Anda di halaman 1dari 222

Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

DAFTAR ISI

SAMBUTAN ______________________________________________________________ 1
DAFTAR ISI ______________________________________________________________ 2
PENDAHULUAN __________________________________________________________ 10
1.1 LATAR BELAKANG _______________________________________________ 10
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ____________________________________________ 11
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN _________________________________________ 11
GAMBARAN DINAS PUPR ___________________________________________________ 12
2.1 SEJARAH DINAS PUPR KOTA PAYAKUMBUH ___________________________ 12
2.2 STRUKTUR ORGANISASI __________________________________________ 13
2.3 BAGAN ORGANISASI DINAS PUPR ___________________________________ 14
2.4 VISI-MISI, TUJUAN DAN SASARAN __________________________________ 16
2.5 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA _____________________________ 17
2.6 SDM DINAS PUPR________________________________________________ 19
KINERJA DINAS PUPR _____________________________________________________ 27
3.1 INDIKATOR SASARAN STRATEGIS___________________________________ 29
3.1.1 SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA KESESUAIAN GUNA LAHAN DENGAN
RENCANA TATA RUANG ______________________________________ 29
3.1.2 SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA INFRASTRUKTUR DASAR PUBLIK
YANG SESUAI STANDAR ______________________________________ 30
3.1.2.1 PERSENTASE PELAYANAN AIR MINUM _________________________ 30
3.1.2.2 PERSENTASE PANJANG JALAN STATUS KOTA DALAM KONDISI MANTAP32
3.1.2.3 PERSENTASE SISTEM DRAINASE SKALA KOTA __________________ 33
3.1.2.4 PERSENTASE KETERSEDIAAN FASILITAS UMUM PERKOTAAN ______ 35
3.1.2.5 PERSENTASE PENATAAN SUNGAI ____________________________ 36
3.1.2.6 PERSENTASE DAERAH IRIGASI BERKINERJA BAIK _______________ 37
3.1.3 SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA AKUNTABILITAS KINERJA
PERANGKAT DAERAH ________________________________________ 38
3.1.3.1 NILAI EVALUASI AKIP SKPD _________________________________ 38
3.1.4 SPM URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG ___________ 39
3.1.4.1 PERSENTASE JUMLAH RUMAH TANGGA YANG MENDAPATKAN AKSES
TERHADAP AIR MINUM_____________________________________ 39

2
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2 SEKRETARIAT __________________________________________________ 42


3.2.1 SEKRETARIS _______________________________________________ 42
3.2.1.1 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ____________________________ 42
3.2.1.2 INDEKS REFORMASI BIROKRASI (PMPRB) ______________________ 43
3.2.1.3 PERSENTASE KESESUAIAN RENJA DAN RENSTRA ________________ 44
3.2.1.4 PERSENTASE CAPAIAN KINERJA REALISASI PROGRAM/ KEGIATAN __ 45
3.2.1.5 PERSENTASE REALISASI KEUANGAN SKPD _____________________ 46
3.2.1.6 PERSENTASE ASN BERPRILAKU DISIPLIN ______________________ 46
3.2.1.7 PERSENTASE ASN YANG MENGIKUTI BIMTEK SESUAI KOMPETENSI &
ASN YANG DIBERIKAN BIMBINGAN TEKNIS ____________________ 47
3.2.1.8 PERSENTASE ASN YANG MENDUDUKI JABATAN SESUAI DENGAN
KOMPETENSI_____________________________________________ 49
3.2.1.9 INDEKS KEPUASAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI UMUM DINAS49
3.2.1.10 PERSENTASE ASET PEMDA KEWENANGAN DINAS DALAM KONDISI BAIK
_______________________________________________________ 50
3.2.1.11 PERSENTASE KONDISI SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN DALAM
KONDISI BAIK ____________________________________________ 51
3.2.2 SUB SUBTANSI PENYUSUNAN PROGRAM _________________________ 51
3.2.2.1 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN DAN DOKUMEN PELAYANAN PUBLIK
YANG DISUSUN___________________________________________ 52
3.2.2.2 JUMLAH DOKUMEN/LAPORAN PENCAPAIAN KINERJA DAN IKHTISAR
REALISASI KINERJA SKPD __________________________________ 53
3.2.2.3 JUMLAH BUKU PROFIL DINAS YANG DISUSUN __________________ 54
3.2.2.4 JUMLAH CAPAIAN KINERJA DAN REALISASI KINERJA SKPD YANG
DISEBARLUASKAN DAN DIPUBLIKASIKAN ______________________ 54
3.2.2.5 JUMLAH LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI YANG DISUSUN ___ 55
3.2.2.6 JUMLAH PENDAMPINGAN INOVASI DINAS YANG DILAKUKAN ______ 56
3.2.3 SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN _________________________ 56
3.2.3.1 JUMLAH PENGADAAN PAKAIAN DINAS BESERTA PERLENGKAPANNYA
YANG DILAKUKAN _________________________________________ 57
3.2.3.2 JUMLAH DIKLAT DAN PELATIHAN FORMAL YANG DIIKUTI _________ 58
3.2.3.3 JUMLAH KOMPONEN INSTALASI LISTRIK/ PENERANGAN BANGUNAN
KANTOR YANG DISEDIAKAN_________________________________ 58
3.2.3.4 JUMLAH BAHAN LOGISTIK KANTOR YANG DISEDIAKAN ___________ 59
3.2.3.5 FOTOCOPY CETAK DAN JILID DOKUMEN DINAS YANG DISEDIAKAN _ 59
3.2.3.6 JUMLAH BAHAN BACAAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG DISEDIAKAN ________________________________________ 60

3
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2.3.7 JUMLAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG DISEDIAKAN ___________ 61


3.2.3.8 JUMLAH PENYELENGGARAAN RAPAT-RAPAT KOORDINASI DAN
KONSULTASI SKPD ________________________________________ 61
3.2.3.9 JUMLAH REKENING LISTRIK TELEPON DAN AIR YANG DIBAYARKAN _ 62
3.2.3.10 JUMLAH PENYEDIAAN JASA PELAYANAN UMUM KANTOR __________ 62
3.2.3.11 JUMLAH KENDARAAN DINAS/ OPERASIONAL YANG DIPELIHARA DAN
DIBAYARKAN PAJAKNYA ____________________________________ 64
3.2.3.12 JUMLAH KENDARAAN DINAS/ OPERASIONAL DALAM KONDISI BAIK _ 65
3.2.3.13 JUMLAH PERALATAN KERJA YANG DIPERBAIKI __________________ 66
3.2.3.14 JUMLAH GEDUNG/BANGUNAN KANTOR YANG DIPELIHARA ________ 67
3.2.3.15 JUMLAH MEBELEUR YANG DIPELIHARA ________________________ 67
3.2.4 SUB BAGIAN KEUANGAN ______________________________________ 68
3.2.4.1 JUMLAH GAJI DAN TUNJANGAN ASN YANG DIBAYARKAN __________ 69
3.2.4.2 TAMBAHAN PENGHASILAN ASN YANG DIBAYARKAN ______________ 69
3.2.4.3 JUMLAH LEMBUR YANG DIBAYARKAN _________________________ 70
3.3 BIDANG SUMBER DAYA AIR________________________________________ 72
3.3.1 KEPALA BIDANG SUMBER DAYA AIR ____________________________ 73
3.3.1.1 PERSENTASE SUNGAI BERFUNGSI BAIK _______________________ 73
3.3.1.2 PERSENTASE SUNGAI YANG TERPELIHARA _____________________ 74
3.3.1.3 PERSENTASE IRIGASI DENGAN KONDISI BAIK __________________ 74
3.3.1.4 PERSENTASE IRIGASI TERPELIHARA __________________________ 76
3.3.1.5 PERSENTASE KETERSEDIAAN DEBIT AIR IRIGASI ________________ 76
3.3.1.6 PERSENTASE KELOMPOK P3A/ GP3A AKTIF _____________________ 77
3.3.2 SUB SUBSTANSI SUNGAI DAN AIR BAKU _________________________ 78
3.3.2.1 PANJANG SUNGAI YANG DINORMALISASI ______________________ 79
3.3.2.2 PEMBEBASAN LAHAN NORMALISASI SUNGAI ___________________ 80
3.3.2.3 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN/ PENATAAN SUNGAI YANG DISUSUN
_______________________________________________________ 81
3.3.2.4 JUMLAH DAERAH ALIRAN SUNGAI YANG DIPELIHARA ____________ 82
3.3.2.5 PANJANG JALAN INSPEKSI YANG DIBANGUN ___________________ 83
3.3.2.6 PANJANG SUNGAI YANG DIPELIHARA _________________________ 84
3.3.3 SUB SUBSTANSI IRIGASI DAN RAWA ____________________________ 85
3.3.3.1 PANJANG SALURAN IRIGASI YANG DIREHABILITASI _____________ 86
3.3.3.2 JUMLAH PINTU AIR YANG DIBANGUN _________________________ 89
3.3.4 SUB SUBSTANSI OPERASIONAL DAN PEMELIHARAN SUMBER DAYA AIR 90

4
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.3.4.1 JUMLAH PINTU AIR YANG DIPELIHARA ________________________ 91


3.3.4.2 JUMLAH DAERAH IRIGASI YANG DIPELIHARA ___________________ 91
3.3.4.3 LUAS AREAL SAWAH TERALIRI IRIGASI________________________ 94
3.3.4.4 PERSENTASE KELOMPOK P3A/ GP3A YANG DIBINA ______________ 95
3.3.4.5 PEMBINAAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) DAN GABUNGAN PETANI
PEMAKAI AIR (GP3A) ______________________________________ 96
3.4 BIDANG BINA MARGA ____________________________________________ 99
3.4.1 KEPALA BIDANG BINA MARGA ________________________________ 100
3.4.1.1 PERSENTASE JALAN KOTA YANG MEMENUHI STANDAR KONSTRUKSI DAN
FUNGSI ________________________________________________ 100
3.4.1.2 PERSENTASE KETERSEDIAAN JALAN KOTA SESUAI KEBUTUHAN ___ 101
3.4.1.3 PERSENTASE JALAN KOTA YANG MEMILIKI TROTOAR ___________ 102
3.4.1.4 PERSENTASE JALAN YANG DILAYANI PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
______________________________________________________ 102
3.4.2 SUB SUBSTANSI PEMBANGUNAN, PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN103
3.4.2.1 JUMLAH RUAS LAHAN YANG DIBEBASKAN UNTUK PENINGKATAN DAN
PEMBANGUNAN JALAN ____________________________________ 104
3.4.2.2 PANJANG JALAN YANG DITINGKATKAN _______________________ 104
3.4.2.3 PANJANG JALAN BARU YANG DIBANGUN______________________ 105
3.4.2.4 JUMLAH JEMBATAN BARU YANG DIBANGUN ___________________ 106
3.4.2.5 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN JEMBATAN
YANG DISUSUN__________________________________________ 106
3.4.2.6 JUMLAH JEMBATAN YANG DIGANTI __________________________ 107
3.4.3 SUB SUBSTANSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN ___________ 108
3.4.3.1 PANJANG JALAN YANG DIPELIHARA SECARA RUTIN _____________ 109
3.4.3.2 PANJANG JALAN YANG DIPELIHARA SECARA BERKALA ___________ 110
3.4.3.3 JUMLAH JEMBATAN YANG DIPELIHARA _______________________ 111
3.4.3.4 PANJANG JALAN YANG DIREHABILITASI ______________________ 112
3.4.3.5 JUMLAH JEMBATAN YANG DILAKUKAN PEMELIHARAAN BERKALA __ 113
3.4.4 SUB SUBSTANSI PENGEMBANGAN BANGUNAN PELENGKAP JALAN ____ 114
3.4.4.1 PANJANG JALAN YANG DILAKUKAN SURVEY KONDISI ___________ 115
3.4.4.2 JUMLAH JEMBATAN YANG DILAKUKAN SURVEY KONDISI _________ 116
3.4.4.3 PERSENTASE LAMPU JALAN YANG TERPASANG BERDASARKAN
KEBUTUHAN ____________________________________________ 116
3.4.4.4 JUMLAH PENGADAAN LAMPU JALAN _________________________ 117
3.4.4.5 JUMLAH PENERANGAN JALAN UMUM YANG DIPELIHARA _________ 117

5
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.4.4.5 PANJANG TROTOAR YANG DIBANGUN ________________________ 118


3.4.4.6 PANJANG TROTOAR YANG DIPELIHARA ______________________ 119
3.5 BIDANG CIPTA KARYA ___________________________________________ 122
3.5.1 KEPALA BIDANG CIPTA KARYA ________________________________ 122
3.5.1.1 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG DILAYANI AIR MINUM PERPIPAAN
______________________________________________________ 122
3.5.1.2 PERSENTASE SAMBUNGAN RUMAH PENGGUNA AIR BERSIH ______ 123
3.5.1.3 PERSENTASE JALAN KOTA MEMILIKI DRAINASE ________________ 124
3.5.1.4 PERSENTASE KETERSEDIAAN DRAINASE SESUAI KEBUTUHAN ____ 125
3.5.1.5 PERSENTASE JALAN LINGKUNG KONDISI BAIK _________________ 126
3.5.1.6 PERSENTASE JALAN LINGKUNG SESUAI KEBUTUHAN ____________ 127
3.5.1.7 PERSENTASE BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAHAN YANG
REPRESENTATIF _________________________________________ 128
3.5.1.8 PERSENTASE PENYEDIAAN SARANA PERKANTORAN TERTENTU YANG
REPRESENTATIF _________________________________________ 129
3.5.1.9 PERSENTASE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SARANA IBADAH SKALA
KOTA _________________________________________________ 130
3.5.2 SUB SUBSTANSI TATA BANGUNAN _____________________________ 131
3.5.2.1 JUMLAH SARANA DAN PRASARANA GEDUNG KANTOR SKALA KOTA YANG
DIBANGUN _____________________________________________ 132
3.5.2.2 LUAS LAHAN YANG DIBEBASKAN UNTUK PEMBANGUNAN SARANA
IBADAH SKALA KOTA _____________________________________ 133
3.5.3 SUB SUBSTANSI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
PENYEKATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN ______________________ 133
3.5.3.1 PANJANG PERPIPAAN YANG DIBANGUN ______________________ 134
3.5.3.2 PANJANG DRAINASE YANG DIBANGUN _______________________ 135
3.5.3.3 PANJANG DRAINASE YANG DIPELIHARA ______________________ 135
3.5.4 SUB SUBSTANSI PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS ___________ 136
3.5.4.1 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS JALAN LINGKUNG YANG __
DISUSUN ______________________________________________ 137
3.5.4.2 PANJANG JALAN LINGKUNG YANG DIBANGUN _________________ 138
3.6 BIDANG BINA KONSTRUKSI DAN PERIZINAN _________________________ 141
3.6.1 KEPALA BIDANG BINA KONSTRUKSI DAN PERIZINAN ______________ 141
3.6.1.1 PERSENTASE PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI YANG BERKINERJA BAIK142
3.6.1.2 PERSENTASE TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI_________________ 142
3.6.1.3 PERSENTASE KESEDIAAN DOKUMEN STANDAR JASA KONSTRUKSI _ 143
3.6.1.4 PERSENTASE KESEDIAAN DOKUMEN SHST-BGN ________________ 144

6
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.6.1.5 PERSENTASE TENAGA KONSTRUKSI BERSERTIFIKAT ____________ 144


3.6.1.6 REKOMENDASI TEKNIS BANGUNAN YANG DITERBITKAN _________ 145
3.6.1.7 PERSENTASE BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI YANG TERTIB
ADMINISTRASI DAN TEKNIS _______________________________ 146
3.6.1.8 PERSENTASE BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI YANG MEMENUHI
KUALIFIKASI ____________________________________________ 147
3.6.1.9 PERSENTASE REKOMENDASI TEKNIS BANGUNAN MASYARAKAT YANG
DITERIMA ______________________________________________ 147
3.6.1.10 PERSENTASE BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH YANG MEMILIKI SLF148
3.6.2 SUB SUBSTANSI PERENCANAAN BINA KONSTRUKSI _______________ 149
3.6.2.1 DOKUMEN STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG
NEGARA (SHSTBGN) ______________________________________ 150
3.6.2.2 DOKUMEN BUKU PROFIL JASA KONSTRUKSI ___________________ 152
3.6.3 SUB SUBSTANSI PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI _________________ 153
3.6.3.1 JUMLAH KONSULTASI JASA KONSTRUKSI YANG DIBERIKAN ______ 154
3.6.3.2 JUMLAH MONITORING DAN EVALUASI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI
______________________________________________________ 155
3.6.3.3 JUMLAH PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI _____________ 156
3.6.3.4 JUMLAH PEMBINAAN BADAN USAHA KONSTRUKSI ______________ 157
3.6.4 SUB SUBSTANSI PERIZINAN BANGUNAN ________________________ 159
3.6.4.1 JUMLAH PERTIMBANGAN TEKNIS PERENCANAAN BANGUNAN _____ 160
3.6.4.2 JUMLAH REKOMENDASI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG (PBG) 161
3.7 BIDANG PENATAAN RUANG _______________________________________ 164
3.7.1 KEPALA BIDANG BINA KONSTRUKSI DAN PERIZINAN ______________ 164
3.7.1.1 PERSENTASE KEPATUHAN PELAKU PEMBANGUNAN SESUAI RENCANA
TATA RUANG____________________________________________ 164
3.7.1.2 PERSENTASE KETERSEDIAAN DOKUMEN DAN REGULASI TATA RUANG166
3.7.1.3 PERSENTASE KETERSEDIAAN DOKUMEN TEKNIS RUANG KAWASAN 167
3.7.1.4 PERSENTASE PENERBITAN PENILAIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN
RUANG ________________________________________________ 167
3.7.1.5 PERSENTASE PETA RTR YANG DIUPDATE DAN DIINFORMASIKAN __ 168
3.7.1.6 PERSENTASE PENERTIBAN PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG _ 170
3.7.1.7 PERSENTASE KETERSEDIAAN DOKUMEN DAN REGULASI PENATAAN
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN _____________________________ 171
3.7.1.8 PERSENTASE TANAH SENGKETA, KONFLIK YANG DIFASILITASI ___ 172
3.7.1.9 PERSENTASE SENGKETA TANAH GARAPAN YANG DIMEDIASI _____ 173

7
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.1.10 PERSENTASE PENETAPAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN FASILITAS


UMUM _________________________________________________ 175
3.7.1.11 PERSENTASE SERTIFIKASI ASET TANAH DAN BANGUNAN PEMERINTAH
KOTA __________________________________________________ 177
3.7.2 KEPALA SEKSI PERTANAHAN _________________________________ 178
3.7.2.1 JUMLAH SERTIFIKASI ASET TANAH PEMKO YANG DILAKSANAKAN _ 179
3.7.2.2 JUMLAH TANAH ASET PEMKO YANG MEMILIKI DOKUMEN HIBAH/
PENYERAHAN ___________________________________________ 180
3.7.2.3 JUMLAH SENGKETA, KONFLIK DAN PERKARA PERTANAHAN YANG
DIFASILITASI ___________________________________________ 181
3.7.2.4 JUMLAH PEMANTAUAN DAN EVALUASI TERHADAP IZIN LOKASI YANG
DIBERIKAN _____________________________________________ 183
3.7.3 SUB SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PEMANFAATAN TATA RUANG ___ 184
3.7.3.1 JUMLAH MEDIA INFORMASI YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SARANA
SOSIALISASI ____________________________________________ 185
3.7.3.2 JUMLAH ATURAN DAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG YANG
DISAMPAIKAN ___________________________________________ 186
3.7.3.3 JUMLAH ATURAN HUKUM YANG MENGATUR PERENCANAAN TATA RUANG
187
3.7.3.4 JUMLAH BLAD RTRK YANG DIMUTAKHIRKAN __________________ 188
3.7.3.5 JUMLAH ADVICE PLANNING/ PENILAIAN KKPR YANG DIBERIKAN __ 190
3.7.3.6 JUMLAH REKOMENDASI PEMANFAATAN RUANG YANG DIBERIKAN _ 192
3.7.3.7 JUMLAH PETA ANALOG YANG DIINFORMASIKAN _______________ 195
3.7.3.8 JUMLAH PETA DIGITAL YANG DIUPDATE _____________________ 196
3.7.4 SUB SUBSTANSI PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TATA RUANG ____ 197
3.7.4.1 JUMLAH PENGAWASAN PEMANFAATAN RUANG YANG DILAKSANAKAN199
3.7.4.2 JUMLAH TEGURAN PELANGGARAN RUANG YANG DIBERIKAN______ 201
3.7.4.3 JUMLAH INSENTIF DAN DISINSENTIF YANG DIBERIKAN _________ 203
3.7.4.4 JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG YANG
DISUSUN _______________________________________________ 206
3.7.4.4 JUMLAH ATURAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG YANG
DISIAPKAN _____________________________________________ 207
3.8 UPTD ALAT BERAT ______________________________________________ 209
3.8.1 KEPALA UPTD ALAT BERAT ___________________________________ 209
3.8.1.1 PERSENTASE PEMENUHAN ALAT BERAT/ALAT BESAR KONDISI BAIK 209
3.8.2 KEPALA TATA USAHA UPTD ALAT BERAT ________________________ 209
3.8.2.1 JUMLAH PENGADAAN ALAT BERAT/ ALAT BESAR/ ALAT PERBENGKELAN
YANG DILAKUKAN ________________________________________ 209

8
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.8.2.1 JUMLAH PENGADAAN ALAT BERAT/ ALAT BESAR/ ALAT PERBENGKELAN


YANG DIPELIHARA _______________________________________ 209
3.9 UPTD LABORATORIUM KONSTRUKSI _______________________________ 212
3.9.1 KEPALA UPTD LABORATORIUM KONSTRUKSI ____________________ 212
3.9.1.1 PERSENTASE ALAT LABORATORIUM KONSTRUKSI DENGAN KONDISI
BAIK __________________________________________________ 212
3.9.1.2 PERSENTASE PEMENUHAN LAYANAN LABORATORIUM KONSTRUKSI YANG
DILAKSANAKAN__________________________________________ 212
3.8.2 KEPALA TATA USAHA LABORATORIUM KONSTRUKSI ______________ 213
3.8.2.1 JUMLAH PENGADAAN ALAT-ALAT PENGUJIAN DAN BAHAN
LABORATORIUM YANG DILAKSANAKAN _______________________ 213
3.8.2.2 JUMLAH PENGADAAN ALAT-ALAT PENGUJIAN DAN BAHAN
LABORATORIUM YANG DIPELIHARA __________________________ 213
KINERJA ASN DINAS PUPR ________________________________________________ 214
PRESTASI DINAS PUPR ___________________________________________________ 217
5.1 TERBAIK I NASIONAL KOMUNITAS PEDULI SUNGAI____________________ 217
5.2 JUARA 3 TINGKAT NASIONAL PENGAWASAN PENATAAN RUANG (TURBINLAK)218
5.3 JUARA 1 PENGAWASAN TEKNIS PENATAAN RUANG TINGKAT PROVINSI
SUMATERA BARAT TAHUN 2022 ___________________________________ 219
PENUTUP ______________________________________________________________ 220

9
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kota Payakumbuh dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956
tentang Pembentukan Kota Kecil dalam Lingkungan Sumatera Tengah jo. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang Pelaksanaan Pemerintahan Kotamadya Solok dan
Payakumbuh dengan luas daerah sebesar 80,43 km 2. Payakumbuh merupakan salah satu
daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatra Barat. Hal itu sejalan dengan visi
Pemerintahan Kota Payakumbuh Tahun 2017 - 2022 yaitu “Payakumbuh Maju, Sejahtera, dan
Bermartabat dengan Semangat Kebersamaan Menuju Payakumbuh Menang”

Pemerintah Kota Payakumbuh berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat


melalui peningkatan perekonomian dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan yang
didelegasikan kepada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) sesuai dengan tugas dan
fungsi yang menjadi kewenangan masing—masing SKPD dalam menunjang pencapaian
peningkatan perekonomian dan pembangunan yang berkelanjutan.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh (DPUPR) sebagai
SKPD di lingkup Pemerintahan Kota Payakumbuh diberikan tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan kewenangan dalam penyediaan
infrastruktur dasar, penataan ruang dan pertanahan dimana kewenangan-kewenangan ini
saling terkait dan mendukung dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang diamanahkan oleh Pemerintah Kota ini, maka pada
periode rencana strategis 2017 – 2022, DPUPR merumuskan visi “Terwujudnya penataan,
pemanfaatan dan pengendalian ruang yang didukung oleh infrastruktur yang handal” untuk
mendukung pencapaian visi Pemerintah Kota melalui misi ke 3 “Meningkatkan Penataan Kota,
Ketersediaan Infrastruktur dan Fasilitas Umum yang Nyaman dan Berkelanjutan”.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Dinas tersebut dan pelaksanaan
manajemen yang baik dan tepat pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi maka disusunlah indikator-indikator yang akan menjadi target dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi program/ kegiatan/ sub kegiatan. Indikator yang
dirumuskan ada yang bersifat skala kota, kedinasan, indikator program, indikator kegiatan
dan indikator sub kegiatan. Sebagai wujud keterbukaan publik dan juga bagian dari
manajemen baik, pencatatan data yang tertata haruslah diperhatikan, karena dengan adanya
data yang baik, evaluasi dan penyampaian informasi juga akan tersampaikan dengan baik
kepada masyarakat serta stakeholder terkait.

Penyusunan buku profil adalah salah satu cara untuk melakukan pencatatan dan
rekam cerita dengan menyediakan data mengenai kinerja dan pencapaian yang telah
dilaksanakan oleh Dinas PUPR selama kurun waktu 5 (lima) tahun periode pemerintahan
strategis, yang berisikan target dan realisasi, serta capaian kinerja dari setiap indikator yang
telah ditetapkan. Disamping itu dengan adanya data yang tertata, evaluasi dari setiap
pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien dengan
memberikan informasi yang penting untuk perencanaan pada tahun mendatang sehingga

10
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

akan lebih mempermudah dalam mewujudkan penataan kota, penyediaan infrastruktur dan
fasilitas kota yang nyaman dan berkelanjutan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Profil Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh tahun
2022 dimaksudkan untuk:
1. Menyajikan informasi tentang penataan kota, penyediaan infrastruktur dan fasilitas
umum perkotaan di Kota Payakumbuh,
2. Menyediakan data pencapaian hasil pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang
ditampilkan secara transparan dan akuntabel yang dapat dimanfaatkan sebagai
dasar penyusunan program kerja urusan pekerjaan umum dan penataan ruang,
dan urusan pertanahan kedepannya.
3. Memberikan gambaran situasi dan hasil pembangunan di urusan pekerjaan umum
dan penataan ruang, dan urusan pertanahan di Kota Payakumbuh kepada
masyarakat.
Buku Profil Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh
tahun 2022 ini bertujuan untuk menjadi potret penataan kota, penyediaan infrastruktur dan
fasilitas kota di Kota Payakumbuh, dan penyelenggaraan urusan kedinasan di Dinas PUPR
Kota Payakumbuh. Data yang dipergunakan dalam penyusunan buku Profil Kinerja Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh tahun 2022 ini bersumber dari
pencatatan dan pelaporan program/ Kegiatan dari bidang kerja di lingkungan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh dari tahun 2017 - 2022

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN


Profil Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh tahun
2022 ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN DINAS PUPR KOTA PAYAKUMBUH


Menjelaskan tentang Sejarah, Tugas Pokok dan Fungsi, Kelembagaan, Struktur
Organisasi, Sumber Daya SKPD baik sumber daya manusia dan aset.

BAB III CAPAIAN KINERJA DINAS PUPR


Berisikan capaian kinerja yang disusun per-sasaran strategis.

BAB IV PRESTASI DINAS PUPR KOTA PAYAKUMBUH


Berisikan tentang Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Payakumbuh Tahun 2017- 2022, prestasi kinerja dinas di
Tahun 2022, dan apresiasi terhadap ASN/ SDM Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Payakumbuh

BAB V PENUTUP

11
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

GAMBARAN DINAS PUPR

2.1 SEJARAH DINAS PUPR KOTA PAYAKUMBUH


Pesatnya arus pertumbuhan dan perkembangan kota pada aspek sosial ekonomi,
tata ruang maupun kualitas lingkungan tidak hanya menjadi faktor pemicu akan
meningkatnya migrasi ke Kota Payakumbuh. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena
bertambahnya penduduk juga berpengaruh pada makin bertambahnya kebutuhan akan
infrastruktur dan fasilitas kota. Hal ini berimplikasi pula pada makin meningkatnya kebutuhan
akan infrastruktur seperti air bersih, jalan, sarana dan prasarana kota, penyediaan utilitas
publik, dan lain-lain.

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan langkah awal dimulainya kebijakan Desentralisasi
dan Otonomi Daerah. Sejak itu, terjadilah perubahan penting dalam pengembangan
kelembagaan pemerintahan daerah. Undang-undang ini juga memberi ruang gerak. Hingga
akhir 2007, dengan kebijakan Pemerintah Pusat terjadi beberapa pencapaian terkait kapasitas
kelembagaan Pemerintah Daerah yang terbagi menjadi Pembagian Urusan, Penataan
Organisasi Perangkat Daerah, Pelaksanaan SPM, Pelayanan Satu Atap, serta peningkatan
Kapasitas dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pada saat itu, Pemerintah telah
menerbitkan dua Peraturan pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan pemerintahan, baik
di pusat maupun di daerah, sebagai perwujudan Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Kedua
Peraturan Pemerintah tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Seiring perkembangan kota dan kelembagaan pemerintahan, Sejarah Dinas


Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh sendiri juga sangat dinamis. Urusan
dan kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang pada umumnya
merupakan bagian dari bidang Ke-Ciptakaryaa-an, sejak awal terbentuknya juga mengalami
beberapa perubahan kelembagaan, yang secara ringkas dapat dibedakan menjadi beberapa
periode.

Periode Pertama, Tahun 1988-2001, dimana Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Payakumbuh bernama kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota
Payakumbuh merupakan cabang Dinas Pekerjaan Umum propinsi Sumatera Barat. Periode
Kedua, Tahun 2001-2004, dimana pada Masa pemerintahan Presiden Indonesia ke-4 Abdul
Rahman Wahid nomenklatur Dinas Pekerjaan Umum diganti menjadi Dinas Pemukiman
Prasarana Wilayah di akhir tahun 2001. Namun nomenklatur ini kemudian disesuaikan
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000, Sehingga untuk Periode Ketiga Tahun 2004
terkait dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, sejak tahun 2004 kembali dengan nama Dinas
Pekerjaan Umum, dan dari tahun 2015 Dinas Pekerjaan Umum diganti menjadi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

12
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

2.2 STRUKTUR ORGANISASI


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh merupakan unsur
pelaksana Urusan Pemerintahan Daerah yang mempunyai tugas membantu Walikota dalam
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Dalam menjalankan tugas
sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Payakumbuh menyelenggarakan kewenangan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi lingkup Dinas;
b. Pelaksanaan pelayanan bidang sumber daya air;
c. Pelaksanaan pelayanan bidang bina marga;
d. Pelaksanaan pelayanan bidang drainase dan pedestrian kota;
e. Pelaksanaan pelayanan bidang teknik ke-PU-an;
f. Pelaksanaan pelayanan bidang jasa konstruksi;
g. Pelaksanaan pelayanan bidang penataan ruang dan pertanahan;
h. Pelaksanaan pelayanan bidang cipta karya.

Sebagai satuan kerja perangkat daerah di Kota Payakumbuh, Dinas Pekerjaan


Umum dan Penataan Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dengan dibantu oleh satuan
kerja dibawahnya sebagaimana tersebut di atas, dengan rincian tugas dan fungsi sebagai
berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, yang terdiri dari:
a. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b. Subbagian Keuangan;
c. Sub Substansi Penyusunan Program
3. Bidang Sumber Daya Air, yang terdiri dari:
a. kelompok substansi Sungai dan Air Baku;
b. kelompok substansi Irigasi dan Rawa; dan
c. kelompok substansi Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
4. Bidang Bina Marga, yang terdiri dari:
a. kelompok substansi Pembangunan, Peningkatan Jalan dan Jembatan;
b. kelompok substansi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; dan
c. kelompok substansi Pengembangan Bangunan Pelengkap Jalan.
5. Bidang Cipta Karya, yang terdiri dari:
a. kelompok substansi Tata Bangunan;
b. kelompok substansi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan
Penyekatan Lingkungan Permukiman (PLP); dan
c. kelompok substansi Pengembangan Kawasan Strategis
6. Bidang Bina Konstruksi Dan Perizinan Bangunan, yang terdiri dari:

13
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

a. kelompok substansi Perencanaan Bina Konstruksi;


b. kelompok substansi Jasa Konstruksi; dan
c. kelompok substansi Perizinan Bangunan.
7. Bidang Penataan Ruang, yang terdiri dari:
a. kelompok substansi Perencanaan dan Pemanfaatan Tata Ruang;
b. kelompok substansi Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang; dan
c. kelompok subtansi pertanahan.
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Untuk menyelenggarakan sebagian tugas Dinas, Pemerintah Daerah dapat
membentuk Unit Pelaksana teknis Dinas (UPTD) sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 90 Tahun 2017 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh, maka pada
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh dibentuk UPTD
Tipe A yaitu UPTD Alat Berat, dan UPTD Laboratorium Konstruksi yang dipimpin
oleh Kepala UPT yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.

2.3 BAGAN ORGANISASI DINAS PUPR


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh berdasarkan
Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 48 Tahun 2021, dapat digambarkan struktur
organsiasi sebagai berikut.

14
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Dinas PUPR Kota Payakumbuh

15
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

2.4 VISI-MISI, TUJUAN DAN SASARAN


2.4.1 VISI
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang diamanahkan, dan kerangka kerja
strategis pemerintah Daerah, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh
ikut berperan serta dalam mensukseskan misi ke-3 dan misi ke-4 Pemerintah Kota
Payakumbuh Periode 2017-2022, karena itu perlu adanya arahan kerja yang jelas, tepat dan
terarah sesuai dengan kewenangan yang diampu, yang dinyatakan dalam kalimat visi, misi,
tujuan dan sasaran dinas. Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Payakumbuh untuk periode pembangunan Daerah 2017-2022 adalah:

“TERWUJUDNYA KOTA PAYAKUMBUH YANG TERTATA DENGAN INFRASTRUKTUR


YANG BERKELANJUTAN”

2.4.2 MISI
Bertolak dari komitmen visi tersebut maka jabaran misi didasarkan pada Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh merupakan bagian yang terintegrasi
secara sistemik pada penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik Kota Payakumbuh.
Maka dirancang misi sebagai upaya implementatif untuk mewujudkan visi, dimana
mewujudkan keberlanjutan dari tertatanya Kota Payakumbuh dengan infrastrukturnya
dimaknai melalui:

“MEWUJUDKAN PERENCANAAN, PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN


RUANG SERTA INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG HANDAL”

Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh dipahami
sebagai upaya merencanakan, memanfaatkan dan mengendalikan keruangan Kota
Payakumbuh melalui infrastruktur yang handal. Handal tidak hanya secara kualitas dapat
diyakini, tetapi juga dengan kesesuaian terhadap aturan, pengguna dan kebutuhan.

2.4.3 TUJUAN
Penetapan tujuan dan sasaran strategis dinas didasarkan pada faktor kunci
keberhasilan. Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu dan
menggambarkan kinerja keberhasilan dinas, sehingga dengan memperhatikan urusan
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, dan urusan pertanahan yang menjadi
kewenangannya, maka tujuan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Payakumbuh:

TERWUJUDNYA PENATAAN KOTA YANG SESUAI DENGAN RENCANA TATA


RUANG, DAN PEMENUHAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS.

2.4.3 SASARAN STRATEGIS


1. Meningkatnya kesesuaian guna lahan dengan Rencana Tata Ruang;
2. Meningkatnya Infrastruktur Dasar publik yang sesuai standar;
3. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah.

16
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

2.5 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


2.5.1 PROGRAM, KEGIATAN DAN SUB-KEGIATAN
Pada Tahun 2022 Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh
mengampu 12 Program, 24 Kegiatan, dan 65 Sub-kegiatan.

2.5.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


Anggaran Pendapatan mengelola pendapatan asli daerah yang berasal dari:
Tabel 2. 1 Anggaran Pendapatan Dinas PUPR Tahun 2022

PENDAPATAN DAERAH NILAI (RP) %

Perizinan 365.944.800 89%

Hasil Sewa Barang Milik Daerah 46.200.000 11%

Anggaran Belanja pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Payakumbuh bersumber dari dana APBD Kota Payakumbuh dan APBN (Dana Alokasi Khusus)
Rp. 116.381.165.250,- ( Seratus Enam Belas Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Satu Juta
Seratus Enam Puluh Lima Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah).

Tabel 2. 2 Anggaran Belanja Dinas PUPR Tahun 2022

NO. PROGRAM ANGGARAN BELANJA %


(RP)
1. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah 15.395.937.742 13,48
2. Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) 21.657.079.908 18,96
3. Program Pengelolaan Dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 2.240.440.910 1,96
4. Program Pengelolaan Dan Pengembangan Sistem Drainase 13.056.524.982 11,43
5. Program Pengembangan Pemukiman 6.966.078.850 6,10
6. Program Penataan Bangunan Gedung 19.521.836.768 17,09
7. Program Penataan Bangunan Dan Lingkungannya 410.150.390 0,36
8. Program Penyelenggaraan Jalan 33.303.701.458 29,16
9. Program Pengembangan Jasa Konstruksi 473.174.374 0,41
10. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang 1.054.398.814 0,92
11. Program Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan 55.616.770 0,05
12. Program Penatagunaan Tanah 87.761.850 0,08

Sehingga dengan kondisi tersebut perbandingan pelaksanaan pekerjaan per-urusan dapat


dilihat sebagai berikut:

17
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

ANGGARAN BELANJA PER -URUSAN

99.87% 0.13% 0.13%

Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Urusan Pertanahan

Gambar 2. 2 Anggaran Belanja Dinas PUPR per-Urusan

ANGGARAN BELANJA PER-BIDANG

36.58%

29.16%

18.96%

13.48%

1.41%
0.41%
SEKRETARIAT + BIDANG SUMBER BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA BIDANG BINA BIDANG PENATAAN
UPTD DAYA AIR (SDA) (BM) KARYA (CK) KONSTRUKSI DAN RUANGAN (PR)
PERIZINAN
BANGUNAN (JAKON)

Gambar 2. 3 Anggaran Belanja Dinas PUPR per-Bidang

18
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 2.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KINERJA TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN TAHUN (%)
2017 (%)
2018 2019 2020 2021 2022

Terwujudnya Meningkatnya Persentase Kesesuaian 78,60 78,90 79,20 79,50 79,80 80,10
Penataan Kesesuaian Guna Pemanfaatan Ruang
Kota Yang Lahan dengan
Sesuai Recana Tata Ruang
dengan
Meningkatnya Persentase Pelayanan Air 94,41 96,71 98,80 99,02 99,25 100,0
Rencana Tata
Infrastruktur Dasar Minum 0
Ruang, dan
Publik yang sesuai
Pemenuhan Persentase Daerah Irigasi 73,44 76,34 79,10 81,72 84,21 86.58
Standar
Infrastruktur Berkinerja Baik
yang
Berkualitas Persentase Panjang Jalan 66,56 69,31 72,06 73,81 75,56 77,31
Status Kota dalam Kondisi
Mantap
Persentase Ketersediaan 66,67 66,67 68,00 70,44 71,39 71,98
Fasilitas Umum Perkotaan
Persentase sistem drainase 42,17 44,46 47,39 60,39 62,91 64,40
skala kota
Meningkatnya Nilai Evaluasi AKIP Kota BB BB A A A AA
Akuntabilitas
Kinerja Perangkat
Daerah
Sumber: Perubahan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 2017 - 2022

2.6 SDM DINAS PUPR


2.6.1 BERDASARKAN PENDIDIKAN
Jumlah pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh
berdasarkan tingkat pendidikan per desember 2022. Jumlah pegawai Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh
kualifikasi pendidikan S2 sebanyak 17 orang, S-1 yaitu sebanyak 25 orang, diploma sebanyak
9 orang, kemudian pegawai dengan pendidikan SLTA 10 orang, dan sisanya dengan latar
belakang pedidikan SLTP sederajat 2 orang. Susunan pegawai dengan persentase yang
disajikan secara umum, jika dilihat dan dibandingkan dengan analisa kebutuhan pegawai
maka secara kuantitas masih kurang, namun dalam segi kualitas jumlah personil di Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang cukup memadai dalam menunjang kinerja organisasi.
Tabel 2.4 Komposisi Pegawai (ASN) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE
1. SD 1 2%
2. SLTA 11 17%
3. Diploma (D3) 9 14%
4. Sarjana (S1) 25 40%
5. Pasca Sarjana/ Master (S2) 17 27%
Jumlah 63

19
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN


PENDIDIKAN

SD
S-2 2% SLTA
17%
27%
Diploma
14%

S-1
40%

SD SLTA Diploma S-1 S-2

Gambar 2. 4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

2.6.1 BERDASARKAN GOLONGAN


Jumlah pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh
berdasarkan golongan didominasi oleh golongan III sebanyak 44 orang, golongan IV 5 orang,
golongan II sebanyak 13 orang, golongan I sebanyak 1 orang.

Tabel 2.5 Komposisi Pegawai (ASN) Berdasarkan Golongan


NO KLASIFIKASI GOLONGAN JUMLAH PERSENTASE
1. Pembina; Golongan IV 5 7,94%
2. Penata; Golongan III 44 69,84%
3. Pengatur; Golongan II 13 20,63%
4. Juru; Golongan I 1 1,59%
Jumlah 63 100.00%
Sumber: Bezetting Dinas PUPR, 2022

Berdasarkan Tabel 2.4 dan Tabel 2.5 terlihat bahwa ASN terdidik, dengan jenjang
pendidikan (Diploma, Strata, dan Pasca Sarjana) sebanyak 81% atau jika dirasiokan antara
tenaga terdidik dan tenaga operasional berada pada kisaran nilai 4:1 Sedangkan untuk
berdasarkan golongan 77% atau jika dibandingkan 4:1. Sehingga untuk kualitas sumber daya
manusia pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mampu menyediakan layanan
yang berkualitas bagi masyarakat, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

20
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN


GOLONGAN

8%
1%
21%

Juru
Pengatur
Penata

70% Pembina

21
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 2.6 Bezeting ASN Struktural Dinas PUPR

NO. NAMA PEGAWAI NIP PANGKAT KGB JABATAN TERAKHIR JENJANG JENIS ESELON & NON
URUT TERAKHIR PENDIDIKAN KELAMIN ESELON

GOL. TMT_GOL TMT NAMA JABATAN TMT

1. MUSLIM, S.T., M.Si. 197504022000031005 IV/c 01-Apr-22 01-Mar-22 Kepala Dinas 28-Mar-18 S-2 LK II.b

2. RAJMAN SUNARDI, S.T., MT 197106221999031001 IV/b 01-Apr-21 01-Mar-21 Sekretaris Dinas 01-Oct-20 S-2 LK III.a

3. ERWIN, S.ST., MT 197308141997031003 IV/a 01-Oct-20 01-Mar-22 Kabid Bina Marga 27-Jul-18 S-2 LK III.b

4. HARLON, M.Si. 197010051993031007 IV/a 01-Oct-10 01-Mar-21 Kabid Sumber Daya Air 01-Oct-20 S-2 LK III.b

5. ZUYEN, S.ST., MPSDA 198109152005011006 III/d 01-Oct-22 01-Jan-21 Kabid Cipta Karya 06-Sep-22 S-2 LK III.b

6. YULIA FITHRY, S.T., M.Eng 198107172005012014 IV/a 01-Oct-20 01-Jan-21 Kabid Bina Konstruksi dan 01-Oct-20 S-2 PR III.b
Perizinan Bangunan

7. EKA DIANA RILVA, S.T., M.Eng 198607082009012002 III/d 01-Oct-19 01-Jan-21 Kabid Penataan Ruang 27-Jul-18 S-2 PR III.b

8. FANNY, S.E. 197705232000032001 III/d 01-Apr-17 01-Aug-21 Kasubbag Keuangan 27-Jul-18 S-1 PR IV.a

9. YULIANDRI PUTRA, S.P 198507222006041004 III/d 01-Apr-22 01-Apr-21 Kasubbag Umum dan 28-Mar-18 S-1 LK IV.a
Kepegawaian

10. ELDI M. NUR, S.T. 197811072010011017 III/d 01-Apr-22 01-Jan-22 Kasi Pertanahan 28-Mar-18 S-1 LK IV.a

11. IMRA, S.Sos. 196905052006041010 III/c 01-Apr-21 01-Apr-22 Kepala UPTD 04-Sep-18 S-1 LK IV.a

12. JUNAIDI ALBA, S.T. 198206052007011003 III/c 01-Oct-22 01-Mar-21 Kasubbag Tata Usaha 02-Jan-19 S-1 LK IV.b

13. MUHAMMAD IKHSAN, S.T. 198205132011011001 III/d 01-Apr-22 01-Jan-21 Kepala UPTD 28-Mar-18 S-1 LK IV.a

14. KALIMUS, S.T. 196507011998031002 III/d 01-Apr-22 01-Apr-21 Kasubbag Tata Usaha 04-Sep-18 S-1 LK IV.b

22
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 2.7 Bezeting ASN Non-Struktural Dinas PUPR

NO. NAMA PEGAWAI NIP PANGKAT KGB JABATAN TERAKHIR JENJANG JENIS
URUT TERAKHIR PENDIDIKAN KELAMIN

GOL. TMT_GOL TMT NAMA JABATAN TMT

1. ADRIA SARI, S.T., M.T. 198210202011011002 III/c 01-Apr-19 01-Jan-21 Pengawas Bangunan dan Gedung 25-Mar-21 S-2 LK

2. RIRIN FEBRIANTI, S.T. 198702022014042001 III/c 01-Apr-20 01-Apr-22 Pengawas Jalan dan Jembatan 10-May-21 S-1 PR

3. ARDIMON, S.ST.Ars 197208042006041004 III/c 01-Oct-21 01-Apr-21 Analis Pertanahan 01-Jul-22 D-IV LK

4. ANDRI GUSTIAN, S.T. 198608182015031002 III/b 01-Apr-19 01-Mar-21 Analis Bangunan Gedung dan Permukiman 22-Mar-21 S-1 LK

5. HARLEN VAREZA, S.T. 198606162015031003 III/b 01-Apr-19 01-Mar-21 Analis Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan 22-Mar-21 S-1 LK

6. ADE SYANDRA, A.Ma. 197607292006041009 III/b 01-Oct-20 01-Jun-22 Petugas Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya 22-Mar-21 D-II LK
Air

7. ELVA DEFTA, S.T. 197212112007011007 III/b 01-Apr-21 01-Mar-22 Pengawas Irigasi 22-Mar-21 S-1 LK

8. HENDRIANTO, S.Sos. 197408102006041011 III/b 01-Apr-22 01-Apr-21 Analis Sumber Daya Air 22-Mar-21 S-1 LK

9. ELIMISPEN, S.H. 197304132010012001 III/b 01-Apr-22 01-Jan-22 Penata Keuangan 22-Mar-21 S-1 PR

10. GALIH ANANDES, A.Md. 198408312010011008 III/b 01-Apr-22 01-Jan-22 Pengelola Kelengkapan Jalan 22-Mar-21 D-III LK

11. NANDA EDI SAPUTRA, S.T. 197907232007011002 III/a 01-Apr-19 01-Apr-22 Analis Sumber Daya Air 22-Mar-21 S-1 LK

12. NOVELLIADI, S.H. 198404102010011007 III/a 01-Apr-20 01-Jan-22 Analis Dokumen Perizinan 22-Mar-21 S-1 LK

13. NOFRIWALDI. S, S.T. 198111252009011007 III/a 01-Oct-20 01-May-21 Pengawas Jaringan Utilitas 22-Mar-21 S-1 LK

14. RIO OKRIANTO, S.T. 198710242010011003 III/a 01-Oct-20 01-Jan-21 Pengawas Lapangan Petugas Kebersihan Jalan, 22-Mar-21 S-1 LK
Saluran dan Selokan

15. YON ASMAL 197011142006041003 III/a 01-Apr-22 01-Jun-21 Petugas Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya 22-Mar-21 SLTA LK
Air

16. SYAHRIAL. B 196910152007011005 II/d 01-Apr-19 01-May-21 Pengadministrasi Perizinan 22-Mar-21 SLTA LK

17. NASVERI YENNI 196702192007012003 II/d 01-Apr-19 01-Mar-22 Pengadministrasi Umum 22-Mar-21 SLTA PR

23
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

NO. NAMA PEGAWAI NIP PANGKAT KGB JABATAN TERAKHIR JENJANG JENIS
URUT TERAKHIR PENDIDIKAN KELAMIN

GOL. TMT_GOL TMT NAMA JABATAN TMT

18. HENGKI GUSMAN, A.Md. 198709102015031002 II/d 01-Apr-19 01-Mar-21 Pengelola Database Surat Perintah Membayar 22-Mar-21 D-III LK

19. ALFIRDAUS RAHMADI, A.Md. 199103062015031004 II/d 01-Apr-19 01-Mar-21 Bendahara 22-Mar-21 D-III LK

20. SISCA DAMAYANTI 197906022007012005 II/d 01-Apr-19 01-Nov-20 Pengadministrasian Umum 08-May-21 SLTA PR

21. SEPRIZAL 198605182010011017 II/d 01-Apr-22 01-Jan-21 Pemelihara Bangunan 19-May-22 SLTA LK

22. YASRUL 196711222006041004 II/c 01-Apr-20 01-Apr-21 Petugas Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya 22-Mar-21 SLTA LK
Air

23. ANDAYANI, A.Md. 198411012014062006 II/c 01-Oct-20 01-Feb-22 Pengelola Akuntansi 22-Mar-21 D-III PR

24. AFRIZON 196702051997031007 II/c 01-Apr-21 01-Apr-21 Petugas Keamanan 22-Mar-21 SLTA LK

25. MASRI 196807152012121003 II/c 01-Apr-21 01-Jan-22 Pengadministrasi Umum 22-Mar-21 SLTA LK

26. M ISMAIL 198303032007011003 II/c 01-Oct-22 01-Jul-21 Pengadministrasi Penerimaan 22-Mar-21 SLTA LK

27. JUMEDI 197206142006041007 II/b 01-Apr-20 01-Jan-21 Pengadministrasian Umum 22-Mar-21 SLTA LK

28. JALINUS 198001072012121004 II/b 01-Apr-21 01-Jan-21 Petugas Ukur 22-Mar-21 SLTA LK

29. ZULFIRMAN 196909122012121004 I/c 01-Apr-21 01-Jan-21 Pramu Kebersihan 22-Mar-21 SD LK

30. DANNY KURNIAWAN, S.T 197803282010011003 III/d 01-Apr-22 01-Jan-22 Pengawas Jalan dan Jembatan 01-Dec-22 S-1 LK

31. TUTI ADE TIA, A.Md. 198402232009012004 III/b 01-Apr-21 01-Jan-21 Pengelola Tata Bangunan Pemerintah 22-Mar-21 D-III PR

32. HENDI Y SUSKA 197902152011011002 III/a Pengelola Pemanfataan Barang Milik Daerah 13-Oct-22 D-III LK

24
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 2.8 Bezeting ASN Fungsional Tertentu Dinas PUPR

NO. NAMA PEGAWAI NIP PANGKAT KGB JABATAN JENJANG JENIS


URUT TERAKHIR TERAKHIR PENDIDIKAN KELAMIN

GOL. TMT_GOL TMT NAMA JABATAN TMT

1. FIFELLA AZIZA, S.T., M.Eng, MSc 198403212009012003 III/d 01-Apr-21 01-Jan-21 Perencana Ahli Muda / Sub 31-Dec-21 S-2 PR
Koordinator Penyusunan Program

2. LOREN HARI, S.T., M.Si. 198109222009011005 III/d 01-Apr-21 01-Jan-21 Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda 31-Dec-21 S-2 LK
/ Sub Koordinator Pembangunan,
Peningkatan Jalan dan Jembatan

3. DAVID PUTRA, S.T., M. Eng 198310032009011002 III/d 01-Apr-21 01-Jan-21 Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda 31-Dec-21 S-2 LK
/ Sub Koordinator Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan

4. ILHAM HIDAYAT, S.T., M.T. 199210282015031002 III/c 01-Oct-22 01-Mar-21 Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda 31-Dec-21 S-2 LK
/ Sub Koordinator Pengembangan
Bangunan Pelengkap Jalan

5. NINA MUNAWAROH, S.T., M.T 198305172010012020 III/d 01-Apr-19 01-Jan-22 Teknik Pengairan Ahli Muda / Sub 31-Dec-21 S-2 PR
Koordinator Sungai dan Air Baku

6. OKI OKTAVIADI, S.T. 198410182011011002 III/c 01-Apr-19 01-Jan-21 Teknik Pengairan Ahli Muda / Sub 31-Dec-21 S-1 LK
Koordinator Operasional dan
Pemeliharaan Sumber Daya Air

7. NURUL ADHAINI, S.T., M.T. 198209282010012006 III/d 01-Apr-22 01-Jan-22 Teknik Penyehatan Lingkungan Ahli 31-Dec-21 S-2 PR
Muda / Sub Koordinator
Pengembangan Kawasan Strategis

8. IVVA CIENNA, S.T., M.Si 197606192011012001 III/d 01-Oct-21 01-Jan-21 Penata Ruang Ahli Muda / Sub 31-Dec-21 S-2 PR
Koordinator Perencanaan dan
Pemanfaatan Tata Ruang

9. SYAFRIANTO I, S.Kom., M.I.Kom. 198009122010011008 III/c 01-Oct-21 01-Jan-22 Perencana Ahli Muda / Sub 30-May-22 S-2 LK
Koordinator Perencanaan Bina
Konstruksi

10. ZULKIFLI, S.T. 196807061990031008 III/d 01-Oct-13 01-Mar-21 Teknik Tata Bangunan dan Perumahan 31-Dec-21 S-1 LK

25
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

NO. NAMA PEGAWAI NIP PANGKAT KGB JABATAN JENJANG JENIS


URUT TERAKHIR TERAKHIR PENDIDIKAN KELAMIN

GOL. TMT_GOL TMT NAMA JABATAN TMT


Ahli Muda / Sub Koordinator Perizinan
Bangunan

11. DONI WAHYUDI, S.T., M.T. 198303302010011012 III/d 01-Apr-22 01-Jan-22 Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda / 31-Dec-21 S-2 LK
Sub Koordinator Pembinaan Jasa
Konstruksi

12. HANAFI, S.ST.Ars 197609012006041007 III/c 01-Oct-21 01-Sep-21 Penata Ruang Ahli Muda / Sub 31-Dec-21 D-IV LK
Koordinator Pengendalian dan
Penertiban Tata Ruang

13. RUSTANA MYH, S.T. 198808062019021003 III/a 01-Feb-20 01-Feb-21 Pembina Jasa Konstruksi Pertama 08-May-21 S-1 LK

14. SURYADI MUCHLIS, S.T. 199504082019021001 III/a 01-Feb-20 01-Feb-21 Penata Ruang Pertama 25-Mar-21 S-1 LK

15. MUHAMMAD IRSYAD ASH-SHIDDIQIE, S.T. 198805102019021001 III/a 01-Feb-20 01-Feb-21 Penata Ruang Pertama 08-May-21 S-1 LK

16. MUTHIA OKVITA, S.T. 199310172019022004 III/a 01-Feb-20 01-Feb-21 Teknik Jalan dan Jembatan Pertama 08-May-21 S-1 PR

17. RICO YUNESVA, S.T. 199006132019021002 III/a 01-Feb-20 01-Feb-21 Teknik Tata Bangunan dan Perumahan 08-May-21 S-1 LK
Pertama

26
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA DINAS PUPR

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Mangkunegara (2013)
mengemukakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Sedangkan Bernardin dan Russel mendefinisikan kinerja sebagai
pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu
selama kurun waktu tertentu.

