Anda di halaman 1dari 11

Nama : Zulfina Arinda Putri

NIM : 20/456408/TP/12703
Tugas : Teknik Pengeringan
Dosen : Dr. Ir. Suparlan, M. Agr.

SOAL:
1. Pengering tipe bak datar biasanya digunakan untuk produk pertanian dengan karakteristik
seperti apa dan sebutkan contohnya!
2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian penting dari pengering tipe bak datar!
3. Untuk melakukan analisis teknis kinerja mesin pengering tipe bak datar, komponen apa
saja yang harus dianalisis. Jelaskan dan sertakan persamaan matematis untuk
menghitungnya!
4. Untuk merancang pengering tipe bak datar, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan jelaskan urutannya!

JAWAB:
Pengering tipe bed dryer memiliki beberapa jenis, antara lain flat-bed dryer dimana
berbentuk datar, inclined-bed dryer dimana berbentuk agak miring agar distribusi udara lebih
merata, circular-bin dryer dimana berbentuk agar melingkar dengan penempatan blower di
atasnya (blower ini dihubungkan dengan sumber panasnya (berupa kompor atau tungku),
dilengkapi dengan kapasitas 300-500 kg, paling mudah untuk dibuat, dan banyak diaplikasikan di
Vietnam), fluidized-bed dryer dimana bahannya mengalir secara kontinu, serta jenis bed dryer
lainnya. Mesin pengering flat-bed dryer atau tipe bak datar menggunakan prinsip kerja forced
convection dimana aliran udara akan didororng secara paksa oleh blower sehingga energi panas
dapat sampai menuju bahan. Tipe ini dapat disebut juga sebagai box dryer dimana terdapat
tumpukan bahan yang akan dikeringkan yang didasari pada pengaruh kecepatangan angin dan
jumlah pipa pemanas terhadap laju pengeringan. Deminsi dari tipe pengering ini adalah panjang
sebesar 965 cm, lebar sebesar 246 cm, dan tinggi sebesar 490 cm. Tipe ini dapat digunakan untuk
mengeringkan biji-bijian, seperti jagung, kacang tanah, kedelai, dan gabah dengan efisiensi
pengeringan hingga 60%. Keuntungan yang diperoleh dari pengering tipe bak datar adalah sebagai
berikut:
1. Mudah dioperasikan
2. Dapat digunakan untuk mengeringkan produk biji-bijian (jagung, kedelai, padi, dan biji-
bijian lainnya)
3. Memberikan gabah yang berkualitas lebih baik daripada pengeringan matahari
4. Desain sederhana untuk memungkinkan produksi lokal dan perawatan serta prbaikannya
mudah
5. Dapat dioperasikan dengan mesin jika listrik tidak tersedia atau mahal
Adapun, bagian dari fluidized-bed dryer adalah sebagai berikut:
Kelemahannya adalah ketidakseragaman gabah dilapisan bawah, tengah dan atas karena
pada lapisan bawah akan cepat terkena udara lebih dulu sehingga untuk mengenai pada bagian
atasnya harus ada pengadukan. Pengadukan ini menggunakan pengaduk yang digerakkan oleh
motor listrik. Laju aliran udara juga harus dicek secara berkala untuk mengetahui efisiensi
kebutuhan laju alirannya menggunakan alat. Kalau tidak ada alat, maka diletakkan kertas untuk
alat pengukurannya. Kalau kertas mengambang, maka terdapat aliran udara, sedangkan kalau tidak
mengambang, maka tidak ada aliran udara yang cukup. Laju aliran udara yang besar dapat
menyebabkan panas terbuang banyak sehingga bahan harus ditambah agar penggunaan bahan
bakar lebih efisien. Adapun, kalau kertas tidak bergerak, maka tumpukan bahan dikurangi.

