu2+ + 2SCN- → 2Cu(OH)2 ↓


CuCN ↓ + 3CN → [Cu(CN)4]
- 3-
Endapan akan terurai secara perlahan, kemudian
membentuk tembaga(I) tiosianat putih, dan terbentuk
Kompleks tetrasianokuparata(I) ini begitu stabil tiosianogen:
(konsentrasi ion tembaga(I) begitu rendah) sehingga
hidrogen sulfida tidak dapat mengendapkan 2Cu(SCN)2 ↓ → 2CuSCN ↓ + (SCN)2 ↓
tembaga(I) sulfida dari larutan ini.
8. Besi. Jika sepotong paku besi bersih atau mata 11. Asam rubeanat (ditio-oksamida)
pisu lipat dicelupkan ke dalam larutan suatu Jika direaksikan akan terbentuk endapan
garam tembaga, maka kita akan memperoleh hitam tembaga rubeanat Cu[C(=NH)S]2 dari
endapan berwana merah dari tembaga pada larutan amoniakal atau yang sedikit asam.
benda tersebut:
12. Amonium tetratiosianatomerkurat (II)
Cu 2+
+ Fe → Fe 2+
+ Cu {(NH4)2[Hg(SCN)4]}

9. α-Benzoinoksima (Kupron, 5% dalam alkohol) Jika direaksikan akan terbentuk endapan Kristal
C6H5.CHOH.C(=NOH)C6H5 berwarna lembayung-tua dengan adanya ion zink
atau cadmium.
Jika direaksikan maka akan terbentuk endapan hijau
Tembaga (II) benzoinoksima (Cu(C14H­11O­2N) yang 13. Uji Katalitik
tidak larut dalam ammonia encer. Garam besi (III) bereaksi dengan tiosulfat
menurut persamaan berikut:
10. Salisilaldoksima (1%) a. Fe3+ + 2S2O32-  [Fe(S2O3)2]-

Jika direaksikan akan membentuk endapan b. [Fe(S2O3)2]- + Fe3+  2Fe2+ + S4O62-


kuning-kehijauan tembaga salisiladoksima
Cu(C7H6O2N)2 dalam larutan asam asetat. Namun Reaksi a cukup cepat, reaksi b lambat, tetapi
dari reaksi tersebut juga menghasilkan paladium sangat dipercepat oleh runutan tembaga. Reaksi
Pd(C7H6O2N)2 dan logam emas dalam larutan asam boleh dipakai untuk mendeteksi ion tembaga yang
asetat, zat-zat ini tidak boleh ada. jumlahnya ssangat sedikit.
14.Uji Kering

a. Uji Pipa-tiup
Bila senyawa tembaga dipanaskan dengan karbonat alkali di
atas arang, logam tembaga akan diperoleh warna merah tetapi
tidak terlihat oksida

b. Uji Manik Boraks


Menghasilkan warna hijau selagi panas dan biru ketika dingin
sehabis dipanaskan dalam nyala oksidasi, merah dalam nyala
reduksi

c. Uji Nyala
Menghasilkan warna hijau terutama pada halide, misalnya
dengan membasahkan dengan asam klorida pekat sebelum
dipanaskan
 
Cadmium (II), Cd2+

• Termasuk sub golongan tembaga


• Logam putih keperakan, dapat ditempa
• Melebur pada suhu 3210 C
• Melarut sangat lambat dalam asam encer

Cd + 2 H+  Cd2+ + H2
• Cadmium membentuk ion bivalen tidak berwarna
Reaksi Ion Cadmium (Cd2+)
1. Larutan pekat / gas Hidrogen Sulfida (H2S)
• Terbentuk endapan warna kuning
Cd2+ + H2S  CdS + 2 H+
2. Larutan Amonia (NH3)
• Terbentuk endapan warna putih

• Cd 2+
+ 2NH +
Endapan larut bila reagensia
3 2H O  Cd(OH)
(NH2 3) berlebih 2 + 2NH 4
+

