Anda di halaman 1dari 11

Penyusunan Dokumen Masterplan dan

Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28, bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan Pasal 34, dinyatakan bahwa negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak. Dan
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan
bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan
yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung, sebagaimana Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Adapun Tugas pokok Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat adalah melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan serta pengembangan
sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat. BBKPM Bandung juga telah ditetapkan
sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 58/KMK.05/2011 tanggal
28 Februari 2011.
BBKPM Bandung memiliki 2 (dua) Unit Pelayanan Fungsional (UPF) yaitu di Garut dan
Cianjur sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor:
HK.02.02/I/0492/2022 tentang penetapan Unit Pelayanan Fungsional pada Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat Bandung bahwa BBKPM Bandung mempunyai UPF Garut dan
UPF Cianjur sebagai unit organisasi non struktural di bawah pengelolaan BBKPM Bandung.
BBKPM Bandung UPF Garut didirikan pada tahun 1957, menempati kantor milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Garut di Jalan Rumah Sakit dr. Slamet No. 13 dengan status
kepemilikan tanah Hak Guna Pakai sesuai dengan surat persetujuan pemakaian gedung
dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat Nomor 503/5629/UM tanggal 25 Agustus
1993 dengan luas bangunan 220 m2 yang berdiri di atas tanah seluas 1.704 m2.
Gedung layanan dan sarana prasarana UPF Garut mengalami kerusakan akibat
bencana alam banjir bandang dengan kronologi 2 kali kejadian yang pertama pada tanggal

1-1
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

20 September 2016. Lokasi Gedung UPF Garut saat ini berada di Jl. dr. Slamet No. 13 Garut,
tepatnya berada di pinggir/bantaran Sungai Cimanuk, yang merupakan lokasi terjadinya
banjir bandang Sungai Cimanuk Tahun 2016, dengan ambang batas ketinggian banjir
sampai dengan +/- 10 meter dan masih terjadi erosi pinggiran sungai, sehingga rawan
terjadinya banjir bandang kembali. Kemudian terjadi bencana banjir bandang kedua pada
tanggal 15 Juli 2022, yang disebabkan tingginya curah hujan dan luapan air sungai Cimanuk
yang mengakibatkan tanggul pembatas air di area panti jompo jebol sehingga gedung
pelayanan UPF Garut kembali terendam sekitar 120 cm yang menyebabkan kerusakan alat
kesehatan, peralatan kantor dan dokumen layanan, sesuai dengan surat Keputusan Bupati
Garut Nomor 362/KEP.437-BPBD/2022 tentang Penetapan Perpanjangan Status Tanggap
Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Wilayah Kabupaten Garut dan Keputusan
Bupati Garut Nomor 362/KEP.465-BPBD/2022 tentang Penetapan Status Transisi Darurat
Bencana ke Pemulihan Pasca Banjir dan Tanah Longsor di Wilayah Kabupaten Garut dan
Surat Keterangan Kelurahan Sukakarya Kec. Tarogong Kidul Nomor 474/40-KEL/2022 yang
menerangkan bahwa Kantor Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung UPF Garut
benar-benar korban banjir bandang tanggal 15 Juli 2022.
Pemerintah Daerah Kabupaten Garut dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2019
menetapkan bahwa lokasi yang terdampak banjir bandang (termasuk gedung pelayanan
UPF Garut saat ini) ditetapkan sebagai kawasan terbuka hijau dan tidak boleh ada bangunan
yang berdiri di atas tanah tersebut, sebagaimana sebelumnya Surat Bupati Garut kepada
Menteri Kesehatan RI Nomor 366/1561/Bapedda tanggal 18 Mei 2017 perihal Permohonan
Relokasi BKPM dari Wilayah Terdampak Banjir Bandang Sungai Cimanuk Kabupaten Garut.
Sehubungan dengan relokasi tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Garut telah
menghibahkan lahan/tanah untuk relokasi gedung UPF tersebut wilayah lain sebagaimana
Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang telah ditandatangani antara Pemerintah Daerah
Kabupaten Garut dengan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Tentang Hibah Alih
Status Tanah Milik/Dikuasai Pemerintah Daerah Kabupaten Garut kepada Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No.
PM.0702/1855/BPKAD/2022 dan No. KN.02.07/I/1529/2022 Tanggal 21 April 2022 yaitu di
Blok Astana Kalong Jalan Pembangunan Kelurahan Sukagalih Kecamatan Tarogong Kidul
dengan luas tanah 8.008 m2.
Agar perencanaan relokasi dan pengembangan UPF Garut yang akan dibangun ini
sesuai dari sisi kebutuhan pelayanan dan kesiapan pelaksanaan (redines criteria) maka
dilakukan kajian mendalam dalam feasibility study. Kajian Studi Kelayakan (Feasibility
Study) untuk relokasi dan pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan BBKPM Bandung
UPF Garut telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2022 dengan hasil layak untuk segera
dilaksanakan relokasi gedung pelayanan UPF Garut ke Blok Astana Kalong Jalan
Pembangunan Kelurahan Sukagalih Kecamatan Tarogong Kidul sebagaimana pada
Rekomendasai Kajian Feasibility Study Relokasi UPF Garut.
Sebagai tindaklanjut setelah penyusunan Feasibility Study, selanjutnya akan disusun
dalam suatu Kajian berupa Penyusunan Rencana Induk / Masterplan yang menggambarkan
Rencana Pembangunan dan/atau Pengembangan serta Rencana Pentahapan
Pelaksanaannya yang dilihat dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan
serta utuh sebagai satu kesatuan Fasilitas Sarana dan Prasarana BBKPM Bandung UPF Garut
dalam jangka waktu maksimal 20 tahun mendatang dan dapat dilakukan pengkajian ulang
sesuai kebutuhan, yang walaupun dilaksanakan secara bertahap perencanaan ini akan
menjadi dasar acuan penyusunan perencanaan detail desain (DED) bangunan tersebut,
yang selanjutnya akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi fisik guna

1-2
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

memperoleh hasil yang maksimal nantinya dalam satu kesatuan yang terpadu dan
berkesinambungan.
Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Masterplan adalah salah satu tahapan atau
bagian dari pekerjaan yang dilakukan pada Tahap Awal Pekerjaan Perencanaan dan
Perijinan, yang disusun dengan berdasarkan hasil Studi Analisis terhadap Kondisi Potensi,
Kebijakan dan Batasan yang ada sehingga dapat dihasilkan suatu perencanaan Rencana
Induk/ Masterplan yang terintegrasi.
Masterplan harus dapat menjawab bagaimana sebuah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes) dalam menjalankan fungsinya dapat menjamin keselamatan masyarakat
pengguna pelayanan dan juga menjamin keselamatan sarana dan prasarana gedung
didalamnya melalui rencana pengembangan sesuai tahapannya secara komprehensif dan
berkesinambungan.
Selain itu agar dapat dirancang sebuah Fasyankes yang ramah lingkungan ( green
hospital), sehingga prinsip desain bangunan di masa mendatang perlu dikelola secara baik
dengan selalu mempertimbangkan aspek kesehatan, ekonomi, ekologi dan sosial sehingga
prinsip pemenuhan konsep pembangunan berkelanjutan dalam bidang kesehatan akan
terpenuhi disebut Fasyankes/Rumah Sakit ramah lingkungan. Fasyankes/Rumah sakit
ramah lingkungan atau dikenal dengan istilah green hospital adalah rumah sakit yang
didesain, dibangun/direnovasi dan dioperasikan serta dipelihara dengan
mempertimbangkan prinsip kesehatan dan lingkungan berkelanjutan dengan konsep green
pada rumah sakit sebagai berikut:
a. Fasyankes/Rumah sakit di masa mendatang harus menjadi tempat yang sehat baik
di dalam maupun di lingkungan sekitarnya.
b. Mengurangi tingkat toksisitas pada bahan - bahan yang digunakan oleh fayankes/
rumah sakit.
c. Fasyankes/Rumah sakit harus sesedikit mungkin menggunakan sumber daya energi
dan air, serta mengurangi produksi limbah yang dihasilkan.
d. Mensejajarkan kesehatan lingkungan dalam mempertimbangkan prioritas sistem
kesehatan sesuai ketentuan bangunan hijau.
e. Memasukkan “konsep berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan.
Sehingga proses pembangunan Fasyankes harus diawali dengan adanya kajian-
kajian dan bukti-bukti yang kredibel, sehingga apa yang akan didesain nantinya sesuai
dengan kebutuhan kapasitas pelayanan dan ketersediaan sumberdaya. Pada umumnya
kegagalan desain awalnya disebabkan oleh hal ini. Selain itu fungsi pelayanan di dalam
Fasyankes/Rumah Sakit sangat kompleks dan memiliki persyaratan teknis yang berbeda
untuk tiap unit/instalasinya, seperti yang tertuang dalam Permenkes RI No. 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
Dalam upaya penyediaan fasilitas bangunan, prasarana dan alat kesehatan yang
memenuhi persyaratan diperlukan suatu strategi yang sistematis karena ini semua
memerlukan investasi yang cukup besar dalam hal pembiayaan. Dan salah satu strategi
tersebut adalah peningkatan manajerial suatu Fasyankes sehingga meminimalisir kegagalan
dalam perencanaan dan pengembangan pembangunan suatu Fasyankes baik mulai dari
proses Penganggaran, Perencanaan Desain Bangunan, Manajemen Kontruksi dan
Pelaksanaan Konstruksi Fisik. Keterbatasan pengetahuan dan informasi mengenai
persyaratan teknis serta cara mengaplikasikannya dalam konsep desain, yang
menyebabkan bangunan Fasyankes/Rumah Sakit yang baru tidak memenuhi persyaratan

