Anda di halaman 1dari 49

1

DAFTAR ISI

Pendahuluan…………………………………………………... 3
BAB I. Kain……………………………………………………. 4
BAB II. Alat-alat Menjahit……………………………………
BAB III. Tusuk-Tusuk Menjahit…………………………….. 5
BAB IV. Kampuh……………………………………………... 7
BAB V. Kelim…………………………………………………. 11
BAB VI. Mengerut……………………………………………. 13
BAB VII. Menipiskan dan Menguatkan Kampuh………….. 16
BAB VIII. Penyelesaian Garis Leher………………………... 20
BAB IX. Kerah………………………………………………... 22
BAB X. Saku…………………………………………………... 25
BAB XI. Belahan……………………………………………… 31
BAB XII.Penutup Busana……………………………………. 45
Penutup………………………………………………………... 49

2
PENDAHULUAN

Mata Kuliah Teknik Menjahit memiliki tujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada
teknik dan unsur-unsur dasar dalam menjahit, dan memfamiliarkan mahasiswa terhadap
istilah-istilah menjahit untuk mempermudahkan mahasiswa mengubah pola rangkaian desain
menjadi suatu produk busana.
Dimulai dengan mengajarkan berbagai dimensi kain, alat-alat dan mesin jahit, kepada teknik
menjahit paling dasar yaitu untuk menggabungkan dua lembar kain menjadi satu, mata kuliah
Teknik Menjahit juga mengajarkan berbagai penyelesaian tepi dalam bentuk kelim dan garis
leher.
Tentunya komponen busana tidak hanya terbatas pada badan saja, namun juga kerah,
belahan, saku, dan berbagai cara untuk menutup busana seperti menggunakan kancing dan
resleting.
Dengan pemahaman berbagai teknik menjahit tersebut, maka mahasiswa dapat
menerapkannya ketika menciptakan karya busana dengan baik dan benar.

3
BAB 1

KAIN (FABRIK)

Kain adalah bahan utama pembuatan busana: Berbagai macam kain ditemukan dipasaran dan
masing-masing berbeda dalam penggunaannya. Secara umum terdapat beberapa aspek pada
kain, yakni :
1. Asal serat kain : serat kain berasal dari alam, buatan dan campuran. perbedaan asal ini
menyebabkan sifat yang berbeda pada kain, ada yang menyerap keringat, ada yang
susut, tidak menyerap keringat, kuat dan lain-lain.
2. Konstruksi kain, yakni cara benang disusun untuk menjadi kain yakni ditenun atau
dirajut.
3. Bagian baik dan bagian buruk kain.

bermotif serak polos searah bergaris berkotak

4. Arah serat benang: terbagi menjadi arah serat panjang, lebar, dan diagonal (serong)
LEBAR PANJANG DIAGONAL

Gambar arah serat benang panjang, lebar dan diagonal (serong).

5. Tekstur kain: ketebalan kain (heavy weight, light weight, medium weight), tembus
pandang, tekstur bulu. Sehingga akan berbeda dalam teknik peletakkan pola maupun
teknik menjahitnya.
6. Tampilan permukaan kain, misalnya: memiliki motif atau tidak. Motif kain sendiri
sudah beragam sekali, mulai dari geometris, abstrak, flora/fauna, tekstur/serak dll.

4
BAB III

TUSUK DASAR MENJAHIT

Tusuk-tusuk menjahait adalah tusuk-tusuk jahitan tangan yang dipergunakan dalam menjahit,
misalnya mengelim, pasang kancing atas, membuat lubang kancing, menjelujur, mengerut
dikerjakan dengan alat berupa jarum jahit tangan dan benang.
Tusuk-tusuk dasar dalam menjahit yaitu:
1. Jelujur (tusuk ini berguna untuk jahit sementara sebelum
kain dijahit mesin)

Cara mengerjakan :
Dikerjakan dari kanan ke kiri

Gambar 3.1 Jelujur

2. Tikam jejak (sebagai pengganti jahitan mesin)

Cara mengerjakan :
Dikerjakan kanan ke kiri pada bagian baik 1 langkah bagian buruk 2 langkah
Gambar 3.2 Tikam jejak

3. Selip/ som (untuk mengelim)

Cara mengerjakan :
Dikerjakan dari kanan ke kiri

Gambar 3.3 Selip/Som


4. Balut (untuk mengelim)

Cara mengerjakan :
Dikerjakan dari kiri ke kanan

5
Gambar 3.4 Balut

5. Feston (menahan tiras)

Cara mengerjakan :
Dikerjakan dari kiri ke kanan pada tiras kain

Gambar 3.5 Feston

6. Flanel (mengelim pada kain tebal)

Cara mengerjakan :
Dikerjakan dari kiri ke kanan

Gambar 3.6 Flanel

6
BAB IV

KAMPUH (Seam)
Kampuh adalah kelebihan garis pola yang berfungsi untuk menjahit matau menyambungkan dua
helai kain, untuk mengelim. Selain itu kampuh berarti pula sebagai cara menyatukan kain antara
lain , Kampuh buka kampuh balik, kampuh pipih.
Berdasarkan kampuh dapat berbeda tergantung jenis kampuhnya, pilihlah kampuh berdasarkan
jenis busana yang dibuat dan jenis kain. Pada Busana wanita umumnya menggunakan kampuh
buka agar lebih fleksibel, untuk anak-anak disarankan kampuh balik agar kuat. Pada sebuah
busana mungkin saja dipergunakan lebih dari satu jenis kampuh.