Kinerja perusahaan/ organisasi adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
tujuan perusahaan/ organisasi. kinerja individu, kinerja kelompok dipengaruhi oleh banyak
factor internal dan eksternal organisasi. artinya, keberhasilan kinerja dinas, dipengaruhi dari
kinerja individu didalamnya yang secara birokratis bertingkat dengan beban kerja yang
diberikan.

Sasaran strategis dinas, yang diindikasikan melalui indikator kinerja utama diturunkan atau
berasal dari beberapa indikator yang merupakan tugas dan fungsi dari pejabat dibawahnya.
Target Indikator kinerja tersebut secara strategis lima tahunan tidak mengalami perubahan
kecuali terdapat perubahan pada dokumen rencana strategis dinas yang kemudian diikuti
dengan perubahan pada pohon kinerja atau cascading kinerja dinas. Kinerja yang dihasilkan
saat ini menjadi pedoman bagi proses kedepannya, karena ketika target tidak berubah, maka
ketika capaian rendah maka menjadi hutang kinerja ditahun berikutnya.

Dinas PUPR Kota Payakumbuh dalam upaya meningkatkan pelaksanaan reformasi birokrasi
dan menyediaan pelayanan public yang prima, dalam proses pelaksanaan pembangunan
daerah dindikasikan dengan menggunakan indikator keluaran, dan indikator hasil. Dimana
Indikator keluaran merupakan gambaran dari pelaksanaan pekerjaan, sedangkan indikator
hasil dalam pelaksanaannya menjadi berjenjang (Inisial, Intermediate dan Final Outcome)
atau dipahami dalam nomenklatur pelaksanaan pekerjaan sebagai indikator kegiatan,
indikator program dan indikator sasaran strategis.

27
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

SASARAN STRATEGIS SKPD

28
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.1 INDIKATOR SASARAN STRATEGIS


3.1.1 SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA KESESUAIAN GUNA LAHAN
DENGAN RENCANA TATA RUANG
Sasaran strategis ini merupakan indikator kinerja Daerah yang menjadi
kewenangan Dinas PUPR di urusan Pekerjaan umum dan Penataan Ruang. Indikator kinerja
diperoleh dari perhitungan luas kegiatan pemanfaatan ruang dibandingkan dengan luasan
peruntukan kawasan berdasarkan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Payakumbuh.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2022, luasan penggunaan lahan yang hitung
meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Luas penggunaan lahan yang sesuai
dengan rencana tata ruang adalah 6.446,54 Ha dengan rincian kawasan lindung sebesar
3.541,75 ha dan kawasan budidaya sebesar 2.904,79 ha.

Kawasan peruntukan lindung didominasi oleh kawasan hutan lindung, kawasan


perlindungan setempat, RTH, kawasan pertanian lahan basah yang menjadi kawasan
pertanian pangan berkelanjutan (KP2B), sementara kawasan peruntukan budidaya didominasi
oleh pemanfaatan kawasan perumahan dan kawasan perdagangan dan jasa. Hal ini
dikarenakan, banyaknya pengajuan KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang) untuk
kegiatan perumahan dan rumah tinggal perorangan di Kota Payakumbuh di tahun 2022,
seiring dengan ditetapkannya UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang memberikan
kemudahan pelayanan perizinan berusaha dan non berusaha di daerah. Dengan demikian,
realisasi persentase kesesuaian pemanfaatan ruang pada tahun 2022 adalah sebesar 80,15%
dengan capaian target 100,06% atau mengalami peningkatan sebesar 0,18% dari tahun
2021. Adapun rincian data luasan kesesuaian pemanfaatan ruang di Kota Payakumbuh dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. 1 Indikator Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 78,60 78,90 79,20 79,50 79,80 80,10

Luas penggunaan Ha 6.321,80 6.345,93 6.372,52 6.400,72 6.431,97 6.446,54


lahan sesuai dengan
rencana tata ruang

Luas wilayah Kota Ha 8.043,00 8.043,00 8.043,00 8.043,00 8.043,00 8.043,00


Payakumbuh

Realisasi Persentase 78,60 78,90 79,23 79,58 79,97 80,15

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,03% 100,10% 100,21% 100,06%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tabel 3. 2 Luas Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Kota Payakumbuh Tahun 2022


NO ASPEK EVALUASI POLA RUANG RENCANA (HA) AKTUAL PENGGUNAAN REALISASI
LAHAN (HA) %
A Kawasan Lindung
1 Hutan Lindung 346,75 337,17 97,24
2 RTH Sempadan Sungai 222,47 216,46 97,30
3 RTH Sempadan Kereta Api 3,52 2,27 64,49
4 Kawasan Heritages 13,48 9,27 68,77
5 Sempadan Mata Air 12,56 5,84 46,50

29
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

NO ASPEK EVALUASI POLA RUANG RENCANA (HA) AKTUAL PENGGUNAAN REALISASI


LAHAN (HA) %
Sub Total I 598,78 571,01 95,36

B RTH
1 RTH Hutan Kota 105,64 81,77 77,40
2 Taman Kota 4,63 0,48 10,37
3 Pemakaman 17,70 11,50 64,97
3 Sabuk Hijau 129,68 69,06 53,25
4 Sempadan Sutet 273,54 175,29 64,08
5 Fasilitas Olahraga 7,51 7,12 94,81
6 RTH di pusat-pusat pelayanan 13,19 0,17 1,29
7 TPA Regional 16,83 11,85 70,41
8 Pertanian Lahan Basah 1.834,00 2613,50 142,50
Sub Total II 2.402,72 2970,74 123,64
Total Luas Kawasan Lindung 3.001,50 3541,75 118,00

C Kawasan Budidaya
1 Perumahan 3.014,30 1809,06 60,02
2 Perdagangan dan Jasa 633,30 407,29 64,31
3 Pusat pemerintahan dan perkantoran 51,30 8,38 16,34
4 Kawasan Peruntukan lainnya 65,40 34,58 52,87
5 Industri 63,61 25,70 40,40
6 Perkebunan 1057,17 522,64 49,44
7 Kawasan Wisata 156,42 97,14 62,10
Total Luas Kawasan Budidaya 5.041,50 2904,79 57,62
Total Kesesuaian 8.043,00 6446,54 80,15
Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.1.2 SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA INFRASTRUKTUR DASAR PUBLIK


YANG SESUAI STANDAR
3.1.2.1 PERSENTASE PELAYANAN AIR MINUM
Pengembangan sistem penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Kota Payakumbuh saat ini belum optimal, karena saat ini kapasitas debit air yang
ada belum mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat Kota Payakumbuh. Kondisi ini
disebabkan kurangnya kapasitas produksi dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat akan
air bersih serta kondisi pipa transmisi dan induk distribusi yang umurnya sudah lebih dari 28
tahun. Realisasi target persentase pelayanan air minum dihitung dengan membagi Jumlah
penduduk yang dilayani sampai dengan tahun 2022 dibagi dengan Jumlah Penduduk Kota
Payakumbuh. Dengan adanya pelayanan air minum dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, dimana pada tahun 2022 ini target persentase pelayanan air minum kepada
masyarakat sebesar 100,00%. Sampai dengan akhir tahun 2022 telah dilakukan pelayanan air
minum kepada masyarakat sebesar 99,21% atau 140.069 jiwa dari total penduduk 141.184
jiwa. Dengan demikian capaian kinerja persentase pelayanan air minum adalah 99,21%.

30
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 1 Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah

Tabel 3. 3 Indikator Persentase Pelayanan Air Minum


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 94,41 96,71 98,80 99,02 99,67 100,00

Jumlah penduduk Jiwa 110.727 132.155 132.645 135.165 139.241 140.069


yang dilayani

Jumlah Penduduk Jiwa 117.283 133.703 133.819 139.576 139.576 141.184


Kota Payakumbuh

Realisasi Persentase 94,41 98,84 99,12 96,84 99,76 99,21

Capaian Kinerja 100,00% 102,20% 100,33% 101,09% 100,09% 99,21%

Tabel 3. 4 Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Air Minum


NO KECAMATAN KELURAHAN/ DESA TARGET REALISASI 2022
2022
TERLAYANI TERLAYANI BELUM
JP BJP TERLAYANI
1 Payakumbuh Nunang Daya Bangun 899.00 890.00 3.00 6.00
Barat
Padang Tinggi Piliang 1,041.00 950.00 91.00 -
Padang Data Tanah Mati 716.00 650.00 59.00 7.00
Padangtongah Balai Nan Duo 695.00 650.00 45.00 -
Tanjuanggodang Sungai Pinago 977.00 870.00 107.00 -
Pakan Sinayan 476.00 438.00 29.00 9.00
Kubu Gadang 667.00 534.00 123.00 10.00
Bulakan Balai Kandih 989.00 892.00 90.00 7.00
Payolansek 1,178.00 940.00 238.00 -
Talang 787.00 710.00 59.00 18.00
Tanjuang Pauh 943.00 690.00 235.00 18.00
Koto Tangah 530.00 488.00 42.00 -
Subarang Batuang 489.00 466.00 20.00 3.00
Parik Rantang 1,280.00 1,072.00 199.00 9.00
Parak Batuang 246.00 215.00 28.00 3.00
Labuah Basilang 514.00 412.00 92.00 10.00

31
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

NO KECAMATAN KELURAHAN/ DESA TARGET REALISASI 2022


2022
TERLAYANI TERLAYANI BELUM
JP BJP TERLAYANI
Ibuh 1,200.00 1,125.00 71.00 4.00
2 Payakumbuh Koto Tuo Limo Kampuang 308.00 225.00 69.00 14.00
Selatan
Kapalo Koto Ampangan 431.00 400.00 21.00 10.00
Sawahpadang Aurkuniang 679.00 521.00 143.00 15.00
Padang Karambia 379.00 301.00 59.00 19.00
Limbukan 744.00 694.00 35.00 15.00
Balai Panjang 491.00 449.00 29.00 13.00
3 Payakumbuh Padang Alai bodi 588.00 583.00 3.00 2.00
Timur
Padang Tiakar 1,124.00 1,080.00 44.00 -
Sicincin 835.00 659.00 160.00 16.00
Tiakar 1,592.00 1,397.00 189.00 6.00
Balai Jariang 582.00 550.00 29.00 3.00
Padang Tangah Payobadar 956.00 918.00 38.00 -
Payobasuang 629.00 616.00 10.00 3.00
Koto Panjang 639.00 612.00 24.00 3.00
Koto Baru 512.00 445.00 65.00 2.00
4 Payakumbuh Ompang Tanah Sirah 771.00 760.00 6.00 5.00
Utara
Taratak Padang Kampuang 449.00 435.00 14.00 -
Tigo Koto Dibaruah 1,117.00 1,001.00 111.00 5.00
Tigo Koto Diateh 1,340.00 1,033.00 302.00 5.00
Ikua Koto Dibalai 898.00 725.00 173.00 -
Kapalo Koto Dibalai 960.00 950.00 6.00 4.00
Koto Kociak Kubu Tapak Rajo 1,352.00 1,337.00 10.00 5.00
Balai Tongah Koto 714.00 711.00 - 3.00
Napar 725.00 544.00 172.00 9.00
5 Lampasi Tigo Sungai Durian 679.00 591.00 81.00 7.00
Nagari
Parik Muko Aia 380.00 340.00 35.00 5.00
Parambahan 331.00 257.00 74.00 -
Padang Sikabu 452.00 325.00 124.00 3.00
Koto Panjang Padang 699.00 367.00 332.00 -
Koto Panjang Dalam 576.00 380.00 191.00 5.00
Total 35.559 31.198 4.080 281.00
Persentase Layanan 92.21% 87.74% 11.47% 0.79%

Sumber: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Dinas PUPR Tahun 2022

3.1.2.2 PERSENTASE PANJANG JALAN STATUS KOTA DALAM KONDISI


MANTAP
Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan kondisi baik
dan sedang atau sesuai umur rencana yang diperhitungkan serta mengikuti suatu standar
tertentu seperti kondisi perkerasan jalan yang ditunjukkan oleh suatu standar kekasaran
permukaan jalan yang dikenal dengan IRI (International Roughness Index), lebar perkerasan

32
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

jalan (atau lebar jalur lalu lintas) berikut bahu jalannya yang melayani volume lalu lintas
tertentu. Bidang Bina Marga secara umum berfungsi untuk merumuskan konektivitas sistem
jaringan jalan, serta perencanaan teknik jalan, jembatan, dan bangunan pelengkap jalan
(penerangan jalan umum, trotoar); Merumuskan penyelenggaraan pembangunan,
peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap
jalan; Merumuskan pelaksanaan evaluasi dan penetapan baik fungsi, audit keselamatan jalan
dan jembatan serta leger jalan. Untuk melihat jalan status kota dengan kondisi mantap
diformulasikan dengan melakukan pembagian antara panjang jalan status kota kondisi
mantap dengan panjang total jalan status kota, dikali seratus persen. Dengan adanya jalan
kondisi mantap di Kota Payakumbuh akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
masyarakat untuk bermobilitas baik di dalam, maupun masuk dan keluar Kota Payakumbuh
serta keamanan bagi pengguna jalan lainnya.

Tabel 3. 5 Indikator Persentase Jalan Status Kota dengan Kondisi Mantap


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 66,56 69,31 72,06 73,81 75,56 77,31

Panjang jalan Meter 171.188 176.263 184.000 193.300 211.694 214.132


Status Kota dengan
Kondisi Mantap

Panjang Jalan Meter 89.174 88.372 89.503 113.323 203.338 208.733


Status Kota dengan
Kondisi Baik

Panjang Jalan Meter 82.014 87.891 94.501 79.978 8.356 5.399


Status Kota dengan
Kondisi Sedang
Panjang jalan Meter 254.678 254.678 254.678 254.678 254.678 254.678
Status Kota
Keseluruhan

Realisasi Persentase 67,22 69,21 72,25 75,90 83,12 84,08

Capaian Kinerja 100,99% 99,86% 100,26% 102,83% 107,52% 108,76%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dengan adanya jalan kondisi mantap di Kota Payakumbuh akan memberikan


kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat untuk bermobilitas baik di dalam, maupun
masuk dan keluar Kota Payakumbuh serta keamanan bagi pengguna jalan lainnya.

3.1.2.3 PERSENTASE SISTEM DRAINASE SKALA KOTA


Pemerintah Kota Payakumbuh terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pada bidang infrastruktur Pemerintah Kota Payakumbuh setiap tahunnya menganggarkan
keuangan daerah untuk membangun fasilitas umum, salah satunya dengan melaksanakan
kegiatan pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase/ gorong-gorong secara bertahap
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lingkungan perkotaan yang bersih dan bebas
dari banjir dan genangan. Beberapa permasalahan yang terkait dengan drainase di Kota
Payakumbuh, yaitu :
1. Saluran drainase yang ada tidak berfungsi secara maksimal, dimana kapasitas daya
tampung saluran drainase tidak mampu menampung debit limpasan air hujan pada
saat musim hujan.

33
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

2. Tumbuhnya permukiman yang tidak disertai dengan prasarana drainase yang baik.
3. Adanya bangunan yang menyalahi aturan seperti bangunan yang dibangun sangat
dekat atau di atas saluran drainase.
4. Pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase.
5. Peningkatan aliran limpasan akibat perubahan tata guna lahan

Gambar 3. 2 Pembangunan Saluran Drainase Jalan Riau (Kiri) dan Pembangunan Saluran Drainase Jl.
Inspeksi Ranah (Kanan)

Untuk mengatasi keadaan tersebut di atas, maka dilakukan pembangunan dan


perbaikan saluran drainase, terutama pada kawasan perumahan dan permukiman penduduk
serta kawasan lainnya yang sering tergenang air. Dengan adanya drainase skala kota
bermanfaat dalam melancarkan aliran air yang dapat mencegah terjadinya banjir dan
genangan sehingga meningkatkan kelancaran masyarakat dalam melakuka mobilitas di dalam
Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 6 Indikator Persentase Sistem Drainase Skala Kota


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 42,17 44,46 47,39 60,39 62,91 64,40

Panjang jalan kota Meter 120.828,71 131.770,00 150.120,71 152.039,46 264.378,81 163.019,39
yang memiliki
drainase skala kota

Panjang jalan kota Meter 254.678,00 254.678,00 254.678,00 254.678,00 429.625,00 254.678,00

Realisasi Persentase 47,44 51,74 58,95 59,70 61,54 64,01

Capaian Kinerja 112,51% 116,37% 124,38% 98,86% 97,82% 100,02%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi target persentase sistem drainase skala kota dihitung dengan membagi
panjang jalan kota yang memiliki drainase skala kota sampai dengan tahun 2022 dibagi
dengan panjang jalan kota keseluruhan. Dimana pada tahun 2022 ini target persentase
sistem drainase skala kota sebesar 64,40%. Sampai dengan akhir tahun 2022 persentase
sistem drainase skala kota sebesar 64,01% atau 163.019,39 meter dari panjang jalan kota
254.678 meter. Dengan demikian capaian kinerja jumlah rumah tangga yang mendapatkan
akses terhadap air minum adalah 100,02%. Tahun 2022 target persentase sistem drainase
skala kota tidak dapat tercapai karena berkurangnya panjang drainase yang dibangun. Hal ini
disebabkan adanya pengurangan anggaran untuk penanganan covid-19. Sementara target
kinerja persentase sistem drainase skala kota tidak dapat disesuaikan setelah adanya
pengurangan panjang drainase yang dibangun.

34
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.1.2.4 PERSENTASE KETERSEDIAAN FASILITAS UMUM PERKOTAAN


Berdasarkan konsep penataan kota, Kota Payakumbuh dikategorikan dengan Kota
Sedang dengan jumlah penduduk kurang dari 500.000 jiwa maka dibutuhkan fasilitas sebagai
berikut :
1. Sarana Perniagaan/ Sarana perbelanjaan;
2. Sarana Pelayanan Umum dan Pemerintahan;
3. Sarana Pendidikan;
4. Sarana Kesehatan;
5. Sarana Peribadatan;
6. Sarana Rekreasi dan Olahraga;
7. Sarana Pemakaman;
8. Sarana Pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau; dan
9. Sarana Parkir.

Sarana dan prasarana level kota tersebut hampir semua telah terpenuhi hanya
sarana peribadatan dan sarana parkir yang belum tersedia pada level kota. Untuk
Pelaksanaan penyediaan fasilitas umum tersebut berada pada kewenangan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang sesuai dengan Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 25 Tahun
2018 yaitu merumuskan penyelenggaran penataan bangunan dan lingkungan di kawasan
strategis kota, namun jika pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana tersebut
dilaksanakan oleh SKPD terkait, maka SKPD tersebut juga melibatkan Dinas PUPR dalam
pelaksanaannya. Untuk melihat ketercapaian pembangunan fasilitas umum ini, maka
digunakan indikator persentase penyediaan fasilitas umum perkotaan yang diperoleh dari
hasil pembagian jumlah fasilitas umum kota dengan jumlah fasilitas umum skala kota
seharusnya dikali seratus persen.

Dengan adanya pembangunan fasilitas umum ini diharapkan ketersediaan sarana


dan prasarana perkotaan yang baik dan memadai demi peningkatan keamanan dan
kenyamanan masyarakat Kota Payakumbuh. Pada tahun 2022 ini ditargetkan penyediaan
fasilitas umum perkotaan sebesar 71,98% atau 6 unit sarana dari 9 unit sarana yang
seharusnya, dan sampai dengan akhir Desember 2021 telah terealisasi sebesar 71,98%.
Dengan demikian capaian kinerja persentase ketersediaan fasilitas umum perkotaan adalah
100,00%.

Tabel 3. 7 Persentase Ketersediaan Fasilitas Umum Perkotaan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 66,67 66,67 68,00 70,44 71,98 71,98

Jumlah fasilitas Unit 6,00 6,00 6,12 6,29 6,38 6,48


umum kota yang
tersedia

Jumlah fasilitas Unit 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00


umum skala kota
seharusnya

Realisasi Persentase 66,67 66,67 68,00 69,84 70,87 71,98

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 99,15% 98,46% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

35
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.1.2.5 PERSENTASE PENATAAN SUNGAI


Ruang lingkup Insfrastruktur Sumber daya Air meliputi pengelolaan Sungai dan air
baku sebagai sumber air dan Sistem Irigasi sebagai wadah pemanfaatan sumber air untuk
kebutuhan untuk pengolahan lahan pertanian.

Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan yang berupa jaringan
pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan
dan kiri oleh garis sempadan, Sungai merupakan salah satu sumber air yang paling pokok di
antara berbagai sumber air lainnya. Di wilayah Kota Payakumbuh melintas dua sungai besar
yaitu Batang Agam dan Batang Lampasi yang bermuara ke Batang Sinamar. Selain itu juga
mengalir lima sungai kecil yaitu Batang Sikali, Sungai Bai, Sungai Talang, Sungai Tembok Jua
dan Batang Pulau. Sungai-sungai tersebut melintas pada kawasan permukiman dan areal
pertanian masyarakat sepanjang 78.170 M, untuk itu perlu dilakukan penataan sungai agar
sungai menjadi kiblat pariwisata dan pergerakan ekonomi strategis di Kota Payakumbuh.
Dalam penataan sungai di butuhkan manajemen secara terpadu mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, sampai dengan pengelolaan program kegiatannya,
sebagaimana yang telah di amanahkan oleh Undang-undang nomor 17 tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air, dan Peraturan pemerintah Nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai serta
Peraturan menteri PUPR nomor 28 tahun 2015 tentang penetapan garis sempadan sungai
dan garis sempadan danau. Penataan sungai ini sangat perlu di lakukan untuk pemanfaatan
sumber daya air yang berkelanjutan yang di gunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat dengan tetap memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara
selaras.

Persentase Penataan Sungai di kota Payakumbuh, di dapat dari jumlah panjang


sungai yang di normalisasi dibagi dengan panjang sungai yang mengalir di kota Payakumbuh.
Pada Tahun 2022 dari target 26, 37 % realisasi capaiannya adalah 20, 906%, dengan kata
lain capaian kinerja untuk penataan sungai adalah 101,40%. Ini berarti untuk tahun 2022
panjang sungai yang di normalisasi sepanjang 1496,39 Meter. Hal ini menggambarkan bahwa
sampai tahun 2022 panjang sungai yang sudah di normalisasi adalah 20.906 Meter dari
panjang sungai secara keseluruhan 78,170 Meter. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
tabel persentase penataan sungai di bawah ini:

Tabel 3. 8 Indikator Persentase Penataan Sungai


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 18,56 19,84 21,69 23,52 24,81 26,37

Panjang sungai Meter 14.504,87 16.046,00 18.276,14 18.386,00 19.409,61 20.906


yang dinormalisasi

Panjang sungai Meter 78.170,00 78.170,00 78.170,00 78.170,00 78.170,00 78.170


yang mengalir di
Kota Payakumbuh

Realisasi Persentase 18.56 20,53 23,38 23,52 24,83 26.74

Capaian Kinerja Persentase 103,48 107,80 100,00 100,28 101.40


Sumber: Dinas PUPR, 2022

36
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.1.2.6 PERSENTASE DAERAH IRIGASI BERKINERJA BAIK


Irigasi merupakan sarana fisik utama dalam mengalirkan air ke lahan pertanian
sawah penduduk. Sedangkan daerah irigasi merupakan kesatuan lahan yang mendapatkan
air dari satu jaringan irigasi. Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan air irigasi yang
tersedia secara efisien dan efektif agar produktivitas pertanian meningkat sesuai yang
diharapkan. Ketersediaan air dipahami sebagai jumlah air (debit) yang diperkirakan terus
menerus ada di suatu lokasi (bendung atau bangunan air lainnya) di sungai dengan jumlah
tertentu dan dalam jangka waktu (periode) tertentu (Direktorat Irigasi, 1980). Untuk
keperluan irigasi, debit minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi ditetapkan sebesar
80% (Bambang Triatmodjo, 2008). Ketersediaan air untuk keperluan irigasi secara garis
besar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ketersediaan air di lahan dan ketersediaan air di
bangunan pengambilan. Ketersediaan air di lahan adalah air yang tersedia di suatu lahan
pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan air irigasi di lahan
itu sendiri. Sedangkan ketersediaan air irigasi di bangunan pengambilan air adalah air yang
tersedia di suatu bangunan pengambilan yang dapat digunakan untuk mengairi lahan
pertanian melalui suatu sistem irigasi (Suroso dkk, 2007).

Pada umumnya di Kota Payakumbuh lahan pertanian memakai Irigasi Permukaan.


Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar 10 -
15 cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap
air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan
bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke
lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini
dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air
lebih dulu. Fungsi Irigasi adalah sebagai berikut:
a. Memasok kebutuhan air tanaman
b. Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
c. Menurunkan suhu tanah
d. Mengurangi kerusakan akibat frost
e. Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M


Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi menjelaskan bahwa
evaluasi kinerja sistem irigasi dinilai berdasarkan beberapa parameter yaitu: Prasarana fisik,
Produktivitas tanaman, Sarana Penunjang, Organisasi personalia, Dokumentasi dan Kondisi
kelembagaan P3A. Yang kemudian kinerjanya dikelompokkan berdasarkan Indeks Kinerja
Sistem Irigasi dengan nilai sebagai berikut:
a. 80 – 100 : Kinerja sangat baik
b. 70 – 79 : Kinerja Baik
c. 55 – 69 : Kinerja Kurang dan perlu perhatian
d. < 55 : Kinerja jelek dan perlu perhatian

Penentuan kinerja asset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi dan
pemeliharaan jaringan yang berpengalaman. Untuk asset pendukung yang terdiri atas unsur
kelembagaan, SDM, bangunan Gedung, perlatan, dan lahan, kinerjanya ditentukan atas dasar
perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan asset pendukung, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang pedoman dan pemeliharaan Jaringan
Irigasi.

37
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Untuk mendukung program peningkatan ketahanan pangan perlu diupayakan


mempertahankan dan meningkatkan pelayanan prasarana sistim irigasi. Hal ini seiring dengan
Peraturan Menteri PUPR no. 14/PRT/M/2015 tentang kriteria dan penetapan status Daerah
Irigasi, pengelolaan, wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Salah satu upaya
yang dilakukan oleh pemerintah kota Payakumbuh adalah dengan melaksanakan program
pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi melalui kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi yang berfokus pada Daerah irigasi kewenangan kabupaten/ kota. Kegiatan ini
bermanfaat untuk memenuhi dan menjaga ketersediaan kebutuhan air bagi tanaman padi
sawah dan menjaga kondisi jaringan irigasi agar tetap berfungsi dengan baik serta
keberlangsungan umur layanan jaringan irigasi dapat dipertahankan semaksimal mungkin.

Persentase daerah irigasi berkinerja baik dapat diukur dari luas pertanian lahan
basah yang terairi dibagi dengan luas areal pertanian kota Payakumbuh keseluruhan. Pada
tahun 2022 realisasi daerah irigasi berkinerja baik adalah 89,50 % dari target sebelumnya
86,58 %, ini artinya capaian kinerjanya adalah 103,37 %. Luas lahan basah yang terairi
bertambah 125,21 Ha sehingga pada tahun 2022 ini menjadi 2.197,23 Ha. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. 9 Indikator Persentase Daerah Irigasi Berkinerja Baik


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 73,44 76,34 79,10 81,72 84,21 86,58

Luas pertanian Ha 1.803,19 1.908,20 1.968,90 2.015,00 2.072,02 2.197,23


lahan basah yang
terairi

Luas areal pertanian Ha 2.455,00 2.455,00 2.455,00 2.455,00 2.455,00 2.455,00


Kota Payakumbuh
keseluruhan

Realisasi Persentase 73,45 77,73 80,20 82,08 84,40 89,50

Capaian Kinerja 100,01 101,82 101,39 100,43 100,23 103,37

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.1.3 SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA AKUNTABILITAS KINERJA


PERANGKAT DAERAH
3.1.3.1 NILAI EVALUASI AKIP SKPD
Akuntabilitas Kinerja merupakan kewajiban suatu instansi pemerintah dalam
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan.
Akuntabilitas Kinerja adalah amanat dari para pemangku kepentingan untuk mencapai misi
organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan kemudian
dituangkan dalam laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Kinerja
merupakan keluaran atau hasil dari kegiatan/program yang ingin atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur. Indikator
Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari kinerja program dan kegiatan yang
telah direncanakan. Sedangkan Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai program dan
kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi.

38
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah perwujudan dalam


pengamalan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 untuk mewujudkan
masyarakat adil dan Makmur yang pelaksanaannya merujuk pada Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP merupakan rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk menggambarkan
kinerja yang dicapai oleh suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan
yang dibiayai APBN/APBD yang disusun dalam suatu laporan yang bernama LAKIP atau
sekarang ini disebut LKjIP adalah Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan yang mengevaluasi
5 komponen: perencanaan Kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja
dan pencapaian kinerja terdiri dari kinerja yang dilaporkan (output dan outcome), dan kinerja
lain setiap tahunnya. Tujuan Sistem AKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang
baik dan terpercaya. Sedangkan manfaat dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah:
1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara
efisien, efektif dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya;
2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah;
3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional;
4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Tabel 3. 10 Indikator Nilai Evaluasi AKIP
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Range Nilai BB BB A A A AA

Realisasi Range Nilai A A A A AA AA

Capaian Kinerja 125,00% 125,00% 100,00% 100,00% 125,00% 100,00%

Target Kinerja Indeks 75,00 80,00 85,00 87,50 90,00 92,50

Realisasi Indeks 81,80 84,10 88,40 89,27 90,22 96,13

Capaian Kinerja 109,07% 105,13% 104,00% 102,02% 100,22% 103,92%

Sumber: LHE Inspektorat, 2022

Nilai tertinggi dari evaluasi LAKIP adalah AA (sangat memuaskan), dengan skor
90,01 – 100, sedangkan A (memuaskan) dengan skor 80,01 - 90,00 dan BB (sangat baik)
dengan rentang nilai 70,01 - 80,00. Evaluasi AKIP OPD Dinas PUPR pada tahun 2022 (Akhir
periode Renstra 2017 – 2022) memperoleh nilai 96,13 dengan skor capaian kinerja 103,92%.

3.1.4 SPM URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


3.1.4.1 PERSENTASE JUMLAH RUMAH TANGGA YANG MENDAPATKAN AKSES
TERHADAP AIR MINUM
Air minum yang berkualitas adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng
(keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata

39
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari
pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air
kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak
terlindung. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak
adalah perbandingan antara rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum
berkualitas (layak) dengan rumah tangga seluruhnya, dinyatakan dalam persentase.

Indikator ini digunakan untuk memantau akses penduduk terhadap sumber air
berkualitas berdasarkan asumsi bahwa sumber air berkualitas menyediakan air yang aman
untuk diminum bagi masyarakat. Air yang
tidak berkualitas adalah penyebab langsung
berbagai sumber penyakit. Semakin besar
persentase rumah tangga yang menggunakan
sumber air minum layak menunjukan semakin
baiknya kondisi rumah tangga di suatu daerah

Gambar 3. 3 Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah

Realisasi target persentase jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap
air minum dihitung dengan membagi jumlah rumah tangga yang terlayani sampai dengan
tahun 2021 dibagi dengan jumlah rumah tangga keseluruhan (kota). Dimana pada tahun
2022 ini target jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap air minum sebesar
100,00%. Sampai dengan akhir tahun 2022 jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses
terhadap air minum sebesar 99,21% atau 35.278 SR dari total rumah tangga keseluruhan
35.559 SR. Dengan demikian capaian kinerja jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses
terhadap air minum adalah 99,21%.

Tabel 3. 11 Indikator Persentase Jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap air minum
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 99,02 99,67 100,00

Jumlah Rumah SR 27.541 33.768,09 35.278


Tangga terlayani

Jumlah rumah SR 27.604 34.602 35.559


tangga keseluruhan

Realisasi Persentase 99,77 97,59 99,21

Capaian Kinerja 100,43 103,00% 100,21%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

40
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA SEKRETARIAT

41
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2 SEKRETARIAT
Berdasarkan Perwako 48 Tahun 20221 menyatakan bahwa Sekretariat mempunyai
tugas “merencanakan Operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan,
mengevaluasi dan melaporkan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan,
evaluasi dan pelaporan” Sekretariat terdiri atas:
1. Sekretaris;
2. S Kelompok Jabatan Fungsional Sub Substansi Penyusunan Program
3. Sub bagian Umum dan Kepegawaian;
4. Sub bagian Keuangan.

3.2.1 SEKRETARIS
Sekretaris mempunyai fungsi:
1. Perencanaan Operasional Urusan Umum, Kepegawaian, Keuangan serta
Pengelolaan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
2. Pengelolaan Urusan Umum, Kepegawaian, Keuangan serta Pengelolaan
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
3. Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Urusan Umum, Kepegawaian, Keuangan
serta Pengelolaan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
4. Pengoordinasian Urusan Umum, Kepegawaian, Keuangan serta Pengelolaan
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Dinas;
5. Pengelolaan Informasi Publik Terkait Kebijakan Dinas;
6. Pelaksanaan Tugas Lain yang Diberikan oleh Atasan, sesuai dengan Tugas dan
Fungsinya.

3.2.1.1 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT


Undang-undang 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mengamanatkan
Pemerintah Daerah wajib meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk
memberikan perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan
wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang berkaitan dengan kebutuhan dasar
masyarakat, pada undang-undang ini juga dinyatakan bahwa kualitas layanan publik diukur
bersadarkan hasil survei kepuasan pelanggan oleh lembaga independen berdasarkan asas
pelayanan publik.

Permenpan RB nomor 14 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei


Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik melanjutkan bahwa dalam upaya
mewujudkan pelayanan prima di instansi pemerintah, perlu dikaji penyelenggaraan pelayanan
publik yang diterima oleh masyarakat mealui survey kepuasan masyarakat, untuk menghitung
kepuasan masyarakat terhadap layanan yang diterima, dengan tujuan untuk mendapatkan
umpan balik atas kinerja pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, guna meningkatkan
kualitas maupun kuantitas peayanan berkelanjutan. Pengukuran survey kepuasan masyarakat
yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR guna mengetahui kualitas pelayanan publik dapat dilihat
pada tabel berikut.

42
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 12 Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Index 76,00 79,00 81,00 83,00 85,00 87,00

Realisasi Index 77,39 80,16 82,15 83,58 88,51 91,13

Capaian Kinerja 101,83% 101,47% 101,42% 100,70% 104,13% 104,75%

Sumber: Survey Kepuasan Masyarakat Dinas PUPR

3.2.1.2 INDEKS REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)


Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk dapat
mewujudkan tersebut, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
melakukan penilaian melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).
Penilaian ini merupakan instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang
dilakukan secara mandiri (self assessement) oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dilaksanakan dengan tujuan:
1. Memudahkan Instansi Pemerintah Daerah dalam menyediakan informasi
mengenai perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan instansi pemerintah dan upaya-upaya perbaikan yang
perlu dilakukan;
2. Menyediakan data/ informasi bagi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi dan sebagai benchlearning/proses pembanding untuk
perbaikan kinerja instansi pemerintah;
3. Meningkatkan kinerja instansi pemerintah;
4. Memberikan motivasi dan mendorong keterlibatan para pegawai dalam proses dan
pengelolaan pelaksanaan kebijakan.

Penilaian ini dilaksanakan dengan merujuk pada :


1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005 – 20025;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010 – 2025;
6. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pembentukan Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang pedoman
Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

43
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) pada OPD Dinas PUPR
yang telah dilaksanakan Inspektorat Kota Payakumbuh pada tahun 2022 memperoleh nilai
skor 92,88 dengan capaian kinerja 103,20% dengan kategori penilaian “ISTIMEWA”.

Tabel 3. 13 Indikator Indeks Reformasi Birokrasi (PMPRB) SKPD


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Index 75,00 80,00 85,00 90,00

Realisasi Index 77,76 91,66 91,66 92,88

Capaian Kinerja 103,68% 114,58% 107,84%, 103,20%

Sumber: LHE RB Inspektorat, 2022

3.2.1.3 PERSENTASE KESESUAIAN RENJA DAN RENSTRA


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pemerintah memerlukan perencanaan
mulai dari perencanaan jangka panjang hingga perencanaan jangka pendek yang subtansinya
saling berkaitan. Perencanaan yang baik akan menjadi arah bagi pembangunan serta strategi
dan cara pencapaiannya yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan, dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 90 tahun 2019 tentang Klasifikasi,
kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah.

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan


kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna
memanfaatkan dan mengalokasikan sumber daya yang ada dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan kemajuan kota. Dinas PUPR sebagai Dinas teknis yang
melaksanakan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang serta urusan pertahanan,
melakukan penyusunan rencana kerja setiap tahunnya dan rencana strategis untuk masa lima
tahun. Rencana Strategis (Renstra) adalah program atau kegiatan yang berlandaskan visi dan
misi suatu daerah yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu sehubungan dengan
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) intansi/lembaga yang disusun dengan mempertimbangkan
perkembangan lingkungan strategis.

Sedangkan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja) SKPD adalah
dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 tahun.
Kecenderungan perkembangan internal dan eksternal akan mempengaruhi kinerja pelayanan
SKPD, oleh karena itu disinilah menjadi dasar mengapa dibutuhkan indikator ini sebagai
pengukur maupun penerjemah kemampuan SKPD dari rumusan isu startegis yang
direncanakan kedalam rencana teknis penyelenggaraan fungsi pokoknya, disamping juga
menunjukkan kemampuan dinas dalam menentapkan skala prioritas dalam pelaksanaan
kegiatannya.

44
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 14 Indikator Persentase Kesesuaian Renja dan Renstra


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100,00 97,27 94,53 91,80 94,53 97,27

Jumlah Program 24 20 20 20 12 11
di Renja

Jumlah Program 24 24 23 24 12 12
di Renstra

Kesesuaian Persentase 100,00 83,34 86,96 83,33 100,00 91,67


Program

Jumlah Kegiatan 77 72 72 68 25 25
di Renja

Jumlah Kegiatan 77 77 77 76 25 25
di Renstra

Kesesuaian Persentase 100,00 93,51 90,23 89,47 100,00 100,00


Kegiatan

Jumlah Sub 66 64
Kegiatan di Renja

Jumlah Sub 66 68
Kegiatan di
Renstra

Kesesuaian Sub Persentase 100,00 94,12


Kegiatan

Capaian Kinerja 125,00% 125,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Realisasi Persentase 92,50 88,42 90,23 86,40 100,00 95,26

Capaian Kinerja 92,50% 90,90% 95,45% 94,12% 100,00% 97,93%


Sumber: LHE Inspektorat, 2022

3.2.1.4 PERSENTASE CAPAIAN KINERJA REALISASI PROGRAM/ KEGIATAN


Dalam pelaksanaan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan program, kegiatan dan
sub kegiatan Pemerintah daerah, dan untuk menerapkan akuntabilitas dan transparansi
penyelenggaraan pemerintah maka setiap pemerintah daerah diwajibkan untuk
melaksanakan penilaian terhadap kinerja instansi pemerintah sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan, dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 90 tahun 2019 tentang
Klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah,
penyusunan program/kegiatan pada Pemerintah Daerah disesuaikan dengan kebutuhan pada
masing-masing daerah.

Dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, Dinas PUPR


bertanggungjawab pada urusan pekerjaan Umum Penataan Ruang dan urusan pertanahan,
program, kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2022 sebanyak 12 program, 25 kegiatan

45
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

dan 64 sub kegiatan, proses perhitungan capaian kinerja dinas dinilai dari 60% realisasi
kinerja program, kegiatan dan sub kegiatan dan 40% realisasi anggaran program, kegiatan
dan sub kegiatan. Untuk pencapaian tahun 2022, Dinas PUPR berhasil menutup kinerja akhir
tahun sebesar 97,31% yang dikategorikan sangat memuaskan.

Tabel 3. 15 Indikator Persentase Capaian Kinerja Realisasi Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 95,00 95,00 95,00 95,00 95,00 95,00

Realisasi Kinerja Persentase 95,22 85,34 94,89 97,95 97,76 97,31


Program dan
Kegiatan SKPD

Target Kinerja Persentase 95,00 95,00 95,00 95,00 95,00 95,00


Program dan
Kegiatan SKPD

Realisasi Persentase 95,22 85,34 94,89 97,95 97,76 97,31

Capaian Kinerja 100,23% 89,83% 99,88% 103,11% 103,41% 102,43%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.1.5 PERSENTASE REALISASI KEUANGAN SKPD


Realisasi capaian belanja daerah pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh di Tahun
2022 terealisasi 94,11 persen.

Tabel 3. 16 Indikator Persentase Realisasi Keuangan SKPD


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Jumlah SPJ Rupiah 89.738.100. 90.751.307. 104.468.08 80.566.937. 83.405.532. 107.490.06


(LS+UP/GU/TU) 212 206 0.917 770 195 8.909

Pagu SKPD (Jumlah Rupiah 96.018.018. 101.402.47 114.819.00 84.786.336. 88.451.390. 114.222.70
anggaran) 730 6.738 6.485 965 116 2.816

Realisasi Persen 93,46 89,50 90,99 95,02 94,30 94,11

Capaian Kinerja 93,46% 89,50% 90,99% 95,02% 94,30% 94,11%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.1.6 PERSENTASE ASN BERPRILAKU DISIPLIN


Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai
penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik
(good governance), maka PNS sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk setia kepada
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah, bersikap disiplin, jujur, adil, transparan, dan akuntabel
dalam melaksanakan tugas. Untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral
tersebut, mutlak diperlukan peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam

46
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan system
karier dan sistem prestasi kerja.

Penjatuhan hukuman berupa jenis hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat
sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan,
dengan mempertimbangkan latar belakang dan dampak dari pelanggaran yang dilakukan.
Manfaat yang diharapkan dengan jumlah ASN yang berperilaku Disiplin di Dinas PUPR dapat
menambah semangat ASN yang belum berperilaku Disiplin.

Tabel 3. 17 Indikator Persentase ASN Berprilaku Disiplin


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 89,33 92,00 94,67 97,33

Jumlah ASN yang Orang 66 68 65 63


tidak melakukan
pelanggaran

Jumlah ASN Orang 70 68 66 64


Keseluruhan di
SKPD

Realisasi Persentase 94,29 100,00 98,48 98,44

Capaian Kinerja 105,54% 108,7% 103,98% 101,14%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Untuk Disiplin ASN pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh dilihat dari Jumlah
Teguran/ Hukuman yang dikeluarkan. Terdapat 1 Orang ASN Dinas PUPR yang mendapatkan
hukuman atau teguran dari 64 Orang ASN Dinas PUPR Kota Payakumbuh yakni 98,44 %. Dari
Target Kinerja yang ditetapkan yakni 97,33% maka Capaian Kinerja adalah sebesar 101,14%.
Hal ini membuktikan bahwa dengan Beban Kerja yang sangat besar namun tidak mengurangi
disiplin ASN pada Dinas PUPR.

3.2.1.7 PERSENTASE ASN YANG MENGIKUTI BIMTEK SESUAI KOMPETENSI &


ASN YANG DIBERIKAN BIMBINGAN TEKNIS
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 70
menegaskan : (1) setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk pengembangan
kompetensi, antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), kursus, seminar, dan
penataran; (2) Dalam pengembangan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja anggaran
tahunan instansi masing-masing.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan PNS menyatakan Diklat bertujuan antara lain untuk meningkatkan kompetensi
(pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap) untuk dapat melaksanakan tugas jabatan
secara professional. Sebagaimana diketahui pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun
bimbingan teknis (bimtek), merupakan bagian pelatihan dan pengembangan pengetahuan
serta kemampuan sumber daya manusia yang dapat digunakan memecahkan masalah yang
dihadapi oleh setiap individu maupun instansi tertentu. Sehingga dengan mengikuti diklat dan
bimtek diharapkan setiap individu maupun instansi tertentu, baik swasta maupun lembaga
pemerintahan, dapat mengambil sebuah manfaat dengan berorientasi pada kinerja.

47
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Menghadapi kenyataan bahwa semakin tingginya tingkat kompetensi yang dibutuhkan, maka
tentunya pendidikan pelatihan pengembangan sumber daya manusia ataupun bimtek telah
menjadi sebuah kebutuhan untuk individu, instansi, ataupun lembaga pemerintahan. Dinas
PUPR Kota Payakumbuh mempunyai beban kerja yang sangat banyak, sehingga dibutuhkan
Diklat atau Bimtek untuk menunjang dan menambah kemampaun SDM ASN di Dinas PUPR.

Tabel 3. 18 Indikator Persentase SDM Aparatur yang diberikan Bimbingan Teknis


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 25,71 28,57 32,86 33,33 38,67

Jumlah ASN Yang Orang 10 10 18 37 0


Mengikuti Bimtek

Jumlah ASN Orang 70 70 68 66 64


Keseluruhan di
SKPD

Realisasi Persentase 14,29 14,29 26,47 57,81 0

Capaian Kinerja 55,56% 50,00% 80,56% 173,45% 0,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Untuk Indikator Persentase SDM Aparatur yang diberikan Bimbingan Teknis pada
Dinas PUPR Kota Payakumbuh dilihat dari Jumlah ASN yang mengikuti Bimtek. Tahun 2022
sendiri ASN dinas PUPR tidak mengikuti Bimtek dikarenakan pelaksanaan bimtek tidak
terlaksana oleh penyelenggara pendidikan karena adanya pandemi covid-19 dan kuota
peserta bimtek tidak memenuhi.

Tabel 3. 19 Indikator Persentase ASN Yang Mengikuti Bimtek Sesuai Kompetensi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100,00 100,00 100,00 44,00 41,38

Jumlah ASN Yang Orang 7 8 45 35 0


Mengikuti Bimtek
sesuai Kompetensi

Jumlah ASN Yang Orang 10 10 68 37 29


Mengikuti Bimtek

Realisasi Persentase 70,00 80,00 66,18 94,59 0,00

Capaian Kinerja 55,56% 50,00% 70,00% 80,00% 66,18%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Untuk Indikator Persentase ASN yang mengikuti Bimbingan Teknis sesuai


Kompetensi pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh dilihat dari Jumlah ASN yang mengikuti
Bimtek dan dibagi dengan jumlah ASN yang mengikuti Bimtek sesuai kompetensi. Tahun
2022, ASN dinas PUPR tidak mengikuti Bimtek dikarenakan kondisi pandemi covid sehingga
penyelenggara Bimtek tidak jadi melaksanakan rencana pelaksanaan bintek yang awalnya
direncanakan untuk tahun 2022.

48
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2.1.8 PERSENTASE ASN YANG MENDUDUKI JABATAN SESUAI DENGAN


KOMPETENSI
Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai
penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik
(good governance), maka PNS sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk setia kepada
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah, bersikap disiplin, jujur, adil, transparan, dan akuntabel
dalam melaksanakan tugas. Untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral
tersebut, mutlak diperlukan peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam
menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan system
karier dan sistem prestasi kerja. Dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan pekerjaan dan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Dinas PUPR perlu untuk menyesuaikan
penempatan pejabat yang menempati jabatan struktural yang sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki oleh ASN tersebut.

Tabel 3. 20 Indikator Persentase ASN Berprilaku Disiplin


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 79,31 86,21 93,10 100,00

Jumlah ASN Yang Orang 28 29 29 29


Menduduki Jabatan
Sesuai Kompetensi

Jumlah Jabatan ASN Orang 29 29 29 29


Keseluruhan di
SKPD

Realisasi Persentase 94,29 100,00 100,00 100,00

Capaian Kinerja 118,89% 116,00% 107,41% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.1.9 INDEKS KEPUASAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI UMUM DINAS


Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
14 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik dinyatakan bahwa dalam upaya mewujudkan pelayanan
prima di instansi pemerintah, perlu dikaji penyelenggaraan pelayanan publik yang diterima
oleh masyarakat mealui survey kepuasan masyarakat, untuk menghitung kepuasan
masyarakat terhadap layanan yang diterima, dengan tujuan untuk mendapatkan umpan balik
atas kinerja pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, guna meningkatkan kualitas
maupun kuantitas peayanan berkelanjutan. Pengukuran indeks kepuasan penyelenggaraan
administrasi umum dinas dilaksanakan untuk mengukur pelayanan yang diberikan kepada
ASN yang berada pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh berupa kebutuhan sarana dan
prasarana pendukung pelaksanaan pekerjaan dan sebagainya. Hasil pengukuran indeks
kepuasan penyelanggaraan administrasi umum dinas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 21 Indikator Indeks Reformasi Birokrasi (PMPRB) SKPD


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Index 89,00 90,00

49
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Index 90,00 90,89

Capaian Kinerja 101,12% 100,99%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Capaian indeks kepuasan penyelenggaraan adminitrasi umum dinas yang telah


diukur pada tahun 2021 dan 2022 tercapai lebih besar dari 90%, sehingga kinerja pelayan
administrasi umum dinas dikategorikan sangat baik.

3.2.1.10 PERSENTASE ASET PEMDA KEWENANGAN DINAS DALAM KONDISI BAIK


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Penataan sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah perlu
dilakukan standarisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007
Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Dari keseluruhan
Aset Pemerintah Daerah Kota Payakumbuh ± 50% merupakan kewenangan dari Dinas PUPR
Kota Payakumbuh. Aset tersebut perlu dijaga agar tetap dalam kondisi baik sehingga dapat
dioptimalkan penggunaannya. Namun dari sekian banyak jumlah asset pemda belum
seluruhnya termanfaatkan dengan baik. Manfaat yang diharapkan adalah tersedianya data
kondisi Aset Pemda Kewenangan SKPD yang belum termanfaatkan sehingga apabila
diperlukan maka akan dilaksanakan pemeliharaan terhadap aset pemda atersebut ataupun
dilakukan mutase sampai dengan hibah serta penghapusan aset tersebut.

Tabel 3. 22 Indikator Persentase Aset Dinas yang Tidak Termanfaatkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 4,51 4,39 4,23 4,19 2,09 1,99

Realisasi Persentase 2,45 2,36 2,34 2,22 2,22 2,22

Capaian Kinerja 145,66% 146,31% 144,58% 147,05% 106,22% 111,67%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tabel 3. 23 Indikator Persentase Aset Pemda Kewenangan Dinas Dengan Kondisi Baik
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 79,98 84,89 84,99 86,18 90,00 92,81

Realisasi Persentase 79,98 84,89 96,42 97,78 97,78 92,81

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 113,46% 113,46% 108,64% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Indikator Persentase Aset Dinas yang tidak bermanfaat berhubungan terbalik


dengan persentase aset pemda kewenangan dinas dengan kondisi baik. Semakin tinggi
capaian indikator Persentase Aset Pemda Kewenangan Dinas dengan kondisi baik maka
semakin rendah persentase aset dinas yang tidak termanfaatkan. Dimana pada tahun 2022
Persentase Aset Dinas yang tidak termanfaatkan adalah 2.22 % sehingga capaian kinerja
adalah 111,67%.Sedangkan untuk Persentase Aset Pemda Kewenangan Dinas dengan
Kondisi Baik adalah 92,81% dengan target 92,81% maka capaian kinerja adalah 100,00%.

