Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah-langkah kerja dan proses dalam


penelitian terkait pengumpulan data, pengukuran objek atau observasi lapangan,
analisa data serta pengkajian. Metode penelitian akan menuntun proses penelitian
secara sistematis dan terukur, hal ini diperlukan untuk mempermudah jalannya
proses penelitian hingga menemukan hasil yang diinginkan.

3.1 Metode Penelitian dan Sumber Data

Metode diartikan sebagai cara dan strategi dalam memahami realitas,


sebuah langkah sistematis dalam memecahkan sebab akibat berikutnya. Metode
penelitian juga dikatakan sebagai alat dalam menyederhanakan masalah sehingga
dapat dipahami dan dipecahkan (Ashadi, 2010). Adapun metode yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan metode campuran (mix method) yaitu metode
kualitatif (kuesioner) dan kuantitatif (terukur) dengan analisa kajian
perbandingan, yaitu membandingkan dengan standar ergonomi yang ada lalu
menuangkan dalam bentuk tabulasi dan memberikan skala penilaian dan
penjelasan.
Metode penelitian ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui kondisi
eksisting dan kesesuaian standar ergonomi objek yang akan diteliti dengan
melakukan observasi langsung, wawancara, kuesioner dan dokumentasi serta data
pendukung dengan menggambarkan ulang kondisi eksisting dan mengukur serta
membandingkan dengan standar ergonomi tempat wudhu pria Masjid yang sudah
ada dan sudah sesuai pemenuhan standar perancangannya. Penelitian ini juga di
dukung dengan data primer dan data sekunder, data primer yang bersumber dari
observasi, dokumentasi, wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder yang
bersumber dari studi pustaka atau studi literatur dengan penelitian relevan yang
didapatkan melalui penelitian sebelumnya dalam bentuk jurnal, naskah skripsi
atau tesis, buku dan artikel.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu bersumber dari data primer dan

35
36

data sekunder, adapun penjelasan dan pembagian kedua sumber tersebut sebagai
berikut:
1. Data primer, yaitu data yang bersumber dan diperoleh dari media utama
yaitu observasi lapangan, dokumentasi, wawancara dan penyebaran
kuesioner kepada responden/pengguna.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dan bersumber dari studi literatur
sebagai data penunjang dan pendukung yaitu dari jurnal, buku, artikel,
ataupun dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.

3.2 Subjek/Objek Penelitian/Tempat Penelitian

Penelitian ini dapat dilakukan dengan adanya subjek penelitian sebgai


sumber data, objek penelitian sebagai data yang berkaitan dengan maslah
penelitian, serta tempat penelitian yang menjadi wadah penelitian melakukan
penelitian.
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu responden dan informan yang merupakan
jamaah/pengguna fasilitas wudhu yang dipilih memiliki rentang usia 18-30
tahun, serta dengan tinggi badan antara 155-170 cm yang menggunakan
fasilitas wudhu Masjid umum di Kota Lhokseumawe.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan data-data atau informasi yanng berkaitan
dengan maslah penelitian. Penelitian ini memiliki objek yaitu Masjid di
Kota Lhokseumawe terkait ukuran dan dokumentasi tempat wudhu
umum.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2022 hinga waktu penelitian sudah
terlengkapi. Adapun waktu yang dipilih pada penelitian ini yaitu pada pukul 09.00 wib
sampai dengan 11.00 wib. Pemilihan waktu tersebut dipilih karena ruang wudhu sepi,
37

sehingga peneliti lebih leluasa melakukan pengukuran fasilitas tempat wudhu tersebut
tanpa menganggu jama’ah yang akan berwudhu.

Gambar 3.1 Peta Indonesia, Provinsi Aceh, Kota Lhokseumawe (Analisa, 2023).

Adapun lokasi penelitian ini di lakukan pada 10 masjid yang berada di


Kota Lhokseumawe yaitu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Lokasi Masjid Kota Lhokseumawe yang diteliti (Analisa,2023).

Dokumentasi Masjid Alamat

Islamic Center Jln. T. Hamzah Bendahara


Simpang IV Kecamatan
Banda Sakti.