a. Kampuh buka besarnya 2 cm


b. Kampuh balik besarnya 1.5cm
c. Kampuh balik semu 1 cm
d. Kampuh balik yg diubah 1.5 cm
e. Kampuh pipih 1.5cm
f. Kampuh sarung 1cm
g. Kampuh prancis 1.5 cm

a. Kampuh buka
Kampuh yang dijahit satu kali kemudian sisa tiras dirapihkan dan dibuka sebesar
2cm. Umnumnya dipergunakan pada busana wanita karena sifatnya fleksible
sehingga kampuh mengikuti bentuk tubuh dengan baik. Ukuran kampuh 2cm.
Kebutuhan kampuh = 2 cm
Langkah pembuatan :
- Tentukan garis pola dengan jarak 2 cm dari tepi kain
- Satukan bagian baik dengan bagian baik tepat di garis pola
- Jahit tepat di garis pola
- Rapihkan masing-masing tiras dengan jahit kecil/ gunting zigzag
- Buka sisa kampuh lalu press

7
b. Kampuh balik
Kampuh yang dijahit dua kali dengan menyembunyikan sisa tiras ke dalam jahitan.
Besar hasil jadi kampuh balik sekitar 0.5cm – 0,75cm. Sifatnya kuat dipergunakan
untuk menjahit busana anak, dan kain tembusa pandang.
Ukuran kampuh = selesai maksimal 0,75
Langkah pembuatan :
1. Gunting kain dengan kampuh 1-1,5cm. Beri tanda garis pola.
2. satukan bagian buruk dengan bagian buruktepat di garis pola, jahit 0,5cm diluar.
3. setrika kampuh dan balik, sehingga bagian baik bertemu dengan bagian baik. Sisa
tiras berada dalam lipatan.
4. Jahit tepat di garis pola lalu setrika

c. Kampuh Balik Semu


Kampuh yang dijahit dua kali, namun pada jahitan kedua sisa tiras dirapihkan
kedalam dengan jahit tangan. Hasil jadi kampuh sebesar 0.5 - 1 cm. Fungsinya
banyak dimanfaatkan di bagian garis prinses, lengkung atau berkerut. Sifatnya tebal
dan tidak bertiras.
Ukuran kampuh = awal kurang lebih 1 cm
Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola dengan jarak 1 cm dari tepi kain
2. Satukan bagian baik dengan bagian baik tepat di garis pola
3. Jahit tepat di garis pola, setrika
4. Lipat masing-masing tiras kampuh ke dalam
5. Satukan lipatan tadi dengan cara di som

d. Kampuh Balik yang diubah


Kampuh yang dijahit dua kali dengan hasil sebesar 0.5-1cm. Fungsinya dimanfaatkan
untuk menyatukan kain yang berkerut dengan kain yang lurus.

8
Kebutuhan kampuh = 1.5 cm pada kain yang lurus; 0.5cm pada kain berkerut ( jadi
kampuh bagian yang berkerut 3x lebar kampuh bagian berkerut.

Gambar 4.1 kampuh balik yang diubah


Langkah pembuatan :
1. Satukan garis c dan d pada garis pola buruk berhadapan dengan buruk
2. Jahit dengan garis pola
3. Bungkus tiras dengan kampuh kain lurus (a dan b)
4. jahit garis a

e. Kampuh pipih
Kampuh yang dijahit dua kali dengan hasil jadi maksimal 0,75cm. Dipergunakan
pada celana pria karena sifatnya pipih dan kuat.
Kebutuhan kampuh = 1.5 cm pada kedua kampuh
Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola dengan jarak 1,5 cm dari tepi kain
2. Satukan bagian baik dengan bagian baik tepat di garis pola
3. Jahit tepat di garis pola
4. Gunting salah satu kampuh, sehingga hasil perbandingan kampuh 1 : 2
5. Lipat kampuh yang lebih besar sehingga seperti menggulung atau membungkus
6. Jahit tepat dilipatan.

e. Kampuh sarung

9
Satu-satunya kampuh yang tidak dijahit garis polanya. Hasil jadi kampuh sebesar 0.5-
1cm. Fungsinya banyak dimanfaatkan untuk menyatukan kain tradisional(sarung)
terutama kain dengan motif kotak-kotak.
Ukuran kampuh = 1 cm

Gambar 4.2 Kampuh Sarung


Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola dengan jarak 1 cm dari tepi kain
2. Satukan bagian baik satu kain dengan bagian buruk kain lainnya tepat di garis pola
dengan jarum pentul tepat garis pola.
3. Lipat kedua tiras kain +- 0.5cm
4. jahit lipatan tersebut dengan jarak 0,1-0,2 cm dari tepi lipatan lalu press atau
setrika.

f. Kampuh Prancis
Kampuh yang dijahit satu kali dengan hasil jadi minimal 1 cm. Dipergunakan untuk
menjahit konveksi karena pembuatannya yang cepat dan hemat.
Ukuran kampuh = 1.5 cm
Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola dengan jarak 1,5 cm dari tepi kain
2. Gunting salah satu kampuh, sehingga hasil perbandingan kampuh 1 : 3
3. Satukan bagian baik dengan bagian baik tepat di garis pola dengan jarum pentul

10
4. Lipat kampuh yang lebih besar sebanyak 2x seperti menggulung dan membungkus
kampuh yang kecil
5. Jahit tepat di garis pola dibagian buruk kemudian press(setrika) jadi hanya dijahit
1x

11
BAB V
KELIM (HEM)
Kelim adalah salah satu penyelesaian pada tepi busana yang dihadapkan ke bagian buruk .
umumnya tempat kelim di bawah rok, blus atau lengan. Ukuran kelim bervariasi tergantung
keperluannya maximal 5cm. pada bagian kelim terdapat 3 bagian yaitu : ukuran kampuh
kelim,lebar kelim, dengan lipat dalam.

