Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

HUKUM TATA PEMERINTAHAN

AULIA DOFANI RAMADANA


042345763
Wacana:

Dalam suatu kesempatan, Pemerintah melakukan perikatan keperdataan dengan beberapa pihak
sekaligus (kontraktor dan subkontraktor) yang dituangkan dalam naskah dokumen kontrak kerja
dan surat perintah kerja dalam rangka pembangunan infrastruktur jalan daerah pedalaman dan
pengembangan kapasitas masyarakat pedalaman.

Sepanjang proses perumusan perikatan hingga penandatanganan dokmen kontrak melalui proses
tender yang panjang, pemerintah melakukan berbagai uji kredibilitas, kelayakan dan kemampuan
para pihak calon/kandidat kontraktor untuk memastikan kelayakan dan kemampuan riel mereka
(prudent). Namun, seiring dengan dinamika perubahan kebijakan public dalam tempo waktu
yang sangat cepat, dampak pandemic Covid-17 memaksa proses pembangunan infrastruktur dan
pengembangan kapasitas masyarakat pedalaman yang sedang berjalan itu harus dihentikan tanpa
batas waktu. Penghentian seluruh proses pembangunan infrastruktur dan pengembangan
kapasitas daerah dan masyarakat pedalaman ini tidak mampu dikakukan secara procedural
formal oleh pihak pemerintah sebagai pemberi kerja karena situasi pandemic yang berdampak
masif terhadap masih kacaunya terhadap pengaturan WfH (Work from Home) dan WfO
(Work from Office). Sehingga para pihak kontraktor tetap mejalankan pekerjaannya sesuai
dengan termin-termin pelaksanaan dan pembayaran pekerjaan dalam dokumen kontrak. Pihak
para kontraktor tanpa sepengetahuan mereka, sama sekali tidak mengetahui bahwa pemerintah
menghentikan proyek pembangunan itu secara sepihak karena kebijakan makro dan mikro
pengalihan prioritas biaya/dana pembangunan.

Pihak kontraktor yang tidak memperoleh informasi tentang penghentian proyek pembangunan
infrastruktur dan penegembangan kapasitas masyarakat ini, hingga kemudian mereka
mengetahuinya karena terjadi ada pembayaran tagihan yang tidak dapat direalisasikan oleh
Pemerintah sebagi pemberi kerja.

Dari wacana kasus di atas, pertanyaannya adalah:

1. Apakah kasus macet/penghentian proyek di atas dapat dimohonkan gugatannya ke


PTUN? Jelaskan!
2. Asas apa yang dilanggar oleh Pemerintah pada Pasal 53 ayat (2) UU 9/2004 tersebut?
Jelaskan!
3. Apakah kasus di atas dapat diselesaikan melalui upaya administratif sebagaimana
ketentuan dalam UU 5/1986, ataupun upaya lain melalui Alternative Dispute Resolution
(ADR) sebagaimana diatur UU 30/1999? Jelaskan!

JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai