Anda di halaman 1dari 17

Roadmap penelitian

A. Pengertian
roadmap atau peta jalan adalah rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. roadmap bisa juga diartikan dengan a map of
roads atau peta jalan untuk bisa memberikan petunjuk jalan.

Proses Penelitian dari berbagai sumber dapat diartikan sebagai :


1) Proses pembentukan dari sebuah teori yang diajukan;
2) Proses pencarian dan penemuan jawaban secara ilmiah;
3) Proses mencari jawaban atau hal – hal yang ingin diketahui jawabannya;
4) Kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan;
5) Kegiatan ilmiah guna menemukan ilmu baru.
Sehinggaroadmap penelitian bisa diartikan peta jalan atau petunjuk terhadap penelitian yang
dilakukan, sebagai upaya untuk bisa mengetahui arah penelitian yang dilakukan. Roadmap
mengenai penelitian, tentunya roadmap ini seharusnya berisikan petunjuk-petunjuk mengenai
penelitian yang akan dilakukan berdasarkan kebutuhan atau klasifikasi yang berawal dari
permasalahan yang ada kemudian berlanjut kepada tahapan penelitian yang akan dilakukan dengan
memperhatikan potensi yang ada dan dengan harapan penelitian yang dilakukan sesuai dengan
kepentingan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sesuai dengan bidang
masing-masing.
Selain itu, roadmap juga tentunya bisa mengidentifikasi penelitian yang akan dilakukan
berdasakan jangka waktu penelitian dan prioritas serta mitra yang bisa diajak bekerjasama.
Sehingga penelitian yang dilakukan akan terasa lebih bermakna, efektif dan efisien. Selain
itu, roadmap ini juga harus bisa mengidentifikasikan tema-tema penelitian yang berguna untuk
bisa memprediksikan persoalan-persoalan yang akan terjadi di masa mendatang terkait dengan
kebijakan yang dilakukan saat ini atau di masa yang lalu sehingga bisa memberikan kontribusi
terhadap kebijakan yang akan datang.

B. Penyusunan Roadmap
Penyusunan roadmap harus bersifat down up untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Walau tidak menutup kemungkinan
permasalahan yang diidentifikasikan bisa bersifat top down terkait dengan hasil pemikiran para
pakar/akademisi dan praktisi yang diberikan kepada pengambil kebijakan. Penyusuan roadmap ini
tentunya membutuhkan sebuah masukan-masukan dari berbagai pihak untuk kemudian disintesa
menjadi sebuah tema penelitian.

Roadmap umumnya disusun sebagai bagian dari rencana strategis


Substansi penulisannya dapat terdiri dari:
a. Keadaan saat ini (sebagai baseline)
b. Tujuan yang ingin dicapai
c. Uraian tahap pelaksanaan untuk mencapai tujuan
d. Sasaran dari setiap tahap
e. Indikator pencapaian sasaran
Dewasa ini Indonesia memerlukan berbagai penelitian yang bermututinggi untuk memecahkan
persoalan bangsa Indonesia yang nota bene sangat ketinggalan di semua bidang. Untuk itu,
sebagai peneliti atau calon peneliti unggul, seorang dosen harus mampu menggali
permasalahan atau persoalan sesuai dengan kepakarannya untuk kemudian mencari
pemecahannya. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui penelitian yang mendalam..
Penelitian yang demikian itu biasanya merupakan penelitian terapan, bukan merupakan
penelitian dasar.
C. Membuat judul penelitian
Judul penelitian itu dibuat setelah permasalahn jelas secara berurutan judul terbentuk harus
diawali adanya topik penelitian, adanya masalah, adanya pertanyaan masalah, adanya
rumusan masalah, tujuan penelitian baru adanya judul.

Beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah adalah :


1. Merumuskan masalah.
2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah.
3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah.
4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.
5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hiphotesis.

