LANDASAN TEORI
1. WAKTU BELAJAR
1.1 Pengertian
pengertian waktu sebagai kesempatan langgeng yang tersedia dalam alam semesta untuk
manusia berprestasi.
Setiap mahasiswa perlu memiliki keterampilan dalam mengelola waktu yang dimiliki
untuk keperluan belajar, langkahyang perlu ditempuh menurut The Liang Gie (2007:71)
yaitu melakukan pengelompokkan dan penjatahan waktu untuk belajar, dari waktu 24
jam sehari yang dmiliki dapat ditentukan penjatahannya seperti 8 jam untuk tidur, 3 jam
untuk memelihara diri (makan, kebersihan, kesehatan), 2 jam untuk keperluan pribadi da
urusan kemasyarakatan, dan 11 jam untuk khusus belajar. Maka belau juga mengatakan
setiap mahasiswa sebaikknya belajar lebih lama 1 jam setiap hari waktu 1 jam ini dapat
diambil atau dihemat diwaktu istirahat atau kegiatan lain. Waktu ini dapat digunakan
untuk membaca buku, literature maupun yang lain, browsing yang berguna memperluas
pengetahuan.
1.2.2 Langkah menggunakan waktu menurut Edwinn C.Bliss dalam Hidayat Setyawan
Menurut Edwinn C.Bliss dalam Hidayat Setyawan (1994 :28) teknik menggunakan
penggunaannya, jika tidak demikian akan terdapat kegiatan lain yang tidak mendesak
dan kebetulan. Jangan biarkan kegiatan mendesak bahkan menggeser jadual belajar.
Awalilah hari dengan membuat jadual yang umum dengan penekanan pada hal yang
Para penemu, seniman dan orang-orang sukses tidaklah mempunyai karya yang
dan waktu bisa digunakan untuk kegiatan lainnya, tetapi gara-gara menunda
belajar. Langkah ini dengan seketika akan sangat baik untuk menggerakkan motivasi.
2) jangan berbuat terlalu banyak dan cepat. Apapun alasannya, menunda suatu
Belajar dalam waktu lama tanpa istirahat bukanlah penggunaan waktu yang
makin terkumpul. Tidak boleh menganggap istirahat sebagai penggunaan waktu yang
sia-sia. Istirahat dapat memberikan kesegaran untuk meningkatkan efektifitas, juga
kesehatan merupakan pemanfaatan waktu yang baik, asal saja istirahat yang tidak
berlebih-lebihan.
Sangat penting untuk menyadari perbedaan antara rajin belajar dan belajar secara
memforsir diri kelewat batas. Belajar adalah usaha yang memakan waktu lama.
Janganlah habis-habisan seolah tidak ada hari esok, akibatnya fisik akan melemah
sempurna, inilah yang disebut perfeksionis. Orang yang berusaha keras untuk
kegagalan. Perfeksionisme yang berlebihan bukan hanya tidak sehat, tetapi juga
menimbulkan kekacauan juwa seperti merasa tertekan, gelisah dan merugikan diri
sendiri.
1.2.3 Langkah mengatur waktu belajar menurut Hadiyatno dimuat dalam kompas.com
dan keuangannya sendiri. Terlalu banyak waktu untuk belajar sama buruknya dengan
terlalu banyak waktu untuk bermain. Jadi perlu pengaturan kombinasi yang
proporsional. Langkah berikut dapat membantu unttuk mengatur waktu dengan baik:
Untuk mulai mengatur waktu, perlu diketahui terlebih dulu alokasi waktu dan sisa
waktu yang tersisa. Survei waktu personal akan membantu untuk memperkirakan
waktu yang biasa dihabiskan untuk aktivitas rutin. Untuk memperoleh perkiraan yang
akurat, harus menelusuri waktu yang dihabiskan dalam sepekan. Caranya, perkirakan
waktu yang dihabiskan untuk setiap aktivitas per hari, lalu kalilah dengan tujuh untuk
mendapatkan total aktivitas rutin dalam sepekan. Setelah itu, kurangkan dengan 168,
total jam dalam sepekan. Sisa waktu ini adalah waktu-waktu yang harus dialokasikan
untuk belajar.
…. X 7 = …. Waktu tidur
TOTAL = ….
