Anda di halaman 1dari 34

PERANAN TANAMAN SEBAGAI SARANA TERAPI

KESEHATAN MATA BAGI SISWA KELAS XI


SMA MARSUDIRINI BEKASI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh
Fillip Bertrand Samosir (XI E/12)

SMA Marsudirini Bekasi

Jl. Raya Narogong 202, Jl. Kemang Pratama Raya No. 202, RT. 002/RW.
001, Kota Bekasi, Jawa Barat 17116

Tahun ajaran 2022/2023

i
PERANAN TANAMAN SEBAGAI SARANA TERAPI
KESEHATAN MATA BAGI SISWA KELAS XI
SMA MARSUDIRINI BEKASI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh
Fillip Bertrand Samosir (XI E/12)

SMA Marsudirini Bekasi

Jl. Raya Narogong 202, Jl. Kemang Pratama Raya No. 202, RT. 002/RW.
001, Kota Bekasi, Jawa Barat 17116

Tahun ajaran 2022/2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH

JUDUL :

Peranan Tanaman sebagai Sarana Terapi Kesehatan Mata bagi Siswa Kelas Xi
SMA Marsudirini Bekasi

PENULIS :

Fillip Bertrand Samosir (XI E/12)

Makalah penelitian ini telah dibaca dan disetujui pada tanggal 7 November 2022
oleh wali kelas dan guru pembimbing, karena makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata pelajaran bahasa Indonesia pada SMA Marsudirini
Bekasi.

Bekasi, 7 November 2022

Menyetujui, Mengetahui,

Guru Pembimbing Wali Kelas

Dra. Rr. Christina Hermin Ambarwati Felisia Anindya Larasati, S. Pd.

iii
PRAKATA

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat-Nya sehingga Makalah Peranan Tanaman sebagai Sarana

Terapi Kesehatan Mata bagi Siswa Kelas XI SMA Marsudirini Bekasi, dapat

penulis selesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun secara khusus untuk memenuhi tugas mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menjelaskan peranan tanaman bagi

kesehatan mata para siswa kelas XI SMA Marsudirini Bekasi. Kesehatan mata

harus diperhatikan oleh setiap siswa agar dapat beraktivitas dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rr. Christina Hermin

Ambarwati sebagai guru bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam

proses pengerjaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang turut membantu penulis dalam melengkapi data untuk

menyusun makalah ini.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada di dalam

makalah ini. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan membangun

pola pikir pembaca agar dapat menghasilkan kritik dan saran yang membangun

untuk menyempurnakan makalah ini.

Bekasi, 6 November 2022

Penulis

iv
ABSTRAK
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

v
DAFTAR ISI

PERANAN TANAMAN SEBAGAI SARANA TERAPI KESEHATAN MATA BAGI SISWA KELAS XI
SMA MARSUDIRINI BEKASI..................................................................................................i
PERANAN TANAMAN SEBAGAI SARANA TERAPI KESEHATAN MATA BAGI SISWA KELAS XI
SMA MARSUDIRINI BEKASI.................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH.....................................................................................iii
PRAKATA...........................................................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................................vi
BAB I...................................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2
1.3. TUJUAN PENELITIAN................................................................................................2
1.4. MANFAAT PENELITIAN............................................................................................3
1.5. BATASAN MASALAH................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................6
2.1. PENGERTIAN GANGGUAN KESEHATAN MATA........................................................6
2.2. PENYEBAB TERJADINYA GANGGUAN KESEHATAN MATA........................................8
2.3. HUBUNGAN TANAMAN SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MATA.................................9
2.4. HIPOTESIS..............................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................12
3.1. JENIS METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN....................................................12
3.2. SUMBER DATA.......................................................................................................12
3.3. POPULASI DAN SAMPEL........................................................................................13
3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA..............................................................................15
3.5. TEKNIK MENGANALISIS DATA................................................................................16
BAB IV..............................................................................................................................17
4.1. GAMBARAN UMUM SMA MARSUDIRINI BEKASI...................................................17
4.2. DESKRIPSI DATA....................................................................................................18
4.3. HASIL PENELITIAN.................................................................................................18

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tanaman merupakan aspek terpenting dalam kehidupan semua makhluk

hidup. Sebagai manusia, tentunya kita sangat membutuhkan tanaman agar dapat

menghirup udara yang sehat dan segar. Tanaman juga memiliki fungsi lain seperti

menjadi sarana terapi untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah adanya

gangguan mata lainnya.