50
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2.1.11 PERSENTASE KONDISI SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN


DALAM KONDISI BAIK
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Penataan sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah perlu
dilakukan standarisasi sesuai dengan Permendagri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Sarana dan Prasarana yang
telah sesuai dengan standar yang ada perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan sehingga
sarana dan prasarana tersebut masih dapat dioptimalkan penggunaannya. Kondisi sarana dan
prasarana yang berada dibawah wewenang Dinas PUPR Kota Payakumbuh wajib dikelola
dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan secara oprimal. Persentase konsisi sarana dan
prasarana perkantoran dalam kondisi baik dapat dilihat pada tabe berikut:

Tabel 3. 24 Indikator Persentase Sarana dan Prasarana Perkantoran dalam Kondisi Baik
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 80,11 79,95 85,39 87,39 90,45 93,64

Jumlah Sarana dan Orang 435,00 634,00 707,00 928,00 928,00 865,00
Prasarana
Perkantoran dalam
Kondisi Baik

Jumlah Sarana dan Orang 543,00 793,00 826,00 995,00 995,00 928,00
Prasarana
Perkantoran
Keseluruhan

Realisasi Persentase 80,11 79,95 85,59 93,27 93,27 93,21

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 99,77% 93,70% 96,98% 100,46%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.2 SUB SUBTANSI PENYUSUNAN PROGRAM


Sub Subtansial Penyusunan Program mempunyai fungsi:

1. menghimpun dan menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana
kerja Dinas;
2. menyusun dan menyiapkan bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan dinas;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Menghimpun dan menyusun setiap bidang dalam penyusunan Laporan
Penelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan segala bentuk pelaporan
lainnya;
5. menghimpun, memaduserasikan dan menyusun bahan program, kegiatan serta
anggaran dari masing-masing bidang;
6. menghimpun, menyusun dan melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat, Standar
Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub Bagian;

51
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

7. mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang


berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
8. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
9. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
10. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan/ atau kegiatan kepada atasan;
11. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
12. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

3.2.2.1 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN DAN DOKUMEN PELAYANAN


PUBLIK YANG DISUSUN
Proses perencanaan pembangunan daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004, bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, sehingga masyarakat
tidak hanya berperan sebagai objek dari
pembangunan tetapi juga berperan sebagai
pelaku pembangunan. Pola ini kemudian dikenal
dengan Pendekatan Pembangunan Bottom-Up,
dan Partisipatif, dalam prosesnya untuk menjamin
transparansi dan akuntabilitas dari proses maka
dokumentasi dari pelaksanaan kegiatan dilakukan
dalam pengevaluasian dan pelaporan kerja dan
kinerja terhadap perencanaan yang telah disusun
melalui monitoring dan evaluasi pada akhir proses.
Penyusunan perencanaan yang dilaksanakan perlu
disusun Rencana Pembangunan Jangka Pendek,
Menengah maupun Jangka Panjang, dan menurut
undang-undang tersebut untuk instansi
pemerintah perlu dilakukan penyusunan Rencana
strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja)
yang muatan waktunya disesuaikan dengan
dokumen daerah, Renja merupakan perencanaan
jangka pendek untuk satu tahun dan Renstra
untuk jangka menengah lima tahun. Perencanaan
adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan merupakan
pedoman, garis besar, atau petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik.
Perencanaan yang baik membutuhkan manajemen pemerintahan yang baik pula agar
rencana tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.

52
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Pemerintah sebagai penyedia layanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat


harus bertanggung jawab dan terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik
demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan
pelayanan publik, maka perlu dilaksanakan
penyusunan dokumen perencanaan dan dokumen
pelayanan publik sesuai dengan aturan yang
tertuang pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Tabel 3. 25 Indikator Jumlah Dokumen Perencanaan dan Dokumen Pelayanan Publik yang Disusun
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Dokumen 5 5 9 9 30 30

Realisasi Dokumen 5 7 12 10 30 30

Capaian Kinerja 100,00% 140,00% 133,33% 111,11% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.2.2 JUMLAH DOKUMEN/LAPORAN PENCAPAIAN KINERJA DAN IKHTISAR


REALISASI KINERJA SKPD
Penyusunan laporan kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Kota Payakumbuh merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada Dinas PUPR atas penggunaan
anggaran. Laporan kinerja baik dalam bentuk
capaian maupun ikhtisar ini dibuat dengan
menyajikan serangkaian keberhasilan dan kegagalan
atas pencapaian rencana, tindakan dan kegiatan
atas perencanaan, dan pelaksanaan perjanjian
kinerja Dinas PUPR dalam mewujudkan birokrasi
yang akuntabel, transparan, dan profesional melalui
program/ kegiatan/ sub kegiatan pembangunan

daerah yang diampu. Laporan kinerja tidak hanya


menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan
evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari
hasil analisis terhadap pelaksanaan kinerja tetapi
juga rangkuman informasi dari pelaksanaan kinerja
pada tahun 2021. Tujuan penyajian dan penyusunan
laporan capaian dan ikhtisar kinerja ini adalah untuk
memberikan informasi kinerja yang terukur kepada
Walikota Payakumbuh atas kinerja yang telah dan
seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan

53
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

berkesinambungan bagi Dinas PUPR Kota Payakumbuh untuk meningkatkan kinerjanya.

Tabel 3. 26 Indikator Jumlah Dokumen/Laporan Pencapaian Kinerja dan Ikhtisar Realisai Kinerja yang
Disusun
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Dokumen/ 4 5 10 12 27 21


Laporan

Realisasi Dokumen/ 4 7 13 14 27 21
Laporan

Capaian Kinerja 100,00% 140,00% 130,00% 116,67% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.2.3 JUMLAH BUKU PROFIL DINAS YANG DISUSUN


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Payakumbuh selaku
unit kerja Pemerintah Daerah yang melaksanakan urusan pekerjaan umum & penataan ruang
dan urusan pertanahan, dalam mewujudkan pelaksanaan urusan
tersebut, Dinas PUPR menyusun program, kegiatandan sub
kegiatan yang disertakan dengan indikator capaian yang harus
dicapai dari setiap program, kegiatan dan sub segiatan. Selain itu
juga Dinas PUPR berusaha untuk menyediakan fasilitas umum/
infrastruktur dasar bagi masyarakat serta penataan penggunaan
ruang di Kota Payakumbuh kegiatan yang telah disusun. Profil
SKPD merupakan dokumen mengenai Dinas PUPR Kota
Payakumbuh yang berisikan struktur organisasi, tugas dan fungsi
dan pencapaian indikator kinerja Dinas dalam periode 5 tahun
pemerintahan. Profil SKPD ini bertujuan untuk memberikan
informasi pencapaian pelaksanaan program/ kegiatan/ sub kegiatan
dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan/ sub kegiatan serta
bentuk keterbukaan informasi terhadap kinerja Dinas.

Tabel 3. 27 Indikator Jumlah Buku Profil Dinas PUPR yang Disusun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Eksemplar 30 30 45 20 49 35

Realisasi Eksemplar 30 30 45 20 49 35

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.2.4 JUMLAH CAPAIAN KINERJA DAN REALISASI KINERJA SKPD YANG


DISEBARLUASKAN DAN DIPUBLIKASIKAN
Publikasi Capaian dan realisasi kinerja dinas merupakan salah satu upaya Dinas
PUPR Kota Payakumbuh dalam melaksanakan pelayanan publik melalui keterbukaan informasi
perihal program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas PUPR melalui media cetak maupun
media online. Pelaksanaan kegiatan ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan
Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

54
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,


dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya
yang sesuai dengan Undang-Undang serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan
publik. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang tidak dapat diakses oleh pemohon
informasi publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Keterbukaan
Informasi Publik. Dengan adanya publikasi pelaksanaan kerja dan kinerja dinas diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik; menjamin pemenuhan hak warga negara
untuk memperoleh akses informasi publik dan menjamin terwujudnya tujuan
penyelenggaraan keterbukaan informasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Keterbukaan Informasi Publik.

Gambar 3. 4 Contoh Publikasi Dinas PUPR

Tabel 3. 28 Indikator Jumlah Capaian Kinerja dan Realisasi Kinerja SKPD yang Disebarluaskan dan
Dipublikasikan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Liputan 2 4 10 12 17 14

Realisasi Liputan 2 4 11 17 17 14

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 110,00% 141,67% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.2.5 JUMLAH LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI YANG DISUSUN


Monitoring merupakan kegiatan mengamati secara seksama suatu kondisi, dengan
tujuan untuk mengamati/ mengetahui perkembangan, kemajuan, identifikasi permasalahan
serta antisipasi/ upaya pemecahan permasalahan, agar semua data
masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut
dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan/ tindakan
selanjutnya yang diperlukan apabila menunjukkan adanya kondisi yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan semula. Sedangkan evaluasi
adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input),
keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Evaluasi merupakan kegiatan menilai hasil yang diperoleh selama

55
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

kegiatan pemantauan berlangsung, evaluasi juga menilai hasil atau produk yang telah
dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat
keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan.

Tabel 3. 29 Indikator Jumlah Laporan Monitoring dan Evaluasi yang Disusun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Laporan 48 48 72 55 84 77

Realisasi Laporan 49 51 80 70 84 77

Capaian Kinerja 102,08% 106,25% 111,11% 127,27% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dalam prosesnya untuk melakukan monitoring dan evaluasi, Dinas PUPR Kota
Payakumbuh pada tahun 2022 melaksanakan program/kegiatan/sub kegiatan pembangunan
daerah urusan pekerjaan umum penataan ruang dan pertanahan dengan alokasi dana
bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada penyediaan
infrastruktur dasar publik (DAK Air Minum, DAK Irigasi dan DAK Jalan). Proses evaluasi yang
dilaksanakan bersifat rutin dan berkala pada sumber pendanaan (Monev Renja, dan Monev
DAK), dan juga dalam kaitan terhadap perencanaan yang telah dilakukan (Monev Renstra,
Monev Rencana Aksi, Monev Internal), dan administrasi pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa (Monev PBJ). Disamping itu Dinas PUPR sebagai bagian dari pemerintah daerah ikut juga
dalam Penanggulangan Kemiskinan, Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
Pengarasutamaan Gender, Reformasi Birokrasi, Pengendalian Internal dan Inflasi Daerah, dan
dalam proses untuk meningkatkan kinerja dinas, juga dilakukan rapor terhadap ASN
Struktural, untuk memonitoring pelaksanaan pencapaian kinerja secara rutin dari Perjanjian
Kinerja yang telah ditetapkan.

3.2.2.6 JUMLAH PENDAMPINGAN INOVASI DINAS YANG DILAKUKAN


Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dijelaskan
bahwa tujuan pelaksanaan inovasi daerah guna meningkatkan kinerja penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan pubik, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah. Dinas PUPR dari tahun 2019 telah
memulai pelaksanaan inovasi daerah dimana sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2022
ide inovasi yang muncul di Dinas PUPR semakin meningkat.

Tabel 3. 30 Indikator Jumlah Laporan Monitoring dan Evaluasi yang Disusun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Laporan 1 2 6 24
Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.3 SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN


Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Sekretariat;
2. Menyusun dan menyiapkan bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan sub
bagian;

56
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3. Menyiapkan bahan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah, laporan


keterangan pertanggungjawaban walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Menganalisa kebutuhan, melaksanakan pengadaan, memelihara, mendayagunakan
serta mendistribusikan sarana dan prasarana di lingkungan Dinas agar efeketif dan
efisien;
5. Mengatur administrasi dan pelaksanaan surat masuk dan surat keluar sesuai
dengan ketentuan Tata Naskah Dinas yang berlaku;
6. melaksanakan administrasi aset daerah di lingkup tugasnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
7. Melaksanakan tugas kehumasan dan protokoler Lingkup Dinas;
8. Menganalisa kebutuhan personel untuk masing-masing bidang dan melakukan
pengurusan administrasi kepegawaian personel lingkup dinas;
9. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Oprasional Prosedur di sub
bagian;
10. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
11. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
12. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan;
13. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
14. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
15. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan/ atau kegiatan kepada atasan;
dan
16. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

3.2.3.1 JUMLAH PENGADAAN PAKAIAN DINAS BESERTA PERLENGKAPANNYA


YANG DILAKUKAN
Pengadaan pakaian Dinas untuk pegawai di lingkungan Dinas PUPR merupakah
salah satu pelayanan kepegawaian yang diberikan oleh Pemerintah Daerah, merujuk pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pakaian Dinas Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Dinas PUPR
telah berupaya rutin dalahm mengadakan pakaian dinas untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan. Pengadaan pakaian Dinas pada tahun 2021 tidak dilaksanakan karena kebijakakan
dari Pemerintah Kota Payakumbuh terkait penanganan covid-19 pengadaan pakaian dinas
maupun sarana dan prasarana lainnya tidak bisa dilaksanakan.

Tabel 3. 31 Indikator Jumlah Pakaian Dinas Yang Diadakan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Stel 139 144 151 150 150

Realisasi Stel 139 128 151 150 147

Capaian Kinerja 100,00% 88,89% 100,00% 100,00% 98,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

57
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2.3.2 JUMLAH DIKLAT DAN PELATIHAN FORMAL YANG DIIKUTI


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 70
menegaskan setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk pengembangan
kompetensi, antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), kursus, seminar, dan
penataran yang dalam pengembangan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib
menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja
anggaran tahunan instansi masing-masing.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan PNS menyatakan Diklat bertujuan antara lain untuk meningkatkan kompetensi
(pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap) untuk dapat melaksanakan tugas jabatan
secara professional. Sebagaimana diketahui pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun
bimbingan teknis (bimtek), merupakan bagian pelatihan dan pengembangan pengetahuan
serta kemampuan sumber daya manusia yang dapat digunakan memecahkan masalah yang
dihadapi oleh setiap individu maupun instansi tertentu. Sehingga dengan mengikuti diklat dan
bimtek diharapkan setiap individu maupun instansi tertentu, baik swasta maupun lembaga
pemerintahan, dapat mengambil sebuah manfaat dengan berorientasi pada kinerja.
Menghadapi kenyataan bahwa semakin tingginya tingkat kompetensi yang dibutuhkan, maka
tentunya pendidikan pelatihan pengembangan sumber daya manusia ataupun bimtek telah
menjadi sebuah kebutuhan untuk individu, instansi, ataupun lembaga pemerintahan. Dinas
PUPR Kota Payakumbuh mempunyai beban kerja yang sangat banyak, sehingga dibutuhkan
Diklat atau Bimtek untuk menunjang dan menambah kemampaun SDM ASN di Dinas PUPR.

Tabel 3. 32 Indikator Jumlah Diklat dan Pelatihan Formal yang diikuti


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Jumlah Diklat 18 20 1 2 20

Realisasi Jumlah Diklat 10 10 1 2 20

Capaian Kinerja 55,56% 50,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Untuk Diklat dan Pelatihan Formal yang diikuti pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh
dilihat dari Jumlah Diklat yang diikuti. Diklat yang dikalsanakan berupa pengembangan
kompetensi ASN pada Dinas PUPR seperti Diklat sertifikasi Ahli Pengairan, Diklat Pengelolaan
Keuangan, Diklat Pengadaan Barang dan Jasa, Bimtek Administrasi Kontrak dsb.

3.2.3.3 JUMLAH KOMPONEN INSTALASI LISTRIK/ PENERANGAN BANGUNAN


KANTOR YANG DISEDIAKAN
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Disamping sarana dan prasarana, juga diperlukan perlengkapan
dari sarana dan prasarana kerja tersebut. Salah satu yang diperlukan adalah adanya
ketersediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Kantor sehingga aktifitas kantor berjalan
dengan baik dan lancar. Sesuai dengan Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 berikut
perubahannya maka pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh terdapat pada sub kegiatan
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor.

58
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 33 Indikator Jumlah Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor yang Disediakan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Buah/ Unit 279 194 155 342 154 176

Realisasi Buah/ Unit 279 194 150 361 138 174

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 96,77% 105,56% 93,24% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.3.4 JUMLAH BAHAN LOGISTIK KANTOR YANG DISEDIAKAN


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Disamping sarana dan prasarana, juga diperlukan perlengkapan
dari sarana dan prasarana kerja tersebut. Perlengkapan tersebut pada Dinas PUPR terdapat
pada sub kegiatan Penyediaan Logistik Kantor. Logistik kantor ini terdiri dari Alat Tulis, Alat
dan bahan kebersihan, benda pos dan bahan komputer. Manfaat yang diharapkan adalah
terlaksananya pengadaan alat tulis kantor, alat dan bahan pembersih, benda pos dan bahan
komputer di Dinas PUPR Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 34 Indikator Jumlah Alat Tulis Kantor, Alat dan Bahan Kebersihan, Benda Pos dan Alat/ Bahan
Komputer yang Disediakan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah Alat Buah/Botol/Kotak/ 1.875 2.450 3.231 1.721 4.177 3.512


Tulis Kantor, Lembar/ Rim
Alat dan Bahan
Kebersihan,
Benda Pos dan
Alat/ Bahan
Komputer yang
Dibutuhkan

Jumlah Alat Buah/Botol/Kotak/ 1.899 2.469 3.256 1.722 4.177 3.214


Tulis Kantor, Lembar/ Rim
Alat dan Bahan
Kebersihan,
Benda Pos dan
Alat/ Bahan
Komputer yang
Disediakan

Capaian Kinerja 100,00% 101,28% 100,77% 100,06% 100,00% 91,50%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.3.5 FOTOCOPY CETAK DAN JILID DOKUMEN DINAS YANG DISEDIAKAN


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Disamping sarana dan prasarana, juga diperlukan perlengkapan
dari sarana dan prasarana kerja tersebut. Penyediaan barang cetakan, penggandaan dan
penjilidan merupakan salah satu output yang dapat menunjang kinerja dari ASN Dinas PUPR
sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien. Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan harus dilaksanakan setiap tahun. Pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh
pengadaan alat tulis kantor tersebut terdapat pada kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan. Dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019
tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan

59
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Daerah serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 tentang Hasil
Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah, menyebabkan adanya perubahan nomenklatur
program/ kegiatan yang dipecah sampai ke sub kegiatan yang mengalihkan kegiatan
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan menjadi Sub Kegiatan Penyediaan Barang
Cetakan dan Penggandaan pada Kegiatan Adminstrasi Umum Perangkat Daerah dengan
pemecahan menjadi 3 Indikator yaitu Jumlah Cetak yang disediakan, Jumlah Fotokopi yang
disediakan dan Jumlah Jilid Dokumen yang disediakan. Manfaat yang diharapkan adalah
tersedianya barang cetak serta telaksananya penggandaan dan penjilidan di Dinas PUPR Kota
Payakumbuh.

Tabel 3. 35 Indikator Jumlah Jild dan Cetak yang Disediakan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Jilid 200 300 500 261 65

Realisasi Jilid 200 300 500 261 52

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 80,00%

Target Kinerja Lembar 31.057 62.075 82.937 50.400 59.400 85,626

Realisasi Lembar 31.057 62.075 81.593 50.702 59.400 75.700

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 98,38% 100,60% 100,00% 88,41%

Target Kinerja Buah 217 310 550 203 80 500

Realisasi Buah 217 310 515 352 68 700

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 93,64% 173,40% 85,00% 140,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.3.6 JUMLAH BAHAN BACAAN DAN PERATURAN PERUNDANG-


UNDANGAN YANG DISEDIAKAN
Dalam rangka menunjang kebutuhan kegiatan pelayanan tugas dan fungsi Dinas
PUPR secara efektif dan efisien diperlukan adanya sarana informasi terkini yang akurat
melalui media cetak berupa surat kabar dan bahan bacaan yang menambah wawasan dan
informasi pegawai di Dinas PUPR Kota Payakumbuh. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan
penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. Penyediaan bahan bacaan
dan peraturan perundang-undangan dilakukan setiap tahun. Pada PUPR Kota Payakumbuh
penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan terdapat pada kegiatan
Penyediaan Bahan bacaan dan Peraturan Perundang-undangan. Manfaat yang diharapkan
adalah tersedianya bahan bacaan berupa surat kabar dan peraturan perudangan-undangan
pada di Dinas PUPR Kota Payakumbuh.
Tabel 3. 36 Indikator Jumlah Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan Yang Disediakan

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Eksemplar 2.389 4.776 4.776 3.170 3.180 3.180

Realisasi Eksemplar 2.389 4.776 3.336 3.011 3.120 3.180

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 69,85% 94,98% 98,11% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

60
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2.3.7 JUMLAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG DISEDIAKAN


Dalam rangka menunjang kebutuhan kegiatan pelayanan tugas dan fungsi Dinas
PUPR secara efektif dan efisien diperlukan adanya penyediaan makanan dan minuman harian
pegawai. Disamping untuk harian pegawai, maka penyediaan makanan dan minuman untuk
pelaksanaan evaluasi, sosialisasi dan rapat internal dinas juga sangat diperlukan. Penyediaan
makanan dan minuman dilakukan setiap tahun karena merupakan penunjang kegiatan dinas.
Disamping penyediaan makanan dan minuman untuk fasilitasi tamu juga terdapat pembelian
air galon, air kemasan dan Gelas bagi tamu. Manfaat yang diharapkan adalah tersedianya
makanan dan minuman harian pegawai dan juga makanan dan minuman rapat di Dinas PUPR
Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 37 Indikator Jumlah Makanan Dan Minuman Yang Tersedia Untuk Kegiatan Dinas
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Porsi 1751 1250 1300 400 200 210

Realisasi Porsi 1751 1250 1261 628 244 345

Capaian Kinerja 100% 100% 97% 157% 122% 164%

Target Kinerja Bungkus 1751 1250 1300 430 100 100

Realisasi Bungkus 1751 1250 1421 638 128 154

Capaian Kinerja 100% 100% 109% 148% 128% 154%

Target Kinerja Galon 100 100 120 130 3 3

Realisasi Galon 100 100 116 150 9 2

Capaian Kinerja 100% 100% 97% 115% 300% 67%

Target Kinerja Kotak 45 460 500 600

Realisasi Kotak 45 460 835 493

Capaian Kinerja 100% 100% 167% 82%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.3.8 JUMLAH PENYELENGGARAAN RAPAT-RAPAT KOORDINASI DAN


KONSULTASI SKPD
Dalam rangka menunjang kebutuhan kegiatan pelayanan tugas dan fungsi Dinas
PUPR secara efektif dan efisien diperlukan adanya koordinasi dan konsultasi dengan Instansi
lain. Dengan adanya koordinasi dan konsultasi tersebut diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan kemampuan ASN Dinas PUPR sehingga dapat meningkatkan kinerja Dinas
PUPR. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi
dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah serta Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi
Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah mengalihkan kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam
Daerah, Luar Darah, dan Luar Negeri menjadi sub kegiatan Penyelenggaraan Rapat
Koordinasi dan Konsultasi SKPD pada Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah yang
dianggarkan setiap tahun. Manfaat yang diharapkan adalah terlaksananya rapat-rapat
koordinasi dan konsultasi ke luar daerah ASN Dinas PUPR Kota Payakumbuh.

61
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 38 Indikator Jumlah Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah, Luar Daerah, dan
Luar Negeri yang Dilakukan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Perjalanan 36 80 152 38 82 84

Realisasi Perjalanan 36 80 152 69 111 145

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 181,58% 135,37% 172,62%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dari 84 Kali Perjalanan Dinas yang menjadi target indikator, didapatkan realisasi
sebanyak 145 Kali Perjalanan sehingga Capaian Kinerja pada sub kegiatan Penyelenggaraan
Rapat Koordinsi dan Konsultasi SKPD adalah sebesar 172,62%.

3.2.3.9 JUMLAH REKENING LISTRIK TELEPON DAN AIR YANG DIBAYARKAN


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Sarana dan prasarana kerja dimaksud tidak hanya berupa fisik
seperti gedung kantor, meubelair, peralatan komputer dsb namun juga berupa non fisik
seperti tersedianya bahan untuk dapat berjalannya sarana dan prasarana tersebut. Listrik,
Telepon dan Air merupakan salah satu yang menjadi faktor dalam beroperasinya sarana dan
prasarana tersebut. Sehingga dengan tersedianya listrik, telepon dan air maka operasional di
Dinas PUPR Kota Payakumbuh dapat berjalan dengan baik. Sesuai dengan Permendagri
Nomor 90 Tahun 2019 berikut perubahannya maka pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh
terdapat pada sub kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
Manfaat yang diharapkan adalah terbayarnya seluruh rekening listrik, telepon dan air
sehingga pelaksanaan operasional di Dinas PUPR dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
hambatan.

Tabel 3. 39 Indikator Jumlah Rekening Listrik Telepon Dan Air Yang Dibayarkan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Rekening Bulan 120 120 144 132 156 156

Realisasi Rekening Bulan 120 120 126 132 156 156

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 87,50% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Untuk Pembayaran Rekening Listrik Telepon dan Air terdapat pada Sub Kegiatan
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik. Dari Sub Kegiatan tersebut dengan
target 156 Rekening terealisasi semuanya sehingga target indikator dapat tercapai dan
terealisasi 100%.

3.2.3.10 JUMLAH PENYEDIAAN JASA PELAYANAN UMUM KANTOR


Dalam rangka menunjang kebutuhan kegiatan pelayanan tugas dan fungsi Dinas
PUPR secara efektif dan efisien perlu dilakukan penyediaan jasa tenaga pendukung.
Penyediaan Jasa Tenaga Administrasi dan Teknis Perkantoran merupakan kebutuhan yang
sangat penting bagi setiap organisasi untuk membantu tugas-tugas yang ada di Dinas demi
keamanan, kebersihan dan kelancaran pelayanan. Pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh
penyediaan jasa pelayanan umum berupa tenaga administrasi, tenaga kebersihan, tenaga

62
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

keamanan dan sopir yang dilaksanakan pada sub kegiatan Penyediaan Jasa Pelayanan Umum
Kantor dengan target. Sub Kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708
Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah yang terdapat pada kegiatan
Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah. Manfaat yang diharapkan adalah
tersedianya jasa tenaga administrasi kantor di Dinas PUPR Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 40 Indikator Jumlah Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Kantor


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Jumlah Orang Bulan 72 84 108 108


Jasa Tenaga
Adminitrasi Dan
Tenaga Teknis
Perkantoran
Yang
Dibayarkan

Realisasi Orang Bulan 72 84 108 108


Jumlah Jasa
Tenaga
Adminitrasi Dan
Tenaga Teknis
Perkantoran
Yang
Dibayarkan

Capaian Kinerja 100% 100% 100% 100%

Target Jumlah Orang Bulan 12 24 36 36


Jasa Tenaga
Kebersihan
Yang
Dibayarkan

Realisasi Orang Bulan 12 24 36 36


Jumlah Jasa
Tenaga
Kebersihan
Yang
Dibayarkan

Capaian Kinerja 100% 100% 100% 100%

Target Jumlah Orang Bulan 36,00 36,00


Tenaga
Administrasi
yang
Dibayarkan

Realisasi Orang Bulan 36,00 36,00


Jumlah Tenaga
Administrasi
yang
Dibayarkan

Capaian Kinerja 100% 100% 97% 115% 300% 67%

Target Jumlah Orang Bulan 48,00 48,00


Tenaga
Kebersihan
yang
Dibayarkan

63
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Orang Bulan 48,00 48,00


Jumlah Tenaga
Kebersihan
yang
Dibayarkan

Capaian Kinerja 167% 82%

Target Jumlah Orang Bulan 48,00 48,00


Tenaga
Keamanan yang
Dibayarkan

Realisasi Jumlah Orang Bulan 48,00 48,00


Tenaga
Keamanan yang
Dibayarkan

100% 100%

Target Jumlah Orang Bulan 12,00 12,00


Tenaga Sopir
yang Dibayarkan

Realisasi Jumlah Orang Bulan 12,00 12,00


Tenaga Sopir
yang Dibayarkan

100% 100%
Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.2.3.11 JUMLAH KENDARAAN DINAS/ OPERASIONAL YANG DIPELIHARA DAN


DIBAYARKAN PAJAKNYA
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Penataan sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah perlu
dilakukan standarisasi sesuai dengan Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan
Daerah. Kendaraan merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk dapat berjalannya
operasional ke lapangan di lingkungan Dinas PUPR Kota Payakumbuh. Setiap Kendaraan
dinas maupun operasional diharuskan dilakukan perawatan dan pemeliharaan dapat
digunakan secara optimal dan dapat menunjang pelaksanaan tugas di Dinas PUPR Kota
Payakumbuh dan juga wajib untuk membayar pajak kendaraan yang harus dibayarkan setiap
tahunnya sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:
42/PMK.010/2022

Tabel 3. 41 Indikator Jumlah Pajak Kendaraan Dinas/ Operasional Yang Dibayarkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Unit 74 77 80 85 85


Jumlah Pajak
Kendaraan
Dinas/
Operasional
Yang
Dibayarkan

Realisasi Unit 74 54 60 70 71

64
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Capaian Kinerja 100,00% 70,13% 75,00% 82,35% 83,53%

Target Kinerja Unit 7


Jumlah Pajak
Kendaraan
Dinas Jabatan
Yang
Dibayarkan

Realisasi Unit 7

Capaian Kinerja 100,00%

Target Kinerja Unit 78


Jumlah Pajak
Kendaraan
Dinas
Operasional
Yang
Dibayarkan

Realisasi Unit 74

Capaian Kinerja 94,87%

Untuk Pembayaran Pajak Kendaraan Dinas / Operasional yang dibayarkan terdapat


pada Sub Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan dan Pajak Kendaraan
Perorangan Dinas atau Kendaraan Dinas Jabatan. Kinerja kendaraan dinas/operasional yang
dipelihara dan jumlah pajak kendaraan dinas/ operasional yang dibayarkan pajaknya
dipisahkan antara kendaraan dinas jabatan dan kendaraan operasional dengan capaian 100%
untuk jumlah pajak kendaraan dinas jabatan yang dibayarkan dan 94,87% untuk jumlah
pajak kendaraan operasional yang dibayarkan.

3.2.3.12 JUMLAH KENDARAAN DINAS/ OPERASIONAL DALAM KONDISI BAIK


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah yang harus sesuas standarisasi pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah. Agar tercapai sarana yang sesuai standarisasi tersebut
maka diperlukan penyediaan dan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana tersebut.
Manfaat yang diharapkan adalah terpeliharaa dan terjaganya kondisi kendaraan dinas/
operasional sehingga terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas kerja di Dinas PUPR Kota
Payakumbuh.

Tabel 3. 42 Indikator Persentase Kendaraan Dinas/ Operasional dalam Kondisi Baik


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 94,12 100,00

Jumlah kendaraan Unit 58 61 65 79 73 74


dinas/ operasional
dengan kondisi baik

Jumlah kendaraan Unit 58 61 83 85 79 78


dinas/ operasional

65
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


yang tersedia

Realisasi Persentase 100,00 100,00 78,31 92,94 92,41 94,87

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 78,31% 92,94% 98,18% 94,87%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Kendaraan Dinas / Operasional dalam kondisi baik sangat berpengaruh terhadap


mobilitas pada Dinas PUPR yang sangat tinggi sehingga target kinerja pun harus sangat tinggi
dimana pada tahun 2022 target kinerja untuk indikator ini adalah 100,00%. Jumlah
Kendaraan Dinas / Operasional yang tersedia sebanyak 78 unit namun dalam kondisi baik
sebanyak 74 unit sehingga persentase Kendaraan Dinas / Operasional dalam kondisi baik
adalah 94,87%. Dari target kinerja maka capaian indikator persentase Kendaraan Dinas /
Operasional dalam kondisi baik pada tahun 2022 adalah sebesar 94,87 %.

3.2.3.13 JUMLAH PERALATAN KERJA YANG DIPERBAIKI


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Penataan sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah perlu
dilakukan standarisasi sesuai dengan Permendagri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Sarana dan Prasarana yang
telah sesuai dengan standar yang ada perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan sehingga
sarana dan prasarana tersebut masih dapat dioptimalkan penggunaannya. Peralatan kerja
merupakan salah satu sarana yang membutuhkan pemeliharaan dan perawatan sehingga
masih dapat digunakan secara optimal. Pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh perbaikan
peralatan kerja tersebut terdapat pada kegiatan Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja.
Manfaat yang diharapkan dengan perbaikan peralatan kerja ini adalah terpeliharanya
peralatan kerja yang ada di Dinas PUPR Kota Payakumbuh sehingga peralatan kerja dapat
digunakan secara optimal dan dapat menunjang pelaksanaan tugas di Dinas PUPR Kota
Payakumbuh.

Tabel 3. 43 Indikator Jumlah Peralatan Kerja Yang Diperbaiki dan Jumlah Peralatan dan Mesin yang
Dipelihara/ Jumlah Sarana dan Prasarana Gedung Kantor yang Dipelihara
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Jumlah Unit 40 20 123 78


Peralatan Kerja
Yang Diperbaiki

Realisasi Unit 43 20 35 72

Capaian Kinerja 100,00% 70,13% 75,00% 82,35%

Target Jumlah Unit 50


Peralatan dan
Mesin yang
Dipelihara/
Jumlah Sarana
dan Prasarana
Gedung Kantor
yang Dipelihara

Realisasi Unit 44

Capaian Kinerja 88,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

66
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.2.3.14 JUMLAH GEDUNG/BANGUNAN KANTOR YANG DIPELIHARA


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Penataan sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah perlu
dilakukan standarisasi sesuai dengan Permendagri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Sarana dan prasarana yang
telah sesuai dengan standar yang ada perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan sehingga
sarana dan prasarana tersebut masih dapat dioptimalkan penggunaannya. Gedung
merupakan sarana utama yang harus dipelihara dan dirawat sehingga dapat memberikan
kenyamanan ASN Dinas PUPR Kota Payakumbuh, dengan jumlah unit yang dipeihara
sebanyak 1 unit Gedung. Manfaat yang diharapkan dengan pemeliharaan Gedung ini adalah
terpeliharanya Gedung sarana perkantoran yang ada di Dinas PUPR Kota Payakumbuh
sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada ASN yang bekerja di Dinas PUPR Kota
Payakumbuh.

Tabel 3. 44 Indikator Jumlah Gedung/Bangunan Kantor yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Unit 2 1 1

Realisasi Unit 2 1 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dari target kinerja 1 Unit Gedung terealisasi sebanyak 1 unit Gedung / Bangunan
yakni Gedung / Bangunan Kantor Dinas PUPR melalui Sub Kegiatan Pemeliharaan /
Rehabilitasi Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya. Sehubungan dengan Realisasi pekerjaan
tersebut maka capaian kinerjanya adalah 100 %.

3.2.3.15 JUMLAH MEBELEUR YANG DIPELIHARA


Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kelancaran penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan penataan
sarana dan prasarana kerja. Penataan sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah perlu
dilakukan standarisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007
Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Sarana dan
Prasarana yang telah sesuai dengan standar yang ada perlu dilakukan pemeliharaan dan
perawatan sehingga sarana dan prasarna tersebut masih dapat dioptimalkan penggunaannya.
Mebeleur merupakan salah satu sarana yang membutuhkan pemeliharaan dan perawatan
sehingga masih dapat digunakan secara optimal. Pada Dinas PUPR Kota Payakumbuh
pemeliharaan mebeleur tersebut terdapat pada Sub kegiatan Pemeliharaan/Rehabilitasi
Sarana Dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor Atau Bangunan Lainnya. Manfaat yang
diharapkan dengan pemeliharaan mebeleur ini adalah terpeliharanya mebeleur yang ada di
Dinas PUPR Kota Payakumbuh sehingga mebeleur dapat digunakan secara optimal dan dapat
menunjang pelaksanaan tugas di Dinas PUPR Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 45 Indikator Jumlah Mebeleur, Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor dan Bangunan Lainnya
yang Dipelihara

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Jumlah Unit 14 15 14 18 20


Mebeleur Yang

67
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


Dipelihara

Realisasi Unit 14 15 11 21 20

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 78,57% 116,67% 100,00%

Target Jumlah Unit 15


Sarana dan
Prasarana
Pendukung
Gedung Kantor
dan Bangunan
Lainnya yang
Dipelihara

Realisasi Unit 15

Capaian Kinerja 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tahun 2022 indikator kinerja jumlah mebeleur yang dipelihara diubah dengan jumlah
Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor dan Bangunan Lainnya yang Dipelihara ,
Dari target kinerja 15 Unit terealisasi sebanyak 15 Unit melalui Sub Kegiatan Pemeliharaan/
Rehabilitasi Sarana Dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor Atau Bangunan Lainnya. Dari
Realisasi tersebut maka maka capaian kinerjanya adalah 100,00 %.

3.2.4 SUB BAGIAN KEUANGAN


Sub bagian keuangan mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Dinas;
2. Menghimpun Rencana Kerja Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran dari
setiap bidang;
3. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaika oleh
bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh Pejabat Pelaksanaan Teknis
Kegiatan;
4. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP GU, SPP TU dan SPP LS gaji dan tunjangan
Pegawai Negeri Sipil serta pengasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentua perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
5. menyiapkan Surat Perintah Membayar lingkup dinas;
6. menyelenggarakan pembuatan daftar gaji, tunjangan, honor, uang lembur, biaya
perjalanan dinas dan kesejahteraan pegawai;
7. mengokordinasikan dan melakukan monitoring pelaksanaan anggaran pendapatan
dan pengeluaran dinas;
8. menyelenggarakan verifikasi, pertanggungjawaban keuangan akuntansi dan
pelaporan;
9. melaksanakan pembinaan terhadap bendahara penerimaan dan pengeluaran serta
personel pengelolaan keuangan lingkup dinas;
10. menyiapkan bahan serta memfasilitasi kegiatan pengawasan oleh fungsional
pengawas;
11. mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

68
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

12. membagi tugas, member petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil keria bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
13. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
14. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan/ atau kegiatan kepada atasan;
15. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
16. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya

3.2.4.1 JUMLAH GAJI DAN TUNJANGAN ASN YANG DIBAYARKAN


Gaji merupakan hak bagi setiap ASN sesuai dengan Pasal 21 Bab VI Undang-
Undnag Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Setiap PNS
diberikan Gaji sesuai dengan dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan yang
dibebankan kepada APBD untuk PNS Daerah. Setiap Tahunnya PNS menerima Gaji setiap
bulan dan ditambah dengan Gaji ke Tiga Belas dan Gaji ke Empat Belas. Disamping Gaji PNS
juga menerima Tunjangan ASN yang besarannya diatur dalam Peraturan Walikota
Payakumbuh berdasarkan Kehadiran, Aktivitas dan Perilaku Kinerja PNS. Pemberian
Tunjangan ASN berdampak pada kinerja dari OPD.

Tabel 3. 46 Indikator Jumlah Gaji Dan Tunjangan Asn Yang Dibayarkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Jumlah Orang Bulan 299 492 982 972


Jasa
Administrasi
Keuangan Yang
Dibayarkan

Realisasi Orang Bulan 299 492 805 862

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 81,98% 88,68%

Target Gaji dan Bulan 14 14


Tunjangan ASN
yang
Dibayarkan

Realisasi Bulan 14 14

Capaian Kinerja 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Untuk Pembayaran Gaji dan Tunjangan ASN ini terdapat pada Sub Kegiatan
Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN. Dinas PUPR telah melaksanakan pembayaran Gaji ASN
selama tahun 2021 dan 2022 sebanyak 14 Bulan (12 Bulan ditambah Gaji 13 dan Gaji 14)
sehingga target indikator dapat tercapai dan terealisasi 100%.

3.2.4.2 TAMBAHAN PENGHASILAN ASN YANG DIBAYARKAN


Tunjangan merupakan hak bagi setiap PNS sesuai dengan Pasal 21 Bab VI
Undang-Undnag Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Setiap PNS diberikan Gaji, Tunjangan dan Fasilitas sesuai dengan dengan beban kerja,
tanggungjawab, dan resiko pekerjaan yang dibebankan kepada APBD untuk PNS Daerah.

69
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Pada Dinas PUPR agar kinerja OPD dapat ditingkatkan maka kepada ASN yang terlibat dalam
pengelolaan kegiatan dan keuangan maka diberikan tambahan penghasilan selain dari Gaji
dan Tunjangan ASN yang dibayarkan dalam bentuk Honor Kegiatan yang berdasarkan
Standar Biaya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Tabel 3. 47 Indikator Jumlah Tambahan Penghasilan ASN yang Dibayarkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Orang Bulan 1.018 1.018


Tambahan
Penghasilan
ASN yang
Dibayarkan

Realisasi Orang Bulan 715 908

Capaian Kinerja 100,00% 70,23%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tambahan penghasilan ASN yaitu berupa pembayaran tunjangan kinerja ASN,


honorarium pengelola keuangan, honorarium peengadaan barang dan jasa dsb. Kinerja
pelaksanaan pembayaran tambahan penghasilan ASN tahun 2022 meingkat jika dibandingkan
tahun 2021 yaitu senilai 89,19% dari target 1.018 orang bulan selama 1 tahun.

3.2.4.3 JUMLAH LEMBUR YANG DIBAYARKAN


Berdasarkan Beban Kerja yang sangat tinggi, maka pada Dinas PUPR sering
terdapat pekerjaan yang harus dilemburkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 125/PMK.05/2009 Tentang Kerja Lembur dan Pemberian Uang Lembur Bagi Pegawai
Negeri Sipil Bab II Pasal 1 angka 2 Kerja Lembur adalah segala pekerjaan yang harus
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil pada waktu-waktu tertentu di luar waktu kerja
sebagaimana telah ditetapkan bagi tiap-tiap instansi dan kantor pemerintah. Untuk Memenuhi
target kinerja Dinas PUPR yang sangat tinggi maka ASN pada Dinas PUPR sering
melaksanakan Kerja Lembur dimana jasanya akan dilakukan penggantian sesuai dengan
Peraturan Kepala Daerah.

Tabel 3. 48 Indikator Jumlah Tambahan Penghasilan ASN yang Dibayarkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Jumlah Tugas 40 40


Lembur yang
Dibayarkan

Realisasi Tugas 40 21

Capaian Kinerja 100,00% 52,50%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi pelaksanaan lembur tahun anggaran 2022 jauh lebih rendah dibandingkan
tahun 2021 yang mencapai 100%, hal ini dapat disimpulkan bahwa tahun anggaran 2022
disiplin pelaksanaan pekerjaan lebih tepat waktu sesuai dengan jam kerja dinas.

70
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA BIDANG SUMBER


DAYA AIR

71
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.3 BIDANG SUMBER DAYA AIR


Bedasarkan Perwako 48 Tahun 20221 menyatakan bahwa Bidang Sumber Daya Air
mempunyai tugas “merencanakan, melaskanakan, mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanaan tugas di bidang Sumber Daya Air” Bidang Sumber Daya Air terdiri atas:
1. Kelompok Jabatan Fungsional Sub Substansi Sungai dan Air baku
2. Kelompok Jabatan Fungsional Sub Substansi Irigasi dan Rawa; dan
3. Kelompok Jabatan Fungsional Sub Substansi Operasional dan Pemeliharan Sumber
Daya Air.

Adapun Aturan yang terkait pada kegiatan di Sumber Daya Air yang meliputi
pengelolaan Sungai dan pengelolaan irigasi adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Sungai
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;
3. Peraturan Pemerintah nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
5. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum;
6. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah
sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04 tahun
2015 tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang nomor 9 tahun 2015
tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang nomor 18 tahun 2015
tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang nomor 28 tahun 2015
tentang Penetapan Sempadan Sungai dan Sempadan Danau.
11. Surat Edaran Direktur Sumber Daya Air nomor 05 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana
Sungai serta Pemeliharaan Sungai.

2. Pengelolaan Irigasi
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
2. Undang-undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

72
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran


Masyarakat Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun
2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Irigasi;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun
2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun
2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun
2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

3.3.1 KEPALA BIDANG SUMBER DAYA AIR


Kepala Bidang Sumber Daya Air mempunyai fungsi:

1. Penyusunan Rencana dan Program Kerja Operasional Kegiatan Bidang Sumber


Daya Air;
2. Penyelenggaraan Kegiatan Bidang Sumber Daya Air;
3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Sumber Daya Air;
4. Pelaporan Pelaksanaan Tugas Bidang Sumber Daya Air;
5. Pelaksanaan Tugas Kedinasan sesuai dengan Bidang Tugas dan Fungsinya.

3.3.1.1 PERSENTASE SUNGAI BERFUNGSI BAIK


Sungai akan berfungsi secara baik apabila selalu dilakukan normalisasi dan selalu
dipelihara. Seiring dengan Peraturan Menteri PUPR nomor 06/PRT/M/2015 tentang
Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan. Di wilayah Kota Payakumbuh melintas
dua sungai besar yaitu Batang Agam dan Batang Lampasi yang bermuara ke Batang Sinamar.
Selain itu juga mengalir lima sungai kecil yaitu Batang Sikali, Sungai Bai, Sungai Talang,
Sungai Tembok Jua dan Batang Pulau. Sungai-sungai tersebut melintas pada kawasan
permukiman dan areal pertanian masyarakat sepanjang 78.170 M. Pemeliharaan yang tidak
memadai, baik terhadap prasarana sungai maupun sungai itu sendiri tentu akan cepat meng
alami degradasi fisik dan fungsi, sehingga efektivitas eksploitasi atau operasi prasarana
sungai akan terganggu, bahkan tindakan operatif pemenuhan kebutuhan air dan
pengendalian aliran air menjadi tidak optimal ataupun dapat terhenti. Karena itu Operasi dan
Pemeliharaan sungai merupakan kesatua kegiatan yang tidak terpisahkan. Manfaat dari
sungai berfungsi dengan baik adalah untuk memenuhi dan menjaga ketersediaan kebutuhan
air bagi masyarakat.

Persentase sungai berfungsi secara baik dapat di ukur dengan cara menghitung
jumlah panjang sungai yang berfungsi baik dibagi dengan Panjang sungai keseluruhan yang
ada di Kota Payakumbuh. Pada tahun 2022 dari target 89,59 % dapat terealisasi sebesar
70,648% artinya capaian kinirja sungai berfungsi dengan baik adalah 100,88%. Hal ini terjadi
peningkatan sungai berfungsi dengan baik sepanjang 3.570,32 Meter. Untuk melihat hasil
capaian persentase sungai berfungsi baik dapat di gambarkan dalam tabel di bawah ini:

73
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 49 Indikator Persentase Sungai Berfungsi Baik


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 65,00 71,00 76,00 82,09 85,84 89,59

Panjang sungai Meter 50.349 56.595 59.509 64.495 67.077,68 70.648


yang berfungsi baik

Panjang sungai Meter 78.170 78.170 78.170 78.170 78.170 78.170


keseluruhan

Realisasi Persentase 64,41 72,40 76,13 82,51 85,81 90.38

Capaian Kinerja 99,09% 101,97% 100,17% 100,51% 99,97% 100.88%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.3.1.2 PERSENTASE SUNGAI YANG TERPELIHARA


Salah satu syarat sungai berfungsi dengan baik adalah adanya pemeliharaan yang
berkesinambungan baik itu bersifat rutin ataupun secara berkala. Berdasarkan peraturan
Menteri PUPR No. 9 tahun 2015 tentang penggunaan Sumber Daya Air maka perlu kiranya
pemeliharaan sungai secara berkesinambungan. Persentase sungai yang terpelihara dapat
diukur dari jumlah panjang sungai yang terpelihara dibagi dengan panjang sungai
keseluruhan yang ada di kota Payakumbuh. Pada tahun 2022 realisasi persentase sungai
yang terpelihara adalah 33,03 % dari target kinerja 33,03 %, ini berarti capaian kinerja
adalah 110,10 %. Dari capaian ini tergambar bahwa panjang sungai yang terpelihara pada
tahun 2022 adalah 6.267 meter. Ini mencakupi sungai yang dipelihara adalah sungai Batang
Agam, Sungai Batang Lampasi, Batang Sikali, Sungai Talang, Sungai Tembok Jua dan Batang
Pulau. Untuk lebih rinci capaian persentase sungai yang terpelihara dapat dijelaskan pada
tabel berikut ini.

Tabel 3. 50 Indikator Persentase Sungai yang Terpelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 30,00 30,00 30,00 30,00 22,23 30,00

Panjang Sungai Meter 22.450 22.489 20.430 17.381 19.550,32 28,892


yang terpelihara

Panjang sungai Meter 78.170 78.170 78.170 78.170 78.170 78.170


keseluruhan

Realisasi Persentase 28,72 28,77 26,14 22,23 25,01 36,96

Capaian Kinerja 95,73% 95,90% 87,12% 74,12% 112,51% 123,20%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.3.1.3 PERSENTASE IRIGASI DENGAN KONDISI BAIK


Untuk dapat mengalirkan air dengan baik ke daerah pertanian maka dibutuhkan
kondisi saluran irigasi yang baik dan tidak bocor sehingga kehilangan air dapat diminimalisir
dan air dapat digunakan dengan maksimal oleh petani.

74
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

a. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi baik sekali : bila IK > 90%


b. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi baik : bila nilai 90%> IK > 80%
c. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi sedang : bila nilai 80%> IK > 60%
d. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi kurang : bila nilai IK < 60%

Tabel 3. 51 Indikator Persentase Irigasi dengan Kondisi Baik


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 74,05 77,14 80,23 83,31 86,40 89,49

Panjang irigasi Meter 118.855,26 126.187,62 130.460,77 141.821,24 144.057,18 152.819,50


dengan kondisi baik

Panjang irigasi Meter 161.862,00 161.862,00 161.862,00 161.862,00 161.862,00 202.512,00


keseluruhan

Realisasi Persentase 73,43 77,96 80,60 87,62 89,00 75,46

Capaian Kinerja 99,16% 101,06% 100,46% 105,17% 103,01% 84,32%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara efisien
dan efektif agar produktivitas pertanian meningkat sesuai yang diharapkan. Ketersediaan air
dipahami sebagai jumlah air (debit) yang diperkirakan terus menerus ada di suatu lokasi
(bendung atau bangunan air lainnya) di sungai dengan jumlah tertentu dan dalam jangka
waktu (periode) tertentu (Direktorat Irigasi, 1980). Untuk keperluan irigasi, debit minimum
sungai untuk kemungkinan terpenuhi ditetapkan sebesar 80% (Bambang Triatmodjo, 2008).
Ketersediaan air untuk keperluan irigasi secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
ketersediaan air di lahan dan ketersediaan air di bangunan pengambilan. Ketersediaan air di
lahan adalah air yang tersedia di suatu lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan air irigasi di lahan itu sendiri. Sedangkan ketersediaan air
irigasi di bangunan pengambilan air adalah air yang tersedia di suatu bangunan pengambilan
yang dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian melalui suatu sistem irigasi (Suroso
dkk, 2007).

Pada umumnya di Kota Payakumbuh lahan pertanian memakai Irigasi Permukaan.


Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar 10 -
15 cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap
air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan
bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke
lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini
dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air
lebih dulu. Fungsi Irigasi adalah sebagai berikut:
a. Memasok kebutuhan air tanaman
b. Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
c. Menurunkan suhu tanah
d. Mengurangi kerusakan akibat frost
e. Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah

Persentase irigasi dengan kondisi baik tergambar dari panjang irigasi dengan
kondisi baik dibagi dengan panjang irigasi secara keseluruhan. Pada tahun 2022 realisasi

75
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

irigasi dengan kondisi baik adalah 75,46 % dari target 89,49 %, ini berarti capaian kinerjanya
adalah 84,32 %. Panjang irigasi kondisi baik bertambah 8.762,32 meter, sehingga panjang
irigasi berkondisi baik pada tahun 2022 menjadi 152.819,50 meter.

3.3.1.4 PERSENTASE IRIGASI TERPELIHARA


Irigasi merupakan sarana fisik utama dalam pengairan air bagi lahan pertanian
sawah penduduk di Kota Payakumbuh. Kelancaran dan stabiltas debit air yang dibutuhkan
bagi suatu lahan pertanian menjadi perhatian utama bagi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang yang berwenang dalam mengelola jaringan irigasi, dengan melakukan
pemeliharaan terhadap jaringan irigasi tersebut.

Gambar 3. 5 Pembangunan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Irigasi

Tabel 3. 52 Indikator Persentase Irigasi dengan Kondisi Baik


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 99.517,20 105.210 113.303,4 110.000 105.000 115.000

Panjang Saluran Meter 95.622,00 116.162,00 125.365,00 114.047,00 107.599,41 115.480


irigasi yang
direhab/ dipelihara

Panjang saluran Meter 161.862,00 161.862,00 161.862,00 161.862 161,862 161,862


irigasi keseluruhan

Realisasi Pesentase 59,07 71,77 77,45 70,45 66,48 71,34

Capaian Kinerja 99,5% 110,41% 110,64% 93.93% 102,48% 100,41%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Perencanaan target kinerja untuk tahun 2022 mengalami penurunan dari yang
sebelumnya pada tahun 2021 target kinerja 64,87% %, untuk tahun 2022 menjadi 71,08 %.
Hal ini disebabkan karena adanya penurunan anggaran yang mana anggaran tersebt lebih
difokuskan untuk penanganan covid-19. Walaupun target kinerja mengalami penurunan, akan
tetapi untuk realisasi tetap melebih target kinerja untuk capaian kinerja mencapai 100,41%.

3.3.1.5 PERSENTASE KETERSEDIAAN DEBIT AIR IRIGASI


Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan
jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah. Besarnya
kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara pengolahan lahan. Jika besarnya

76
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi pada waktu tertentu, kapan
ketersediaan air dapat memenuhi dan tidak dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar
yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat memenuhi kebutuhan maka dapat dicari
solusinya bagaimana kebutuhan tersebut tetap harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara
keseluruhan perlu diketahui karena merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan
dalam Undang-Undang nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
Persentase ketersediaan debit air irigasi tergambar dari debit irigasi yang tersedia
dibagi dengan debit air yang dibutuhkan. Pada tahun 2022 persentase debit air yang tersedia
adalah 89,38 % dari target 90,59%. Ini berarti hasil capaian kinerja adalah 98,66 %. Rincian
persentase ketersediaan debit air irigasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. 53 Indikator Ketersediaan Debit Air Irigasi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 80,26 82,70 80,44 86,64 88,48 90,59

Debit air irigasi liter/detik 4.225,78 4.472,34 4.893,69 4.945,31 5.108,89 2.633,22
yang tersedia

Debit air yang liter/detik 5.753,91 5.753,91 5.753,91 5.753,91 5.753,91 2.946,00
dibutuhkan

Realisasi Persentase 73,44 77,73 85,05 85,95 88,79 89,38

Capaian Kinerja 91,51% 93,99% 105,73% 99,20% 100,35% 98,66%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tabel 3. 54 Persentase Debit Air Baku yang tersedia


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022
3
Total m /s 9,31 9,31 9,31 9,31 9,31 9,31
Ketersediaan
Debit Air Sungai

Total m3/s 5,205 5,205 5,205 5,205 5,205 5,205


Pemanfaatan

Persentase Pemanfaatan Debit 55,93% 55,93% 55,93% 55,93% 55,93% 55,93%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.3.1.6 PERSENTASE KELOMPOK P3A/ GP3A AKTIF


Untuk mendukung pelaksanaan jadwal tanam dan peningkatan kinerja sistim irigasi
maka penerintah Daerah mendorong kelembagaan P3A/GP3A untuk senantiasa aktif
melakukan penanganan terhadap masalah irigasi dan pertanian. Dalam rangka melaksanakan
tugas pemberdayaan maka dilakukan pembinaan P3A/GP3A Kota Payakumbuh yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 600.4/46/Setda-Pyk/2022
tentang pembentukan Tim Pembinaan dan Pembedayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A) kota Payakumbuh. Sedangkan untuk kepengurusan P3A/GP3A ditetapkan oleh Walikota
payakumbuh melalui Surat Keputusan Walikota Payakumbuh nomor 600.1/42/WK-Pyk/2022.

