Anda di halaman 1dari 22

SPESIFIKASI TEKNIS

Kegiatan : PEMBANGUNAN PUSKESMAS


Pekerjaan : PEMAGARAN PUSTU SEMANTING (TG.BATU)

A. INFORMASI UMUM
A.1. LATAR : Bidang pembangunan kesehatan merupakan salah satu bidang
BELAKANG pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten/Kota dan
bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyenggaraan pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
diwilayahnya dalam rangka mewujudkan kesejahtraan yang diinginkan.
Puskesmas sebagai salah satu unit pelayanan publik milik Pemerintah
Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu serta profesional yang dapat
mengakomodir seluruh keinginan masyarakat khususnya dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu diperlukan
Sarana berupa Gedung Pelayanan dan llingkungan gedung yang
memenuhi Standar Operasional. Sarana yang Standar merupakan bagian
pendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Hal lainnya yang juga sangat dibutuhkan adalah Sarana Puskesmas guna
meningkatkan akses dan kenyamanan masyarakat maupun petugas
selama menjalankan pelayanan kesehatan.
Puskesmas yang ada saat ini masih banyak memerlukan penyempurnaan
bangunan termasuk Pembangunan Puskesmas berupa rehabilitasi totat
maupun ringan / berat, yang diakibatkan oleh usia bangunan yang sudah
lama dan kurang refresentatif.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Kesehatan Kab. Berau pada
tahun anggaran 2023 ini, akan melakukan PEMAGARAN PUSTU
SEMANTING (TG.BATU) . Untuk merealisasi kegiatan tersebut, maka
perlu tindak lanjut dengan langkah-langkah yang dimulai dengan persiapan
data hingga proses Tender kepada penyedia yang mempunyai kompetensi
dan kualifikasi yang sesuai dengan bidang pekerjaannya, dan salah
satunya adalah menyampaikan Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) yang dapat
mendukung terlaksananya / terealisasinya Kegiatan Pembangunan
Puskesmas dan Pengadaan Sarana Penunjang Lainnya, Pekerjaan
PEMAGARAN PUSTU SEMANTING (TG.BATU) yang pada akirnya dapat
mendukung memberikan/menghasilkan output/hasil berupa Gedung
Puskesmas yang refresentatif, dan teroperasionalnya pelayanan
kesehatan Puskesmas kapada masyakat, baik berupa pelayanan prefentif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif di lingkungan wilayah kerja puskesmas .
Sehubungan hal tersebut diatas dan dengan telah tersedianya anggaran,
serta segala bentuk pendukung kegiatan juga sudah tersedia seperti sudah
terinformasinya kegiatan ini pada SIRUP Dinas Kesehatan, Rencana
Anggaran Biaya (RAB), Gambar maupun hal lain yang dianggap perlu,
maka saya selaku Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Puskesmas
dan Pengadaan Sarana Penunjang lainnya menyusun Kerangka Acuan
Kerja ( KAK ) ini dengan maksud agar semua proses pengadaan jasa
konstruksi dapat berjalan/terlaksana sesuai Perpre 16 Tahun 2018 dan
Peraturan lainnya yang berkaitan dengan pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

A.2. DASAR : 1. PERPRES No.12 Tahun 2021, Tentang Pengadaan Barang /Jasa
Pemerintah.
2. Permen PUPR Nomor 14 Tahun 2020, tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
3. Surat Keputusan Pengguna Anggaran, No : 2 Tahun 2023 tanggal
03 Januari 2023, Tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), PPTK dan Staf Pengelola Kegiatan yang
bersumber dari Dana APBD Kab. Berau T.A.2023 Dinas
Kesehatan Kabupaten Berau.
A.3. MAKSUD DAN : 1. Sebagai acuan/pedoman dalam pelaksanaan dan teknis
TUJUAN 2. Menginplementasikan Peraturan Presiden No : 16 Tahun 2018,
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, khususnya
Pekerjaan Konstruksi.
3. Sebagai dasar dalam penetapan pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi.
4. Memenuhi Standar Kebutuhan Sarana Penunjang
Puskesmas/Puskesmas dan Klinik Bersalin.
5. Terealisasinya out put kegiatan Pembangunan Puskesmas dan
Pengadaan Sarana Penunjang Lainnya, Pekerjaan PEMAGARAN
PUSTU SEMANTING (TG.BATU) .

A.4. KELUARAN : Keluaran yang diinginkan dalam pengadaan Pekerjaan Konsrtuksi (PK) ini
YANG adalah terealisasinya PEMAGARAN PUSTU SEMANTING (TG.BATU)
DIINGINKAN yang refresentatif dan sesuai sesuai perencanaan pembangunan yang
tersusun dalam RAB dan Gambar dan spesifikasinya.

A.5. NAMA : Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan


ORGANISASI pekerjaan konstruksi :
PENGADAAN - K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Berau
- SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Berau
- PPK : Ns, Jemmy, S.Kep, SH

A.6. SUMBER DANA : a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan pekerjaan
DAN konstruksi : Dana APBD Tahun Anggaran 2023
PERKIRAAN b. Total perkiraan biaya (Pagu Anggaran) yang diperlukan adalah
BIAYA Rp. 190.000.000(Seratus Sembilan Puluh Juta Rupiah)
c. Tidak Ada Uang Muka

B. RUANG LINGKUP PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JANGKA WAKTU

B.1 Ruang Lingkup : a. Ruang lingkup/batasan lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi :


PEMAGARAN PUSTU SEMANTING (TG.BATU)
a. Lokasi pengadaan pekerjaan konstruksi / pekerjaan konstruksi yang
akan dilaksanakan di Kec. Pulau Derawan
b. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/KPA/PPK (apabila
diperlukan) : -

B.2. JANGKA WAKTU : a. Jangka waktu pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi 60 ( Enam
PELAKSANAAN Puluh ) hari kalender, terhitung sejak Penandatangan Kontrak
DAN b. Jangka waktu pemeliharaan pekerjaan 180 (Seratus Delapan Puluh)
PEMELIHARAAN hari kalender terhitung sejak Serah terima pertama pekerjaan (PHO)