Untuk mencapai nilai yang baik, tentu perlu mengalokasikan waktu belajar setiap
pekan dengan baik pula. Gunakan aturan praktis, seperti belajar dua jam per pekan
untuk mata kuliah yang mudah, tiga jam di kelas untuk kelas mata kuliah yang lebih
sulit dan empat jam untuk kelas mata kuliah yang sulit. Misalnya, mata kuliah
kalkulus ditetapkan sebagai kelas sulit sehingga perlu 12 jam dalam sepekan untuk
mempelajarinya secara khusus. Jika perlu, mengalokasikan lebih banyak jam bisa
dilakukan.
TOTAL = ….
Bandingkan jumlah jam yang didapatkan di sini dengan hasil survei sebelumnya.
Ini waktu dimana banyak mahasiswa akan sedikit stres. Namun, yakinkan diri bahwa
tak perlu cemas. Ini bukan sekadar soal kuantitas waktu belajar, namun juga
diperlukan.
Banyak metode yang dapat disesuaikan dengan kepribadian Anda, bisa berupa
buku catatan, poster yang ditempel ke dinding kamar Anda atau cuma kartu 3x5 cm.
kelas kuliah, bekerja, makan, dan sebagainya. Lalu masukkan jadwal belajar Anda
seperti yang sudah Anda rumuskan di poin 2. Aturlah agar Anda belajar pada jam-jam
saat Anda masih bersemangat. Jadwalkan istirahat selama 10 menit dalam setiap
jamnya.
Mencoba untuk menjadi orang yang perfeksionis hanya akan membawa Anda
pada keterpurukan. Tak ada orang yang sempurna. Tugas-tugas yang sulit biasanya
dihindari dan ditunda. Anda perlu menetapkan tujuan yang harus dicapai, tetapi juga
perlu tantangan.
Sebagai contoh, seorang teman ingin mengajak Anda menonton film malam ini.
Padahal Anda sudah menjadwalkan besok waktunya bersosialiasi dan malam ini
Anda harus belajar dan mencuci pakaian. Anda sebenarnya tidak tertarik. Anda ingin
mengatakan tidak, namun Anda tidak suka mengecewakan orang lain. Mengatakan
"tidak" dengan sopan harus menjadi kebiasaan. Berani berkata "tidak" membuat Anda
Prioritaskan tanggung jawab dan janji Anda. Banyak orang tidak tahu cara
yang bisa membantu Anda adalah daftar ABC. Tempatkan hal-hal yang harus
dilakukan hari itu juga dalam kelompok A. Sementara hal-hal yang bisa diselesaikan
dalam seminggu bisa dimasukkan dalam kelompok B, hal-hal yang bisa dilakukan
Salah satu metode yang bisa membantu Anda adalah daftar ABC. Tempatkan hal-
hal yang harus dilakukan hari itu juga dalam kelompok A. Sementara hal-hal yang
bisa diselesaikan dalam seminggu bisa dimasukkan dalam kelompok B, hal-hal yang
menyesuaikan diri. Jujurlah pada diri sendiri dalam membuat dan menaatinya. Lebih
mudah untuk melakukan sesuatu dengan waktu tersisa daripada mencari waktu ekstra
2. MOTIVASI
Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal
mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu
tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: (1)
kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang;
(2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai
suatu tujuan; (3) tingkat kebutuhan dan keinginan akan berhubungan dengan intensitas
keadaan internal seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu.
Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat
lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut. Pengertian motivasi yang
lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan,
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa
yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor
pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal; (2) tujuan yang ingin
dicapai; (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
tersebut.
manusia yang bersifat hierarkis, dan dikelompokkan menjadi lima tingkat, yaitu:
physiological needs, safety needs, belongingness and love needs, esteem needs, and need
dari sekian banyak kebutuhan manusia, terdapat kebutuhan utama yang dikenal
dengan istilah kebutuhan dasar. Kebutuhan ini paling rendah tingkatannya dan
memerlukan pemenuhan yang paling mendesak, seperti udara untuk bernafas, makanan
dan minuman
kebutuhan pada tingkat kedua setelah kebutuhan fisoilogis terpenuhi ini merupakan
dan keteraturan dari lingkungannya, seperti kebutuhaan akan pakaian, tempat tinggal, dan
kebutuhan ini mendorong setiap orang untuk mengadakan hubungan afektif atau
ikatan emosional dengan orang lain, baik dengan sesama ataupun lain jenis di lingkungan
keluarga maupun masyarakat, seperti rasa disayangi dan menyayangi, dditerima dan
kebutuhan akan rasa harga diri terdiri daridua, yang pertama adalah penghormatan
atau penghargaan dari dirisendiri, dan yang kedua adalah penghargaan dari orang lain.