Gambar 1. Fluidized-bed dryer


Pada fludized-bed dryer, bahan yang dikeringkan akan terfluida dan hembusan udara yang
dikeluarkan oleh blower cukup kencang sehingga bahan akan terapung ke ruang plenum dan keluar
melalui baffle. Jika terdapat kotoran, maka akan ditarik melalui cyclone. Untuk memanfaatkan
udara panas yang keluar, maka dibuat sistem close loop dan udara keluar tersebut akan dihisap lagi
melalui blower sehingga akan mengurangi panas terbuang agar efisiensi bahan bakar menjadi lebih
tinggi.
Adapun, bagian dari flat-bed dryer atau pengering tipe bak datar adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Flat-bed dryer


Bagian utama dari flat-bed dryer adalah sebagai berikut:
• Kotak/bak pengering untuk menampung bahan yang dikeringkan.
• Ruang plenum untuk menyeragamkan udara panas yang dihembuskan dari blower
kemudian masuk ke celah-celah dan membawa uap air untuk memanaskan suhu bahan. Air
di permukaan bahan akan menguap sehingga uap air akan terbawa oleh udara yang
bergerak ke atas.
• Blower untuk memanaskan dan membawa uap air. Harus diatur kapasitas blower untuk
menghasilkan udara yang sesuai dengan tumpukan. Tekanan statis blower yang rendah
dapat mengakibatkan udara tidak mampu menembus tumpukan bahan. Biasanya tinggi
tumpukan gabah adalah 40-50 cm. Jika menggunakan tungku, kompor, minyak, atau
pemanas lainnya, maka harus dihubungkan dengan saluran udara.
• Motor pengerak untuk menggerakan blower.
• Saluran udara untuk menghubungkan tungku dan ruang plenum sehingga aliran panas dari
tungku akan tersalurkan.
• Tangki bahan bakar untuk menampung bahan bakar yang digunakan, misalnya minyak atau
bensin.
Dalam melakukan perhitungan desain dan analisis teknis kinerja pengering tipe bak
datar, komponen yang harus di analisis adalah sebagai berikut:
• Jumlah air yang harus diuapkan (WR)
Jumlah air yang diuapkan harus dipertimbangkan karena akan mempengaruhi kadar
air akhir yang dihasilkan saat mengeringkan bahan pangan. Selain itu, penurunan kadar air
dari proses pengeringan dapat dianalisis juga dengan cara mengetahui jumlah air yang
harus diuapkan oleh bahan dimana proses pengeringan tersebut sudah mencapai titik
setimbang (EMC) atau belum. Komponen ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(𝑀1 − 𝑀2 )
𝑊𝑅 = 𝑊𝑖
100 − 𝑀2
Keterangan:
WR : berat air yang diuapkan (kg)
Wi : berat bahan yang akan dikeringkan (kg)
M1 : kadar air awal bahan (% wb)
M2 : kadar air akhir bahan (% wb)
• Jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk pengeringan (Qp)
Jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk pengeringan sangat penting untuk
dianalisis dimana dapat menjadi tolok ukur untuk menghitung total kebutuhan energi yang
harus dilakukan. Selain itu, dapat berguna untuk menghitung efisiensi pengeringan agar
proses pengeringan yang dilakukan dapat maksimal. Komponen ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑄1 = 𝑊𝑖 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 )
𝑄2 = 𝑊𝑅 𝐻𝐿
𝑄𝑝 = 𝑄1 + 𝑄2
Keterangan:
Q1 : energi untuk memanaskan suhu bahan (kJ) (panas sensibel)
Q2 : energi untuk menguapkan air bahan (kJ) (panas laten)
T1 : rata-rata suhu bahan awal sebelum dikeringkan (oC)
T2 : rata-rata suhu bahan saat pengeringan (oC)
Cp : kapasitas panas jenis bahan yang dikeringkan (kJ/kgoC)
HL : panas laten penguapan air (kJ/kg)
• Dimensi (volume) ruang pengering (p, l, dan t ruang pengering)
Ukuran atau volume dari pengering harus dipertimbangkan karena menyesuaikan
lahan atau ruang dimana alat pengering tersebut dibangun/diletakkan. Hal ini dapat
