Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDUAL

PENUGASAN KE - 3

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN


Dosen : Ns.Dini Rachmaniah, M.kep.S.kep.An

Oleh :
Azkia Mantasya
1019031028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021

PSIK Reguler Universitas Faletehan 1


EVALUATION FOR RESEARCH METHODE COURSE
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FIKES UNIVERSITAS FALETEHAN
Jl. Raya Cilegon KM.06 Pelamunan Kramatwatu Serang
e-mail : info@uf.ac.id

A. POINT PENUGASAN
1. Jelaskan lima syarat masalah penelitian yang layak diangkat sebagai
masalah dalam penelitian...........!
2. Jelaskan syarat-syarat dalam membuat rumusan masalah..............!
3. Jelaskan cara menyusun data pendukung dalam penulisan latar
belakang berdasarkan segitiga atau kerucut............!
4. Jelaskan cara menyusun uraian substansi penelitian dalam penulisan
latar belakang berdasarkan segitiga atau kerucut terbalik.................!
5. Tentukan satu judul penelitian yang akan saudara lakukan,
kemudian susun secara berkesinambungan latar belakang dan
rumusan masalahnya ................!
6. Rumuskan tujuan penelitian dan manfaat penelitian secara
berkesinambungan berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah pada judul penelitian yang akan anda lakukan............!

B. JAWABAN

1. Syarat masalah penelitian :


a. Besaran Masalah (magnitude of the problem) : Masalah penelitian
yang akan diteliti harus didukung dengan data.
b. Keseriusan Masalah : Keseriusan sebuah masalah dalam penelitian
dapat dilihat dari dampak yang akan timbul, telah atau sedang terjadi
c. Kesensitifan Masalah : Masalah penelitian dianggap sensitif bila
masalah penelitian bertentangan dengan kultur atau budaya, ras, dan
agama

PSIK Reguler Universitas Faletehan 2


d. Menarik (Interesting) : Peneliti harus memiliki minat dan ketertarikan
terhadap masalah penelitiannya.

e. Memberi nilai baru (Novel) : Penelitian yang dilakukan dapat


memberikan sesuatu hal yang baru atau masalah yang diangkat
kekinian sesuai dengan issue yang sedang berkembang di masyarakat.

f. Relevan (relevant) : Penelitian yang dilakukan harus relevan dengan


ilmu pengetahuan khususnya sesuai dengan bidang yang ditekuninya.

2. Syarat dalam membuat rumusan masalah


a. Kalimat disusun dalam bentuk kalimat tanya, supaya pertanyaan
lebih bersifat tajam dan khas.
b. Substansi yang dikemukakan pada pertanyaan penelitian lebih
spesifik dan tidak bermakna ganda.
c. Pertanyaan dikemukakan secara terpisah apabila terdapat beberapa
pertanyaan atau beberapa permasalahan.
d. sPada umumnya kalimat pertanyaan pada rumusan masalah diawali
terlebih dahulu dengan kalimat berikut: Berdasarkan uraian pada
latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut.

PSIK Reguler Universitas Faletehan 3


3. cara menyusun data pendukung dalam penulisan latar belakang
berdasarkan segitiga atau kerucut :
Merumuskan data(Proporsi
data) Merumuskan substansi yang
akan diteliti

Superfisial /
Umum
Global,
nasional Detail/
Terperinci,
Propinsi, Makin
kabupaten tajam

Kecamatan/ institusi /
lokasi penelitian/
masyarakat yang akan
diteliti

Pemaparan data dukung ditunjukkan dengan gambar segitiga menunjukkan


bahwa pemaparan yang lebih sedikit pada data global atau umum dan semakin
banyak dikupas tentang data di tingkat bawah atau ujung tombak dalam
pelaksanaan penelitian. Masalah yang didukung dengan data menunjukkan
bahwa kejadiannya valid atau kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan fakta. Fakta-fakta tersebut diuraikan dalam bentuk narasi disertai
dengan justifikasi yang didasari oleh hasil penelitian orang lain, teori yang
mendasari penelitian, pengalaman peneliti misalnya dalam bentuk studi
pendahuluan, dampak dari permasalahan, serta alternatif pemecahan
masalahnya.

4. cara menyusun uraian substansi penelitian dalam penulisan latar


belakang berdasarkan segitiga atau kerucut terbalik :
. Uraian substansi justifikasi tersebut ditunjukkan dengan gambar
segitiga terbalik artinya bahwa pemaparan data bersifat deduktif yaitu
dari hal umum mengerucut ke hal khusus, semakin ke bawah uraian
semakin terperinci, detail dan makin fokus serta tajam.