Baiturrahman Jln. Merdeka No. 1


Kecamatan Banda Sakti
38

Tabel 4.1 Lanjutan


Dokumentasi Masjid Alamat

Jamik Jl. Samudera Lancang


Garam, Kecamatan Banda
Sakti

Al-Hikmah Cunda Jln. Medan Banda Aceh


Cunda Kecamatan Muara
Dua

Babul Huda Jln. Medan Banda Aceh,


Desa Panggoi, Kecamatan
Muara Dua

Al-Munawwarah Jln. Medan Bnada Aceh,


Desa Blang Pulo
Kecamatan Muara Satu

Al-Ikhlas Jln. Medan Banda Aceh


Desa Batuphat Timur,
Kecamatan Muara Satu

At-Taqwa Jln. Medan Banda Aceh


Desa Paloh Meuria,
Kecamtan Muara Satu
39

Tabel 4.1 Lanjutan


Dokumentasi Masjid Alamat

Teuku Muda Kuala Jln. Medan-Banda Aceh,


Desa Blang Panyang,
Kecamatan Muara Satu,

Al-Muttaqin Jln. Pramuka No.47


Desa Hagu Teungoh
Kecamatan Banda Sakti

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data pada peneitian ini menggunakan empat


langkah yaitu sebagai berikut:
1. Observasi lapangan
Observasi lapangan adalah pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan dilakukan
pengukuran, pencatatan, perekam dengan tujuan ilmiah atau tujuan lain
secara sistematis (Morris, 1973). Observasi dilakukan dengan mengamati
posisi dan kondisi tempat wudhu Masjid terpisah atau terhubung.
Dikategorikan terpisah apabila akses ke tempat wudhu harus
menggunakan alas kaki/sandal dan dikategorikan terhubung apabila tidak
perlu menggunakan alas kaki/sandal. Observasi juga dilakukan dengan
mengamati model tempat wudhu Masjid, meliputi akses menuju tempat
berwudhu, rambu-rambu yang dicantumkan, serta peralatan berwudhunya
yaitu (kran, dimensi, posisi kran, dll). Aspek yang diperhatikan meliputi
aspek keamanan, kenyamanan serta kemudahan pengguna dalam
memanfaatkan fasilitas tempat berwudhu. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan media meteran manual dan digital /laser.
40

2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pernyataan dan
pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik yang
dilakukan melalui telepon, surat, atau secara langsung (Ferdinand, 2006).
Adapun kuesioner ini dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan
kepada jamaah yang menjadi populasi atau sampel penelitian secara
langsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah pengumpulan data terhadap suatu peristiwa
yang sudah lampau dengan beberapa bentuk seerti tulisan, gambar atau
karya monumental dari seseoran (Sugiono, 2010). Adapun dokumnetasi
penelitian berupa fisik 10 Masjid dengan tempat wudhu khusus pria yang
terdapat di Kota Lhokseumawe.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah jumlah total dari
seluruh unit atau elemen dimana penyelidik dapat tertarik (Sugiyono, 2009). Jika
ditinjau dari definisinya sampel merupakan sebagian data yang diambil dari
keseluruhan objek/subjek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Soekidjo, 2005). Maka dalam penelitian ini populasi dan sampel merupakan dua
hal yang saling berkaitan, sampel merupakan bagian dari populasi dan sebaliknya.

3.5.1 Populasi
Populasi terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti (Sugiyono, 2015).
Popolasi adalah semua individu dalam wilayah penelitian yang akan dijadikan
objek/subjek penelitian tanpa ada pengecualian. Populasi objek pada penelitian ini
yaitu Masjid yang ada dikota Lhokseumawe dapat dilihat pada tabel berikut ini.
41

Tabel 3.2 Pengelompokan populasi objek yang diperoleh (Penulis, 2023)

Populasi Kecamatan Jumlah Masjid


Muara Dua 6
Seluruh Masjid
Muara Satu 10
Umum Kota
Lhokseumawe Banda Sakti 14
Blang Mangat 8
Total 38

Berdasarakan pengelompokan populasi objek tersebut dapat dilihat pada


gambar 3.3 peta populasi berikut ini.

Gambar 3.2 Peta populasi lokasi objek masjid Kota Lhokseumawe( (Analisa, 2023).

Adapun populasi subjek pada penelitina ini yaitu pengguna / jamaah


masjid yang mengunjungi pada masjid di Kota Lhokseumawe yaitu dapat dilihat
pada tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Pengelompokan populasi subjek yang diperoleh (Penulis, 2023)

Populasi Pengguna Usia Tinggi Badan Jumlah


Seluruh pengguna fasilitas Jamaah 18- 40 40
wudhu masjid Kota 155-170
Lhokseumawe Pengurus 30 - 40 10
Total 50
42

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini diperoleh dari fasilitas wudhu masjid
yang ada di Kota Lhokseumawe. Masjid yang dipilih berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu dari peneliti.
Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probababilty sampling dengan pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2015).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kreteria tertentu (Sugiyono,
2015). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Masjid dan
Pengguna/Jamaah yang memiliki kreteria pemiliha. Adapun kreteria pemilihan
masjid yaitu. Berdasarkan keberadan yang berada di 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan Banda Sakti
dengan pertimbangan Masjid yaitu berada di jalan umum, aktif digunakan oleh
masyarakatnya dalam kegiatan ibadah shalat lima waktu. Adapun sampel objek
yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebagaimana yang dikelompokkan pada
tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Pengelompokan sampel Objek yang diperoleh (Penulis, 2023).