Langkah (1) dan (2) adalah fase berfikir rasional, sedangkan langkah (3), (4) dan (5) fase berpikir empiris. Sebagai
gambaran kelima langkah diatas, perhatikan contoh sederhana berikut ini :
1. Merumuskan masalah.
Diajukan pertanyaan sebagai berikut : Apakah IQ seseorang mempengaruhi prestasi belajar seseorang ?
Pertanyaan ini diajukan untuk melihat pengaruh IQ terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah.
Jawaban sementara pertanyaan diatas adalah : Makin tinggi IQ seorang mahasiswa, makin tinggi prestasi belajarnya.
Dasar yang digunakan dalam menentukan atau menetapkan hypothesis ini adalah berpikir rasional, berdasarkan nalar
artinya bahwa tinggi rendahnya IQ seorang mahasiswa akan menentukan kemampuan, wawasan dan ketrampilan
dalam belajar.
3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah.
Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis diatas, diperlukan data empiris dari sejumlah
mahasiswa di suatu perguruuan tinggi dengan cara mengukur IQ mereka dan membandingkan dengan perolehan
prestasi belajar dikelas.
4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh.
Bandingkan data hasil pengamatan dan pencatatan diatas, dari katagori tingkat IQ tersebut kemudian lakukan analisis
dan tentukan tingkat IQ yang menunjukan prestasi lebih tinggi.
5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hyphotesis.
Seandainya prestasi belajar yang lebih tinggi dicapai oleh seorang mahasiswa yang IQ relatif lebih tinggi pula, maka
cukup beralasan untuk menerima hypothesis yang telah dirumuskan pada langkah kedua diatas, artinya terdapat bukti
secara empiris untuk menerima hypothesis.
Kesimpulanya adalah IQ seseorang dapat menentukan prestasi belajar.
Dari contoh sederhana diatas, terlihat bahwa berpikir rasional dan berpikir empiris merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan . Berpikir rasional diperlukan dalam mengkaji masalah dan merumuskan hypothesis, sedangkan
berpikir empiris digunakan untuk menguji kebenaran hypothesis dan menarik kesimpulan penelitian.

D. Topik
Topik penelitian merupakan objek penelitian, yang tercermin dalam perumusan masalah dan
dalam judul. Topik atau objek penelitian adalah masalah penelitian yang akan diteliti. Objek dan
subjek penelitian biasanya sudah sekaligus menjadi satu kesatuan.
Kita ambil contoh judul berikut ini.
“Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”
 “Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”
merupakan objek penelitian,
 “lulusan perawat” adalah subjek penelitian.

E. Judul:
Kriteria Judul antara lain :
 Menarik, spesifik, unik, bermakna tunggal, sederhana, jelas, lojik, tidak perlu puitik, ditulis
dalam kalimat berita.
 Gunakan kata kunci primer.
 Mencerminkan isi.
 berorientasi kepada produk sesuai dengan ciri PHB.
 Tidak terlalu pendek tetapi tidak terlalu panjang (10-20 kata).
Judul yang lengkap biasanya terdiri dari:
 masalah, objek, atau topic penelitian;
 subjek penelitian,
 lokasi atau daerah penelitian,
 desain, strategi, metode penelitian,
 tahun atau waktu terjadinya peristiwa atau waktu menyelenggarakan penelitian

Mari kita pelajari judul berikut ini (Amirin, 1995):


“Studi perbandingan antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi intra dan atau
ekstra kampus terhadap pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana”
Judul tersebut selain belum jelas juga terlalu panjang. Bandingkan dengan perubahan judul di
bawah ini.
“Perbandingan persepsi mengenai pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana antara mahasiswa yang
aktif dan tidak aktif berorganisasi”