Macam – macam kelim :

1. Tusuk selip/som
2. Kelim dengan tusuk balut
3. Kelim dengan tusuk
4. Kelim dengan veterban
5. Kelim pada model rok klok / rok lingkar ( curved hem )

Gambar 5.1 bagian kelim


a. Tusuk Selip / Som
Kelim yang dikerjakan pada kain medium weight dengan tusuk dasar selip/som. Som
mengait satu helai benang, sehingga pada bagian baik tidak tampak.
Kebutuhan kelim:
Kampuh kelim = lipat dalam + lebar kelim Umumnya besar kelim 3 cm, dan lipat dalam 1
cm.
Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola dengan jarak kampuh sesuai rumus
2. Lipat kampuh sebesar ukuran lipat dalam ke arah buruk kain
3. Lipat kembali sebesar lebar kelim
4. Jahit dengan tusuk selip dikerjakan dari kanan ke kiri

b. Kelim dengan Tusuk Balut


Langkah kerja sama dengan mengelim selip, hanya jahitan menggunakkan tusuk balut jadi
dikerjakan dari kiri ke kanan

c. Kelim dengan Tusuk Flanel


Kelim yang dikerjakan pada kain yang telah diobras terlebih dahulu atau kain tebal yang
tidak di obras. Besarnya rentang tusuk flanel tidak boleh melebihi 3/4 cm.
Kampuh kelim = lebar kelim
Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola sesuai rumus
2. Obras tepi kain agar tidak bertiras

12
3. Lipat sebesar lebar kelim
4. Kerjakan tusuk flanel pada tepi kelim ke kain, dari kiri ke kanan

d. Kelim dengan Veterban


Kelim yang dikerjakan pada kain heavy weight. Umumnya jenis kain ini tidak bertiras,
sehingga tidak perlu lipat dalam.
Kampuh kelim = Lebar kelim + 1 cm
Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola dengan jarak kampuh sesuai rumus
2. Jahit veterban ±0,5 cm dari tiras pada bagian baik
3. Lipat kelim tepat garis pola
4. Jahit veterban pada kain dengan tusuk flanel
e. Kelim pada model rok klok/ rok lingkar (curved hem)
Kelim yang dilakukan pada bidang lengkung. Karena adanya perbedaan lebar kampuh
dengan lingkar bawah, jadi saat mengelim perlu perlakuan khusus dengan hasil sedikit
kerutan. Semakin kecil ukuran kampuh kelim, maka kerutan akan semakin sedikit.
Kampuh kelim = lipat dalam + lebar kelim
Langkah pembuatan :
1. Tentukan garis pola dengan jarak kampuh sesuai rumus
2. Obras tepi kain agar tidak bertiras
3. Lipat sebesar lebar kelim
4. Kerjakan tusuk silang pada tepi kelim ke kain
Selain cara ini, dapat juga penyelesaian rok dilakukan dengan pengerjaan stik kecil/ rolled
hem

13
BAB VI
MENGERUT
Bab 6 Mengerut
Adalah kelebihan ukuran kain pada bagian tertentu sebuah busana. Terbentuk karena model atau
memang dibutuhkan. Besarnya kelebihan yang dibutuhkan biasanya 2x ukuran bagian dimana
kerut akan diletakkan. Kain yang dikerut umumnya kain melangsai dan tidak tebal: sifon, paris.
Busana yang sering menggunakan kerutan adalah: baju anak dan gaun pengantin.
Teknik mengerut yang dipraktikkan
- Mengerut dengan tusuk jelujur
- Mengerut dengan mesin jahit
- Mengerut dengan benang karet
- Mengerut dengan karet elastic sleebar 2 cm

a. Mengerut dengan tusuk jelujur


Merupakan teknik mengerut secara manual/dengan jahitan tangan. Tusuk jelujur teratur
dikerjakan dengan jarak 0.5cm – 1cm, dan di buat beberapa baris dengan jarak 2cm – 5
cm.
Kebutuhan kain untuk kerut= 2x hasil panjang kerut yang diinginkan.

Langkah pengerjaan:
1. Buat garis pola (4 baris) dengan jarak antar baris sebesar 2 cm
2. Kerjakan dengan tusuk jelujur teratur sesuai garis pola.
3. Sisakan ujung benang sebanyak 5 cm.
4. Tarik untuk menghasilkan efek kerutan

14
b. Mengerut dengan mesin jahit
Mengerut dilakukan dengan setikan mesin dengan jarak normal (artinya jarak tidak
dibesarkan) Pada bagian tegangan benang atas dilonggarkan. Lebarnya bidang kerutan
juga tidak boleh terlalu besar (sekitar 15-20cm) agar saat menarik benang bawah tidak
mudah putus.
Kebutuhan kain untuk kerut= 2x hasil panjang kerut yang diinginkan.

Langkah pengerjaan:
1. Bagi bidang dimana kerutan akan diletakkan menjadi beberapa bagian yang sama.
Misalnya kerutan akan diletakkan di garis pinggang. Jika bagian pinggang blus dibagi
4 maka pada bagian pinggang rok dibagi 4 juga.
2. Buat setikan lurus 2 mm di atas garis pola, per bagian
3. Turunkan jahitan melintasi garis pola (tanpa mematikan jahitan) diteruskan ke arah
titik awal 2 mm di bawah garis pola.
4. Sisakan ujung benang sekitar 4-5 cm
5. Lanjutkan di bagian-bagian lain
6. Kerut dengan cara menarik kedua benang yang berasal dari sepul sekaligus, sampai
ukuran yang diinginkan.

c. Mengerut dengan benang karet


Teknik mengerut dengan benang karet dilakukan dengan bantuan mesin jahit, pada
bagian spull benang bawah benang yang akan digunakan berupa benang karet. Sedangkan
pada benang atas tetap menggunakan benang biasa.
Kebutuhan kain untuk kerut= 2x hasil panjang kerut yang diinginkan
Langkah pengerjaan:

15
1. Skrup sekoci benang bawah sedikit dilonggarkan
2. Jahit sesuai tanda pola beberapa baris
3. Matikan jahitan setiap awal setikan dan akhir setikan.

d. Mengerut dengan karet elastic lebar 2 cm


Mengerut dengan menggunakan karet elastik (ban elastik) merupakan salah satu teknik
mengerut yang sering digunakan pada ban pinggang seperti rok dan celana seragam.
Besar karet elastik beragam mulai dari 1-3 cm.
Panjang karet elastik kurang dari panjang bagian yang akan diletakkan elastic: min 50%
panjang bagian yang akan dikerut.
Langkah pengerjaan:
1. Jahit salah satu sisi ban pinggang ke rok atau celana
2. Jahit ujung-ujung karet elastic di bagian yang akan di kerut
3. Lipat dua kali kampuh membungkus karet elastic
4. Jahit lipatan kampuh
5. Beri 2 lajur jahitan penguat pada karet elastik (sembari menarik karet agar
panjangnya sesuai bahan)

16
BAB VII
MENIPISKAN DAN MENGUATKAN KAMPUH

Menipiskan Kampuh adalah memberikan guntingan - guntingan (Cekris) pada kampuh yang
bertujuan untuk :
a. Mempertahankan bentuk garis
b. Mengurangi ketebalan pada kampuh yang tebal terutama pada sudut kelim atau kerah
Menguatkan Sudut dilakukan karena pada garis hias busana sering ditemui bentuk sudut - sudut.
Menguatkan Kampuh adalah memberikan jahitan penguat pada bentuk - bentuk bersudut dengan
tusuk feston atau jahitan mesin. Dibutuhkan teknik menguatkan pada bagian sambungan sudut
yang berguna agar jahitan kuat dan tidak mudah sobek. Sedangkan pada sudut ujung busana
diperlukan teknik menipiskan agar pertemuan kampuh-kampuh tidak menebal di sudut dan
menimbulkan kilauan ketika disetrika.
Teknik menipiskan dan menguatkan sudut yang dipraktikan :
1. Lengkung

Gambar 7.1 Lengkung


Teknik menguatkan sudut merupakan pengerjaan yang dilakukan pada sambungan dua kain yang
memiliki bentuk selain garis lurus. Pada sambungan sudut yang melengkung menggunakan
teknik cekris tegak lurus dengan garis pola.
Kebutuhan kain : 1x pola lengkung; 1x lapisan pola lengkung
Langkah pengerjaan : cekris tegak lurus ke arah garis pola

2. Gelombang

Gambar 7.2 Gelombang

17
Teknik menguatkan sudut merupakan pengerjaan yang dilakukan pada sambungan dua kain yang
memiliki bentuk selain garis lurus. Pada sambungan sudut yang gelombang menggunakan teknik
cekris segitiga ke arah garis pola.
Kebutuhan kain : 1x pola gelombang; 1x lapisan gelombang
Langkah pengerjaan : cekris segitiga pada kampuh

3. Siku

Gambar 7.3 Siku


Teknik menguatkan sudut merupakan pengerjaan yang dilakukan pada sambungan yang
menyudut. Pada sudut siku menggunakan teknik cekris tegak lurus ke arah sudut siku.
Langkah pengerjaan : jahitan penguat di siku dan cekris kampuh ke arah sudut
Menipiskan sudut dilakukan pada pertemuan 2 kampuh atau lebih, yang berfungsi agar kampuh
yang menumpuk tidak terlalu tebal. Teknik menipiskan sudut pada kemeja pria berbeda dengan
blus wanita.
a. Langkah pengerjaan pada Blus Wanita :

Gambar 7.3a Blus Wanita


1. Lipat bagian kelim ke atas (bagian baik saling berhadapan)
2. Jahit tepat garis pola lidah
hasil jahitan di kemeja: vertikal

18
b. Langkah pengerjaan pada Kemeja Pria :

Gambar 7.3b Kemeja Pria


1. Lipat lapisan lidah mengikuti garis pola (bagian baik saling berhadapan)
2. Jahit tepat di garis pola kelim
hasil jahitan di blus: horizontal

4. Rok

Gambar 7.4 Pola Rok


➢ Macam Teknik Yang Dikerjakan
a.) Menipiskan Sudut Lurus Pada Bahan Tebal
b.) Menipiskan Sudut Lurus Pada Bahan Tipis
c.) Menipiskan Sudut Serong Pada Bahan Tebal
d.) Menipiskan Sudut Serong Pada Bahan Tembus Pandang

➢ Bahan dan Cara Mengerjakannya (Menguatkan Sudut)


a. Bahan
● Kain
● Pola Kertas
● Gunting
● Jarum Pentul
● Rader
● Penggaris
● Kapur

19
b. Cara Mengerjakannya
1. Gunting sesuai pola maka akan menjadi lapisan (Bagian Buruk) serta berikan kampuh 1
cm dan di rader

Gambar 7.4b (1)


2. Kemudian jahit sesuai garis rader (Buruk ketemu bagian Buruk)

Gambar 7.4b (2)


3. Letakan pola II diatas pola I pada bagian buruk

Gambar 7.4b (3)


4. Jahit tepat garis pola

Gambar 7.4b (4)

20
BAB VIII

PENYELESAIAN TEPI
Penyelesaian tepi dilakukan pada bagian-bagian tepi yang tidak dikelim contoh leher atau lubang
lengan. Penyelesaian garis leher dapat diselesaikan dengan kerah dan tanpa kerah.