Tipe Kecamatan Jumlah Masjid
Masjid Umum Muara Dua 2
Muara Satu 4
Banda Sakti 4
Jumlah Total 10

Berdasarkan keterangan jumlah sampel Masjid yang diambil pada


penjelasan diatas maka dapat disimpulkan lokasi sampel Masjid yang dipilih dapat
dilihat pada gambar 3.4.
43

Gambar 3.4 Peta sampel sepuluh Masjid di Kota Lhokseumawe, (Analisa, 2023).

Adapun populasi subjek pada penelitina ini yaitu pengguna / jamaah


masjid masjid di Kota Lhokseumawe.

Tabel 3.5 Pengelompokan sampel subjek yang diperoleh (Penulis, 2023)


Pengggun
Usia Tinggi Badan Jumlah /masjid x 10 Total
a
Jamaah 18- 40 155-170 4 40
Pengurus 18- 40 155-170 1 10
Jumlah Total 50

3.6 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015). Adapun dalam penelitian ini variabel penelitian digunakan untuk
memudahkan proses penelitian sehingga tujuan penelitian lebih mudah tercapai.
Variabel digunakan untuk menentukan batasan penelitian dan menentukan
indikator serta objek yang ditentukan dengan menggunakan urutan penelitian
yang sudah dianalisa.
44

Berikut adalah tabel variabel penelitian beserta indikator dari ergonomi


fasilitas wudhu Masjid:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian (Penulis, 2023).

Varibel Terikat Varibel Bebas Keterangan

Tempat Wudhu
Berdiri Menyatakan bahwa Standar Ergonomi
Fasilitas wudhu dipengaruhi oleh
Standar Ergonomi Tempat Wudhu
kesesuaian demensi tempat wudhu
Fasilitas Wudhu Duduk
dengan Antropometri tubuh manusia/
Masjid
Posisi Ruang pangguna, serta posisi dan Kondisi ruang
wudhu
Kondisi Ruang

Kenyamanan Menyatakan bahwa persepsi pengguna


Persepsi Pengguna
terhadap fasilitas wudhu dipengaruhi oleh
Terhadap Fasilitas
Kemudan dan kenyamanan tempat wudhu serta
Wudhu
Keamanan kemudahan dan keamanan ruang wudhu

Menyakan bahwa rekomendasi desain


Rekomendsi
Tempat Wudhu tempat wudhu disebabkan oleh
Desain Tempat
Berdiri dan Duduk ketidaksuaian dengan standar rancangan
Wudhu Ergonomi
tempat wudhu ergonomi.

Terdapat dua varibel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


1. Varibel Independen
Varibel independen atau varibel bebas merupakan yang mempengaruhi varibel
dependen.
2. Varibel dependen atau varibel terikat adalah varibel yang dipengaruhi oleh
varibel independen.

3.7 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala interval dan likert. Skala
interval merupakan skala yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif
kualitatif yaitu dengan membandingkan standar ergonomi yang ada kemudian
membandingkan dengan objek lainnya lalu menuangkan dalam bentuk tabulasi
45

dan memberi skala penilaian. Pengukuran skala penilaian ini dilakukan pada
observasi menggunakan rating scale, yaitu:
3 : Standar
2 : Diatas Standar
1 : Tidak Standar
Maka nilai interval terkait adalah :
Interval = 3−1 = 0,67
3
Dengan rating scale diatas maka akan memperoleh hasil sebagai berikut:
≥ 2,30 - 3,00 : Sangat Baik
≥ 1,66 - < 2,33 : Baik
≥ 1,30 - < 1,66 : Kurang Baik
Adapun skala likers merupakan skala yang digunakan untuk mengukur
data kualitatif berupa koesioner pernyataan positif dan negatif dalam hal sikap,
pendapat, dan persepsi pengguna/jamaah. Pada skala likert terdapat lima katagori
jawaban dari kemungkinan dijawab oleh responden yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.7 Skala Likert (Sugiono, 2015).