Untuk menangani kerusakan jaringan irigasi yang dilaporkan oleh pengurus


P3A/GP3A yang belum direncanakan untuk ditangani pada tahun anggaran 2022 petugas
lapangan dalam hal ini juru dan pengamat akan melakukan peninjauan ke lapangan bersama

77
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

pengurus P3A/GP3A setempat dan mendiskusikan tindakan yang akan diambil dalam
penanganan kerusakan tersebut dengan penyuluh pertanian dan Lurah di daerah irigasi
tersebut. Persentase kelompok P3A/GP3A yang aktif dibagi jumlah kelompok keseluruhan.
Pada tahun 2022 jumlah kelompok yang aktif sebanyak 68 Kelompok dari taget 68 kelompok
ini artinya persentase capaian kinerja tercapai 100 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 3. 55 Indikator Persentase Kelompok P3A/GP3A yang aktif


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 74,67 78,67 81,33 84,00 86,67 90,67

Jumlah kelompok Kelompok 56 59 56 56 56 68


yang aktif

Jumlah kelompok Kelompok 75 75 75 75 75 75


keseluruhan

Realisasi Persentase 74,67 78,76 74,67 74,67 86,67 90,67

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 91,80% 88,89% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.3.2 SUB SUBSTANSI SUNGAI DAN AIR BAKU


Sub Substansi Sungai dan Air baku mempunyai fungsi:
1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. melaksanakan kegiatan pengelolaan sungai yang meliputi pembangunan,
peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan sungai;
5. melaksanakan kegiatan pengelolaan air baku yang meliputi pembangunan,
peningkatan rehabilitasi dan pemeliharaan;
6. memfasilitasi penyediaan lahan untuk pelaksanaan konservasi, pendayagunaan
dan pengendaliaan daya rusak sungai dan sumber air baku;
7. melakukan fasilitasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
8. melakukan pemberdayaan dan pembinaan masyarakat dalam pengelolaan sungai
secara partisipatif yang bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya dalam
pengelolaan sumber daya air;
9. memeberikan bantuan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan dan
pengembangan pada Daerah Aliran Sungai Bersama dengan pihak terkait lainnya;
10. menyiapkan bahan rekomendasi teknis pemanfaatan lahan aktivitas dan
pengusahaan yang berada di daerah aliran sungai dan bersumber daya air lainnya;
11. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan kegiatan pengelolaab dan pengembangan sungai;

78
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

12. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
13. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
14. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelsakanaan tugas;
15. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
16. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
17. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;
18. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
19. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
20. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.3.2.1 PANJANG SUNGAI YANG DINORMALISASI


Pelaksanaan Normalisasi Saluran Sungai adalah upaya menjaga, mengamankan
dan mengembalikan saluran sungai ke kondisi awal agar selau dapat berfungsi dengan baik
guna mengatasi banjir dan longsoran tebing sungai. Pekerjaan Pengendalian Banjir dan
Pengamanan Sungai yang dilakukan antara lain:
1. Pengamanan tebing sungai.
2. Pembangunan bangunan pengendali banjir

Pelaksanaan pekerjaan pengamanan tebing sungai dan pembangunan bangunan


pengendali banjir dilatarbelakangi oleh:
1. Tingginya tingkat keruntuhan tebing sungai yang diakibatkan oleh tekstur tanah
pembentuk tebing, kegiatan penambangan pasir yang mengganggu kestabilan
dasar sungai serta tingginya fluktuasi debit air.
2. Terjadinya penyempitan pada beberapa titik aliran sungai yang dapat
mengakibatkan genangan air pada bagian hulu sungai,
3. Hampir seluruh drainase primer menjadikan sungai sebagai pembuang,
4. Terjadinya banjir pada beberapa lokasi yang mengakibatkan kerugian yang cukup
besar baik di kawasan permukiman maupun di kawasan lahan pertanian.

Manfaat dari pelaksanaan normalisasi saluran sungai adalah untuk:


1. Memperluas tampungan air sungai guna menampung banjir–banjir yang terjadi;
2. Melindungi tebing sungai karena erosi (kikisan);
3. Mengantisipasi terjadinya pendangkalan sungai akibat penumpukan sedimentasi.

Tabel 3. 56 Indikator Panjang Sungai yang Dinormalisasi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1.150 800 830 410 515,22 231

79
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Meter 1.190 817 866 492 515,22 371

Capaian Kinerja 103,48% 102,13% 104,34% 120,00% 100,00% 160.60%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Keberhasilan pencapaian pelaksanaan pembangunan infrastruktur sungai


dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Ketepatan perencanaan konstruksi sesuai dengan karakteristik sungai yang akan
dibangun;
2. Kualitas bahan yang digunakan;
3. Penguasaan teknis pelaksanaan pekerjaan dari penyedia jasa;
4. Pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan;
5. Pemeliharaan infrastruktur paska pembangunan.

Gambar 3. 6 Sungai Yang Di Normalisasi

3.3.2.2 PEMBEBASAN LAHAN NORMALISASI SUNGAI


Sehubungan dengan banyaknya terjadi kerusakan tebing sungai yang mengancam
kawasan permukiman dan areal pertanian masyarakat, maka diperlukan penanganan yang
tepat bagi sungai-sungai yang melintasi Kota Payakumbuh. Guna mewujudkan hal tersebut,
maka diperlukan pengantian tanah/ tanaman masyarakat yang terkena pembangunan.
Diharapkan dengan adanya kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Tanah ini didapatkan kondisi
tanah yang ideal untuk pembangunan/ penataan dan normalisasi sungai. Maksud dari
kegiatan ini agar dapat tersedianya tanah untuk pembangunan/penataan, normalisasi sungai
serta pembangunan embung, Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah terlaksananya
pelaksanaan pengadaan tanah dan penggantian tanaman untuk pembangunan/ penataan,
normalisasi sungai normalisasi serta pembangunan embung.

Pelaksanaan pengadaan tanah untuk normalisasi sungai dimaksudkan dapat


mengakomodir kebutuhan tanah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk:
1. Normalisasi dan pembangunan bangunan pengendali banjir;
2. Penguasaan sempadan sungai yang nantinya dapat digunakan sebagai ruang
terbuka hijau sebagaimana tertuang dalam RTRW kota Payakumbuh;
3. Mengurangi beban pencemaran air sungai dari industri rumah tangga yang
menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan limbah industri.

80
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 57 Indikator Luas Lahan yang Dibebaskan untuk Normalisasi Sungai


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Ha 4,00 4,32 2,50 2,41 2.19

Realisasi Ha 4,32 4,20 2,55 2,41 2.49

Capaian Kinerja 95,90% 108,00% 97,22% 102,00% 113,70%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Pada pelaksanaannya, pencapaian kinerja terkendala pada status kepemilikan


tanah yang akan dibebaskan sebagian besar merupakan tanah milik kaum, sehingga setiap
tahapan pekerjaan harus berhubungan dengan banyak anggota kaum dengan berbagai
karakter yang dimilikinya. Selain itu, beberapa persil tanah merupakan tanah yang berkonflik
yang memerlukan waktu yang cukup lama dalam penyelesaiannya dan menunda proses
penyelesaian pembebasan. Tetapi kerjasama tim yang solid sangat menentukan pencapaian
target pekerjaan.

Gambar 3. 7 Pembebasan Lahan

3.3.2.3 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN/ PENATAAN SUNGAI YANG


DISUSUN
Banjir pada beberapa lokasi di sekitar Daerah Aliran Sungai telah mengakibatkan
kerusakan atau longsoran pada tebing sungai, disamping itu jenis tanah, kemiringan
geografis sungai, profil sungai yang memanjang dan berliku-liku (mendering) serta
penyempitan (bottle neck) di beberapa tempat telah menimbulkan longsoran tebing sungai
dan pemindahan alur sungai. Hal ini telah merusak sarana dan prasarana yang berada
disekitar Daerah Aliran Sungai serta mengancam permukiman masyarakat sekitar. Sehingga
identifikasi dan penyusunan dokumen rencana normalisasi dan penataan sungai sangat
dibutuhkan. Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan survey untuk mendapatkan data
kondisi, dan jenis kerusakan sungai, pengukuran dan membuat kajian dan pedoman teknis
untuk memperoleh jenis pencegahan dan yang tepat guna untuk mengatasi kerusakan-
kerusakan dan semua permasalahan yang ada. Penyusunan dokumen perencanaan/penataan
sungai didasarkan pada kebutuhan penanganan sesuai dengan kondisi lapangan dan
karakteristik masing-masing sungai. Sehingga setiap alur sungai tidak selalu membutuhkan
jenis penanganan yang sama.

Tabel 3. 58 Indikator Dokumen Perencanaan/ Penataan Sungai yang Disusun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1 1 1 1 1 1

81
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Meter 1 1 1 1 1 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Keberhasilan pencapaian pelaksanaan pembangunan infrastruktur sungai


dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Ketepatan perencanaan konstruksi sesuai dengan karakteristik sungai yang akan
dibangun;
2. Penguasaan teknis pelaksanaan pekerjaan dari penyedia jasa.

3.3.2.4 JUMLAH DAERAH ALIRAN SUNGAI YANG DIPELIHARA


Kota Payakumbuh merupakan daerah dataran yang dilalui 7 sungai yaitu Sungai
Lampasi, Batang Agam, Batang Sikali, Sungai Baih, Sungai Talang, Sungai Tembok Jua dan
Batang Pulau. Fluktuasi ketersediaan air antara musim hujan dan musim kemarau sangat
besar. Pada musim hujan terjadi banjir dan pada musim kemarau airnya sangat kurang sekali.
Setiap waktu saluran sungai terus mengalami perubahan akibat sedimentasi, vegetasi dan
longsor yang terjadi. Saluran sungai selalu memerlukan pemeliharaan agar aliran air sungai
menjadi lancar. Pemeliharaan ini seharusnya dilaksanakan sepanjang waktu agar tidak
menimbulkan permasalahan berikutnya. Maksud dari kegiatan ini adalah :
1. Lancarnya aliran air pada 7 (tujuh) ruas sungai yang melintasi Kota Payakumbuh.
2. Agar Rehabilitasi / Pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai bermanfaat dan
meningkatkan daya tahan sungai terhadap banjir dan tanah longsor.
3. Agar Daerah Aliran Sungai (DAS) berfungsi dengan baik guna optimalisasi dan
mempertahankan kelestarian sungai.

Tabel 3. 59 Indikator Panjang Sungai yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 23.451,00 23.451,00 23.451,00 20.500,00 24.920,00 20.500,00

Realisasi Meter 22.450,00 22.489,00 20.430,00 17.981,00 24.920,00 25.817,00

Capaian Kinerja 95,73% 95,90% 87,12% 87,71% 100,00% 125,93%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tingkat keberhasilan pencapaian pemeliharaan sangat dipengaruhi oleh:


1. Identifikasi kebutuhan pelaksanaan pemeliharaan sungai yang dilakukan ketika
survey perencanaan;
2. Penetapan prioritas penanganan pemeliharaan yang didasarkan pada hasil survey
perencanaan;
3. Penguasaan teknis pelaksanaan pekerjaan

Pada pelaksanaannya, pemeliharaan sungai dilakukan sesuai dengan kebutuhan di


lapangan dengan jenis pekerjaan sebagai berikut:
1. Rambahan badan dan sempadan sungai;
2. Pembuangan sedimen pada badan sungai;

82
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3. Profil badan sungai yang mengalami penyempitan;


4. Penanganan darurat pada kelongsoran tebing sungai dengan menggunakan
tanggul sementara dari karung yang diisi tanah/pasir ataupun pemasangan
bronjong.

Gambar 3. 8 Daerah Aliran Sungai Yang Dipelihara

3.3.2.5 PANJANG JALAN INSPEKSI YANG DIBANGUN


Dalam rangka menjaga keberfungsian sungai, kegiatan pemeliharaan alur sungai
memegang peran yang sangat penting. Salah satu sarana yang dibutuhkan dalam mencapai
tujuan pemeliharaan di sepanjang alur sungai adalah keberadaan jalan inspeks pada sisi kiri
dan kanan alur sungai ataupun yang berada pada salah satu sisi sungai.

Manfaat yang dapat kita rasakan dari pembangunan jalan inspeksi ini adalah:
1. Memudahkan pelaksanaan pemeliharaan sungai; dan
2. Sebagai alternatif jalan akses bagi pengguna jalan,

Kriteria pembangunan jalan inspeksi harus memiliki kriteria:


1. Berada di sepanjang alur sungai;
2. Memiliki lebar minimal 4 meter;
3. Penggunaannya diprioritaskan untuk pengelolaan sungai.

Tabel 3. 60 Indikator Panjang Jalan Inspeksi yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 560,00 400,00

Realisasi Meter 559,40 831.00

Capaian Kinerja 100,00% 99,89%

83
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 9 Pembangunan Jalan Inspeksi

Keberhasilan pencapaian pelaksanaan pembangunan infrastruktur sungai


dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Ketepatan perencanaan konstruksi sesuai dengan karakteristik sungai yang akan
dibangun;
2. Kualitas bahan yang digunakan;
3. Penguasaan teknis pelaksanaan pekerjaan dari penyedia jasa;
4. Pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan;
5. Pemeliharaan infrastruktur paska pembangunan.

3.3.2.6 PANJANG SUNGAI YANG DIPELIHARA


Pengelolaan sungai merupakan hak dan tanggung jawab semua pihak yaitu,
pemerintah, swasta dan masyarakat. Pemerintah tidak dapat bergerak sendiri tanpa dibantu
oleh masyarakat dalam menjaga dan melestarikan sungai. Oleh karena itu, keberadaan
masyarakat yang cinta dan peduli terhadap sungai yang bersih dan asri perlu didukung dan
dibina sehingga nantinya diharapkan muncul kelompok-kelompok masyarakat peduli sungai.
Untuk itu, perlu dilakukan pembinaan/pelatihan secara berkelanjutan sebagai upaya untuk
memberdayakan kelompok-kelompok tersebut. Maksud dari kegiatan ini adalah:
1. Memberdayakan masyarakat agar mampu dalam pengelolaan sungai secara
partisipatif.
2. Pembentukan kelompok-kelompok masyarakat pecinta sungai yang dapat
membantu pemerintah dalam pengelolaan dan konservasi sungai dalam rangka
pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pengelolan sumber daya air.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah terlaksananya pelatihan dan sosialisasi
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sungai serta terlaksananya pembinaan masyarakat dalam pengelolaan sungai.

84
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 10 Partisipasi masyarakat

Tabel 3. 61 Indikator Jumlah Komunitas Peduli Sungai yang Dibina


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Kelompok 17 18 18 4 1 1

Realisasi Kelompok 17 18 19 4 1 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 105,56% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Setelah dilakukan pembinaan, diharapkan komunitas yang sudah dibina dan dilatih
dapat berperan aktif dalam pemeliharaan infrastruktur dan monitoring kelestarian sungai.
Tetapi pada kenyataannya, peran serta masyarakat/komunitas belum tercapai sebagaimana
yang diharapkan.

3.3.3 SUB SUBSTANSI IRIGASI DAN RAWA


Sub Substansi Irigasi dan Rawa mempunyai fungsi:

1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. melaksanakan kegiatan pengelolaan irigasi yang meliputi pembangunan,
peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan irigasi;
5. memfasilitasi penyediaan lahan untuk pelaksanaan pembangunan, peningkatan,
serta rehabilitasi jaringan irigasi dan rawa;
6. melakukan fasilitasi terhadap penerapan sistem manajamen mutu dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
7. memberikan bantuan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan dan
pengembangan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Bersama dengan pihak
terkait lainnya;

85
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

8. menyiapkan bahan rekomendasi teknis pemanfaatan lahan, aktivitas dan


pengusahaan yang berada pada daerah irigasi, rawa dan jaringan pengairan
lainnya;
9. melakukan pencatatan, pendapataan, evaluasi dan pelaporan data debit pada
jaringan irigasi
10. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pengembangan sungai;
11. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
12. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
13. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelsakanaan tugas;
14. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
15. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
16. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;
17. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
18. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
19. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;
20. Melaksanakan tugas kedinasn lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.3.3.1 PANJANG SALURAN IRIGASI YANG DIREHABILITASI


Kota Payakumbuh merupakan Kota dengan sektor petanian sebagai sektor
unggulan penyumbang PDRB Kota. Untuk dapat mempertahankan/ meningkatkan produksi
pertanian maka penyediaan sarana prasarana pendukung pertanian pelu dibangun dan
dipelihara. Saluran irigasi merupakan saluran bangunan dan bangunan pelengkap yang
merupakan kesatuan yang diperlukan untuk keperluan penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi yang merupakan salah satu sarana pendukung
sektor pertanian. Saluran irigasi memiliki batas minimum tinggi muka air agar air dapat
dialirkan ke petak tersier dan batas maksimum air tidak melebihi kapasitas saluran atau
bangunan, sehingga dapat dihindari kondisi overtopping yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada saluran atau bangunan. Batas minimum dan maksimum ini dinyatakan dalam
kapasitas saluran. Kapasitas saluran ditentukan berdasarkan lebar dasar saluran, kemiringan
saluran, dan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan. Untuk melakukan hal tersebut
dilakukanlah kegiatan rehabilitasi/ pemeliharaan saluran irigasi merupakan upaya untuk
mengembalikan kondisi saluran irigasi kepada kondisi baik, agar mampu mengalirkan air ke
lahan pertanian secara maksimal dan meminimalisir kehilangan air sepanjang saluran.
Manfaat dari rehabilitasi saluran irigasi ini akan mempertahankan fungsi irigasi dalam
menyalurkan air ke areal persawahan. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air;

Indikator lainnya dari Sub Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan adalah
Panjang Saluran Irigasi Yang Direhabilitasi sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan

86
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

jaringan irigasi dalam kondisi rusak menjadi jaringan irigasi dengan kondisi baik. Sesuai
dengan yang tertuang dalam DPA Sub Kegiatan tersebut di atas TA. 2022, target kinerja yang
harus dicapai sampai akhir tahun anggaran adalah 6188,37 meter yang terbagi dalam 34
paket pekerjaan. Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam rangka mencapai
target kinerja panjang saluran irigasi yang direhabilitasi, melalui Sub Kegiatan Rehabilitasi
Jaringan Irigasi Permukaan dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi sebanya 34
paket pekerjaan dengan sumber pendanaan dari DAU dan DAK Penugasan Bidang Irigasi TA.
2021, dan sampai akhir tahun anggaran telah dilaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi
sepanjang 6325,11 meter, dengan rincian sebagai berikut :

Berdasarkan hal tersebut di atas, Panjang Saluran Irigasi Yang Direhabilitasi pada
tahun anggaran 2021 melebihi dari target kinerja yang ditetapkan. Dari terget kinerja
6188,37 meter, pada akhir tahun anggaran 2021 realisasi kinerja tercapai sepanjang 6325,11
meter atau mencapai 102,21%. Hal ini terjadi karena adanya optimalisasi dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

Tabel 3. 62 Data Rehabilitasi Irigasi Tahun 2023


NO NAMA PAKET VOLUME VOLUME PAGU
(RENCANA) (REALISASI)
DALAM DALAM METER
METER
1 Rehabilitasi Irigasi Bakuang (Tanjung Dama) 135,00 154,33 199.260.000,00
2 Rehabilitasi Irigasi Baliek Parik Koto Baru 115,00 195,07 195.385.000,00
3 Rehabilitasi Irigasi DI. Bandar Simpang 200,00 262,66 190.800.000,00
4 Rehabilitasi Irigasi DI. Bandar Tanjung Aur Kuning 178,00 717,20 199.004.000,00
5 Rehabilitasi Irigasi DI. Bendung Beringin 177,75 153,88 198.724.500,00
6 Rehabilitasi Irigasi DI. Luak Samak 155,00 164,08 263.345.000,00
7 Rehabilitasi Irigasi DI. Tanjung Cimotiah 54,00 70,63 198.774.000,00
8 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Kaduduak – Nan 135,00 142,50 199.260.000,00
Kodok
9 Rehabilitasi Irigasi Padang Panjang (Padang Pondan) 72,50 190,20 198.795.000,00
10 Rehabilitasi Irigasi Padang Tinggi - Subarang Batuang 108,00 231,63 197.964.000,00
11 Rehabilitasi Irigasi Padang Ubi 115,00 112,50 128.570.000,00
12 Rehabilitasi Irigasi Rimbo Batu - BBI Padang Alai Bodi 150,20 162,00 197.212.600,00
13 Rehabilitasi Irigasi Tanjung Duri, Bukik Palano 132,00 91,80 194.832.000,00
14 Rehabilitasi Irigasi Tunas Baru 53,00 82,87 90.736.000,00
15 Rehabilitasi Irigasi Ambacang Padang Aua 95,00 97,39 140.220.000,00
16 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Bak Sarai Napar 100,00 87,03 95.400.000,00
17 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Banda Bakuang 115,00 133,10 195.385.000,00
18 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Banda Baliak Payolansek 102,00 100,11 150.552.000,00
19 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Bonda Lowe 58,00 86,71 98.542.000,00
20 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Bandar Atas Pandan 68,00 198,40 195.432.000,00
21 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Bandar Kincir Aur kuning 146,50 156,00 192.354.500,00
22 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Bandar Rawang Kaniang 150,00 186,70 196.950.000,00
Bukik
23 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Tanjung Baukia 171,00 316,20 252.396.000,00
24 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Ibuah 135,00 172,93 199.260.000,00
25 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Ikua Padang 124,00 126,81 183.024.000,00

87
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

NO NAMA PAKET VOLUME VOLUME PAGU


(RENCANA) (REALISASI)
26 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Jambu Sirah 147,00 128,40 193.011.000,00
27 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Lampasi - Padang Aua 135,00 216,00 199.260.000,00
28 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Latsitarda (Sawah Taruko) 135,00 168,30 199.260.000,00
29 Rehabilitasi Irigasi Rawang Loweh 135,00 142,72 150.930.000,00
30 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sawah Lakuak Tanjung Pauh 135,00 212,81 199.260.000,00
31 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sawah Rimbo 127,00 124,40 187.452.000,00
32 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Solok Mato Aia 152,00 184,78 169.936.000,00
33 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sumua Dayang 78,70 145,30 103.333.100,00
34 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tangah Tambago 101,00 135,68 189.880.000,00
35 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Ujung Padang 133,00 186,68 196.308.000,00
36 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Batang Pulau 115,00 149,05 128.570.000,00
37 Rehabilitasi Jaringan Irigasi M.Nasrun 25,00 28,00 71.850.000,00
38 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Data (Imam Bonjol- 15,00 16,25 43.110.000,00
Diponegoro)
39 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Baramban Nan Tuo 700,00 1.316,87 916.300.000,00
(DAK)
40 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Bandar Aia Nan Doreh 435,00 416,20 509.896.560,00
(DAK)
41 Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Bandar Tanjung (DAK) 415,00 704,67 802.958.600,00
Jumlah 6.028,65 8.668,84

Tabel 3. 63 Indikator Panjang Saluran irigasi yang Direhabilitasi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 12.750,00 16.100,00 10.400,00 7.964,00 6.325,11 5.200,00

Realisasi Persentase 12.872,00 16.162,00 11.543,00 6.974,00 6.325,11 8.762,39

Capaian Kinerja 100,96% 100,39% 110,99% 87,57% 100,00% 168,51%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 11 Pemeliharaan Saluran Irigasi

88
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.3.3.2 JUMLAH PINTU AIR YANG DIBANGUN


Berdasarkan kegunaan dari pintu air diatas maka di bidang SDA menggunakan
Pintu air untuk kebutuhan Irigasi, maksudnya adalah pintu air digunakan untuk membendung
sumber air, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada suatu lahan pertanian.
Jumlah pintu air yang dibangun pada suatu jaringan irigasi harus mampu mensuplai
kebutuhan air yang diperlukan oleh petani dalam menjalankan kegiatan pertanian mereka.

Jumlah Pintu Air Yang Dibangun merupakan indikator yang harus dicapai pada
Tahun Anggaran 2022 melalui Sub Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan. Tercapai
atau tidaknya indikator ini dihitung dengan membandingkan antara realisasi daengan target
kinerja indikator tersebut. Pada tahun 2022 ini target kinerja Jumlah Pintu Air yang dibangun
adalah 1 unit. Pembangunan Pintu Air ini dilaksanakan melalui paket pekerjaan Pembangunan
Pintu Air dan juga melalui paket-paket pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Pada tahun anggaran 2022 ini telah dibangun pintu air sebanyak 1
unit, yaitu pada DI. Tanjung Limo Kampung.

Tabel 3. 64 Indikator Jumlah Pintu Air yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Buah 5 2 2 2 1

Realisasi Buah 6 2 2 2 1

Capaian Kinerja 120,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Berdasarkan hal tersebut di atas, Jumlah Pintu Air Yang Dibangun pada tahun
anggaran 2022 sesuai dari target kinerja yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena dalam
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi baik yang sumber pendanaan DAK, pada
beberapa lokasi dibutuhkan pembangunan pintu air untuk pengaturan distribusi air irigasi di
saluran. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa dari target kinerja 1 unit pintu air, realisasi
kinerja indikator Jumlah Pintu Air yang Dibangun tercapai sebanyak 1 unit atau mencapai
100% dari target kinerja yang ditetapkan.

Gambar 3. 12 Pembangunan Pintu Air

89
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.3.4 SUB SUBSTANSI OPERASIONAL DAN PEMELIHARAN SUMBER DAYA AIR


Sub Substansi Operasional dan Pemeliharan Sumber Daya Air:

1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Menyusun perencanaan teknis kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
operasi irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya serta pemeliharaan sungai dan
air baku;
5. Melakukan fasilitasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK);
6. Melakukan pencatatan, pendataan, evaluasi dan pelaporan data hidrologi dan debit
pada daerah irigasi, rawa, sungai dan air baku;
7. Melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan sumber daya air;
8. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sumber daya air
9. Mengembangkan dan menyiapkan administrasi Kerjasama dengan pihak-pihak
terkait lainnya di bidang pengelolaan sumber daya air;
10. Melakukan pemberdayaan dan pembinaan kepada masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya air serta melaksanakan koordinasi dengan Komisi Irigasi, Dewan
Sumber Daya Air dan pihak-pihak terkiat lainnya dalam pengelolaan sumber daya
air;
11. Menyiapkan bahan rekomendasi teknis pemanfaatan lahan, aktivitas dan
pengusahaan yang berada di wilayah sungai dan daerah irigasi serta sumber daya
air lainnya;
12. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
13. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
14. Mempelajari, memahami dan melaskanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
15. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
16. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
17. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;
18. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
19. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
20. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

90
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.3.4.1 JUMLAH PINTU AIR YANG DIPELIHARA


Untuk mendukung sektor pertanian, ketersediaan jaringan irigasi di Kota
Payakumbuh menjadi aspek utama. Pintu air sebagai bagian dari jaringan irigasi yang
berfungsi mengatur pembagian air ke areal persawahan petani. Melihat pentingnya fungsi
dari pintu air dalam jaringan irigasi, maka perlu dilakukan permeliharaan terhadap pintu air
agar dapat memastikan ketersediaan air bagi kebutuhan areal persawahan. Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang sebagai SKPD yang ikut berwenang dalam memastikan
kehandalan dan usia pakai jaringan irigasi melakukan pemeliharaan pada pintu air secara
terus menerus dan menyeluruh.

Dengan dilaksanakannya pemeliharaan pintu air diharapkan pembagian air sesuai


kebutuhan dapat terlaksana dan ketersediaan air irigasi bagi lahan sawah petani sehingga
dapat meningkatkan hasil produksi pertanian masyarakat di Kota Payakumbuh.

Gambar 3. 13 Pembangunan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Pintu Air

Tabel 3. 65 Indikator Jumlah Pintu Air yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 5 10 3 10 5 5

Realisasi Persentase 5 11 5 12 5 8

Capaian Kinerja 100,00% 110,00% 166,67% 120,00% 100,00% 160%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Payakumbuh memiliki 69 daerah irigasi, dimana pada daerah irigasi tersebut


terdapat pintu air yang berfungsi sebagai mengatur pembagian air irigasi. Kondisi pintu air
pada saluran irigasi, baik di bendung ataupun di saluran irigasi dalam kondisi layak. Akan
tetapi masih perlu pemeliharaan agar pintu tersebut dapat berfungsi secara maksimal. Pada
tahun 2022, dari target pemeliharaan pintu air sebanyak 5 buah, dapat terealisasi sebanyak 8
buah pintu air yang tersebar di beberapa lokasi saluran irigasi.

3.3.4.2 JUMLAH DAERAH IRIGASI YANG DIPELIHARA


Irigasi merupakan sarana fisik utama dalam mengalirkan air ke lahan pertanian
sawah penduduk. Sedangkan daerah irigasi merupakan kesatuan lahan yang mendapatkan
air dari satu jaringan irigasi. Sampai saat ini luas areal pertanian di Kota Payakumbuh seluas
2.455 Ha dan sudah teraliri irigasi seluas 2.015 Ha yang terbagi kedalam 69 Daerah irigasi.

91
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Pembangunan irigasi bertujuan untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara efektif
dan efisien dimana debit minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi ditetapkan sebesar
80% (Bambang Triatmodjo, 2008). Ketersediaan air untuk keperluan irigasi ada 2 jenis yaitu
ketersediaan air di lahan dan ketersediaan air di bangunan pengambilan. Seiring dengan
perjalanan waktu berbagai kondisi mempengaruhi kondisi daerah irigasi seperti adanya
kebocoran, amblas, penumpukan sedimen dan kondisi lainnya, sehingga mengurangi fungsi
dari irigasi dalam mengaliri persawahan masyarakat. Untuk kelancaran dan stabiltas fungsi
irigasi dalam hal ini ketersediaan debit air yang dibutuhkan bagi suatu lahan pertanian maka
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang berwenang dalam mengelola jaringan
irigasi melakukan kegiatan peningkatan, pemeliharaan dan rehabilitasi yang terus menerus
dan menyeluruh agar konstruksi jaringan irigasi dapat terjaga. Manfaat dari Kegiatan
Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang telah dibangun ini adalah:
1. Mengembalikan kondisi jaringan irigasi agar berfungsi dengan semestinya;
2. Mengurangi tingkat kebocoran dan kehilangan air pada saluran irigasi;
3. Meningkatkan pelayanan ketersediaan air irigasi kepada masyarakat petani

Tabel 3. 66 Nama-nama Daerah Irigasi yang ada di Payakumbuh


NO. NOMEKLATUR/ NAMA D.I. LUAS D.I. SESUAI SAWAH/FUNGSIONAL
PERMEN 14/15 (HA) (PEMETAAN IGT) (HA)

1 D.I Sei Baih 80 13,92

2 D.I Sei Talang 35 20,71

3 D.I Bendung Beringin 40 29,17

4 D.I Batang Sikali 51 51,08

5 D.I Bandar Ngalau 124 22,11

6 D.I Bulakan 390 13,23

7 D.I Batang Pulau 387 102,60

8 D.I Bandar Baru 14 5,63

9 D.I Bandar Gadang 64 29,05

10 D.I Bandar Kubang 8,5 21,19

11 D.I Bandar Cangkiang 10 18,59

12 D.I Bandar Taruko I 12 28,58

13 D.I Bandar Taruko II 10 11,25

14 D.I Bandar Baliak Parik 12 9,46

15 D.I Bandar Jaring 5 6,89

16 D.I Bandar Guguk Sicincin Hilir 10 22,25

17 D.I Bandar Sikumbang 15 6,72

18 D.I Bandar Napar 15 7,08

19 D.I Bandar Jambu 13 3,14

20 D.I Bandar Sawah Liek 16 6,71

21 D.I Bandar Kalumpang 15 5,43

22 D.I Bandar Datar 16 15,82

23 D.I Bandar Patai 81 11,75

92
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

NO. NOMEKLATUR/ NAMA D.I. LUAS D.I. SESUAI SAWAH/FUNGSIONAL


PERMEN 14/15 (HA) (PEMETAAN IGT) (HA)

24 D.I Bandar Sikampung 38 9,01

25 D.I Bandar Padang Jaring 81 15,45

26 D.I Bandar Piraweh 26 9,70

27 D.I Bandar Darek 64 12,34

28 D.I Bandar Sawah Tobek 25 1,80

29 D.I Bandar Tanjung Aur Kuning 20 7,64

30 D.I Bandar Lakung Sinabok 5 6,42

31 D.I Bandar Dalam 7 2,42

32 D.I Bandar Bukareh 13 10,38

33 D.I Bandar Sei Linding 20 6,21

34 D.I Bandar Labuah 16,5 2,76

35 D.I Bandar Panampuang 7 3,36

36 D.I Bandar Tanjung 83 15,70

37 D.I Bandar Luak Samak 7 12,06

38 D.I Bandar Luak Ampuah 15 19,37

39 D.I Bandar Luak Taunan 15 1,12

40 D.I Bandar Kincia 10 1,90

41 D.I Bandar Padang Kasai 28 15,06

42 D.I Tanjung Rajo 16 11,56

43 D.I Bandar Kuok 15 3,76

44 D.I Bandar Tobek Kincia 17 90,07

45 D.I Bandar Tanjung Cimotiah 15 6,79

46 D.I Bandar Tanjung Sipasan 10 42,88

47 D.I Bandar Kaluek 35 64,21

48 D.I Baramban Nan Tuo 10 28,69

49 D.I Bandar Rawang 10 11,63

50 D.I Bandar Simpang 16 18,48

51 D.I Tanjung Baukia 17 3,26

52 D.I Limau Munggu Gadang 25 6,04

53 D.I Bandar Guguk Kapalo Koto 12 1,96

54 D.I Bandar Atas Pandan 17 9,28

55 D.I Pincuran Tujuh 40 17,98

56 D.I Tanjung Panta 15 10,93

57 D.I Sei Talang Sicincin 10 23,12

58 D.I Bandar Nan Lambiang 25 11,94

59 D.I Bandar Talao 67 47,91

93
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

NO. NOMEKLATUR/ NAMA D.I. LUAS D.I. SESUAI SAWAH/FUNGSIONAL


PERMEN 14/15 (HA) (PEMETAAN IGT) (HA)

60 D.I Bandar Sawah Rawang 25 18,68

61 D.I Tembok Jua 75 9,84

62 D.I Bandar Simantuang 45 3,68

63 D.I Bandar Simumbai 12 3,07

64 D.I Bandar Aia Nan Doreh 15 21,77

65 D.I Bandar Harapan - 10,30

66 D.I Batu Karuik - 13,52

67 D.I Sawah Rimbo - 33,98

68 D.I Surau Ambacang - 11,23

69 D.I Bandar Rawang Kaning Bukit - 8,72

TOTAL 2448 1160

Tabel 3. 67 Indikator Jumlah Daerah Irigasi yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja DI 25 35 35 40 41 35

Realisasi DI 35 38 38 60 41 48

Capaian Kinerja 140,00% 108,57% 108,57% 150,00% 100,00% 137,14%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Pemeliharaan irigasi dilakukan secara berkala berupa pembersihan saluran,


pembersihan sedimentasi dan pemeliharaan fisik saluran. Dari target yang direncanakan,
jumlah irigasi yang dipelihara dapat mencapai target yang diharapkan dan terus mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan target kinerja yang sebelumnya direncakan untuk
tahun 2022 yaitu 35 daerah irigasi telah direalisasikan 48 daerah Irigasi. Sehingga persentase
capaian kinerja untuk tahun 2022 menjadi 137,14%.

Gambar 3. 14 Pembangunan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Irigasi

3.3.4.3 LUAS AREAL SAWAH TERALIRI IRIGASI


Salah satu kontribusi utama kenaikan PDRB Kota Payakumbuh adalah sektor
pertanian yang menunjukkan bahwa secara tidak langsung pertanian menjadi salah pekerjaan

94
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

utama masyarakat Kota Payakumbuh. Dengan luas areal pertanian di Kota Payakumbuh
adalah 2.550 Ha, peningkatan hasil pertanian dapat memberikan dampak yang positif bagi
masyarakat. Oleh karenanya untuk mendukung peningkatan hasil pertanian tersebut, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagai SKPD yang berwenang menyediakan
infrastruktur dasar terus berupaya untuk membangun jaringan irigasi agar seluruh ruas areal
sawah yang ada di Kota Payakumbuh dapat teraliri. Dengan semakin luasnya lahan
persawahan masyarakat yang teraliri irigasi diharapkan dapat meningkatkan produktifitas
lahan pertanian masyarakat yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu
sendiri.

Gambar 3. 15 Areal Sawah Yang Dialiri Irigasi

Tabel 3. 68 Indikator Luas Areal Sawah yang dialiri Irigasi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja DI 1.969 2.000 2.100 2.100

Realisasi DI 1.969 1.942 2.100 2.100

Capaian Kinerja 108,57% 100,00% 97,10% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.3.4.4 PERSENTASE KELOMPOK P3A/ GP3A YANG DIBINA


Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang ada di Kota Payakumbuh mempunyai
wilayah kerja yang meliputi daerah irigasi kelurahan dan/ atau jaringan irigasi tersier yang
berada di wilayah administratif Kota payakumbuh. Pembinaan P3A merupakan kewenangan
dari dinas PUPR kota Payakumbuh. Pembinaan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
dan pemberdayaan petani pemakai air dalam hal mengelola air irigasi pada kewenangan
kelompok masing-masing.

Tabel 3. 69 Indikator Persentase Kelompok P3A/ GP3A yang dibina


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100,00 100,00 100,00 4,00 6,67 9,33

Jumlah kelompok Kelompok 72 75 75 3 5 8


yang aktif

Jumlah kelompok Kelompok 72 75 75 75 75 75


keseluruhan

Realisasi Pesentase 100,00 100,00 100,00 4,00 6,67 13,33

95
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 131,42%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 16 Rapat Pembinaan P3A

Untuk pembinaan kelompok P3A/GP3A dilakukan secara bertahap. Pembinaan ini


dilakukan terhadap kelompok petani yang masih belum terlalu memahami terhadap
pengelolaan air irigasi. Untuk target kinerja pada tahun 2022 mengalami kenaikan yang mana
pada tahun 2021 hanya 6,67% menjadi 9.33 % pada tahun 2022. Sedangkan untuk realisasi
sudah sesuai dengan target kinerja sehingga capaian kinerja menjadi 160%.

3.3.4.5 PEMBINAAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) DAN GABUNGAN PETANI


PEMAKAI AIR (GP3A)
Dalam menjaga dan meningkatkan hasil pertanian tidak hanya dapat dilakukan
dengan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur namun juga melibatkan masyarakat
yang menggunakan infrastuktur tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui pembinaan terhadap
petani pemakai air yang terbentuk dalam suatu organisasi yang dikenal dengan P3A dan
GP3A. P3A dan GP3A adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang menjadi wadah bagi
masyarakat (petani) yang berperan dalam pembagian air irigasi dimana kelompok ini
merupakan organisasi resmi yang dimiliki petani dan perpanjangan tangan pemerintah dalam
hal operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Pembinaan organisasi ini rutin dilaksanakan
guna meningkatkan kinerja dan kesadaran masyarakat petani dalam hal pengelolaan air
irigasi.

Keberadaan petani pemakai air yang membentuk kelompok P3A berfungsi sebagai
mediator dan fasilitator dalam pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan
sumber daya air. Untuk meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan petani pemakai air
tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melakukan pembinaan/ pelatihan
kepada kelompok tersebut dengan manfaat yang ingin dicapai adalah pemahaman dan
menambah wawasan anggota P3A tentang berbagai hal yang menyangkut pemeliharaan,
pegelolaan serta pengamanan jaringan irigasi.

96
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 17 Rapat Optimalisasi Pemeliharaan Irigasi

Tabel 3. 70 Indikator Kelompok P3A/ GP3A yang dibina


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Kelompok 72 75 75 3 5 7

Realisasi Kelompok 72 75 75 3 5 10

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 142,85%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dalam melakukan pembinaan terhadap Petani Pemakai Air (P3A) dan Gabungan
Petani Pemakai Air (GP3A),dari target yaitu 7 kelompok, dapat terealisasi 10 kelompok P3A
dengan realisasi sebanyak 142.85%.

97
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA BIDANG BINA


MARGA

98
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.4 BIDANG BINA MARGA


Berdasarkan Perwako 48 Tahun 20221 menyatakan bahwa Bina Marrga
mempunyai tugas “Merencanakan, Melaksanakan, Mengevaluasi dan Melaporkan Pelaksanaan
Tugas di Bidang Bina Marga” Kepala Bidang Bina Marga membawahi
1. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi pembangunan, peningkatan Jalan dan
Jembatan;
2. Kelompok Jabatan Fungsional Sub Subtansi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
3. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Pengembangan Bangunan Pelengkap
Jalan.

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air kecuali jalan kereta api dan jalan lori. Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
38 Tahun 2004 tentang Jalan menerangkan bahwa Infrastruktur Jalan sebagai salah satu
pilar utama untuk kesejahteraan umum dan sebagai prasarana dasar dalam pelayanan umum
dan pemanfaatan sumber daya ekonomi sebagai bagian dari sistem transportasi nasional
melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai konektivitas antarpusat kegiatan,
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, peningkatan perekonomian
pusat dan daerah dalam kesatuan ekonomi nasional sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (41
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan dan
membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 juga
mengamanahkan bahwa Penyelenggara Jalan wajib melaksanakan preservasi jalan secara
berkesinambungan sesuai dengan kondisi segmen ruas Jalan untuk mencapai umur rencana
dan mempertahankan tingkat pelayanan jalan. Preservasi Jalan meliputi kegiatan:
1. pemeliharaan rutin;
2. pemeliharaan berkala;
3. rehabilitasi;
4. rekonstruksi; dan
5. pelebaran menuju standar.

Selain berdasarkan Undang-Undang tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kota Payakumbuh juga berpedoman pada:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
6. Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 25 Tahun 2018 tentang Kedudukan,
Susunan, Organisasi, Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Serta Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh.

99
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

7. Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013;


8. Pedoman Teknik Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Nomor
04/BM/2005 tentang Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan;
9. Peraturan Tebal Perkerasan Lentur jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen,
SNI –1732 – 1989 F(SK BI – 2.3.26.1987);
10. Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan/Jalan Raya, SNI-1725- 1989 F (SK
BI-1.3.28.1987);
11. Tata Cara Survey Kondisi Jalan Kota, Nomor 05/T/BNKT/1991;
12. Tata Cara Survey Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota, Nomor 16/T/BNKT/1990;
13. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan, Maret 1992.

3.4.1 KEPALA BIDANG BINA MARGA


Kepala Bidang Bina Marga mempunyai fungsi:
a. Penyusunan Rencana dan Program Kerja Operasional Kegiatan Bidang Bina Marga;
b. Penyelenggaraan Kegiatan Bidang Bina Marga;
c. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Bina Marga;
d. Pelaporan Pelaksanaan Tugas Bidang Bina Marga;
e. Pelaksanaan Tugas Kedinasan sesuai dengan Bidang Tugas dan Fungsinya.

3.4.1.1 PERSENTASE JALAN KOTA YANG MEMENUHI STANDAR KONSTRUKSI


DAN FUNGSI
Jalan kota yang memenuhi standar konstruksi dan fungsi maksudnya adalah jalan
status kota yang memenuhi Persyaratan Teknis Jalan sesuai yang telah ditetapkan untuk
jalan status kota pada Kota Payakumbuh. Persyaratan Teknis Jalan adalah ketentuan teknis
yang harus dipenuhi oleh suatu ruas jalan agar jalan dapat berfungsi secara optimal
memenuhi Standar Pelayanan Minimal Jalan dalam melayani lalu lintas dan angkutan jalan.
Jalan merupakan tempat yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan baik kendaraan
bermotor maupun tidak bermotor. Selain itu jalan juga seharusnya memiliki fasilitas untuk
mengakomodasi kepentingan pejalan kaki seperti trotoar, jembatan penyeberangan orang,
Zebra Cross dan lainnya.

Ruang milik jalan adalah sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan yang
masih menjadi bagian dari ruang milik jalan yang dibatasi oleh tanda batas ruang milik jalan
yang dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan
antara lain untuk keperluan pelebaran ruang manfaat jalan pada masa yang akan datang.

Ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu yang terletak di luar ruang milik
jalan yang penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak mengganggu
pandangan pengemudi, konstruksi bangunan jalan apabila ruang milik jalan tidak cukup luas,
dan tidak mengganggu fungsi jalan. Terganggunya fungsi jalan disebabkan oleh pemanfaatan
ruang pengawasan jalan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Dalam rangka menunjang
kelancaran laul intas dan angkutan jalan serta pengamanan konstruksi jalan badan
jalan dilengkapi dengan ruang bebas. Ruang bebas dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman
tertentu. Lebar ruang bebas sesuai dengan lebar badan jalan. Tinggi dan kedalaman ruang
ditetapkan lebih lanjut. Tujuan dari program penyelenggaraan jalan ini salah satunya adalah
untuk meningkatkan persentase jalan kota yang memenuhi standar konstruksi dan fungsi.

100
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 71 Indikator Persentase Jalan Kota yang Memenuhi Standar Konstruksi dan Fungsi
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 3,04 6,18 45,35 47,66 48,84 50,01

Panjang jalan kota Meter 8.000 16.330 118.374 123.914 135.300 137.399
yang memenuhi
standar konstruksi
fungsi

Panjang jalan kota Meter 254.678 254.678 254.678 254.678 254.678 254.678
keseluruhan

Realisasi Persentase 3,14 6,41 46,48 48,66 53,13 53,95

Capaian Kinerja 103,27% 103,70% 102,49% 100,39% 108,78% 107,87%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.1.2 PERSENTASE KETERSEDIAAN JALAN KOTA SESUAI KEBUTUHAN


Meningkatnya pembangunan dan mobilitas di Kota Payakumbuh berdampak tidak
hanya pada perekonomian namun juga akan kebutuhan fasilitas jalan untuk dapat
mempermudah dan mempercepat mobilitas masyarakat di dalam Kota Payakumbuh dan
menghubungkan dengan daerah-daerah lain yang berbatasan dengan Kota Payakumbuh.
Peningkatan kebutuhan jalan ini juga didukung dengan usulan yang bersumber dari
masyarakat melalui musrenbang ataupun melalui pokok pikiran anggota DPRD. Ketersediaan
jalan kota sesuai kebutuhan merupakan ketersediaan jaringan jalan kota yang menjadi satu
kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan
dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hierarki
untuk jalan. Untuk memenuhi kebutuhan jalan kota, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang melalui Bidang Bina Marga melakukan kegiatan pembangunan jalan baru di Kota
Payakumbuh, sehingga diperoleh manfaat terpenuhinya kebutuhan dan memperlancar
mobilitas aktifitas masyarakat untuk masuk, keluar dan di dalam Kota Payakumbuh.

Berdasarkan aturan diatas, Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Payakumbuh
memiliki tugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan, peningkatan, operasi
dan pemeliharaan bidang jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap jalan;
mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan perencanaan teknik,
pembangunan, peningkatan, pemeliharaan jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap
jalan. Indikator ini sangat tepat untuk menggambarkan perbandingan jalan kota yang sudah
dibangun dengan jalan kota yang dibutuhkan untuk kelancaran aktivitas masyarakat. Tujuan
dari program penyelenggaraan jalan ini salah satunya adalah untuk meningkatkan persentase
ketersediaan jalan kota sesuai kebutuhan, sehingga dapat menunjang kehidupann sehari-hari
masyarakat.

Tabel 3. 72 Indikator Persentase Ketersediaan Jalan sesuai dengan Kebutuhan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 98,90 99,04 99,52 99,68 99,85 100,00

Panjang jalan kota Meter 258.055 258.445 259.780 260.200 261.038 261.361
yang terbangun

Panjang jalan kota Meter 260.028 260.028 260.028 260.028 260.028 260.028

101
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


yang dibutuhkan

Realisasi Persentase 99,24 99,39 99,90 100,07 100,39 100,51

Capaian Kinerja 100,35% 100,35% 100,39% 100,39% 100,39% 100,51%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.1.3 PERSENTASE JALAN KOTA YANG MEMILIKI TROTOAR


Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan dengan
lapis permukaan, elevasi lebih tinggi dari permukaan pengerasan jalan, dan pada umumnya
sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Fungsi utama trotoar adalah memberikan layanan
kepada masyarakat untuk memperoleh kenyamanan, keamanan, dan kelancaran dalam
bermobilitas terutama sebagai pejalan kaki. Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah
jika bermobilitas pada jalur yang bersamaan dengan kendaraan, karena mereka bisa
memperlambat arus lalu lintas ataupun mengalami resiko yang besar terlibat dalam
kecelakaan. Dengan begitu, pembangunan trotoar menjadi salah satu tujuan utama dari
manajemen lalu lintas dengan berusaha memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan
bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas.

Tabel 3. 73 Indikator Persentase Jalan Yang Memiliki Trotoar


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 51,86 54,74 58,95 61,50 62,91 64,44

Panjang jalan kota Meter 18.753 18.753 19.426 19.560,00 19.919,75 20.334,50
yang memiliki
trotoar

Panjang jalan kota Meter 254.678 254.678 254.678 254.678,00 354,678 354,678
keseleruhan

Realisasi Persentase 7,36 7,36 7,63 7,68 7,82 7,98

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,72% 99,23% 98,02% 96,78%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.1.4 PERSENTASE JALAN YANG DILAYANI PENERANGAN JALAN UMUM


(PJU)
Penerangan Jalan Umum diartikan sebagai lampu penerangan jalan yang dipasang
untuk kepentingan masyarakat umum agar memudahkan masyarakat pengguna jalan
melaksanakan aktivitas dengan aman dan nyaman di malam hari. Indikator keberhasilan pada
kegiatan ini adalah tercapainya target kinerja tahunan persentase jalan yang dilayani PJU.
Realisasi panjang jalan yang dilayani PJU dipengaruhi oleh jumlah pengadaan lampu PJU dan
jumlah lampu baru yang terpasang di sepanjang jalan status kota (SK Walikota).

Tabel 3. 74 Indikator Persentase Jalan Yang Dilayani Penerangan Jalan Umum (PJU)
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 37,22 38,01 39,28 40,07 40,85 41,64

102
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Panjang jalan kota Meter 97.800,00 97.800,00 100.990,00 103.970 104.798 135.240
yang memiliki
trotoar

Panjang jalan kota Meter 254.678,00 254.678,00 254.678,00 254.678 254.678 254.678
keseleruhan

Realisasi Persentase 38,40 38,40 39,65 40,82 41,15 53,10

Capaian Kinerja 103,16% 101,03% 100,95% 101,89% 100,73% 127,54%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.2 SUB SUBSTANSI PEMBANGUNAN, PENINGKATAN JALAN DAN


JEMBATAN
Sub Substansi pembangunan, peningkatan Jalan dan Jembatan mempunyai fungsi:

1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. melaksanakan pembangunan jalan, pelebaran jalan, menuju standar dan
pelebaran jalan menambah jalur
5. melaksanakan pembangunan jembatan, penggantian jembatan dan pelebaran
jembatan;
6. melaksanakan pembangunan flyover, pembangunan underpass dan pembangunan
terowongan/ tunel;
7. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan;
8. melakukan fasilitasi terhadap penerapan Sitem Manajemen Mutu dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3);
9. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunana jalan/ jembatan dan
memberikan rekomendasi dan masukan terhadap penanganan pembangunan jalan
dan jembatan selanjutnya;
10. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
11. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
12. Mempelajari, memahami dan melaskanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
13. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
14. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
15. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;

103
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

16. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
17. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
18. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.4.2.1 JUMLAH RUAS LAHAN YANG DIBEBASKAN UNTUK PENINGKATAN DAN


PEMBANGUNAN JALAN
Pembebasan tanah untuk jalan meruapak salah satu cara pemerintah untuk
melakukan pengembagan atau pembukaan jalan. Sehubungan dengan banyaknya ruas jalan
kota yang masih belum memenuhi minimal standar jalan kota selebar 5.5 meter dan adanya
program prioritas kota untuk melakukan penataan kawasan dipusat pertumbuhan ekonomi
maka perlu dilakukan pembebasan tanah untuk menunjang kebutuhan lebar jalan kota dan
untuk mewujudkan rencana prioritas kota untuk kawasan pedestrian di pusat kota.

Tabel 3. 75 Indikator Jumlah Ruas Lahan yang Dibebaskan untuk Peningkatan dan Pembangunan Jalan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Ruas 3 2 5 3 9 18

Realisasi Ruas 3 2 2 3 9 18

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 40,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.2.2 PANJANG JALAN YANG DITINGKATKAN


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa Penyelenggara Jalan wajib
memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk
mempertahankan tingkat pelayanan jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang
ditetapkan. Peningkatan Jalan adalah kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan
kemampuan ruas-ruas jalan tersebut dalam kondisi mantap sesuai dengan umur rencana.