B.3. KUALIFIKASI : Penyedia Jasa Kontruksi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
PENYEDIA JASA konstruksi ini harus memenuhi persyaratan kualifikasi sesuai ketentuan
YANG perundangan dalam pengadaan jasa konstruksi serta ketentuan peraturan
DIBUTUHKAN perundangan terkait lainnya.
Penyedia jasa wajib memiliki kualifikasi badan usaha :

Kualifikasi Penyedia adalah :

1. Kualifikasi Perusahaan Kecil.


2. Sertifikat Badan Usaha (SBU) KLASIFIKASI Bangunan Gedung
subklasifikasi
3. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
4. Memiliki NPWP
5. Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir SPT
tahunan (tahun 2021)
6. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia
barang/jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik
dilingkungan pemerintah maupun swasta
7. Memiliki Tenaga Teknis yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan
8. Memiliki kemampuan untuk menyediakan
fasilitas/peralatan/perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini
9. Menyampaikan daftar pekerjaan yang sedang dilaksanakan (bila
ada);
10. Formulir Rencana Keselamatan Kerja

B.4 Metode : Untuk mendapatkan penyedia jasa yang dibutuhkan, proses pemilihan
Pemilihan menggunakan metode tender pascakualifikasi satu file harga terendah
sistem gugur kontrak gabungan lumsum dan harga satuan.

C. SPESIFIKASI JABATAN KONSTRUKSI


C.1. TENAGA AHLI Tenaga Ahli yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi ini adalah
YANG sebagaimana tercantum dalam Daftar Personil Inti dengan uraian sebagai
DIBUTUHKAN berikut:

Jabatan Tingkat Pendidikan/


Pengalaman Kerja
No Personil Ijazah Minimal dan
Personil Minimal
Manajerial Kompetensi
1.
2.
3.
4.

Personel Manajerial diatas menjadi persyaratan teknis untuk peserta dalam mengikuti proses
pemilihan, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Peserta menyampaikan daftar isian personel manajerial beserta daftar riwayat pengalaman
kerja atau referensi dari pengguna jasa;
2. Data Kompetensi personel manajerial dibuktikan pada saat Pembuktian Dokumen Penawaran
pada proses pelelangan;
3. Memenuhi ketentuan lain sesuai ketentuan Peraturan Menteri PUPR 14 Tahun 2020;

Tenaga kerja konstruksi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi ini terdiri dari
:
1. Pekerja;
2. Tukang Kayu;
3. Tukang Batu;
4. Kepala Tukang;
5. Mandor
Tenaga kerja diatas harus sudah tersedia pada saat kontrak pekerjaan konstruksi
dimulai/dilaksanakan serta memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai tugasnya masing-masing.
D. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI
D.1 PERALATAN YANG DIPERLUKAN

Peralatan Minimal yang diperlukan untuk pekerjaan ini :


No Jenis Kapasitas Jumlah
1. Dump Truck Kap. 4 M3 1 Unit
2. Alat-alat Tukang
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dengan ketentuan kepemilikan (milik sendiri/sewa beli/sewa), peralatan


utama minimal yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
sebagai berikut:
1. Peserta menyampaikan Daftar Isian Peralatan Utama serta
melampirkan bukti kepemilikan.
1. Jenis, kapasitas dan jumlah alat memenuhi persyaratan;
2. Peralatan yang ditawarkan laik dan dapat digunakan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
3. Untuk peralatan sewa, selain menyampaikan surat perjanjian sewa
harus disertai dengan bukti kepemilikan/penguasaan terhadap
peralatan dari pemberi sewa serta pada saat dilaksanakan klarifikasi
bukti peralatan dapat menunjukkan bukti asli perjanjian sewa sesuai
dengan paket kegiatan yang dilelang dan bukti
kepemilikan/penguasaan asli kepemilikan alat.
Peralatan minimal menjadi persyaratan teknis dalam proses pemilihan.

E. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

E.1 JENIS, : Uraian jenis, spesifikas bahan, tipe dan merek (apabila disebutkan merek)
SPESIFIKASI. dari bahan bangunan konstruksi untuk paket pekerjaan ini sebagai berikut
TIPE DAN :
MEREK BAHAN
Jenis Spesifikasi Bahan Merek/Tipe Keterangan
Pasir Urug atau Jenis pasir yang Kegunaan:
Timbunan digunakan: Pasir urug
Pasir berkualitas digunakan sebagai
BAIK bahan pengisi dan
dudukan suatu
komponen struktur
bangunan, antara
lain: pasangan
pondasi batu kali,
bahan penutup lantai,
dan buis beton untuk
saluran air.
Berfungsi sebagai
bahan
pengering/pematus
(drainase).
Sebagai bahan
penambah kestabilan
konstruksi.
Pasir Pasang Disarankan pasir Kegunaan:
harus bersih dari Digunakan untuk
butiran tanah liat bahan campuran
maupun kotoran spesi/adukan
organik lain yang pasangan, baik
dapat menurunkan pasangan pondasi
kualitas pekerjaan. batu kali maupun
dinding bata, dan
plesteran dinding.

Untuk
dipergunakan pasir
pasang harus diayak
dahulu.
Pasir Beton / Cor Jenis pasir yang Kegunaan:
digunakan: Digunakan untuk
Pasir sungai, yaitu bahan campuran
pasir yang diambil pembuatan struktur
dari dasar sungai. beton.
Memiliki ciri-ciri
butiran keras dan Jenis pasir yang
bersisi tajam. Jenis digunakan:
pasir ini sangat baik Umumnya
terutama untuk bahan berwarna lebih hitam
campuran dibandingkan jenis
spesi/adukan untuk pasir yang lainnya.
pekerjaan pasangan.
Pasir gunung, yang
diperoleh dari hasil
galian. Memiliki ciri-
ciri butiran kasar dan
tidak terlalu keras,
sisi-sisinya tidak
terlalu tajam. Jenis
pasir ini sangat baik
terutama untuk
pekrejaan plesteran.
Pasir yang memiliki
butiran keras dan
bersisi tajam.
Butirannya lebih
besar dari butiran
pasir pasang.
Apabila digenggam
dalam keadaan
basah tidak lengket di
tangan karena jenis
pasir ini memiliki
kadar lumpur sangat
kecil.

