Jilid Bab 3
Jilid Bab 3
METODE PENELITIAN
35
36
data sekunder, adapun penjelasan dan pembagian kedua sumber tersebut sebagai
berikut:
1. Data primer, yaitu data yang bersumber dan diperoleh dari media utama
yaitu observasi lapangan, dokumentasi, wawancara dan penyebaran
kuesioner kepada responden/pengguna.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dan bersumber dari studi literatur
sebagai data penunjang dan pendukung yaitu dari jurnal, buku, artikel,
ataupun dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2022 hinga waktu penelitian sudah
terlengkapi. Adapun waktu yang dipilih pada penelitian ini yaitu pada pukul 09.00 wib
sampai dengan 11.00 wib. Pemilihan waktu tersebut dipilih karena ruang wudhu sepi,
37
sehingga peneliti lebih leluasa melakukan pengukuran fasilitas tempat wudhu tersebut
tanpa menganggu jama’ah yang akan berwudhu.
Gambar 3.1 Peta Indonesia, Provinsi Aceh, Kota Lhokseumawe (Analisa, 2023).
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pernyataan dan
pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik yang
dilakukan melalui telepon, surat, atau secara langsung (Ferdinand, 2006).
Adapun kuesioner ini dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan
kepada jamaah yang menjadi populasi atau sampel penelitian secara
langsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah pengumpulan data terhadap suatu peristiwa
yang sudah lampau dengan beberapa bentuk seerti tulisan, gambar atau
karya monumental dari seseoran (Sugiono, 2010). Adapun dokumnetasi
penelitian berupa fisik 10 Masjid dengan tempat wudhu khusus pria yang
terdapat di Kota Lhokseumawe.
3.5.1 Populasi
Populasi terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti (Sugiyono, 2015).
Popolasi adalah semua individu dalam wilayah penelitian yang akan dijadikan
objek/subjek penelitian tanpa ada pengecualian. Populasi objek pada penelitian ini
yaitu Masjid yang ada dikota Lhokseumawe dapat dilihat pada tabel berikut ini.
41
Gambar 3.2 Peta populasi lokasi objek masjid Kota Lhokseumawe( (Analisa, 2023).
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini diperoleh dari fasilitas wudhu masjid
yang ada di Kota Lhokseumawe. Masjid yang dipilih berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu dari peneliti.
Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probababilty sampling dengan pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2015).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kreteria tertentu (Sugiyono,
2015). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Masjid dan
Pengguna/Jamaah yang memiliki kreteria pemiliha. Adapun kreteria pemilihan
masjid yaitu. Berdasarkan keberadan yang berada di 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan Banda Sakti
dengan pertimbangan Masjid yaitu berada di jalan umum, aktif digunakan oleh
masyarakatnya dalam kegiatan ibadah shalat lima waktu. Adapun sampel objek
yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebagaimana yang dikelompokkan pada
tabel berikut ini:
Gambar 3.4 Peta sampel sepuluh Masjid di Kota Lhokseumawe, (Analisa, 2023).
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015). Adapun dalam penelitian ini variabel penelitian digunakan untuk
memudahkan proses penelitian sehingga tujuan penelitian lebih mudah tercapai.
Variabel digunakan untuk menentukan batasan penelitian dan menentukan
indikator serta objek yang ditentukan dengan menggunakan urutan penelitian
yang sudah dianalisa.
44
Tempat Wudhu
Berdiri Menyatakan bahwa Standar Ergonomi
Fasilitas wudhu dipengaruhi oleh
Standar Ergonomi Tempat Wudhu
kesesuaian demensi tempat wudhu
Fasilitas Wudhu Duduk
dengan Antropometri tubuh manusia/
Masjid
Posisi Ruang pangguna, serta posisi dan Kondisi ruang
wudhu
Kondisi Ruang
Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala interval dan likert. Skala
interval merupakan skala yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif
kualitatif yaitu dengan membandingkan standar ergonomi yang ada kemudian
membandingkan dengan objek lainnya lalu menuangkan dalam bentuk tabulasi
45
dan memberi skala penilaian. Pengukuran skala penilaian ini dilakukan pada
observasi menggunakan rating scale, yaitu:
3 : Standar
2 : Diatas Standar
1 : Tidak Standar
Maka nilai interval terkait adalah :
Interval = 3−1 = 0,67
3
Dengan rating scale diatas maka akan memperoleh hasil sebagai berikut:
≥ 2,30 - 3,00 : Sangat Baik
≥ 1,66 - < 2,33 : Baik
≥ 1,30 - < 1,66 : Kurang Baik
Adapun skala likers merupakan skala yang digunakan untuk mengukur
data kualitatif berupa koesioner pernyataan positif dan negatif dalam hal sikap,
pendapat, dan persepsi pengguna/jamaah. Pada skala likert terdapat lima katagori
jawaban dari kemungkinan dijawab oleh responden yaitu sebagai berikut.
Penelitian ini setelah dilakukan penentuan studi kasus dan telah ditemukan
permasalahan yang akan dikaji maka data-data temuan di lapangan diolah
menggunakan metode penelitian campuran (mix method) yang merupakan metode
kuantitatif (antropometri) dan kualitatif (kuesioner). Penelitian ini dalam
menganalisa data menggunakan data dari hasil, observasi lapangan, dokumentasi
langsung, penyebaran kuesioner menggunakan skala likert. Kemudian proses
analisa data juga menggunakan teori-teori yang relevan dan juga menggunakan
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Adapun teori yang digunakan dalam membantu proses analisa data
dalam penelitian ini adalah terkait standar ergonomic fasilitas wudhu,
kenyamanan pengguna fasilitas wudhu serta menghasilkan rekomendasi desain
untuk fasilitas wudhu yang ideal dan dapat digunakan bagi masyarakat sebagai
fasilitas sosial (fasos) atau fasilitas publik.
48
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut.
Studi Kasus
Permasalahan
Standar Ergonomi
Fasilitas Wudhu
Metodologi Penelitian
Survey Masjid
Kesimpulan