Kenyataannya, banyak orang yang belum memahami serta menyadari arti

tanaman itu sendiri. Banyak rumah-rumah tanpa tanaman, pohon-pohon ditebang

hanya untuk kepentingan sepihak, dan tidak adanya keinginan untuk melakukan

kegiatan penghijauan. Ditambah lagi, manusia zaman sekarang yang sudah mulai

mengabaikan lingkungan alam yang lebih berfokus pada perkembangan teknologi.

Contoh, di daerah Bantargebang, Kota Bekasi, yang dikenal sebagai daerah

yang kumuh dan gersang. Daerah Bantargebang ini dikenal pula sebagai tempat

penampungan sampah buangan dari daerah disekitarnya. Keadaan lingkungan

yang kurang nyaman ini juga memicu timbulnya berbagai penyakit, salah satunya

gangguan penglihatan.

Minimnya keberadaan tanaman hijau disekitar wilayah permukiman dapat

semakin memperburuk keadaan ditambah dengan aktivitas berat yang harus

1
mereka lakukan. Gangguan mata ini juga tidak dapat ditangani dengan cepat

karena keterbatasan biaya, sebab mereka berasal dari keluarga yang memiliki latar

belakang ekonomi yang rendah. 1

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dari makalah ini, peneliti dapat menemukan

berbagai permasalahan yang memiliki kaitan dengan topik yang dibawa sebagai

berikut :

1.2.1. Apa peranan tanaman bagi kesehatan?

1.2.2. Bagaimana cara memanfaatkan tanaman sebagai sarana kesehatan

mata siswa kelas XI SMA Marsudirini Bekasi?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang ditemukan, peneliti dapat

mengemukakan tujuan dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1.3.1. Mengetahui peranan tanaman bagi kesehatan

1.3.2. Mengetahui cara memanfaatkan tanaman sebagai sarana Kesehatan

Wijayakusuma, “MNC Peduli Bagi-Bagi Kacamata Gratis ke Ratusan Siswa Sekolah


Alam Bantargebang”, diakses dari
https://megapolitan.okezone.com/read/2019/10/10/338/2115461/mnc-peduli-bagi-bagi-
kacamata-gratis-ke-ratusan-siswa-sekolah-alam-bantargebang?page=1 pada tanggal 25
Oktober 2022, 20.35 WIB)

2
1.4. MANFAAT PENELITIAN

Penulis sangat berharap agar penulisan makalah ini memiliki manfaat yang

berguna bagi pembaca yang menemukan masalah yang serupa dengan isi dari

makalah ini. Maka dari itu, manfaat dari penelitian “Peranan Tanaman sebagai

Sarana Terapi Kesehatan Mata bagi Siswa Kelas XI SMA Marsudirini Bekasi”

adalah sebagai berikut :

1.4.1. Untuk Penulis

a. Memberikan pengalaman untuk meneliti tentang suatu topik dan

menulis sebuah makalah yang berkaitan tentang hasil penelitiannya

b. Memberikan pengalaman untuk menyelesaikan masalah dan

menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut

c. Memberikan pengalaman untuk penulis dalam memberikan

informasi kepada khalayak umum dari hasil penelitian

1.4.2. Untuk Siswa-Siswi

a. Mengetahui pentingnya merawat kesehatan mata

b. Mengetahui apa penyebab dan solusi dari gangguan penglihatan

c. Mengetahui fungsi dari tanaman hijau yang mampu mengurangi

masalah penglihatan

3
1.4.3. Untuk Sekolah

a. Mendapatkan masukan untuk bisa lebih meningkatkan keasrian dan

kenyamanan lingkungan sekolah dengan berbagai tanaman hijau

b. Mampu memberikan motivasi dan informasi kepada para murid

untuk menjaga kesehatan mata

c. Mampu memberikan program belajar yang lebih ringan agar siswa

tidak merasa jenuh dan Lelah

1.5. BATASAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini, penulis sudah menemukan masalah, tujuan, dan

manfaat dari penelitian ini. Penulis juga membuat batasan masalah agar

pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu meluas ke ruang

lingkup bahasan lainnya. Batasan masalah dari makalah ini antara lain :

1.5.1. Penelitian ditujukan untuk mengetahui apa saja faktor penyebab umum

terjadinya gangguan penglihatan atau mata minus.

1.5.2. Penelitian mengambil referensi dari salah satu sumber di daerah

Bantargebang untuk menjelaskan topik bahasan dengan fakta yang

sesuai.