F. Subjek penelitian
Sebagai ilustrasi, misalnya kita akan meneliti tentang profil perpustakaan Sekolah Dasar di
Propinsi Bengkulu. Subyek penelitiannya adalah perpustakaan SD. Untuk memperoleh informasi
tentang hal itu, kita dapat menggalinya dari sumber data. Sumber data dapat kita peroleh dari
responden misalnya kepala perpustakaan & stafnya. Kita dapat juga menggali informasi dari
dokumen-dokumen yang ada di perpustakaan. Agar lebih jelas tentang subyek penelitian, kita ambil
contoh misalnya kita ingin meneliti tentang motivasi belajar mahasiswa Universitas Bengkulu dan
factor-faktor yang mempengaruhinya. Yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa. Untuk
mendapat informasi tentang “motivasi mahasiswa” kita dapat menggalinya dari responden dapat
mahasiswa itu sendiri, dosen atau orang tua. Jika kita pilah lebih dalam dapat saya uraikan sebagai
berikut:
Mahasiswa sebagai subyek penelitian, responden & sumber data/informasi
Dosen sebagai responden & sumber data/informasi
Orangtua mahasiswa sebagai responden & sumber data/informasi
Dari contoh-contoh di atas dapat kita pahami bahwa subjek penelitian adalah sesuatu atau
seseorang yang akan kita ambil informasinya. Informasi tersebut bisa berupa perilaku, keadaan dll.
dari sesuatu atau seseorang tersebut. Sumber data adalah sesuatu atau seseorang yang kita pilih
untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu atau seseorang yang lain.
1) Pengembangan metode Koprodiagnosa untuk mendeteksi Toksoplasmosis pada kucing
sebagai upaya pencegahan penularan pada manusia
2) Pengembangan Sistem Diagnosis dan Prognosis keperawatan Untuk Mendukung Sistem
Perawatan dirumah sakit
3) Model Penanggulangan infeksi nosokomial Melalui Usaha deteksi dini Berbasis resiko di
rumah sakit
4) Model Penanaman Nilai-Nilai caring perawat di rumah sakit (Studi Kasus)
5) Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Online reward sistem Menggunakan Teknologi
Location Based Service
6) Efek Pemberian ciplukan terhadap Efisiensi penyeimbangan tekanan darah pada usila
7) Implementasi Model Brain-Based Learning Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir
mahasiswa
8) Model Pendidikan Gizi Berbasis Pangan Lokal dan Makanan Tradisional bagi Anak Usia Dini
9) Pengembangan dan Implementasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis TIK Menggunakan Program
Slideshow Powerpoint by Using Audio Effect Bagi dosen keperawatan
10) Pengembangan Kewirausahaan Perawat Melalui Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lokal
11) Inovasi Teknik Pengendalian Terpadu Penyakit Kerdil Kuning Padi Tertular Wereng Coklat di
Indonesia Untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional
12) Potensi Efek Antikanker Kombinasi Fraksi Diterpen Lakton dari Sambiloto (Andrographis
paniculata Ness) dengan Obat Kemoterapi Kanker
13) Penyusunan Model Terapi Wicara untuk Penderita Berbagai Jenis Gangguan Berbahasa dan
Gangguan Berbicara
14) Pengembangan Model Kolaborasi Program Skala Kota dengan Skala Lingkungan untuk
Mendukung Keberhasilan Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
(PLP-BK)
15) Pengembangan Living Values Education dalam Pembelajaran, Habituasi, dan Ekstrakurikuler
untuk Pembentukan Karakter Peserta didik
16) Pengembangan Prototipe Kurikulum Berorientasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional dan Pedagogik Sains
17) Inovasi Pengembangan Soft Skill Bagi peserta didik yang Berkarakter (Studi Research and
Development pada mahasiswa keperawatan)
18) Pengembangan Ketrampilan Komunikasi Akomodatif dan Rasa Percaya pada Mahasiswa
sebagai Modal menuju Terwujudnya Harmoni Sosial
Dan secara spesifik maka dapat dibu kalimat judul seperti ini :
G. Topik penelitian mahasiswa
Topik penelitian mahasiswa mengarah ke mata kuliah dengan gambar sebagai
berikut:
H. JUDUL PENELITIAN, PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
Penelitian keperawatan pada hakikatnya adalah suatu proses ilmiah yang memvalidasi dan
memurnikan pengetahuan yang ada dan menciptakan teknologi baru yang secara langsung
berpengaruh terhadap praktek keperawatan.
Adapun tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah :
1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada
2. Menghubungkan teori dan praktek
3. Memahami fenomena keperawatan
4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas
5. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk proses keperawatan

A. Judul Penelitian
1. Memilih Dan Menetapkan Judul Penelitian
Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti.
Menarik dan dapat membangkitkan minat sipeneliti meruapakan sesuatu yang dapat
mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah kegiatan penelitian,
terutama keinginan untuk memperoleh kebenran ilmiah. Karena dalam mencari suatu
pekerjaan, jika tidak diminati atau tidak menarik hati, orang sering bekerja setengah-setengah
hati hasilnya nantinya tidak akan memuaskan.
b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti
Dengan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, peneliti akan mampu memecahkan
permasalahan yang dicakup oleh judul yang dipilih. Mampu disini maksudnya dapat melakukan
penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian tersebut serta
didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaiannya atau tidak mahal
dan terjangkau oleh peneliti. Sehingga harus mawas diri dulu untuk mengambil judul. Contohnya
Mahasiswa DIII Keperawatan hanya diajar dengan mata kuliah Riset Keperawatan 2 SKS dan
hanya ada waktu sekitar 1 bulan untuk mengambil data mencoba meneliti kefektifan
penggunaan bethadin dalam mencegah tromboplebitis pada pemsangan infus. Judul ini menarik
untuk diteliti tetapi mungkin peneliti belum mampu untuk melaksanakan dan waktu yang
tersedia kurang untuk diselesaikan dengan baik.
c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti
Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk
diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu dipikirkan hasil penelitian
dengan judul yang dipilih, apakah ada manfaatnya atau tidak, tentunya peneliti ingin
menyumbangkan karyanya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Jangan meneliti yang sudah jelas
diketahui hasilnya karena itu memang tidak perlu ditelitu. Contohnya : Peneliti ingin mengamati
apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan Tindakan keluarga klien TB Paru dalam
mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini bagus tetapi kalau kita ingin
mencari hubungan antara pengetahuan dengan tindakan maka itu tidak ada gunanya karena
menurut teori secara umum biasanya kalau orang itu tahu maka akan melaksanakannya
sehingga tidak perlu diteliti. Mungkin lebih baik kalau studi tingkat pengetahuan keluarga TB
Paru dalam mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini singkat tetapi
nantinya dapat diketahui pengetahuan keluarga dan kalau hasilnya jelek maka dapat di usulkan
untuk diadakan penyuluhan secara berkala supaya pengetahuan mereka meningkat sehingga
bisa mengurangi penuluran TB Paru terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia
Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan
peneliti untuk menelitinya. Data disini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang
ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun
hipothesa penelitian. Serta situasi lapangan yang memungkinkan untuk mengumpulkan data –
data yang diperlukan oleh peneliti. Jangan meneliti dengan judl yang dilapangan jarang ditemui
misalnya Studi tingkat depresi klien yang berkelamin dua. Mungkin data diatas sangat jarang
dijumpai nantinya selain kesulitan sumber buku untuk menjelaskan fenomena itu juga kesulitan
klien yang berkelamin dua.
e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain
Jika terdapat judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.
Hendaknya hal seperti ini tidak terjadi. Karena penelitian kita telah dilakukan dengan susah
payah dan akhirnya ejekan yang akan tejadi. Hal bisa terjadi jika melakukan penelitian ulang
atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan hasil yang diperoleh, atau kita ingin
menyempurnakan lebih lanjut, hal ini perlu dijelaskan dalam penelitian kita.