A. PENYELESAIAN GARIS LEHER TANPA KERAH


1.PENGERTIAN
Teknik penyelesaian lapisan leher dapat digunting sesuai bentuk leher ataupun kain serong tanpa
kerah memerlukan bahan/ pola terpisah dari badan yang disebut dengan lapisan leher. Dengan
kata lain Lapisan Leher adalah sambungan bahan yang berada pada keliling lingkar leher
dalam pembuatan penyelesaian garis leher.
Teknik penyelesaian garis leher, yang akan dibuat:
a. Depun
b.Serip
c.Rompok
2. CARA MENGERJAKAN
A. DEPUN :
Depun merupakan penyelesaian tepi leher yang menghadap ke bagian buruk,sehingga
pada bagian baik badan tidak terlihat lapisan lehernya.
Kebutuhan kain : 1x Blus Belakang; 2x Blus Muka dengan belahan+lapisan lidah; lapisan
leher muka; lapisan leher belakang. Langkah pengerjaan :
1. Gunting lapisan garis leher muka dan belakang sesuai pola. Perhatikan pada TM dan
TB arah benang harus sesuai arah benang di TM & TB blus
2. Satukan bagian baik lapisan leher, dengan baik blus & jahit tepat garis pola.
3. Beri guntingan tegak lurus pada kampuh
4. Beri jahitan penguat, rebahkan sisa kampuh ke lapisan leher jahit kurang lebih 1mm
dari garis leher.
5. Balik lapisan leher, sehingga bagian buruk lapisan leher berhadapan dengan bagian
buruk blus.
6. Selesaikan tiras lapisan / tusuk balut atau tindas.

B. SERIP :
Serip merupakan penyelesaian garis leher yang bagian baik lapisan lehernya menghadap
ke luar blus.
Langkah pengerjaan:
1. Satukan bagian baik lapisan leher, dengan bagian buruk blus.
2. Jahit tepat di garis leher.
3. Beri guntingan tegak lurus pada kampuh.
4. Beri jahitan penguat, kampuh diarahkan kearah blus jadi tidak tampak dari bagian baik.
5. Balik lapisan leher, sehingga bagian buruk lapisan leher menghadap bagian baik blus.

21
6. Kerjakan penyelesaian tepi lain lapisan dengan cara di som

C. ROMPOK
Rompok merupakan penyelesaian tepi dengan menggunakan menggunakan kain serong.
Kain serong : dibuat dari kain yang arah seratnya diagonal. Ukurannya tidak boleh terlalu
melebar, agar memudahkan kain mengikuti bentuk tepi yang melengkung. Kurang lebih
maksimal selebar 2 cm. Hasil rompok akan terlihat di bagian baik 0.5 cm, dan 0.5 cm di
bagian buruk.
Langkah pengerjaan :
1. Gunting kain serong selebar 2cm dan panjang sepanjang ukuran garis leher +4cm.
2. Satukan bagian baik kain serong, dengan baik blus
3. Jahit 0,5cm di dalam garis pola.
4. Beri guntingan tegak lurus pada kampuh
5. Balik kain serong, membungkus kampuh leher sebesar 0.5cm
6. Kerjakan penyelesaian tepi dengan cara dijahit dengan som.
Khusus untuk leher persegi, di bagian sudutnya juga akan dijahit dengan jahitan
menyudut.

B.PENYELESAIAN TEPI DENGAN KERAH


Khusus pada penyelesaian tepi lingkar leher, selain dapat dikerjakan dengan lapisan menurut
bentuk dan rompok, dapat juga diberi aplikasi seperti kerah.
Penyelesaian Tepi dengan Kerah (Teknik Memasang Kerah) terbagi dalam 4 teknik, yaitu :
- Kerah tanpa lapisan
- Kerah dengan lapisan muka dan belakang
- Kerah dengan lapisan kain serong
- Kerah setali

22
BAB IX

KERAH (COLLAR)
Pada kerah terbuka, lapisan lidah dibuat hingga mengelilingi seluruh leher kemudian diberi
lapisan viselin. Sebelum menggunting bahan pun harus diperhatikan/ diukur ulang agar
keliling leher badan sesuai dengan keliling lingkar bawah kelepak kerah.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum memasang kerah adalah menyambung terlebih
dahulu bagian sisi dan bahu. Kecuali pada kerah setali.

a. Kerah tanpa lapisan


Pemasangan kerah yang dilakukan dengan lapisan lidah bukaan saja, pada bagian
tanpa bukaan tidak diberi lapisan lagi.
Kebutuhan: 1set blus sudah dijahit bahu dan sisi; 1pasang kerah

Langkah Pengerjaan :
1. Lipat lapisan lidah bagian baik-bertemu bagian baik
2. Jahit sebatas lidah saja dari tepi yang terlipat (2cm)
3. Siapkan kerah yang sudah di jahit sebatas tanda pola
4. Jahit selapis kerah pada bagian baik sekeliling lingkar leher
5. Pada lapisan kerah kedua, ditekuk kampuhnya lalu disom ke bagian buruk blus

b. Kerah dengan lapisan muka dan belakang


Teknik ini merupakan teknik pemasangan kerah dengan lapisan lidah hingga bahu
sebagai lapisan muka, lalu disambung dengan lapisan belakang.
Kebutuhan: 1set blus sudah dijahit bahu dan sisi; 1x lapisan leher belakang; 1pasang
kerah.