4
1.5.3. Penelitian ini ingin membahas tentang pola hidup dari siswa kelas XI

SMA Marsudirini Bekasi yang berhubungan dengan relasi siswa

dengan tanaman dan lingkungan sekitar.

1.5.4. Peneliti ingin memberikan penjelasan berkaitan dengan sumber

referensi bahwa kesehatan mata memiliki hubungan yang erat dengan

keberadaan tanaman hijau di sekitar.

1.5.5. Penelitian mencoba memecahkan solusi untuk mencegah gangguan

penglihatan pada mata siswa

5
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. PENGERTIAN GANGGUAN KESEHATAN MATA

Mata merupakan suatu objek yang sangat diperlukan oleh setiap makhluk

hidup agar dapat berpindah tempat dan beraktivitas. Menurut artikel Wikipedia,

mata dapat diartikan sebagai suatu organ penglihatan yang dapat mendeteksi dan

mengumpulkan cahaya yang dapat mengilustrasikan dan menghubungkan suatu

gambar ke otak2 (Wikipedia, 2022). Berdasarkan sumber diatas, dapat diambil

kesimpulan bahwa mata memiliki peran yang sangat vital bagi keberlangsungan

kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Perubahan zaman terus berlangsung. Lingkungan terus berubah dan

berkembang membuat setiap makhluk hidup memerlukan adaptasi yang baru agar

tetap bertahan hidup di ruang yang baru. Kemajuan teknologi yang semakin

marak terjadi harus membuat manusia mulai membiasakan diri hidup

berdampingan dengan teknologi. Segala aktivitas menjadi sangat instan karena

adanya bantuan dari teknologi yang canggih. Manusia tentunya cukup terbantu

dengan hadirnya suatu inovasi baru ini.

Penyunting Wikipedia, “Mata”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Mata pada


tanggal 13 November 2022, 17.34 WIB

6
Febriana Supriati mengatakan bahwa, “Penggunaan teknologi maju sangat

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas. Namun,

bila tanpa disertai pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

sendiri”3 (Supriati, 2012: 1) Kutipan tersebut memiliki makna bahwa kemajuan

teknologi yang dipakai secara berlebihan dapat membawa dampak yang buruk

pula bagi manusia atau efek boomerang. Pelaksanaan aktivitas yang disertai

penggunaan teknologi berupa gadget dapat meningkatkan resiko gangguan

penglihatan dikarenakan adanya radiasi. Menurut ejournal World Health

Organization tahun 2015, “Seseorang dengan penglihatan rendah adalah orang

yang mengalami gangguan fungsi penglihatan bahkan setelah pengobatan

dan/atau koreksi refraksi standar, dan memiliki penglihatan ketajaman kurang dari

6/18 untuk persepsi cahaya”4 (World Health Organization, 2015: 2). Gangguan

penglihatan inilah yang dapat menghambat segala aktivitas karena menurunnya

ketajaman penglihatan dan harus menggunakan alat bantu melihat seperti

kacamata. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa gangguan mata adalah suatu

penurunan kinerja mata karena terjadinya kejenuhan pada mata akibat aktivitas

yang memaksa penggunaan mata dengan berlebihan (melewati kapasitas

maksimal) secara terus menerus.

Febriana Supriati, “Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan
Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang”, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.
1, No. 2, (Semarang: UNDIP, 2022), hal.1

4
World Health Organization, “Change the Definition of Blindness”, diakses dari
https://web.archive.org/web/20150714233938/http://www.who.int/blindness/Change%20the
%20Definition%20of%20Blindness.pdf?ua=1 pada tanggal 13 November 2022, 18.32 WIB

7
2.2. PENYEBAB TERJADINYA GANGGUAN KESEHATAN MATA

Gangguan kesehatan mata merupakan salah satu kejadian yang marak terjadi

pada anak-anak dan remaja di zaman ini. Banyaknya kegiatan yang memiliki

hubungan dengan gadget juga menjadi salah satu penyebab anak-anak dan remaja

tidak memiliki waktu untuk mengistirahatkan mata mereka. Akibatnya, mata

menjadi lelah dan harus menderita miopia atau mata minus.