Peningkatan kapasitas jalan merupakan penanganan jalan dengan pelebaran


perkerasan bisa berupa penanganan rabat bahu jalan dan bisa juga pelebaran bahu jalan
dengan lapisan pondasi bagian atas, baik menambah maupun tidak menambah jalur.
Kegiatan peningkatan jalan berupa perbaikan permukaan perkerasan (lubang, retak, amblas
dll), persiapan lapisan pondasi diatas permukaan lama (agregat, campuran aspal/ ATB),
pelapisan permukaan aspal, penambahan material bahu jalan dan pemadatan/ menyesuaikan
permukaan perkerasan, perbaikan saluran tepi jalan dan gorong-gorong. Dengan adanya
peningkatan jalan ini akan bermanfaat dalam mempertahankan kondisi jalan sesuai fungsinya
dan memperlebar kondisi jalan serta membangun sarana pelengkap bangunan jalan dalam
memberikan keamanan dan kenyamanan masyarakat sebagai pengguna jalan.

Tabel 3. 76 Indikator Panjang Jalan yang Ditingkatkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 8.530,00 12.380,00 15.700,00 4.466,00 1.479,00 172,00

104
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Meter 8.548,00 12.388,00 15.797,80 3.928,00 1.479,00 172,00

Capaian Kinerja 100,21% 100,06% 100,62% 87,95% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Pelebaran jalan menuju standar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
status jalan yang dilakukan dengan peningkatan jalan dan bahu jalan. Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
mengamanatkan bahwa Penyelenggara Jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan,
perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan
jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan. Peningkatan Jalan adalah
kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan tersebut dalam
kondisi mantap sesuai dengan umur rencana.

Tabel 3. 77 Indikator Panjang Bahu Jalan yang Ditingkatkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 16.630,00 13.430,00 12.200,00 2.968,00 979,00 1.973,00

Realisasi Meter 16.636,00 13.434,00 12.645,90 3.519,00 979,00 1.973,00

Capaian Kinerja 100,21% 100,04% 100,03% 103,65% 118,56% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.2.3 PANJANG JALAN BARU YANG DIBANGUN


Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan baru lalu lintas yang
mengatasi berbagai rintangan geografi yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi
dan pemikiran manusia yang menggunakannya dimana pemukaan jalan ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan lalu lintas dan mengacu kepada standar teknis jalan dengan umur rencana
minimal 10 tahun.

Jalan sebagai sistim transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama


dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan yang dikembangkan
melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai suatu keseimbangan dan
pemerataan pembangunan daerah. Pembangunan jalan tentunya membutuhkan
perencanaan yang benar-benar matang yang kemudian disepakati. Pembangunan jalan yang
sudah disepakati tersebut mengikuti mengikuti tahapan mulai dari pekerjaan pembersihan
jalan, pekerjaan tanah, pekerjaan drainase, perkerasan badan jalan, pekerjaan pemadatan
dimana pemadatan ini akan membutuhkan alat bantu pemadat agar kondisi pembangunan
jalan benar-benar bisa dimanfaatkan dan dapat membuka akses, keterisoliran dan
memperlancar lalu lintas yang menghubungkan suatu daerah atau lokasi ke daerah lainnya
sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan sekaligus
keamanan dan kenyamanan masyarakat sebagai pengguna jalan dapat diwujudkan.

Tabel 3. 78 Indikator Panjang Jalan Baru yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 2.500,00 350,00 1.500,00 464,00 828,00 323,00

105
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Meter 3.377,00 390,00 1.574,20 634,00 828,00 323,00

Capaian Kinerja 135,08% 111,43% 104,95% 136,64% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.2.4 JUMLAH JEMBATAN BARU YANG DIBANGUN


Jembatan sebagai salah satu prasarana pelengkap jalan yang dapat disamakan
seperti urat nadi dalam kehidupan, karena jembatan mempunyai peranan penting dalam
menghubungkan anatar daerah atau jalan yang terputus karena dilalui oleh Daerah Aliran
Sungai (DAS) ataupun aliran iragasi dan lain-lain. Didalam penyusunan sistim jaringan jalan
dilakukan dengan mengikuti rencana tata ruang kota dan memperhatikan keterhubungan
antar kawasan perkotaan yang merupakan pusat-pusat kegiatan seperti pelayanan
masyarakat. Pembangunan jembatan benar-benar bisa dimanfaatkan dan dapat membuka
akses, keterisoliran dan memperlancar lalu lintas yang menghubungkan suatu daerah atau
lokasi ke daerah lainnya sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat
ditingkatkan sekaligus keamanan dan kenyamanan masyarakat sebagai pengguna jalan dapat
diwujudkan.

Gambar 3. 18 Pembangunan Jembatan

Tabel 3. 79 Indikator Jumlah Jembatan Baru yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1 2

Realisasi Meter 1 2

Capaian Kinerja 100% 100%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.2.5 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN


JEMBATAN YANG DISUSUN
Jembatan sebagai salah satu prasarana yang berfungsi untuk meningkatkan
konektivitas antar kawasan dan biasanya dibangun pada daerah kecamatan yang terpisah
karena keberadaan sungai yang membelah kawasan tersebut. Di dalam penyusunan sistim
jaringan jalan dilakukan dengan mengikuti rencana tata ruang kota dan memperhatikan
keterhubungan antar kawasan perkotaan yang merupakan pusat-pusat kegiatan seperti

106
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

pelayanan masyarakat. Pembangunan jembatan baru meliputi pekerjaan yang


menghubungkan dua ruas jalan yang terputus akibat adanya rintangan mulai dari pekerjaan
pondasi, bangunan bawah dan bangunan atas jembatan, oleh karenanya perlu penyusunan
rencana teknis pembangunan jembatan dengan berpedoman pada
1. Perpres Nomor 148 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Perpres Nomor
71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
2. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana Detail
Tata Ruang Kota Payakumbuh tahun 2018 – 2038
3. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Tahun 2010 – 2030

Dengan adanya perencanaan ini akan bermanfaat dalam panduan teknis dalam
pembangunan jembatan. Dokumen perencanaan jembatan ini dibuat untuk dilakukan
pembangunan jembatan, dimana jembatan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai
penunjang dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 3. 80 Jumlah Dokumen Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan yang Disusun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Dokumen 2 1 1 3

Realisasi Dokumen 2 1 1 3

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.2.6 JUMLAH JEMBATAN YANG DIGANTI


Jembatan sebagai salah satu prasarana pelengkap jalan yang dapat disamakan
seperti urat nadi dalam kehidupan, karena jembatan mempunyai peranan penting dalam
menghubungkan anatar daerah atau jalan yang terputus karena dilalui oleh Daerah Aliran
Sungai (DAS) ataupun aliran iragasi dan lain-lain. Kegiatan Penggantian Jembatan bertujuan
melaksanakan Penggantian jembatan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
masyarakat di bidang prasarana jalan dalam bentuk penggantian terhadap jembatan-
jembatan yang sudah dalam kondisi rusak berat.

Tabel 3. 81 Indikator Jumlah Jumlah Jembatan yang Diganti


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1 2

Realisasi Meter 1 2

Capaian Kinerja 100% 100%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

107
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 19 Penggantian Jembatan

3.4.3 SUB SUBSTANSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN


Sub Substansi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai fungsi:

1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. melakukan penyusunan perencanaan dan memberikan asistensi terhadap
penyusunan perencanaan pemeliharaan jaringan jalan dan jembatan bagi instansi
atau pihak lain;
5. memfasilitasi penyediaan lahan untuk pelasksaan rehabilitasi, pemeliharaan jalan
dan jembatan;
6. melaksanakan rehabilitasi jalan dan jembatan, pemeliharaan rutin dan berkala
jalan dan jembatan;
7. melakukan pencatatan, pendataan, evaluasi dan pelaporan data kondisi jalan dan
jembatan;
8. melakukan inventarisasi dan penilaian kondisi jarngan jalan dan jembatan sebagai
bahan untuk penyelenggaan sistem informasi jaringan jalan dan jembatan
9. melaksanakan penanggulangan bencana/ tanggap darurat
10. melakukan fasilitasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3);
11. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan dan
memberikan rekomendasi dan masukan terhadap penanganan preservasi jalan dan
jembatan selanjutnya;

108
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

12. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
13. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
14. Mempelajari, memahami dan melaskanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
15. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
16. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
17. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;
18. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
19. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
20. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.4.3.1 PANJANG JALAN YANG DIPELIHARA SECARA RUTIN


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air kecuali jalan kereta api dan jalan lori. Pemeliharaan
jalan adalah kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang
diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani
lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. Pemeliharaan Jalan harus
dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan dengan tujuan mempertahankan
kondisi mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya sehingga dapat
digunakan secara layak dan optimal sampai umur rencana jalan.

Gambar 3. 20 Pemeliharaan Jalan

Dengan adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2011


tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan, sehingga adanya acuan teknis dalam hal

109
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

pemeliharaan jalan yang meliputi kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,


rehabilitasi jalan, dan rekonstruksi jalan. Pemeliharaan rutin jalan adalah kegiatan minimal
perawatan serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan
kondisi pelayanan mantap. Pemeliharaan rutin jalan merupakan kegiatan merawat serta
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi
pelayanan mantap dan bangunan pelengkap jalan yang mempunyai kondisi baik sekali dan
baik.

Tabel 3. 82 Indikator Panjang Jalan yang Dipelihara secara Rutin


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 30.000 29.000 30.000 16.887 13.280 14.420

Realisasi Meter 30.056 29.672 30.819 20.395 16.280 15.046

Capaian Kinerja 100,19% 102,32% 102,73% 120,77% 123,94% 104,34%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.3.2 PANJANG JALAN YANG DIPELIHARA SECARA BERKALA


Pemeliharaaan berkala jalan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan jalan
untuk mempertahankan kondisi jalan. Pemeliharaan berkala jalan adalah kegiatan
penanganan pencegahan terjadinya kerusakan yang lebih luas dan setiap kerusakan yang
diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai dengan rencana.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa Penyelenggara


Jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala
untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal
yang ditetapkan. Pemeliharaan berkala jalan dilakukan pada ruas jalan/bagian ruas jalan dan
bangunan pelengkap dengan kriteria sebagai berikut:
1. ruas jalan yang karena pengaruh cuaca atau karena repetisi beban lalu lintas
sudah mengalami kerusakan yang lebih luas maka perlu dilakukan pencegahan
dengan cara melakukan pelaburan, pelapisan tipis, penggantian dowel, pengisian
celah/retak, peremajaan/joint.
2. ruas jalan yang sesuai umur rencana pada interval waktu tertentu sudah waktunya
untuk dikembalikan ke kondisi pelayanan tertentu dengan cara dilapis ulang;
3. ruas jalan dengan nilai kekesatan permukaan jalan ( skid resistance) kurang dari
0,33 (nol koma tiga puluh tiga);
4. ruas jalan dengan kondisi rusak ringan;
5. bangunan pelengkap jalan yang telah berumur paling rendah 3 (tiga) tahun sejak
dilakukan pembangunan, penggantian atau pemeliharaan berkala; dan/atau
6. bangunan pelengkap yang mempunyai kondisi sedang.
7. Dengan adanya rehabilitasi jalan tersebut akan diperoleh mamfaat bahwa kondisi
jalan tetap berfungsi optimal sesuai dengan umum perencanaan yang telah
ditetapkan sehingga akan memberikan keamanan dan kenyamanan masyarakat
sebagai pengguna jalan.

110
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 21 Pemeliharaan Berkala Jalan

Tabel 3. 83 Indikator Panjang Jalan yang dilakukan Pemeliharaan Berkala


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 5.000 5.000 8.600 4.518 2.324,90 3.717

Realisasi Meter 6.000 5.000 9.495 6.278 2.324,90 5.516,8

Capaian Kinerja 100,19% 120,00% 100,00% 110,41% 138,96% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.3.3 JUMLAH JEMBATAN YANG DIPELIHARA


Jembatan merupakan salah satu bangunan pelengkap jalan untuk mendukung
fungsi dan keamanan konstruksi jalan yang dibangun sesuai dengan persyaratan teknis.
Salah satu keberhasilan pembangunan kota adalah tersedianya jalan dan jembatan sebagai
sarana dan prasarana transportasi yang baik yang akan menunjang kelancaran kegiatan
sosial ekonomi dan perkembangan fisik di daerah tersebut. Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jembatan bertujuan melaksanakan pemeliharaan terhadap jembatan yang telah ada dalam
rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat di bidang prasarana jalan dalam bentuk
pemeliharaan jembatan. Pemeliharaan rutin jembatan ini mengacu kepada Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan dari Direktorat Bina Program Ditjen Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, 26 Mei 1992 dan peraturan lainnya yang tercantum diatas.

Kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan merupakan kegiatan minimal


perawatan serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada jalan dan jembatan
untuk menjaga kondisi infrastruktur tersebut tetap dalam kondisi baik. Jadi manfaat
dilakukannya pemeliharaan jalan dan jembatan adalah untuk mempertahankan kondisi
kemantapan jalan dan jembatan agar tetap bisa memberikan keamanan dan kenyamanan
masyarakat sebagai pengguna jalan. Pemeliharaan pada jembatan bertujuan untuk
mengembalikan jembatan pada kondisi dan daya layan yang seharusnya dimiliki jembatan
segera setelah pembangunan jembatan dan mencakup tipe kegiatan antara lain pengecatan
ulang, pelapisan permukaan aspal, pembersihan menyeluruh jembatan, pemeliharaan
pelekatan/landasan, penggantian siar muai (sambungan siar muai), memperbaharui bagian-

111
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

bagian dan elemen- elemen kecil, perbaikan pegangan sandaran dan pagar pengaman,
perkuatan bagian struktural, serta perbaikan kerusakan pada jembatan (pilar, abutment,
penahan erosi dan perlindungan gerusan pada pondasi, dan perbaikan oprit jembatan).

Gambar 3. 22 Pemeliharaan Rutin Jembatan

Tabel 3. 84 Indikator Jumlah Jembatan yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 10 10 6 5 4 4

Realisasi Meter 12 15 7 5 4 6

Capaian Kinerja 120% 150% 116,67% 100% 100% 150%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.3.4 PANJANG JALAN YANG DIREHABILITASI


Kegiatan rehabilitasi jalan merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi
kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan,
agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana. Kegiatan rehabilitasi jalan bertujuan mengembalikan kondisi
kemantapan jalan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat di bidang
prasarana jalan dalam bentuk rehabilitasi jalan. Jalan dengan kondisi pelayanan mantap
adalah ruas-ruas jalan dengan kondisi baik atau sedang sesuai umur rencana yang
diperhitungkan serta mengikuti suatu standar tertentu. Jadi manfaat dilakukannya Rehabilitasi
Jalan adalah untuk mengembalikan kondisi kemantapan jalan agar tetap bisa memberikan
keamanan dan kenyamanan masyarakat sebagai pengguna jalan.

112
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 23 Rehabilitasi Jalan

Tabel 3. 85 Panjang Jalan yang direhabilitasi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1.702

Realisasi Meter 2.521,2

Capaian Kinerja 88,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.3.5 JUMLAH JEMBATAN YANG DILAKUKAN PEMELIHARAAN BERKALA


Rehabilitasi/Pemeliharaan Jembatan bertujuan melaksanakan pemeliharaan
terhadap jembatan yang telah ada dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat
di bidang prasarana jalan dalam bentuk pemeliharaan jembatan. Penanganan kegiatan
Pemeliharaan Jembatan berupa pemeliharaan rutin jembatan dan pemeliharaan berkala
jembatan yang diantaranya perbaikan secara struktur pada jembatan sehingga tingkat
pelayanan jembatan dapat dipertahankan serta memberikan penanganan sedini mungkin
dalam upaya menekan kerusakan yang lebih luas yang berdampak dibutuhkannya
pembiayaan yang lebih besar untuk perbaikan kerusakan yang terjadi pada jembatan yang
tentunya akan mengganggu pelayanan dan aksessibilitas pengguna jalan. Manfaat
dilakukannya pemeliharaan jalan dan jembatan adalah untuk mempertahankan kondisi
kemantapan jalan dan jembatan agar tetap bisa memberikan keamanan dan kenyamanan

113
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

masyarakat sebagai pengguna jalan. Pemeliharaan Berkala Jembatan merupakan suatu


pekerjaan yg dilaksanakan setelah pekerjaan pembangunan selesai, untuk
mempertahankan/mengembalikan kondisi jembatan / struktur agar selalu dalam kondisi siap
layanan.

Gambar 3. 24 Pemeliharaan Berkala Jembatan Gantung Koto Panjang Payobasung

Tabel 3. 86 Jumlah Jembatan yang Dilakukan Pemeliharaan Berkala


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1

Realisasi Meter 1

Capaian Kinerja 100%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.4 SUB SUBSTANSI PENGEMBANGAN BANGUNAN PELENGKAP


JALAN
Sub Substansi Pengembangan Bangunan Pelengkap Jalan mempunyai fungsi:
1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;

114
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

4. melakukan penyusunan perencanaan dan memberikan asistensi terhadap


penyusunan perencanaan pengembangan bangunan pelengkap jalan;
5. menyiapkan penyediaan lahan untuk pelaksanaan pengembangan bangunan
pelengkap jalan lainnya ( drainase, trotoar, median dan lampu jalan);
6. melaksanakan pengelolaan leger jalan, survey kondisi jalan dan jembatan, dan
rekonstruksi jalan (drainase, troar, media dan lampu jalan);
7. melakukan pencatatan, pendataan, evaluasi dan pelaporan data kondisi bangunan
pelengkap jalan dan jembatan;
8. melakukan inventarisasi kondisi eksisting dan kebutuhan terhadap unsur
pengembangan bangunan pelengkap jalan;
9. melasakanakan pengadaan rehabilitasi pemeliharaan jaringan serta operasional
penerangan jalan umum;
10. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
11. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
12. Mempelajari, memahami dan melaskanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
13. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
14. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
15. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
16. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
17. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
18. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

3.4.4.1 PANJANG JALAN YANG DILAKUKAN SURVEY KONDISI


Untuk menyusun suatu program penanganan jalan dan jembatan yang tepat
sasaran dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan maka diperlukan suatu data kondisi jalan
dan jembatan yang akurat dan up to date. Oleh karena itu diperlukan kegiatan survey kondisi
jalan dan jembatan di Kota Payakumbuh setiap tahun untuk bisa memperoleh data kondisi
jalan dan jembatan yang akurat dan up to date. Maksud dari pelaksanaan Sub-Kegiatan
Survey Kondisi Jalan/Jembatan ini adalah untuk mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian
jalan yang mudah berubah dan data kondisi jembatan sesuai kebutuhan untuk penyusunan
rencana dan program pembinaan jaringan jalan atau untuk menyediakan data/ informasi
terbaru tentang kondisi seluruh ruas jalan kota dan jembatan yang ada di Kota Payakumbuh.
Informasi ini juga dapat menjadi masukan bagi pihak terkait lainnya di lingkungan Pemerintah
Kota Payakumbuh dalam rangka penyusunan rencana dan program serta kegiatan bidang
jalan dan jembatan. Dalam hal melaksanakan Pekerjaan Survey Kondisi Jalan Kota
Payakumbuh (DAK), daftar referensi seperti tersebut di bawah ini ditetapkan dan dipakai
sebagai dasar pelaksanaan, referensi dimaksud adalah :

Tersedianya data/informasi terbaru kondisi masing-masing ruas jalan di Kota


Payakumbuh yang bisa dijadikan acuan atau pedoman dalam menetapkan dan menyusun

115
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

program dan kegiatan pada Bidang Jalan dan Jembatan pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Payakumbuh. Maksud dari Survey Kondisi Jalan yang disingkat SKJ
(Road Condition Survey, RCS) ini adalah untuk mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian
jalan yang mudah berubah, baik untuk jalan aspal maupun jalan tanah/kerikil, sesuai
kebutuhan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan atau untuk
menyediakan data/ informasi terbaru tentang kondisi seluruh ruas jalan status kota yang ada
di Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 87 Panjang Jalan yang Dilakukan Survey Kondisi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 254.678 254.678

Realisasi Meter 254.678 254.678

Capaian Kinerja 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.4.2 JUMLAH JEMBATAN YANG DILAKUKAN SURVEY KONDISI


Jembatan merupakan salah satu bangunan pelengkap jalan untuk mendukung
fungsi dan keamanan konstruksi jalan yang dibangun sesuai dengan persyaratan teknis.
Salah satu keberhasilan pembangunan kota adalah tersedianya jalan dan jembatan sebagai
sarana dan prasarana transportasi yang baik yang akan menunjang kelancaran kegiatan
sosial ekonomi dan perkembangan fisik di daerah tersebut. Untuk menyusun suatu program
penanganan jembatan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan maka
diperlukan suatu data kondisi jembatan yang akurat dan up to date. Oleh karena itu
diperlukan kegiatan survey kondisi jembatan di Kota Payakumbuh setiap tahun untuk bisa
memperoleh data kondisi jembatan yang akurat dan up to date.

Tabel 3. 88 Jumlah Jembatan yang Dilakukan Survey Kondisi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 73 73

Realisasi Meter 73 73

Capaian Kinerja 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.4.3 PERSENTASE LAMPU JALAN YANG TERPASANG BERDASARKAN


KEBUTUHAN
Lampu Penerangan Jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan yang
dapat diletakkan atau dipasang di kiri, kanan
dan tengah (di bagian median) jalan.
Pemasangan ini ditujukan untuk menerangi
jalan maupun lingkungan di sekitar jalan
yang diperlukan termasuk persimpangan
jalan, jalan layang, jembatan dan jalan di
bawah tanah. Penerangan Jalan Umum
terdiri dari sumber cahaya, elemen optik,
elemen elektrik dan struktur penopang serta
pondasi tiang lampu

116
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 89 Indikator Persentase Lampu Jalan yang Terpasang Berdasarkan Kebutuhan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 29,14 30,32 31,95 33,28 34,74 35,81

Jumlah lampu jalan Unit 2.725 2.875 2.989 3.181 3.264 3.381
yang terpasang

Jumlah Lampu jalan Unit 100 150 114 192 81 117


yang dipasang

Jumlah Lampu jalan Unit 9.351 9.351 9.351 9.351 9.351 9.351
yang dibutuhkan

Realisasi Persentase 29,14 30,75 31,96 34,02 34,91 36,16

Capaian Kinerja 100,00% 101,41 % 100,03% 102,22% 100,49% 100,96%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.4.4 JUMLAH PENGADAAN LAMPU JALAN


Pengadaan Lampu Jalan merupakan salah satu faktor utama pelaksanaan
pelayanan penerangan jalan umum (PJU). Karena dengan target pemasangan lampu baru
pada lokasi-lokasi yang belum dilayani oleh PJU, jumlah pengadaan lampu PJU akan
berdampak secara langsung terhadap kesuksesan pelaksnaan pekerjaan tersebut.
Pemasangan ini ditujukan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang
diperlukan termasuk persimpangan jalan, jalan layang, jembatan dan jalan di bawah tanah.
Penerangan Jalan Umum terdiri dari sumber cahaya, elemen optik, elemen elektrik dan
struktur penopang serta pondasi tiang lampu yang merujuk pada:

Tabel 3. 90 Jumlah Pengadaan Lampu Jalan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 88 85 165

Realisasi Meter 175 85 165

Capaian Kinerja 198,86% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.4.5 JUMLAH PENERANGAN JALAN UMUM YANG DIPELIHARA


Kegiatan Jaringan Listrik dan Penerangan Jalan Umum ditujukan untuk
melaksanakan pembangunan fasilitas umum
berupa penambahan jaringan listrik dan
penerangan jalan dalam kota dan melakukan
pemeliharaan terhadap jaringan listrik dan
penerangan jalan yang telah terpasang. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam hal penekanan
angka kecelakaan, menghindari kerawanan
keamanan pada malam hari baik pada ruas
jalan kota maupun jalan permukiman dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat

117
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

pada jalur-jalur tertentu yang belum memperoleh jaringan PLN.

Tabel 3. 91 Jumlah Penerangan Jalan Umum yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Titik 1.000 850 815 702 800 650

Realisasi Titik 1.013 865 818 1.158 800 660

Capaian Kinerja 101,30% 101,76% 100,37% 164,96% 100,00% 101,54%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.4.4.5 PANJANG TROTOAR YANG DIBANGUN


Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan
dengan pelapisan permukaan, elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan
sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Pembangunan trotoar ini ditujukan untuk
memperlancar lalu lintas jalan raya dikarenakan masing-masing pengguna jalan telah
memperoleh jalur yang akan digunakan. Selain itu juga memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi pejalan kaki. Suatu ruas jalan perlu dilengkapi trotoar apabila sepanjang jalan
tersebut terdapat penggunaan lahan yang mempunyai potensi menimbulkan pejalan kaki,
seperti penggunaan lahan pada :
1. Daerah perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduk tinggi
2. Daerah yang memiliki aktivitas berkelanjutan yang tinggi, seperti pasar, pusat
perbelanjaan, daerah indstri dan pusat perkotaaan
3. Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan periode yang
pendek, seperti misalnya stasiun-stasiun bus dan kereta api, sekolah, rumah sakit,
dan lapangan olah raga
4. Lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu, misalnya
lapangan/gelanggang olah raga dan sarana ibadah.

Manfaat dari kegiatan pembangunan trotoar yang dapat dirasakan langsung


adalah :
1. Memberikan atau meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah bagi pejalan kaki,
meningkatkan kenyamanan, kelancaran dan keamanan pengguna trotoar,
2. Memberikan nilai tambah pada keindahan, estetika dan kerapian kawasan
perkotaan dengan design trotoar yang baik;
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat karena bertumbuhnya lokasi
baru untuk kegiatan transaksi ekonomi di kawasan perkotaan.

Gambar 3. 25 Trotoar Jl. Pahlawan dan Trotoar Jl. Pacuan

118
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 92 Indikator Panjang Trotoar yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 600,00 350,00 650,00 335,00 250,00 392,00

Realisasi Meter 631,00 350,00 600,00 250,00 359,75 392,00

Capaian Kinerja 105,17% 100,00% 92,31% 74,63% 143,90% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 26 Pedesterian Jl. Sudirman

3.4.4.6 PANJANG TROTOAR YANG DIPELIHARA


Trotoar merupakan bagian ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai jalur
khusus pejalan kaki untuk dapat melakukan aktifitasnya dengan aman dan nyaman.
Mengenai hak para pejalan kaki di Indonesia sudah diatur dan dilindungi dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dimana pejalan kaki
berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung seperti trotoar, tempat penyebrangan, dan
fasilitas lain.

Koridor jalan merupakan suatu lorong yang menghubungkan satu kawasan dengan
kawasan lain dan mempunyai batasan fisik satu lapis bangunan dan jalan. Dalam koridor
jalan terdapat adanya jalur pejalan kaki atau trotoar yang terletak disisi kanan dan kiri jalan
yang berfungsi sebagai jalur untuk berjalan kaki untuk berpindah dari satu tempat ke tempat
lain. Jalur pejalan kaki sendiri tentunya tidak bisa lepas dari karakteristik aktifitas atau fungsi
guna lahan dan bangunan yang ada di sepanjang sisi jalur pejalan kaki. Seiring dengan waktu
dan penggunaan elemen pendukung jalan terjadi penurunan kondisi fisik, konstruksi dan hal
lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan pejalan kaki, oleh karena itu pemeliharaan
terhadap jalur pejalan kaki dalam hal ini trotoar perlu dilakukan untuk memberikan baik itu
berupa pembersihan trotoar, pengisian dan pemadatan trotoar dan lain sebagainya guna
mempertahankan konstruksi trotoar sehingga meningkatkan kenyamana pengguna jalan.
Adapun kegiatan lainnya dalam pemeliharaan trotoar ini meliputi rehabilitasi bangunan
pelengkap jalan seperti median jalan (pengecatan), pemotongan trotoar demi perbaikan
persimpangan, perbaikan saluran bawah trotoar dan pekerjaan minor lainnya.

Tabel 3. 93 Indikator Panjang Trotoar yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 600 231 50,00 64,00

Realisasi Meter 700 233,43 48,40 120,31

Capaian Kinerja 116,67% 101,05% 96,80% 187,98%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

119
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 27 Pemeliharaan Trotoar

120
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA BIDANG CIPTA


KARYA

121
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.5 BIDANG CIPTA KARYA


Berdasarkan Perwako 48 Tahun 20221 menyatakan bahwa Cipta Karya mempunyai
tugas “Merencanakan, Melaksanakan, Mengevaluasi dan Melaporkan Pelaksanaan Tugas di
Bidang Cipta Karya” Kepala Bidang Cipta Karya membawahi:
1. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Tata Bangunan;
2. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dan Penyekatan Lingkungan Permukiman;
3. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Pengembangan Kawasan Strategis.

3.5.1 KEPALA BIDANG CIPTA KARYA


Kepala Bidang Cipta Karya mempunyai fungsi:

1. Penyusunan Rencana dan Program Kerja Operasional Kegiatan Bidang Cipta Karya;
2. Penyelenggaraan Kegiatan Bidang Cipta Karya;
3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya;
4. Pelaporan Pelaksanaan Tugas Bidang Cipta Karya;
5. Pelaksanaan Tugas Kedinasan sesuai dengan Bidang Tugas dan Fungsinya.

3.5.1.1 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG DILAYANI AIR MINUM


PERPIPAAN
Penyediaan air minum merupakan bagian vital yang harus dipenuhi. Seiring
dengan perkembangan jumlah penduduk di Kota Payakumbuh, kebutuhan dasar ini juga
mengalami peningkatan, sehingga Pemerintah Kota Payakumbuh berusaha untuk memenuhi
kebutuhan air bersih melalui sistem penyediaan air minum perpipaan. Sistem penyediaan air
minum perpipaan merupakan jaringan pengaliran (supply) air minum melalui pipa dari
bangunan pengambilan (sumber air baku) sampai ke pelanggan (SR dan HU) secara gravitasi
maupun pompa. Dengan adanya pemasangan air minum perpipaan ke rumah penduduk,
pelayanan kebutuhan dasar bagi masyarakat dapat ditingkatkan termasuk dalam hal ini
peningkatan Kesehatan masyarakat.

Gambar 3. 28 Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah

Tabel 3. 94 Indikator Persentase Rumah Tangga Terlayani Air Minum Perpipaan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 93,32 95,57 96,22 96,87 96,94 97,22

122
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah rumah Rumah 32.302 33.069 32.686 34.426 33.071 31.198


tangga yang tangga
pengguna air
minum perpipaan

Jumlah rumah Rumah 34.602 34.602 34.602 34.505 33.150 35.559


tangga keseluruhan tangga

Realisasi Persentase 93,92 95,57 94,46 99,77 99,76 87,74

Capaian Kinerja 100,64% 100,00% 98,17% 103,01% 102,91% 90,25%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi target persentase rumah tangga terlayani air minum perpipaan dihitung
dengan membagi jumlah rumah tangga yang pengguna air minum perpipaan sampai dengan
tahun 2022 dibagi dengan jumlah rumah tangga keseluruhan. Dimana pada tahun 2022 ini
target persentase rumah tangga terlayani air minum perpipaan sebesar 97,22%. Sampai
dengan akhir tahun 2022 jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap air minum
sebesar 87,74% atau 31.198 rumah tangga dari total rumah tangga keseluuhan 35.559
rumah tangga. Dengan demikian capaian kinerja jumlah rumah tangga yang mendapatkan
akses terhadap air minum adalah 90,25%.

3.5.1.2 PERSENTASE SAMBUNGAN RUMAH PENGGUNA AIR BERSIH


Sistem distribusi dan pengaliran air bersih merupakan hal yang berkaitan dengan
sistem penyediaan air minum. Penyediaan air minum merupakan bagian vital yang harus
dipenuhi. Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk di Kota Payakumbuh, kebutuhan
dasar ini juga mengalami peningkatan, sehingga Pemerintah Kota Payakumbuh berusaha
untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air
bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal.

Gambar 3. 29 Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah

Tabel 3. 95 Indikator Persentase Sambungan Rumah Pengguna Air Bersih


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 97,39 100

Jumlah sambungan rumah 33.927,26 31.198


rumah pengguna air
bersih

123
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah rumah rumah 34.602 35.559


keseluruhan

Realisasi Persentase 98,05 87,74

Capaian Kinerja 99,10% 87,74%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi target persentase sambungan rumah pengguna air bersih dihitung dengan
membagi jumlah sambungan rumah pengguna air bersih sampai dengan tahun 2022 dibagi
dengan jumlah rumah keseluruhan. Dimana pada tahun 2022 ini target
persentasesambungan rumah pengguna air bersih sebesar 100,00%. Sampai dengan akhir
tahun 2022 jumlah sambungan rumah pengguna air bersih sebesar 87,74% atau 31.198
rumah dari total rumah keseluruhan 35.559 rumah. Dengan demikian capaian kinerja jumlah
rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap air minum adalah 87,74%.

3.5.1.3 PERSENTASE JALAN KOTA MEMILIKI DRAINASE


Setiap tahunnya penambahan tingkat pembangunan di Kota Payakumbuh semakin
meningkat baik itu pembangunan pemukiman ataupun pembukaan jalan baru. Kondisi ini
harus disertai dengan pembangunan drainase untuk mencegah timbulnya genangan atau
banjir serta mewujudkan lingkungan pemukiman yang sehat. Oleh karenanya pembangunan
drainase diperlukan untuk dapat mencakup/ mengikuti pembangunan yang terjadi tersebut
baik di Kawasan pemukiman maupun di daerah pembukaan jalan baru.

Gambar 3. 30 Pembangunan Lanjutan Drainase Jl. Jakarta (Kiri) dan Pembangunan Drainase Kawasan
Nunang (Kanan)

Manfaat yang diharapkan dari jalan kota berdrainase adalah meningkatnya persentase
jalan kota yang memiliki drainase sehingga dapat mencegah terjadinya genangan maupun
banjir demi lancarnya mobilitas masyarakat.

Tabel 3. 96 Indikator Persentase Jalan Kota yang Memiliki Drainase


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 51,86 54,74 58,95 61,50 62,91 64,44

Panjang jalan kota Meter 132.080,87 139.404,21 150.120,71 155.967,96 163.460,64 163.019,39
berdrainase

Panjang jalan kota Meter 254.678,00 254.678,00 254.678,00 254.678,00 254.678,00 254.678,00
keseluruhan

124
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Persentase 51,86 54,74 58,95 61,24 64,18 64,01

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 99,58% 102,02% 99,33%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi target persentase jalan kota yang memiliki drainase dihitung dengan
membagi panjang jalan kota berdrainase sampai dengan tahun 2022 dibagi dengan panjang
jalan kota keseluruhan. Dimana pada tahun 2022 ini target persentase jalan kota yang
memiliki drainase sebesar 64,44%. Sampai dengan akhir tahun 2022 persentase sistem
drainase skala kota sebesar 64,01% atau 163.019,39 meter dari panjang jalan kota
keseluruhan 254.678 meter. Dengan demikian capaian kinerja jumlah rumah tangga yang
mendapatkan akses terhadap air minum adalah 99,33%.

3.5.1.4 PERSENTASE KETERSEDIAAN DRAINASE SESUAI KEBUTUHAN


Untuk meningkatkan pelayanan publik Kota Payakumbuh di Bidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman, maka pemerintah kota setiap tahunnya selalu melaksanakan
kegiatan pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong secara bertahap untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan lingkungan perkotaan yang bersih dan bebas dari banjir dan
genangan. Beberapa permasalahan yang terkait dengan drainase di Kota Payakumbuh, yaitu:
1. Saluran drainase yang ada tidak berfungsi secara maksimal, dimana kapasitas daya
tampung saluran drainase tidak mampu menampung debit limpasan air hujan pada
saat musim hujan.
2. Tumbuhnya permukiman yang tidak disertai dengan prasarana drainase yang baik.
3. Adanya bangunan yang menyalahi aturan seperti bangunan yang dibangun sangat
dekat atau di atas saluran drainase.
4. Pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase.
5. Peningkatan aliran limpasan akibat perubahan tata guna lahan

Gambar 3. 31 Pembangunan Drainase RT 02 RW 04, Pembangunan Drainase Jalan Bengkuang (Kiri)


dan Pembangunan Drainase RW 03 Parit Rantang (Kanan)

Tingkat pembangunan yang cukup tinggi dan curah hujan yang cukup tinggi di
Kota Payakumbuh, menyebabkan kebutuhan akan drainase yang baik di Kota Payakumbuh
juga semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan mengurangi genangan
apalagi menekan tingkat banjir di Kota Payakumbuh, Pemerintah Kota Payakumbuh melalui
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berupaya untuk melakukan pembangunan dan
pemeliharaan drainase atau gorong-gorong.

125
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Manfaat yang diharapkan dari ketersediaan Drainase sesuai kebutuhan adalah


terpenuhinya kenyamanan masyarakat baik dalam beraktifitas maupun dalam berdiam/
menetap di Kota Payakumbuh dengan pengurangan tingkat genangan dan banjir yang dapat
terjadi di Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 97 Indikator Persentase Ketersediaan Drainase sesuai Kebutuhan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 42,17 44,46 47,39 57,48 68,31 74,44

Panjang jalan kota Meter 120.828,71 150.120,71 148.314,71 125.989,21 120.157,93 224.157
berdrainase

Panjang jalan kota Meter 254.678,00 254.678,00 254.678,00 254.678,00 356.484,00 301.124,40
keseluruhan

Realisasi Persentase 47,44 58,95 49,47 57,02 61,76 74,44

Capaian Kinerja 112,51% 132,58% 104,39% 99,20% 90,41% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi target persentase ketersediaan drainase sesuai kebutuhan dihitung


dengan membagi panjang drainase kota sampai dengan tahun 2022 dibagi dengan panjang
jalan kota keseluruhan. Pada tahun 2022 ini ditargetkan sebesar 74,44% dan terealisasi
sebesar 74,44% atau 224.157 meter dari panjang jalan kota keseluruhan 301.124,40 meter.
Dengan demikian capaian persentase ketersediaan drainase sesuai kebutuhan adalah
100,00%.

3.5.1.5 PERSENTASE JALAN LINGKUNG KONDISI BAIK


Sebagai salah satu prasarana transportasi, kedudukan dan peranan jaringan jalan
pada hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak. Program pengembangan
permukiman kota Payakumbuh khususnya pembangunan jalan lingkung telah mulai
dilaksanakan sejak tahun 2001. Para pengguna jalan menuntut agar jalan yang dilewatinya
selalu memberi kenyamanan dan keselamatan. Namun demikian perkerasan jalan akan
mengalami penurunan kondisi seiring dengan berkurangnya umur pelayanan karena
perkerasan secara terus menerus mengalami tegangan tegangan akibat beban lalu lintas
yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan minor pada perkerasan. Selain beban lalu
lintas juga terdapat pengaruh air, iklim, cuaca, kelembaban, dan lingkungan yang dapat
menurunkan kondisi pelayanan jalan.

Gambar 3. 32 Pembangunan Jalan Lingkung RW 03 Talawi,Ompang Tanah Sirah (Kiri), Pembangunan


Jalan Lingkung Jalan Lokuang Rw 02 Koto Panjang Dalam (Tengah), Pembangunan Jalan Lingkung Gang
Buntu RT 03 RW 04,Ikua Koto Dibalai (Kanan)

126
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Karena karakteristiknya yang selalu mengalami penurunan kondisi, maka untuk


memperlambat laju kecepatan penurunan kondisi dan untuk mempertahankan jalan lingkung
dalam kondisi baik pada tingkat yang layak (performance standard), maka jalan perlu
dipelihara secara terus menerus. Untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas layanan
diperlukan pemeliharaan rutin jalan lingkung. Pemeliharaan Jalan Lingkung merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan perawatan dan perbaikan jalan lingkung yang diperlukan dan
direncanakan untuk mempertahankan jalan lingkung kondisi baik agar tetap berfungsi secara
optimal melayani lalu lintas selama umur rencana jalan yang ditetapkan.

Tabel 3. 98 Indikator Persentase Jalan Lingkung Kondisi Baik


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 42,00 45,00

Panjang jalan Meter 60.510,75 66.827,18


lingkung kondisi
baik

Panjang jalan Meter 146.495,41 152.397,64


lingkung yang telah
dibangun

Realisasi Persentase 41,31 43,85

Capaian Kinerja 99,10% 98,36%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi target persentase jalan lingkung kondisi baik dihitung dengan membagi
panjang jalan lingkung kondisi baik sampai dengan tahun 2022 dibagi dengan panjang jalan
lingkung yang telah dibangun. Panjang jalan lingkung kondisi baik sebesar 66.827,18 meter.
Sedangkan panjang jalan lingkung yang telah dibangun sampai dengan tahun 2023 sebesar
152.397,64 meter, dengan besar realisasi kinerja 43,85%. Dengan demikian capaian kinerja
Panjang jalan lingkung sesuai kebutuhan adalah 97,44%. Tahun 2022 target persentase jalan
lingkung kondisi baik sebesar 45,00% tidak dapat tercapai karena belum teranggarkannya
kegiatan pemeliharaan jalan lingkung. Penambahan jalan lingkung kondisi baik hanya dari
kegiatan pembangunan jalan lingkung. Untuk mewujudkan pemeliharaan jalan yang hasilnya
dapat memenuhi tuntutan para pengguna jalan diperlukan deteksi dan perbaikan sedini
mungkin terhadap perkerasan guna mencegah kerusakan minor berkembang menjadi
kegagalan konstruksi perkerasan. Dan untuk mempertahankan jalan lingkung dalam kondisi
baik diperlukan kegiatan pemeliharaan secara terus menerus.

3.5.1.6 PERSENTASE JALAN LINGKUNG SESUAI KEBUTUHAN


Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, mempunyai fungsi sosial yang sangat penting sehingga penyelenggaraan
penyediaan infrastruktur jalan menjadi wajib dilaksanakan untuk kepentingan publik. Bidang
Cipta Karya melakukan penyediaan infrastruktur jalan khususnya jalan lingkungan dimana
jalan ini berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan
kecepatan rata-rata rendah dan hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil. Pemenuhan
kebutuhan jalan lingkung akan sangat bermanfaat bagi kelancaran kegiatan sosial ekonomi
masyarakat dan menunjang perkembangan fisik di daerah tersebut. Indikator persentase
jalan lingkung sesuai kebutuhan diperoleh dari hasil pembagian Panjang jalan lingkung yang
telah dibangun dengan Panjang jalan lingkung yang dibutuhkan dikali seratus persen.

127
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 33 Pembangunan Jalan Lingkung Samping Man 1 Payakumbuh Parambahan (Kiri),


Pembangunan Jalan Lingkung Rt 01 Rw 04 Padang Tangah Payobadar (Tengah), Pembangunan Jalan
Lingkung Batu Agung , Balai Jariang (Kanan)

Tabel 3. 99 Indikator Persentase Ketersediaan Drainase sesuai Kebutuhan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 63,42 64,37 68,92 71,15 73,13 74,86

Panjang jalan Meter 128.091,28 130.000,00 139.975,63 143.307,77 146.495,41 152.397,64


lingkung yang telah
dibangun

Panjang jalan Meter 201.973,00 201.973,00 201.973,00 201.973,00 201.973,00 201.973,00


lingkung yang
dibutuhkan

Realisasi Persentase 63,42 64,37 69,30 70,95 72,53 75,45

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,56% 99,73% 99,18% 100,79%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Realisasi target persentase jalan lingkung sesuai kebutuhan dihitung dengan


membagi panjang jalan lingkung yang telah dibangun sampai dengan tahun 2022 dibagi
dengan panjang jalan lingkung yang dibutuhkan. Panjang jalan lingkung yang telah dibangun
sampai dengan tahun 2022 sebesar 152.397,64 meter. Sedangkan panjang jalan lingkung
yang dibutuhkan sebesar 201.973 meter, dengan besar realisasi kinerja 75,45%. Dengan
demikian capaian kinerja Panjang jalan lingkung sesuai kebutuhan adalah 100,79%.

3.5.1.7 PERSENTASE BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAHAN YANG


REPRESENTATIF
Manfaat yang diharapkan dari penyediaan bangunan gedung pemerintahan yang
representatif adalah tersedianya gedung pemerintahan yang representatif di Kota
Payakumbuh sehingga memberikan kenyamanan dan pelayanan prima masyarakat. Dari
target yang telah ditetapkan sebesar 83,15%, namun pelaksanaannya baru mencapai
82,22%.
Tabel 3. 100 Indikator Persentase Bangunan Gedung Pemerintahan Yang Representatif
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 65,17 71,16 74,53 79,25 83,15

Jumlah bangunan Unit 173,00 174,00 199,00 214,00 222,00


gedung pemerintah

128
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


yang representatif

Jumlah bangunan Unit 267,00 267,00 267,00 270,00 270,00


gedung pemerintah
keseluruhan

Realisasi Persentase 64,79 65,17 74,15 79,26 82,22

Capaian Kinerja 99,43% 91,58% 99,50% 100,01% 98,89%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 34 Pembangunan Kantor Dinas Kesehatan, Inspektorat, Dinas Sosial dan Dinas LH

3.5.1.8 PERSENTASE PENYEDIAAN SARANA PERKANTORAN TERTENTU YANG


REPRESENTATIF
Manfaat yang diharapkan dari penyediaan sarana perkantoran tertentu yang
representatif adalah tersedianya gedung perkantoran tertentu yang representatif di Kota
Payakumbuh sehingga memberikan kenyamanan dan keefektifan dalam pemberian layanan
kepada masyarakat. Dari target yang telah ditetapkan sebesar 79,38%, pelaksanaannya di
lapangan telah sampai dengan 79,38% dengan pelaksanaan yang mengikuti tugas yang
diamanatkan untuk seksi Tata Bangunan Dinas PUPR pada Peraturan Walikota Payakumbuh
Nomor 25 Tahun 2018 yaitu “Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan
dan pemeliharaan bangunan gedung milik pemerintah daerah beserta prasarana pendukung
lainnya terkait dengan kelayakan bangunan gedung instansi pemerintah”.

Gambar 3. 35 Pembangungan kantor Pos Bersama

Tabel 3. 101 Indikator Persentase Penyediaan Sarana Perkantoran Tertentu yang Representatif
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 74,38 74,38 75,63 77,50 78,03 79,38

129
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Persentase sarana Persentase 74,38 75,38 76,25 77,60 78,04 79,38


perkantoran
tertentu yang
representatif

Persentase sarana Persentase 100 100 100 100 100 100


perkantoran
tertentu
keseluruhan

Realisasi Persentase 74,38 75,38 76,25 77,60 78,04 79,38

Capaian Kinerja 100,00% 101,34% 100,82% 100,13% 100,01% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.5.1.9 PERSENTASE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SARANA IBADAH SKALA


KOTA
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2010, menyatakan
bahwa penyediaan jenis pelayanan perkotaan sesuai dengan Standar Pelayanan Perkotaan
dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah Daerah. Salah satu jenis pelayanan yang
harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah adalah Pelayanan Sosial
yang didalamnya tercakup sarana peribadatan. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama
Nomor 394 Tahun 2004, tipologi masjid yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten/Kota adalah Mesjid Agung yang merupakan mesjid yang terletak di ibukota
Pemerintahan Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas rekomendasi
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan menjadi pusat kegiatan social
keagamaan yang dihadiri oleh pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan sarana
ibadah skala kota ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
fasilitas umum khususnya tempat beribadah, dengan begitu kenyamanan masyarakat dalam
melaksanakan ibadah dapat terwujud dengan memenuhi standar-standar yang telah
ditentukan.

Gambar 3. 36 Pelaksanaan Pembangunan Sarana Ibadah Skala Kota

130
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 102 Indikator Persentase Pelaksanaan Pembangunan Sarana Ibadah Skala Kota
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 10,00 25,00 40,00 45,00

Jumlah sarana Unit 0,10 0,25 0,38 0,44


ibadah yang ada

Jumlah sarana Unit 1,00 1,00 1,00 1,00


ibadah yang
dibutuhkan

Realisasi Persentase 10,00 20,00 37,83 44,47

Capaian Kinerja 100,00% 80,00% 189,15% 98,82%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.5.2 SUB SUBSTANSI TATA BANGUNAN


Sub Substansi Tata Bangunan mempunyai fungsi:
1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. memfasilitasi penyediaan lahan untuk pelaksanaan pembangunan dan
pemeliharaan bangunan Gedung milik pemerintah daerah sesuai kewenangan;
5. menyelenggarakan pelaksanakan pemberian izin bangunan, baik bangunan
Gedung maupun bangunan bukan Gedung;
6. menyelenggarakan pembangunan dan pemeliharaan bangunan Gedung milik
pemerintah daerah sesuai kewenangan;
7. melakukan pengwasan terhadap pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan
bangunan Gedung milik pemerintah daerah beserta prasarana pendukung lainnya
terkait dengan kelayakan bangunan gedung instansi pemerintah;
8. melakukan Kerjasama dengan Tim Ahli Bangunan Gedung dalam menilai Dokumen
Rencana Teknis Bangunan untuk bangunan tertentu;
9. melaksanakan pemeriksaaan dokumen rencana teknis/ gambar Rencan Bangunan
dalam hal kesesuaian dengan Konfirmasi Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan
persyaratan teknis lainnya untuk syarat penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung;
10. Menyusun manual, norma, standar dan kriteria pemakaian bahan bangunan dan
standar harga satuan bahan bangunan Gedung Negara;
11. Menyelenggarakan pelaskanaan pemberian rekomendasi untuk penerbitan
Persetujuan Bangunan Gedung);
12. Melakukan pemancangan batas-batas bangunan di lapangan sesuai ketentuan
Persetujuan Bangunan Gedung;
13. Melakukan Kerjasama dengan Tim profesi Ahli dan Tim Penilai Teknis dalam
menilai Dokumen Rencana Teknis Bangunan untuk bangunan tertentu;

131
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

14. Melaksanakan sosialiasi kepada masyarakat menyangkut dengan tata bangunan


dan Lingkungan, Sertifikat Laik Fungsi Bangunan dan Pendataan Bangunan serta
peraturan Bangunan lainnya;
15. Memberikan pertimbangan teknis kelayakan bangunan untuk proses pemberian
serifikasi laik Fungsi Bangunan;
16. Memberikan pertimbangan teknis terhdap penyusunan Rencana Tata Bangunan
dan DED bangunan milik pemerintah;
17. Melakukan pendataan, invetarisasi dan evaluasi terhadap bangunan Gedung dan
bangunan pemerintah lainnya untuk dilakukan peremajaan, pemeliharaan dan
penghapusan;
18. Melakukan fasilitasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan sitem
manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja;
19. Melakukan inventarisasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemutakhiran
data asset yang berkaitan dengan bangunan Gedung milik pemerintah yang ada di
Kota Payakumbuh;
20. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
21. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
22. Mempelajari, memahami dan melaskanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
23. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
24. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
25. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;
26. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
27. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
28. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.5.2.1 JUMLAH SARANA DAN PRASARANA GEDUNG KANTOR SKALA KOTA


YANG DIBANGUN
Manfaat yang diharapkan dari pembangunan gedung skala kota adalah tersedianya
gedung kantor yang representatif di Kota Payakumbuh sehingga memberikan kenyamanan
dan keefektifan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

Tabel 3. 103 Jumlah Sarana dan Prasarana Gedung Skala Kota yang Dibangun
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Unit 1 3 3 2 3 1

Realisasi Unit 1 3 3 2 3 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

132
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.5.2.2 LUAS LAHAN YANG DIBEBASKAN UNTUK PEMBANGUNAN SARANA


IBADAH SKALA KOTA
Sarana ibadah skala kota yang direncanakan adalah Pembangunan Mesjid Agung
Kota Payakumbuh. Pembangunan Mesjid Agung Kota Payakumbuh tersebut direncanakan
berlokasi di Kawasan Sawah Kareh Kelurahan Pakan Sinayan Kecamatan Payakumbuh
Barat.Luasan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan Mesjid Agung Kota
Payakumbuh tersebut adalah seluas 49.314 m2. Manfaat yang diharapkan dari pembebasan
lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana ibadah skala kota adalah tersedianya lahan
yang akan digunakan untuk pembangunan Mesjid Agung Payakumbuh.

