PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa. Disadari atau tidak,
pendidikan merupakan hal terpenting untuk membentuk kepribadian seseorang. Pentingnya
penanaman karakter yang baik dan berkualitas perlu dibangun sejak dini. Pendidikan itu tidak selalu
berasal dari pendidikan formal disekolah. Bisa saja terdiri dari pendidikan informal atau pendidikan non
formal. Pendidikan informal merupakan sebuah alternatif pendidikan yang dapat ditempuh oleh
keluarga maupun lingkungan. Sedangkan, pendidikan non formal merupakan jalur yang diselenggarakan
di luar lingkungan pendidikan formal, contohnya seperti kelompok belajar, tempat kursus, lembaga
pelatihan khusus.

Perkembangan zaman telah membuat telah membuat banyak faktor kualitas pendidikan karakter di
Indonesia sangat rendah, rendahnya karena para pendidik lemah dalam menggali potensi murid, selain
itu yang dapat mempengaruhi karakter murid adalah media sosial, insting atau naluri, tingkah laku, dan
kehendak. Belum berhasilnya pendidikan karakter di Indonesia juga disebabkan oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab dari dalam bentuk watak atau perilaku.
Sedangkan faktor eksternal merupakan pengaruh-pengaruh dari luar.

Pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa alasan
berikut;

1. Dapat membentuk karakter anak bangsa yang menanamkan jiwa kepemimpinan dan rasa
tanggung jawab sebagai tonggak penerus bangsa,
2. Menciptakan generasi unggul yang dapat mengembangkan kemampuannya menjadi seorang
manusia yang mandiri, berwawasan, kreatif dan berbudaya,
3. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji dan sejalan dengan nilai budaya bangsa akan
moralitas dan religiusitas.

Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu hal yang mudah. Banyak hal yang dapat dilakukan
untuk merealisasikannya. Pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh dan
berkarakter sepanjang hayat yang mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara
spiritual, intelektual, emosional, dan jasmani.