Kelima poin tersebut diatas, merupakan langkah pertama dalam memilih judul penelitian.
Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai
judul yang tepat dan baik, yaitu :
a. Judul dalam kalimat pernyataan , bukan pertanyaan
b. Cukup jelas dan singkat serta tepat
c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti
d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan

B. Cara Menulis Judul Penelitian


Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menulis judul yang tepat dan
baik, yaitu :
1. Judul hendaknya dibuat sesingkat mungkin, jels, logik, informatif dan atraktif
2. Batasilah jumlah kata, hendaknya tidak lebih dari 12-16 kata, agar pembaca dapat cepat
memahami arti judul tersebut
3. Untuk laporan penelitian harus sama dengan judul yang tercantum dalam usulan penelitia
C. Mengidentifikasi permasalah sebelum mencari judul penelitian
Ada beberapa strategi supaya dapat mencari judul yang bagus antara lain adalah :
1. Mencarilah masalah penelitian pada awal kuliah teoritis riset keperawatan sebanyak –
banyaknya untuk di tulis dan dikumpulkan sebagai bekal pada saat kita konsul kepada
pembimbing.
2. Berpikir yang kritis terhadap permasalahan keperawatan yang kita lihat, amati dan dengar,
sehingga untuk mencari judul kita tidak perlu terlalu muluk – muluk cukup kita mendengar,
melihat, dan mengamati disekitar kita.
3. Membaca jurnal penelitian sebanyak-banyaknya sebagai bekal agar penelitian kita tidak plagiat.
4. Sering diskusi kepada teman atau kelompok untuk mencari judul yang bagus

D. Perumusan Masalah Penelitian


1. Masalah Penelitian
Permasalahan penelitian adalah kesejangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada
dalam kenyataan; antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan
capaian. Sumber permasalahan penelitian sebenarnya ada dalam diri peneliti sendiri, ia harus selalu
alergi terhadap alasan yang diberikan oleh para kolega dan seniornya atau tulisan literatur. Ia harus
mengembangkan ketajaman observasinya, sehingga ia menjadi lebih awas pada apa saja yang
pernah dipertanyakannya. Ia harus meragukan setiap kesimpulan yang tidak cukup bukti atau tidak
berdasarkan data yang lengkap. Jika semuaanya itu ia anggap memerlukan pembuktian, maka ia
telah sampai pada permasalahan penelitian (Zainuddin, 2003).
Suatu penelitian penting untuk dilakukan apabila ada masalah yang belum pernah ia teliti,
ada penelitian sebelumnya tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam, hasil penelitian
sebelumnya masih kontradiktif dan belum konsisten.
Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan berdasarkan suatu fakta
empiris di lapangan. Pada tahap awal melaksanakan riset kegiatan yang perlu dilaksanakan
mencakup pemahaman tentang konsep masalah berdasarkan kajian kepustakaan yang dapat
dipercaya. Kegiatan tersebut meliputi berfikir, membaca, teori dan review dengan teman sejawat
dan pembimbing. Selama tahap ini seorang peneliti perlu memahami melaksanakan deductive
reasoning dan memilih topik yang diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain.
Prioritas / Lingkup riset keperawatan berdasarkan kelompok ilmu keperawatan kemudian
dikembangkan menjadi:
a. Prioritas kesehatan danpencegahan penyakit pada masyarakat
b. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalah kesehatan
c. Menguji model praktek keperawatan di komunitas
d. Menentukan efektifitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-AIDS
e. Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku
f. Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis
g. Identifikasi faktor-faktor bio-perilaku yang berhubungan dengan kemampuan coping
h. Mendokumentasikan efektifitas pelayanan kesehatan / keperawatan
i. Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan kesehatan / keperawatan
j. Menentukan efektifitas biaya perawatan pasien