Seperti keinginan untuk memiliki kekuatan pribadi dan mendapatkan penghargaan atas
prestasi yang diraih. Kebutuhan ini juga mencakup hasrat ayau keinginan untuk berfikir
keras mengenai diri sendiri (self esteem), keinginan supaya orang lain peduli akan
dirinya, ingin agar oranglain peduli pada dirinya, maupun sebaliknya. Karena
penghargaan adalah apa yang membuat kita merasa yakin dan berguna, tanpa
penghargaan ini kita merasa rendah dan tidak berguna, Mulyasa (2009:60).
kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang menempati tingkatan jenjang hierarki yang
paling tinggi dan akan muncul bila kebutuhan yang telah dijelaskan sebelumnya telah
terpenuhi. Aktualisasi diri merupakan realisasi potensi yang dimiliki, yaitu latihan untuk
menyalurkan bakat setiap individu atau dalam hal ini mahasiswa hingga mencapai batas
maksimal. Sebagian besar orang tidak memiliki atau mencapai kebutuhan ini, sebab
mereka tidak pernah secara maksimal mampu memenuhi kebutuhan pada tingkatan
sebelumnya misalnya kebutuhan akan cinta dan penghargaan. Amnesia dalam hidupnya
berusaha untuk memenuhi semua kebutuhannya mulai dari jenjang paling bawah, paling
dasar yaitu kebutuhan fisiologis, dan berlanjut pada tingkatan berikutnya setelah yang ini
terpenuhi begitu terus. Namun tidak terjadi sama apabila menurun misalnya karena salah
satu jenjang kebutuhan tidak terpenuhi salah satu, penurunan tidak terjadi dalam satu
2.2.1 peserta didik yang lapar, sakit atau kondisi fisiknya tidak baik tidak memiliki
2.2.2 peserta didik lebih senang belajar dalam suasana yang menyenangkan
2.2.3 peserta didik yang merasa disenangi, diterima oleh teman atau kelompoknya akan
memiliki minat belajar yang lebih dibanding dengan peserta didik yang diabaikan
atau dikucilkan
2.2.4 keinginan peserta didik untuk mengetahui dan memahami sesuatu tidak selalu sama
2.3.1 Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan
2.3.2 Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada peserta
2.3.3 Peserta didik harus selalu diberitahu tentang kompetensi dan hasil belajarnya
2.3.4 Pemberian pujian dan hadiah lebih baik dari pada hukuman, namun sewaktu-waktu
2.3.5 Manfaatkan sikap, cita-cita rasa ingin tahu dan ambisi peserta didik
Ada tiga fungsi motivasi menurut Hamalik (2003: 16) yaitu sebagai berikut :
Syaodih (dalam Riduwan, 2005 : 200) menyatakan fungsi dari motivasi adalah:
seseorang.
Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting, karena
siswa dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan yang
dilakukannya. Maka harus dilakukan suatu upaya agar siswa memiliki motivasi belajar
yang tinggi. Dengan demikian siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar
yang optimal.
tindakan. Perbuatan belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan
3) Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas pada guru untuk
berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna
dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas.
kelas.
5) Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar.
tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian
pengajaran yang berasaskan motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar
dan mengajar.