menjadi acuan agar sirkulasi udara yang ada dalam proses pengeringan juga berjalan
lancar. Dimensi kotak pengering dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑊
𝑉=
ρ𝑔
Keterangan:
V : volume gabah (m3)
W : berat gabah (kg)
ρ𝑔 : berat jenis gabah (kg/m3)
Tinggi kotak pengering biasanya ditambah tingginya agar gabah tidak keluar atau
berceceran dari kotak pengering saat dikeringkan dengan blower.
• Kebutuhan laju aliran udara pengering (Vu)
Dengan diketahui jumlah air yang harus diuapkan dari bahan, maka laju penguapan
air dari bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑊𝑅
𝐷𝑟 =
𝑇
Keterangan:
Dr : laju penguapan air dari bahan yg dikeringkan (kg/jam)
WR : berat air bahan yang harus diuapkan (kg)
T : waktu pengeringan (jam)
Kebutuhan aliran udara pengering dapat mempengaruhi proses pengeringan.
Semakin cepat laju aliran udara pengering, maka proses pengeringannya juga akan semakin
cepat. Proses perhitungan ini biasanya menggunakan psychrometric chart untuk
mengetahui nilai kelembaban udara yang dibutuhkan.
Kebutuhan aliran udara pengering untuk membebaskan uap air dari bahan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝐷𝑟
𝑉𝑎 = 𝑥 𝑣𝑠𝑎
(𝐻𝐶 − 𝐻𝐵 )
Va : laju aliran udara pengering (m3/jam)
Dr : laju penguapan air dari bahan yang dikeringkan (kg/jam)
HC : kelembaban mutlak udara pada keadaan C (kg/kg uk)
HB : kelembaban mutlak udara pada keadaan B (kg/kg uk)
Vsa : volume spesifik udara pada titik pengukuran (m3/kg uk)
Dari perhitungan kebutuhan laju aliran udara pengering yang digunakan untuk
membebaskan uap air dari bahan yang dikeringkan kemudian dapat ditentukan tipe/jenis
dan ukuran blower pengering. Ada 2 jenis blower yang umum digunakan pada mesin
pengering, yaitu blower axial dan blower centrifugal. Dasar pemilihan blower dapat
ditentukan melalui parameter sebagai berikut:
o Kapasitas blower (m3/jam, CMH)
o Tekanan statis (static pressure, Pa)
o Daya yang dibutuhkan blower (kW)
Kalau tumpukan bahan tinggi, maka blower yang digunakan adalah blower
centrifugal dimana debit udara lebih rendah dan tekanan statis yang dihasilkan lebih tinggi.
• Energi panas yang dihasilkan oleh tungku/kompor pemanas
Energi ini digunakan sebagai paremeter untuk perhitungan energi yang digunakan
untuk pengeringan. Hal ini dapat memperngaruhi biaya yang dikeluarkan. Semakin besar
energi yang dibuthkan, maka biaya yang dikeluarkan juga semakin besar. Komponen ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑄𝑡 = 𝑊𝑏𝑏 𝑁𝑏𝑏 𝐸𝑡
𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 (energi untuk pengeringan)
Keterangan:
Wbb : berat bahan bakar yang digunakan untuk pengeringan (kg)
Nbb : nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)
Et : efisiensii tungku bahan bakar (50-70%) untuk indirect
• Penentuan luas permukaan penukar panas pada HE (Ahe)
Luas permukaan penukar panas pada heat exchanger menjadi bagian penting untuk
proses perpindahan panas. Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh heat
exchanger, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan panasnya. Panjang dan
luas permukaan penurkar panas dapat menjadi acuan dalam perhitunga diameter yang
digunakan sehingga tidak ada bahan yang terbuang.
• Analisis kadar air bahan selama proses pengeringan
Analisis kadar air bahan dalam proses pengeringan memiliki korelasi terhadap suhu
dan waktu. Semakin besar suhu dan waktu yang masuk ke dalam pengering, maka kadar
air yang dihasilkan dari proses pengeringan akan semakin sedikit. Komponen ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑀𝑖 −𝑀𝑡
𝑀𝑐 = 𝑥 100 %
𝑀𝑖

