Anda di halaman 1dari 54

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian

dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat,

model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu

(Bungin,2007:68). Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan dana desa dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana akan

dilakukan penelitian tersebut. Pada penelitian ini peneliti memilih lokasi di

Kabupaten Labuhanbatu Kecamatan Panai Hulu Desa Sei Sentosa. Peneliti

memilih lokasi ini sebab Desa Sei Sentosa telah menerima anggaran Dana Desa

dan sedang dalam proses pencapaian kesejahteraan masyarakatnya dengan

mengoptimalkan Dana Desa yang disalurkan oleh pemerintah pusat kemudian

lokasi tersebut dianggap peneliti sesuai dengan judul dan permasalahan

penelitian, sehingga diharapkan mampu menjawab permasalahan penelitian.

48

Universitas Sumatera Utara


3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek

penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin,2007).

Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat desa

Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu.

3.3.2 Informan

Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian

sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian

(Bungin,2007: 78). Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam

menentukan subjek penelitian. Purposive sampling digunakan jika dalam

pemilihan informan peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu

dan kriteria-kriteria tertentu dalam pemilihan informan. Ada pun yang menjadi

informan dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala Desa, Bendahara Desa, BPD, serta TPK(tim pelaksana kegiatan) Dana

Desa

2. Masyarakat Desa yang ikut serta didalam musrenbang

3. Masyarakat Desa yang menjadi pekerja pembangunan jalan dan parit

4. Masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan dan parit yang

dibangun.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan

dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

49

Universitas Sumatera Utara


3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah data yang diambil dan

dikumpulkan dari sumber pertama dilapangan saat peneliti melakukan kegiatan

langsung ke lokasi. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, kulit. Karena itu metode observasi

adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan (bungin,2007:118).

b. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara (bungin,2007:111). Informan adalah orang yang

diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara yang diharapkan menguasai

dan memahami data dan informasi dari suatu objek penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi disebut sebagai pengabadian suatu momen.Peneliti

menggunakan alat dokumentasi seperti kamera dan recorder untuk merangkum

segala kegiatan penelitian dan menegaskan aktivitas penelitian. Salah satu output

dokumentasi tertuang dalam bentuk gambar.

50

Universitas Sumatera Utara


3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Skunder

Teknik pengumpulan data skunder adalah teknik pengumpulan data

melalui studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer.

Teknik pengumpulan data skunder dapat dilakukan dengan metode dokumenter.

Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data

historis sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan

harian, laporan dan sebagainya. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut

dokumen dalam arti luas termasuk artefak, foto, tape, flashdisk, dan sebagainya.

Bahan dokumen berbeda dengan literatur, yang maksudnya literatur adalah

bahan-bahan yang diterbitkan baik rutin maupun berkala. Sedangkan

dokumenter yaitu informasi yang disimpan atau didokumnetasikan sebagai

bahan dokumenter. Beberapa jenis dokumenter antara lain: kliping, dokumen

pemerintah maupun swasta, cerita roman atau cerita rakyat, data di flashdisk dan

data tersimpan di website, dan lain-lain (Bungin,2007:125).

3.5 Interpretasi data

Interpretasidata yaitu tahap pengelolaan data baik data primer ataupun

skunder yang didapat dilapangan. Data yang telah peneliti dapatkan melalui

observasi dan wawancara mendalam kemudian data tersebut perlu dibaca

kembali untuk melihat keberadaan hal-hal yang masih meragukan dari jawaban

informan, selanjutnya peneliti menyederhanakan agar mudah dipahami.

Kemudian data tersebut diinterpretasikan berdasarkan dengan teori yang ada

dalam kajian pustaka. Pada akhirnya peneliti akan menyusun laporan penelitian.