Menurut ejurnal Primadiani, terdapat beberapa penyebab dari myopia, antara

lain jarak mata dengan penggunaan gadget yang terlalu dekat, adanya factor

genetic atau keturunan, terlalu lamanya beraktivitas di depan gadget, kebiasaan

membaca yang salah, terlalu lama menggunakan benda transparan yang tidak

sesuai dengan mata normal kita, dan kekurang vitamin A yang baik untuk mata 5

(Primadiani, 2016: 13). Penyebab lainnya dari gangguan kesehatan mata ini ada

pada penerangan yang kurang memadai seperti terlalu silau atau terlalu gelap

karena hal ini akan mengakibatkan mata berkontraksi dan pupil harus beradaptasi

sehingga akan menimbulkan kelelahan mata6 (Prayoga, 2014: 132).

Sinar matahari juga merupakan aspek penting untuk menjaga kesehatan mata

manusia. Salah satu lembaga perawatan kesehatan mata mengatakan bahwa

kurangnya aktivitas diluar ruangan dapat membuat seseorang kekurangan sinar

Inez Sharfini Primadiani, Karya Ilmiah: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Progresivitas Miopia pada Mahasiswa Kedokteran”, (Semarang: UNDIP, 2016), hal. 13
6

Hermawan Ady Prayoga, “Intensitas Pencahayaan dan Kelainan Refraksi Mata terhadap
Kelelahan Mata”, Jurnal Kesehatan Masyarakat, KEMAS 9, No. 2, (Semarang: UNNES, 2014),
hal. 132

8
matahari dan memiliki resiko tinggi terkena mata minus akibat kekurangan

vitamin D yang ada di sinar matahari 7 (National Lasik Centre, 2022:1).

Kurangnya aktivitas diluar ruangan ini juga disebabkan oleh kebiasaan buruk di

masa pandemi yang membuat orang hanya mengurung dan menutup diri didalam

rumah.

2.3. HUBUNGAN TANAMAN SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MATA

Kasus gangguan penglihatan akibat kelelahan mata sudah cukup banyak

terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil studi, kelelahan mata diakibatkan oleh

stress yang mengakibatkan ketegangan otot mata dan naiknya kadar asam laktat 8

(Ilyas, 2008). Jika mata lelah, maka sangat diperlukan adanya relaksasi untuk

mengistirahatkan otot mata.

Menurut KBBI, Terapi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyembuhkan

dan merawat suatu penyakit hingga sembuh9. Terapi dapat menjadi salah satu

solusi untuk mencegah kelelahan mata yang berujung pada keadaan mata minus.

National Lasik Centre, “Penyebab Mata Minus dan Cara Mengatasinya”, diakses dari
https://nationallasikcenter.id/penyebab-mata-minus/ pada tanggal 13 November 2022, 22.44 WIB

8
Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, SpM, Ilmu Penyakit Mata, (Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2008), Edisi 3)

9
KBBI, “Arti Kata “Terapi” Menurut KBBI”, diakses dari https://idtesis.com/pengertian-
cara-belajar-menurut-para-ahli/ pada tanggal 13 November 2022, 23.45 WIB

9
Terapi dapat dilakukan melalui media yang paling umum dan mudah ditemukan

di lingkungan sekitar.

Tanaman merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan karena

perannya dalam menghasilkan gas O2 untuk pernapasan setiap makhluk hidup.

Tanaman juga memiliki peran dalam mengatur sirkulasi udara sehingga udara

dapat menjadi lebih segar dan bersih. Tanaman juga memiliki fungsi lain yaitu

sebagai sarana terapi kesehatan mata. Hal ini sudah terbukti dengan adanya

pernyataan dari dr. Gitalisa Andayani, SpM(K) yang dikutip oleh detikhealth.com

yang mengatakan bahwa otot mata manusia dapat melemas apabila diberikan

kesempatan untuk melihat pemandangan hijau dari jarak jauh, karena warna hijau

memiliki efek yang tidak memantulkan cahaya sehingga aman untuk kesehatan

mata10 (Anwar, 2015: 1). Pernyataan ini juga didukung di sumber lain yang

mengatakan bahwa warna hijau secara psikologis mampu mengubah mood dan

pikiran menjadi lebih tenang karena warna ini memiliki makna keseimbangan 11

(Perdana, 2021:1). Maka dari itu tanaman memiliki hubungan yang erat terhadap

lingkungan dan kesehatan terlebih pada pencegahan gangguan penglihatan.