Batu belah Jenis batu yang Kegunaan:


digunakan: Digunakan sebagai
Batu kali yang bahan utama
dibelah dengan pondasi, baik
ukuran sesuai aanstamping
kebutuhan (pasangan batu
(berdiamater ± 25 kosong) maupun
cm). Jenis batu ini pasangan pondasi
paling baik digunakan batu dengan pengikat
untuk pekerjaan spesi..
pondasi karena
apabila tertanam
dalam tanah Disarankan batu
kali yang akan
kekuatannya relative digunakan harus
tidak berubah. bersih dari kotoran
Dipersyaratkan yang dapat
batu yang akan menurunkan kualitas
digunakan tidak pekerjaan.
berbentuk bundar
(bersisi tumpul). Oleh
karena itu harus
dibelah.
Kerikil/split Kerikil/split berasal Kegunaan:
dari batu alam Digunakan untuk
dipecah bahan campuran
(manual/masinal). pembuatan struktur
Untuk bahan beton
campuran pekerjaan Untuk membantu
beton (sloof, kolom, meningkatkan
dan balok) digunakan kekuatan tanah.
kerikil ø 0,5 cm s/d 2
cm
Untuk pekerjaan
beton yang lain (plat,
rabat) dapat
digunakan kerikil/split
dengan butiran lebih
besar, yaitu ø 3 cm
s/d 5 cm.

Dipersyaratkan
kandungan Lumpur
sesedikit mungkin.
Batu Bata Jenis bata yang Kegunaan:
digunakan: Digunakan bahan
Terbuat dari tanah utama pasangan
liat dicetak dan dinding bata.
dibakar cukup Bisa digunakan
matang (berwarna untuk pondasi pada
merah kehitaman). konstruksi yang
Terbuat dari batuan bersifat ringan.
putih (alam).
Terbuat dari tanah
padas/keras (alam).
Berbentuk prisma
segi empat panjang
dengan ukuran
standar setempat.
Cukup padat dan
tidak banyak porous
(berpori besar).
Memiliki rusuk-
rusuk yang siku-siku
dan tajam.
Memiliki bidang
datar dengan
permukaan kasar dan
tidak menunjukkan
tanda-tanda retak dan
mudah patah.
Bata cetak (batako)
hanya digunakan
untuk pekerjaan
dinding yang
berfungsi sebagai
partisi (bukan pemikul
beban).
Semen Portland (PC) Jenis semen yang Gresik/Conch/Tiga Kegunaan:
digunakan: Roda Sebagai bahan
Semen produksi perekat spesi
pabrik dengan tipe maupun adonan
sesuai kebutuhan. beton).
Jika menggunakan
semen curah, harus
memiliki tempat dan
alat penyimpan
standar sehingga
semen tidak
mengeras sebelum
digunakan.

Air Jenis air yang Kegunaan:


digunakan: Sebagai bahan
Air bersih, tidak utama pelarut
mengandung kotoran campuran/adukan
organik ataupun spesi dan beton.
kimia.
Air laut, air selokan,
dan air limbah industri
tidak diperkenankan
dipergunakan untuk
pekerjaan beton.

Kayu Untuk pekerjaan Kegunaan:


bekisting dapat Digunakan untuk
digunkan kayu papan cetakan/acuan atau
lunak (kayu kelas III) bekisting.
atau multiplek.

Besi beton Jenis besi yang Kegunaan:


digunakan: Digunakan untuk
Besi standar untuk tulangan pada
beton bertulang pekerjaan beton
(SNI), ukuran bertulang.
diameter penuh/tepat
(tidak banci) dan tidak
berkarat.

Cat Dinding Untuk bagian luar MOwilex/Dulux Jenis cat yang


yang langsung digunakan:
berhubungan dengan Halus, rata dan
cuaca (matahari dan tidak luntur apabila
hujan), digunakan terkena air (dapat
jenis cat yang tahan dilap dengan lap
terhadap perubahan basah).
cuaca
(weathershield).
Cat yang digunakan
harus mowilex
dikarenakan kualitas
cat yang bagus dan
tahan lama

Disarankan sebelum
pengecatan, dinding
dilapisi plamir dengan
kualitas baik
sehingga cat tidak
mudah mengelupas
atau luntur.
Penutup atap atap metal sakura Masing-masing jenis
atau multi roof atau penutup atap harus
yang sejenis dengan memiliki ukuran yang
ukuran 80 cm x 300 sama, tidak retak
cm yang menyebabkan
bocor atau rembesan
air, tidak mudah
pecah dan cukup kuat
menahan injakan kaki
pada saat
dikerjakan/dipasang,
dan tidak mudah
berjamur/lumut.

Penutup Lantai Dipakai kualitas No. Keramik, tegel, atau


1/kw-1/kw-A (memiliki jenis penutup lantai
ukuran yang lainnya yang memiliki
seragam/sama, kualitas setara,
sudut-sudutnya
siku/presisi,
permukaan bidang
datar/tidak baling).
Kualitas Beton Untuk beton struktur
(sloof, kolom, balok,
dan ringbalk)
dingunakan
perbandingan
campuran 1 bagian
semen : 2 bagian
pasir : 3 bagian kerikil
dengan mutu beton
minimal K.175.
Untuk beton non
struktur atau beton
rabat, digunakan
perbandingan
campuran 1 bagian
semen : 3 bagian
pasir : 3 5 bagian
kerikil dengan mutu
beton minimal K.125.
Untuk
mempercepat proses
dan meningkatkan
kualitas pekerjaan,
dimungkinkan
pemakaian bahan
aditif.
E.2 Ketentuan bahan bangunan konstruksi berikut :

Persyaratan Berkontrak di atur pada Syarat- Syarat Khusus Kontrak ( SSKK )

F. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN

Pada bagian ini PPK menyusun spesifikasi proses/kegiatan berdasarkan petunjuk pada Bab X Spesifikasi
Teknis dan Gambar pada angka 12 dalam Lampiran Standar Dokumen Pemiliha Pekerjaan Konstruksi
Metode Tender Pascakualifikasi 1 file harga terendah Sistem Gugur.

Ada dilampiran Rk3


G. SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/METODE PELAKSANAAN/METODE KERJA

BAB I
PEKERJAAN SIPIL

UMUM

Pemeriksaan dan Persyaratan Bangunan.