PSIK Reguler Universitas Faletehan 4


5. Judul : PENGARUH POSISI PRONASI TERHADAP STATUS
HEMODINAMIK BAYI PREMATURE
A. Latar Belakang Masalah
Preamatur adalah bayi yang terlahir yqng terlahir dengan
usiakehamilan kurang dari 37 minggu, atau berat badan kurang dari
2500 gram (Anggraeni et al., 2019). Bayi prematur memiliki resiko
penyakit lebih tinggi dibandingkan dengan bayi normal seperti
disabilitas dalam hal motorik, kognitif, visual, pendengaran, sikap,
emosi, sosial, kesehatan, dan masalah pertumbuhan, Bahkan bayi
dilahirkan prematur beresiko tinggi menyebabkan kematian (Niswah,
2016)
Data World Health Organization 2017 menyatakan bahwa
penyebab kematian utama pada balita di dunia adalah komplikasi
kelahiran premature, pneumonia, asfiksia lahir, diare dan malaria.
Hampir separuh dari kematian itu terjadi pada bayi baru lahir. Meurut
WHO 2017 Angka Kematian Neonatal (Bayi 0-1 bulan) di Indonesia
13.40 per 1000 kelahiran hidup, hasil penelitian menunjukan bahwa
penyebab terbanyak AKN di Indonesia yaitu keahiran prematur dengan
presentase 34,68% (WHO, 2017).
Jumlah AKN di Provinsi Banten tahun 2017 sebesar 1035 per
1000 kelahiran hidup, dengan angka terendah yaitu 30 per 1000
kelahiran hidup yang diduduki oleh Kota Serang, sedangkan AKN
tertinggi Provinsi Banten di Kabupaten Tangerang yaitu 268 per 1000
kelahiran hidup, yang mana penyebabnya antara lain prematur, ibu
mengalami anemia, dan kurangnya asupan gizi saat hamil. Jika AKN di
suatu daerah tinggi maka dapat dikatakan bahwa tingkat pelayan
kesehatan di daerah tersebut rendah (Profil Kesehatan Provinsi Banten,
2017).
Respiratory Distress Syndome saat ini menjadi masalah yang
sering terjadi pada bayi dimasa awal kelahiran. Kegawatan ini bisa
menyebabkan kematian pada bayi. Maka dari itu dalam kondisi ini bayi
premature harus mendapat tata laksana yang baik, untuk menghindari

PSIK Reguler Universitas Faletehan 5


masalah tersebut antara lain yaitu dengan diberikannya alat bantu
pernapasan baik ventilasi mekanik ,maupun Continous Positive Airway
Pressure (CPAP). Selain membutuhkan alat bantu pernapasan CPAP
juga memerlukan intervensi pendukung untuk meningkatkan status
oksigen bayi tersebut salah satunya dengan pemberian posisi pronasi
(Oktariani et al., 2020)
Pronasi adalah suatu posisi tidur telungkup dengan Kepala
miring ke salah satu sisi (kanan atau kiri), posisi tangan menekuk di
dada bayi, dan lutut menempel ke dada bayi (Harjati, 2013). Posisi
pronasi bertujuan untuk memperbaiki fisiologis pernapasan dan
stabilitas kardiovaskuler, serta meningkatkan distribusi ventilasi dan
mengurangi Shunt Intrapulmonal (penyebab bayi hipoksemia) (Suek,
2013)
Dalam sebuah eksperimen didapatkan hasil bahwa pemberian
posisi pronasi dapat membantu menjaga pola pernapasan pada bayi
terutama saturasi oksigen dan membantu neonatal dari penyakit
pernapasan. Penelitian ini dilakukan pada bayi BBLR dengan berat
badan antara 1200 dan 2500 gram yang dirawat di NICU tanpa perlu
alat bantu. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya
perbedaan bermakna pada pola pernapasan bayi setelah diberikan posisi
pronasi selama 1 jam dengan chi-square sebesar 3,968 ditemukan
signifikan secara statistik dengan variable P=0,046 (P < 0,05)
(Jagadeeswari & Soniya, 2020). Dalam penelitian lainnya yang
dilakukan terhadap 32 bayi prematur menunjukan hasil bahwa
pemberian posisi pronasi dapat meningkatkan denyut jantung dan
saturasi oksigen pada bayi dengan nilai rata-rata tertinggi saturasi
oksigen 97,52 dan nilai p=0,000. (Anggraeni et al.,2019). Sebuah jurnal
internasional yang membandingkan hasil eksperimen pengaruh
pemberian posisi pronasi dengan supinasi terhadap hemodinamik bayi
premature mendapatkan hasil bahwa supinasi dan pronasi dapat
meningkatkan saturasi oksigen dengan nilai p=(0,00<0,05) (Prawesti et
al., 2019)

PSIK Reguler Universitas Faletehan 6


Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis ingin
mendeskripsikan bagaimana gambaran teori dari pengaruh posisi
pronasi terhadap status hemodinamik bayi prematur.

B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kegawatdaruratan pada bayi premature
beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian alat bantu
pernapasan baik ventilasi mekanik ataupun dengan penggunaan
Continous Positive Airway Pressure (CPAP). Selain itu diperlukan juga
intervensi pendukung contohnya dengan pemberian posisi pronasi pada
bayi tersebut. Yang menjadi pertanyaan apakah pemberian posisi
pronasi dapat memperbaiki status hemodinamik pada bayi premature?
Apakah aman sehingga dapat diintervensikan?

6. C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian posisi pronasi pada
status hemodinamik bayi premature

D.MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoritis : hasil penelitian pengaruh posisi pronasi pada status
hemodinamik bayi premaur dapat menambah wawasan dan
pengembangan imu pengetahuan dibidang tersebut, yang manfaat nya
dapat diraakan oleh akademisi, instrktur, serta peneliti concearn dalam
bidang rekam edis dan nfomasi kesehatan

Manfaat praktis :
▪ Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan
ilmu pengetahuan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan.
▪ Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan
masukan bagi pihak rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan.

PSIK Reguler Universitas Faletehan 7


PSIK Reguler Universitas Faletehan 8

Anda mungkin juga menyukai