1-3
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

keandalan bangunan, yaitu keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bagi


pengguna bangunan.
Terdapat kehususan dari pada gedung pelayanan kesehatan yang akan dibangun,
sebagai FKRTL sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
yaitu menyediakan:
1) Ruang administrasi pelayanan/ruang tunggu;
2) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan
subspesialis;
3) Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non-bedah sesuai dengan indikasi
medis;
4) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
5) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
6) Rehabilitasi medis;
7) Pelayanan jenazah (pemulasaran jenazah) pada pasien yang meninggal di fasilitas
kesehatan (tidak termasuk peti jenazah);
8) Perawatan inap non-intensif;
9) Pojok ASI
10) Dapur
Adapun kebutuhan ruang sesuai tupoksi/pelayanan BBKPM dengan
mempertimbangkan rencana pengembangan layanan, yaitu mulai ruang pendaftaran,
ruang tunggu, penyiapan ruangan pelayanan rawat jalan yang terbagi menjadi 10 klinik,
diantaranya Spesialis Paru; Spesialis Anak; Spesialis Penyakit Dalam; Klinik Umum, Klinik
DOTS; Klinik TB-MDR; Klinik Asma-PPOK; Klinik Non TB; Klinik Immunologi, Klinik Paru
Kerja, Pelayanan Gawat Darurat, Rawat Inap (yang terdiri dari 10 - 25 tempat tidur),
Pelayanan Tindakan Medis Paru (kecuali tindakan yang menggunakan anestesi umum
dengan inhalasi dan/atau spinal, operasi sedang yang berisiko tinggi dan operasi besar),
serta Rehabilitasi Medis.
Pengembangan pelayanan pemeriksaan penunjang, meliputi Laboratorium Kimia,
Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Patologi Anatomi (laboratorium molekuler/PCR),
Pengembangan Pelayanan Farmasi, Pelayanan Gizi dan dapur gizi, Rekam Medis, Pojok ASI,
Pelayanan sterilisasi sentral, laundry, Pelayanan Ambulance, Pelayanan Konseling dan
Ruang penyuluhan individu dan kelompok (KTHIV, KBM, Gizi, Penyuluhan Paru seperti TB
dan Asma PPOK), Pengembangan Ruang Diklat, Pengembangan Sistem Teknologi Informasi
meliputi ruang khusus server, generator set dan ruang operator atau tim IT serta
Pengembangan IPAL.
Melalui kegiatan Penyusunan Masterplan dan Perencanaan Konstruksi Gedung
Pelayanan UPF Garut BBKPM Bandung ini, diharapkan ada acuan teknis secara real bagi
BBKPM Bandung, Konsultan - Konsultan dan pihak lain yang terkait dalam mendesain dan
membangun bangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar sesuai dengan Permenkes RI
No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.