Keterangan:
Mc : kadar air bahan pada waktu pengeringan tertentu (t), (% basis basah)
Mi : berat bahan awal pengeringan (kg)
Mt : berat bahan pada waktu pengeringan tertentu (kg)
• Analisis laju pengeringan
Analisis laju pengeringan dapat digunakan untuk mengetahui jumlah air yang harus
diuapkan oleh bahan dimana proses pengeringan tersebut sudah mencapai titik setimbang
(EMC) atau belum. Komponen ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑀𝑖 − 𝑀𝑡
𝐷𝑟 =
𝑇
Keterangan:
Mi : berat bahan awal pengeringan (kg)/kadar air rata-rata bijian sebelum
dikeringkan (%)
Mt : berat bahan pada waktu pengeringan tertentu (k)/ kadar air rata-rata bijian
setelah dikeringkan (%)
Dr : laju pengeringan (kg/jam, %/jam)
T : lama waktu pengeringan (jam)
• Analisis efisiensi pengeringan
Efisiensi pengeringan dapat diartikan sebagai perbandingan antara energi yang
dikeluarkan untuk memanaskan bahan pangan dengan energi dari alat pengering itu sendiri.
Komponen ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑄𝑝
𝜂𝑝 = 𝑄 x 100%
𝑏𝑏

Keterangan:
Qp : jumlah energi untuk pengeringan (kJ)
Qbb : jumlah energi dari bahan bakar biomas (kJ)
𝜂p : efisiensi pengeringan (%)
• Energi panas yang dihasilkan oleh bahan bakar (Qb)
Energi panas yang dihasilkan oleh bahan bakar sangat penting untuk
dipertimbangkan karena menyangkut jumlah panas yang digunakan untuk kebutuhan
pengeringan. Komponen ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑄𝑏𝑏 = 𝑊𝑏 𝑥 𝑞𝑏

Keterangan :
Qb : energi panas yang dihasilkan bahan bakar (kJ)
Wb : berat bahan bakar yang digunakan selama pengeringan (kg)
Qb : nilai panas/kalor bahan bakar yang digunakan (kJ/kg)
• Konsumsi bahan bakar
Konsumsi bahan bakar dapat dihitung dengan menimbang atau mencatat volume
bahan bakar yang akan digunakan dalam pengeringan dan menimbang atau mencatat
volume bahan bakar yang masih tersisa setelah pengeringan selesai. Komponen ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑊𝑜 − 𝑊𝑡
𝐹𝐶 =
𝑡
FC : konsumsi bahan bakar (kg/jam atau L/jam)
Wo : bobot atau volume bahan bakar awal (kg atau L)
Wt : bobot atau volume bahan bakar akhir (kg atau L)
t : waktu pengeringan (jam)
• Efisiensi sitem pemanasan/tungku pemanas
Efisiensi sistem pemanasan dapat diartikan sebagai perbandingan panas sensibel
yang dikeluarkan untuk memanaskan bahan pangan dengan pemakaian energi panas dari
alat pengering itu sendiri. Komponen ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑚𝑢 𝑥 𝐶𝑝𝑢 𝑥 Δt 𝑥 θ
𝜂= 𝑥 100%
(𝑊𝑜 −𝑊𝑡 ) 𝑥 𝑓