10

Firdaus Anwar, “Ini Alasan Mengapa Melihat Pemandangan Hijau Baik untuk Mata”,
diakses dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3040976/ini-alasan-mengapa-melihat-
pemandangan-hijau-baik-untuk-mata pada tanggal 14 November 2022, 0.13 WIB

11
Satria Permana, “Benarkah Melihat Sesuatu yang Hijau Bikin Mata Lebih Sehat?”,
diakses dari https://hellosehat.com/mata/perawatan-mata/benarkah-melihat-sesuatu-yang-hijau-
bikin-mata-lebih-sehat/ pada tanggal 14 November 2022, 00.17 WIB

10
2.4. HIPOTESIS

Hasil sementar yang dapat disimpulkan dari berbagai kajian teori yang

berkaitan dengan topik bahasan adalah

2.4.1. Tanaman merupakan suatu sarana terapi mata yang terbukti secara

akurat dan mampu menyembuhkan gangguan penglihatan yang

dialami oleh siswa kelas XI SMA Marsudirini Bekasi.

2.4.2. Informasi mengenai tanaman sebagai sarana terapi kesehatan mata

tidak terbukti kebenarannya dan hanya sekedar mitos yang tumbuh

di kalangan masyarakat luas.

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. JENIS METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut

Gramedia.com, metode kualitatif adalah metode yang lebih mengarahkan teori

untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan berbentuk naratif. Metode

penelitian kualitatif juga lebih menekankan pada metode studi kasus, historikal,

dan etnografis. Metode kualitatif juga menekankan pada bentuk naratif agar dapat

menjelaskan dalam bentuk kata-kata setiap fenomena yang akan dijadikan bahan

penelitian. 12

3.2. SUMBER DATA

Dalam proses pengerjaan makalah ini, penulis memperoleh data yang berasal

dari ;

3.2.1. Data didapatkan dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh penulis

terhadap objek penelitian yaitu siswa kelas XI SMA Marsudirini

Bekasi.

12

Rifda Arum, “Klasifikasi Jenis-Jenis Metode Penelitian yang Sering Dipakai”, diakses
dari https://www.gramedia.com/literasi/jenis-metode-penelitian/ pada tanggal 14 November 2022,
01.18 WIB

12
3.2.1. Sumber data juga didapatkan dari sumber buku, artikel, jurnal, dan

website internet yang mengandung data yang valid.

3.3. POPULASI DAN SAMPEL

3.3.1. POPULASI

Populasi adalah jumlah objek penelitian dalam satu tempat yang dimana

dalam penelitian ini populasi dapat diartikan sebagai jumlah seluruh siswa

kelas XI SMA Marsudirini Bekasi. Jumlah seluruh siswa kelas XI SMA

Marsudirini Bekasi dapat dianggap sejumlah 300 anak. Berikut rincian data :

TOTAL SISWA LAKI-LAKI PEREMPUAN

300 150 150

3.3.2. SAMPEL

Sampel adalah jumlah objek yang digunakan untuk penelitian. Sampel

didalam penelitian ini diambil secara simple random sampling dimana

responden diambil secara acak dan setiap responden memiliki hak dan

kesempatan yang sama dalam mengisi kuesioner. Sampel ini nantinya akan

menjadi acuan penelitian dari 2 variabel masalah yang terdapat dalam judul.

Sampel dalam penelitian ini akan diambil dari populasi, siswa kelas XI

dengan banyak minimal 50 orang dari kelas XI -A hingga kelas XI-I.

13
Diagram sampel dari setiap kelas

Dari hasil penyebaran angket ke setiap kelas, peneliti mendapatkan sampel

berjumlah 57 responden dan masing-masing mewakilkan setiap kelas dengan

jumlah yang berbeda di setiap kelasnya. Berikut rincian sampel penelitian.

KELAS JUMLAH

XI-A 9

XI-B 5

XI-C 8

XI-D 5

XI-E 14

XI-F 5

XI-G 7

14
XI-H 1

XI-I 3

Σ XI TOTAL 57

3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik agar dapat

memperoleh data yang sesuai fakta sebagai berikut :

3.4.1. METODE ANGKET (KUESIONER)

Metode ini dilaksanakan dengan menyebarkan angket atau kuesioner

yang berupa pertanyaan terkait topik bahasan kepada objek penelitiian

yaitu siswa kelas XI SMA Marsudirini Bekasi. Setiap jawaban dari para

responden akan dirahasiakan dan digunakan untuk sumber data yang

berupa fakta dalam proses analisis data

3.4.2. METODE PENGAMATAN (OBSERVASI)

Metode ini dilaksanakan dengan pengamatan langsung dari penulis

terkait objek penelitian. Penulis juga dapat mencari informasi dengan

bertanya dan mencatat setiap informasi baru yang didapat sebagai

kebutuhan penelitian.