23
Pengerjaan :
1. Satukan lapisan belakang dengan bagian bahu lapisan lidah
2. Kerah di jahit hingga ujung kampuh.
3. Jahit bersamaan sepanjang keliling lidah-kerung leher :
 Posisi bagian baik badan,
 tumpuk kerah batas tengah muka (sebelum lidah),
 tumpuk lapisan lidah & lapisan belakang yang sudah disatukan
4. Kerjakan penyelesaian lapisan muka dan belakang dengan Som

c. Kerah dengan lapisan kain serong


Pemasangan kerah dengan penyelesaian menggunakan kain serong sepanjang lingkar
leher.
Kebutuhan: 1set blus sudah dijahit bahu dan sisi; 1x lapisan kain serong; 1pasang

kerah

Pengerjaan :
1. Kerah di jahit hingga ujung kampuh
2. Jahit bersamaan sepanjang lidah-kerung leher :
A. Posisi bagian baik badan,
B. tumpuk kerah batas tengah muka (sebelum lidah),

24
C. tumpuk kain serong sampai bisa ditutup lapisan lidah
3. Kain serongnya di balik ke bagian buruk blus
4. Penyelesaian kain serong dengan Som
5.
d. Kerah setali
Satu-satunya penyelesaian leher yang Langkah Persiapan tidak perlu menyambung
bahu terlebih dahulu karena salah satu lapisan kerah sudah menyatu dengan pola blus.
Kebutuhan: 1set blus sudah dijahit sisi; 1set lapisan leher kerah

Langkah pengerjaan :
1. Kerjakan Penguatan sudut leher pada blus
2. Satukan bagian TB kedua lapisan kerah
3. Pada blus, Satukan bahu depan dan belakang, leher lalu keliling hingga bahu lagi
4. Satukan tepi kerah pada blus dengan tepi kerah lapisan leher
5. Kerjakan penyelesaian lapisan kerah dengan Som ke arah buruk blus
Notes :
Pola di foto bikin 3x
Saat menggunting bahan, harus diperhatikan/ diukur ulang
keliling leher badan harus sesuai dengan keliling lingkar
bawah kelepak kerah.

25
BAB X

SAKU

Saku adalah bagian busana berupa kain yang dilekatkan dengan cara tertentu pada busana . Saku
berfungsi untuk meletakan barang didalamnya.
Kebutuhan :
Minimal panjang saku = panjang telapak tangan + 2.5cm
lebar saku = lebar telapak tangan + kelonggaran wadah yang menjadi mulut/ lubang saku

Teknik Pengerjaan Saku, yang akan dikerjakan :


- Saku Tempel 1 lapis
- Saku Tempel 2 lapis
- Saku Sisi bahan light-medium
- Saku Sisi bahan tebal

CARA MENGERJAKAN
a. Saku Tempel 1 lapis
Saku tempel selapis merupakan saku yang paling umum digunakan pada kemeja.
Dikatakan saku tempel karena lembaran saku hanya di tempel.
Kebutuhan :
Panjang saku = panjang telapak tangan + 2.5 cm
Lebar saku = lebar telapak tangan + kelebihan
Langkah pengerjaan :
1. Setik kecil kampuh saku
2. Lipat kempuh-kampuh sesuai garis pola
3. Tempelkan bagian buruk saku ke bagian baik blus
4. Jahit tepat di garis pola saku

Gambar 10.1 Saku Tempel

26
b. Saku Tempel 2 lapis
Saku tempel 2 lapis merupakan saku yang bagian buruknya disembunyikan oleh 2
lapisan. Umumnya diaplikasikan pada busana anak, dan memiliki bentuk-bentuk yang
unik. Jika terdapat banyak lengkungan, maka diperlukan teknik menipiskan kampuh
juga.
Kebutuhan :
Minimal Panjang saku = panjang telapak tangan + 2.5 cm
Minimal Lebar saku = lebar telapak tangan + kelebihan
Langkah pengerjaan :
1. Pertemukan bagian baik kedua lapisan saku
2. Jahit keliling saku tepat di garis pola, dan sisakan 1-2cm untuk membalik lapisan saku
3. Cekris dan tipiskan kampuh ditempat yang dibutuhkan
4. Balik lapisan saku, sehingga semua sisi merupakan bagian baik
5. Tempelkan saku pada blus, lalu jahit 2mm dari tepi saku

Gambar 10.2 Saku 2 Lapis

27
c. Saku sisi bahan tipis
Saku sisi merupakan daku yang mulut sakunya bersinggungan dengan sambungan sisi,
baik pada top, skirt, ataupun pants. Saku sisi hanya terlihat sebagian mulut sakunya saja
pada bahan pakaian (misal: rok). Karena saku menggunakan bahan yang sama dengan
rok, maka saku tidak memerlukan lapisan tambahan.
Kebutuhan: 1 pasang rok muka-belakang; 1 pasang saku berbahan sama dengan rok

28
Langkah Pengerjaan:
1. Satukan pola saku muka dengan pola busana pada bagian mulut menggunakan
kampuh balik
2. Satukan pola saku belakang dengan pola busana belakang pada bagian mulut dengan
kampuh sarung.
3. Satukan pola saku menggunakan kampuh balik.

d. Saku sisi bahan tebal


Teknik ini digunakan pada saku yang akan dipasang pada busana yang menggunakan
bahan tebal. Karena saku menggunakan bahan yang berbeda dengan rok/busana maka
saku memerlukan lapisan tambahan dengan bahan yang sama dengan rok.
Kebutuhan: 1 pasang rok muka-belakang; 1 pasang saku berbahan sama dengan rok, 1x
lapisan mulut saku; 1x lapisan saku tampak muka.

Langkah Pengerjaan:
1. Satukan pola saku bagian bawah dengan pola lapisan saku tampak muka
menggunakan kampuh sarung. Bagian baik kain saku bertemu dengan bagian buruk
kain lapisan

29
2. Satukan pola saku bagian atas dengan lapisan mulut saku menggunakan kampuh balik
dan kampuh sarung. Bagian buruk kain blacu bertemu dengan bagian buruk kain
lapisan.

