3. Perumusan masalah.
4. Tujuan penelitian :
a. Umum
b. Khusus
5. Manfaat penelitian.
6. Tinjauan kepustakaan.
8. Metode penelitian :
a. Jenis penelitian.
9. Rencana kegiatan.
Sedangkan usulan penelitian survei yang pertama atau untuk program, format
biasanya sesuai dengan selera atau aturan dari pihak pemberi dana. Tiap-tiap
pemberi dana (donor agencies) biasanya menentukan sendiri format penelitiannya
sendiri-sendiri. Namun demikian, sekurang-kurangnya mencakup pokok-pokok
seperti di bawah ini:
1. Judul penelitian.
3. Perumusan masalah.
4. Tujuan penelitian.
5. Manfaat penelitian.
6. Metode penelitian
a. Jenis penlitian.
e. Rencana pengolahan.
7. Rencana kegiatan.
8. Organisasi penelitian.
9. Rencana anggaran.
Selanjutnya akan diuraikan secara lebih terinci format usulan penlitian untuk
kepentingan penulisan skripsi, thesis dan disertasi. (Notoatmodjo, 2015).
3. Perumusan Masalah
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana, atau data (informasi)
apa yang akan dicari melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam
bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur
(measurable), misalnya:
a. Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di
Kecamatan “X“ selama kehamilan.
b. Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan
kehamilan dengan BBL (Berat Badan Bayi Lahir).
Biasanya tujuan penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan khusus pada hakikatnya adalah penjabaran dari tujuan
umum. Contoh:
Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan
dengan terjadinya diare di wilayah Kota Jakarta Pusat.
Tujuan Khusus
a. Diketahuinya jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat Jakarta
Pusat.
b. Diketahuinya kondisi/kualitas fisik sarana air bersih tersebut.
c. Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik saran air bersih dengan kualita
airnya.
d. Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kejadian
diare.
Apabila tujuan umum suatu penlitian tidak dapat atau tidak perlu
dispesifikasikan lagi, maka tidak perlu adanya tujuan umum dan khusus cukup
dibuat “Tujuan Penelitian“ saja.
5. Manfaat Penelitian
Yang dimaksud dengan menfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian
nanti, baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu dalam manfaat penelitian ini harus diuraikan secara
terinci manfaat atau apa gunanya hasil penelitian nanti. Dengan kata lain, data
(informasi) yang akan diperoleh dari penelitian tersebut akan dimanfaatkan untuk
apa, dalam rangka pengembangan program kesehatan. Dari segi ilmu dan atau
informasi yang diperoleh dari penelitian tersebut mempunyai kontribusi apa bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh :
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka meningkatkan
upaya-upaya pencegahan diare khususnya di wilayah Kota Jakarta Pusat.
2) Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan
masyarakat khususnya di bidang sanitasi lingkungan (untuk ilmu).
a. Kerangka Konsep
Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut serta masalah
penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu “kerangka
konsep penelitian“. Yang dimaksud kerangka konsep penelitian adalah suatu
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah
yang ingin diteliti.
Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
suatu pengertian. Oleh sebab itu konsep tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus
dijabarkan ke dalam variabel-variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati
dan diukur.
Contoh: ekonomi keluarga adalah suatu konsep untuk mengukur konsep
ekonomi, dapat melalui variabel pendapatan atau pengeluaran keluarga. Tingkat
sosial adalah merupakan konsep, maka untuk mengukur tingkat sosial seseorang
dapat melalui variabel-variabel, dan pekerjaan misalnya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “kerangka konsep”
penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-
variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud.
Contoh : Kerangka Konsep Penelitian pada bagan 4.1
Kualitas air bersih ditentukan oleh kualitas sarana air bersih, perilaku, pendidikan
dan sosial ekonomi keluarga.
Sub hipotesis (hipotesis minor).
2. Makin baik kualitas air bersih, makin baik kualitas air bersih.
Apabila suatu hipotesis sudah spesifik, dan sudah tidak perlu dijabarkan lagi, maka
hipotesis minor (subhipotesis) tidak perlu disusun lagi.
c. Definisi Operasional Variabel
Bangunan atau alat yang digunakan untuk mendapat air bersih, berupa sumur
pompa tangan, sumur gali, pam, dan sebagainya.
2. Diare
Keadaan kadar hemoglobin di dalam darah ibu hamil yang lebih rendah
daripada nilai normal, yaitu 11 gram%.