2. Sumber Masalah Penelitian


Turney dan Noble (1971) mengemukakan bahwa ada 5 sumber masalah penelitian empiris,
termasuk masalah penelitian keperawatan, yaitu :
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontak profesional
4. Penguji dan kontak profesional
5. Analisa terhadap literatur akademik dan hasil peneitian yang relevan
1. Pengalaman Pribadi
Banyak masalah dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman harian peneliti.
Mengejawantahkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian
b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu
c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah itu
d. Merumuskan masalah penelitian
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
Informasi tidak sengaja pada hakikatnya dapat diperoleh dimana saja, dimanapun,
darimanapun, dan kapanpun peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik
untuk dijadikan fokus penelitian, sungguhpun ia tidak senagaja menyiapkan diri untuk mencari
informasi atau keterangan tertentu. Untuk mengejawantahkan keterangan yang diperoleh
secara tidak sengaja menjadi permasalahan penelitian yang dipilh ditempuhblangkah-langkah
sebagai berikut :
a. Membangkitkan kepekaan selaku peneliti didalam merespon fenomena keperawatan yang
relefan
b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik
c. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah
d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut
e. Merumuskan masalah –masalah penelitian

3. Kerja dan Kontak Profesional


Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian mereka
sebagai bagian dari aktivitas pekerjaan atau melaui diskusi dengan rekan sekerja (Kline, 1980);
tidak terkecuali dibidang keperawatan. Pada banyak kasus , diskusi formal dan informal yang
dilakukan oleh peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya
penajaman pemahaman terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis. Melalui diskusi
akademis inilah masalah penelitian dirumuskan dan dipertajam. Untuk tujuan ini peneliti dapat
melakukan langkah-lanhkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan masalah-masalah keperawatan bersama rekan sekerja atau tenaga ahli
lainnya
b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu melalui diskusi dengan rekan kerja
atau tenaga profesional lainnya
c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian keperawatan mengenai sebab-
sebab munculnya gejala dan dampak ikutannya
d. Mermuskan pertanyaan penelitian.
4. Pengujian dan Pengembangan Teori
Tujuan penelitian antara lian adalah dimaksudkan untuk melahirkan teori-teori baru mengenai
perilaku keperawatan. Sebaliknya, teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku keperawatan
dapat dijadikan acuan dasar untuk merumuskan masalah penelitian.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti adalah :
a. Memahami teori-teori keperawatan yang ada dan yang relevan
b. Menelaah proses penelitian sampai dengan ditemukannya teori itu
c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian
d. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sama
sebelumnya
e. Merumuskan masalah penelitian
5. Analisis Literatur profesional dan hasil penelitian sebelumnya
Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui penelaahan terhadap literatur
profesional dan laporan/jurnal hasil penelitian.

E. Mengidentifikasi Permasalahn Penelitian


Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah sebagai
berikut :
1. Observasi fenomena yang terjadi dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dibidang profesi sehari-hari dapat menjadi objek penelitian. Pada suatu saat selalu ada
fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau ada perbedaan pendapat tentang suatu
fenomena tertentu.
2. Penelusuran literatur pada aspek tertentu dalam suatu bidang, kumpulkan teori-teori, pelajari
perkembangannya, kelemahannya, kesenjangannya atau inkontensinya. Hal ini akan
mengarahkan kita pada permasalahan untuk diteliti lebih lanjut.
3. Menghadiri untuk menangkap permasalahan dalam seminar, pertemuan ilmiah profesi, kuliah
tamu, atau mengunjungi pusat-pusat penelitian, lapangan dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian, pada hakikatnya calon peneliti harus
berbekal scientific mind dan Prepared mind scientific , yang mempunyai pengertian harus
berpandangan objektif (dapat melepaskan diri dari praduga dan opini sendiri), independent (tidak
terpengaruh oleh pandangan orang lain) dan berwawasan.
Prepared mind artinya selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama
melakukan obsevasi. Sebagai ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi
bumi, setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel
seperti Isaac Newton, tetapi tidak ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena
pikiran mereka belum siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa
jatuhnya apel ke kepala mereka (Zainuddin, 2003).

F. Merumuskan Masalah Penelitian


Permasalahan yang telah diidentifikasikan kadang-kadang sifatnya masih umum, belum
spesifik. Oleh karena itu maka permasalahan yang telah diidentifikasi harus dipersempit agar lebih
spesifik melalui pemecahan menjadi sub-sub permasalahan melalui perumusan masalah yang
berupa beberapa pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pokoknya.
Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Frekuensi dan penyebaran masalah yang bersangkutan
2. Wilayah geografis yang terpengaruh oleh masalah yang bersangkutan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
4. Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan
upaya tersebut Alasan pentingnya penelitian sehingga dapat membantu pemecahan masalah
(Depkes RI, 2003).
Masalah penelitian dapat dikatakan baik , jika mampu menghasilkan konklusi yang
memenuhi kriteria valid dan riabel, yang mencerminkan derajad objektif yang tinggi, dan
menggambarkan kausalitas. Kriteria masalah penelitian yang baik (Danim, 2003), yaitu :
1. Bersifat kausalitas atau menghubungkan 2 variabel
2. Dapat diukur secara empiris dan objektif
3. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan
4. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut jawaban dengan
pertimbangan moral subjektif