3. Menyatukan hasil pola saku bagian atas dan bagian bawah dengan kampuh balik

4. Menyatukan pola saku ke pola busana.

30
BAB XI
BELAHAN
BAB 11 Belahan
Setiap busana pasti memiliki bukaan, baik dengan tambahan retsleting, kancing, atau
penyelesaian. Fungsinya adalah memudahkan untuk memakai dan menanggalkan pakaian.
Belahan merupakaan bagian dari bukaan yang dibuat pada bahan yang terbatas karena tidak
memerlukan lidah)
Dapat dikatakan juga sebagai opening/ opener-closer/ Placket/ Slit. Placked umumnya belahan
yang berada di dada/ di atas dada. Sedangkan Slit umtuk belahan manset
Ukuran panjang belahan, di tentukan oleh dimana letak belahan tersebut berada. Letak belahan
sendiri bisa terdapat di tengah muka, sisi. Suatu belahan memiliki aspek : Panjang belahan dan
Lajur
Lajur merupakan kain tambahan untuk menyelesaikan belahan. Lajur ini memiliki banyak variasi
karena dipengaruhi oleh model lajur; panjang lajur; dan lebar lajur.
Macam-Macam Belahan :
1. Belahan 1 Lajur
- Satu Lajur disambungan
- Satu Lajur Tanpa Hidung;
- Satu Lajur dengan Hidung
2. Belahan 2 lajur
3. Belahan Passepoal
4. Belahan Slit (manset)

1. Belahan 1 Lajur
- Satu Lajur disambungan
Belahan satu lajur pada sambungan hampir sama dengan belahan satu lajur lainnya yaitu
menggunakan satu lajur penyelesaian juga. Bedanya hanya penempatan belahan ini yang berada
pada sambungan, sehingga sejak awal sudah terdapat kampuh.
Pengerjaan :
1. Tipiskan kampuh awal, +- 0.5mm dari garis pola asli

31
2. Satukan bagian baik blus dan belahan tepat di garis pola, lalu jahit
3. Lipat lajur membungkus kampuh
4. Penyelesaian lajur belakang dikerjakan dengan menindas tepat disamping jahitan pertama
5. Jahit hidung belahan ke arah sudut

32
33
- Satu Lajur Tanpa Hidung;
Belahan satu lajur merupakan belahan yang dari bagian baik tidak terlihat. Pembuatannya
menggunakan satu lajur kain untuk penyelesaian. Biasanya diterapkan pada pakaian anak, sisi
celana main, sisi petticoat dan belahan lengan kemeja.
Pengerjaan :
1. Gunting TM belahan
2. Buka belahan hingga menjadi 1 garis lurus
3. Pertemukan bagian baik Lajur dan blus. Jahit tepat di garis pola
4. Lipat lajur membungkus kampuh
5. Penyelesaian lajur belakang dikerjakan dengan menindas tepat disamping jahitan pertama

34
35
- Satu Lajur dengan Hidung
Belahan satu lajur dengan hidung merupakan belahan yang menggunakan satu lajur penyelesaian
juga. Bedanya saat finishing diberi jahitan segitiga yang biasa disebut hidung sehingga belahan
tidak bergerak.
Pengerjaan :
1. Gunting TM belahan
2. Buka belahan hingga menjadi 1 garis lurus
3. Pertemukan bagian baik Lajur dan blus. Jahit tepat di garis pola
4. Lipat lajur membungkus kampuh
5. Penyelesaian lajur belakang dikerjakan dengan menindas tepat disamping jahitan pertama
6. Jahit hidung belahan ke arah sudut

36
37
2. Belahan 2 lajur
Belahan 2 lajur merupakan teknik membuat belahan dengan menggunakan 2 buah lajur untuk
penyelesaiannya. Pada bagian baik hanya terlihat 1 lajur karena saling menumpuk. Bagian
pangkal belahan bisa dibuat bentuk seperti segitiga atau persegi. Umumnya digunakan pada
bagian tengah pakaian sebagai pembuka bagian leher.
Pengerjaan :
1. Gunting bagian tengah pola dan sisakan kampuh 0.5cm dari tepi(bagian
akhirnya menyudut)
2. Pertemukan bagian baik lajur dan blus berhadapan
3. Jahit sebatas garis pola
4. Lipat lajur menyelimuti kampuh
5. Kerjakan penyelesaian dengan menindas lajur/ dapat di som
6. Beri jahitan tindas untuk menguatkan sudut dan menyembunyikan kampuh
(lihat gambar)

38
39
3. Belahan Passepoal
Merupakan belahan yang di bagian baik terlihat 2 lajur, padahal pengerjaannya hanya
memerlukan 1 lembar kain serong sebagai penyelesaian. Umumnya dibuat pada bagian yang
tidak ada kampuhnya, misal bagian tengah muka. Sering juga dijadikan hiasan (dekorasi) busana
saja.
Pengerjaan :
1. Pertemukan bagian baik lajur dan blus
2. Jahit tepat di garis pola
3. Gunting TM lurus lalu menyudut di ujungnya (lihat gambar)
4. Balik lajur ke bagian buruk lalu bungkus kampuh
5. Beri jahitan tidas, tepat di mping jahitan pertama
6. Beri jahitan penguat pada kampuh sisa lipatan

40
41
42
4. Belahan Slit (manset)
Slit merupakan belahan yang dikerjakan dengan 2 lajur tidak sama besar, namun dari bagian baik
hanya terlihat 1 lajur. Istilah slit umum dipakai pada belahan yang ada pada manset/lengan.
Pengerjaan ;
1. Gunting lurus TM belahan lalu bagian akhirnya menyudut
2. Bungkus kampuh belahan yang kecil dengan lajur lurus (lihat gambar)
3. Jahit tindas tepat di garis pola
4. Pertemukan bagian buruk blus dengan bagian baik lajur besar tepat di garis pola
5. Jahit sebatas garis merah
6. Lipat lajur sesuai garis pola, lalu jahit tindas untuk menyatukan belahan dengan
blus
7. beri jahitan penguat pada bagian pertemuan dua lajur

43
44
BAB XII

PENUTUP BUSANA
Penutup Busana Penutup busana merupakan bagian penutup-bukaan busana atau dapat disebut
closer-opener. Closer bisa diletakan di: Tengah belakang, dan lainnya, tergantung model variasi.
Contoh posisi closer yang sudah berkembang : kancing serong di muka, kancing pundak,
resleting sisi, dsb.