normatif. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik tingkah
laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Siswa
bosan, dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Disimpulkan bahwa motivasi
menentukan tingkat berrhasil tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi menjadi salah
Tugas guru (Ishak, 2008 : 6) adalah membangkitkan motivasi anak didik sehingga
ia mau melakukan belajar. Dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul
akibat hubungan dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut :
1. Motivasi Instrinsik .
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri, misalnya siswa
ingin menjadi orang yang terdidik, semua keinginan itu berpangkal pada penghayatan
kebutuhan dari siswa berdaya upaya, melalui kegiatan belajar untuk memenuhi
kebutuhan itu. Namun sekarang kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar
giat, tidak ada cara lain untuk menjadi orang terdidik atau ahli, lain belajar. Biasanya
2. Motivasi Ekstrinsik .
Jenis motivasi ini timbul akibat hubungan dari luar individu, apakah karena ajakan,
suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian
akhirnya ia mau belajar. Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan
yang dihayati oleh orangnya sendiri, walaupun orang lain memegang peran dalam
menimbulkan motivasi itu, yang khas dalam motivasi ekstrisik bukanlah ada atau
tidak adanya hubungan dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi
pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan cara lain. Dalam upaya meningkatkan
motivasi siswa, guru mempunyai peran penting dalam keberhasilan belajar siswa,
tepat.
4) Menjaga suasana kelas supaya para siswa terhindari konflik dan frustasi.
melemah. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif-motif lainnya. Motif
yang paling kuat merupakan motif yang menjadi sebab utama tingah laku individu pada
waktu tertentu. Motif yang lemah hampir tidak mempunyai hubungan pada tingkah laku
individu. Motif yang kuat pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif
lain yang lebih kuat pada saat itu. Indikator motivasi Menurut Syamsuddin Makmun
(2004:40) antara lain: (1) durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan
waktunya untuk melakukan kegiatan), (2) frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan
kelekaannya) pada tujuan kegiatan, (4) ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam
menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, (5) devosi (pengabdian)
dan pengorbanan (uang, tenaga pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk
mencapai tujuan, (6) tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau
target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, (7) tingkatan
kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa
banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak), (8) arah sikapnya dengan sasaran
3. KOMPETENSI GURU
kewenangan kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar
dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang
mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain
pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
Berdasarkan PP 74 tahun 2008 tentang Guru dan Dosen, yang termuat dalam bab II
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan
(2009:26) diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan
tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi Guru tersebut meliputi kompetensi
tersebut dalam Mulyasa (2009:28) perlu didasarkan pada (1) landasan konseptual,
landasan teoritik, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) landasan empirik
dan fenomena pendidikan yang ada, kondisi, strategi, dan hasil dilapangan, serta
kebutuhan stakeholders; (3) jabaran tugas dan fungsi guru: merancang, melaksanakan,
dan menilai pembelajaran serta mengembangkan pribadi peserta didik; (4) jabaran
kompetensi; dan (5) pengalaman belajar dan asesmen sebagai tagihan konkret yang dapat
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 28, dikemukakan bahwa: pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Dalam penjelasan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidik sebagai
agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator,
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi
of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam
suasana yang menyenagkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani
apalagi menghajar peserta didik, kita perlu guru yang demokratis, jujur dan
terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya. Selain itu sangat penting
Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 (tujuh) sikap seperti yang
Menurut Mulyasa (2009:58) motivasi merupakan salah satu factor yang dapat
sungguh-sungguh pabilaa memiliki mitivasi yang tinggi, oleh karena itu untuk
berikut
1.2.1 peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan
peserta didik
guna
dengan harapan dan cita-citanya di masa depan. Dalam Mulyasa (2009:65) guru
belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal, dalam hal ini guru harus kreatif, profesionaldan menyenangkan dengan
peserta didik
Guru sebagai pemberi inspirasi belajar harus mampu memerankan diri dan
menjadai harapan dari seluruh warga sekolah sehingga tercipta kondisi beajar
2. Kompetensi Paedagogik
berbagai potensi yang dimilikinya. Matinis Yamin & Maisah (2010:9) Kompetensi
sekurang-kurangnya meliputi:
d. perancangan pembelajaran;
dimilikinya.
3. Kompetensi professional
meteri pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan matteri
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni dan budaya yang
a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu.
4. Kompetensi social
Matinis Yamin & Maisah (2010:12) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,
sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan Guru sebagai bagian
lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta
didik; (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma
serta system nilai yang berlaku; dan (e) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan
semangat kebersamaan.