Gambar 3. 37 Pembebasan Lahan untuk Sarana Ibadah Skala Kota

Tabel 3. 104 Indikator Luas Lahan yang Dibebaskan untuk Pembangunan Sarana dan Prasarana Ibadah
Skala Kota
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Hektar 1,20 1,6800 1,7000 1,3055

Realisasi Hektar 0,33 1,3668 1,8216 1,3084

Capaian Kinerja 26,92% 81,36% 107,06% 100,22%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.5.3 SUB SUBSTANSI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR


MINUM DAN PENYEKATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Sub Substansi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Penyekatan
Lingkungan Permukiman mempunyai fungsi:
1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. melaksanakan survey, investigasi dan perencanaan teknis kegiatan yang berakiatn
dengan Sistem Penyediaan Air Minum dan Penyekatan Lingkungan Permukiman;

133
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

5. Menyusun proposal dan studi yang berkaitan dengan kegiatan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM)
6. Menyelenggarakan pembangunan dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan;
7. Memfasilitasi penyediaan lahan untuk pelaksanaan pembangunan, peningkatan
serta pemeliharaan yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem
penyediaan Air minum dan penyehatan Lingkungan Permukiman;
8. Melakukan fasilitas terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
9. Melakukan pemberdayaan dan pembinaan masayarakat dalam pengelolaan dan
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Penyekatan Lingkungan
Permukiman secara partisipasif yang bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya
10. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
11. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
12. Mempelajari, memahami dan melaskanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
13. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
14. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
15. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;
16. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
17. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
18. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.5.3.1 PANJANG PERPIPAAN YANG DIBANGUN


Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam keberlanjutan kehidupan
manusia. Oleh karenanya penyediaan air minum mutlak dilakukan dengan kualitas dan
kuantitas yang memadai. Namun begitu penyediaan air minum berhubungan erat dengan
pengolahan air baku yang tersedia. Tingginya kebutuhan air minum/ air bersih di Kota
Payakumbuh masih belum terpenuhi secara optimal dikarenakan kurangnya kapasitas
produksi air minum/ air bersih dan kondisi pipa transmisi serta pipa induk distribusi yang
telah berumur lebih dari 28 tahun. Oleh karenanya perlu dilakukan penambahan dan
perbaikan jaringan distribusi air minum di Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 105 Indikator Panjang Perpipaan yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 4000,00 2.817,00 2863 1.900 2.932,00

Realisasi Meter 4100,00 4.612,50 4.963 3.018 4.954,40

Capaian Kinerja 102,50% 163,74% 173,35% 158.84 % 168.98 %


Sumber: Dinas PUPR, 2022

134
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.5.3.2 PANJANG DRAINASE YANG DIBANGUN


Pemerintah Kota Payakumbuh terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Pada bidang infrastruktur Pemerintah Kota Payakumbuh setiap tahunnya menganggarkan
keuangan daerah untuk membangun fasilitas umum, salah satunya dengan melaksanakan
kegiatan pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung langsung dengan
sungai dalam daerah Kabupaten/Kota secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan lingkungan perkotaan yang bersih dan bebas dari banjir dan genangan.
Beberapa permasalahan yang terkait dengan drainase di Kota Payakumbuh, yaitu :
a. Saluran drainase yang ada tidak berfungsi secara maksimal, dimana kapasitas daya
tampung saluran drainase tidak mampu menampung debit limpasan air hujan pada
saat musim hujan.
b. Tumbuhnya permukiman yang tidak disertai dengan prasarana drainase yang baik.
c. Adanya bangunan yang menyalahi aturan seperti bangunan yang dibangun sangat
dekat atau di atas saluran drainase.
d. Pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase.
e. Peningkatan aliran limpasan akibat perubahan tata guna lahan

Untuk mengatasi keadaan tersebut di atas, maka dilakukan pembangunan dan


perbaikan saluran drainase, terutama pada kawasan perumahan dan permukiman penduduk
serta kawasan lainnya yang sering tergenang air. Dengan adanya drainase yang bermanfaat
dalam melancarkan aliran air dapat mencegah terjadinya banjir dan genangan sehingga
meningkatkan kelancaran masyarakat dalam melakuka aktifitas di dalam Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 106 Indikator Panjang Drainase yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 13.500 14.500 17.100,00 5.268,5 7.295,50 9.314,40

Realisasi Meter 13.431 14.792 15.200,00 5802,25 7.590.82 9.665,49

Capaian Kinerja 99,49% 102,01% 88,89% 110,13% 104.05% 103.77%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.5.3.3 PANJANG DRAINASE YANG DIPELIHARA


Saluran drainase yang ada di Kota Payakumbuh sebagian besar berfungsi ganda,
yaitu sebagai penampung dan pengaliran limpahan air hujan dari badan jalan dan juga
berfungsi sebagai saluran pembuangan air limbah dari rumah tangga masyarakat. Dengan
dua fungsi tersebut, menyebabkan kondisi saluran drainase banyak mengalami pendangkalan,
baik oleh sedimentasi tanah/batu maupun sampah dari jalan/rumah tangga. Selain hal
tersebut di atas yang menyebabkan menurunnya fungsi saluran drainase, terdapat beberapa
itu, permasalahan pada saluran drainase juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase
yang mengalami kerusakan dan kapasitas saluran drainase yang ada tidak mampu
menampung air limpasan akibat perubahan tata guna lahan. Menyikapi hal tersebut dan
meningkatkan kembali fungsi saluran drainase di Kota Payakumbuh, maka Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang melakukan optimalisasi fungsi dari saluran drainase yang ada.

Tabel 3. 107 Indikator Panjang Drainase yang Dipelihara


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 41.000,00 42.500,00 25.100,00 35.000,00 31.444,08 37.500,00

135
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Meter 42.386,00 43.000,00 27.740,50 43.232,50 32.289,90 42.478,00

Capaian Kinerja 103.38% 101.18% 110.52% 123.52% 102.69% 113.27%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.5.4 SUB SUBSTANSI PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS


Sub Substansi Pengembangan Kawasan Strategis mempunyai fungsi:
1. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja Bidang;
2. menyiapkan dan menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan Sub
Substansi;
3. menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. melakukan fasilitasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;
5. Memfasilitasi penyediaan lahan untuk pelaksanaan pembangunan jalan lingkung di
Kawasan strategis
6. Menyelenggarakan pembangunan area inkubasi di Kawasan Strategi;
7. Menyelenggarakan pembangunan jalan lingkung di Kawasan strategis;
8. Menyelenggarakan penyusunan rencana tata bangunan dan Lingkungan strategis;
9. Melakukan pendataan, inventarisasi terhadap bangunan di Kota Payakumbuh
10. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di Sub
Substansi;
11. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
12. Mempelajari, memahami dan melaskanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
13. Mengoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
14. Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
15. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencarialternatif pemecahannya;
16. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
17. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
18. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

136
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.5.4.1 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS JALAN LINGKUNG YANG


DISUSUN
Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan
lingkung maka Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang memandang perlu adanya perencanaan yang sistematis dan tepat guna pada kegiatan
pembangunan jalan lingkung, dengan harapan agar didapat hasil perencanaan yang
memenuhi persyaratan dan kaidah-kaidah teknis dan dapat diaplikasikan di lapangan sebagai
bagian dari kegiatan pembangunan prasarana transportasi yang berkualitas untuk
mendukung geliat dan mobilisasi perekonomian masyarakat Kota Payakumbuh.

Tujuan dari kegiatan ini adalah didapatkan hasil perencanaan yang dapat
diaplikasikan dengan baik sehingga pekerjaan teknis dapat diselesaikan tepat waktu dan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang direncanakan serta tercapainya umur rencana sesuai
yang diharapkan. Manfaat dari perencanaan melalui penyedia jasa konsultansi ini adalah
untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh dalam
pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan sehingga didapat hasil perencanaan konstruksi, rencana
anggaran biaya serta rencana waktu pelaksanaan yang sesuai dengan persyartan teknis

Gambar 3. 38 Dokumen Perencanaan

Tabel 3. 108 Indikator Jumlah Dokumen Perencanaan Teknis Jalan Lingkung yang Disusun
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Dokumen 2 1 2 3

Realisasi Dokumen 2 1 2 3

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100.00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Capaian kinerja jumlah dokumen perencanaan teknis jalan lingkung yang disusun
dapat dihitung dengan membagi target kinerja dengan realisasi kinerja pada tahun 2022
Besaran target kinerja dokumen perencanaan teknis jalan lingkung yang disusun adalah
sebanyak 3 dokumen, sedangkan realisasi dokumen perencanaan teknis jalan lingkung yang
disusun sebanyak 3 dokumen, sehingga diperoleh capaian kinerja dokumen perencanaan
teknis jalan lingkung yang disusun sebesar 100%.

137
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.5.4.2 PANJANG JALAN LINGKUNG YANG DIBANGUN


Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, mempunyai fungsi sosial yang sangat penting. Dengan pengertian tersebut
wewenang penyelanggaraan jalan wajib dilaksanakan dengan mengutamakan sebesar-besar
kepentingan umum. Jalan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan merupakan jalan umum
yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan
kecepatan rata-rata rendah dan hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, Jalan lingkungan pada perkotaan
di kelompokkan sebagai Jalan Lingkungan sekunder yang berfungsi menghubungkan
antarpersil dalam kawasan perkotaan. Jalan lingkung yang ada di permukiman merupakan
jalan penghubung dalam kelurahan.

Tingginya tingkat pertumbuhan perekonomian ini berpengaruh terhadap tingkat


pertumbuhan kawasan perumahan dan permukiman. Hal ini dapat dilihat dari munculnya
kawasan-kawasan perumahan baru baik yang dikembangkan oleh masyarakat secara
individual ataupun oleh pihak swasta dalam hal ini oleh pengembang ( developer).
Pertumbuhan kawasan-kawan perumahan berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan
kebutuhan sarana dan prasarana jalan, sehingga kebutuhan akan akses jalan dari dan ke
daerah kawasan permukiman baru semakin meningkat. Program pengembangan permukiman
kota Payakumbuh khususnya pembangunan jalan lingkung telah mulai dilaksanakan sejak
tahun 2001. Namun sampai saat ini masih banyak jalan lingkung dan kawasan yang belum
tertangani, sehingga masih banyak permintaan masyarakat terkait pembangunan jalan
lingkung baik untuk permukiman baru maupun jalan masyarakat yang selama ini masih
berupa jalan tanah.

Gambar 3. 39 Pembangunan Jalan Lingkung Melayu Koto Tuo Limo Kampuang (Kiri), Pembangunan
jalan Lingkung RT. 2 RW.1 Menuju Lapangan Bola Koto Baru (Tengah) , Pembangunan jalan lingkung RT
04 RW 01,gang jambu (Kanan)

Pembangunan jalan lingkung baru ini akan bermanfaat bagi kelancaran kegiatan
sosial ekonomi dan menunjang perkembangan fisik di kelurahan atau kawasan tersebut
dengan membuka akses perumahan dan permukiman.

138
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 109 Indikator Panjang Jalan Lingkung yang Dibangun


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 9.200,00 3.136,50 2.864,00 5.342,00

Realisasi Meter 9.938,81 3.332,14 3.187,65 5.902,23

Capaian Kinerja 108,03% 106,24% 111,30% 110,49%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Capaian kinerja panjang jalan lingkung yang dibangun dapat dihitung dengan
membagi target kinerja dengan realisasi kinerja pada tahun 2022. Besaran target kinerja
panjang jalan lingkung yang dibangun adalah sebesar 5.342 meter, sedangkan realisasi
panjang jalan lingkung yang dibangun sebesar 5.902,23 meter, sehingga diperoleh capaian
kinerja panjang jalan lingkung yang dibangun sebesar 110,49%.

139
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA BIDANG BINA


KONSTRUKSI DAN PERIZINAN

140
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.6 BIDANG BINA KONSTRUKSI DAN PERIZINAN


Berdasarkan Perwako 48 Tahun 20221 menyatakan bahwa Cipta Karya mempunyai
tugas “Merencanakan, Melaksanakan, Mengevaluasi dan Melaporkan Pelaksanaan Tugas di
Bidang Konstruksi dan perizinan” Kepala Bidang Bina Konstruksi dan perizinan membawahi:
1. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Perencanaan Bina Konstruksi;
2. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Pembinaan Jasa Konstruksi;
3. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Perizinan Bangunan.

Dasar hukum indikator ini adalah :


1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang diubah
terakhir kali dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
2. Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
tentang Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
5. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung yang diubah
terakhir kali dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Unang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2020
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Gedung.

3.6.1 KEPALA BIDANG BINA KONSTRUKSI DAN PERIZINAN


Kepala Bidang Bina Konstruksi dan Perizinan mempunyai fungsi:

1. Penyusunan Rencana dan Program Kerja Operasional Kegiatan Bina Konstruksi dan
Perizinan;
2. Penyelenggaraan Kegiatan Bidang Bina Konstruksi dan Perizinan;
3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Bina Konstruksi dan
Perizinan
4. Pelaporan Pelaksanaan Tugas Bidang Bina Konstruksi dan Perizinan;
5. Pelaksanaan Tugas Kedinasan sesuai dengan Bidang Tugas dan Fungsinya.

141
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.6.1.1 PERSENTASE PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI YANG BERKINERJA BAIK


Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/ atau pekerjaan
konstruksi. Sektor jasa konstruksi merupakan kegiatan masyarakat mewujudkan bangunan
yang berfungsi sebagai pendukung atau prasarana aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan
guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Pekerjaan konstruksi yang
berkinerja baik merupakan salah satu upaya dalam mencapai kondisi infrastruktur yang
handal di Kota Payakumbuh. Indikator pekerjaan konstruksi berkinerja baik ini didapat dari
jumlah pekerjaan konstruksi yang berkinerja baik di Dinas PUPR Kota Payakumbuh dibanding
dengan jumlah pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan.

Parameter ini akan memberikan pedoman kepada pengguna jasa konstruksi


mengenai kinerja konstruksi dari penyedia jasa/ badan usaha yang ada di Kota Payakumbuh.
Penilaian kinerja konstruksi dilakukan melalui monitoring dan evaluasi rutin dan berkala serta
evaluasi tahunan oleh PPK dan PPTK. Pada tahun 2022, ditargetkan 92,22% pekerjaan
konstruksi berkinerja baik. Dalam realisasinya, target ini melebihi target yang mencapai
99,49% pekerjaan kinerja baik (194 dari 195 pekerjaan).

Tabel 3. 110 Indikator Persentase Pekerjaan Jasa Konstruksi Yang Berkinerja Baik
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 90,29 92,22

Jumlah pekerjaan Pekerjaan 136 194


konstruksi yang
berkinerja baik di
Dinas PUPR Kota
Payakumbuh

Jumlah pekerjaan Pekerjaan 147 195


konstruksi yang
dilaksanakan di
Dinas PUPR Kota
Payakumbuh

Realisasi Persentase 92,52% 99,49%

Capaian Kinerja 102,47% 107,88%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.2 PERSENTASE TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI


Tenaga Terampil Konstruksi Indonesia yang selanjutnya disebut Tenaga Terampil
adalah tenaga dengan sertifikat keterampilan berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan tentang jasa konstruksi.
Setiap tenaga kerja konstruksi harus memiliki sertifikat kompetensi kerja. Sertifikat
kompetensi kerja dibagi berdasarkan kualifikasi tenaga kerja. Kualifikasi tenaga kerja
konstruksi merupakan penggolongan profesi dan keahlian atau keterampilan kerja orang
perseorangan di bidang konstruksi menurut tingkat kompetensi dan kemampuan profesi dan
keahlian. Kualifikasi tenaga kerja konstruksi terbagi menjadi 2 yaitu tenaga ahli dan tenaga
terampil.

Dengan terampilnya tenaga konstruksi, kualitas pekerjaan konstruksi akan terjamin,


baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan konstruksi maupun ada saat operasional setelah
pekerjaan konstruksi selesai dilaksanakan. Dinas PUPR mendorong peningkatan keterampilan

142
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

tenaga konstruksi melalui pelatihan, sosialisasi, fasilitasi sertifikasi dan bimbingan teknis.
Pada tahun 2022, target kinerja persentase tenaga terampil konstruksi adalah 96%. Target
ini tercapai 100%, dimana 84 orang telah mengikuti sertifikasi tenaga terampil konstruksi.
Sehingga pencapaian kinerja persentase tenaga terampil konstruksi tercapai 104,17%.

Tabel 3. 111 Indikator Persentase Tenaga Terampil Konstruksi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 95 96

97 84

Jumlah tenaga Orang 100 84


konstruksi yang
terampil
(sertifikasi)

Jumlah tenaga Orang 97% 100%


konstruksi yang
mengikuti pelatihan

Realisasi Persentase 102,11% 104,17%

Capaian Kinerja 102,47% 104,17%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.3 PERSENTASE KESEDIAAN DOKUMEN STANDAR JASA KONSTRUKSI


Dalam melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi, selain persyaratan teknis,
persyaratan administrasi juga harus dipenuhi. Salah satu persyaratan administrasi yang harus
dipenuhi adalah dokumen yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Baik
dokumen pengadaan, perencanaan, dokumen kontrak, catatan pelaksanaan pekerjaan,
hingga dokumen pelaporan. Dokumen standar pekerjaan konstruksi yang disusun tahun 2022
adalah standar dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dan dokumen standar harga
satuan tertinggi bangunan gedung Negara (SHST-BGN).

Penyusunan DOkumen RKK mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi. Sedangkan penyusunan Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan
Gedung Negara (SHST-BGN) dilakukan melalui perhitungan dengan terlebih dahulu mendata
dan survei harga material dan upah konstruksi. Survei dilakukan setiap triwulan terhadap
toko bangunan. Setelah harga material diketahui maka akan dilakukan analisa perhitungan
besaran Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN). Pada tahun
2022, ketersediaan dokumen jasa konstruksi tercapai 100% dari 5 dokumen yang ditargetkan
akan disusun.

Tabel 3. 112 Indikator Persentase Ketersediaan Dokumen Standar Jasa Konstruksi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100% 100%

Jumlah Dokumen Dokumen 6 5


Standar Jasa
Konstruksi

Jumlah Dokumen Dokumen 6 5


Standar Jasa

143
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


Konstruksi yang
dibutuhkan

Realisasi Persentase 100% 100%

Capaian Kinerja 100% 100%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.4 PERSENTASE KESEDIAAN DOKUMEN SHST-BGN


Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN) adalah
standar harga satuan tertinggi untuk biaya pelaksanaan konstruksi fisik per m² pembangunan
bangunan gedung Negara dan diberlakukan sesuai dengan klasifikasi, lokasi, dan tahun
pembangunannya.

Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN) merupakan
pedoman dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan gedung negara mulai dari tahap
persiapan, pembangunan, pemanfaatan dan penghapusan. Selain itu juga berguna sebagai
acuan bagi penyedia dan pengguna jasa serta masyarakat pada umumnya. Penyusunan
Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN) dilakukan melalui
perhitungan dengan terlebih dahulu mendata dan survei harga material dan upah konstruksi.
Survei dilakukan setiap triwulan terhadap toko bangunan. Setelah harga material diketahui
maka akan dilakukan analisa perhitungan besaran Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan
Gedung Negara (SHST BGN).

Pada tahun 2022, ketersediaan dokumen Standar Harga Satuan Tertinggi


Bangunan Gedung Negara (SHST BGN) tercapai 100% dari 4 dokumen yang ditargetkan
akan disusun.

Tabel 3. 113 Indikator Persentase Ketersediaan Dokumen Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan
Gedung Negara (SHST BGN)
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100% 100%

Jumlah Dokumen Dokumen 4 4


HSBGN

Jumlah Dokumen Dokumen 4 4


HSBGN yang
dibutuhkan

Realisasi Persentase 100% 100%

Capaian Kinerja 100% 100%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.5 PERSENTASE TENAGA KONSTRUKSI BERSERTIFIKAT


Setiap pekerja konstruksi yang bekerja di sektor Konstruksi wajib memiliki
Sertifikat Kompetensi Kerja. Berbagai upaya terus dilakukan untuk percepatan sertifikasi
tenaga kerja, baik oleh pemerintah maupun pemerintah daerah. Sertifikasi diberikan untuk

144
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

tenaga kerja tingkat ahli seperti ahli K3 maupun tingkat terampil seperti tukang kayu dan
pembesian.

Program sertifikasi tidak hanya meningkatkan kompetensi, namun juga


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi serta peningkatan kualitas pekerjaan
konstruksi. Program sertifikasi juga akan berpengaruh kepada kesejahteraan tenaga kerja
konstruksi karena besaran upah yang diterima mengacu billing rate atau standar upah yang
sudah ditetapkan berdasarkan sertifikat yang dimiliki. Dalam melaksanakan program tersebut,
Dinas PUPR Kota Payakumbuh bekerja sama dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah I
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Metode pelatihan dalam program
sertifikasi dilakukan dengan penyampaian materi dan assessment oleh tim penilai (asesor).

Pada tahun 2022, sertifikasi dilakukan terhadap 90 orang sehingga tenaga


konstruksi yang bersertifikat berjumlah 303 orang dari 1.025 tenaga konstruksi yang ada di
Kota Payakumbuh. Kinerja ini tercapai 29,56% dari 24,39% yang ditarget kan (tercapai
121,19%).

Tabel 3. 114 Indikator Persentase Tenaga Konstruksi Bersertifikat


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 20,49 24,39

Jumlah tenaga kerja Orang 213 303


konstruksi
bersertifikat

Total tenaga kerja Orang 1.025 1.025


konstruksi

Realisasi Persentase 20,78% 29,56%

Capaian Kinerja 101,41% 121,19%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.6 REKOMENDASI TEKNIS BANGUNAN YANG DITERBITKAN


Untuk mendirikan suatu bangunan, pemilik bangunan harus memenuhi dua
persyaratan utama yaitu punya dokumen rencana teknis dan dokumen perkiraan biaya
pelaksanaan konstruksi. Selain itu, syarat selanjutnya yaitu adanya kelengkapan dokumen
berupa perkiraan biaya pelaksanaan konstruksi. Dokumen rencana teknis diajukan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota untuk memperoleh PBG sebelum pelaksanaan konstruksi.
Pemeriksaan dokumen rencana teknis bangunan dilakukan oleh Tim Penilai Teknis (TPT)
untuk fungsi bangunan sebagai hunian dan oleh Tim Profesi Ahli (TPA) untuk fungsi
bangunan selain hunian.

Pemberian rekomendasi teknis bertujuan untuk memberikan Persetujuan


Bangunan Gedung (PBG) sebagai syarat untuk mendirikan bangunan. Selain itu juga untuk
menghindari terjadinya kegagalan bangunan di kemudian hari. Pada tahun 2022, jumlah
persetujuan rencana teknis bangunan yang diberikan adalah sebanyak 555 dari 576
permohonan yang ada. Indikator ini tercapai 96,35% dari 95% yang ditargetkan untuk 2022,
sehingga capaian kinerja adalah sebesar 101,42%.

145
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 115 Indikator Persentase Rekomendasi Teknis Bangunan Masyarakat Yang Diterbitkan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 95 95

Jumlah persetujuan Permohonan 878 555


rencana teknis
bangunan yang
diberikan

Jumlah permohonan Permohonan 888 576


penerbitan
persetujuan
rencana teknis
bangunan

Realisasi Persentase 98,87 96,35

Capaian Kinerja 104,07% 101,42%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.7 PERSENTASE BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI YANG TERTIB


ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan sehingga
penyelenggaraannya perlu diatur untuk mewujudkan tertib pengikatan dan penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi, hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas, dan peningkatan peran
masyarakat. Untuk mendapatkan hasil konstruksi yang berkualitas, badan usaha jasa
konstruksi perlu melaksanakan pekerjaan yang tertib administrasi dan teknis yang sesuai
dengan standar nasional pekerjaan konstruksi.

Indikator ini merupakan salah satu fungsi Pembinaan bagi SDM Badan Usaha,
sehingga dapat diketahui badan usaha yang Tertib Administrasi Kontrak sehingga hasil dari
setiap Produk Konstruksi, yang dikerjakan nantinya selain benar-benar memenuhi Standar
dan Kriteria yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan
Terciptanya Tertib Administrasi yang baik sehingga meningkatkan Profesionalisme penyedia
Jasa Konstruksi dalam Tertib Administrasi Kontrak, agar dapat mempertanggung jawabkan
secara Professional Kepada pengguna Jasa atas segala jenis Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi sesuai Peraturan Perundangan yang ada. Pada tahun 2022, dari 45 badan usaha
yang dibina, 43 badan usaha telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, artinya
95,56% target telah tercapai dari 90% yang ditargetkan. Capaian kinerja indikator ini adalah
106,18%.

Tabel 3. 116 Indikator Persentase Badan Usaha Jasa Kontruksi yang Tertib Adminitrasi dan Teknis
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 90 90

Jumlah badan usaha Badan 52 43


yang memenuhi usaha
persyaratan
administrasi dan
teknis

Jumlah badan usaha Badan 52 45

146
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


yang dibina usaha

Realisasi Persentase 100 95,56

Capaian Kinerja 111,11% 106,18%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.8 PERSENTASE BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI YANG MEMENUHI


KUALIFIKASI
Untuk mewujudkan tertib pengikatan dan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi,
hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas, dan peningkatan peran masyarakat, diperlukan
badan usaha yang tangguh dan memenuhi kualifikasi, baik kualifikasi administrasi maupun
kualifikasi teknis. Dalam melaksanakan jasa konstruksi, badan usaha jasa konstruksi perlu
melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan standar nasional pekerjaan konstruksi.

Indikator ini merupakan salah satu fungsi Pembinaan bagi SDM Badan Usaha,
sehingga dapat diketahui badan usaha yang berkualitas sehingga hasil dari setiap pekerjaan
konstruksi yang dikerjakan nantinya selain benar-benar memenuhi Standar dan Kriteria yang
ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan Terciptanya
Tertib Administrasi yang baik sehingga meningkatkan Profesionalisme penyedia Jasa
Konstruksi dalam Tertib Administrasi Kontrak, agar dapat mempertanggung jawabkan secara
Professional Kepada pengguna Jasa atas segala jenis Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
sesuai Peraturan Perundangan yang ada. Pada tahun 2022, dari 205 badan usaha jasa
konstruksi di Kota Payakumbuh, 197 badan usaha telah memenuhi kualifikasi, artinya 96,10%
target telah tercapai dari 95,24% yang ditargetkan. Capaian kinerja indikator ini adalah
100,90%.

Tabel 3. 117 Indikator Persentase Badan Usaha Jasa Konstruksi Yang Memenuhi Kualifikasi
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 70 80 84,92 89,5 95,24

Jumlah badan usaha Badan 101.00 135 194 192 197


yang memenuhi usaha
persyaratan
administrasi dan
teknis

Jumlah badan usaha Badan 169.00 169 205 200 205


yang dibina usaha

Realisasi Persentase 59,76 79,88 94,63 96 96,10

Capaian Kinerja 85,37% 99,85% 111,43% 107,26% 100,90%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.9 PERSENTASE REKOMENDASI TEKNIS BANGUNAN MASYARAKAT YANG


DITERIMA
PBG (Persertujuan Bangunan Gedung) adalah produk hukum yang berisi
persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Walikota dan wajib dimiliki / diurus pemilik
bangunan yang ingin membangun, merobohkan, menambah / mengurangi luas, ataupun

147
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

merenovasi suatu bangunan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang


Cipta Kerja.

Kehadiran PBG (Persertujuan Bangunan Gedung) pada sebuah bangunan


sangatlah penting, karena bertujuan untuk menciptakan tata letak bangunan yang aman dan
sesuai dengan peruntukan lahan. Bahkan keberadaan PBG (Persertujuan Bangunan Gedung)
juga sangat dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli rumah. Pemilik rumah yang tidak
memiliki PBG (Persertujuan Bangunan Gedung) nantinya akan dikenakan denda 10 persen
dari nilai bangunan, rumah pun juga bisa dibongkar.

Pada tahun 2022, jumlah IMB/PBG yang direkomendasikan adalah sebanyak 555
dari 576 permohonan yang ada. Indikator ini tercapai 96,35% dari 95% yang ditargetkan
untuk 2022, sehingga capaian kinerja adalah sebesar 101,42%.

Tabel 3. 118 Indikator Persentase PBG (Persertujuan Bangunan Gedung) yang direkomendasikan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 95,00 95

Jumlah imb yang Permohonan 878 555


direkomendasikan

Jumlah permohonan Permohonan 888 576


imb

Realisasi Persentase 100 95,56

Capaian Kinerja 104,07% 101,42%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.1.10 PERSENTASE BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH YANG MEMILIKI SLF


Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, baik
secara administrasi maupun secara teknis, setiap daerah kini mengharuskan adanya surat
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) untuk setiap pembangunan bangunan gedung. SLF merupakan
sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah terhadap bangunan gedung yang telah selesai
dibangun sesuai IMB dan telah memenuhi persyaratan kelaikan teknis sesuai fungsi
bangunan, berdasar hasil pemeriksaan dari instansi maupun jasa konsultan terkait.

Sebelum penerbitan SLF, dilakukan pemeriksaan terhadap bangunan gedung.


Pemeriksaan yang menjadi syarat dari kelaikan fungsi bangunan diantaranya adalah
kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta
kemudahan bangunan gedung. Sehingga dalam hal ini, SLF harus dimiliki
pengguna/pengembang bangunan gedung sebelum digunakan untuk kegiatan operasional.
Salah satu tujuan dilakukannya penilaian teknis keandalan bangunan gedung dan
diterbitkannya SLF atau Sertifikat Laik Fungsi adalah untuk menjamin ketertiban hukum
dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang andal, fungsional, seimbang, serasi, dan
selaras dengan lingkungannya. Penilaian keandalan bangunan gedung juga ditujukan untuk
melihat kelaikan gedung sebelum dimanfaatkan sehingga dapat mencegah rusaknya properti
maupun jatuhnya korban jiwa.

Sampai tahun 2022, telah diterbitkan 1 SLF atau sebanyak 5,26% dari 19 gedung
OPD yang ada. Target ini tercapai 129,24% dari 4,00% yang ditargetkan untuk tahun 2022.

148
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 119 Indikator Persentase Gedung Pemerintahan Yang Memiliki SLF


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 0,37 4,00

Jumlah bangunan Permohonan 1 1


gedung pemerintah
yang representative

Jumlah bangunan Permohonan 270 19


gedung pemerintah
keseluruhan

Realisasi Persentase 0,37 5,26

Capaian Kinerja 100% 129,24%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.2 SUB SUBSTANSI PERENCANAAN BINA KONSTRUKSI


Sub Substansi Perencanaan Bina Konstruksi mempunyai fungsi:

1. Menyusun rencana kerja seksi sesuai dengan rencana kerja bidang;


2. Menyiapkan dan Menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksaaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan seksi;
3. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan segala
bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Melakukan pengembangan Sistim Informasi Pembinaan Jasa Ontruksi,
pengembangan Sumber Daya Manusia jasa Konstruksi serta peningkatan
kemampuan teknologi;
5. Menyelenggarakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan di bidang jasa
Konstruksi serta pemberian sertifikat kompetensi kerja;
6. Melakukan penyusunan aturan, standar, nomra dan kebijakan tentang jasa
konstruksi
7. Menerbitkan kartu penangggung jawab tenis badan usaha dan menerbitkan
rekomendasi perizinan usaha jasa konstruksi;
8. Menyiapkan bahan untuk penyusunan profil pengembangan jasa konstruksi untuk
wilayah kota;
9. Menyelenggarakan kebijakan pembinaan jasa konstruksi sesuai peraturan
perundangan berlaku;
10. Melakukan kegiatan pendataan proyek di wilayah kota yang berpotensi dilakukan
dengan sekama kerja sama pemerintah dan badan usaha;
11. Melakukan fasilitas terhadap pendataan proyek di wilayah kota yang berpotensi
dilakukan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha;
12. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di seksi
13. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
14. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

149
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

15. Mengkoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan


pelaporan di bidang;
16. Membagi tugas, memberi pentunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
17. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
18. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
19. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
20. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

3.6.2.1 DOKUMEN STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN


GEDUNG NEGARA (SHSTBGN)
Penyusunan Dokumen Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara
Kota Payakumbuh yang ditetapkan setiap tahun dan setiap 3 (tiga). Standar Harga Satuan
Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN) adalah standar harga satuan tertinggi untuk
biaya pelaksanaan konstruksi fisik per-m² pembangunan bangunan gedung negara dan
diberlakukan sesuai dengan klasifikasi, lokasi dan tahun pembangunannya. Standar Harga
Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN)
ditetapkan secara berkala oleh Walikota/Bupati. Untuk
pembangunan bangunan gedung negara juga perlu dilakukan
perhitungan terhadap kebutuhan biaya yang dianggap wajar
yang diperoleh dari estimasi pada saat perencanaan
pembangunan. Kewajaran harga untuk pembangunan
bangunan gedung akan membuat tahapan pelaksanaan
pembangunannya berjalan dengan baik dan tidak
menyebabkan kerugian negara. Kewajaran harga untuk
pembangunan bangunan gedung negara akan sangat
dipengaruhi oleh kewajaran harga bahan bangunan dan upah
tenaga kerja konstruksi yang ada pada kawasan lokasi
pembangunan dilaksanakan. Harga bahan bangunan
diperoleh melalui survey ke toko bangunan dan/atau lokasi
penyedia bahan bangunan dan upah tenaga kerja konstruksi
diperoleh melalui survey kepada pihak penyedia jasa tenaga
kerja konstruksi dengan mempertimbangkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) yang
ditetapkan oleh masing-masing daerah setiap tahunnya.

Kondisi setiap daerah yang beragam karena perbedaan topografis, disertai tingkat
pembangunan infrastruktur yang berbeda baik kompleksitas dan desain mengakibatkan
perbedaan harga material bangunan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kondisi ini
megakibatkan komponen perhitungan harga satuan bangunan di tiap daerah juga berbeda.
Harga material di pusat kota berbeda dengan harga material di pelosok desa. Hal ini
menyebabkan harga satuan tertinggi pembangunan Bangunan Gedung Negara digunakan
sebagai acuan tertinggi dalam penyusunan rencana pendanaan, rencana anggaran kegiatan
dan pelaksanaan konstruksi pembangunan Bangunan Gedung Negara yang dituangkan dalam
DIPA tahun berjalan. Beragamnya harga bahan di Kabupaten/Kota menyebabkan banyak
terjadi perbedaan harga. Penetapan anggaran untuk pembangunan di pelosok negeri harus
juga mempertimbangkan fluktuatif harga bahan sampai ke lokasi pekerjaan. Berdasarkan hal

150
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

tersebut di atas, setiap daerah akan memiliki standar harga bahan bangunan dan upah
tenaga kerja konstruksi yang berbeda dengan daerah lainnya. Dengan perbedaan standar
harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja di setiap daerah tersebut, maka perlu disusun
dan ditetapkan setiap tahunnya oleh Kepala Daerah tentang Standar Harga Satuan Tertinggi
Bangunan Gedung Negara (SHST BGN). Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung
Negara ditetapkan secara berkala setiap tahun oleh Walikota/Bupati pada akhir tahun atau
pada triwulan 4 (empat). Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara Kota
Payakumbuh untuk pekerjaan konstruksi Tahun 2023 ditetapkan dengan Keputusan Walikota
Payakumbuh Nomor: 600.40/513/WK-PYK/2022.

Gambar 3. 40 Rapat pembahasan dan penyusunan SHST BGN kota Payakumbuh

Manfaat dari Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara Kota
Payakumbuh Tahun 2022 yang ditetapkan diharapkan menjadi satu standar dan acuan
sehingga terciptanya keseragaman cara penyusunan anggaran di Kota Payakumbuh dan
sangat penting dan sebagai kontrol penggunaan anggaran untuk pembangunan bangunan
gedung Negara. Capaian dari kegiatan ini yaitu tersedianya Dokumen Standar Harga Satuan
Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN) Kota Payakumbuh sebanyak 4 (empat)
dokumen yang ditetapkan setiap 3 (tiga) bulan yaitu:
1. Dokumen Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN)
Kota Payakumbuh Triwulan I Tahun 2022
2. Dokumen Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN)
Kota Payakumbuh Triwulan II Tahun 2022

151
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3. Dokumen Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN)
Kota Payakumbuh Triwulan III Tahun 2022
4. Dokumen Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara (SHST BGN)
Kota Payakumbuh Triwulan IV Tahun 2022

Tabel 3. 120 Indikator Jumlah Dokumen HSBGN yang Diterbitkan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 4 4 4 4 4 4

Realisasi Meter 4 4 4 4 4
4

Capaian Kinerja 95,73% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.2.2 DOKUMEN BUKU PROFIL JASA KONSTRUKSI


Penyusunan Dokumen Buku Profil Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Payakumbuh mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun
2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi beserta perubahannya pada Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Undang-undang No 21 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, salah satu
wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah adalah pengawasan tertib usaha, tertib
penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan Jasa Konstruksi sesuai dengan peraturan
perundang–undangan yang berlaku.

Dalam rangka pengelolaan pembangunan khususnya dibidang jasa konstruksi


cederung cepat berubah dan penuh kompleksitas, perlu dilakukan
pembinaan jasa konstruksi yang lebih optimal kepada seluruh
pelaksana kegiatan konstruksi di lingkungan Pemerintah Kota
Payakumbuh maupun kepada setiap badan usaha jasa konsruksi
yang ada di Kota Payakumbuh dalam bentuk menyamakan
persepsi dari semua pihak yang terlibat dengan menyediakan
standar atau pedoman dokumen pendukung pelaksanaan
konstruksi. Penyusunan Dokumen Buku Profil Jasa Konstruksi
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang merupakan salah
satu produk sistem data dan informasi yang diarahkan untuk
penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, tepat, dan
bermanfaat dalam rangka melaksanakan tugas Pemerintah dalam
menyediakan layanan informasi Jasa Konstruksi kepada pihak
yang membutuhkan.

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan Dokumen Buku Profil Jasa Konstruksi
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yaitu :
a. Mempermudah penyampaian data dan informasi kepada instansi, lembaga maupun
masyarakat luas yang membutuhkan terkait Jasa Konstruksi.
b. Untuk merangkum data dan informasi terkini dari Badan Usaha Jasa Konstruksi,
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi.
c. Dapat memberikan informasi mengenai kegiatan pembinaan Jasa Konstruksi di
Kota Payakumbuh

152
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Capaian dari kegiatan ini adalah tersedianya Buku Dokumen Buku Profil Jasa
Konstruksi Kota Payakumbuh sebagai sumber informasi bagi pengguna dan penyedia jasa
konstruksi.

Tabel 3. 121 Indikator Jumlah Dokumen Buku Profil Jasa Konstruksi yang Disusun
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1 1 20 1 1

Realisasi Meter 1 1 20 1 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 41 Rapat penyusunan buku profil jasa konstruksi tahun 2022

3.6.3 SUB SUBSTANSI PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI


Sub Substansi Pembinaan Jasa Konstruksi mempunyai fungsi:

1. Menyusun rencana kerja seksi sesuai dengan rencana kerja bidang;


2. Menyiapkan dan Menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksaaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan seksi;
3. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan segala
bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Melakukan pengembangan Sistem Informasi Pembinaan Jasa Konstruksi,
pengembangan Sumber Daya Manusia jasa konstruksi serta pemberian serta
peningkatan kemampuan teknologi;
5. Menyelenggarakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan di bidang jsa
konstruksi serta pemberian sertifikat kompetensi kerja;
6. Melakukan penyusunan aturan standar, norma dan kebijakan tentang jasa
konstruksi;
7. Menerbitkan Kartu Penanggung Jawab Teknis Badan Usaha dan menerbitkan
Rekomendasi Perizinan Usaha Jasa Konstruksi

153
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

8. Menyiapkan bahan untuk penyusunna profil pengembangan jasa konstruksi untuk


wilayah kota;
9. Menyelenggarakan kebijakan pembinaan jasa konstruksi sesuai peraturan
perundangan berlaku
10. Melakukan kegiataan pendataan proyek di wilayah koya yang berpotensi dilakukan
dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha
11. Melakukan fasilitasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja;
12. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di seksi
13. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
14. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
15. Mengkoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
16. Membagi tugas, memberi pentunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
17. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
18. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
19. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
20. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

3.6.3.1 JUMLAH KONSULTASI JASA KONSTRUKSI YANG DIBERIKAN


Atas dasar Peraturan Walikota Nomor 14 Tahun 2020 tentang Tata Kelola
Pekerjaan Konstruksi di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh dan Surat Edaran Walikota
Nomor 07/ED/WK/2021 tanggal 29 Januari 2021 Tentang Hal – hal yang perlu diperhatikan
untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh, Dinas
PUPR dalam hal ini Bidang Bina Konstruksi dan Perizinan Bangunan melakukan inovasi
dengan membuat Layanan Klinik Jasa Konstruksi. Yang mana tujuannya adalah untuk
memfasilitasi masyarakat atau OPD lain untuk konsultasi tentang teknis perencanan dan
pekerjaan konstruksi.

Sekretariat Klinik Jasa Konstruksi di kelola oleh Bidang Bina Konstruksi dan
Perizinan Bangunan, sedangkan tim narasumber berasala dari Tim Pembina Jasa Konstruksi
yang di bentuk berdasarkan SK Sekda yang mam timnya terdiri dari Dinas PUPR, UKPBJ dan
Bagian Hukum Setdako Kota payakumbuh. Tahapan Persiapan Pelaksanaan Klinik jasa
Konstruksi di mulai pada Bulan Desember 2020 dan efektif terbentuk pada uulan April 2021.
Layanan Klinik Jasa Kontruksi telah dimanfaatkan oleh OPD lain dan masyarakat yang mana
pada tahun 2021 layanan ini telah dilakukan sebanyak 15 kali atau sesuai target sebanyak 15
kali. Untuk tahun 2022 ditargetkan layanan ini dapat diberikan sebanyak 12 kali. Untuk
pencapaian target tersebut beberapa hal yang harus di tingkatkan di antaranya
menginformasikan secara luas kepada masyarakat tentang layanan ini agar dapat
dimanfaatkan secara optimal.

154
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 42 Konsultasi Jasa Konstruksi

Mulai tahun 2021, pelaksanaan bimbingan berupa Konsultasi Jasa Konstruksi


kepada OPD lain yang melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan membuka “KLINIK
KONSTRUKSI”. Yaitu konsultasi teknis tentang konstruksi yang difasilitasi oleh Dinas PUPR
Kota Payakumbuh sebagai pembina bidang konstruksi di Kota Payakumbuh. Kegiatan ini
ditargetkan dapat dilaksanakan sebanyak 36 kali, tergantung dari permintaan dari OPD lain.
Persiapan pelaksanaan Klinik Konstruksi ini sudah dimulai dari Desember 2019 seperti
persiapan SK tim pelaksanaan, surat edaran kepada OPD lain dan SOP dalam pelaksanaan
kegiatannya.

Tabel 3. 122 Indikator Jumlah Layanan Klinik Jasa Konstruksi Tahun 2017 – 2022
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah Konsultasi Kali 15 12


Jasa Konstruksi
yang Diberikan

Realisasi Kali 15 12

Capaian Kinerja 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.3.2 JUMLAH MONITORING DAN EVALUASI BADAN USAHA JASA


KONSTRUKSI
Monitoring dan Evaluasi badan usaha yang di laksanakan dalam kegiatan ini adalah
kepatuhan badan usaha dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan secara mutu, waktu dan
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) oleh pekerja di lapangan.
Pelaksanaan monitoring badan usaha pada tahun 2022 terlaksana sebanyak 24 kali dari
target sebanyak 25 kali. Sasaran monitoring dan evaluasi ini adalah badan usaha yang
sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi di lapangan yang di laksanakan oleh Dinas PUPR.
Manfaat pelaksanaan kegiatan ini untuk membina badan usaha agar patuh dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Selain itu membantu pengguna jasa dalam melakukan
pengawasan pekerjaan.

155
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 43 Pelaksanaan Monev Badan Usaha oleh Tim Pembina Jasa Konstruksi

Untuk tahun 2022 ini di targetkan monitoring ke lapangan dapat terlaksana


sebanyak 24 kali, dan dalam pelaksanaannya terlaksanan sebanyak 25 kali, sasaran yang di
capai tidak hanya badan usaha yang melaksanakan pekerjaan di Dinas PUPR, tetapi juga
badan usaha yang melaksanakan pekerjaan konstruksi di OPD lain yang memiliki pekerjaan
konstruksi. Anggota tim yang akan melakukan monitoring adalah Tim Pembina Jasa
Konstruksi.

Tabel 3. 123 Indikator Jumlah Monitoring dan Evaluasi Badan Usaha Jasa Konstruksi Tahun 2017 –
2022
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah Monitoring Kali 5 5 12 24


dan Evaluasi Badan
Usaha Jasa
Konstruksi

Realisasi Kali 6 6 15 25

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 125,00% 104,16%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.3.3 JUMLAH PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI


Pelaksanaan Uji sertifikasi dan pelatihan tenaga kerja konstruksi merupakan
pembinaan dari Dinas PUPR Kota Payakumbuh terhadap tenaga kerja konstruksi. Output yang
di harapkan semakin banyaknya tenaga kerja konstruksi seperti tukang, tenaga operator,
tenaga terampil konstruksi yang memiliki sertifikat keahlian yang di akui secara nasional.
Sehingga diharapkan dapat bersaing dengan tenaga kerja lain dan menjadi tuan rumah di
daerah sendiri dalam pemenuhan tenaga kerja konstruksi yang besertifikasi yang bekerja
dalam badan usaha konstruksi tertutama untuk pekerjaan – pekerjaan konstruksi yang ada di
Kota Payakumbuh. Uji sertifikasi tenaga terampil ini merupakan pelaksanaan dari sub
Kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Tenaga Terampil Konstruksi yang mana pada tahun 2022 di
targetkan sebanyak 100 orang tesertifikasi. Realisasi yang di capai sebanyak 192 orang.

156
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 44 Pelaksanaan Pembinaan Jasa konstruksi

Untuk tahun 2022 di targetkan dapat melakukan uji sertifikasi tenaga kerja
konstruksi sebanyak 100 orang atau sama dengan target tahun sebelumnya. Dengan
diadakannya secara rutin setiap tahun, di harapkan jumlah tukang yang tidak memilki
sertifikat keahlian semakin berkurang.

Tabel 3. 124 Indikator Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi yang Dibina (Disertifikasi)
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Orang 100 100 100

Realisasi Orang 120 97 192

Capaian Kinerja 120,00% 108,33% 105,14%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.6.3.4 JUMLAH PEMBINAAN BADAN USAHA KONSTRUKSI


Berdasarkan Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi dan perubahannya dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja, serta Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor
2 Tahun 2017. Salah satu tugas dari Dinas PUPR Kota Payakumbuh adalah pembinaan
kepada badan usaha. Pebinaan ini telah dilaksanakan pada tahun 2017 dan tahun 2018
dengan target 150 badan usaha, Realisasi yang di capai telah 100% yang telah terlaksana
semuanya. Untuk tahun 2019 sampai tahun 2020 belum dilaksanakan kembali karena
capaiannya sudah 100%. Dari data asosiasi yang ada di Kota Payakumbuh, jumlah badan
usaha konstruksi yang ada di Kota Payakumbuh sudah mencapai 205 perusahaan. Pembinaan
ini perlu dilaksanakan kembali terutama untuk badan usaha yang baru berdiri. Tujuan dari
pembinaan ini diantaranya agar badan usaha konstruksi yang ada di Kota Payakumbuh dapat
bersaing dalam pelaksanaan pekerjaan - pekerjaan konstruksi dengan pengembangan

157
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

sumber daya manusia, kemampuan teknologi informasi dan pengembangan kemampuan


metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang berkembang sangat cepat.

Pada tahun 2022 ini telah dilaksanakan pembinaan pada badan usaha sebanyak 55
badan usaha, atau 115% dari target kinerja sebanyak 48 badan usaha. Bentuk pembinaan
yang dilakukan di antaranya :
1. Melaksanakan Bimtek dan sosialisasi tentang aturan perundang – undangan
pengadaan barang jasa pemerintah dan aturanteknis lainnya tekait jasa konstruksi.
Bimtek ini telah dilaksanakan sebanyak 3 kali tentang pengawasan pekerjaan
konstruksi dan aturan pengadaan barang jasa pemerintah yang mana pesertanya
adalah Badan usaha yang ada di Kota Payakumbuh.
2. Monitoring badan usaha yang melaksanakan pekerjaan fisik di lapangan. Sasaran
yang di capai adalah pembinaan badan usaha tersebut dalam kepatuhannya
melaksanakan pekerjaan konstruksi secara mutu dan tepat waktu.

Pada tahun 2022 ini pelaksanaan Pembinaan kepada badan usaha tetap akan
dilakukan, dan direncanakan tidak hanya badan usaha yang melaksanakan pekerjaan di Dinas
PUPR tapi juga badan usaha yang melaksanakan pekerjaan di OPD lain. Selain itu sasaran
yang ingin di capai naiknya jumlah badan usaha yang bekinerja baik di Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 125 Indikator Jumlah Pembinaan Jasa Konstruksi pada Badan Usaha
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah Kali 150 150 24 48


Pembinaan Jasa
Konstruksi pada
Badan Usaha

Realisasi Unit 150 150 47 55

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 195,83% 114,58%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 45 Pembinaan Jasa Konstruksi pada Badan Usaha

Tabel 3. 126 Indikator Jumlah Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan Jasa Konstruksi yang
Dilaksanakan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah Kali 2 1 2 2
Sosialisasi
Peraturan
Perundang-

158
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


Undangan dan
Jasa Konstruksi
yang
Dilaksanakan

Realisasi Kali 3 1 3 3

Capaian Kinerja 150,00% 100,00% 150,00% 150,00%

3.6.4 SUB SUBSTANSI PERIZINAN BANGUNAN


Sub Substansi Perizinan Bangunan mempunyai fungsi:

1. Menyusun rencana kerja seksi sesuai dengan rencana kerja bidang;


2. Menyiapkan dan Menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksaaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan seksi;
3. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan segala
bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Menyelenggarakan pelaksanaan pemberian izin peruntukan penggunaan lahan;
5. Menyelenggarakan pelaskanaan pemberian izin bangunan, baik bangunna Gedung
maupun bangunan bukan Gedung;
6. Melaksanakan pemeriksanaan dokumen rencana teknis/ gambar rencana
bangunan dalam hal kesesusian dengan kesesuaian kegiatan pemanfaatan Ruang
dan persyaratn teknis lainnya untuk syarat penerbitan persetujuan bangunan
Gedung
7. Menysuun manual, norma, standar dan kriteria pemakaiaan bahan bangunan dan
standar harga bangunan Gedung negara;
8. Menyelenggarakan pelaksanaan pemberian rekomendasi untuk penerbitan
persetujuan bangunan Gedung
9. Melakukan pemancangan batas-batas bangunan di lapangan sesuai ketentuan
persetujuan bangunan Gedung
10. Melakukan Kerjasama dengan tim profesi ahli dan tim penilai teknis dalam menilai
dokumen rencana teknis bangunan untuk bangunann tertentu;
11. Menyelenggarakan pelaksanaan pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin
mendirikan bangunan;
12. Melaksananakan sosialisasi di bidang perizinan bangunan dan peruntukan lahan;
13. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di seksi
14. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
15. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
16. Mengkoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
17. Membagi tugas, memberi pentunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
18. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;

159
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

19. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
20. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
21. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

3.6.4.1 JUMLAH PERTIMBANGAN TEKNIS PERENCANAAN BANGUNAN


Pertimbangan teknis perencanaan bangunan, dalam hal ini berupa pengesahan
gambar rencana teknis pembangunan bangunan yang merupakan tugas dari Tim yang
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Payakumbuh yang terdiri dari orang yang
memiliki keahlian terkait bangunan antara lain dari perguruan tinggi, profesi ahli dan PNS
dilingkungan Dinas PUPR Kota Payakumbuh yang bertugas untuk melaksanakan penilaian
dokumen rencana teknis/ gambar rencana bangunan dalam hal kesesuaian dengan KKPR dan
persyaratan teknis lainnya untuk syarat penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
Dengan adanya penerbitan pertimbangan teknis ini diperoleh kepastian akan kelegalan dan
kelayakan administrasi dan teknis bangunan gedung yang akan didirikan.

Gambar 3. 46 Pertimbangan Teknis Perencanaan Bangunan

Pada tahun 2022, pertimbagan teknis terhadap dokumen perencanaan bangunan


gedung yang dikeluarkan adalah sebanyak 366 berkas. Kondisi tersebut lebih banyak dari
target yang direncanakan sebanyak 350 berkas. Hal tersebut membuktikan tingkat kesadaran
dan partisipasi masyarakat dalam pengurusan rekomendasi teknis terhadap dokumen
perencanaan teknis bangunan gedung yang merupakan salah satu persyaratan dalam
pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) sudah tinggi. Sehingga diharapkan dengan
telah dilaksanakan pemberian rekomendasi teknis terhadap dokumen perencanaan bangunan
gedung tersebut dapat menjadi acuan dan panduan bagi masyarakat untuk melaksanakan
pembangunan bangunan gedung yang sesuai dengan ketentuan, baik dalam pemanfaatan
ruang maupun bangunan gedung yang memenuhi persyaratan teknis.

Tabel 3. 127 Indikator Jumlah Pertimbangan Teknis Perencanaan Bangunan yang Dikeluarkan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Berkas 310 320 300 250 350 350

Realisasi Berkas 350 404 313 383 418 366

Capaian Kinerja 112,90% 126,25% 104,34% 153,20% 119,43% 104,57%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

160
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.6.4.2 JUMLAH REKOMENDASI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG (PBG)


Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) adalah sebuah produk hukum yang berisi
perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun
baru, mengubah, memperluas, mengurangi, merawat atau merobohkan bangunan sesuai
dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.

Gambar 3. 47 salah satu rekomendasi imb yang diberikan

Manfaat dari PBG antara lain:


1. Dengan memiliki PBG maka akan memudahkan dalam mendapatkan kepastian dan
juga adanya perlindungan hukum. Izin tersebut dilakukan agar bagunan tersebut
mendapatkan kepastian tidak mengganggu dan juga merugikan kepentingan orang
lain. Sehingga jika terjadi sesuatu negara akan memberikan perlindungan untuk
menjadikan rumah yang dibangun menjadi lebih aman.
2. Rumah yang memiliki izin akan mempunyai nilai jual yang lebih tunggi
3. PBG dapat dijadikan agunan untuk meminjam uang yang fungsinya sama dengan
sertifikat tanah, dan lain sebagainya.

Indikator dari Sub kegiatan ini ialah Jumlah Rekomendasi PBG yang diberikan
dengan target 600 berkas dan realisasi berkas yang diproses dan diberikan sebanyak 576
berkas.

Tabel 3. 128 Indikator Jumlah Rekomendasi IMB yang Diberikan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Berkas 550 600 600 500 781 600

Realisasi Berkas 575 674 550 576 888 576

Capaian Kinerja 104,55% 112,33% 91,67% 115,20% 113,70% 96%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

161
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 129 Data IMB/PBG yang diterbitkan per bulan:


NOMOR BULAN JML BERKAS SATUAN
IMB/PBG

1 JANUARI 37 BERKAS

2 FEBRUARI 23 BERKAS

3 MARET 113 BERKAS

4 APRIL 68 BERKAS

5 MEI 20 BERKAS

6 JUNI 30 BERKAS

7 JULI 22 BERKAS

8 AGUSTUS 60 BERKAS

9 SEPTEMBER 23 BERKAS

10 OKTOBER 42 BERKAS

11 NOVEMBER 60 BERKAS

12 DESEMBER 78 BERKAS

JUMLAH 576 BERKAS

162
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA BIDANG PENATAAN


RUANG

163
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7 BIDANG PENATAAN RUANG


Berdasarkan Perwako 48 Tahun 20221 menyatakan bahwa Penataan Ruang
mempunyai tugas “Merencanakan, Melaksanakan, Mengevaluasi dan Melaporkan Pelaksanaan
Tugas di Bidang Penataan Ruang” Kepala Bidang Penataan Ruang membawahi
1. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Perencanaan dan Pemanfaatan Tata
Ruang;
2. Kelompok Jabatan Fugsional Sub Subtansi Pengendalian dan Penertiban Tata
Ruang;
3. Seksi Pertanahan.