Cd(OH)2 + 4NH3  [Cd(NH3)4]2+ + 2OH-


Reaksi Ion Cadmium (Cd2+)
3. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
• Terbentuk endapan putih
Cd2+ + 2OH- +  Cd(OH)2
• Endapan tidak larut dalam reagensia berlebih
4. Larutan Kalium Sianida (KCN)
• Terbentuk endapan putih
Cd2+ + 2CN- +  Cd(CN)2
• Endapan larut dalam reagensia berlebih
Cd(CN)2 + 2CN- +  [Cd(CN)4]2-
• Ion ini akan mengendap lagi bila dialirkan gas H 2S
[Cd(CN)4]2- + H2S  CdS + 2H+ + 4CN-
Reaksi Ion Cadmium (Cd2+)
5. Larutan Kalium Tiosianat
Tidak membentuk endapan (Perbedaan dari Cu2+ )
6. Larutan Kalium Iodida (KI)
Tidak membentuk endapan (Perbedaan dari Cu2+ )
7. Dinitro-p-difenil karbazida (0,1%)
Terbentuk produk warna cokelat
8. 4-Nitronaftalena-diazoamino-azo-benzena (0,02%)
Terbentuk produk warna merah
9. Uji Kering
Uji pipa tiup
Bila dipanaskan dengan alkali karbonat akan menghasilkan kerak berwarna coklat
Uji pipa
Bila dipanaskan dengan belerang akan menjadi warna kuning
Sub golongan Arsenik
Arsen (III), As3+

Ciri-ciri Arsenik
- Zat padat
- Berwarna abu-abu seperti baja
- Getas
- Memiliki kilap logam
- Jika dipanaskan, arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih yang khas
- Jika dipanaskan dalam aliran udara bebas, arsenic terbakar dengan nyala biru, menghasilkan asap
putih arsenik(III) oksida AS4O6
- Semua senyawa arsenik beracun
- Tidak larut dalam HCL dan H2SO4 encer
- Mudah larut dalam asam nitrat encer menghasilkan ion arsenit, Didalam asam nitrat pekat atau
dalam larutan natrium hipoklorit membentuk arsenat.
Reaksi-reaksi ion Arsenik (III)

1. Hidrogen sulfida : endapan kuning arsenik (III) 3. Campuran magnesia (larutan yang
sulfida : mengandung MgCl2, NH4Cl, dan sedikit NH3).
2As3+ + 3H2S As2S3 + 6H+ Tidak ada endapan
Larutan harus sangat bersifat asam, jka tak 4. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau
terdapat cukup asam, hanya akan terlihat larutan tembaga arsenit (hijau Scheele), yang
berwarna kuning. Karena terbentuknya koloid dirumuskan berbeda-beda sebagai CuHAsO3
As2O3. Endapan tidak larut dalam asam klorida dan Cu3(AsO3)2. xH2O, dari larutan netral.
pekat, tetapi larut dalam asam nitrat pekat panas: Endapan larut dalam asam, dan juga dalam
3As2S3 + 26HNO3 + 8H2O 6AsO43- + 9SO42- + 42H+ + larutan amonia yang membentuk larutan biru.
26NO 5. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium
Endapan juga larut dengan mudah dalam larutan iodida): mengoksidasikan ion arsenit sambil
hidroksida alkali dan amonia: kehilangan warna :
As2S3 + 6OH- AsO33- + AsS33- + 3H2O AsO33- + I-3 + H2O AsO3-4 + 3I- + 2H+
6. Larutan timah (II) klorida dan asam klorida
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit pekat (uji bettendorff). larutan akan menjadi
dalam larutan netral coklat tua dan akhirnya hitam.
AsO33- + 3Ag+ Ag3AsO
Arsen (V), As5+

Reaksi-reaksi ion arsenat Larutan dinatrium hydrogen arsenat


Na2HAsO4.7H2, 0,1 M dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi
ini. Larutan harus mengandung sedikit asam klorida encer.