Pada waktu menyusun Do (definisi Operasional Variabel) biasanya sekaligus
diidentifikasi skala pengukuran variabel yang digunakan, apakah nominal, ordinal,
interval, atau rasio, misalnya variabel air bersih tersebut menggunakan skala
pengukuran ordinal (baik, sedang, kurang) dan lain sebagainya.
8. Metode Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan tentang metode atau cara yang akan digunakan
dalam penelitian. Oleh sebab itu, dalam uraian itu telah tercermin langkah-langkah
teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa peneliti
menggunakan istilah “desain penelitian” (research design) karena dari situ akan
tampak desain penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa peneliti lain
menggunakan istilah “bahan dan cara” (material and method). Menurut penulis
istilah ini hanya cocok untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dan
menggunakan bahan atau materi seperti mikroskop, object glass, bahan-bahan
kimia dan sebagainya pada penelitian di laboratorium.
Dalam uraian metode penelitian atau “bahan dan cara” ini mencakup berikut
ini :
a. Jenis penelitian, menjelaskan termasuk kedalam jenis pendekatan atau metode
yang mana, penelitian yang diusulkan tersebut. Misalnya: Penelitian itu
menggunakan metode survei, dengan pendekatan “cross sectional” dimana data
yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat akibat akan
dikumpulkan dalam waktu yang bersama.
b. Populasi dan sampel
Dalam bagian ini diuraikan populasi penelitian dan sampel. Dalam populasi
dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang menjadi
sasaran penelitian tersebut.
1) Misal: Populasi dalam penelitian adalah ibu-ibu yang berdomisili di Kecamatan
Jatinegara, Jakarta Timur.
2) Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berumur antara 12-18 tahun
yang bertempat tinggal di DKI Jakarta dan lain sebagainya.
Sedangkan sampel, harus disebutkan teknis pengambilan sampel, apakah acak,
dan acak yang mana. Disamping teknis pengambilan sampel, maka perlu
dijelaskan juga besarnya sampel, besarnya rumusan (bila ada).
c. Cara pengumpulan data
Dijelaskan cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data. Dalam
suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara
pengumpulan data, misalnya: disamping metode wawancara (interview),
kadang-kadang perlu dilengkapi dengan observasi (pengamatan) atau
sebaliknya. Metode angket juga kadang-kadang perlu dilengkapi dengan
wawancara dan sebagainya.
Pengumpulan data kadang-kadang tidak dilakukan oleh peneliti tetapi
menggunakan orang lain yang disebut “surveyor” atau “interviewer”. Untuk
mencegah adanya data yang “bias” maka para petugas pengumpul data tersebut
diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini
disamping diberikan teknik-teknik pengumpulan data (wawancara, observasi,
dan lain sebagainya) juga diberikan penjelasan tentang cara-cara pengisian
instrumen (kuisioner), editing, coding dan lain sebagainya.
Dalam bagian ini harus diuraikan rencana yang akan dilakukan untuk mengolah
dan analisis data. Dijelaskan proses pengolahan datanya dari editing, coding, dan
sebagainya sampai dengan “data entry” (apabila pengolahan dilakukan dengan
komputer). Disini juga dijelaskan bagaimana data itu akan diolah, dengan
manual atau dengan menggunakan bantuan komputer. Selanjutnya diuraikan
rencana yang akan dilakukan untuk menganalisis data, serta ujia statistik yang
akan digunakan termasuk program komputer untuk uji statistik tersebut.
9. Jadwal Kegiatan
Bulan Ke :
Kegunaan
1 2 3 4 5 6
1. Penyusunan Proposal x
x
2. Penyusunan Instrumen
3. Persiapan Lapangan
8. Penyusunan Laporan
xx
x xx
10. Organisasi
10.3. Rangkuman
Proses penelitian terdiri dari 4 tahap yaitu: tahapan persiapan perencanaan), tahapan
pelaksanaan (pengumpulan data), tahap pengolahan dan analisis data, dan tahap
penulisan hasil penelitian (laporan). Format atau out line usulan penelitian,
khususnya untuk kepentingan penulisan ilmiah adalah sebagai berikut
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Perumusan masalah
4. Tujuan penelitian :
a. Umum
b. Khusus
5. Manfaat penelitian
6. Tinjauan kepustakaan
7. Kerangka konsep hipotesis dan definisi operasional
8. Metode penelitian :
a. Jenis penlitian
b. Populasi dan sampel
c. Cara pengumpulan data
d. Instrumen (alat pengumpulan data)
e. Rencana pengolahan dan analisis data
9. Rencana kegiatan
10. Organisasi penelitian
11. Rencana biaya (anggaran)
12. Daftar kepustakaan
Ada cukup banyak referensi yang dapat dibaca untuk lebih memahami materi
pada bab ini. Beberapa referensi diantaranya Notoatmodjo (2015) dan Azwar
(2003).