Contoh :
1. Bagaimanakah peran orang tua dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir (deskriptif)
2. Apakah ada hubungan antara variabel X dan Variabel Y ? (crossectional: asosiasi / korelasi)
3. Apakah ada pengaruh pemberian terapi bermain pada anak pra sekolah selama MRS terhdap
penerimaan selama tindakan invansiv ? (pengaruh – experiment)

G. Menyusun Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebagai
indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi,
menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah
terahadap masalah penelitian. Tujuan tersebut menandakan ide dari riset, misalnya deskriptif,
corelasi, dan komparatif. Dengan adanya tujuan tersebut akan mempermudah untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang deklaratif yang biasanya dituliskan
dalam bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan tujuan, biasanya difokuskan pada satu atau dua
variabel dan mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa
dalam bentuk identifikasi hubungan atau asosiasi diantara variabel atau untuk menentukan
perbedaan diantara dua grup dengan varaibel.
Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X
2. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel y
3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan variabel Y (relational)
4. Untuk menentukan atau mengidentifikasi perbedaan antara grup 1 dan grup 2 sehubungan
dengan variabel X (differences)

Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian
itu, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur.
Tujuan dari riset ini biasanya adalah untuk mengidentifikasi, menjelaskan atau memprediksi
alternatif pemecahan masalah. Secara bodoh dapat dikatakan , bahwa dalam merumuskan tujuan
penelitian seseorang peneliti tinggal mengubah redaksi kalimat masalah (kalimat pertanyaan di
pertanyaan masalah) menjadi kalimat pernyataan supaya menemukan jawaban atas masalah itu,
tentu saja dengan penyesuaian redaksi seperlunya. Perhatikan contoh dibawah ini :
1. Apabila masalahnya adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan
kekambuhan asma selama perawatan dirumah
2. Maka tujuanya menemukan hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan
kekambuhan asma selama perawatan dirumah

Biasanya tujuan penelitian itu dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu


1. Tujuan umum , yakni tujuan penelitian yang berupaya menjawab masalah pokok, yang
disesuaikan dengan spesifikasi permasalahan yang akan diteliti atau yang menggambarkan
luaran yang akan dihasilkan dari penelitian.
2. Tujuan khusus, yakni penjabaran dari tujuan umum yang merupakan jawaban sementara dari
pertanyaan masalah yang secara spesifik akan menjawab masalah-masalah khusus atau sub-sub
masalahnya dan sekaligus menyatakan rincian langkah demi langkah untuk mencapai tujuan
umum.
3. Tindakan pada tujuan khusus dinyatakan dengan kata kerja (t)), yang tentu saja sesuai dengan
permasalahannya, misalnya :
a. Menilai (to evaluate)
b. Megukur (to assess, to measure)
c. Mengidentifikasi (to identify)
d. Menentukan (to determine)
e. Membandingkan (to compare) (Depkes RI. 2003)
Contoh judul:
1 Analisis Hubungan antara iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja para
perawat pelaksana di rumah sakit “A” Surabaya
2 Efektifitas penggunaan posisi tangan dengan telungkup pada waktu pemasangan infuse di rumah sakit
“A” Surabaya
3 Sudi Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul Sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP) Oksigenasi Di Ruang Rawat Inap Rumh sakit “A” Surabaya
4 Perbandingan Efektifitas Perawatan Luka Dengan Kasa Kering dan Kasa Basah NaCl Dalam Proses
Penyembuhan Luka Bersih di Poli Bedah Rumah Sakit “A” Surabaya
5 Potnsui efek pemberian teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op
Apendiktomi di pav G1 dan G2 Rumah sakit “A” Surabaya
6 Potensi tingkat stres terhadap frekuensi kekambuhan pada pasien penyakit jantung koroner di poli
jantung Rumah sakit “A” Surabaya
7 Efektifitas bimbingan orang tua dengan perkembangan kemapuan dasar anak usia prasekolah (3-5 th.)
di TK PGRI “A” Surabaya
8 Efektifitas pola eliminasi terhadap pelaksanaaan keagle exercise pada pasien post operasi BPH di Pav
G1 rumah sakit “A” Surabaya
9 Potensi Imobilsasi yang lama terhadap tingkat depresi pada pasien post operasi fraktur ekstremitas
bawah di ruang bedah Rumah sakit “A” Surabaya
10 Efektifitas penggunaan sumber air dengan angka kejadian diare di RT. 01 RW. 03 desa “A” Surabaya
11 Analisis faktor yang mempengaruhi remaja dalam penyalahgunaan NAPZA di lembaga pemasyarakatan
“A” Surabaya
12 Persepsi Klien Terhadap Keberadaan Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan di Ruang Bedah Rumah
sakit “A Surabaya
13 Studi Pemenuhan kebutuhan Spiritual (Ibadah) pada Pasien Stroke Di Pav. VII A Dan B Rumah sakit “A”
Surabaya
14 penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan kepuasan pasien di Irna
Bedah dan Irna Medik RSU “A” Surabaya
15 Efektifitas pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD “A”
Surabaya
16 Potensi efek Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada klien lanjut Usia di UPTD “ A”
17 Analisis Status Pekerjaan Ibu dengan Kemampuan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di PAUD “A”
18 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Pra Lansia di RT 01 RW 04 “A”
19 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan
Lansia tentang Diit DM di Posyandu Lansia “ A” Desa “A”
20 Efektifitas pendekatan Positive Deviance Melalui Pos Gizi pada Status Gizi Balita KEP di Desa “A”
21 Hubungan Antara Obesitas dengan Penyakit Hipertensi pada mahasiswa STIKES “A” Surabaya
22 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Tingkat II STIKES “A”
Surabaya
23 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Ceramah Terhadap kemampuan
Menggosok Gigi pada Anak Usia 6 Tahun di Tk. “A” Surabaya
24 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-5 tahun di Kelurahan “A”
25 Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Pentingnya Kegiatan Posyandu Lansia Dengan Keaktifan
Datang di Posyandu Lansia “A” Surabaya
26 Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi dengan kepatuhan
menjalankan Diet Hipertensi di Panti Werdha “A”
27 Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Tuberkulosis Paru dengan Tingkat Kepatuhan
Universal Precaution di Ruangan “A” Rumah Sakit “B” Surabaya
28 Pengaruh Aromaterapi (Lavender, Lemon, dan Rose) pada Penurunan Kecemasan Anak SD kelas VI di
SDN “A” Surabaya
29 Pengaruh Pemberian Modul Keperawatn Pada Penderita TB paru Terhadap Perubahan Tanda dan
Gejala TB Paru di Rumah di Lingkungan Kerja Puskesmas “A”
30 Perbedaan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3 – Tahun di Posyandu “M”
Kelurahan “A”
31 Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Asrama Satu di Panti
Werdha “A” surabaya
32 Pengaruh Pemberian Sari Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
di Posyandu Lansia “A” surabaya
33 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Dalam mencegah Fluor Albus Pada Siswi
Kelas II di SMA “A” surabaya
34 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan waktu Pemulihan Kesadaran Post Operasi Fraktur yang
menggunakan Anestesi General di Rumah sakit “A” surabaya
35 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu dalam Stimulasi perkembangan Motorik Kasar anak di PAUD
“A” surabaya
36 Pengaruh Konsumsi Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di
Posyandu Lansia “A” surabaya
37 Hubungan Konsumsi Makanan Siap Saji (Fast Food) dengan tingkat Obesitas pada siswa Obesitas Kelas
II di SMP Negri “A” Surabaya
38 Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan dalam menghadapi
Menarche pada Siswi Kelas V SD “A” Surabaya