1-4
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
1. Menjamin Masterplan UPF Garut dan Perencanaan Konstruksi Pembangunan Gedung
Pelayanan UPF Garut Tahap 1 BBKPM Bandung memenuhi Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumah
Sakitan dan peraturan perundangan terkait serta pedoman-pedoman teknis bangunan
dan prasarana rumah sakit.
2. Menyamakan persepsi mengenai persyaratan teknis dan konsep desain bangunan
Rumah Sakit sesuai dengan Permenkes RI No. 40 Tahun 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit yang
menggantikan Permenkes RI No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
dan Prasarana Rumah Sakit karena telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

1.2.2 Tujuan
Mewujudkan Masterplan UPF Garut dan Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan
UPF Garut Tahap 1 yang memenuhi standar/peraturan/ketentuan/kaidah sehingga
memenuhi bangunan pelayanan kesehatan yang andal.

1.3 Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen perencaaan berupa Dokumen
Masterplan UPF Garut BBKPM Bandung dan Dokumen Perencanaan Konstruksi
Pembangunan Gedung Pelayanan UPF Garut Tahap 1.

1.4 Lokasi Kegiatan


Lokasi kegiatan adalah di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung di Jalan
Cibadak No. 214 Bandung. Sedangkan lokasi lahan kegiatan Masterplan dan Perencanaan
Konstruksi Gedung pelayanan UPF Garut yaitu di Blok Astana Kalong Jalan Pembangunan
Kelurahan Sukagalih Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut dengan luas 8.008 m 2.

Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan

1-5
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

1.5 Sumber Pendanaan


Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan DIPA Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung Tahun Anggaran 2023 Nomor: DIPA-024.04.2.415381/2023 tanggal
30 November 2022 dari sub kegiatan 024.04.DG.6388.CBR.001.051.A dari mata anggaran
522131 tentang Penyusunan Dokumen Perencanaan Gedung.
Perhitungan biaya menggunakan Metode Perhitungan berbasis Biaya (cost-based
rates), sebagaimana Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia pada Lampiran 1 Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi Nonkonstruksi melalui
Penyedia, terdiri dari:
a) Biaya langsung personel (Remuneration); dan
b) Biaya langsung non personel (Direct Reimbursable Cost).
Biaya Langsung Personel adalah biaya langsung yang diperlukan untuk membayar
remunerasi tenaga ahli berdasarkan Kontrak.
Biaya Langsung Non Personel adalah biaya langsung yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan Kontrak yang dibuat dengan mempertimbangkan dan berdasarkan
harga pasar yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan perkiraan
kegiatan. Biaya Langsung Non Personel pada prinsipnya tidak melebihi 40% (empat puluh
persen).

1.6 Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Organisasi Perangkat Daerah dan Pejabat Pembuat Komitmen pada kegiatan ini
adalah:
Satuan Kerja : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung
Pengguna Jasa : Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung
Pejabat Pembuat Komitmen : Rian Surahman, S.KM., M.KM
Alamat Satuan Kerja : Jalan Cibadak No. 214 Bandung

1.7 Standar Teknis


Standar teknis mengacu pada:
1) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.
4) Permenkes Nomor 8 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan.
5) Permenkes Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan.