KOTA SIDOARJO
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
NIM 141610101081
Pembimbing :
Penguji :
UNIVERSITAS JEMBER
2018
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... 146
DAFTAR ISI............................................................................................... 147
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... 150
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 151
1.1. Latar Belakang................................................................................ 151
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 153
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................. 153
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................ 154
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 155
2.1 Pendidikan........................................................................................ 155
2.1.1 Pengertian Pendidikan...................................................................... 155
2.1.2 Tujuan Pendidikan............................................................................ 156
2.1.3 Jenjang Pendidikan............................................................................ 156
2.2 Perilaku.............................................................................................. 157
2.2.1 Pengertian Perilaku............................................................................ 157
2.2.2 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan..................................................... 160
2.2.3 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut............................ 161
2.2.4 Penilaian Perilaku..............................................................................162
2.3 Tunagrahita........................................................................................ 163
2.3.1 Pengertian Tunagrahita...................................................................... 163
2.3.2 Klasifikasi Tunagrahita.................................................................... 164
2.3.3 Karakteristik Tunagrahita................................................................ 165
2.4 Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Tunagrahita
.................................................................................................................. 167
2.5 Hipotesis........................................................................................... 168
2.6 Kerangka Konsep Penelitian............................................................ 168
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 169
3.1 Jenis Penelitian............................................................................ 169
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................169
3.2.1 Tempat Penelitian............................................................................ 169
3.2.2 Waktu Penelitian............................................................................ 169
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................... 169
3.3.1 Populasi Penelitian............................................................................ 169
3.3.2 Sampel Penelitian............................................................................ 169
3.4 Variabel Penelitian............................................................................ 170
3.4.1 Variabel Bebas............................................................................ 170
3.4.2 Variabel Terikat............................................................................ 170
3.5 Definisi Operasional....................................................................... 170
3.5.1 Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut............................... 170
3.5.2 Jenjang Pendidikan........................................................................... 170
Halaman
Anak tunagrahita tidak mungkin bisa hidup mandiri dan akan selalu
bergantung pada orang lain untuk kehidupan sehari-hari,sehingga anak
tunagrahita memerlukan bantuan dalam menjaga kesehatan diri khususnya
kesehatan gigi dan mulut karena anak tugarahita memiliki keterbatasan dalam
mental maupun fisik. Menjaga kesehatan gigi dan mulut minimal dengan
caramenyikat gigi secara teratur 2 (dua) kali sehari, pagi sesudah makan dan
malam sebelum tidur. Pencegahan dengan cara tersebut akan membebaskan
gigi dan mulut dari sisa makanan dan kuman yang merusak. Perilaku menjaga
kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan pada semua kelompok, baik dari
kelompok anak usia sekolah dasar, pra sekolah maupun pada anak-anak yang
menyandang status keterbelakangan mental. Perbedaan keterbatasan yang
dimiliki anak tunagrahita, memengaruhi perilaku dalam menjaga kebersihan
gigi dan mulutyang cenderung lebih buruk jika dibandingkan dengan anak
normal seusianya (Welbury dkk., 2012; Triyanto, 2015).
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan
perilaku.Perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat terbentuk karena
adanya faktor dari luar diri orang tersebut (eksternal) maupun berasal dari
dalam diri orang yang bersangkutan (internal).Pendidikan merupakan salah
satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku menjaga kesehatan
(Notoatmodjo, 2002).Pendidikan dan pengetahuan saling berpengaruh,
diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin
luas pula pengetahuannya terutama dalam hal menjaga kesehatan.
Pengetahuan merupakan salah satu tingkatan awal dalam ranah perilaku,
sehingga dengan jenjang pendidikan semakin tinggi dapat memengaruhi
perilaku kesehatan gigi dan mulut yang juga akan meningkat.Anak
tunagrahita akan menunjukkan hasil yang berbeda karena mereka memiliki
intelegensi di bawah rata-rata, serta adanya ketidakmampuan dalam adaptasi
perilaku yang muncul dalam masa perkembangan (Notoatmodjo, 2010;
Duggal, dkk., 2014).