15
3.5. TEKNIK MENGANALISIS DATA

16
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. GAMBARAN UMUM SMA MARSUDIRINI BEKASI

4.1.1. DESKRIPSI WILAYAH

SMA Marsudirini Bekasi merupakan suatu sekolah dibawah wewenang

Yayasan Marsudirini yang dikelola oleh para suster OSF (Ordo Santo

Fransiskus). SMA Marsudirini Bekasi ini hanya terdiri dari satu gedung besar

dengan 4 lantai. Gedung ini dibentuk seperti mengelilingi suatu lapangan

upacara. Selain itu, SMA ini juga menyediakan tempat parkiran kendaraan,

lapangan futsal, lapangan basket, dan green house. Keadaan setiap gedung

dan tempat tambahan cukup rapi dan terawat sehingga dapat dipakai dengan

baik oleh setiap anggota SMA Marsudirini Bekasi. Kondisi lingkungannya

bersih dan dipenuhi oleh berbagai macam tanaman hijau di setiap tempat. Hal

ini dibuktikan dengan adanya green house yang sedang dalam tahap

pengelolaan untuk menanam berbagai jenis tanaman hidroponik. Selain itu,

tanaman dapat dijumpai di setiap lantai pada gedung sekolah dan di sekitar

lapangan upacara. Hal inilah yang membuat hawa di tempat ini cukup baik

dan tidak terlalu panas.

4.1.2. BATAS WILAYAH

17
SMA Marsudirini Bekasi memiliki batas wilayah jika dilihat dari utara

atau menghadap parkiran SMA Marsudirini Bekasi adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara, SMA Marsudirini Bekasi berbatasan dengan Rumah

Sakit St. Elisabeth

b. Sebelah timur, SMA Marsudirini Bekasi berbatasan dengan Jalan

Raya Narogong no.202

c. Sebelah selatan, SMA Marsudirini Bekasi berbatasan dengan Jalan

Kemang Pratama Raya

d. Sebelah barat, SMA Marsudirini Bekasi berbatasan dengan gedung

SMP Marsudirini Bekasi

4.2. DESKRIPSI DATA

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan dua variabel sebagai topik

bahasan yaitu gangguan penglihatan sebagai variabel X dan peran tanaman untuk

terapi sebagai variabel Y. Data ini disajikan untuk memberikan gambaran umum

mengenai proses pengumpulan data. Peneliti memperoleh data sesuai dengan

metode angket yaitu dengan penyebaran kuesioner kepada sampel dari kelas XI-A

hingga XI-I. Sehingga, data yang diperoleh ini sesuai dengan keadaan setiap

responden dan merupakan fakta yang mendukung peneliti dalam memproses

permasalahan yang ada.

18
4.3. HASIL PENELITIAN

Dari hasil kuesioner, peneliti mampu untuk memberikan analisis terkait

masalah gangguan kesehatan mata pada siswa kelas XI SMA Marsudirini Bekasi.

4.3.1. ANALISIS GANGGUAN PENGLIHATAN

Diargam penggunaan kacamata

Diagram rentang waktu penggunaan mata untuk beraktivitas

Berikut merupakan data dari siswa kelas XI SMA Marsudirini Bekasi

terhadap penggunaan kacamata dan rentang waktu penggunaan mata untuk

19
beraktivitas. Terlihat pada diagram pertama bahwa 47,4% dari responden kelas XI

selalu menggunakan kacamata, 19.3% kadang menggunakan, dan selebihnya tidak

menggunakan sama sekali. Lalu, terdapat pula rentang waktu yang cukup tinggi

dari para siswa kelas XI dalam menggunakan mata untuk beraktivitas yaitu :

a. 15.8% di rentang waktu 4-7 jam/hari

b. 33.3% di rentang waktu 8-12 dan 13-16 jam/hari

c. 17.5% di rentang waktu > 16 jam/ hari

Hasil ini membuktikan bahwa mata adalah salah satu aspek penting yang

dibutuhkan manusia untuk beraktivitas setiap harinya. Namun, penggunaan mata

secara berlebihan ini juga dapat menimbulkan gangguan mata, seperti myopia.

Menurut Hartono dan Suhardjo, “Myopia merupakan kelainan refraksi mata,

dimana sinar sejajar yangdatang dari jarak tak terhingga difokuskan di depan

retina olehmata dalam keadaan tanpa akomodasi, sehingga pada retina

didapatkan lingkaran difus dan bayangan kabur”. 13 (Hartono dan Suhardjo, 2007:

172). Penggunaan mata dengan waktu yang berlebihan ini akan menurunkan

fungsi retina yang bertugas sebagai penangkap bayangan pada bola mata manusia.

Teori dari Hartono dan Suhardjo mengungkapkan bahwa

Suatu obyek dapat terlihat paling jelas kalau cahaya dari


obyek tepat jatuh (terfokus) pada retina, tepatnya di makula lutea. Dapat
tidaknya cahaya dari jauh tak terhingga (sinar sejajar) terfokus
pada retina saat mata istirahat (tidak berakomodasi) tergantung pada

13
Suhardjo dan Hartono, Ilmu Kesehatan Mata, (Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran UGM, 2007), Cet. ke-1, hal. 172

20
kekuatan refraksi mata dan panjang aksis bola mata 14 (Hartono dan
Suhardjo, 2007: 40).

Kutipan ini menjelaskan bahwa retina dapat melihat objek dengan sangat

jelas apabila mata sedang dalam kondisi yang rileks atau istirahat. Hubungan

antara aktivitas mata dengan tingkat penglihatan sangatlah tinggi. Sehingga, cara

untuk mengoreksi fokus retina adalah dengan memakai kacamata sesuai dengan

kategori gangguan.

Diagram tingkat penglihatan mata siswa (kiri : sangat buruk, kanan : sangat baik)

Berdasarkan data, responden mulai merasakan adanya gangguan penglihatan

sejak menginjak masa remaja atau pubertas dengan persentase sebesar 83.8%.

Terdapat pula responden yang menggunakan kacamata sejak umur 1-5 tahun yang

masih termasuk dalam kategori balita. Gangguan mata ini juga mulai dialami oleh

responden karena berbagai faktor penyebab yang juga merupakan aktivitas umum

yang sering dilakukan dan dialami setiap orang.


14
Ibid, hal. 40

21
Diagram umur mulai menggunakan kacamata

Diagram faktor penyebab terjadinya gangguan penglihatan

Pilihan tertinggi yang dipilih ada pada kurangnya istirahat pada mata. Seperti

yang sudah dibahas sebelumnya, kurangnya istirahat pada mat aini dapat

menyebabkan kontraksi berlebih pada otot siliaris dan juga disfungsi retina. Selain

kurangnya istirahat, beberapa kegiatan pemicu lainnya seperti bermain game,

menonton televisi terlalu lama, dan belajar hingga larut malam juga menjadi

penyebab terjadinya gangguan penglihatan. Ketiga aktivitas tersebut jika

22
dilakukan secara berlebihan akan menyebabkan kelelahan otot mata karena

berlebihnya penggunaan mata.

Aktivitas seperti ini memang sudah sulit dihindari oleh setiap remaja karena

pada zaman ini, penggunaan benda berteknologi canggih seperti gadget, televisi,

dan konsol game sudah menjadi suatu kebiasaan. Kegiatan belajar juga sudah

mulai mengadaptasi teknologi dalam menyelesaikan segala tugas dan kegiatan di

sekolah. Akibatnya, akan terjadi banyak dampak negatif yang dihasilkan apabila

siswa memiliki gangguan penglihatan. Syaf’in mengungkapkan bahwa “seorang

peserta didik yang menderita miopi, penerimaan informasi secara visual dari furu

dapat terganggu”15 (Syaf’in, 2013: 82-87). Dampak ini dapat menyebabkan

gangguan dalam mengerjakan setiap soal atau tugas dari guru, dan juga

menghambat perkembangan intelektual. Sehingga, setiap materi pembelajaran

akan sulit untuk dicerna dalam otak dan kemudian ilmu tersebut tidak akan

berguna untuk siswa tersebut. Pengaruh terburuk yang akan terjadi apabila

keadaan ini terus dibiarkan adalah penurunan drastis prestasi belajar peserta didik

dan hilangnya penglihatan secara permanen (kebutaan)16 (Foster dan Jiang, 2014:

202).

15
Wibowo Arief Syaf’in, “Pengaruh Pemberian Kacamata Koreksi pada Penderita Myopia
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 34 Surabaya”, Jurnal Biometrika dan
Kependudukan, Vol. 2, No. 1, (Surabaya: UNAIR, 2013), hal. 82-87

16
P. A. Foster dan Y. Jiang, “Epidemiology of Myopia”, Eye, Vol. 28, No. 2, (Cambridge:
Cambridge Ophthalmological Symposium, 2014), hal. 202

23
4.3.2. ANALISIS PERANAN TANAMAN

Peneliti juga sudah memberikan angket yang berisi pertanyaan mengenai

hubungan siswa dengan tanaman di sekitarnya. Tanaman merupakan aspek

terpenting kehidupan yang harus ada di bumi ini agar kehidupan makhluk

hidup tetap bertahan. Dengan adanya fungsi tanaman yang sangat penting ini,

peneliti mampu melihat pandangan setiap siswa pada tanaman di lingkungan

sekitarnya.