Closer dengan kancing, dapat berupa:

-Kancing tanpa kaki


-Kancing dengan kaki
-Kancing kait
-Kancing jepret
Closer dengan resleting, dapat berupa:

-Resleting Jepang
-Resleting biasa
A. Closer dengan Kancing:

Apabila closer menggunakan kancing, maka kedua sisi closer pasti selalu berpasangan
seperti kancing tanpa kaki-rumah kancing; kancing bungkus-sengkelit; dsb.

Untuk dapat meletakan kancing, maka perlu ditambahkan lidah, baik lidah setali/lidah
lepas.

Kebutuhan:

Bagian yang akan dipasang kancing berpasangan (kancing dan lubang kancing, kancing
tindas, kancing singkelit, diletakan pada bagian yang memiliki lidah dan lapisan lidah.
Ukuran lidah untuk busana wanita minimal 2cm dan ukuran lapisan lidah minimal

2x lidah + 1cm

B. Closer dengan resleting

45
a. Resleting Jepang

Resleting biasa merupakan jenis resleting yang bagian relnya terlihat pada sisi buruk
resleting. Pada saat pengerjaan, diperlukan jenis sepatu mesin khusus resleting jepang.
Resleting jepang umunya diaplikan pada busana pesta wanita.

Kebutuhan : Kampuh 3 cm

Langkah pengerjaan :

1. Ukur resleting dan beri tanda pada pola garis TM

2. Jahit hingga batas resleting

3. Pertemukan bagian baik resleting kanan, dengan bagian baik kampuh blus sebelah
kanan

4. Jahit batas dalam rel tepat di garis TM

5. Pertemukan bagian baik resleting kiri, dengan bagian baik kampuh blus sebelah
kiri

6. Jahit batas dalam rel tepat di garis TM

b.Resleting biasa

resleting biasa merupakan jenis resleting yang bagian relnya terlihat pada sisi baik
resleting. Karena itu pemasangannya memerlukan kampuh yang lebih besar untuk untuk
menempatkan resleting sekaligus menyembunyikan rel.

Kebutuhan : Kampuh minimal 3 cm

Langkah pengerjaan :

1. Ukur resleting dan beri tanda pada pola garis TM

2. Jahit hingga batas resleting

3. Lipat kampuh TM, bagian buruk saling berhadapan

4. Pertemukan bagian baik resleting kanan, dengan bagian baik kampuh blus sebelah
kanan

5. Jahit tepat di garis TM

6. Posisikan resleting tertutup, dan bagian blus sesuai jatuhnya bahan

46
7. Jahit tindas resleting dan blus kiri, dari batas rel lalu menyiku ke aats

Resleting
Zipper atau resleting dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk membuat bukaan
pada busana. Fungsi utamanya adalah agar pakaian tersebut mudah di pasang atau dibuka.

Macamnya

Risleting Biasa

Resleting biasa merupakan jenis resleting yang biasa digunakan untuk


bukaan tas, rok wanita, blouse, celana pria, dan pakaian anak-anak.

Risleting Jepang

Risleting jepang biasa disebut dengan invisible zipper, jenis resleting


ini biasa digunakan pada baju maupun rok dan ketika dipasang bagian
gigi nya tersembunyi dan tidak kelihatan dari bagian baik bahan kain

Bahan dan cara mengerjakan

Risleting Biasa

a.Bahan :

 Risleting biasa  Jarum pentul


 Kain/bahan  Sepatu Khusus memasang risleting
 Benang
Risleting Jepang

47
a. Bahan :

 Risleting Jepang  Jarum pentul


 Kain/bahan  Sepatu mesin jahit biasa
 Kapur  Sepatu mesin khusus resleting Jepang
 Benang
B. Cara Kerja

1. Siapkan bahan yang akan dipasangi resleting. Ukur sepanjang risleting lalu beri tanda
2. Satukan bahan dengan cara dijahit sampai bagian bawah resleting yang sudah ditandai,
jika baru perama kali mengerjakan sebaiknya dijelujur dahulu
3. Jahit pinggir resleting bagian kiri dan kanan dengan sepatu mesin khusus memasang
resleting jepang
4. Ganti sepatu mesin biasa dengan sepatu mesin khusus memasang resleting jepang
5. Jahit resleting dengan sepatu khusus untuk menjahit resleting jepang dengan menjepitkan
gigi-gigi resleting ke salah satu lubang yang tersedia di sepatu. Caranya jika menjahit
sebelah kanan maka masukan ke lubang sebelah kiri begitu sebaliknya
6. Selesai, amaka baliklah jahitan.

48
PENUTUP
Dapat dipahami bahwa teknik menjahit adalah suatu cara untuk menghubungkan dua helai kain
dalam pola tertentu agar dapat menghasilkan produk busana secara tepat dengan
mengimplementasikan kegunaan macam tusuk-tusuk, kampuh, kelim, kerut, kerah, saku, dan
belahan.

Dari materi yang telah disampaikan selama satu semester ini dapat disimpulkan bahawa mata
kuliah Teknik Menjahit adalah mata kuliah yang bertujuan untuk mengajarkan mahasiswa untuk
memiliki pengetahuan praktikal agar dapat menciptakan karya-karya busana sesuai desain yang
diinginkan dengan menerapkan pemahaman teknik-teknik menjahitnya.

49

Anda mungkin juga menyukai