Bahan Bangunan

Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan lebih dulu dari
Pengawas/Pemberi Tugas dengan memperlihatkan contoh dari masing- masing bahan.

Bahan-Bahan Yang Tidak Memenuhi Syarat.


Bahan-bahan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh Pengawas/Tim pengelola pembangunan dan
tidak disangkal oleh Kontraktor, harus dikeluarkan/diangkut dari lokasi tempat pekerjaan dalam kurun
waktu paling lambat 2 x 24 jam yang dilaksanakan oleh Kontraktor.
Jika Kontraktor melalaikan atau mengabaikan waktu tersebut diatas, maka bahan- bahan tersebut akan
dikeluarkan oleh Pengawas/tim pengelola pembangunan atas biaya Kontraktor.
Pemberi Tugas tidak menyediakan bahan atau peralatan apapun dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN

Pembersihan Lokasi.
Pekerjaan ini meliputi penebangan pohon ( bila ada ) hingga bersih sampai keakar-akarnya, pembersihan
semak-semak, pekerjaan tanah/pengupasan tanah lapisan atas (tanah humus), berikut penyediaan
tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang memadai sehingga dapat dicapai hasil yang memuaskan.
Apabila dalam pekerjaan persiapan ini terdapat kerusakan barang/peralatan milik Pemberi Tugas, maka
Kontraktor bertanggung jawab dan menggantinya.
Pekerjaan Penebangan Pohon.
Kontraktor wajib meninjau lokasi site, dan pepohonan yang mengganggu lokasi site dalam setting-out
agar ditebang dan dibersihkan sampai keakar-akarnya, sehingga tidak ada yang masih tersisa dan
terpendam didalam tanah.
Jika penebangan pohon tersebut dibutuhkan peralatan khusus, maka Kontraktor perlu menyediakan
peralatan tersebut.
Pohon yang tumbuhnya tidak berada dalam lokasi/denah bangunan agar tetap dibiarkan
tumbuh/dipertahankan apa adanya, sepanjang tidak mengganggu kegiatan pekerjaan.
Pengupasan Tanah Lapisan Atas.
Pekerjaan tanah meliputi penggalian dan pemindahan dari bahan bagian permukaan, tanah liat, tumbuh-
tumbuhan dan semua benda-benda yang tidak diperlukan.
Penggalian sampai pada permukaan-permukaan yang dikehendaki sesuai yang tertera pada gamabar-
gambar kerja.
Pengurugan dengan bahan-bahan yang telah disetujui sampai pada ketinggian yang direncanakan.
Tanah lapisan atas atau lapisan tanah humus, adalah bagian lapisan dari tanah pada permukaan yang
ada yang terdiri atau ditandai oleh adanya akar-akar tanaman, atau organisme lainnya yang mana
menurut pendapat Pengawas dapat mengakibatkan gangguan pada stabilitas konstruksi yang akan
dilaksanakan, harus dibuang sedalam + 20 cm dan harus dibuang sebagai lapisan permukaan.
Apabila ditemukan lapisan tanah humus lebih dari 20 cm maka penggalian harus sedalam lapisan tersebut.
Kemudian dilaksanakan pengurugan sebagai lapisan permukaan dengan ketentuan dari Pengawas.
Sedangkan biaya akibat kelebihan penggalian ini merupakan tanggung jawab Kontraktor dan bukan
termasuk dalam pekerjaan tambah.
Setelah pembersihan site, permukaan tanah, tanah liat, dan lainnya, maka dapat dimulai pekerjaan galian.
Tanah humus yang tidak berguna harus diangkut keluar dari halaman. Pengangkutan diatas merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
Setiap biaya yang termasuk pekerjaan diatas harus dimasukkan kedalam harga borongan.
PPPK.

Kontraktor harus menyediakan kotak PPPK lengkap berisi obat- obatan menurut kebutuhan.

Papan nama proyek.

Kontraktor wajib memasang papan nama proyek, ukuran serta isi keterangan yang tertulis pada papan
nama proyek ditentukan kemudian.

Pengadaan air kerja.

Air untuk keperluan kerja harus diadakan, apabila mungkin sumber air didapat lokasi pekerjaan dengan
cara membuat sumur gali kemudian dihisap pakai pompa air.

Pengadaan listrik kerja.

Listrik kerja untuk keperluan kerja harus diadakan, apabila mungkin menggunakan generator.

Pengadaan Direksi Keet.

Kontraktor harus membuat direksi keet dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan di lapangan, dalam
direksi keet harus tersedia meja, kursi, papan gambar dan dilengkapi dengan alat-alat yang mungkin
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menurut kebutuhan.

PASAL 2
PENGUKURAN, PEMASANGAN BOUWPLANK DAN PENENTUAN PEIL

Letak tugu patok dasar ditentukan oleh pengawas bersama dengan perencana.
Tugu patok dasar dibuat dari beton, tertancap kuat kedalam tanah dengan bagian yang muncul diatas
permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya, tugu dibuat permanen, tidak
bisa dirubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pengawas
untuk membongkarnya.
Papan untuk bouwplank dari profil aluminium panil kaca lokal berukuran 2/20 yang diserut halus pada
bagian atas, dipasang 100 cm dari tepi bangunan.
Papan bouwplank dipasang pada patok yang kuat, tertancap kokoh didalam tanah sehingga tidak goyang
atau berubah.
Tinggi sisi atas patok ukur harus sama antara yang satu dengan yang lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh manager konstruksi.
Setelah selesai pemasangan papan ukur, kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas untuk diminta
persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketetapan letak papan patok ukur
sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Pengawas.
Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank/setting out pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian dan bench-marks yang diberi
Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas level, posisi, dimensi serta kelurusan seluruh
bagian pekerjaan dan pengadaan peralatan maupun tenaga kerja.
Bilamana dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, merupakan
tanggung jawab Kontraktor serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila
kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Pengawas.
Pemeriksaan setting-out atau lainnya oleh manager konstruksi atau wakilnya tidak menyebabkan
tanggung jawab Kontraktor menjadi berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua bench-marks dll, dan
hal yang perlu dalam pekerjaan ini.
Sebelum memulai pekerjaan galian Kontraktor harus memastikan peil-peil dari halaman dengan baik,
seteliti mungkin sesuai dengan titik atau garis-garis contour yang ditentukan didalam gambar kerja.

Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka Kontraktor harus menyampaikan laporan
tertulis kepada Pengawas.
PASAL 3

PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

Pekerjaan Galian.
Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, kemiringan dan lengkungan sesuai
dengan kebutuhan konstruksi atau sebagainya ditunjukan dalam gambar.
Apabila tanah lapisan atas ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas
maka tanah ini perlu diamankan terlebih dahulu untuk penggunaan diatas.
Tanah humus/tanah galian yang tidak berguna harus diangkut keluar dari halaman. Pengangkutan diatas
merupakan tanggung jawab Kontraktor atau bila perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan-bahan yang
tidak terpakai atau kelebihan tanah yang tidak dipergunakan untuk urugan dan lain-lain sebagainya yang
dapat di instruksikan oleh Pengawas.
Pemadatan.
Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan harus dilakukan
lapis demi lapis dengan tebal + 20 cm.
Setiap lapis dipadatkan, jika memungkinkan dengan mesin giling (tumbuk) atau stemper dengan disirami
air yang disetujui oleh Pengawas.
Proses Pemiringan Tanah.
Kontraktor diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan tanah yang ada dan
bertanggung jawab atas stabilitas dari tanggul-tanggul ini sampai batas periode kestabilan dan
mempersiapkan segala sesuatunya yang dianggap perlu untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini.
Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan.
Galian dan urugan harus diperiksa terlebih dahulu oleh Pengawas sebelum dimulai kepada tahap yang
selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Pengawas akan menunjukan bagian-bagian tanah yang akan
dipadatkan yang harus dilaksanakan pengujian pemadatannya.
Pengurugan untuk pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tertimbun oleh tanah tidak boleh
dilanjutkan atau dilaksanakan sebelum diadakannya pemeriksaan oleh Pengawas.

PASAL 4

PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI

Ketentuan Umum.
Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik atau syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton
secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Dalam segala hal yang menyangkut
pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard yang berlaku.
Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan tepat dan mempunyai presisi yang tinggi dengan
toleransi yang sekecil mungkin, sebagaimana tercantum dalam persyaratan ini dan sesuai dengan
gambar kerja serta sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh Pengawas.
Semua material yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, harus dari material yang mutunya
telah teruji dan dapat dibuktikan dengan ketentuan- ketentuan yang telah disyaratkan.
Kontraktor wajib melakukan pengujian terhadap beton-beton yang akan dipergunakan di dalam pekerjaan
ini, guna mengetahui kekuatan, kondisi serta bentuk dan ukuran dari beton itu sendiri.
Seluruh material yang tidak memenuhi ketentuan serta persyaratan yang berlaku, harus segera diangkut
untuk dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak diperkenankan dipergunakan kembali.
Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan diatur dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan beton/struktur yang
sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan beton/struktur harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk didalamnya pengadaan bahan,
upah, pengujian dan peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
Pengadaan detail, fabrikasi dan pemasangan semua kerangka (reinforcement) dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan beton, dan
semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pelaksanaan pekerjaan beton ini.
Bahan-bahan/Material.
Semen:
Semen yang digunakan adalah semen portland type PCC/Multiguna dan merupakan hasil produksi dalam
negeri. Semen disimpan sedemikian rupa untuk mecegah terjadinya kerusakan pada bahan atau
terjadinya pengotoran oleh bahan-bahan lain.
Penyimpanan semen harus didalam gudang tertutup, sehingga semen terhindar dari basah atau
kemungkinan lembab, dan tidak tercampur dengan bahan-bahan atau material lain.
Agregat Kasar:
Agregat untuk beton harus produksi stone crusher untuk batu split dan pasir

ex curup (hisap) serta mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut, antara lain yaitu:

Agregat beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang sesuai dengan standar SNI.
Atas persetujuan Pengawas, diperbolehkan menggunakan agregat dengan standar lain, asal disertai
dengan bukti berdasarkan pengujian khusus atau untuk pemakaian nyata, dimana kekuatan, keawetan
dan ketahanannya dapat memenuhi persyaratan.
Dalam segala pekerjaan, ukuran maksimum agregat kasar tidak melebihi ketentuan berikut:
Seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
Sepertiga dari tebal pelat.
3/4 Jarak bersih minimum antar batang tulang, atau berkas batang tulangan.
Terjadinya toleransi ukuran dapat diperbolehkan menurut tenaga ahli, untuk kemudahan pekerjaan, dan
metoda konsolidasi beton adalah sedemikian rupa, sehingga kondisi beton dijamin tidak akan terjadi
sarang kerikil atau adanya rongga-rongga.
Air:

Air yang digunakan pada campuran beton harus didatangkan dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika mutunya meragukan harus di analisis kimia dan dievaluasi mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
Harus bersih dan tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara
nyata.
Tidak mengandung benda-benda yang tersuspensi lebih dari 2 gr/liter.
Tidak mengandung larutan yang dapat merusak beton (zat asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari
15 gr/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih
dari 100ppm.
Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang meng-gunakan air suling, maka penurunan kekuatan
adukan beton dengan air digunakan lebih dari 10%.
Baja Kerangka Untuk Beton (Baja Tulangan):

Baja tulangan yang digunakan harus dapat memenuhi ketentuan berikut ini:

Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lekukan, retak, bergelombang, berlubang atau berlapis.
Hanya diperkenankan berkarat ringan saja.
Untuk tulangan utama (tarik/tekan, lentur) harus digunakan Baja Tulangan Deform (BJTD), dengan jarak
antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70% diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh
kurang dari 5% diameter nominalnya.
Kerangka beton dengan Ø < 16 mm memakai BJTP 24 (polos), dan kerangka beton dengan Ø ≥ 16 mm
memakai min BJTD 32 dengan bentuk ulir.
Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian
laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan kekuatan leleh dan berat permeter serta panjangnya,
dari baja tulangan yang dimaksudkan.
Diameter nominal Baja Tulangan Deform / BJTD yang digunakan harus ditentukan dari sertifikat pengujian,
yang dapat ditentukan dengan rumus:

d = 4,029 √B atau; d = 12,47 √G Keterangan: d = Diameter nominal (mm).