39 Hubungan Pola Tidur Malam dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat RT 2 RW 1 Desa “A”
Surabaya
40 Pengaruh Pelaksanaan Inisiasi menyusui Dini (IMD) terhadap penurunan tinggi Fundus Uteri Ibu Post
Partum Hari ke-1 sampai ke-4 di Wilayah Kerja Puskesmas “A” Surabaya
41 Hubungan Lingkungan Pergaulan Sehari-hari dengan Konsumsi Miras pada Remaja di RT 3 RW 10
Kelurahan “A” Surabaya
42 Konsumsi Biskuit Gandum pada pagi Hari sebelum Beraktifitas terhadap penurunan morning Sickness
Ibu Hamil Trisemester Pertama di RSI “A” Surabaya
43 Faktor-faktor yang mempengaruhi penambahan ukuran lensa kacamata pada penderita Miopia di Poli
Mata Rumah Sakit “A” Surabaya
44 Pengaruh pemberian ASI eksklusif Pada perkembangan Motorik Halus dan Motorik Kasar Bayi Usia 6
bulan di Posyandu Balita “A” Surabaya
45 Pengaruh Teknik Distraksi pada tingkat Nyeri Lansia dengan artitis Reumatoid di Panti Werdha “A”
Surabaya
46 Hubungan Antara Pemakian KB Suntik DMPA dengan Kejadian Spotting pada wanita Usia 20 – 35
tahun di Rumah Sakit Ibu dan anak “A” Surabaya
47 Hubungan Obesitas dengan kejadian Hipertensi dalam Kehamilan trimester II di Poli Hamil dan Poli
Kandungan “A” Surabaya
48 Pengaruh Senam Nifas Pada Involusi Uteri Ibu Post Partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak “A” Surabaya
49 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada anak Usia 1-3 tahun
(toddler) di Ruang perawatan anak PAv. V rumah sakit “A” Surabaya
50 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Asrama Putri di STIKES “A”
Surabaya
51 Pengaruh Terapi Bermain (teknik Bercerita) dalam Menurunkan Kecemasan Hospitalisasi pada anak
Prasekolah di Ruang Ismail Rumah sakit “A” Surabaya
52 Hubungan Dukungan Sosial keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia
sekolah (6-12 tahun) di Ruang d-2 dan Pav. V rumah sakit “A” Surabaya
53 Pemberian Senam Otak Terhadap tingkat Kecepatan Membaca Siswa Kelas 3 SDN “A” Surabaya
54 Pengaruh perawatan payudara pada pengeluaran ASI Ibu Pasca Persalinan di Ruang “A” Surabaya
55 Hubungan Pola Pemberian ASI dengan kejadian Diare pada bayi Usia 6-12 bulan di Wilayah Puskesmas
“A” Surabaya
56 Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Berat Badan Bayi 1-3 bulan di Posyandu “A”
Surabaya
57 Perbandingan Perkembangan Anak Usia Toddler di Tempat Penitipan Anak (TPA) Lasiyam Yayasan Al-
Muslim dan Tempat Penitipan Anak (TPA) di “A” Surabaya
58 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penatalaksanaan Diet Rendah Garam pada Lansia di Poliklinik
jantung rumah sakit “A” Surabaya
59 Pemberian Gerakan Senam Otak Burung Hantu dan Pasang Kuda-kuda Terhadap Kecakapan Operasi
Hitung Bilangan pada Usia Sekolah di SDN Sidodadi II Kecamatan “A” Surabaya
60 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Umur 35 – 55 tahun tentang Kanker dengan
Rutinitas Pemeriksaan Pap Smear di Yayasan “A” Surabaya
61 Pengaruh Posisi Ordinal Anak Uisa 3-4 tahun terhadap Perkembangan Personal Sosialnya di PAUD
“Matahari Bunda” RT 10 RW 2 Kel. Kraton Kecamatan “A” Surabaya
62 Pengaruh pemberian Games “Puzzle” pada Kemampuan Kognitif Anak Usia PraSekolah di TK Nurul “A”
Surabaya
63 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Keaktifan Ibu mengikuti Senam Hamil di Poli Hamil
rumah sakit “A” Surabaya
64 Hubungan Kepemilikan Alat Permainan Edukatif (APE) dengan Perkembangan Motorik Halus
Menggunakan Bantuan DDST pada Anak Prasekolah di “A” Surabaya
65 Hub. Antara Posisi Membaca dengan visus Mata pada Anak Usia Sekolah 10 – 12 Tahun di SDN “A”
Surabaya
66 Pengaruh Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada lansia di RT VIII RW
XIV Kelurahan “A” Surabaya
67 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Penggunaan KB Suntik di BPS “A” Surabaya
68 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB paru di Rumah
sakit “A” Surabaya
69 Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus Pada lansia di
Posyandu “A” Surabaya
70 Efektifitas Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motifasi Dalam Mengikuti Program Kegiatan di Posyandu
Lansia “A” Surabaya
71 Perbedaan antara Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Full Day engan Non Full
Day di “A” Surabaya
72 Pengaruh Terapi Musik (Langgam Jawa) terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di
Desa “A” Surabaya
73 Perbedaan Tingkat Depresi Kelompok Tahanan Wanita 3 Bulan dan 6 Bulan Selama menerima
Bimbingan Rohani Islam di Rutan “A” Surabaya
74 Pemberian Aromaterapi Kenanga Terhadap Penurunan tekanan darah Pada Lansia dengan Hipertensi
di RT 7 dan RT 8 RW XIV Kelurahan “A” Surabaya
75 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada Anak Usia 1-3 tahun
(Toddler) di Ruang Perawatan Anak Pav. V rumah sakit “A” Surabaya
76 Efektifitas Pola Asuh Keluarga dengan kemampuan Perawatan Diri pada Anak Tunagrahita Umur 12-17
tahun di SLB “A” Surabaya
77 Efektifitas Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi dengan peningkatan kadar HB pada ibu hamil
Trimester III di Poli Hamil rumah sakit “A” Surabaya
78 Hub. Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living (ADL) pada Lansia di
Posyandu Lansia Desa “A” Surabaya
79 Pemberian Jambu Merah Terhadap Peningkatan Trombosit pada Anak DHF di Puskesmas “A” Surabaya
80 Terapi Air dalam mempelancar buang air besar Study Quasi Eksperimen pada Mahasiswa “A” Surabaya

Anda mungkin juga menyukai