Keterangan:
𝜂 : efisiensi sistem pemanasan (%)
𝑊𝑜 : bobot atau volume bahan bakar pemanas awal (kg atau liter)
𝑊𝑡 : bobot atau volume sisa bahan bakar pemanas (kg atau liter)
𝑓 : nilai kalor bahan bakar (kJ/kg℃)
Δt : perbedaan suhu (℃)
𝑚𝑢 : laju aliran massa udara panas (kg per detik)
𝐶𝑝𝑢 : panas jenis udara panas (kJ/kg℃)
Θ : waktu proses pengeringan (detik)
• Pemakaian energi panas
Pemakaian energi panas dapat diartikan sebagai jumlah energi yang dibutuhkan
untuk memanaskan bahan pangan dari alat pengering itu sendiri. Komponen ini dapat
dirumuskan sebagai berikut
𝐸𝑝 = (𝑊𝑜 − 𝑊𝑡 ) 𝑥 𝑓
Keterangan:
𝑊𝑜 : bobot atau volume bahan bakar pemanas awal (kg atau liter)
𝑊𝑡 : bobot atau volume sisa bahan bakar pemanas (kg atau liter)
𝑓 : nilai kalor bahan bakar (kJ/kg℃)
• Efisiensi pengeringan
Efisiensi pengeringan dapat diartikan sebagai perbandingan antara energi yang
dikeluarkan untuk memanaskan bahan pangan dengan energi dari alat pengering itu sendiri.
Komponen ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(𝑚𝑔 𝑥 𝐶𝑝𝑔 𝑥 Δt1) 𝑥 (W 𝑥 𝐿)
𝜂𝑝 = 𝑥 100%
(𝑚𝑢 𝑥 𝐶𝑝𝑢 𝑥 Δt2 𝑥 θ)

Keterangan:
𝜂𝑝 : efisiensi sistem pemanasan (%)
𝑚𝑔 : bobot bahan awal sebelum pengeringan (kg)
𝐶𝑝𝑔 : panas jenis gabah (kJ/kg℃)
𝑊 : bobot air yang diuapkan (kJ/kg℃)
𝐿 : panas laten penguapan air (kJ/kg)
Δt1 : perbedaan suhu gabah awal dan suhu gabah saat pengeringan (℃)
Δt2 : perbedaan suhu udara panas dan suhu udara luar (℃)
𝑚𝑢 : laju aliran massa udara panas (kg per detik)
𝐶𝑝𝑢 : panas jenis udara panas (kJ/kg℃)
Θ : waktu proses pengeringan (detik)
Dalam merancang pengering tipe bak datar, langkah-langkah harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Pertimbangan desain : calon pengguna/pemakasi mesin pengering, lokasi dimana, bahan
yang akan dikeringkan (padi, jagung, kedelai), bakan bakar yang digunakan (gas solar
biomassa), bahan atau material yang akan di pakai, perkiraan biaya pengeringan
- Parameter desain : kapasitas pengering (berat bahan yang dikeringkan), kadar air bahan
awal dan akhir, suhu udara pengering, suhu bahan pengeringan, suhu bahan awal, nilai
kalor sumber bahan bakar pengeringan, efisiensi sistem pengeringan, bulk density bahan
yang akan dikeringkan
- Konsep desain : bentuk dari mesin pengering yang dituju bagaimana
- Gambar desain : berdasarkan dari gambar, maka dapat diketahui pula kapasitas untuk
pengeringan dan efisiensi bahan material agar tidak ada bahan yang terbuang/tidak
termanfaatkan
- Analisis dan perhitungan desain : kapasitas berapa ton, berapa air yang harus diuapkan,
ukuran kotak pengering, kebutuhan bahan bakar yang digunakan
- Gambar detail/rinci : digunakan untuk pabrikasi mesin agar memudahkan teknisi mesin
untuk membuat alat
- Pabrikasi : mesin dibuat
- Pengujian : mesin diuji fungsi dan kinerjanya
- Modifikasi : kalau mesin belum sesuai, maka akan dilakukan reka pembuatan ulang agar
lebih sesuai lagi untuk digunakan
Adapun, beberapa pertimbangan yang harus diketahui sebelum menggunakan pengering tipe
rak datar adalah sebagai berikut:
- Untuk pengeringan benih (padi), maka suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 43℃
- Menaikkan suhu pengeringan akan mengurangi waktu pengeringan, tetapi dapat
menghasilkan pengeringan yang tidak merata dan kadar air tidak merata sehingga harus
dilakukan pengadukan/pembalikan bahan
- Meningkatkan aliran udara akan mempersingkat waktu pengeringan dan megurangi kadar
air, tetapi akan meningkatkan biaya energi
- Pencampuran/pengadukan bahan selama pengeeringan dapat mengurangi gradien kadar air
(bahan yang posisinya di atas, tengah, dan bawah)

Anda mungkin juga menyukai