1. Hidrogen sulfida : tak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer. Jika aliran gas
diteruskan, campuran arsenic (III) sulfida, As2S3,dan belerang mengendap dengan lambat.
Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan panas.
2. Larutan perak nitrat : endapan merah-kecoklatan,perak arsenat Ag3AsO4,dari larutan netral
(perbedaan dari arsenit dan fosfat,yang menghasilkan endapan-endapan kuning). Endapan larut
dalam asam dan dalam larutan amonia, tetapi tak larutan dalam asam asetat.
AsO3-4 + 3Ag+ Ag3AsO4
3. Campuran Magnesia: endapan kristalin putih Magnesium amonium arsenat Mg
4. Larutan amonium molibdat: bila reagensia ini dan asam nitrat
ditambahkan dengan sangat berlebihan kepada larutan suatu
arsenat, kita memperoleh endapan kristalin berwarna kuning, yaitu
amonium arsenomolibdat, (NH4)3 AsMo12O40.
5. Larutan Kalium Iodida: jika ada serta asam klorida pekat, iod akan
diendapkan. Dengan mengocok campuran dengan 1-2 ml kloroform
atau karbon tertraklorida, zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu
oleh iod. Reaksi ini dapat dipakai untuk mendeteksi arsenat dengan
adanya arsenit: zat-zat pengoksid tidak boleh ada :
AsO3-4 + 2H+ + 2I- ↔ AsO3-3 + I2 H2O
6. Larutan uranil asetat : endapan seperti gelatin berwarna kuning
muda, uranil amonium arsenat UO2(NH4)AsO4.xH2O, dengan adanya
ammonium asetat berlebih. Endapan larut dalam asam mineral,
tetapi tak larut dalam asam asetat.
Stibium (III), Sb3+

Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap, dan melebur


pada 630oC. Stibium tak larut dalam asam klorida, dan dalam asam
sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat yang panas ia melarut perlahan-
lahan dengan membentuk ion stibium(III):
2Sb + 3H2SO4 + 6H+ → 2Sb3+ + 3SO2 ↑ + 6H2O
Reaksi-reaksi ion stibium (III)
1. Hidrogen sulfida: endapan merah jingga stibium trisulfida, Sb2S3, dari
larutan-larutan yang terlalu asam.
2. Air: bila larutan dituangkan ke dalam air, terbentuk endapan putih
antimonil klorida, SbOCl, yang larut dalam asam klorida dan dalam
larutan tartrat (perbedaan dari bismut). Dengan air yang berlebihan
dihasilkan oksida terhidrasi Sb2O3.xH2O.
6. Larutan kalium iodida: warna menjadi
3. larutan natrium hidroksida atau amonia:
endapan putih stibium(III) oksida terhidrasi merah karena pembentukan garam
Sb2O3.xH2O, yang larut dalam larutan basa alkali kompleks.
yang pekat (5M) membentuk antimonit. Sb3+ + 6I- → [Sb6]3-
4. zink: dihasilkan endapan hitam,yaitu
stibium.jika larutam stibium klorida itu dituang 7. Reagensia radomina-B (atau
di atas lembaran tipis platinum dan sekeping tetraetilrodamina)
logam zinkditaruh diatas lembaran itu., Pewarna lembayung atau birudengan
terbentuk noda hitam stibium di atas platinum ;
stibium kuinkuevalen (bervalensi 5). Stibium
noda (atau endapan ) itu harus dilarutkan
dalam sedikit asam nitrat encer panas, dan
tervalen tak memberi respons terhadap uji ini,
hydrogen sulfide dialirkan ke dalam lautan maka harus dioksidakan dengan kalium atau
setelah diencerkan; maka kita akan natrium nitrit dengan disertai asam klorida
memperoleh endapan jingga, stibium trisulfida. pekat.
5. Kawat besi: endapan hitam stibium. Ini dapat
dipastikan dengan cara yang diuraikan pada 8. Reagensia asam fosfomolibdat
reaksi zink (H3[PMo12O40]):
2Sb3+ + 3Fe → 2Sb↓ + 3 Fe2+
Biru molybdenum dihasilkan oleh garam-
garam stibium(III).
Stibium (V), Sb5+