51

Universitas Sumatera Utara


3.6 Jadwal Kegiatan

Bulan Ke

NO Jadwal Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan √ √ √

Laporan Penelitian

4 Seminar Proposal √

5 Revisi Proposal √

Penelitian

6 Penelitian √ √

Lapangan

7 Pengumpulan dan √ √

Interpretasi Data

8 Bimbingan √

9 Penulisan Laporan √ √

Akhir

10 Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan Penelitian adalah hambatan-hambatan yang dihadapi

peneliti didalam melakukan penelitian di lapangan. Dalam hal ini peneliti

mengalami hambatan-hambatan didalam melakukan penelitian antara lain:

dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan, hal ini karena

52

Universitas Sumatera Utara


adanya keterbatasan waktu yang dimiliki informan dalam proses wawancara

yang dikarenakan kesibukan informan sehari-hari, selain itu Pada saat dilakukan

pengumpulan data (wawancara), cuaca tidak mendukung disebabkan musim

hujan, kemudian peneliti mengalami kesulitan dalam membuat kata-kata yang

bisa dipahami dan dimengerti pembaca. Walaupun demikian peneliti akan

berusaha melaksanakan kegiatan penlitian ini dengan semaksimal mungkin agar

data bersifat valid dan tujuan yang diinginkan tercapai.

53

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis Kabupaten Labuhanbatu

Kabupaten Labuhanbatu secara geografis terletak pada kordinat antara

1º41’ - 2º44’ LU (Lintang Utara) dan 99º33 - 100º22BT (Bujur Timur) dengan

ketinggian 0 – 700 meter diatas permukaan laut (dpl). Kabupaten Labuhanbatu

dengan Ibukota Rantauprapat memiliki luas wilayah sebesar 2.56l,38 Kmz.

Sebagai Kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kabupaten Labuhanbatu merupakan jalur lintas Timur Pulau Sumatera dengan

jarak 285 km dari Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara, 329 km dari

Propinsi Riau dan 760 km dari Propinsi Sumatera Barat.

Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di

kawasanPantai Timur di bagian timur Provinsi Sumatera Utara. Karena luas

wilayah yang begitu besar (sebelum pemekaran 9.223,18 Km² atau 922.318 Ha)

maka Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 dimekarkan menjadi 3

Kabupaten menjadi :

 Kabupaten Labuhanbatu (kabupaten induk)

 Kabupaten Labuhanbatu Utara (berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten

Labuhanbatu Utara Di Provinsi Sumatera Utara)

54

Universitas Sumatera Utara


 Kabupaten Labuhanbatu Selatan (berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten

Labuhanbatu Selatan Di Provinsi Sumatera Utara).

Dari pemekaran tersebut, posisi Kabupaten Labuhanbatu berada

diantara Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Meskipun telah mekar, Kabupaten Labuhanbatu tetap memiliki wilayah yang

bervariasi dari laut hingga bukit.

Gambar Peta Kabupaten Labuhanbatu

Saat ini secara administrasi, wilayah Kabupaten Labuhanbatu

berbatasan dengan :

• Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka.

55

Universitas Sumatera Utara


• Sebelah Timur dengan Propinsi Riau.

• Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

• Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara.

Luas daerah Kabupaten Labuhanbatu sebesar 2.56l,38 Kmz yang terdiri

dari 9 Kecamatan dan 98 Desa/Kelurahan Seperti umumnya daerah-daerah

lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu

mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur

Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan

Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan

Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan

langsung dengan Selat Malaka(http://www.labuhanbatukab.go.id diakses pada

tanggal 26 Februari 2017 pukul 17.45 wib).

Kabupaten Labuhanbatu termasuk daerah yang beriklim tropis.

Sehingga daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim

hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit

banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

Tabel 4.1 Nama Kecamatan danLuas Kecamatan

NO KECAMATAN LUAS

(HA)

1 Bilah Barat 20.298

2 Rantau Utara 11.247

3 Rantau Selatan 6.432

4 Bilah Hulu 29.323

5 Pangkatan 35.547

56

Universitas Sumatera Utara


6 Bilah Hilir 43.083

7 Panai Hulu 27.631

8 Panai Tengah 48.374

9 Panai Hilir 34.203

Jumlah 256.138

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RIQJMD) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2011-2015
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59581/3/Chapter%2
0II.pdf diakses pada tanggal 26 Februari 2017 pukul 18.00 wib).

Dari tabel di atas dapat dilihat, wilayah Kecamatan terluas adalah

Kecamatan Panai Tengah dengan luas wilayah 48.374 Ha (18,89%) dan

Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Rantau Selatan

dengan luas wilayah 6.432Ha (2,51%).