Dasar hukum dalam pelaksanaan pencapaian kinerja indikator Persentase


Kesesuaian Pemanfaatan Ruang mengacu kepada :
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
2. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
3. Perda No. 16 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung.
4. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh
Tahun 2010-2030
5. Perda No. 2 tahun 2018 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Payakumbuh
Tahun 2018-2038.
6. Perda No. 3 Tahun 2018 tentang Izin Mendirikan Bangunan.
7. Perda No. 5 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda No. 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030.
8. Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 21/2020 tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan.

3.7.1 KEPALA BIDANG BINA KONSTRUKSI DAN PERIZINAN


Kepala Bidang Penataan Ruang mempunyai fungsi:

1. Penyusunan Rencana dan Program Kerja Operasional Kegiatan Bidang Penataan


Ruang;
2. Penyelenggaraan Kegiatan Bidang Penataan Ruang;
3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Penataan Ruang;
4. Pelaporan Pelaksanaan Tugas Bidang Penataan Ruang;
5. Pelaksanaan Tugas Kedinasan sesuai dengan Bidang Tugas dan Fungsinya.

3.7.1.1 PERSENTASE KEPATUHAN PELAKU PEMBANGUNAN SESUAI RENCANA


TATA RUANG
Kegiatan pemanfaatan ruang diimplementasikan dalam bentuk kesesuaian antara
realisasi di lapangan dengan rencana tata ruang yang ditetapkan. Kesesuaian antara guna
lahan dengan rencana tata ruang menjadi indikator dalam menentukan tingkat deviasi atau

164
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

penyimpangan pemanfaatan ruang. Hal ini ditandai dengan semakin besarnya tingkat
kepatuhan pelaku pembangunan terhadap rencana tata ruang.

Tabel 3. 130 Indikator Persentase Kepatuhan Pelaku Pembangunan sesuai Rencana Tata Ruang
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 90,00 92,00 95,00 97,00 98,00 100,00

Jumlah Pelanggaran Kasus 301 405 366 339 410 300


yang Ditertibkan

Jumlah Pelanggaran Kasus 301 405 350 300 411 312


Keseluruhan

Realisasi Persentase 100,00 100,00 104,57 113,00 99,76 96,15

Capaian Kinerja 111,11% 108,70% 109,91% 116,49% 101,80% 104 %

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Indikator kinerja diperoleh dari penghitungan jumlah bangunan yang mempunyai


IMB dengan jumlah bangunan keseluruhan yang ada di Kota Payakumbuh. Kepatuhan pelaku
pembangunan ditandai dengan kepatuhan pemilik bangunan/masyarakat/badan usaha dalam
mengurus perizinan yang berlaku terutama untuk pendirian dan penambahan bangunan
gedung yang dimiliki, dalam hal ini disebut IMB/PBG. Berdasarkan data yang diperoleh pada
tahun 2022, jumlah bangunan yang mempunyai IMB adalah sebesar 13.775 unit dari total
jumlah seluruh bangunan 42.445 unit atau 32,45%. Bangunan yang mempunyai izin ini
didominasi oleh kegiatan rumah tinggal baik yang diurus oleh perorangan maupun
pengembang atau developer.

Dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, terjadi penurunan persentase


capaian indikator dikarenakan telah dilakukannya pekerjaan Pendataan Bangunan Gedung
untuk seluruh Kota Payakumbuh, sehingga diperoleh data bangunan yang lebih update dan
berbasis spasial dengan aplikasi SIG/GIS. Apabila dibandingkan parameter jumlah bangunan
ber IMB, terjadi peningkatan jumlah bangunan ber IMB pada tahun 2022 sebesar 1.093 unit
dibandingkan pada tahun 2021 yaitu sebesar 689 unit. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepatuhan pengurusan perizinan oleh pemilik bangunan pada tahun 2022 mencapai 98,1 %
atau terjadi peningkatan dari tahun 2021 yang hanya sebesar 97,8%.

Tabel 3. 131 Indikator Rasio Bangunan Ber-IMB


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 30,00 31,32 32,09 33,85 35,05 36,18

Jumlah Bangunan unit 10.413 11.085 11.619 11.993 12.682 13.775


ber-IMB

Jumlah Bangunan unit 34.602 33.829 34.429 35.196 35.900 42.445


Keseluruhan

Realisasi Persentase 30,90 32,77 33,75 34,07 35,33 32,45

Capaian Kinerja 100,03% 104,62% 105,17% 100,64% 100,79% 89,69%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

165
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.1.2 PERSENTASE KETERSEDIAAN DOKUMEN DAN REGULASI TATA RUANG


Dokumen rencana tata ruang yang baik akan menjadi cerminan dari kualitas
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di daerah. Perangkat dokumen
perencanaan mulai dari RTRW dan RDTR yang ditetapkan menjadi produk hukum daerah,
dituntut untuk mampu memberikan arahan dan pedoman dalam pembangunan secara spasial.
Indikator kinerja diperoleh dari penghitungan jumlah regulasi mengenai tata ruang yang
tersedia atau telah disusun dengan jumlah regulasi yang dibutuhkan sesuai dengan amaat
peraturan perundang-undangan. Seluruh dokumen perencanaan tata ruang yang mengatur
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang perlu ditetapkan dalam bentuk produk
hukum, sehingga dapat memberikan kepastian hukum terhadap pemanfaatan ruang di
daerah, baik berupa Peraturan Daerah maupun Peraturan Walikota.

Adapun regulasi yang diamanatkan harus disusun atau disediakan meliputi 9 (sembilan)
dokumen antara lain Perda RTRW dan perda Perubahan RTRW, Perda RDTR, Perwako RTRK
BWP I sampai BWP VI. Saat ini regulasi atau dokumen yang tersedia antara lain :
1. Perwako No. 78 Tahun 2019 tentang Rencana Teknik Ruang Kawasan BWP I.
2. Perwako No. 93 Tahun 2019 tentang Rencana Teknik Ruang Kawasan BWP VI.
3. Ranperwako tentang Rencana Teknik Ruang Kawasan BWP IV.
4. Ranperwako tentang Rencana Teknik Ruang Kawasan BWP V.
5. Ranperwako tentang Ketentuan Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang BWP II.
6. Ranperwako tentang Ketentuan Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang BWP III.

Berdasarkan data tersebut, saat ini telah tersedia 9 dokumen dan regulasi tentang
rencana tata ruang dari total kebutuhan 9 dokumen atau regulasi dengan capaian 100,00%
dari target 100%. Adapun 2 regulasi atau dokumen perencanaan yang disusun pada tahun
2022 meliputi Ranperwako tentang Ketentuan Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang 2022
BWP II dan BWP III, akan ditindaklanjuti dengan permintaan rekomendasi tinjauan naskah
produk hukum daerah dari Kanwil Kemenkumham Provinsi Sumatera Barat dan telah diajukan
dalam Propemperkada Tahun 2023.

Tabel 3. 132 Indikator Persentase Ketersediaan Dokumen dan Regulasi Tata Ruang
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 12,50 37,50 50,00 62,50 75,00 100,00

Jumlah Regulasi Dokumen 1 3 4 5 7 9


Tata Ruang yang
Tersedia

Jumlah Regulasi Dokumen 8 8 8 9 9 9


Tata Ruang yang
Dibutuhkan

Realisasi Persentase 12,50 37,50 50,00 55,56 77,78 100

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 88,89% 103,71% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

166
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.1.3 PERSENTASE KETERSEDIAAN DOKUMEN TEKNIS RUANG KAWASAN


Kebijakan otonomi daerah yang nyata, luas, dan bertanggungjawab, maka
penataan ruang menuntut kejelasan pendekatan dalam proses perencanaanya demi menjaga
keselarasan, keserasian, keseimbangan dan keterpaduan antar daerah, antara pusat dan
daerah, antar sektor, dan antar pemangku kepentingan. Perlu dilakukan penataan ruang yang
dapat mengharmonisasikan lingkungan alam dan lingkungan buatan, yang mempu
mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta
yang dapat memberikan perlindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. Kaidah penataan ruang ini
harus dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang.
Kebijakan dari urusan tata ruang yaitu berpedoman pada Rencana Tata Ruang, merupakan
dokumen yang berfungsi memberikan arahan pembangunan yang berimplikasi pada
keruangan, sehingga tercipta ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan bagi
kehidupan manusia.
Kota Payakumbuh telah memiliki dokumen Rencana Tata Ruang yang sudah ditetapkan
menjadi Peraturan Daerah yaitu Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Payakumbuh tahun 2010-2030 dan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh
Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Payakumbuh Tahun 2018-
2038. Saat ini belum banyak masyarakat yang memahami rencana tata ruang tersebut,
sehingga belum dapat mengambil peran untuk ikut mewujudkan implementasi rencana tata
ruang Kota Payakumbuh. Dalam UU No. 26 Tahun 2007, dijelaskan bahwa masyarakat harus
berperan dalam mewujudkan rencana tata ruang. Sehingga perlu dilakukan edukasi melalui
penyelenggaraan sosialisasi penataan ruang.

Tabel 3. 133 Jumlah BLAD Wilayah Perkotaan yang Disediakan

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.7.1.4 PERSENTASE PENERBITAN PENILAIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN


RUANG
KKPR atau Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah kesesuaian antara
rencana kegiatan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang, baik dengan RTRW
maupun dengan RDTR. Pelayanan penerbitan Penilaian KKPR dilakukan sebagai persyaratan
dasar dari pelaksanaan kegiatan berusaha dan non berusaha. Penilaian KKPR dijadikan dasar
oleh DPMPTSP untuk menerbitkan KKPR berusaha maupun non berusaha di daerah. Dalam
pelaksanaannya KKPR tahun 2021 dilakukan melalui proses manual sebelum OSS RBA
disiapkan oleh BKPM atau kementerian terkait. Permen ATR/BPN No. 13 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan KKPR dan SPPR mengamantkan bahwa Penerbitan KKPR mempunyai fungsi
sebagai dasar acuan seluruh kegiatan pemanfaatan ruang di daerah. Kota Payakumbuh

167
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

merupakan salah satu dari 148 kota (8,05%) yang telah mempunyai perda/perkada tentang
RDTR yang terintegrasi dengan OSS RBA sesuai dengan target Nasional sebesar 1.838 RDTR
se Indonesia.

Indikator kinerja pelayanan informasi rencana tata ruang diganti menjadi


pelayanan penerbitan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sesuai dengan
Permen ATR/BPN No. 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan KKPR dan SPPR terhitung efektif
mulai dari bulan Oktober – Desember 2021. Oleh karena itu, pelayanan KKPR dilakukan mulai
dari bulan Oktober 2021. Berdasarkan data, jumlah permohonan KKPR yang diajukan pada
tahun 2022 adalah 795 berkas, dengan jumlah KKPR yang diterbitkan dan sesuai adalah
sebesar 781 berkas rekomendasi yang dikirimkan ke DPMPTSP atau sebesar 98,24%,
selebihnya adalah penilaian yang ditolak atau dikembalikan karena berkas yang tidak lengkap
atau ada permasalahan terkait dengan batas tanah dan kesepakatan pemilik tanah, sehingga
capaian kinerja indikator adalah 100,58%.

Terjadi peningkatan jumlah KKPR yang diajukan dari tahun 2021 yang mencapai
lebih dari 2 kali lipat pada tahun 2022. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan regulasi
terkait dengan perizinan berusaha dan non berusaha dimana seluruh proses perizinan yang
mewajibkan dengan adanya pengurusan KKPR untuk memberikan informasi bahwa kegiatan
yang diajukan sesuai atau tidak dengan rencana tata ruang yang ditetapkan.

Tabel 3. 134 Indikator Persentase Gedung Pemerintahan Yang Memiliki SLF


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 80,00 97,67

Jumlah KKPR yang rekomendasi 263 781


sesuai

Jumlah KKPR yang rekomendasi 318 795


diproses

Realisasi Persentase 82,70 98,24

Capaian Kinerja 103,38% 100,58%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.7.1.5 PERSENTASE PETA RTR YANG DIUPDATE DAN DIINFORMASIKAN


Dalam perencanaan tata ruang, aspek pemetaan dan penyediaan basis data
merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan penyusunan dan operasionalisasi
rencana tata ruang dan pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang
sebagaimana diatur dalam PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Ketersediaan peta rencana tata ruang yang mutakhir sesuai dengan perkembangan
eksisting kota dapat memberikan gambaran dasar terhadap kinerja perkembangan dan
pembangunan kota sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap kesesuaian pemanfaatan
ruang dengan rencana yang telah ditetapkan. Selain itu, penyebarluasan infromasi rencana
tata ruang melalui berbagai media informasi, baik media cetak, elektronik maupun media
sosial merupakan salah satu upaya untuk memberikan akses informasi rencana tata ruang
yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan dunia usaha.

168
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Indikator kinerja diperoleh dari perbandingan antara jumlah peta yang diupdate
dan diiformasikan dengan jumlah peta rencana tata ruang. Jumlah peta yang diupdate dan
diinformasikan adalah 448 lembar rencana kota dengan jumlah peta rencana tata ruang
adalah 448 lembar atau telah terealisasi sebesar 100,00% dari target sebesar 100%. Jumlah
peta rencana tata ruang adalah peta rencana blad untuk seluruh BWP yang terdiri dari 6
Bagian Wilayah Pengembangan (BWP) dan yang telah diselesaian mencakup 6 BWP sebanyak
448 lembar peta blad skala 1:1.000.

Tabel 3. 135 Indikator Persentase Peta RTR yang Diupdate dan Diinformasikan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 90,00 100,00

Jumlah peta yang Dokumen 296 448


diupdate dan
diinformasikan

Jumlah peta Dokumen 328 448


rencana tata ruang

Realisasi Persentase 90,24 100,00

Capaian Kinerja 100,27% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 48 Peta BLAD RTRK BWP II

169
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.1.6 PERSENTASE PENERTIBAN PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG


Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, mekanisme
kegiatan penataan ruang meliputi penyusunan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang bertujuan untuk
memastikan terwujudnya tertib tata ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang (RTR),
sekaligus mendorong agar setiap orang menaati dan memanfaatkan ruang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang. Adapun perangkat pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan
melalui :
1. Penilaian pelaksanaan KKPR dan Pernyataan Mandiri Pelaku UMK.
2. Penilaian perwujudan Rencana Tata Ruang.
3. Pemberian insentif dan disinsentif.
4. Pengenaan sanksi administratif.
5. Penyelesaian Sengketa Penataan Ruang.

Indikator penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang merupakan bentuk


pengenaan sanksi administratif terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang atau kegiatan yang tidak mempunyai izin. Persentase penertiban
pelanggaran pemanfaatan ruang pada tahun 2022 adalah 100,00% dari target 100%
sehingga capaian kinerja adalah 100,00%. Terjadi peningkatan terhadap jumlah pelanggaran
yang ditangani pada tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun 2017 sampai dengan 2021.
Yaitu sebanyak 304 kasus yang seluruhnya ditangani berupa pemberian sanksi administratif
mulai dari Surat Peringatan I, II, III dan Penyegelan Bangunan. Jika dapat dilihat, terjadi
trend penurunan jumlah pelanggaran di Kota Payakumbuh dari tahun 2017-2022.

Hal ini dikarenakan kegiatan pemantauan atau monitoring pengawasan di


lapangan oleh petugas pengawasan tata ruang yang lebih terjadwal dan terstruktur dibanding
kan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga pelanggaran pemanfaatan ruang yang terjadi
di Kota Payakumbuh lebih terpantau dan dapat diidentifikasi segera, sehingga mengakibatkan
peningkatan jumlah pelanggaran pemanfaatan ruang yang ditemukan di lapangan. Yang
diperlukan ke depan untuk menurunkan angka jumlah pelanggaran pemanfaatan ruang
adalah pelaksanaan pembinaan terhadap kegiatan pemanfaatan yang melanggar aturan,
menetapkan perangkat aturan pengendalian pemanfaatan ruang, dan pengenaan sanksi
administratif yang lebih tegas dengan didukung oleh komitmen bersama seluruh stakeholder
pembangunan di Kota Payakumbuh.

Gambar 3. 49 Kegiatan Penyegelan Bangunan di Kota Payakumbuh Tahun 2022

170
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 136 Indikator Persentase Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 90,00 92,00 95,14 97,00 98,00 100,00

Jumlah Pelanggaran Dokumen 301 405 366 339 410 304


yang ditertibkan

Jumlah Pelanggaran Dokumen 301 405 350 300 411 304


yang terjadi

Realisasi Persentase 100,00 100,00 104,57 113,00 99,76 100,00

Capaian Kinerja 111,11% 108,70% 109,91% 116,49% 101,80% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.7.1.7 PERSENTASE KETERSEDIAAN DOKUMEN DAN REGULASI PENATAAN


BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Sesuai dengan Perda No. 2 Tahun 2018 tentang RDTR Kota Payakumbuh Tahun
2018-2038 bahwa kawasan sub BWP prioritas yang penanganannya diproritaskan oleh daerah
dilakukan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang ditetapkan
dengan Peraturan Walikota. RTBL merupakan dokumen panduan umum terkait rancang
bangunan dan lingkungan yang menyeluruh dan memiliki kepastian hukum di kawasan
terpilih berdasarkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan. Dokumen RTBL bermanfaat sebagai dokumen pengendali
pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dan agar
pembangunan pada kawasan prioritas tersebut dapat :
a. Memenuhi persyaratan tata bangunan dan lingkungan
b. Mengantisipasi kesalahan masyarakat dalam penataan bangunan
c. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan
ruang publik
d. Perwujudan perlindungan lingkungan.
e. Peningkatan vitalitas ekonomi dan lingkungan.

Sebagai kawasan baru yang berkembang dengan cepat, Kawasan Sungai Batang
Agam dan sekitarnya diperlukan arahan polapembangunan baru kawasan yang terintegrasi
dengan dengan konsep pelestarian dan penataan kota tepi air ( river front city) mengingat
fungsi kawasan sebagai kawasan resapan air dan pengendali banjir sekaligus memperkuat
citra kawasan sebagai pusat kegiatan wisata baru, perlindungan lingkungan hidup dan
ekonomi kreatif baru di Kota Payakumbuh. Indikator kinerja diperoleh dari perbandingan
jumlah regulasi penataan bangunan dan lingkungan yang tersedia dengan jumlah regulasi
penataan bangunan dan lingkungan yang dibutuhkan. Pelaksanaan penyusunan dokumen
RTBL telah dilakukan dari tahun 2020 sampai 2022 dengan total taget dokumen yang disusun
adalah 3 dokumen yaitu RTBL Kawasan Sungai Batang Agam segmen Jembatan Singa Harau
– Jembatan Surabaya dan RTBL Kawasan Sungai Batang Agam segmen Jembatan Surabaya –
Jembatan Ratapan Ibu dan Segmen Jembatan Ratapan Ibu - Talang Air Muaro. Dari target
yang ditetapkan, seluruhnya telah dipenuhi dengan capaian kinerja 100%. Seluruh dokumen
RTBL ini akan ditetapkan dalam bentuk Peraturan Walikota sebagai tindak lanjut dari
ranperda tentang Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Kota Payakumbuh pada tahun
2023 telah diajukan dalam Propemperkada Tahun 2023.

171
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 137 Indikator Persentase Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 33,33 66,67 100,00

Jumlah Regulasi Dokumen 1 2 3


penataan bangunan
dan lingkungan
yang Tersedia

Jumlah Regulasi Dokumen 3 3 3


penataan bangunan
dan lingkungan
yang Dibutuhkan

Realisasi Persentase 33,33 66,67 100,00

Capaian Kinerja 116,49% 101,80% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 50 Delineasi Kawasan RTBL Batang Agam

3.7.1.8 PERSENTASE TANAH SENGKETA, KONFLIK YANG DIFASILITASI


Mengutip laman ATR/BPN, terdapat delapan faktor pemicu konflik pertanahan.
Beberapa pemicu terjadinya konflik pertanahan yaitu penguasaan dan pemilikan tanah aset
BUMD/BUMN dan tanah di kawasan hutan, penetapan hak atas tanah, batas dan letak bidang
tanah, pengadaan tanah, tanah objek land reform, tuntutan ganti rugi tanah partikelir, tanah
ulayat atau masyarakat hukum adat dan pelaksanaan putusan pengadilan. Dengan rentan
timbulnya kasus sengketa tanah, pemerintah mengarahkan untuk menemukan penyelesaian
yang sistemik. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 21/2020 tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus
Pertanahan, kasus pertanahan dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu :

172
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

1. Sengketa Pertanahan, Merupakan perselisihan tanah antara orang perseorangan,


badan hukum, atau lembaga yang tidak berdampak luas.
2. Konflik pertanahan, yakni perselisihan tanah antara orang perseorangan, kelompok,
golongan, organisasi, badan hukum, atau lembaga yang mempunyai
kecenderungan atau sudah berdampak luas.
3. Perkara Pertanahan, Perkara ini adalah perselisihan tanah yang penanganan dan
penyelesaiannya melalui lembaga peradilan.

Sengketa dan konflik tanah juga masih digolongkan ke dalam 3 klasifikasi,


diantaranya :
1. kasus berat, yang melibatkan banyak pihak, mempunyai dimensi hukum yang
kompleks, dan/atau berpotensi menimbulkan gejolak sosial, ekonomi, politik dan
keamanan.
2. Kasus sedang, meliputi antar pihak yang dimensi hukum dan/atau administrasinya
cukup jelas yang jika ditetapkan penyelesaiannya melalui pendekatan hukum dan
administrasi tidak menimbulkan gejolak sosial, ekonomi, politik dan keamanan.
3. Kasus ringan, yakni pengaduan atau permohonan petunjuk yang sifatnya teknis
administratif dan penyelesaiannya cukup dengan surat petunjuk penyelesaian ke
pengadu atau pemohon.

Dalam hal ini, proses fasilitasi penyelesaian sengketa atau konflik pertanahan yang
dilakukan pada tahun 2022 oleh Dinas PUPR adalah sebanyak 5 persil tanah dari target 9
persil yang masuk. Adapun realisasi indikator program adalah sebesar 39,13% dan capaian
kinerja sebesar 179,99 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. 138 Indikator Persentase Tanah Sengketa, Konflik yang Difaslitasi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 21,43 21,74

Jumlah persil yang persil 4 9


difasilitasi

Jumlah seluruh persil 14 23


persil yang
bermasalah

Realisasi Persentase 28,57 39,13

Capaian Kinerja 125,00% 179,99%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.7.1.9 PERSENTASE SENGKETA TANAH GARAPAN YANG DIMEDIASI


Salah satu permasalahan konflik pertanahan yang akan difasilitasi di Kota
Payakumbuh adalah fasilitasi penyelesaian konflik pertanahan objek konsolidasi tanah yang
dilakukan pada tahun 1991/1992 di Kec. Payakumbuh Barat yang pelaksanaannya belum
tuntas dan meninggalkan permasalahan dari tahun ke tahun terutama terkait dengan
penguasaan dan pemanfaatan tanah yang menjadi objek konsolidasi tanah. Sehingga secara
sistematik dibutuhkan pemetaan permasalahan dan strategi penyelesaian konflik pertanahan
di Pemerintah Kota Payakumbuh dengan melibatkan unsur BPN, Kecamatan, Kelurahan,
Kepolisian dan Kejaksaaan. Adapun kegiatan ini memberikan manfaat terhadap kejelasan

173
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

kepemilikan dan penguasaan tanah serta menjamin keberlangsungan pembangunan


infrastruktur dan fasilitas umum pada kawasan ini yang menjadi tujuan utama dalam
pelaksanaan program konsolidasi tanah. Dasar hukum dalam pelaksanaan pencapaian kinerja
indikator Persentase Tanah Sengketa, Konflik yang difasilitasi mengacu Undang-Undang No. 5
tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, dan Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21/2020 tentang Penanganan dan
Penyelesaian Kasus Pertanahan.

Tabel 3. 139 Data Tanah Konsolidasi yang difasilitasi Tahun 2022

Sumber: Dinas PUPR, 2022

174
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 140 Data Tanah Konsolidasi yang difasilitasi Tahun 2022 (Lanjutan)

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tabel 3. 141 Daftar Kelurahan yang Difasilitasi


NOMOR Nama Kelurahan Jumlah Kasus Persentase
1 Kelurahan Payolansek 6 75,00%
2 Kelurahan Padang Tinggi Piliang 2 25,00%
3 Kelurahan Tanjung Gadang Sungai Pinago 0 0,00%

Total 8 100,00%

Tabel 3. 142 Indikator Persentase Sengekta Tanah Garapan yang Dimediasi


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 30,00% 50,00%

Realisasi Persentase 33,33 66,67%

Capaian Kinerja 125,00 125,00

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.7.1.10 PERSENTASE PENETAPAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN FASILITAS


UMUM
Dalam rangka untuk mencapai tujuan khususnya peningkatan ekosistem investasi,
dan percepatan Proyek Strategis Nasional, perlu mengubah beberapa ketentuan dalam
bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. Salah satu diantaranya adalah pengaturan
mengenai Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
Kepentingan Umum diselenggarakan melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan
dan penyerahan hasil.

Setiap instansi yang memerlukan tanah bagi pembangunan untuk Kepentingan


Umum membuat rencana Pengadaan Tanah yang didasarkan pada rencana tata ruang,
prioritas pembangunan yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah,
rencana strategis, rencana kerja peperintah/instansi yang memerlukan tanah. Rencana
Pengadaan Tanah disusun oleh instansi yang memerlukan Tanah dengan melibatkan

175
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan


dan instansi teknis terkait. Rencana tata ruang didasarkan atas rencana tata ruang wilayah
nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan, rencana tata
ruang strategis nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan rencana detail tata ruang. Pemberian keterangan kesesuaian
pemanfaatan ruang atau keterangan peruntukan lokasi tanah dalam rangka pelaksanaan
pengadaan tanah dimaksudkan bahwa kegiatan pengadaan tanah yang dilakukan oleh OPD
terkait yang memerlukan tanah untuk pembangunan kepentingan fasilitas umum telah sesuai
dengan rencana tata ruang, sehingga menjamin keberlanjutan dari rencana pembangunan
tersebut, mulai dari proses pengalihan hak atas tanah hingga proses pembangunan fisik
konstruksi di lapangan. Surat keterangan dimaksud ditetapkan oleh Perangkat Daerah yang
membidangi urusan penataan ruang di daerah.

Tabel 3. 143 Penetapan Tanah untuk Pembangunan Fasilitas Umum Tahun 2022

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Indikator kinerja ini diperoleh dari perbandingan antara luas tanah yang ditetapkan
untuk pembangunan fasilitas umum dengan luas tanah yang digunakan untuk pembangunan
fasilitas umum. Dari data yang diperoleh, luas tanah yang ditetapkan untuk pembangunan
fasilitas umum adalah seluas 6,6 Ha dari luas tanah yang digunakan untuk pembangunan
fasilitas umum sebesar 5 Ha. Masih terdapat 1,6 Ha lahan yang belum dibangun sesuai
dengan penetapan dimaksud. Hal ini dikarenakan rencana pembangunan fisik baru akan
dilaksanakan pada tahun 2024 mengingat ketersediaan anggaran belanja di daerah.
Akumulasi data luas tanah yang telah ditetapkan untuk pembangunan fasilitas umum dari
tahun 2021-2022 adalah sebesar 9.822 m2 dengan tambahan luas tanah sebesar 3.222 m2
sesuai dengan data tabel di atas. Untuk jelasnya, berikut ini capaian persentase indikator
kinerja dari tahun 2021-2022.

Tabel 3. 144 Indikator Persentase Penetapan Tanah Untuk Pembangunan Fasilitas Umum
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 10,00 13,20

Luas tanah yang m2 6.600 9.822


ditetapkan untuk
pembangunan
fasilitas umum

Luas tanah yang m2 50.000 50.000


digunakan untuk
pembangunan
fasilitas umum

Realisasi Persentase 13,20 19,47

Capaian Kinerja 132,00% 147,50%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

176
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.1.11 PERSENTASE SERTIFIKASI ASET TANAH DAN BANGUNAN PEMERINTAH


KOTA
Jumlah aset tanah dan bangunan gedung yang disertifikasi pada tahun 2022 yang
diproses ke BPN adalah 59 berkas tanah, 25 berkas diantaranya sudah terbit sertipikat hak
pakai oleh BPN Kota Payakumbuh. Dengan demikian jumlah sertipikat hak pakai yang terbit
secara keseluruhan hingga tahun 2022 adalah sebesar 184 Buah dari 945 jumlah aset tanah
dan bangunan keseluruhan atau 19,47%. Sehingga realisasi adalah sebesar 19,47%, dari
target 17,46%, sehingga capaian kinerja sebesar 111,51%.

Tabel 3. 145 Data Penerbitan Sertifikat tanah Pemko Tahun 2023

Tabel 3. 146 Indikator Persentase Sertifikasi Aset Tanah dan Bangunan Pemerintah Kota
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 11,53 12,06 14,29 15,34 16,40 17,46

Jumlah aset tanah persil 111 119 135 147 159 184
dan bangunan
gedung disertifikasi

Jumlah aset tanah persil 945 945 945 945 945 945
dan bangunan
keseluruhan

Realisasi Persentase 11,75 12,59 14,29 15,56 16,83 19,47

177
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Capaian Kinerja 101,90% 104,39% 100,00% 101,43% 102,62% 111,51%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 51 Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Payakumbuh

3.7.2 KEPALA SEKSI PERTANAHAN


Dasar Hukum:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah sebagaimana telah dicabut dengan Peraturan
Pemerintah No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran
Tanah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas PP Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Seksi Pertanahan mempunyai fungsi:


1. Menyusun rencana kerja seksi sesuai dengan rencana kerja bidang;
2. Menyiapkan dan Menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksaaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan seksi;
3. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan segala
bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Menginventarisisr data-data pertanahan serta permasalahan yang berhubungan
dengan seksi pertanahan serta menyiapkan bahan sebagai Langkah-langkah
pemecahan masalah;
5. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelesaiaan konflik-konflik pertanahan;

178
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

6. Melaksanakan penataan penguasaan, pemilikan penggunaan dan pemanfaatan


tanah sebagai dasar pengambilan kebijakan bidang pertanahan;
7. Menyusun neraca penatagunaan tanah sebagai masukan bagi penyempurnaan
rencana tata ruang kota;
8. Melaksanakan sistem informasi pertanahan dalam bentuk database pertanahan;
9. Melaksanakan inventarisasi, pemanfaatan dan penyelesaiaan tanah kosong;
10. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di seksi
11. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
12. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
13. Mengkoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
14. Membagi tugas, memberi pentunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
15. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
16. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
17. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
18. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.7.2.1 JUMLAH SERTIFIKASI ASET TANAH PEMKO YANG DILAKSANAKAN


Sehubungan dengan masih banyaknya tanah aset pemko payakumbuh yang belum
bersertipikat hak pakai maka perlu dilakukan percepatan proses sertipikasi terhadap tanah
aset pemko payakumbuh, Kegiatan sertipikasi ini merupakan salah satu upaya dalam
pengamanan aset tanah pemko dalam bentuk sertipikat hak pakai. Untuk menyikapi
banyaknya tanah aset Pemko yang belum bersertipikat maka saat ini dilakukan percepatan
proses sertipikasi dengan adanya Program Penatagunaan Tanah melalui kegiatan sertipikasi
tanah Aset yang telah dimiliki oleh Pemerintah Kota Payakumbuh, diharapkan terjadinya
peningkatan pelaksanaan penatagunaan tanah dan teridentifikasinya tanah-tanah yang
menjadi Aset Pemerintah Kota Payakumbuh yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai
alat pengambilan keputusan di bidang pertanahan.

Tabel 3. 147 Indikator Jumlah Sertifikasi Aset Tanah Pemko yang Dilaksanakan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persil 7 3 15 10 10 20


Realisasi Persil 9 8 16 12 12 25
Capaian Kinerja 128,57% 266,67% 106,67% 120,00% 120,00% 125,00%
Sumber: Dinas PUPR, 2022

Adapun manfaat dari Sertifikasi Aset Tanah Pemko yang Dilaksanakan adalah :
1. Adanya kepastian hukum terhadap status tanaha aset pemko payakumbuh dalam
bentuk sertipikat hak pakai.

179
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

2. Meningkatnya pelaksanaan penatagunaan tanah yang digunakan untuk


pembangunan di Kota Payakumbuh.

Indikator Jumlah Sertifikasi Aset Tanah Pemko yang Dilaksanakan merupakan


jumlah target sertipikasi tanah aset dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022, peningkatan
jumlah Sertifikasi Aset Tanah Pemko yang Dilaksanakan ini sangat dipengaruhi oleh
banyaknya berkas sertipikasi tanah aset yang disiapkan oleh OPD pengguna barang. Semakin
banyak berkas tanah aset yang lengkap untuk diajukan ke BPN maka semakin cepat proses
penyelesaian sertipikasi dari semua tanah aset pemko yang sudah tercatat pada KIB A yang
ada di OPD masing-masing. Capaian dari pelaksanaan sertipikasi tanah aset pemko yang
difasilitasi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dari tahun 2017 sampai dengan
tahun 2022 rata-rata diatas 100 % dari target yang ditetapkan dalam DPA kegiatan setiap
tahunnya.

Gambar 3. 52 Pemberkasan Alas Hak dan Sertipikat Tanah Aset Pemko

3.7.2.2 JUMLAH TANAH ASET PEMKO YANG MEMILIKI DOKUMEN HIBAH/


PENYERAHAN
Merupakan semua tanah aset yang sudah dikuasai pemko payakumbuh secara
yuridis atau sudah memiliki kekuatan hukum dalam bentuk sertipikat hak pakai yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan ATR/BPN. Berdasarkan data dari Bidang Aset BKD Kota
Payakumbuh bahwa jumlah keseluruhan tanah aset tercatat sebanyak 1.358 bidang tanah,
sedangkan jumlah tanah aset yang sudah bersertifikat sampai akhir tahun 2022 adalah
sebanyak 233 sertifikat, artinya sampai akhir tahun 2022 tanah aset yang bersertifikat adalah
17,16%. Untuk meningkatkan jumlah tanah aset yang bersertipikat sangat diharapkan kerja
sama pihak terkait baik BPN selaku instansi yang menerbitkan sertipikat maupun OPD terkait
di Pemko Payakumbuh yang memiliki tanah aset untuk segera menyiapkan berkas secara
bersama sehingga Dinas PUPR dapat memfasilitasi proses sertipikat hak apakai tanah aset ke
Kantor Pertanahan Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 148 Indikator Jumlah Sertifikasi Aset Tanah Pemko yang Dilaksanakan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persil 111 119 134 144 155 175


Realisasi Persil 111 119 135 147 168 184

180
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Capaian Kinerja 128,57% 100,00% 100,00% 100,75% 108,33% 105,14%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Indikator Jumlah Tanah Aset Pemko yang Memiliki Dokumen Hibah/ Penyerahan
merupakan jumlah semua tanah aset Pemko yang telah memiliki sertifikat hak pakai, tanah
aset pemko yang dimaksud adalah semua tanah aset yang tercatat pada KIB A seluruh OPD
yang ada di Kota Payakumbuh, peningkatan Jumlah Tanah Aset Pemko yang Memiliki
Dokumen Hibah/ Penyerahan ini sangat dipengaruhi oleh banyaknya berkas sertipikasi tanah
aset yang disiapkan oleh OPD pengguna barang. Capaian Jumlah Tanah Aset Pemko yang
Memiliki Dokumen Hibah/ Penyerahan sampai dengan akhir tahun 2022 adalah sebanyak 233
buah sertifikat hak pakai.

Gambar 3. 53 Dokumentasi Pengukuran Bidang Tanah Aset Pemko untuk proses sertipikat di BPN

3.7.2.3 JUMLAH SENGKETA, KONFLIK DAN PERKARA PERTANAHAN YANG


DIFASILITASI
Merupakan jumlah masalah pertanahan yang diinventarisasi pada lokasi Program
KTP pada tahun 1991/1992 di 3 (tiga) Kelurahan antara lain : Kelurahan Payolansek, Keluran
Tanjuang Gadang, Kelurahan Padang Tinggi Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh,
yang sampai saat ini belum terselesaikan secara keseluruhan. Persoalan ini bermula ketika
program KTP yang dilakukan oleh BPN tidak berlanjut pada tahun berikutnya dan sebagian
tanah masyarakat yang prosesnya belum sampai penerbitan sertipikat melakukan aksi
kembali ke tanah awal yang sebelumnya sudah disepakati pengurangan luas tanah 20% dari
luas tanah awal, sehingga penataan bentuk tanah dan luas tanah pada program KTP tersebut

181
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

menjadi tidak terkendali karena masyarakat yang awalnya setuju dengan program tersebut
akhirnya berubah fikiran dan menguasai kembali tanahnya sesuai kondisi awal, hal ini terjadi
disebabkan program konsolidasi tersebut terhenti begitu saja dan tidak ada kejelasan.

Tabel 3. 149 Indikator Jumlah Sengketa, Konflik Dan Perkara Pertanahan Yang Difasilitasi
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Kali 4 2

Realisasi Kali 4 10

Capaian Kinerja 100,00% 500,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Adapun manfaat dari Jumlah Sengketa, Konflik Dan Perkara Pertanahan Yang
Difasilitasi antara lain :
1. Terinventarisasinya persil tanah pada lokasi tanah KTP yang ditetapkan sebagai
objek.
2. Terinventarisasinya persoalan dan alternatif pemecahan masalah yang ada pada
lokasi tanah KTP.
3. Terlaksananya pemuktahiran data dan informasi Penataan Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah pada lokasi tanah KTP.

Gambar 3. 54 Dokumentasi rapat-rapat fasilitasi masalah tanah KTP

182
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Indikator Jumlah Sengketa, Konflik Dan Perkara Pertanahan Yang Difasilitasi


merupakan jumlah bidang / persil tanah yang diinventarisasi berdasarkan jumlah berkas
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) yang diajukan oleh pemohon pada lokasi
tanah KTP tahun 1991/1992 yang difasilitasi oleh Dinas PUPR ke Kantor Pertanahan untuk
dilakukan pembahasan penyelesaian terkait bentuk bidang tanah pemohon yang mengacu
pada peta rencana awal konsolisdasi. Adapun jumlah bidang/persil tanah yang diinventarisasi
pada kegiatan tahun 2022 adalah sebanyak 10 persil tanah yang berada di kelurahan
Payolansek sebanyak 6 persil, Kelurahan Padangtinggi Piliang sebanyak 2 persil dan di
Kelurahan Talang sebanyak 1 persil. Capaian Jumlah Sengketa, Konflik Dan Perkara
Pertanahan Yang Difasilitasi sampai dengan akhir tahun 2022 adalah merupakan jumlah
inventarisasi tanah KTP sebanyak 10 persil tanah.

3.7.2.4 JUMLAH PEMANTAUAN DAN EVALUASI TERHADAP IZIN LOKASI YANG


DIBERIKAN
Izin Lokasi merupakan izin yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memperoleh tanah
yang diperlukan untuk usaha dan/atau kegiatannya dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan
untuk menggunakan tanah tersebut untuk keperluan usaha dan/atau kegiatannya. Adapun pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi terhadap izin lokasi yang sudah diterbitkan oleh pemerintah daerah dilaksanakan
merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Tabel 3. 150 Indikator Jumlah Pemantauan Dan Evaluasi Terhadap Izin Lokasi Yang Diberikan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Kali 1,00

Realisasi Kali 2,00


Capaian Kinerja 200,00%
Sumber: Dinas PUPR, 2022

Adapun manfaat dari Jumlah Pemantauan Dan Evaluasi Terhadap Izin Lokasi Yang
Diberikan adalah :
1. Dapat memastikan bahwa izin lokasi yang sudah diterbitkan dalam praktek di
lapangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah tertuang dalam
dokumen izin lokasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah.
2. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dalam melakukan kegiatan sesuai dengan
izin lokasi yang sudah diterbitkan.

Indikator Jumlah Pemantauan Dan Evaluasi Terhadap Izin Lokasi Yang Diberikan
merupakan jumlah monev yang dilakukan pada tahun 2021 terhadap izin lokasi yang sudah
ada, adapun monev tersebut dilakukan pada 2 buah izin lokasi antara lain PT. PLN PERSERO
(Gardu Induk) di Kelurahan Kapalo Koto Ampangan Kecamatan Payakumbuh Selatan dan PT.
JRAS NOFAREN (Perumahan Villa Tanman Barum Indah) di Kelurahan Tiakar Kecamatan
Payakumbuh Timur. Capaian dari pelaksanaan Pemantauan Dan Evaluasi Terhadap Izin
Lokasi Yang Diberikan pada tahun 2021 yang ditargetkan pada 1 lokasi namun dalam
pelasanaannya dapat direalisasikan sebanyak 2 lokasi dan 1 laporan. Untuk tahun 2022,
tidak dilaksanakan karena adanya perubahan regulasi yang mengatur izin lokasi dengan
terbitnya PerpUU No. 2 tahun 2022 pengganti UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

183
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.3 SUB SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PEMANFAATAN TATA


RUANG
Sub Substansi Perencanaan dan Pemanfaatan Tata Ruang mempunyai fungsi:

1. Menyusun rencana kerja seksi sesuai dengan rencana kerja bidang;


2. Menyiapkan dan Menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksaaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan seksi;
3. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan segala
bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Menghimpun dan melakukan analisis data dan peta eksisting pemanfaatan ruang,
land use bedasarkan hasil survey di lapangan;
5. Melaksanakan survey, pemetaan kondisi eksisting geometris land use dan
pendataan konisi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan,
dalam tinjaun ekonomi, social budaya dan lingkungan hidup;
6. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dalam pelaksanaan pemberian izin lokasi
pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana kota;
7. Melaksanakan dan menerbitkan konfirmasi kegiatan pemanfaatan ruang
8. Melaksanakan penyusunan rencana umum dan rencana rinci tata ruang kota;
9. Menyusun bahan peraturan zonasi ( zoning map dan zoing teks) sebagai pejabaran
dari rencana detail tata ruang kota;
10. Menyiapakan bahan legalisasi untuk produk rencana tata ruang;
11. Melaksanakan fasilitasi peningkatan peran serta maysarakat dalam perencanaan
tata ruang;
12. Melaksanakan koordinasi penataan ruang antar perangkat daerah dan antar
tingkat pemerintah;
13. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang kota lintas
kabupaten/ kota;
14. Menyusun perencanaan kebutuhan lahan untuk kepentingan pembangunan sarana,
prasarana, utilitas bedasarkan prioritas pembangunan dan jangka waktu
pembangunan daerah, dan perencanaan kebutuhan lahan untuk menampung
kegiatan investasi sesuai yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah;
15. Melaksanakan peninjauan Kembali dan revisi rencana tata ruang wilayah;
16. Menyusun dan melaskanakan sistem informasi penataan ruang bedasarkan
rencana tata ruang kota;
17. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di seksi
18. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
19. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
20. Mengkoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
21. Membagi tugas, memberi pentunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
22. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;

184
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

23. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
24. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
25. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.7.3.1 JUMLAH MEDIA INFORMASI YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SARANA


SOSIALISASI
Dalam UU No. 26 Tahun 2007 yang telah diubah dengan UU No. 6 Tahun 2023,
dijelaskan bahwa masyarakat harus berperan dalam mewujudkan rencana tata ruang. Untuk
itu perlu dilakukan edukasi untuk menyampaikan aturan terkait penataan ruang melalui
penyelenggaraan sosialisasi penataan ruang. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam media sosialisasi yang dinilai berdampak besar dalam
memberikan pemahaman kepada stakeholders yang akan menggunakan aturan Rencana tata
Ruang. Media informasi dimaksud dapat berupa media elektronik maupun non elektronik.

Manfaat yang diharapkan indikator Jumlah Media Informasi yang digunakan sebagai
sarana sosialisasi ini adalah meningkatnya pemahaman masyarakat tentang aturan Penataan
Ruang sehingga masyarakat dapat mengambil peran untuk ikut mewujudkan implementasi
rencana tata ruang Kota Payakumbuh melalui media sosilaisasi yang mudah dipahami. Media
informasi yang digunakan dalam indikator ini adalah dalam bentuk paket pekerjaan
pembuatan plang informasi dan himbauan, penayangan film animasi peraturan penataan
ruang di media Televisi lokal, informasi melalui media radio lokal dalam hal ini Radio
Safasindo Kota Payakumbuh dan media sosialisasi tatap muka secara langsung dengan
mengundang lurah, tokoh masyarakat, dan pengembang se Kota Payakumbuh serta media
leaflet

Tabel 3. 151 Indikator Jumlah Media Informasi Yang Digunakan Sebagai Sarana Sosialisasi
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Kali 3 3

Realisasi Kali 4 4

Capaian Kinerja 133,33% 133,33%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dari data diatas dapat disampaikan bahwa indikator Jumlah Media Informasi yang
digunakan sebagai sarana sosialisasi telah tercapai dengan melakukan sosialisasi melalui 4
media yaitu:
1. Pembuatan plang informasi Penyelenggaraan Penataan Ruang
2. Penayangan Film Animasi Penataan Ruang pada media Televisi lokal
3. Iklan di Radio
4. Sosialisasi langsung secara tatap muka
5. Sosialisasi melalui Leaflet.
6. Penyebaran informasi dan data melalui cetak peta yang diberikan ke seluruh
kelurahan.

185
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 55 (Kiri atas) Penayangan Video Animasi, (kanan atas) Sosialisasi di Radio Salfasindo, (Kiri
bawah) Pembuatan Plang Informasi, (kanan tengah) Sosialisasi Tatap muka, (kanan bawah) Leaflet

3.7.3.2 JUMLAH ATURAN DAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG YANG


DISAMPAIKAN
Kota Payakumbuh telah memiliki dokumen Rencana Tata Ruang yang sudah
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah yaitu Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh tahun 2010-2030 dan Peraturan Daerah Kota
Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Payakumbuh
Tahun 2018-2038. Selain itu pada tahun 2021 ini telah terbit PP No. 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang. Saat ini belum banyak masyarakat yang memahami
rencana tata ruang tersebut, sehingga belum dapat mengambil peran untuk ikut mewujudkan
implementasi rencana tata ruang Kota Payakumbuh. Dalam UU No. 26 Tahun 2007,
dijelaskan bahwa masyarakat harus berperan dalam mewujudkan rencana tata ruang.
Sehingga perlu dilakukan edukasi untuk menyampaikan aturan terkait penataan ruang melalui
penyelenggaraan sosialisasi penataan ruang.

Manfaat yang diharapkan indikator Jumlah Aturan dan Kebijakan Penataan Ruang
yang Disampaikan ini adalah meningkatnya pemahaman masyarakat akan Rencana Tata
Ruang sehingga tersampaikannya informasi kepada masyarakat tentang aturan Penataan
Ruang dan masyarakat dapat mengambil peran untuk ikut mewujudkan implementasi
rencana tata ruang Kota Payakumbuh sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 dan akan
meminimalisir pelanggaran oleh masyarakat terhadap aturan ketataruangan yang berlaku.

Aturan dan kebijakan yang disampaikan dalam indikator ini adalah Peraturan
Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh tahun 2010-
2030 dan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana Detail
Tata Ruang Kota Payakumbuh Tahun 2018-2038. Seiring dengan ditetapkannya UU No. 11
tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang telah diikuti dengan penetapan PP No. 21 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang juga harus dilakukan penginformasian kepada
masyarakat untuk memberikan pemahaman terhadap perubahan aturan yang berlaku. Pada
tahun ini khusus membahas tentang Peraturan Menteri ATR/ BPN No. 13 Tahun 2021 tentang
Pedoman KKPR dan SPPR untuk mendukung kemudahan perizinan sebagai amanat UU Cipta
Kerja. Penyampaian informasi ini dikemas dalam bentuk sosialisasi yang dlakukan melalui
beberapa media sosialisasi.

186
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 152 Indikator Jumlah Media Informasi Yang Digunakan Sebagai Sarana Sosialisasi
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja aturan 3 3

Realisasi aturan 3 3

Capaian Kinerja 100% 100%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 56 Materi Sosialisasi Rencana Tata Ruang Kota Payakumbuh (kiri) Materi aturan Hukum
yang disampaikan (kanan)

3.7.3.3 JUMLAH ATURAN HUKUM YANG MENGATUR PERENCANAAN TATA


RUANG
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan ketersediaan rencana tata ruang serta
mewujudkan pemanfaatan ruang yang tertib dan terkendali, Kota Payakumbuh terus
berupaya dalam memenuhi regulasi sampai ke rencana rinci.
Untuk Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK), pada BWP I
dan BWP VI telah dilakukan penyusunan dan pengkajian
dokumen Rencana Rinci Tata Ruang. Dokumen Penataan
Ruang tersebut sudah ditetapkan menjadi Peraturan Walikota
Payakumbuh yaitu Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 76
Tahun 2019 tentang Rencana Teknik Ruang Kawasan Bagian
Wilayah Perkotaan I Kota Payakumbuh dan Peraturan Walikota
Payakumbuh Nomor 93 Tahun 2019 tentang Rencana Teknik
Ruang Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan VI Kota
Payakumbuh. Kota Payakumbuh juga telah memiliki Peraturan
Daerah Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Rencana Detail Tata Ruang Kota Payakumbuh Tahun 2018-
2038 sebagai acuan dari Penyusunan Regulasi Rencana Rinci
Penataan Ruang semua BWP dikota Payakumbuh. Untuk
melengkapi regulasi terkait RTRK pada seluruh BWP Kota
Payakumbuh maka Tahun 2021 dilakukan penyusunan regulasi RTRK untuk BWP IV dan BWP
V hingga menjadi aturan hukum yang mengatur perencanaan tata ruang dan 2022 ini
dilakukan penyusunan regulasi RTRK untuk BWP II dan III.

Manfaat yang diharapkan untuk indikator Jumlah Aturan Hukum Yang Mengatur
Perencanaan Tata Ruang ini adalah Dokumen Penataan Ruang yang telah disusun memiliki
kekuatan hukum sehingga dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam Kegiatan Pemanfaatan

187
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Ruang (penerbitan KKPR/Perizinan Bangunan) dan Pengendalian dan Pengawasan Tata


Ruang.

Aturan Hukum Yang Mengatur Perencanaan Tata Ruang dalam indikator ini adalah
Tersusunnya Rancangan Peraturan Walikota Payakumbuh dari Dokumen Rencana Teknis
Ruang Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan IV dan Bagian Wilayah Perkotaan V dengan target
indikator pada tahun 2021 sebanyak 2 regulasi.

Tabel 3. 153 Indikator Jumlah Aturan Hukum Yang Mengatur Perencanaan Tata Ruang
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Dokumen 2 3 1 2 2 2

Realisasi Dokumen 2 3 1 2 2 2

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dari data diatas dapat disampaikan bahwa dilakukan Aturan Hukum Yang
Mengatur Perencanaan Tata Ruang ditahun 2022 meliputi:
1. Draft Rancangan Peraturan Walikota Payakumbuh tentang Rencana Teknik Ruang
Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan II Kota Payakumbuh
2. Draft Rancangan Peraturan Walikota Payakumbuh tentang Rencana Teknik Ruang
Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan III Kota Payakumbuh

3.7.3.4 JUMLAH BLAD RTRK YANG DIMUTAKHIRKAN


Kota Payakumbuh telah memiliki Peta Blad RTRK sejak tahun 1993 namun akibat
adanya dinamika pembangunan yang terjadi dalam rentang waktu dari tahun 1993-2017
maka dibutuhkan pemutakhiran peta blad dimaksud untuk mengakomodir rencana tata ruang
yang secara hirarkis telah mengalami perubahan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Payakumbuh
Tahun 2018-2038, Kota Payakumbuh terdiri dari 6 (enam) Bagian Wilayah Perkotaan (BWP).
Pada Tahun 2018 telah dimulai pemutahiran bald RTRK BWP I dan Pada Tahun 2019 telah
dimulai pemutahiran bald RTRK BWP VI. Pada Tahun 2021 dilakukan pemutakhiran Blad
RTRK BWP IV dan BWP V dan tahun 2022 dilakukan pemutakhiran Blad RTRK BWP II dan
BWP III. Blad RTRK yang memiliki Skala 1:1.000 memuat berbagai informasi meliputi Pola
Ruang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Informasi Rencana Jalan, Geometrik Jalan,
Jaringan Drainase, Garis Sempadan dan informasi lain dalam skala 1:1000.

Manfaat yang diharapkan indikator Jumlah Blad RTRK Yang Dimutakhirkan ini
adalah terlaksananya pemutakhiran Peta Blad Rencana Teknis Ruang Kawasan BWP II dan
BWP III yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam penerbitan KKPR dan Pemberian
Informasi Kesesuaian Rencana Tata Ruang. Indikator Blad RTRK Yang Dimutakhirkan adalah
Jumlah Peta Blad yang dimutakhirkan sebanyak 152 Blad yang terdiri dari Rencana Teknis
Ruang Kawasan Bagian Wilayah Perkotaan II di Kecamatan Payakumbuh Timur dan
Kecamatan Payakumbuh Selatan dan Bagian Wilayah Perkotaan III Kecamatan Payakumbuh
Timur, yang nantinya akan dilakukan penyusunan regulasi menjadi Peraturan Walikota
Payakumbuh.

188
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 154 Indikator Jumlah Aturan Hukum Yang Mengatur Perencanaan Tata Ruang
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Blad 41 87 149 152

Realisasi Blad 60 87 149 152

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dari data diatas dapat disampaikan bahwa Pemutakhiran Blad RTRK ditahun 2022
meliputi:
1. Pemutakhiran Peta Blad Rencana Teknik Ruang Kawasan Bagian Wilayah
Perkotaan II Kota Payakumbuh sebanyak 81 Blad.
2. Pemutakhiran Peta Blad Rencana Teknik Ruang Kawasan Bagian Wilayah
Perkotaan III Kota Payakumbuh sebanyak 71 blad.