B = Berat baja tulangan (N/mm). G = Berat baja tulangan (Kg/m).

Toleransi berat batang contoh yang diizinkan dalam pasal ini adalah:

DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI BERAT YANG DI IZINKAN


TULANG
78Ø < 10 mm +7%
10 mm < Ø < 16 mm +6%
16 < Ø < 28 mm +5%
Ø > 28 mm +4%

Beton dan Adukan Beton Struktur.


Beton harus dirancang proporsi campuran agar menghasilkan kuat tekan rata- rata (fcr) minimal sebesar:
fcr = fc + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar deviasi
Kontraktor (dengan persetujuan dari Pengawas) harus membuat proporsi campuran adukan beton yang
baru dengan sedemikian rupa, sehingga nilai kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat meningkat
dan mencapai nilai yang telah ditentukan.
Setiap ada perubahan jenis bahan yang dipergunakan, pelaksana wajib melakukan trial mix design dengan
bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium untuk memastikan nilai dari kuat tekan
beton yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan atau belum.
Untuk kekentalan adukan, pada setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat

sampel guna pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:

BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (mm)


Pelat pondasi / poer. 50 – 125
Kolom struktur 75 – 150
Balok – balok 75 – 150
Pelat lantai 75 – 150

Apabila ada hal-hal yang belum tercakup didalam persyaratan teknis ini, pelaksana harus mengacu pada
seluruh ketentuan yang terdapat dalam Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal menurut
ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan standar yang terdapat dalam SK SNI T-15- 1990-03.

Pengadukan dan Alat Aduk.


Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan kelengkapan yang memiliki ketelitian yang tinggi untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-masing bahan beton. Seluruh peralatan,
perlengkapan dan tata cara pengadukan harus mendapatkan persetujuan Pengawas.
Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan harus mendapatkan persetujuan
Pengawas, seluruh operasional harus diperiksa secara kontinyu oleh Pengawas.
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau portable continous mixer).
Sebelum digunakan mesin aduk ini harus benar- benar dalam keadaan kosong, dan harus dicuci terlebih
dahulu apabila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
Selain ketentuan tersebut didalam butir c diatas, maka pengadukan beton dilapangan harus mengikuti
ketentuan berikut ini:
Harus dilakukan didalam suatu mesin pengaduk dari tipe yang telah disetujui Pengawas.
Mesin aduk harus berputar dengan kecepatan yang telah diinstruksikan oleh pabrik pembuat mesin aduk
tersebut.
Pengadukan harus diteruskan paling lambat 1,5 menit setelah semua material dimasukkan kedalam drum
aduk, kecuali jika dapat dibuktikan bahwa dengan waktu pengadukan yang menyimpang dari ketentuan
ini masih dapat dihasilkan beton yang memenuhi syarat.
Pengangutan Adukan.
Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ketempat penyimpanan akhir (sebelum dituang), harus
dicegah terjadinya pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat penyimpanan akhir dengan
lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat
mengakibatkan plastisitas beton berbeda antar pengangkutan yang berurutan.
Penempatan Beton Yang Akan Dituang.
Beton yang dituang harus diletakkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk mencegah terjadinya
segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.
Pelaksanaan penuangan beton harus dilakukan secepat mungkin untuk mempertahankan kondisi agar
selalu plastis dan dapat mengalir dengan mudah kedalam rongga diantar tulangan.
Beton yang telah kering sebagian atau telah dikotori oleh material lain, tidak boleh dituang kedalam
cetakan.
Beton yang telah mengeras kemudian ditambah dengan air untuk diaduk kembali tidak boleh dipergunakan
kembali.
Beton yang dituang harus dipadatkan secepat mungkin dengan alat yang tepat secara maksimal agar
dapat mengisi secara sempurna kedaerah sekitar tulangan dan barang yang tertanam hingga kedaerah
pojok acuan.
Perawatan Beton.
Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus dipertahankan dalam
kondisi lembab minimal 72 kecuali jika di lakukan perawatan yang tercepat.
Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus dipertahankan dalam
kondisi lembab minimal 168 jam kecuali jika dilakukan perawatan yang tercepat.
Cetakan Beton.
Dalam segala hal, cetakan beton termasuk penyangganya harus dirancang sedemikian rupa hingga dapat
dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan mampu menerima beban yang diakibatkan oleh penuangan
dan pemadatan adukan beton.
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang direncanakan,
tidak bocor dan harus kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau longsor.
Permukaan cetakan harus cukup rata dan tidak boleh ada lekukan dan lubang. Sambungan pada cetakan
lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak difinish
(expossed concrete).
Kecuali bila beton pondasi, cetakannya dibuat dari multipleks.
Kontraktor harus melakukan upaya supaya penyerapan air adukan oleh cetakan dapat dicegah.
Tiang-tiang harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan penunjang seperti yang
dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa kegiatan konstruksi yang
dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan
beban-beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan.
Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya, kekuatannya dan tidak
akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangkan. Permukaan cetakan harus bersih
dari segala kotoran, dan diberi form oil untuk mencegah melekatnya beton pada cetakan. Untuk
menghindari lekatnya form oil pada baja tulangan, maka form oil pada cetakan dilakukan sebelum
tulangan terpasang.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas, atau jika umur beton telah
melampaui waktu sebagai berikut:
Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35% fc).
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara 70% fc).
Balok dengan konstruksi 21 hari (setar dengan 95% fc).
Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95% fc).
Pada bagian konstruksi yang terletak didalam tanah, cetakan harus dicabut sebelum pengurugan
dilakukan.
Pengangkutan dan Pengecoran.
Perletakan pengadukan dan pengecoran harus diatur sedemikian rupa hingga memudahkan dalam
pengecoran.
Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam.

Pengecoran harus dilakukan secepat mungkin untuk menghindarkan terjadinya


pemisahan material dan perubahan letak tulangan.

Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 1,5 m, cara penuangan dengan alat bantu
seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus dapat persetujuan Pengawas.
Pelaksana harus memberitahukan Pengawas selambat-lambatnya 2 hari sebelum pengecoran
dilaksanakan.
Pemadatan Beton.
Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical vibrator dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.
Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakan massa utuh,
bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai
frekuensi tinggi untuk pengisian beton dan pemadatannya.
Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang telah masuk pada
beton yang mulai mengeras.
PASAL 5

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Lingkup Pekerjaan.
Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantunya yang berhubungan dengan
pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar, sehingga dapat dicapai hasil yang sempurna.
Pekerjaan ini meliputi penyiapan bagian yang akan dipasang untuk penutup atap yaitu kuda-kuda baja
ringan, bubungan/nok, reng dll. Sesuai dengan gambar perencanaan untuk atap zincalume gelombang
berwarna.
Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini yaitu pekerjaan kerangka atap, pekerjaan talang,
pekerjaan listplank, pekerjaan kelistrikan dan penangkal petir sesuai dengan gambar rencana.
Pengendalian Pekerjaan.
Seluruh pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan spesifikasi teknis.
Bahan–bahan/Material.
Penutup atap menggunakan atap zincalume gelombang berwarna.
Untuk tiang dan ranka atap menggunakan pipa hollow galvanis 40 x 40 seperti tercantum dalam gambar.
Cara Pelaksanaan pada atap
Bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus di serahkan contoh- contohnya kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
Jika dipandang perlu untuk diadakan penggantian, maka material pengganti harus mendapat persetujuan
dari Pengawas.
Atap zincalume gelombang berwarna harus dipasang oleh tenaga yang ahli dalam hal ini sehingga
didapatkan hasil yang rapih dan sempurna dalam segala arah, kaitan penutupnya harus cocok dan rapat.
Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar kerja, harus mengikuti
ketentuan dari pabrik zincalume gelombang berwarna tersebut.
Untuk pemotongan hanya diperbolehkan pada bagian pinggul-pinggulnya atau lembah dengan cara
sedemikian rupa sehingga bagian untuk menempatkan kedudukannya tidak boleh ada yang dibuang.
Pada nok, jurai, pemotongan zincalume gelombang berwarna harus rapih, menggunakan alat khusus.
Tidak diperkenankan menggunakan palu atau pahat, untuk menghindari keretakan yang menyebabkan
kebocoran.
Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi atas biaya Kontraktor, jika kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh
tindakan Pemberi Tugas.
Pemasangan zincalume gelombang berwarna harus sesuai dengan syarat-syarat yang dibuat oleh pabrik
pembuat zincalume gelombang berwarna tersebut.

PASAL 6
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

Lingkup Pekerjaan.

Bagian ini meliputi plesteran dan acian untuk seluruh dinding bata, kolom beton, balok beton, expose dan
lain-lain. Seperti dijelaskan pada gambar pelaksanaan.

Pengendalian Pelaksanaan.

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat-syarat yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis.

Bahan-bahan atau Material.


Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas sama seperti semen untuk
pekerjaan beton yang harus sesuai dengan persyaratan.
Pasir yang dipakai pada pekerjaan pasangan harus pasir ex curup (hisap) dan memenuhi persyaratan
Air yang digunakan harus air bersih, tidak berwarna, dan tidak mengandung bahan– bahan kimia (asam,
alkali) serta tidak mengandung minyak atau lumpur.
Campuran.

Komposisi campuran untuk pekerjaan plesteran dan acian seperti disebut dalam pekerjaan batu bata.

Pelaksanaan.
Pembuatan campuran harus menggunakan mesin pengaduk (mesin molen) dan peralatan yang memadai.
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada izin dari
Pengawas.
Permukaan dasar harus dibersihkan sampai benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
Seluruh permukaan untuk plesteran harus cukup basah tetapi tidak sampai jenuh. Plesteran dapat
dilakukan apabila permukaan air terlihat sudah lenyap/kering kembali.
Untuk mencegah pengeringan yang bersifat sementara, penempelan campuran maksimum 2,5 jam
setelah proses pencampuran.
Plesteran harus lurus, sama rata maupun tegak lurus.
Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan yang sesuai dengan yang disyaratkan, maka
dalam memenuhi pekerjaan plesteran harus dibuat kepala plesteran.
Jika plesteran menunjukan hasil yang tidak memuskan dan adanya cacat seperti pecah atau retak, tidak
rata, tidak lurus, atau bergelombang maupun keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali
dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
Pelaksanaan plesteran dilaksanakan setelah pemasangan batu-bata berumur 2 (dua) minggu.
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika
terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan.

PASAL 7

PEKERJAAN PEWARNAAN ATAU PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan.
Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantunya yang berhubungan dengan
pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar, sehingga dapat dicapai hasil yang sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pengecatan tembok eksterior, pengecatan tembok interior dan pengecatan plafon.
Bahan Serta Syarat-syarat.
Cat interior.

a. Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui oleh pemilik proyek, serta disetujui oleh Pengawas.
Penggunaan cat bagian dalam dan plafon gedung menggunakan jenis setara.

Cat eksterior.
Pekerjaan pengecatan ini menggunakan cat dari jenis yang setara dengan Wheater shield.
Pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik yang bersangkutan. Sebelum
pengecatan, cat dalam kaleng harus diaduk secara merata sebelum dtituangkan dalam tempat cat yang
disediakan.
Tanpa petunjuk dari pabrik maka penggunaan zat-zat pengering dan lain- lain tidak dibenarkan.
Sebelum permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahan alkali), Kotoran dan serpihan material yang ada
pada permukaan yang akan di cat, harus dibersihkan sampai benar-benar bersih, sehingga tidak
mengganggu pekerjaan pengecatan ini dan tidak merusak cat yang terpasang.
Cat besi.
Untuk besi galvanis dicat dengan 2 lapis zinchromate, tanpa dimenie terlebih dahulu, juga untuk struktur
baja, dicat dengan zincromat minimal 2 (dua) kali, dengan merk cat setara Nipponpaint.
Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai apabila:
Sebelum bagian-bagian yang akan dicat di periksa oleh Pengawas.
Apabila bagian yang dicat masih basah, lembab atau berdebu.
Apabila keadaan cuaca lembab dan hujan.
Kontraktor bertanggung jawab atas pengecatan yang baik dan harus mengatur waktu sedemikian rupa
mulai dari pengerjaan dasar (under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
Hasil akhir harus membentuk bidang cat yang utuh, tidak ada gelembung udara dan bidang cat dijaga
terhadap pengotoran.
Pengecatan kembali harus dilakukan bilamana bidang yang cacat tidak disetujui/diterima Pengawas
karena cat terkelupas atau rusak.