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Panai Hulu

Kecamatan Panai Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang berada

diKabupaten Labuhanbatu. Kecamatan Panai Hulu memiliki Ibukota yang

bernama Tanjung Sarang Elang. Kecamatan Panai Hulu memiliki luas 276,31

Hektar, dengan jarak 91 km menuju Kabupaten Labuhanbatu. Kecamatan Panai

Hulu terdiri dari 7 desa diantaranya Desa Ajamu (Perkebunan IV Ajamu) , Desa

Cinta Makmur, Desa Maranti/Meranti Paham, Desa Sei Sentosa, Desa Sei jawi-

jawi, Desa Tanjung Sarang Elang, Desa Teluk Sentosa.

Sarana dan prasarana di Kecamatan Panai Hulu terbilang sudah

memadai seperti sudah adanya pelayanan kesehatan seperti puskesmas,

kemudian sudah tersedianya berbagai bank seperti Bank BRI, SUMUT.

Kemudian untuk sarana pendidikan juga sudah sangat memadai seperti adanya

Universitas Labuhanbatu yang didirikan di Kecamatan Panai Hulu, Sekolah

57

Universitas Sumatera Utara


Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Madrasah

Sanawiyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Madrasah Diniyah

Takmiliyah Awaliyah dan Pendidikan Untuk Anak Usia Dini.

4.1.3 Sejarah Desa Sei Sentosa

Pada tahun 1945 Desa Sei Sentosa telah ada namun Desa ini diberi

nama Desa Terjun pada masa pemerintahan bapak Sadimin, namun seiring

berjalannya waktu serta berdasarkan musyawarah para orang tua yang dituakan

di desa, Desa Terjun berganti nama menjadi Desa Sei Sentosa. Desa ini diberi

nama Sei Sentosa dikarenakan Desa ini berdampingan dengan Desa Teluk

Sentosa yang berada di daerah Teluk Sungai Barumun yang merupakan salah

satu sungai terbesar yang berada di Kecamatan Panai Hulu serta dikarenakan

keadaan parit sekitar desa pada saat itu memiliki lebar 4 meter dengan

kedalaman 3 meter. Sebab itulah atas kesepakatan bersama Desa ini diberi nama

Desa Sei Sentosa, Sei yang berarti sungai. Pada saat itu Desa Sei Sentosa masih

tergabung pada Kecamatan Panai Tengah namun, pada tahun 2000 Desa Sei

Sentosa terpisah dari Kecamatan Panai Tengah dan tergabung pada Kecamatan

Panai Hulu di karenakan Kecamatan Panai Tengah mengalami pemekaran

menjadi dua Kecamatan yakni Kecamatan Panai Tengah dan Panai Hulu.

Pada tahun 1945 sistem pemilihan kepala desa didasarkan atas

musyawarah mupakat orang yang dituakan di desa tersebut, berdasarkan

keputusan musyawarah tersebut maka terpilih bapak Sadimin menjadi kepala

desa untuk periode pertama. Kemudian pada tahun 1952 mulai diadakan

pemilihan untuk memilih dan menentukan kepala desa. Pemilu masih

berlangsung sampai pada saat ini, sejak tahun 1945 hingga sekarang Desa Sei

58

Universitas Sumatera Utara


Sentosa telah berganti kepala desa sebanyak 15 kali beserta penjabat kepala desa

sementara.

Desa Sei Sentosa adalah desa yang berada di Kecamatan Panai Hulu

Kabupaten Labuhanbatu. Desa ini terdiri dari 6 dusun yakni dusun I, Dusun II A,

dusun II B, dusun III dan dusun IV A, dusun IV B. Desa Sei Sentosa dihuni

masyarakat yang Mayoritas penduduknya bekerja sebagai wiraswasta, mayoritas

penduduknya beragama muslim serta mayoritas penduduknya suku Jawa.

Berikut nama-nama pangulu dan kepala Desa Sei Sentosa pada tahun 1945-

2015.