Penelitian ini akan dilakukan pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota
Sidoarjo.Data Kemdikbud menujukkan bahwa Kabupaten Sidoarjo
dibandingkan dengan Jember memiliki jumlah SLB yang lebih banyak yaitu
24 SLB, selain itu SLB di Jember sudah sering digunakan sebagai tempat
penelitian sehingga peneliti memilih Sidoarjo.Kota Sidoarjo sendiri memiliki
7 SLB jika dibandingkan kecamatan lain di Sidoarjo yang hanya terdapat 2
SLB. SLB yang ada di Kota Sidoarjo belum pernah diadakan penelitian
serupa dan jumlah anak tunagrahita di Kota Sidoarjolebih banyak, sehingga
diharapkan memberikan karakteristik serta kompleksitas yang lebihberagam
karena subyek tinggal di kota besar.
1.2 Rumusan Masalah
1.3.1 Untuk mengetahui perilaku anak tunagrahita dalam menjaga kesehatan gigi
dan mulut
1.3.2 Untuk menganalisishubungan jenjang pendidikan dengan perilaku menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada anak tunagrahita
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
perilaku anak tunagrahita dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan
jenjang pendidikan yang berbeda.
1.4.2 Data penelitian dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya melakukan
tindakan promotif, preventif, dan kuratif pada anak-anak tunagrahita.
1.4.3 Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk
mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan
2.2 Perilaku
2.2.1 Pengertian Perilaku
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung.Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri
(Notoatmodjo, 2007).
Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksi-reaksi
organisme terhadap lingkungannya.Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,
2003).
Kwick sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku adalah
tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat di amati dan bahkan dapat di
pelajari.
Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu perilaku tertutup (covert
behavior) dan perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus yang masih tertutup atau terselubung, yang masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap, sehingga
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Perilaku terbuka adalah respon
seseorang terhadap stimulus sudah dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, yaitu
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2007).
Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related
behaviour) menurut Becker (Notoatmodjo, 2007) sebagai berikut:
a. Perilaku kesehatan, yaitu tindakan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
b. Perilaku sakit, yakni segala tindakan seseorang yang merasa sakit untuk
merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya termasuk juga pengetahuan
individu untuk mengidentifikasi penyakit, serta usaha mencegah penyakit
tersebut.
c. Perilaku peran sakit, yakni segala tindakan seseorang yang sedang sakit
untuk memperoleh kesembuhan.
Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya 3
domain perilaku, yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk kepentingan
pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut
(Notoatmodjo, 2010):
a. Pengetahuan (knowledge)
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
b. Sikap (attitude)
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-
tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).Newcomb, salah
seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan
atau ketersediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka)
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi
tertutup (Notoatmodjo, 2010).
c. Tindakan atau Praktik (practice)
Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya
tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya,
yakni:
1. Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
2. Praktik secara mekanisme
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu
hal secara otomatis.
3. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya,
apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah
dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas (Notoatmodjo,
2010).
2.2.2 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan
Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana
sakit.Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek:
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman) (Notoatmodjo, 2007)
Menurut teori yang dikemukakan Green dalam Maulana (2009), bahwa
perilaku pemeliharaan kesehatan seseorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :
a. Faktor predisposisi
Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, Faktor ini
termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai-
nilai, normasosial, budaya dan faktor sosio-demografi.
b. Faktor pendorong
Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku.Hal ini berupa
lingkungan fisik, sarana kesehatan atau sumber-sumber khusus yang
mendukung dan keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan.
c. Faktor penguat
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas
kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi. Umumnya
anak sangat terbatas dalam hal mobilitas dan hanya mampu pada bentuk
komunikasi nonverbal yang sangat elementer.
2.3.3 Karakteristik Tunagrahita
Karakteristik tunagrahita secara umum (Pieter, 2017) adalah sebagai berikut:
a. Kecerdasan sangat terbatas,
2.4 Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Tunagrahita
Anak tunagrahita memiliki keterbatasan mental, fisik dan emosi yang berbeda
dengan anak normal, sehingga anak tunagrahita memerlukan bantuan dalam
menjaga kebersihan diri khusunya kebersihan gigi dan mulut.Perbedaan
keterbatasan yang mereka miliki, memengaruhi perilaku dalam menjaga kebersihan
gigi dan mulut. Berbeda dengan anak pada umumnya, mereka mengalami hambatan
dalam belajar dan perkembangan baik permanen maupun temporer yang
disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor dalam diri anak sendiri, atau kombinasi
keduanya (Indahwati, dkk.,2015).
Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan melakukan
kontrol plak salah satunya adalah menyikat gigi paling sedikit dilaksanakan 2 kali
sehari, yaitusetelah makan pagi dan sebelum tidur. Hasil observasi dan wawancara
yang dilakukan oleh Hardiyanti (2016) di SLB-C Rindang Kasih Secang pada siswa
tunagrahita sedang kelas IV disimpulkan bahwa siswa dikelas IV tersebut
mempunyai hambatan pada salah satu tahapan dalam kegiatan menyikat gigi, yaitu
dalam tahapan menyikat gigi. Anak masih belum mampu mempraktikkan cara
menyikat gigi yang benar sehingga mereka masih menyikat pada bagian- bagian
tertentu saja atau belum menyeluruh. Saat menyikat gigi masih ada yang menyikat
dengan cepat namun ada juga yang menunggu perintah guru untuk berhenti, karena
mereka masih kurang mampu mengidentifikasi bersih tidaknya dalam kegiatan
menyikat bagian-bagian gigi.Kemampuan motorik pada tangan anak juga kurang
kuat, terlihat saat menuangkan pasta gigi ke permukaan sikat gigi, anak kurang kuat
saat menekan pasta gigi sehingga pasta gigi yang dikeluarkan masih sedikit, dan
ketika menyikat anak menggerakan sikat gigi agak pelan. Untuk tahapan yang lain
anak sudah mampu menguasai, seperti berkumur, membersihkan peralatan
menyikat gigi, dan mengembalikan peralatan menyikat gigi.
2.5 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara jenjang
pendidikan terhadap perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut anak tunagrahita.
2.6 Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
b. Sikap
Sikap berisi 8 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan diberi 2 pilihan
jawaban. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala sikap Guttman yaitu
didapatkan jawaban yang jelas dan konsisten misalnya : ya-tidak, benar-salah,
setuju-tidak setuju, dan lain-lain (Widoyoko, 2013). Setiap jawaban benar diberi
skor 2 dan jawaban salah diberi skor 1. Kemudian total skor diklasifikasikan ke
dalam kategori baik, sedang dan buruk dengan cara yang sama seperti pada
pengetahuan yaitu:
1. Buruk, jika total skor 8-10,6
b. Form kuesioner
Hal 17
Berg, J. H. dan R. L. Slayton. 2016. Early Childhood Oral Health. 2nd ed.Canada:
John Wiley and Sons. Hal 17
Kepada Yth,Bapak/Ibu
Orang Tua Siswa
Di tempat
Peneliti
Contact Person :
NIM : 141610101081
Sidoarjo,…………..2017
Yang menyatakan,
LAMPIRAN C. KUESIONER
KUESIONER
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia :
3. Kelas :
4. Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
5. Suku :
6. Anak ke dari :
7. Alamat :
8. Pekerjaan Ayah :
Ibu :
9. Pendidikan Ayah :
Ibu :
II. Pengetahuan
Berhubungan dengan pengetahuan adik-adik dalam menjaga kesehatan gigi
dan mulut. Pilihlah jawaban yang paling benar
1. Gigi yang sehat adalah..
a. Gigi yang terlihat bersih dan bersinar
b. Gigi yang kuat dan tidak berlubang
c. Gigi yang terdapat karang gigi
2. Gigi berlubang menyebabkan timbulnya penyakit lain
a. Salah
b. Benar
c. Tidak tau
3. Waktu yang benar untuk menyikat gigi adalah…
a. Setiap mandi
b. Sebelum tidur dan sesudah sarapan
c. Sebelum tidur dan saat mandi
4. Dalam sehari sebaiknya kita menyikat gigi sebanyak…
a. 3x sehari
b. 2x sehari
c. 1x sehari
5. Seberapa sering sikat gigi harus diganti ?
a. Sebulan sekali
b. 3 bulan sekali
c. 6 bulan sekali
6. Tindakan yang harus dilakukan agar gigi tidak berlubang adalah…
a. Tidak makan-makanan manis dan lengket
b. Menggunakan pasta gigi berfluor
c. Semua benar
III. Sikap
Berhubungan dengan sikap adik-adik terhadap pernyataan-pernyataan
berikut. Centang jawaban yang sesuai dengan sikap adik-adik
No. Pernyataan Setuju Tidak setuju
Nama :
Usia :
Kelas :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Tindakan
No. Indikator 1 2