Reaksi-reaksi ion stibium(V) Ion stibium(V) diturunkan dari oksida atmosfer Sb2O5. Dalam asam,
oksida ini akan melarut dengan membentuk kation stibium(V), Sb5+:
Sb2O5 + 10H ↔ 2Sb5+ + 5H2O
Jadi dalam larutan asam, ion yang terdapat di dalamnya adalah ion Sb5+.Di lain pihak, dalam alkali-alkali,
ion antimonat SbO43- yang terbentuk adalah:
Sb2O5 + 3OH- ↔ 2SbO43- + 3H+
Jadi, dalam suasana basa yang terdapat dalam larutan tersebut adalah SbO43-. SbO43- adalah rumus yang
telah disederhanakan dari komposisi ion antimonat; sebenarnya ia berada dalam bentuk terhidrasi, yang
dinamakan heksahidroksoantimonat(V). Pembentukannya dari Sb2O5 dengan alkali dapat digambarkan
dengan reaksi:
Sb2O5 + 2OH- + 5H2O ↔ 2[Sb(OH)6]-
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, suatu larutan kalium heksahidroksoantimonat K[Sb(OH)6] 0,2M, dapat
digunakan. Sebagai alternatif, stibium pentoksida Sb2O5 dapat dilarutkan kedalam asam klorida pekat.
1.Hidrogen sulfida: membentuk endapan merah-jingga stibium pentasulfida, Sb2S3, dalam larutan dengan kadar keasaman
sedang. Endapan ini akan larut dalam larutan amonium sulfida (menghasilkan tioantimonat), dalam larutan hidroksida
alkali, dan asam klorida pekat dengan pembentukan stibium triklorida dan pemisahan belerang. Garam-tio ini terurai oleh
asam, dimana pentasulfida diendapkan.
2Sb5+ + 5H2S → Sb2S5 ↓ + 10H+
Sb2S5 ↓ + 3S2- → 2SbS43-
Sb2S5 ↓ + 6OH- → SbSO33- + SbS43- + 3H2O
Sb2S5 ↓ + 6H+ → 2Sb3+ + 2S ↓ + 3H2S ↑
2SbS43- + 6H+ → Sb2S5 ↓ + 3H2S ↑
SbSO33- + SbS43- + 6H+ → Sb2S5 ↓ + 3H2O
Perhatikan bahwa ion tioantimonat SbSO33- adalah turunan dari ion antimonat SbO43- (tidak ada hubungan apapun
dengan ion sulfit SO32-).