1-6
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

6) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
7) Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan
Gedung Hijau.
8) PERPU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2022 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
10) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 tahun 2021 tentang
Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup.
11) Pedoman Penyusunan Rencana Induk (Masterplan) Rumah Sakit yang dikeluarkan
oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012.
12) Surat Izin Operasional Klinik Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung UPF
Garut Nomor 503/245/02-IOK.SOS/DPMPT/2021 tanggal 16 Maret 2021.
13) Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit yang
dikeluarkan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012:
 Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C – Departemen
Kesehatan RI Seketariat Jenderal Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan
Kesehatan Tahun 2007;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi - Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Perawatan Intensif - Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Gawat Darurat – Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Rawat Inap - Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Rehabilitasi medik - Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Sistem Instalasi Gasmedik dan Vakum
Medik - Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Sistem Instalasi Tata Udara - Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;

1-7
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Sarana Keselamatan Jiwa - Direktorat


Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Yang Aman dalam Situasi darurat dan
bencana - Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012;
 Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan ( Green Hospital) di Indonesia terbitan
tahun 2018 dari Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan.
14) Rekayasa Engineering Tata Ruang Udara Rumah Sakit di Era Pandemi COVID19;
15) Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011-2031.
16) Peraturan Daerah lain yang terkait di Kabupaten Garut;
17) Peraturan dan Standar Teknis yang berlaku, seperti:
 SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (Beta Version)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982), Peraturan
Konstruksi Kayu NI. 5 (PPKI-1961)
 Standar Nasional Indonesia (SNI)
 Peraturan Umum Instlasi Air (AVWI)
 Algemene Voorwarden (AV)
 Dan peraturanlainnya yang berlaku
18) Peraturan LPJKN Nomer 4 tahun 2017 tentang Sertifikasi dan Registrasi Usaha Jasa
Perencana dan Pengawas Konstruksi;
19) Peraturan LPJKN Nomer 5 tahun 2017 tentangSertifikasi dan Registrasi Tenaga Ahli;
20) Peraturan LPJKN Nomer 6 tahun 2017 tentang Sertifikasi dan Registrasi Tenaga
Terampil;
21) Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 02/IN/M/2020
tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease 2019 (COVID- 19)
dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

1.8 Studi – Studi Terdahulu


Telah dilakukan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Relokasi Gedung
Pelayanan UPF Garut ke Blok Astana Kalong Jalan Pembangunan Kelurahan Sukagalih
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut dengan luas 8.008 m 2 pada tahun 2022.

1.9 Ruang Lingkup


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dalam pelaksanaan
pekerjaannya adalah:
1. Penyusunan Masterplan UPF Garut BBKPM Bandung
Pekerjaan Masterplan UPF Garut BBKPM Bandung dengan berpedoman pada Peraturan
Kementerian Kesehatan Nomor 3 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah

1-8
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

Sakit serta Pedoman Teknis Penyusunan Masterplan Rumah Sakit tahun 2012 serta
peraturan-peraturan lainnya yang saling terkait dan masih berlaku.
Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk/ Masterplan ini meliputi pengumpulan data
primer dan sekunder, pembahasan kecenderungan eksternal dan internal, master
program, program fungsi, rencana block plan dan konsep utilitas serta rencana
pentahapan pelaksanaan pembangunan fisik sarana dan prasarana fasilitas pelayanan
kesehatan BBKPM Bandung UPF Garut dari semua aspek secara komprehensif dan
berkesinambungan, adapun tahapan prosesnya dapat dilihat pada Gambar 1.2
dibawah ini.
2. Penyusunan Dokumen Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF
Garut Tahap 1
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Konstruksi Pembangunan Gedung
Pelayanan UPF Garut yang dikerjakan dalam paket ini adalah berupa Dokumen
Rancangan Detil terdiri dari Gambar Detail Engineering Design (DED), Rencana
Anggaran Biaya (Engineering Estimate), Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Gedung BBKPM Bandung UPF Garut Tahap 1 yang direncakan akan dilaksanakan
pembangunnya tahun 2023.
Lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam Penyusunan
Dokumen Perencanaan Konstruksi berpedoman pada ketentuan yang berlaku,
khususnya mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, menurut Peraturan Menteri PUPR Nomor : 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah
Sakit sertap Peraturan- Peraturan dan Pedoman-Pedoman teknis Rumah Sakit lainnya
yang saling terkait dan masih berlaku.