Katagori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.8 Instrumen Penelitian

Instumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data yang akan


membuktikan bahwa benar atau tidaknya hipotesis yang diajukan. Penelitian ini
mengunakan observasi dan koesioner sebagai alat pengumpulan data.
46

Varibel dalam penelitian ini meliputi kenyamanan demensi pada tempat


wudhu, kemudahan dan keamanan pada pisisi dan kondisi yang ada pada ruang
wudhu. Adapun langkah-langkah dalam penyusunannya adalah menentukan objek
dan subjek yang diukur, menentukan aspek-aspek yang diukur, membuat kisi-kisi
kuesioner, dan menganalisi data kesesuaian. Adapun indikator yang digunakan
dan diberikan kepada responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8 Instrumen Penelitian (Penulis, 2023)


Variabel Elemen Kenyamanan Persyaratan
Tinggi kran Gerakan membasuh
dari lantai Tangan
Jarak antar
Gerakan berkumur
kran
Jarak kran ke Gerakan Membasuh
posisi berdiri hidung
Gerakan membasuh 1. Memenuhi standar
muka 2. Tidak terlalu dekat
Tempat Wudhu
3. Tidak terlalu pendek
Berdiri Gerakan mengusap
4. Tidak sempit
kepala
Gerakan membasuh
lengan
Gerakan membasuh
telinga
Gerakan membasuh
kaki
Suparwoko (2016)
Tinggi kran Gerakan membasuh
dari lantai Tangan
Jarak antar
Gerakan berkumur 1. Memenuhi standar
kran
2. Tidak terlalu dekat
Tempat Wudhu Jarak kran ke Gerakan Membasuh
3. Tidak terlalu pendek
Duduk posisi berdiri hidung
4. Tidak sempit
Tinggi Gerakan membasuh
dudukan muka
Lebar Gerakan mengusap
dudukan kepala
47

Tabel 3.8 Lanjutan


Panjang Gerakan membasuh
dudukan lengan
Jarak antar Gerakan membasuh
dudukan telinga
Jarak
Gerakan membasuh
dudukan ke
kaki
tembok
Suparwoko (2016)
Kemudahan dan
Variabel Elemen Persyaratan
Keamanan
Hubungan Hubungan tempat 1. Terhubung dengan
Ruang wudhu dengan ruang ruang shalat / koridor
Posisi dan shalat (eksabilitas), 2. Tidak terpisah
Kondisi Tekstur tekstur lantai 3. Tidak licin
Tempat Wudhu Lantai pijakan, tempat 4. Tersedia tempat
Saluran Air barang dan barang
Saluran Buangan 5. Tidak Tergenang Air
Suparwoko (2016)

3.9 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini setelah dilakukan penentuan studi kasus dan telah ditemukan
permasalahan yang akan dikaji maka data-data temuan di lapangan diolah
menggunakan metode penelitian campuran (mix method) yang merupakan metode
kuantitatif (antropometri) dan kualitatif (kuesioner). Penelitian ini dalam
menganalisa data menggunakan data dari hasil, observasi lapangan, dokumentasi
langsung, penyebaran kuesioner menggunakan skala likert. Kemudian proses
analisa data juga menggunakan teori-teori yang relevan dan juga menggunakan
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Adapun teori yang digunakan dalam membantu proses analisa data
dalam penelitian ini adalah terkait standar ergonomic fasilitas wudhu,
kenyamanan pengguna fasilitas wudhu serta menghasilkan rekomendasi desain
untuk fasilitas wudhu yang ideal dan dapat digunakan bagi masyarakat sebagai
fasilitas sosial (fasos) atau fasilitas publik.
48

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut.

Studi Kasus

Tempat wudhu pria Masjid Analisis Ergonomi Fisik


di Kota Lhokseumawe. (Antropometri)

Permasalahan

Terganggunya kenyamanan Standar ergonomi pada


pengguna pada saat tempat wudhu masjid.
menggunakan fasilitas
wudhu Masjid akibat
ketidaksesuaian standar
ergonomi. Studi Literatur

Standar Ergonomi
Fasilitas Wudhu
Metodologi Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif


Tempat Wudhu
Umum
Observasi

Survey Masjid

Penyebaran Skala Likert Rancangan


Koesioner Standar Tempat
Wudhu
Ergonomi
Pengumpulan Variabel
Literatur
Persepsi
Terhadap
Analisa Data Skala Interval
Fasilitas
Wudhu
Ergonomi

Kesimpulan

Rekomendasi desain fasilitas tempat wudhu Masjid di


Kota Lhokseumawe sesuai standar ergonomi dan
kenyamanan pengguna.

Gambar 3.3 Kerangka pemikiran (analisa, 2023).

Anda mungkin juga menyukai