Pada zaman modern ini, keberadaan tanaman sudah mulai diabaikan oleh

manusia. “Suatu studi kerjasama selang Britania Raya

dengan Indonesia pada 1998 mengindikasikan bahwa sekitar 40% dari seluruh

kegiatan penebangan yaitu liar, dengan nilai mencapai 365 juta dolar AS” 17

(Scotland, 1999). Studi ini membuktikan bahwa Indonesia yang pada awalnya kaya

akan tumbuhan dan tanaman harus mengalami nasib buruk dimana terdapat

presentase sebesar 40% yang menandakan angka kegiatan penebangan liar. Lahan

yang biasa digunakan untuk menanam tanaman juga sudah mulai hilang dikarenakan

kemajuan teknologi dan industri yang mengharuskan adanya suatub pembangunan

perusahaan atau permukiman yang baru.

Hilangnya keberadaan tanaman ini juga akan sangat berpengaruh pada

kehidupan makhluk hidup. Berbagai pengaruh negatif di lingkungan seperti

pemanasan global, banjir, dan bencana alam lainnya sudah mulai

bermunculan dan memakan banyak korban. Hal negatif itu tidak hanya

17
Neil Scotland et.al., “Roundwood Supply and Demand in the Forest Sector in
Indonesia”, Indonesia-UK Tropical Forest Management Programme Report, No. EC/99/03,
(Jakarta: ITFMP, 1999)

24
memberikan pengaruh pada keadaan lingkungan saja, tetapi juga pada

keadaan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya, terutama dari segi

penglihatan pada manusia. Menurut hasil penelitian sebelumnya, terdapat

sangat banyak kasus gangguan penglihatan yang dialami oleh siswa kelas XI

SMA Marsudirini Bekasi yang mayoritas disebabkan oleh faktor penggunaan

gadget dan teknologi canggih lainnya, sehingga waktu istirahat untuk mata

menjadi berkurang.

Diagram kebiasaan merawat tanaman di rumah

25
Diagram tingkat niat siswa kelas XI dalam melakukan penghijauan

Kebiasaan menghabiskan waktu dengan gadget dan alat elektronik

lainnya akan mengubah pola hidup siswa menjadi mager atau malas gerak.

Kebiasaan ini juga akan berpengaruh pada pola hidup sehat siswa, seperti

contohnya banyak siswa yang tidak terlalu suka untuk merawat tanaman. Dari

data hasil penelitian, dapat diketahui bahwa siswa kelas XI hanya sebatas

jarang atau kadang-kadang memiliki niat untuk merawat tanaman yang ada di

rumah mereka. Seorang petani muda Bernama Djono Albar Burhan, melalui

laman Kumparan Bisnis mengungkapkan alasan generasi milenial enggan

untuk merawat tanaman adalah karena gengsi yang tinggi. 18 (Setianto, 2021:

1). Gengsi biasanya berasal dari lingkungan pergaulan yang sudah cukup

modern dan elit sehingga membuat perubahan perilaku dari siswa yang

merasa enggan untuk melakukan hal-hal seperti bertani karena dianggap

sebagai pekerjaan yang tidak bersih. Gengsi yang tinggi jika terus dibiarkan

akan berakibat fatal karena generasi muda semakin jauh dengan tanaman dan

alhasil lingkungan akan menjadi gersang. Dari diagram, peneliti mendapatkan

gambaran bahwa siswa kelas XI SMA Marsudirini Bekasi sebenarnya

memiliki rasa peduli yang cukup tinggi kepada lingkungan dan penghijauan

namun enggan untuk merealisasikannya.

18

26
Diagram keadaan lingkungan tempat tinggal siswa kelas XI

Diagram

Menurut data yang didapat, para siswa kelas XI SMA Marsudirini

Bekasi tinggal di lingkungan tempat tinggal dalam kategori nyaman karena

banyaknya keberadaan tanaman yang membuat sirkulasi udara menjadi lebih

segar. Siswa

27

Anda mungkin juga menyukai