Tabel 4.2 Nama-nama Pangulu dan Kepala Desa Sei Sentosa

NO NAMA MASA JABATAN KETERANGAN


1 SADIMAN 1945-1952
2 TEMEN 1952-1955
3 SIDDIK 1955-1966
4 RONI 1966-1969
5 AMAN 1969-1974
6 MUKHTAR SIREGAR 1974-1990
7 KAMIDJO 1990-1997
8 BIRMAN HRP 1997-2002
9 MARYAMEN 2002-2002 Penjabat Sementara
10 SAMAD 2002-2003 Penjabat Sementara
11 BIRMAN HRP 2003-2005
12 IRMAYANI HRP 2005-2006 Penjabat Sementara
13 ZAINUDDIN 2007-2013
14 IRMAYANI HRP 2013-2014 Penjabat Sementara
15 AMIN RAHMAN 2014-2015 Penjabat Sementara
Sumber: Profil Desa Sei Sentosa

Struktur Organisasi pemerintahan Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai

Hulu tahun 2015-2020 antara lain:

Kepala Desa : Suhardi

Sekretaris Desa : Irmayani

59

Universitas Sumatera Utara


Kaur Pemerintahan : M Juneri

Kaur Pembangunan : Suyono

Kaur Keuangan : Nurliyati

Kaur Kesra : Sumarti

Kaur Umum : Edi Wijaya

Kadus 1A : Arpin

Kadus 1B : Surya Dedi

Kadus 2 : Mard Junaidi

Kadus 3 : Miswadi

Kadus 4A : Edi Sutrisno

Kadus 4B : Ribut Diyanto

Gambar Peta Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu

60

Universitas Sumatera Utara


4.2 Deskripsi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sei Sentosa

4.2.1 Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.3. Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Petani 439 jiwa

2 Wiraswasta 572 jiwa

3 Pedagang 68 jiwa

4 Pegawai Swasta 15 jiwa

5 PNS 54 jiwa

6 Pegawai Honorer 24 jiwa

7 Pegawai BUMN 34 jiwa

8 Ibu Rumah Tangga 708 jiwa

9 Pekerja Bangunan 8 jiwa

10 Pensiun 30 jiwa

11 Bidan 10 jiwa

12 Mantri 2 jiwa

13 Abri 2 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang paling

mendominasi di Desa Sei Sentosa tersebut adalah sebagai ibu rumah tangga,

yang berjumlah 708 jiwa. Kemudian diikuti oleh wiraswasta, petani, pedagang,

pegawai negeri sipil , pegawai BUMN, Pensiunan, pegawai honorer, pegawai

swasta, bidan, pekerja bangunan, mantra, dan abri. Penduduk di Desa Sei

Sentosa tergolong memiliki jenis pekerjaan yang beragam.

61

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Komposisi Agama Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.4. Komposisi Agama Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Agama Jumlah

1 Islam 3244 jiwa

2 Kristen 213 jiwa

3 Budha 5 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Sei Sentosa

mayoritas penduduknya beragama islam dengan jumlah 3.244 jiwa kemudian

diikuti agama Kristen dengan jumlah 213 jiwa dan yang paling sedikit beragama

Budha dengan jumlah 5 jiwa.

4.2.3 Komposisi Pendidikan Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.5 Komposisi Pendidikan Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Pendidikan Jumlah

1 Tamat SD 825 jiwa

2 Tamat SMP 649 jiwa

3 Tamat SMA 869 jiwa

4 Tamat D1 19 jiwa

5 Tamat D2 2 jiwa

6 Tamat D3 19 jiwa

7 Tamat S1 90 jiwa

8 Tamat S2 3 jiwa

9 Pelajar/Mahasiswa 872 jiwa


Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

62

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Sei

Sentosa yang pendidikannya tamat SD berjumlah 825 jiwa, tamat SMP 649 jiwa,

tamat SMA 869 jiwa, tamat D1 19 jiwa, tamat D2 2 jiwa, tamat D3 19 jiwa,

tamat S1 90 jiwa, tamat S2 3 jiwa, dan pelajar/mahasiswa berjumlah 872 jiwa.

Kesadaran masyarakat Desa Sei Sentosa terhadap pentingnya pendidikan sudah

mulai meningkat.

4.2.4 Komposisi Suku Masyarakat Desa Sei Sentosa

Tabel 4.6 Komposisi Suku Masyarakat Desa Sei Sentosa

No Suku Jumlah

1 Jawa 2399 jiwa

2 Melayu 150 jiwa

3 Batak Tapanuli 614 jiwa

4 Batak Karo 12 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Sei Sentosa

mayoritas penduduknya bersuku Jawa dengan jumlah penduduk 2.399 jiwa,

kemudian diikuti oleh suku Batak Tapanuli dengan jumlah penduduk 614 jiwa,

suku Melayu dengan jumlah penduduk 150, dan suku Batak Karo dengan

jumlah penduduk 12 jiwa.

