SHADRINA
NIM 200600238
DAPUS : Abdhul Y. 5 contoh rumusan masalah penelitian & skripsi. 2023 [cited 2023
August 30]. Available from:
https://deepublishstore.com/blog/contoh-rumusan-masalah/#Pengertian_Rumusan_Masal
ah
Setelah melakukan elaborasi, banyak kesenjangan yang mungkin kita peroleh. Pada
contoh pertema kesenjangan ada pada aspek cara pengukuran. Pada contoh kedua,
aspek alat ukur. Contoh ketiga aspek waktu pengukuran. Contoh keempat, aspek
populasi. Contoh kelima aspek dosis. Contoh keenam aspek keluaran. Jadi kita tidak
perlu khawatir dengan kesenjangan karena besar kemungkinan kesenjangan tersebut
akan selalu ada.
DAPUS: Dahlan S. Sistematika penulisan latar belakang [Internet]. 2023 [cited 2023
August 29]. Available from: https://id.scribd.com/doc/258083323/Sistematika-
Penulisan-Latar-Belakang
5. Jelaskan perbedaan antara kerangka teori dan kerangka konsep yang terdapat
pada proposal penelitian!
Kerangka teori pada dasarnya adalah garis besar atau ringkasan dari berbagai
konsep, teori, dan literatur yang digunakan oleh peneliti. Penentuan kerangka teori harus
sesuai dengan topik/permasalahan penelitian dan tujuan dari penelitian. Tidak terdapat
perbedaan yang khusus untuk menyusun kerangka teori pada penelitian kualitatif maupun
kuantitatif. Keduanya menggunakanpedoman dan aturan yang sama.
Misalnya pada penelitian kualitatif jika topik penelitian adalah implementasi
promosi kesehatan di RS (PKRS) yang bertujuan ingin mengevaluasi pelaksanaannya,
maka kerangka teori yang dipakai bisa menggunakan konsep promosi kesehatan, konsep
evaluasi program kesehatan, atau konsep evaluasi kinerja organisasi. Sementara pada
penelitian kuantitatif jika topik penelitian adalah masalah pembukaan pelayanan
kesehatan yang baru di RS yang bertujuan ingin menilai kelayakan pelayanan tersebut,
maka pemilihan kerangka teori bisa menggunakan konsep studi kelayakan, konsep
manajemen pelayanan, atau konsep manajemen keuangan.
Sedangkan kerangka konsep merupakan sebuah konsep yang didefinisikan dengan
konsep yang lain. Dengan definisi ini, pengertian teoritis sebuah konsep disampaikan
kepada pembaca dengan menggunakan kata-kata yang mendeskripsikan variabel tersebut.
Kerangka konsep yang baik harus berasal dari literatur dan teori yang ada atau
digunakan oleh peneliti. Sehingga kerangka konsep akan mengarahkan atau membimbing
peneliti, serta digunakan sebagai panduan dalam menganalisa dan intervensi.
Karakteristik kerangka konsep yang dianjurkan adalah:
1) Sesuai dengan pertanyaan dan tujuan khusus penelitian;
2) Bagian dari atau sub bagian dari kerangka teori; dan
3) Digunakan sebagai dasar dalam penyusunan hipotesa penelitian (Creswell, 2013).
DAPUS : Heryana, A. Kerangka teori, konsep, dan definisi operasional. Jakarta: artikel
tidak dipublikasikan; 2019. 4-9 p
DAPUS: Heryana, A. Kerangka teori, konsep, dan definisi operasional. Jakarta: artikel
tidak dipublikasikan; 2019. 6-7 p
Adapun proses desain penelitian yang dikemukakan oleh Nasution (2009, hlm.56) desain
penelitian mencakup proses-proses sebagai berikut:
a) Identifikasi dan pemilihan masalah
b) Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis
c) Membangun penyelidikan dan percobaan
d) Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel
e) Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
f) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
g) Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data
h) Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik
i) Penelitian laporan hasil penelitian
DAPUS: Karlina B. Pengaruh manajemen fasilitas terhadap mutu layanan diklat di pusat
pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan bidang mesin dan
teknik industri (PPPPTK BMTI) bandung. Jakarta: Universitas Pendidikan
Indonesia; 2015. 43 p.