Warna cat akan ditentukan kemudian, dipilih oleh direksi atau perencana dan disetujui oleh Pengawas.

PASAL 8

PEKERJAAN LANTAI

Pekerjaan Keramik Lantai


Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralataan dan alat bantu lainnya sesuai dengan
gambar, serta petunjuk Pengawas, sehingga dapat dicapai hasil yang baik dan sempurna.
Meliputi pekerjaan untuk lantai Keramik atau menurut gambar perencanaan.
Pekerjaan Lantai Keramik
Spesifikasi bahan:
Jenis : Keramik 40 x 40
Finishing : -
Warna : Ditentukan kemudian.
Bahan pengisi siar : Grout semen sewarna dengan Keramik
Contoh-contoh:
Sebelum diadakan pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh bahan- bahan atau mock-up yang
akan digunakan, untuk diperiksa kondisinya agar dapat disetujui Pengawas.
Contoh bahan yang telah disetujui akan digunakan sebagai pedoman/standar bagi Pengawas untuk
menerima atau memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lokasi.
Persyaratan bahan:
Semen petland harus memenuhi SNI.
Pasir dan air harus memenuhi SNI.
Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas, tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan atau
penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan dari jenis serta kualitas terbaik yang di setujui
oleh Pengawas.
Pelaksanaan:
Sebelum Keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga jenuh.
Permukaan lantai yang akan dipasang Keramik harus bersih dan kering.
Bidang Keramik yang terpasang harus benar-benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk
memudahkan pengaliran air sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas.
Adukan semen untuk pemasangan Keramik harus penuh, baik untuk permukaan dasar ataupun dibadan
belakang Keramik.
Pola pemasangan Keramik harus sesuai dengan gambar detail atau sesuai dengan petunjuk Pengawas.
Lebar siar-siar harus sama, dengan kedalaman maksimal 3 mm, membentuk garis lurus sesuai dengan
gambar, atau sesuai petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi bahan pewarna (grout semen berwarna)
yang mana warnanya satu warna dengan Keramik.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam kotoran dan noda yang melekat,
sehingga benar-benar bersih dan warna Keramik tidak kusam.
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika
terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus menggantinya atas biaya sendiri.
Perbandingan adukan untuk pemasangan Keramik adalah 1 Pc : 4 Psr dengan ketebalan rata-rata 2 - 4
cm.
PASAL 10
PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR

Umum.

Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Kontraktor harus tetap memelihara pekerjaan sedemikian
rupa sehingga terbebas dari sisa atau puing-puing bangunan, kotoran-kotoran dan sampah-sampah yang
dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan proyek.
Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor diharuskan menyingkirkan seluruh bahan bangunan
yang tersisa dan bahan bangunan yang kelebihan, sampah-sampah atau puing- puing, perlengkapan,
peralatan, mesin-mesin dari lokasi proyek.
Seluruh bagian permukaan hasil penanganan pekerjaan harus terlihat bersih dan proyek yang akan
diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima dengan memuaskan oleh Pengawas.

Pembersihan Selama Pelaksanaan.


Kontraktor harus melakukan pembersihan secara rutin untuk menjamin daerah kerja, kantor darurat dan
hunian, tetap terbebas dari tumpukan bahan sisa dan sampah, serta terbebas dari kotoran-kotoran lainnya
yang dihasilkan dari operasional pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja dalam
keadaan bersih setiap saat.
Manjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lepas dan tetap
berfungsi setiap waktu.
Apabila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran lainnya dengan air,
sehingga dapat mencegah adanya debu atau pasir yang tertiup angin.
Siapkan pada daerah kerja tempat-tempat sampah untuk mengumpulkan bahan- bahan sisa, kotoran-
kotoran dan sampah-sampah sebelum dibuang.
Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah ditentukan dan sesuai
dengan peraturan/ perundangan yang berlaku secara nasional dan peraturan pemerintah daerah setempat
serta harus mentaati undang-undang anti pencemaran
Jangan menanam kotoran-kotoran dan sampah-sampah didaerah kerja proyek tanpa persetujuan dari
Pengawas.
Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap misalnya cairan mineral, oli, minyak cat kedalam
selokan, jalan.
Tidak diperkenankan menumpuk/membuang kotoran-kotoran dan sampah-sampah kedalam sungai atau
saluran air.
Jika Kontraktor memperhatikan bahwa saluran drainase air samping atau bagian lain dari sistem drainase
dipergunakan oleh karyawan, Kontraktor atau oleh orang lain,untuk pembuangan lain-lain diluar air
permukaan, pihak Kontraktor harus segera melaporkan hal yang terjadi kepada Pengawas dan segera
mengambil tindakan yang perlu sesuai dengan petunjuk Pengawas untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.

Pembersih Akhir.
Pada saaat selesainya pekerjaan lapangan, daerah proyek harus tetap dijaga kebersihannya dan siap
dipakai oleh pemilik. Pihak Kontraktor harus memulihkan daerah proyek yang bukan bagian pekerjaan
untuk perbaikan seperti dijelaskan dalam dokumen kontrak sesuai dengan keadaan aslinya.
Pada saat pembersihan akhir seluruh pengerasan, kerb-kerb dan jembatan harus diperiksa kembali,
karena dimungkinkan terjadinya kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir.

Daerah yang diperkeras dan seluruh daerah fasilitas umum yang diperkeras yang terletak dilokasi kerja
harus disikat sampai bersih. Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan garpu dan kotoran-kotoran
dan sampah-sampah harus dibuang seluruhnya.

H. KETENTUAN : ……………………………….
LAINNYA

Tanjung Redeb, Mei 2023


Pejabat Pembuat Komitmen,

TTd

Ns Jemmy S.Kep, S.H


NIP. 19700901 199303 1 008

Anda mungkin juga menyukai