63

Universitas Sumatera Utara


4.2.5 Sarana dan Prasarana Desa

Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana Desa

No Sarana & Prasarana Jumlah

1 Masjid 1

Mushollah 4

Gereja 1

2 Kantor Kepala Desa 1

3 Posyandu 4

4 Poskesdes 1

5 Balai Desa 1

6 Sekolah Paud 3

Sekolah SD 2

Sekolah MDTA 1

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa Desa Sei Sentosa

memiliki sarana dan prasarana tempat ibadah (Masjid) 1 unit, tempat ibadah

(Mushollah) 4 unit, tempat ibadah (Gereja) 1 unit, kantor kepala desa 1 unit,

posyandu 4 unit, puskesmas 1 unit, balai desa 1 unit, sekolah paud 3 unit,

sekolah SD 2 unit, sekolah MDTA (Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah) 1

unit.

64

Universitas Sumatera Utara


4.2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 1795 jiwa

2 Perempuan 1667 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Sei Sentosa

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1795 jiwa sedangkan penduduk Desa

Sei Sentosa yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1667 jiwa.

4.3 Profil Informan

1. Samat

Bapak Samat adalah salah seorang yang memiliki pengaruh terhadap

pembangunan Desa Sei Sentosa informan merupakan ketua BPD (Badan

Permusyawaratan Desa) sekaligus merupakan orang tua yang dituakan didesa

Sei Sentosa. Informan berusia 65 tahun dengan status sudah menikah, memiliki

8 orang anak dengan 6 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Selain

menjadi ketua BPD informan juga bekerja sebagai petani. Daerah rumah

Informan merupakan salah satu jalan yang telah diperbaiki dengan menggunakan

dana desa Informan tinggal diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun IV. Menurut

informan dengan adanya Dana Desa ini dapat membantu desa dalam proses

pembangunan karena desa membutuhkan dalam melakukan aktivitas

pembangunan. Dana Desa yang dikelola di Desa Sei Sentosa sudah sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, karenakan Dana Desa yang dikelola ini sudah

musyawarahkan terlebih dahulu.

65

Universitas Sumatera Utara


2. Sumartik

Ibu sumartik merupakan salah satu masyarakat yang aktif mengikuti

musrembang, informan merupakan salah satu masyarakat yang merasakan

kemudahan dalam aktifitas sehari-hari setelah pembangunan jalan dan parit.

Keseharian informan mengurus rumah tangga, status informan sudah menikah

memiliki 3 orang anak, 1 orang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang lainnya

berjenis kelamin laki-laki, suami informan bekerja sebagai guru honor disalah

satu sekolah swasta tingkat SMP yang ada diDesa Sei Sentosa. Informan tinggal

diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun II.Menurut ibu Sumartik Masyarakat

berpartisipasi dalam pengelolaan Dana Desa, bentuk partisipasi masyarakat

didalam proses penganggaran dan perencanaan yang di selenggarakan melalui

musdes dan musrenbang, kemudian selain itu partisipasi masyarakat bisa dilihat

dari pengawasan maksudnya ikut menjaga bangunan-bangunan yang dikelola

dengan menggunakan Dana Desa.

3. Edi Wijaya

Bapak Edi Wijaya merupakan salah seorang yang memiliki peran

dipemerintahan Desa Sei Sentosa, Informan dipercayai sebagai Kaur Umum.

Selain sebagai kaur umum informan juga dipercayai sebagai ketua TPK (Tim

Pelaksana Kegiatan) untuk setiap proyek yang dananya berasal dari DD (Dana

Desa) informan menjadi ketua TPK sudah berjalan selama dua tahun. Umur

informan 47 tahun dengan status sudah menikah, memiliki 5 orang anak, istri

informan seorang ibu rumah tangga.

66

Universitas Sumatera Utara


4. Miswadi

Bapak Miswadi merupakan salah satu kepala dusun di desa Sei Sentosa

tepatnya dusun 3 informan sudah 2 tahun menjabat sebagai kepala dusun,

informan juga selalu aktif mengikuti kegiatan musrembang, sebab itulah

informan mengerti mengenai masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Selain

menjadi kepala dusun informan juga seorang petani dan pekerja bangunan, jika

tidak ada kegiatan dikantor kepala desa informan menyempatkan untuk

kesawah. Informan berusia 42 tahun dengan status sudah menikah, memiliki tiga

orang anak 1 orang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang berjenis kelamin

laki-laki, istri informan seorang ibu rumah tangga. Informan tinggal diDesa Sei

Sentosa tepatnya didusun III.