5. Kompetensi kepribadian
personal yang mencerminkan kepribadaian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi perserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi
kepribadian yang beriman dan bertakwa; berakhlak mulia; arif dan bijaksana; demokratis;
mantap; berwibawa; stabil; dewasa; jujur; sportif; menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat; secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan mengembangkan diri
6. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan tidak ada yang persis sama dengan judul
penelitian ini, hanya yang menyangkut beberapa variabel, seperti misalnya waktu belajar
waktu belajarnya dibawah 100%, hasil ini senada dengan penelitian oleh Nurkhasanah
7. KERANGKA BERFIKIR
masalah yang diajukan. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai variabel –
variabel penelitian
waktu belajar merupakan jumlah jam/menit yang digunakan mahasiswa untuk belajar
baik secara mandiri atau belajar sendiri, membaca, mempelajari buku catatan atau
literatur, dan belajar secara terstruktur dengan ke perpustakaan atau browsing internet
mencari bahan pelajaran yang relevan serta belajar kelompok bersama teman-teman
dan mengerjakan tugas. Karena kompleksnya materi dan tugas yang sangat menyita
perhatian dibutuhkan waktu yang banyak pula untuk mengerjakan dan mengerti
materi. Idialnya, menurut sistem kredit semester yang dianut UKSW 1 sks berarti, 50
menit digunakan untuk perkuliahan, 60 menit diperlukan untuk belajar terstruktur dan
mandiri. Berarti untuk satu matakuliah tertentu dengan nilai 3 sks, mahasiswa harus
menghadiri kuliah selama 3 x 50 menit dan tidak cukup hanya menghadiri kuliah saja
Motivasi kuliah merupakan dorongan semangat yang muncul dari dalam dan dari luar
individu untuk menghadiri kuliah dan belajar. Lebih dari sekedar menjalankan
kewajiban, tetapi menghadiri kuliah harus dapat dihayati secara mendalam dan
menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis, dan
belongingness and love needs, esteem needs, and need for self-actualiztion (Maslow,
1970) dalam Mulyasa (2009:59). Untuk dapat memenuhi kebutuhan seperti halnya
yang dikatan oleh teori Maslow mahasiswa pada dasarnya memiliki tekad yang kuat,
motivasi yang tinggi untuk melaksanakan segala sesuatu khususnya belajar sehingga
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang kemudian
didukung oleh Permen nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik
dan kompetensi guru serta PPRI nomor 74 tahun 2008 tentang guru. Undang Undang
nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa seorang guru yang
yang berimandan bertakwa, arif dan bijaksana, berakhlak mulia, jujur, berwibawa,
dan lain-lain, kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
7.4 Hubungan penggunaan waktu belajar dan motivasi kuliah dengan penguasaan
kompetensi guru
Mahasiswa FKIP – UKSW untuk dapat menjadi guru professional seperti yang
saat ini sedang digalakkan perlu mempersiapkan diri sejak dini pada saat menempuh
pendidikan sehingga benar-benar siap menjadi guru. Menjadi guru bukan perkara
tersebut pertama perlu adanya kesadaran dan tekad yang kuat untuk menjadi guru
atau profesi yang berhubungan dengan jurusan pendidikan saat ini. Kedua lebih dari
sekedar tekad, pada tahap merencanakan dan melaksanakan belajar agar dapat
menguasai materi dan aplikasinya dalam kehidupan dan dunia kerja, yang terlihat
Hubungan antar variabel pada penelitian ini diduga positif, yaitu jika waktu yang
digunakan untuk belajar tinggi, maka penguasaan kompetensi guru juga tinggi. Jika
motivasi kuliah tinggi maka penguasaan kompetensi guru juga tinggi pula. Diagram
kerangka berfikir penelitian ini dengan (X1) penggunaan waktu belajar, (X2) motivasi
belajar dan (Y) penguasaan kompetensi guru dapat dilihat dari gambar berikut:
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran Hubungan penggunaan waktu belajar dan Motivasi Belajar dengan
X1
X2
Keterangan :
X2 = Motivasi Belajar
Y = Kompetensi Guru
8. HIPOTESIS PENELITIAN
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk
yang menunjukkan adanya kemungkinan hubungan tertentu antara dua atau lebih fakta
atau variabel. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang
Salatiga
Salatiga
Salatiga
1. H0 = r ρ X1Y117 = 0 α 0,05
3. H0 = r ρ X2Y117 = 0 α 0,05
5. H0 = r ρ X1X2Y117 = 0 α 0,05