Gambar 3. 57 Peta Indeks RTRK BP II

189
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 58 Pembagian Blad Rencana Teknik Ruang Kawasan Pada BWP III

3.7.3.5 JUMLAH ADVICE PLANNING/ PENILAIAN KKPR YANG DIBERIKAN


Penerbitan Keterangan Rencana Kota/ Advice Planning ((KRK/AP) diterbitkan guna
mengetahui peruntukan lahan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang di Kota Payakumbuh.
Penerbitan ini menjadi acuan bagi persyaratan perizinan lainnya seperti Perizinan Bangunan,
Perizinan Lingkungan, dan Pengurusan Sertifikasi Tanah. Pada bulan Juli 2021 sesuai
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang yang
diturunkan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang, secara langsung
mengatur adanya penerbitan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sebagai ganti
dari penerbitan Advice Planning atau Surat Keterangan Rencana Kota yang merupakan syarat
untuk memperoleh Izin Usaha dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) sebagai pengganti
dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Dengan demikian sejak tanggal 27 Agustus 2021
Pemerintah Kota Payakumbuh mengganti layanan KRK/AP dengan layanan KKPR.

Manfaat yang diharapkan indikator Jumlah Advice Planning/Penilaian KKPR Yang


Diberikan ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam pengurusan perizinan bangunan
atau Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat
mengetahui peruntukan lahan yang dimilikinya sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang ada.
Dengan mengetahui fungsi peruntukannya, masyarakat dapat mengetahui rencana
peruntukan lahan yang dimilikinya sehingga pemanfaatan ruang dapat terlaksana sesuai
dengan dokumen perencanaan tata ruang yang telah menjadi konsensi bersama. KKPR yang
sesuai dengan rencana tata ruang yang dimiliki akan bermanfaat dalam mengurangi
penyimpangan terhadap pemanfaatan ruang sejak awal. Selain itu KKPR juga menjadi

190
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

persyaratan awal dalam perizinan berusaha. Jumlah Advice Planning/Penilaian KKPR Yang
diberikan memiliki indikator yaitu pelaksanaan penilaian KKPR yang sesuai dengan Rencana
Tata Ruang dan Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang dilakukan di Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 155 Indikator Jumlah Advice Planning/Penilaian KKPR Yang diberikan Tahun 2022
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Berkas 450 450 450 450 534 480


Realisasi Berkas 445 487 464 538 748 799

Capaian Kinerja 98,89% 108,22% 103,11% 119,56% 140,07% 166,45%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dari data diatas dapat disampaikan bahwa penilaian KKPR ditahun 2022 meliputi
proses pengolahan KKPR yang dilakukan dan diberikan penilaian dalam 1 tahun ditargetkan
sebanyak 480 berkas dan terealisasi sebanyak 799 berkas yang terdiri dari 760 berkas yang
disetujui, 16 berkas ditolak dan 23 berkas dikembalikan. Jika dilihat dari target tahun 2022
yaitu 480 berkas maka terealisasi sebesar 166,45%. Capaian ini lebih dari 100% karena
penyelesaian berkas yang menjadi tunggakan pada tahun sebelumnya yaitu berkas yang
diproses pada akhir tahun dalam rentang SOP yang masih sesuai atau berkas pending yang
sudah dapat diterbitkan. Secara keseluruhan realisasi telah melebihi target yang ditetapkan
dan sesuai dengan permohonan yang disampaikan masyarakat. Ada beberapa permohonan
yang masih pending menunggu konfirmasi dari pemohon terkait surat tanah dan ada
beberapa ada yang dibatalkan atas permintaan pemohon. Namun semua permohonan yang
diterima telah diproses sesuai aturan yang berlaku.

Gambar 3. 59 SK Penilaian KKPR dan Lampiran Peta yang telah diberikan

191
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 156 Rekap Penilaian KKPR yang diproses Tahun 2022.


NO. BULAN JUMLAH YANG DIPROSES

Disetujui Ditolak Dikembalikan

1. Januari 47 1 3

2. Februari 69 - 1

3. Maret 63 1 -

4. April 45 - 1

5. Mei 69 1 4

6. Juni 73 2 3

7. Juli 67 1 1

8. Agustus 56 3 3

9. September 75 2 3

10. Oktober 60 2 3

11. November 78 1 -

12 Desember 58 2 1

Jumlah 760 16 23

3.7.3.6 JUMLAH REKOMENDASI PEMANFAATAN RUANG YANG DIBERIKAN


Rekomendasi Pemanfaatan Ruang yang diterbitkan di Kota Payakumbuh
merupakan hasil dari pembahasan dan diskusi dari Forum Penataan Ruang (FPR). FPR adalah
tim koordinasi yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang penataan ruang di daerah provinsi dan di daerah kabupaten/kota, dan
mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam
pelaksanaan koordinasi penataan ruang di daerah. FPR merupakan lembaga yang mempunyai
peran sangat strategis dalam kegiatan penataan ruang, baik pada aspek perencanaan tata
ruang, pemanfaatan, maupun pengendalian pemanfaatan ruang serta melibatkan peran dan
integrasi lintas sektor daerah. Rekomendasi ini merupakan hasil koordinasi dari penanganan
dan penyelesaian permasalahan dalam pelakasanaan program dan kegiatan pemanfaatan
ruang guna memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang daerah.

Manfaat yang diharapkan indikator Jumlah Rekomendasi Pemanfaatan Ruang Yang


Diberikan ini adalah terselesaikannya permasalahan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan pemanfaatan ruang melalui koordinasi stakeholders terkait sehingga meningkatkan
kesempatan dalam berinvestasi di Kota Payakumbuh. Rekomendasi sebagai wadah dari
pemecahan masalah dalam pemanfaatan ruang di Kota Payakumbuh. Rekomendasi
Pemanfaatan Ruang Yang Diberikan memiliki indikator yaitu terbitnya Rekomendasi dalam
Pemanfaatan Ruang di Kota Payakumbuh, dimana rekomendasi ini menjadi dokumen
penyelesaian permasalahan penataan ruang di Kota Payakumbuh.

192
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 157 Indikator Jumlah Rekomendasi Pemanfaatan Ruang Yang Diberikan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Berkas 4 3


Rekomendasi

Realisasi Berkas 4 4
Rekomendasi

Capaian Kinerja 100% 133,33%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Tabel 3. 158 Kegiatan FPR Kota Payakumbuh Tahun 2022


Tanggal Tindak
No. Pokok Pembahasan Hasil Pembahasan Lanjut
Rapat
I. a. Penguatan FPR Kota Payakumbuh 18 Mei 2022 Pemahaman Anggota Forum Penataan Ruang terhadap Rencana
terkait Peraturan Menteri ATR/BPN perubahan kelembagaan koordinasi penataan ruang yang kerja FPR
No. 15 Tahun 2021 Tentang sebelumnya TKPRD menjadi FPR, perubahan susunan Kota
Koordinasi Penyelenggaraan keanggotaannya dan tugas dari masing masing unsur Payakumbuh
Penataan Ruang keanggotaan

b. Pembahasan Permasalahan Notulen dan


Pemanfaatan Ruang: Berita Acara
1. Rencana Pembangunan 1. KKPR akan diterbitkan namun dengan syarat dan ketentuan Rapat
Kandang Ayam di Kel. Padang berlaku, seperti pembatasan KDB hanya 20%, persetujuan
Alai Bodi Kec. Payakumbuh lingkungan, dan hanya diizinkan jika menggunakan kandang
Timur. bangunan tertutup (close house)
2. Kandang Ayam di Jalan Khatib 2. KKPR akan diterbitkan dengan pertimbangan keberadaan
Sulaiman Kel. Koto Tuo Limo Kandang Ayam tidak mengganggu Kawasan Perumahan
Kampuang Kec. Payakumbuh disekitarnya. KDB yang diberikan sesuai dengan Perda No. 2
Selatan Tahun 2018 yaitu maksimal 20 % dari luas tanah.
3. Agrowisata di Bukik Palano Kel. 3. Permohonan KKPR tidak diterbitkan sebelum kawasan
Payolansek Kec. Payakumbuh disekitarnya yang masih bermasalah, dilakukan Pemulihan
Barat Lingkungan. Perlu dilakukan kajian kelayakan lokasi,
termasuk kestabilan tanah, kerawanan bencana longsor.
Perlu dibentuk Kelompok Kerja Khusus yang mengkaji
kesesuaian kegiatan yang dimohonkan dengan kondisi lahan.
4. Perpanjangan Izin Usaha dan KKPR diterbitkan setelah hasil kajian dari Kelompok Kerja.
Posisi Bangunan terkena GSB
4. Permohonan KKPR diproses, sesuai aturan dan ketentuan
berlaku. Perizinan berusaha diberikan dengan ketentuan
persyaratan dan jangka waktu dan pemohon wajib memenuhi
persyaratan dalam jangka waktu yang diberikan.

II. Pembahasan Permasalahan 28 Juli 2022 Notulen dan


Pemanfaatan Ruang: Berita Acara
Rapat
1. Kegiatan Rencana Penataan Tanah 1. Permohonan penataan tanah DITOLAK dengan alasan akan
di Jalan Diponegoro Kelurahan Kubu berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan dan
Gadang Kecamatan Payakumbuh ekosistem, merusak bentang alam dengan topografi yang
Barat. cukup tinggi (+12m) dan lokasi berada di jalur rencana
pengalihan Trase Rel Kereta Api.
2. Rencana Pembangunan Perumahan 2. Belum dapat direkomendasikan untuk diterbitkan, pemohon
di Kel. Talang Kec. Payakumbuh wajib mengurus Pertimbangan Teknis Pertanahan dari BPN
Barat. terlebih dahulu. Disamping itu Dinas PUPR akan mengajukan
perubahan LSD dengan data dukung yang ada pada berkas
permohonan agar diakomodir pada perubahan SK Menteri
ATR/BPN tentang LSD. Terkait pemanfaatan akses jalan
masuk dari Perumahan Talang Indah merupakan masalah
sosial yang harus diselesaikan dan perlu pendekatan
pengembang pada masyarakat sekitar. Alternatif membuat
akses jalan masuk secara mandiri sesuai dengan standard
dan ketentuan yang berlaku.
3. Kegiatan Perizinan berusaha Industri 3. Permohonan yang bersangkutan tidak dapat dikabulkan
Kecil Makanan & Minuman karena tidak sesuai dengan Perda Rencana Tata Ruang yaitu
(Pembuatan Mie) di Kel. Sungai Perda No. 2 Tahun 2018 tentang RDTR dan Perda No. 5
Durian Kec. Lamposi Tigo Nagari Tahun 2020 tentang RTRW serta Perda No. 1 Tahun 2021
tentang Perlindungan Perda LP2B. Peruntukan sesuai
dengan perda No. 2 Tahun 2018 adalah Pertanian Lahan
Basah (PL-1A) dan tidak diizinkan untuk kegiatan Industri
Kecil Makanan dan Minuman (Pembuatan Mie). Untuk persil
tanah sawah yang sudah ditimbun dan merupakan sawah
LP2B diberlakukan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

193
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Tabel 3. 159 Kegiatan FPR Kota Payakumbuh Tahun 2022 (Lanjutan)


III. Pembahasan Permasalahan 30 September Notulen dan
Pemanfaatan Ruang: 2022 Berita Acara
1. Permohonan yang bersangkutan disetujui seluas 1.279 m² Rapat
1. Rencana Pembangunan Perumahan dengan syarat:
di Kelurahan Koto Panjang a. Dalam melaksanakan pembangunan perumahan
Kecamatan Payakumbuh Timur a.n pengembang harus memperhatikan hak konsumen
Arnes Satria. dengan melakukan pembebasan tanah untuk akses
jalan masuk komplek perumahan dengan lebar minimal
6 (enam) meter.

b. Hasil pembebebasan tanah/ akses jalan masuk menuju


perumahan dan PSU yang ada di dalam komplek
perumahan wajib diserahkan kepada Pemerintah Kota
Payakumbuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Rencana Pembangunan Rumah 2. Permohonan yang bersangkutan disetujui sebagian seluas


Tinggal dan Warung di Jl. M. Yamin 570 m² dengan ketentuan:
dan Jl. Kapten Tantawi Kelurahan a. KDB dibatasi maksimal 20% dari luas seluruh persil
Balai Jaring Kecamatan Payakumbuh dalam blok tersebut
Timur atas nama Citra Puspita b. Tidak mengganggu dominasi fungsi kawasan pendidikan
Ningsih. c. Wajib menyediakan fasilitas parkir untuk kegiatan
perdagangan dan jasa skala lingkungan.

d. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan penambahan/


perluasan tapak dan luasan bangunan eksisting yang
telah ada.
e. Pemohon harus memenuhi ketentuan diatas yang
dituangkan dalam bentuk surat pernyataan pemenuhan
komitmen.
3. Rencana Pembangunan Ruko di Jl. 3. Permohonan disetujui sebagian dengan ketentuan:
Diponegoro Kelurahan Napar a. Lahan yang merupakan LP2B tidak diizinkan
Kecamatan Payakumbuh Utara atas b. Lahan yang berada di LSD sesuai dengan Juknis ATR/
nama Dwi Kurniawati. BPN tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Lahan
Sawah Yang Dilindungi dengan Rencana Tata Ruang,
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang, Izin, Konsesi
dan/ atau Hak Atas Tanah Nomor 5/Juknis-
HK.02/VI/2022 tanggal 14 Juni 2022 dapat diizinkan
setelah memperoleh Pertimbangan Teknis Pertanahan
dari BPN.
c. Wajib dikenakan sanksi administratif sesuai PP 22 Tahun
2021 dengan melakukan pengurusan DPLH ke Dinas
Lingkungan Hidup.

4. Perizinan Berusaha Ruko di Jl. 4. Permohonan yang bersangkutan disetujui sebagian seluas
Diponegoro Kelurahan Subarang 79 m². dengan ketentuan:
Batuang Kecamatan Payakumbuh a. KDB dibatasi maksimal 20% dari luas seluruh persil
Barat atas nama Dwi Kurniawati. dalam blok tersebut
b. Tidak mengganggu dominasi fungsi kawasan pendidikan
c. Wajib menyediakan fasilitas parkir untuk kegiatan
perdagangan dan jasa skala lingkungan.
d. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan penambahan/
perluasan tapak dan luasan bangunan eksisting yang
telah ada.
e. Pemohon harus memenuhi ketentuan diatas yang
dituangkan dalam bentuk surat pernyataan pemenuhan
komitmen.

5. Sesuai dengan Perwako No. 76 Tahun 2019 tentang RTRK


5. Perizinan Berusaha Toko Jl. Gambir BWP I Kota Payakumbuh bangunan Toko berada di dalam
Kelurahan Nunang Daya Bangun Garis Sempadan Bangunan (GSB) dengan penetapan
Kecamatan Payakumbuh Barat atas Rumija sebesar 7-15-7 meter. Permohonan KKPR ditolak
nama Sulaiman. dengan alasan melanggar ketentuan intensitas dan Tata

Tabel 3. 160 Kegiatan FPR Kota Payakumbuh Tahun 2022 (Lanjutan)


IV. Pembahasan Permasalahan 31 Oktober 1. Pemko Payakumbuh sepakat untuk mendukung investasi Notulen dan
Pemanfaatan Ruang Rencana Investasi 2022 di Kota Payakumbuh Berita Acara
Pembangunan Hotel di Kawasan Ngalau 2. Rencana investasi yang diajukan PT. Sumpitmas Maelo Rapat
Kelurahan Balai Panjang Kecamatan Untuang memungkinkan untuk dilakukan, agar semua
Payakumbuh Selatan tahapan perizinan disertai dengan dokumen kajian yang
dipertanyakan sesuai aturan.
3. Gambarkan kondisi fisik geografi, sosial budaya dan
lingkungan yang akan terdampak dari rencana
pembangunan ini, sehingga dapat dipetakan stakeholders
yang akan terlibat.
4. OPD sesuai kewenangannya mengidentifikasi potensi
masalah yang muncul sehingga upaya mitigasinya dapat
dikelola dari awal.
5. Hal-hal yang menjadi kewenangan Pemko akan dibantu
dan jika menjadi kewenangan provinsi akan difasilitasi.
6. Surat balasan agar disiapkan oleh DPMPTSP.

194
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Dari data diatas dapat disampaikan bahwa dilakukan Rapat Koordinasi FPR ditahun
2022 membahas beberapa permasalahan penataan ruang dalam 4 kali pembahasan.

Gambar 3. 60 (kiri) Materi Pembahasan Rapat FPR; (kanan) Situasi Rapat FPR

Gambar 3. 61 Notulensi Pembahasan Pemanfaatan Ruang

3.7.3.7 JUMLAH PETA ANALOG YANG DIINFORMASIKAN


Peta analog merupakan salah satu pendukung pelaksanaan penyelenggaraan
penataan ruang yang penting sebagai media yang dapat digunakan untuk menginformasikan
perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan. Dengan telah ditetapkannya Perda Revisi
RTRW Kota Payakumbuh dengan Perda No. 5 Tahun 2020, Perda No 2 Tahun 2018 tentang

195
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

RDTR Kota Payakumbuh telah dilakukan penginformasian secara rutin dalam bentuk fasilitasi
masyarakat dalam pemanfaatan ruang. tahun 2022 telah selesai Penyusunan Ranperwako
tentang Rencana Teknis Ruang Kawasan BWP 2 dan 3 Kota Payakumbuh maka untuk
menyampaikan muatan yang tertuang dalam peta tersebut telah dilakukan pembuatan peta
analog untuk kawasan tersebut yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan.

Manfaat yang diharapkan indikator Jumlah Peta Analog Yang Diinformasikan ini
adalah menyediakan perangkat rencana tata ruang yang implementatif dan komprehensif
untuk dijadikan pedoman dalam pemanfaatan ruang. Guna peta analog ini tidak hanya bagi
kalangan pemerintah Kota Payakumbuh namun juga bagi pihak swasta yang memerlukan
diantaranya:
1. Acuan dalam pembangunan sektoral
2. Secara teknis (untuk deliniasi peruntukan tanah /kondisi, mengukur, dan menandai
batas)

Indikator Peta Analog yang Diinformasikan memiliki target kinerja


terinformasikannya peta analog sebanyak 2 BWP yaitu BWP 2 dan BWP 3 Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 161 Indikator Jumlah Peta Analog Yang Diinformasikan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja BWP 1 1 2 2

Realisasi BWP 1 1 2 2

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

Gambar 3. 62 Peta Analog Yang Diinformasikan

3.7.3.8 JUMLAH PETA DIGITAL YANG DIUPDATE


Pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan satu peta yang disebut
dengan One Map Policy mengharuskan semua peta merujuk pada peta yang memiliki
konsekuensi hukum. Dalam Undang-Undang ini, suatu peta yang tidak merujuk pada peta
dasar yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Perda RDTR Kota
Payakumbuh telah ditetapkan pada tahun 2018 dengan peta yang telah mendapatkan
rekomendasi BIG, menjadi salah satu dasar untuk mengupdate data yang ada pada blad

196
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

RTRK yang memang masih berupa peta kalkir secara manual. Dengan demikian pada tahun
2021 dilakukan pemutakhiran peta digital untuk 2 BWP dalam 1 file data.

Manfaat yang diharapkan indikator Jumlah Peta Digital Yang Diupdate ini adalah
menyediakan perangkat rencana tata ruang yang implementatif dan komprehensif untuk
dijadikan pedoman dalam pemanfaatan ruang. Guna updating peta digital ini tidak hanya bagi
kalangan pemerintah Kota Payakumbuh namun juga bagi pihak swasta yang memerlukan
terutama para investor untuk kegiatan berusaha. Indikator Peta Digital Yang Diupdate
memiliki target kinerja updating peta analog sebanyak 1 filedata yaitu updating peta BWP 2
dan BWP 3 Kota Payakumbuh.

Tabel 3. 162 Indikator Jumlah Peta Digital Yang Diupdate


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja File Data 1 1 1 1 1

Realisasi File Data 1 1 1 1 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Selain itu pelaksanaan updating peta digital juga dilakukan dengan cara
swakelola yang melibatkan tenaga ahli analis SIG untuk updating peta digital
dengan menginput data-data KKPR selama tahun 2022.

Gambar 3. 63 Peta Digital Yang diupdate

3.7.4 SUB SUBSTANSI PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TATA RUANG


Sub Substansi Pengendalian dan Penertiban Tata Ruang mempunyai fungsi:

1. Menyusun rencana kerja Sub Subtansi sesuai dengan rencana kerja bidang;
2. Menyiapkan dan Menyusun bahan dan data dalam rangka perencanaan,
pelaksaaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan sub
subtansi;
3. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan segala
bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya;
4. Mengumpulkan dan menyajikan bahan dalam rangka koordinasi pengawasan tata
ruang dengan instansi terkait;

197
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

5. Melaksanakan pengawasan dan penertiban terhadap eksplorasi sumber daya alam


pada Kawasan lingdung, Agro Wisata, Jalur Hijau, Sungai dan perbukitan yang
memiliki kemiringan tidak layak bangunan bedasarkan rencana tata ruang;
6. Melaksanakan pengawsan dan pengendalian terhadap kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana, utilitas kota, serta bangunan Gedung yang tidak memiliki
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) berdasarkan peraturan dan ketentuan yang
berlaku agar sesuai dengan arahan rencana tat ruang kota.
7. Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana, utilitas kota, serta pelaksaaan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang
bedasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku agar sesuai dengan arahan
rencana tata ruang kota;
8. Menyampaikan rekomendasi tindak lanjut penertiban bangunan dan pemanfaatan
ruang sesuai dengan hirarki penertiban bedasarkan peraturan perundangan dan
peraturan pelaksanaan serta menyampaikan laporan pelaksana penerbitan;
9. Menyusun data base bangunan Gedung sesuai dengan fungsi dan klasifikasinya
bedasarkan data survey dan pemetaan bangunan yang telah memiliki izin
mendirikan bangunan maupun bangunan yang tidak memiliki izin mendrikan
bangunan sebagai salah satu alat pengendalian kebijakan dalam pengendalian dan
pemanfaatan ruang.
10. Melakukan penilaian dan evaluasi perwujudan rencana tata ruang kota secara
periodic terus menerus
11. Melaksanakan audit tata ruang terhdap data dan informasi spasial serta dokumen
pendukung untuk mengevaluasi suatu laporan atau temuan yang didigua sebaagai
indikasi pelanggaran di bidang penataan ruang;
12. Menyusun dan merumuskan materi kebijakan perizinan dan pemanfaatan ruang
serta kebijakan pengendalian pemanfaatan rang sebagai dasr penguatan
pemanfaatan ruang sebagai dasar penguatan pemanfaatan dan pengendalian
ruang.
13. Melaksanakan pengawsan dan pengendalin terhadap pemanfaatan dan peralihan
fungsi Kawasan dan fungsi lahan bedsarkan rencana tata ruang kota;
14. Menyusun Standar Pelayanan Publik dan Standar Operasional Prosedur di seksi
15. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat;
16. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
17. Mengkoordinasikan, menghimpun, menganalisa dan mengevaluasi program dan
pelaporan di bidang;
18. Membagi tugas, memberi pentunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
19. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
20. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas dan / atau kegiatan kepada
atasan;
21. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
22. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

198
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.4.1 JUMLAH PENGAWASAN PEMANFAATAN RUANG YANG


DILAKSANAKAN
Untuk menciptakan Kota Payakumbuh yang tertib dan teratur sesuai dengan
rencana tata ruang Kota Payakumbuh dan dalam upaya untuk menegakkan peraturan daerah
di bidang penataan ruang, maka dilakukan penertiban dan penegakan hukum bidang
penataan ruang yang didasarkan atas Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja dan turunannya.

Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota pada hakekatnya ditentukan oleh


pertumbuhan dan perkembangan penduduk kota tersebut, pertumbuhan ekonominya baik
secara makro maupun mikro dan ditentukan oleh pertumbuhan volume pembangunan
disegala bidang. Tetapi jumlah penduduk dengan berbagai sarana dan prasarana
pendukungnya menjadi faktor yang lebih dominan dalam menentukan pertumbuhan dan
perkembangan perkotaan. Dikarenakan pertumbuhan jumlah penduduk yang berdampak
pada peningkatan kebutuhan ruang sehingga menentukan besarnya ruang yang dibutuhkan
suatu kota untuk melayani aktivitas penduduk tersebut.

Meningkatnya pembangunan di kota Payakumbuh secara langsung ataupun tidak


langsung berdampak kepada pemanfaatan ruang kota. Dengan telah diterbitkannya
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bangunan, tentunya
pembangunan di Kota Payakumbuh harus mengacu kepada peraturan daerah tersebut,
disamping Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh
tahun 2010-2030 dan perubahannya serta Perda No. 2 Tahun 2018 tentang RDTR Kota
Payakumbuh tahun 2018-2038 sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang di Kota Payakumbuh
seperti halnya rencana distribusi peruntukan ruang wilayah Kota Payakumbuh yang meliputi
peruntukan ruang untuk kawasan lindung dan budidaya serta rencana yang mencakup sistem
perkotaan wilayah Kota Payakumbuh dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana
wilayah kota yang akan dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota selain untuk
melayani kegiatan skala kota meliputi jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan
kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem sumber daya air dan sistem jaringan
lainnya, disamping dokumen rencana rinci tata ruang lainnya.

Pelaksanaan pengawasan pemanfaatan ruang tidak hanya meliputi kawasan


lindung namun juga untuk kawasan budidaya. Diharapkan dengan dilaksanakannya
pengawasan pemanfaatan ruang dan tata bangunan, pelanggaran-pelanggaran
pembangunan yang tidak sesuai dengan izin yang diberikan dapat diminimalisir. Mekanisme
pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
meliputi :
1. Penilaian KKPR dan Pernyataan Mandiri Pelaku Usaha UMK
2. Penilaian perwujudan rencana tata ruang
3. Pemberian insentif dan disinsentif
4. Pengenaan sanksi
5. Penyelesaian sengketa penataan ruang

Tabel 3. 163 Indikator Jumlah Pengawasan Pemanfaatan Ruang Yang Dilaksanakan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Berkas 300 350 350 350 476 350

199
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Realisasi Berkas 301 405 368 484 476 610


Capaian Kinerja 98,89% 100,33% 115,71% 105,14% 138,29% 174,29%
Sumber: Dinas PUPR, 2022

Sesuai dengan Peraturan Walikota No. 82 Tahun 2019 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Pengendalian dan Pengawasan Bangunan, pelaksanaan pengawasan
pemanfaatan ruang dilakukan melalui Pemeriksaan Bangunan yang telah memliki KKPR dan
PBG yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Indikator ini sangat bermanfaat
untuk melakukan pengendalian dan pengawasan penataan ruang dalam rangka fasilitasi
peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang demi Kota Payakumbuh yang tertib
dan teratur sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

Tabel 3. 164 Rincian Pengawasan Pemanfaatan Ruang Yang Dilaksanakan


NO KECAMATAN BERITA ACARA TARGET REALISASI
PEMERIKSAAN (BAP)
01. Payakumbuh Barat 191
02. Payakumbuh Utara 79
03. Payakumbuh Timur 284
350 610
04. Payakumbuh Selatan 38
05. Lamposi Tigo Nagori 18
Jumlah 610
Sumber: Dinas PUPR, 2022

Capaian Pengawasan Pemanfaatan Ruang yang dilaksanakan dengan melakukan


pemeriksaan bangunan yang telah memiliki KKPR dan PBG yang dituangkan dalam berita
Acara Pemeriksaan (BAP) dimana target sebanyak 350 berkas dan realisasi 610 berkas
dengan capaian kerja 174 %. Maksud Kegiatan Pengawasan Pemanfaatan Ruang dalam
rangka menciptakan Kota Payakumbuh yang tertib dan teratur sesuai dengan rencana tata
ruang Kota Payakumbuh.

Gambar 3. 64 Kegiatan Pengawasan Pemanfaatan Ruang

200
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.4.2 JUMLAH TEGURAN PELANGGARAN RUANG YANG DIBERIKAN


Indikator jumlah teguran pelanggaran tata ruang dilakukan terhadap bangunan
yang tidak mempunyai izin dalam pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang. Teguran atau
surat peringatan yang diberikan mulai dari pemberian SP1, SP2, dan SP3 sebelum dikenakan
sanksi administratif lanjutan seperti penutupan aktivitas kegiatan atau penyegelan bangunan
gedung. Mekanisme pelaksanaan pemberian teguran ini melibatkan Tim Pengawasan dan
Pengendalian internal Dinas PUPR dan juga Tim Penertiban Bangunan yang terdiri dari
berbagai unsur mulai dari Polri, TNI, Satpol PP, lurah, camat, dan OPD terkait lainnya.

Gambar 3. 65 Kiri ke Kanan: Surat Peringatan (Surat Pemberitahuan dan Perintah Penghentian
Sementara Pekerjaan Bangunan / SP3SPB), Memberikan Surat Peringatan (Surat Pemberitahuan dan
Perintah Penghentian Sementara Pekerjaan Bangunan / SP3SPB), dan Masyarakat yang datang melapor
setelah mendapatkan Surat Peringatan (Surat Pemberitahuan dan Perintah Penghentian Sementara
Pekerjaan Bangunan / SP3SPB)

Gambar 3. 66 Kiri ke Kanan: Kegiatan Penertiban Bangunan dengan melakukan Penyegelan Bangunan
terhadap bangunan yang melanggar perundang- undangan yang melibatkan TNI, Polri, Pol PP dan OPD
terkait yang di SK. Kan dengan SK Walikota, dan Kegiatan Penertiban Bangunan dengan melakukan
Penyegelan Bangunan terhadap bangunan yang melanggar perundang- undangan serta Sosialisasi dan
informasi terkait dengan kegiatan penertiban bangunan tersebut.

Indikator ini sangat bermanfaat untuk melakukan pengendalian pemanfaatan


ruang dan pengawasan penataan ruang dalam rangka penegakan peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang demi terciptanya Kota Payakumbuh yang tertib dan teratur
sesuai dengan rencana tata bangunan dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

201
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 67 Kegiatan Penertiban Bangunan dengan melakukan Penyegelan Bangunan terhadap


bangunan yang melanggar perundang- undangan di Kel. Padang Tinngipiliang.

Tabel 3. 165 Indikator Persentase Kepatuhan Pelaku Pembangunan sesuai Rencana Tata Ruang

NO KECAMATAN SPI-SP3SPB SPII-SP3SPB SPII-SP3SPB TARGET REALIS


/SP3B /SP3B /SP3B ASI

01. Payakumbuh Barat 74 37 22

02. Payakumbuh Utara 37 15 10

03. Payakumbuh Timur 41 17 11

04. Payakumbuh Selatan 17 5 5 300 312

05. Lamposi Tigo Nagori 13 6 2

Jumlah 182 180 50

Jumlah Total 312


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Dari data diatas dapat disampaikan bahwa :


1. Teguran Pelanggaran Ruang yang diterbitkan dengan memberikan Surat
Pemberitahuan dan Perintah Penghentian Sementara Pekerjaan Bangunan
(SP3SPB) dari SP3SPB I sampai III dan Surat Perintah Penghentian Pekerjaan
Bangunan (SP3B)
2. capaian kinerja terhadap teguran pelanggaran ruang yang diterbitkan dimana
target sebanyak 300 berkas dan realisasi 312 berkas dengan capaian kerja 104 %,
Maksud Kegiatan penertiban dan penegakan hukum bidang penataan ruang
merupakan upaya untuk menegakkan peraturan daerah di bidang penataan ruang,
penataan bangunan dan lingkungan dalam rangka menciptakan Kota Payakumbuh
yang tertib dan teratur sesuai dengan rencana tata ruang Kota Payakumbuh.

202
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.7.4.3 JUMLAH INSENTIF DAN DISINSENTIF YANG DIBERIKAN


Pengertian dari Insentif dan Disinsentif basisnya adalah ada sesuatu yang
diharapkan dan spesifik serta adanya imbalan dan semacam hukuman ( punishment). Terkait
dengan pemanfaatan instrumen Insentif dan Disinsentif dalam konteks pengendalian
Pemanfaatan Ruang, diperlukan adanya kejelasan tentang ‘apa yang harus dijadikan objek’
dan ‘apa sasaran yang diharapkan’ Manfaat dengan terlaksananya kegiatan Koordinasi dan
Sinkronisasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah Kabupaten/Kota Sub Kegiatan
Koordinasi dan Sinkronisasi Pemberian Insentif dan Disinsentif Bidang Penataan Ruang
diharapkan diharapkan kegiatan pembangunan berjalan sesuai dengan rencana tata ruang
dan rencana tata bangunanyang telah ditetapkan, mendorong pembangunan yang sesuai
RTR dan mengendalikan pembangunan yang tidak sesuai dengan lingkungan serta
mengendalikan pembangunan yang tidak sesuai dengan RTR.

Tabel 3. 166 Indikator Jumlah Insentif dan Disintensif yang diberikan


URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja aturan 2

Realisasi aturan 2

Capaian Kinerja 100%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

Perizinan Pemanfaatan Ruang merupakan salah satu instrumen pengendalian


pemanfaatan ruang. Di dalam implementasinya saat ini perizinan pemanfaatan ruang belum
diarahkan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang berkembang yang mengarah pada
penurunan kualitas lingkungan. Disamping itu, instrumen ini juga belum secara optimal
dimanfaatkan untuk mengarahkan aktivitas Pemanfaatan Ruang sesuai dengan arah
kebijakan pengembangan wilayah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan strategi pemberian
Insentif dan Disinsentif didalam prosedur pemberian izin Pemanfaatan Ruang.

Gambar 3. 68 Rapat Harmonisasi Ranperwako tentang Pemebrian Insentif dan Disinsentif Penataan
Ruang dengan Kanwil Kemenkum HAM Provinsi Sumatera Barat

Sistem pemberian Insentif telah banyak dikembangkan dan diterapkan di berbagai


aspek, salah satunya dalam penanganan penanaman modal investasi. Untuk mendorong
investasi di daerah, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah membuat dan
menerapkan aturan tentang pemberian insentif untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Dari beberapa referensi yang ada termasuk penerapan dalam aspek-aspek selain

203
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

pemanfaatan ruang, secara umum dapat digaris bawahi bahwa pemanfaatan instrumen
Insentif dan Disinsentif lebih ditujukan untuk tujuan-tujuan yang dalam kenyataannya belum
dapat diakomodasi oleh prosedur perizinan yang ada. Dengan uraian pekerjaan :
1. Persiapan administrasi dan teknis dalam instansi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota
2. Pelaksanaan pekerjaan penyusunan Rancangan Peraturan Walikota tentang
pemberian Insentifdan Disinsentif Penataan Ruang, meliputi Rapat Harmonisasi
Rancangan Peraturan Walikota tentang Pemebrian Insentif dan Disinsentif
Penataan Ruang dengan Perancang Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Provinsi
Sumatera Barat yang difasilitasi oleh Bagian Hukum Setdako Payakumbuh dengan
melibatkan Tim Teknis yang dituangkan dalam Surat Keputusan Sekretaris Daerah
Kota Payakumbuh.
3. Melakukan penyempurnaan muatan penyusunan Penguatan Juknis Rancangan
Peraturan Walikota tentang Pemberian Insentif dan Disinsentif Penataan Ruang
dengan mempedomani Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Peratanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Pengawasan Penataan Ruang.

Gambar 3. 69 Naskah Analisis RanPerwako Pemberian Insentif dan Disinsentif dalam Pengendalian
Pemanfaatan Ruang

204
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 70 Persandingan RanPerwako Pemberian Insentif dan Disinsentif Bidang Penataan Ruang
Harmonisasi dengan Kemenkum HAM RI Tahun 2022

205
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 3. 71 Persandingan RanPerwako Pemberian Insentif dan Disinsentif Bidang Penataan Ruang
Harmonisasi dengan Kemenkum HAM RI Tahun 2022 (Lanjutan)

3.7.4.4 JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG YANG


DISUSUN
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang selaku unit kerja Pemerintah Daerah
Kota Payakumbuh memiliki kewenangan dalam penerapan aturan Penataan Ruang
berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja bahwa siklus penataan ruang meliputi
perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pengendalian

206
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

pemanfaatan Ruang meliputi penilaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


(KKPR), Penilaian perwujudan rencana tata ruang, pemberian insentif dan disinsentif,
pengenaan sanksi dan penyelesaian sengketa tata ruang. Pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang merupakan salah satu bagian utama dalam siklus tata ruang yang
meliputi pengaturan, pembinaan dan pengawasan. Pelaksanaan TURBINWAS tersebut
bermuara pada penegakan hukum yang meliputi pengidentifikasian masalah, pencegahan,
pemberian sanksi dan pemulihan akibat pelanggaran yang dilakukan. Penyusunan kajian
pengendalian pemanfaatan ruang telah selesai dilaksanakan pada tahun 2021 sebanyak 1
(satu) dokumen melalui pelaksanaan kerjasama dengan Universitas Andalas Sumatera Barat.
Dokumen kajian ini digunakan sebagai dasar untuk penyusunan rancangan peraturan
walikota tentang Pemberian insentif dan disinsentif penataan ruang di Kota Payakumbuh
pada tahun 2022.

Tabel 3. 167 Indikator Jumlah Kajian tentang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang yang disusun /
Aturan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang disiapkan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Berkas 1,00


Realisasi Berkas 1,00
Capaian Kinerja 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.7.4.4 JUMLAH ATURAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG YANG


DISIAPKAN

Tabel 3. 168 Indikator Jumlah Aturan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang disiapkan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Meter 1,00

Realisasi Meter 1,00


Capaian Kinerja 100,00%
Sumber: Dinas PUPR, 2022

207
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

UPTD ALAT BERAT

208
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.8 UPTD ALAT BERAT


Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan
kegiatan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dinas, kondisi pemenuhan alat berat/alat
besar dalam kondisi baik menjadi suatu hal yang mutlak agar pelayanan prima kepada
masyarakat dapat terwujud.

3.8.1 KEPALA UPTD ALAT BERAT


3.8.1.1 PERSENTASE PEMENUHAN ALAT BERAT/ALAT BESAR KONDISI BAIK

Tabel 3. 169 Indikator Persentase Sertifikasi Aset Tanah dan Bangunan Pemerintah Kota
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 81,25 84,21 84,21 89,47 89,47 89,47%

Jumlah alat berat/ Unit 13,00 16,00 17,00 18,00 18,00 17,00
Alat Besar dengan
kondisi baik

Jumlah Alat berat/ Unit 16,00 19,00 19,00 19,00 19,00 19,00
Alat Besar
keseluruhan

Realisasi Persentase 81,25 84,21 89,47 94,74 94,74 89,47

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 106,25% 105,89% 105,89% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.8.2 KEPALA TATA USAHA UPTD ALAT BERAT


3.8.2.1 JUMLAH PENGADAAN ALAT BERAT/ ALAT BESAR/ ALAT
PERBENGKELAN YANG DILAKUKAN
Dalam menunjang tugas dan fungsi UPTD Alat berat dan juga meningkatkan
kualitas pelayanan, UPTD alat berat juga berupaya untuk melakukan peningkatan kuantitas
peralatan yang dimiliki. Pemenuhan jumlah alat berat/alat besar yang dilaksanakan UPTD alat
berat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 170 Indikator Jumlah Pengadaan Alat Berat/ Alat Besar/ Alat Perbengkelan Yang Dilakukan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Unit 2 1 3 9 1 1

Realisasi Unit 2 1 3 9 1 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.8.2.1 JUMLAH PENGADAAN ALAT BERAT/ ALAT BESAR/ ALAT


PERBENGKELAN YANG DIPELIHARA
Pemenuhan layanan dari UPTD Alat berat dalam menunjang pelayanan kepada
masyarakat dan dalam mendukung tugas Dinas, UPTD alat berat diwajibkan untuk
melaksanakan pemeliharaan rutin maupun berkala pada peralatan yang tersedia berupa

209
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

excavator, dump truck, dsb. Pelaksanaan pemeliharaan alat berat/ alat besar/ alat
perbengkelan yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 171 Indikator Jumlah Pengadaan Alat Berat/ Alat Besar/ Alat Perbengkelan Yang Dipelihara
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Unit 16 19 19 19 9 26

Realisasi Unit 16 19 19 19 9 26

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

210
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

UPTD LABORATORIUM
KONSTRUKSI

211
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.9 UPTD LABORATORIUM KONSTRUKSI


3.9.1 KEPALA UPTD LABORATORIUM KONSTRUKSI
3.9.1.1 PERSENTASE ALAT LABORATORIUM KONSTRUKSI DENGAN KONDISI
BAIK
UPTD laboratorium konstruksi memiliki tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan
teknis operasional atau kegiatan teknis penunjang tertentu di bidang pengendalian mutu/
kualitas infrastruktur. Untuk menjaga kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UPTD
laboratorium konstruksi wajib untuk menjaga kondisi perlatan uji laboratorium dalam kondisi
baik. Capaian persentase alat laboratorium konstruksi dengan kondisi baik dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 3. 172 Indikator Persentase Alat Laboratorium Konstruksi dengan Kondisi Baik
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 100,00 100,00 96,00 100,00 100,00

Jumlah alat labor Unit 13,00 28,00 29,00 30,00 31,00


dengan kondisi baik

Jumlah alat labor Unit 13,00 28,00 29,00 30,00 31,00


keseluruhan

Realisasi Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 104,17% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.9.1.2 PERSENTASE PEMENUHAN LAYANAN LABORATORIUM KONSTRUKSI


YANG DILAKSANAKAN
Pelaksanaan tugas UPTD Laboratorium Konstruksi berupa pelayanan pengendalian
mutu/ kualitas infrastruktur yang dilaksanakan berjumlah sebanyak 30 layanan. UPTD
Laboratorium Konstruksi berupaya untuk selalu meningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
laboratorium konstruksi yang dilaksanakan. Capaian pemenuhan layanan laboratorium
konstruksi yang dilaksanakan sebagai berikut.

Tabel 3. 173 Indikator Persentase Alat Laboratorium Konstruksi dengan Kondisi Baik
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Persentase 33,33 83,33 90,00 100,00 100,00

Jumlah pemenuhan Unit 19,00 28,00 29,00 30,00 30,00


Layanan
laboratorium

Jumlah pemenuhan Unit 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00


Layanan
laboratorium
konstruksi
seharusnya

Realisasi Persentase 63,33 93,33 96,67 100,00 100,00

Capaian Kinerja 190,02% 112,00% 107,41% 100,00% 100,00%

212
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

3.8.2 KEPALA TATA USAHA LABORATORIUM KONSTRUKSI


3.8.2.1 JUMLAH PENGADAAN ALAT-ALAT PENGUJIAN DAN BAHAN
LABORATORIUM YANG DILAKSANAKAN
Dalam menunjang tugas dan fungsi UPTD Laboratorium Konstruksi dan juga
meningkatkan kualitas pelayanan, UPTD Laboratorium Konstruksi juga berupaya untuk
melakukan peningkatan kuantitas peralatan yang dimiliki. Pemenuhan jumlah peralatan uji
laboratorium konstruksi yang dilaksanakan UPTD laboratorium konstruksi dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 3. 174 Indikator Jumlah Pengadaan Alat-Alat Pengujian Dan Bahan Laboratorium Yang
Dilaksanakan
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Unit 13 15 1 1 1

Realisasi Unit 13 15 1 1 1

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

3.8.2.2 JUMLAH PENGADAAN ALAT-ALAT PENGUJIAN DAN BAHAN


LABORATORIUM YANG DIPELIHARA
Pemenuhan layanan dari UPTD Laboratorium Konstruksi dalam menunjang
pelayanan kepada masyarakat dan dalam mendukung tugas Dinas, UPTD Laboratorium
Konstruksi diwajibkan untuk melaksanakan pemeliharaan rutin maupun berkala pada
peralatan uji laboratorium konstruksi yang tersedia. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan uji
laboratorium konstruksi yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 175 Indikator Jumlah Pengadaan Alat-Alat Pengujian Dan Bahan Laboratorium Yang Dipelihara
URAIAN SATUAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Kinerja Unit 1 3 8 10 11

Realisasi Unit 1 3 8 15 11

Capaian Kinerja 100,00% 100,00% 100,00% 150,00% 100,00%


Sumber: Dinas PUPR, 2022

213
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

KINERJA ASN DINAS PUPR

Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat yang efektif dan


efisien, maka dibutuhkan kinerja prima dari penyelenggaraan pelayanan publik.
Penyelenggaraan pelayanan publik, bedasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014,
dimana Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pelayanan masyrakat/ abdi Negara yang
melaksanakan tanggung jawab terhadap pelayanan publik dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan keberhasilan Reformasi Birokrasi di Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, salah satunya adalah pelaksanaan reward dan
punishment agar dapat berjalan bersama-sama saling bersinergi, untuk menjadi umpan balik
yang adil dalam mengambil keputusan, disamping menciptakan perubahan motivasi dan
kepuasan terhadap peningkatan kinerja pegawai.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang secara internal melakukan penilaian
kinerja internal, tidak hanya sebagai evaluasi terhdap target dan capaian kinerja, tetapi juga
sebagai evaluasi terhadap kapasitas dan kompetensi dari pegawai, penilaian tersebut dimulai
dari tahun 2018, dimana diberikan pengharagaan bagi THL Teladan dan ASN Pelaksana/
Pengelola/ Pengawas bedasarkan penilaian dari pimpinan. Pada tahun 2020, penilaian kinerja
juga dilakukan terhadap ASN Struktural Eselon IV Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang yang didasarkan pada kinerja input, progress, pekerjaan dan output kinerja. Penilaian
ini merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan dari pimpinan pekerjaan dan output kinerja.
Penilaian ini merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan dari pimpinan untuk ASN/THL
dengan produktifitas tinggi. Penilaian ini merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan dari
Pimpinan untuk ASN/ THL dengan produktifitas tinggi. Penilaian ini dilakukan sampai dengan
25 November. Sehingga berkinerja istimewa diartikan bahwa sebelum tahun anggaran/
pelaksanaan kinerja yang sudah ditargetkan telah dapat diselesaikan.

Gambar 4. 1 Bidang dengan Kinerja Terbaik Tahun 2022

214
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

ASN Berkinerja Istimewa di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Tahun 2022, yang didasarkan pada perhitungan realisasi keuangan, progress fisik pekerjaan,
capaian indikator kinerja dan indeks beban kerja.

Gambar 4. 2 ASN Berkinerrja Istimewa Tahun 2022

215
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

Gambar 4. 3 Agen Perubahan Dinas PUPR Tahun 2022

Gambar 4. 4 Inovator Dinas PUPR Tahun 2022

216
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

PRESTASI DINAS PUPR

5.1 TERBAIK I NASIONAL KOMUNITAS PEDULI SUNGAI


Forum Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Batang Agam atau yang lebih dikenal
dengan FKMPS BA merupakan forum komunitas yang dibentuk pada tahun 2017 dan dibina
secara kontinyu oleh Dinas PUPR Kota Payakumbuh. Pembentukan Forum ini dilatarbelakangi
oleh kebutuhan pemeliharaan, pengawasan dan pemanfaatan infrastruktur kawasan Batang
Agam yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera V melalui dana APBN sejak tahun
Anggaran 2015 s/d 2020. Selain ditetapkan dengan SK pembentukan dari Walikota
Payakumbuh, forum komunitas ini juga di kukuhkan dengan Akta Pendirian nomor 21 tanggal
21 Juni 2021 serta Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI nomor AHU-0010633.AH.01.07
tahun 2021. Saat ini terdapat 8 (delapan) komunitas yang tergabung dalam FKMPS BA yakni
Komunitas Hidroponik, Komunitas Panahan, Komunitas Merpati Kolong, Komunitas Arung
Jeram, Komunitas Bonsai Kelapa, Komunitas Reptil, Komunitas Skateboard dan Komunitas
Radio. Seluruh komunitas berkegiatan di kawasan Batang Agam dan bertanggung jawab
terhadap keamanan dan kebersihan lokasi masing-masing. Pada tahun 2022, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengadakan lomba Komunitas Peduli Sungai
tingkat Nasional, dimana FKMPS-BA menjadi utusan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera V
setelah melewati proses seleksi tingkat Provinsi Sumatera Barat.

Gambar 5. 1 Atas Kiri: Proses Peninjauan Lapangan oleh Tim Evaluasi; Atas Kanan: Penyerahan
Penghargaan, Bawah: Sertifikat Juara

217
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

5.2 JUARA 3 TINGKAT NASIONAL PENGAWASAN PENATAAN


RUANG (TURBINLAK)
Dalam rangka mewujudkan Pengawasan Penataan Ruang Daerah, Pasal 216
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
Gubernur selaku Kepala Pemerintah Daerah Provinsi wajib melaksanakan Pengawasan
Penataan Ruang terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terhadap meliputi
aspek TURBINLAK Penataan Ruang, yakni Pengaturan Penataan Ruang (TUR), Pembinaan
Penataan Ruang (BIN), Pelaksanaan Penataan Ruang (LAK), Fungsi dan Manfaat
Penyelenggaraan Penataan Ruang, dan Pemenuhan Pelayanan dan Standar Teknis Penataan
Ruang. Pelaksanaan Penataan Ruang (LAK) adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Perlunya pengawasan penataan ruang agar penyelanggaraan penataan
ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan penataan ruang, yang meliputi pemantaun evaluasi dan pelaporan, yang
merupakan upaya untuk menjaga kesesuaian Pengelenggaraan Penataan Ruang dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, yang dilaksanakan baik oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, maupun Masyarakat. Pengendalian pemanfaatan ruang mengatur
penialaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), penilaian
perwujudan RTR, pemberian insintif dan disinsentif, pengenaan sanksi dan penyelesaian
sengketa penataan ruang. Kota Payakumbuh berupa dalam mewujudkan Penataan Ruang
yang komprehensif sehingga dapat diterapkan secara efektif dan efisian. Berikut dijabarkan
beberapa aspek yang dilakukan Pengawasan Penataan Ruang di Kota Payakumbuh.

Kota Payakumbuh meraih Peringkat 3 Tingkat Nasional setelah Jogja dan Bandung
dari Kementerian ATR/ BPN atas Kinerja Pengaturan Penataan Ruang, Pembinaan Penataan
Ruang dan Pelaksanaan Penataan Ruang (TURBINLAK) Tahun 2022, yg diserahkan Direktorat
Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri. Kota Payakumbuh menjadi
salah satu Kota dari 508 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi yang dilakukan pengawasan penataan
ruang dalam TURBINLAK. Informasi dari Direktur Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kementerian ATR/BPN, pada tahun 2022 hanya 53 Kabupaten/Kota yang memiliki kinerja baik
dalam pengawasan penataan ruang, sedangkan untuk kabupaten/kota yang memiliki kinerja
buruk sebanyak 162 kabupaten atau kota.

Gambar 5. 2 Kiri: Penyerahan Penghargaan, Kanan: Sertifikat Juara

218
Profil Kinerja Dinas PUPR Tahun 2017 - 2022

5.3 JUARA 1 PENGAWASAN TEKNIS PENATAAN RUANG


TINGKAT PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2022
SIWASTEK merupakan sistem informasi pengawasan teknis berbasis Web dalam
bentuk pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang serta upaya
peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan pengawasan penataan ruang.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan
ruang serta untuk meningkatkan kepatuhan publik dan pemerintah daerah terhadap penataan
ruang. Tujuannya adalah untuk mengawasi Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang Tingkat
Provinsi dan Kabupaten Kota di Indonesia. Untuk menjangkau Pengawasan Di Seluruh
Indonesia, perlu penggunaan sebuah alat yang mendukung pelaksanaan pengawasan teknis
agar lebih efektif dan efisien, khusunya dalam pengisian kuesioner oleh pemerintah daerah.
Alat tersebut berupa sistem informasi pengawasan teknis penataan ruang yang dikenal
dengan SIWASTEK. Beberapa Fungsi Sistem Informasi Pengawasan Teknis atau SIWASTEK
yaitu memiliki berbagai macam informasi terkait dengan penataan ruang daerah, sehingga
siwastek dapat menampilkan nilai kinerja masing-masing kabupaten kota. Selain itu, siwastek
juga berfungsi sebagai database untuk menyimpan dokumen dokumen perencaan,
pengaturan, pembinaan, pemanfaatan dan dokumen pengendalian yang dapat diunduh.
Dengan adanya siwastek masyarakat dapat ikut mengawasi kinerja pemerintah dan
memberikan masukan agar kinerja pemerintah dapat lebih baik kedepannya. Dalam
pengelolaan ruang sebagaimana Undang-undang nomor 26 tahun 2007, diperlukan adanya
manajamen penyelenggaraan penataan ruang yang meliputi 4 (empat) aspek yaitu :
Pengaturan, pembinaan, pemanfaatan dan pengawasan.

Kota Payakumbuh mendapatkan peringkat ke-1 untuk Kinerja Pengaturan


Penataan Ruang, Pembinaan Penataan Ruang, dan Pelaksanaan Penataan Ruang berdasarkan
Surat Gubernur Sumatera Barat Nomor 650/2269-TARU/BMCKTR-2022 tanggal 24 Oktober
2022 perihal Penyampaian Laporan Pengawasan Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021, surat yang ditujukan ke Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional s.q. Dirjen Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang. Berdasarkan Laporan Pengawasan Kinerja Penyelenggaraan Penataan
Ruang (SIWASTEK) Tingkat Provinsi Sumatera Barat yang dilakukan oleh Gubernur Sumatera
Barat, Kota Payakumbuh memperoleh nilai 97 dengan Prediket Baik. Kemudian dari Kinerja
Fungsi dan Manfaat Penyelenggaraan Penataan Ruang memiliki nilai Efektif dan Efisien.

Gambar 5. 3 Kiri: Penyerahan Penghargaan, Kanan: Sertifikat Juara

219

Anda mungkin juga menyukai