9. Jelaskan yang dimaksud dengan lokasi dan waktu penelitian yang terdapat pada
suatu proposal penelitian!
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian. Penetapan lokasi penelitian
merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena dengan
menentukan lokasi penelitian berarti objek dan tujuan penelitian sudah ditetapkan,
sehingga dapat mempermudah peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian. Lokasi
penelitian bisa dilakukan pada lembaga atau wilayah tertentu dalam lingkungan
masyarakat. Waktu penelitian adalah lamanya proses penelitian.
DAPUS: Heryana, A. Kerangka teori, konsep, dan definisi operasional. Jakarta: artikel
tidak dipublikasikan; 2019. 9-10 p
b. Skala ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut
dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang
bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan
atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu.
Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka
dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas.
Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.
Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti
angka- angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke
besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang
boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dstnya.
c. Skala interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang
tetap. Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki
jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum
merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak
memiliki nilai nol mutlak.
Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A =
10oC, daerah B = 15oC dan daerah C=20oC. Kita bisa mengatakan bahwa selisih
suhu daerah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, dan selisih suhu daerah C
dengan daerah B adalah 5oC. (Ini menunjukkan pengukuran interval sudah memiliki
jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali
lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan). Kenapa ?
Karena dengan pengukuran yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A
suhunya adalah 50oF, di daerah B = 59oF dan daerah C=68oF. Artinya, dengan
pengukuran Fahrenheit, daerah C tidak dua kali lebih panas dibandingkan daerah A,
dan ini terjadi karena dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan dalam
derajat Celcius titik nolnya pada 0. Contoh lainnya, misalnya dua orang murid, si A
mendapat nilai 70 sedangkan si B mendapat nilai 35. Kita tidak bisa mengatakan si A
dua kali lebih pintar dibandingkan si B.
d. Skala rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio,
terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah
dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah
nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh
karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio
Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah
pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda
B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat
dibandingkan benda A.
14. Jelaskan yang dimaksud dengan kalibrasi untuk pengumpulan data penelitian!
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan, dalam kondisi
tertentu antara suatu nilai besaran yang ditunjukan oleh peralatan ukur atau sistem
pengukuran, atau nilai yang dipresentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan dengan
nilai terkait yang direalisasikan oleh standar (Vocabulary of Basic and General Teams in
Metrology-VIM 1993).
Kalibrasi menentukan perbedaan (deviasi) antara pembacaan alat ukur atau bahan
ukur (yang digunakan sebagai standar) dengan (taksiran) nilai benar. Hasil kalibrasi dapat
berupa penetapan koreksi yang berkaitan dengan penunjukan alat ukur.
Kalibrasi dapat juga menetapkan sifat metrologis lainnya, termasuk efek besaran
berpengaruh. Hasil kalibrasi direkam dalam dokumen yang biasa disebut sertifikat
kalibrasi. Deviasi atau penyimpangan dapat dinyatakan sebagai koreksi atau kesalahan
(error) dengan model matematis : E = R – T atau C = T – R di mana E : Kesalahan, C :
Koreksi, R : Pembacaan alat ukur dan T : (Taksiran) nilai benar.
DAPUS: Irawan A. Kalibrasi spektrofotometer sebagai penjaminan mutu hasil
pengukuran dalam kegiatan penelitian dan pengujian. Indonesian Journal of
Laboratory. 2019;1(2):1-2
Karena terdapat beberapa versi penulisan Vancouver Style untuk referensi artikel
jurnal, maka JSFK menggunakan Vancouver Style dengan ketentuan sebagai berikut:
DAPUS : Lin HY, Lee YT, Chan YW, Tse G. Animal models for the study of primary
and secondary hypertension in humans. Biomed Rep. 2016;5(6):653–9