1.10 Keluaran
Keluaran pekerjaan ini terdiri dari:
1. Keluaran Dokmen Masterplan terdiri dari:
1) Laporan Pendahuluan
2) Laporan Antara
3) Laporan Akhir
4) Buku Masterplan
5) Album Gambar
6) Maket Lengkap dengan Penutup Kaca & Meja Dudukan (Skala 1:200)
7) Video Animasi Siteplan 180 detik
2. Keluaran Dokumen Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut, terdiri
dari:
1) Laporan Pendahuluan
2) Laporan Antara
3) Dokumen Rancangan Detil :
- Gambar DED
- Rencana Kerja dan Syarat (RKS) & Bill of Quantity (BoQ)
- Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate)
4) Laporan Perencanaan

1-9
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

Sumber: Pedoman Penyusunan Rencana Induk (masterplan) Rumah Sakit,


Kementerian Kesehatan, Tahun 2012
Gambar 1.2 Bagan Alur Proses Penyusunan Masterplan

1-10
Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Gedung Pelayanan UPF Garut

1.11 Sistematika Penyajian


Sistematika penyajian Laporan dalam kegiatan Penyusunan Dokumen Masterplan dan
Perencanaan Konstruksi Pelayanan UPF Garut terdiri dari:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran pekerjaan, lokasi pekerjaan,
sumber pendanaan, nama dan organisasi pejabat pembuat komitmen, standar
teknis, studi-studi terdahulu, ruang lingkup, keluaran, dan sistematika penyajian.
BAB 2 TINJAUAN UMUM DAN METODOLOGI
Berisikan tinjauan umum dari tinjauan masterplan, jenis penyakit paru, regulasi
terkait dengan pengembangan UPF Garut menjadi RSK Paru Tipe C yang terdiri
dari persyaratan bangunan gedung, klinik, penyelenggaraan bidang
perumahsakitan, klasifikasi dan perizinan rumah sakit, dan persyaratanteknis
bangunan, prasarana, dan peralatan kesehatan rumah sakit. Sedangkan untuk
metodologi terdiri atas data dasar dan referensi hukum, pengumpulan data dan
studi, analisis kondisi umum, analisis master program, anslisis program fungsi,
analisis rencana blok bangunan, analisis rencana induk/masterplan dan analisis
prasarana rumah sakit.
BAB 3 ANALISIS KONDISI UMUM
Berisikan Aspek Eksternal yang terdiri dari analisis kebijakan, letak geografis dan
batas administasi, kondisi fisik wilayah, kajian risiko bencana, demografi,
aksesibilitas, kondisi sosial ekonomi dan budaya, ketenaga kerjaan kesehatan
kabupaten garut, dan derajat kesehatan Kabupaten Garut. Sedangkan untuk aspek
eksternal terdiri dari profil BBKPM Bandung dan UPF Garut, Bangunan kesehatan,
pola penyakit dan epidemiologi, teknologi, sumber daya ketenagakerjaan BBKPM
Bandung UPF Garut, Organisasi, kinerja dan keuangan, serta analisis lingkungan.
BAB 4 MASTER PROGRAM
Berisikaan jenis layanan dan unggulan, penetapan kelas rumah sakit kapasitas
tempat tidur/dan klasifikasi kelas perawatan, perhitungan SDM dan struktur
organisasi, serta kebutuhan ruang bangunan BBKPM UPF Garut.
BAB 5 PROGRAM FUNGSI
Berisikaan aktivitas kerja, hubungan fungsional, analisis tapak,
pengelompokan/zonasi, pola sirkulasi kegiatan rumah sakit, serta kebutuhan
pembiayaan.
BAB 6 RENCANA BLOK BANGUNAN DAN RENCANA UTILITAS UPF GARUT
Berisikaan Perencanaan Blok Plan dan Perencanaan Konsep Utilitas.
BAB 7 RENCANA MASTERPLAN
Berisikaan Rencana Pentahapan Penyediaan Fisik, Rencana Pentahapan
Penyediaan Sumber Daya Manusia, serta Rencana Pentahapan Penyediaan
Sumber Daya Alat/SDA UPF Garut.
BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisikaan Kesimpulan dan Rekomendasi dari Penyusunan Dokumen Masterplan
Gedung Pelayanan UPF Garut.

1-11

Anda mungkin juga menyukai