2. Air: membentuk endapan putih garam-garam basa dengan komposisi yang bermacam-macam; hingga akhirnya
membentuk asam antimonat:
Sb5+ + 4H2O ↔ H3SbO4 ↓ + 5H+
Endapan melarut dalam asam maupun basa-basa alkali (tetapi tidak dalam karbonat-karbonat logam alkali).
H3SbO4 ↓ + 5H+ ↔ Sb5+ + 4H2O
3. Larutan kalium iodida: dalam larutan yang bersifat asam, iod akan memisah:
Sb5+ + 2I- ↔ Sb3+ + I2
Jika ion Sb5+ terdapat berlebihan dalam larutan, kristal-kristal iod akan memisah
dan mengapung di atas permukaan larutan tersebut. Bila dipanaskan, maka
muncul uap lembayung iod yang khas. Jika reagensia yang ditambahkan
berlebihan, maka akan terbentuk ion-ion tri-iodida coklat, yang menapis warna
kuning dari ion heksaiodoantimonat(III):
Sb5+ + 2I- → [SbI6]3- + I3-
4. Zink atau timah: membentuk endapan hitam stibium denga adanya asam
klorida:
2Sb5+ + 5Zn ↓ → 2Sb ↓ + 5Zn2+
2Sb5+ + 5Sn ↓ → 2Sb ↓ + 5Sn2+
Sedikit stibina (SbH3) ikut dihasilkan dengan zink.
5. Reagensia Rodamida-B: dapat dilihat senyawa-senyawa stibium(III) pada bagian
III.15, reaksi 7. Dalam hal ini tidak diperlukan oksidasi pendahuluan.
Timah (II), Sn2+
Timah adalah logam putih perak, asam nitrat encer melarutkan timah
yang dapat ditempa dan dilihat pada dengan lambat tanpa pelepasan gas
suhu biasa, tetapi pada suhu rendah apapun, dan terbentuk ion-ion timbal(II)
dan amoium :
menjadi getas karena berubah menjadi
suatu modifikasi alotropi yang 4Sn + 10H+ + NO3- 4Sn2+ + NH4+ + 3H2O
berlainan. dengan asam sitrat pekat, terjadi
• Timah meleleh pada 231,8oc reaksi yang keras,dan menghasilkan zat
padat putih yang dirumuskan sebagai
• Logam ini melarut dengan lambat timah(IV) oksida terhidrasi, dalam asam
dalam asam klorida encer dan asam sulfat pekat panas, ion timah(IV)
sulfat encer, dengan membentuk terbentuk sewaktu pelarutan :
garam-garam timah(II) : Sn + 4H2SO4 Sn4+ + 2SO42- + 2SO2 +
Sn + 2H+ Sn2+ + H2 4H2O
timah , biasanya tak berwarna. Ion- ion ini juga membentuk sistem
kesetimbangan :
• Dalam larutan asam : terdapat ion- Sn4+ + 6OH- Sn(OH)62-
ion Sn2+ • dalam suasana asam: kesetimbangan bergeser
• Dalam larutan basa : terdapat ion- ke kiri
ion tetrahidroksostanat(II) atau • dalam suasana basa: kesetimbangan bergeser
ke kanan
Sn(OH4)2-
kedua ion ini mudah berubah satu REAKSI-REAKSI ION TIMAH(II)
sama lain : 1. Hidrogen sulfida : endapan coklat
Sn2+ + 4OH- Sn(OH)42- timah(II) sulfida praktis tak larut dalam
larutan basa alkali maka larutan kalium
Ion timah(II) merupakan zat hidroksida yang digunakan untuk memisahkan
pereduksi yang kuat dan merupakan golongan IIA dan golongan IIB , timah harus
dalam keadaan kuadrivalennya dengan hidrogen
senyawa yang lebih stabil. peroksida, sebelum di endapkan dengan
hidrogen sulfida.
2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih timah (II)hidroksida,yang larut dalam
alkali berlebihan :
Sn2+ + 2OH- Sn(OH)2
Sn(OH)2 + 2OH- Sn(OH)42-
dengan larutan amonia, diendapkan timah(II) hidroksida putih, yang tak larut
dalam amonia berlebihan
3. Larutan merkurium(II) klorida : endapan putih merkurium(I) klorida terbentuk,
jika sejumlah besar reagensia di tambahkan dengan cepat :
Sn2+ + Hg2Cl2 Hg2Cl2 + Sn 2+ + 2Cl-
4. Larutan bismut nitrat dan natrium hidroksida : endapan hitam logam bismut.
5. Zink logam : timah yang mirip karet busa melekat pda zink.
6. Uji dimetilglioksima-besi(III) klorida : tidak dihasilkan pewarnaan bila ion besi(III)
dicapur dengan reagensia dimetilglioksima dan sedikit larutan amonia, tetapi jika
ada sedikit besi (II) terjadi warna merah tua, yang ditimbulkan oleh kompleks
besi(II) dimetilglioksima.
7. Reagensia kakotelina : Pewarnaan lembayung dengan garam-garam stano. Reaksi ini tidak selektif, tetapi

cukup peka,reaksi ini dapat dipakai dalam analisis endapan golongan IIB.

8. Reagensia hijau diazina : Timah(II) klorida mereduksi hijau diazina yang berwarna biru menjadi safranina

yang berwarna merah, maka perubahan warnanya adalah Biru-Lembayung-merah. Reagen ini berguna untuk

menguji terhadap timah dalam campuran sulfida-sulfida dari stibium dan timah.

9. Reagensi 4-Metil-1,2-dimerkaptobenzena(ditiol) : Taruh 2 tetes larutan uji, asamkan dengan asam klorida

encer, dalam sebuah krus mikro dan tambahkan 3 tetes reagenesia. Panaskan : terbentuk warnah atau

endapan merah. Pemakaian zat yang terakhir ini tidak diharuskan, tetapi untuk memudahkan reduksi setiap

ion timah(IV) yang ada.


Timah (IV), Sn4+

 
 
 
pertanyaan
• Nadya : apa itu air raja?
Bila direaksikan dalam HCl pekat kemudian dengan asam nitrat pekat
perbandingan 3 :1
• Diana : bagaimana cara membuat sample dalam suasana asam? Asam apa yang
digunakan?

• Jika kation golongan II direaksikan dengan suatu reagen , semua menghasilkan


warna yang sama kecuali satu warna berbeda maka disebut spesifik
• Timbal itu gol 1 karena dalam HCl mengendap. Dia diusir dari golongan 2.
mengendap atau larutnya berhubungan dengan KSP.
• Penamaan

Anda mungkin juga menyukai