5. Edi

Bapak Edi Berusia 42 tahun dengan status sudah menikah serta

memiliki 2 orang anak, 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, memiliki istri

yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Keseharian informan bekerja sebagai

petani pekebun. Informan tinggal diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun IV,

informan merupakan masyarakat yang merasakan kemudahan-kemudahan

setelah Dana Desa dikelola untuk pembangunan jalan dan parit.

6. Nurliyati

Ibu Nurliyati merupakan seseorang yang memiliki jabatan sebagai Kaur

Keuangan di Desa Sei Sentosa, informan sudah 6 tahun menjabat sebagai Kaur

Keuangan didesa. Informan berusia 32 tahun berstatus sudah menikah memiliki

2 orang anak diantaranya 1 berjenis kelamin laki-laki dan 1 berjenis kelamin

perempuan. Suami informan bekerja sebagai guru di salah satu Sekolah

67

Universitas Sumatera Utara


Menengah Atas yang ada di Kecamatan Panai Hulu, Informan bertempat tinggal

di dusun II.

7. Suhardi

Bapak Suhardi merupakan kepala Desa Sei Sentosa yang ke 10

informan menjabat menjadi kepala desa pada tahun 2015-2020 sampai pada saat

ini informan sudah menjalani 2 tahun masa jabatannya. Semasa jabatannya telah

banyak perubahan yang terjadi pada Desa Sei Sentosa terutama pada

infrastrukturnya. Informan berusia 50 tahun berstatus sudah menikah dan

memiliki 4 orang anak.

8. Saman

Bapak Saman merupakan masyarakat yang rajin menghadiri kegiatan

yang ada di Desa seperti musdes dan musrembang karena menurut informan

dengan mengikuti kegiatan tersebut jadi lebih mengetahui perkembangan di

desa. Informan berusia 43 tahun berstatus sudah menikah memiliki 3 orang anak

yang kesemuanya berjenis kelamin laki-laki. Keseharian informan bekerja

sebagai petani namun selain menjadi petani informan juga seorang tukang

bangunan, informan juga ikut bekerja pada pembangunan infrastruktur Desa.

9. Irmawanto

Bapak Irmawanto merupakan seorang yang merasakan kemudahan-

kemudahan setelah adanya Dana Desa yang dikelola untuk pembangunan

infrastruktur. Keseharian informan bekerja sebagai petani sawit selain bertani

informan memiliki usaha kios yang menyediakan bahan-bahan pokok. Informan

berusia 36 tahun berstatus menikah memiliki 2 orang anak berjenis kelamin laki-

68

Universitas Sumatera Utara


laki dan perempuan, istri informan seorang guru disalah satu Sekolah Menengah

Pertama.

10. Sugiani

Keseharian informan bekerja sebagai guru honor disalah satu

Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Desa Sei Sentosa, informan berusia 39

tahun berstatus sudah menikah memiliki 2 orang anak yang keduanya berjenis

kelamin perempuan, suami informan bekerja sebagai pekerja bangunan.

Informan merupakan salah seorang yang menyerahkan sebahagian tanahnya

untuk pembangunan jalan.

Filosofi Dana Desa yaitu meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan

pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik didesa, memajukan

perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, serta

memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan. Dengan adanya

kebijakan dari pemerintah pusat memberikan anggaran kepada desa tentu sangat

membantu desa dalam melakukan pembangunan-pembangunan yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Demikian juga dengan

penuturan informan yang bernama Ibu Nurliyati selaku kaur keuangan didesa

Sei Sentosa, informan mengatakan bahwa:

“ Iya sangat sangat membantu desa karena dengan adanya dana yang turun
kedesa membantu perubahan didesa, terutama dibidang infrastruktur yang
tadinya jalan-jalan kita rusak parit-parit banyak yang tumpat sekarang
dengan adanya dana desa kita bisa menyalurkan dana desa itu
sebagaimana kebutuhan”.
Hal serupa disampaikan oleh informan yang bernama Bapak Suhardi

selaku kepala Desa Sei Sentosa, informan mengatakan bahwa:

“ Dengan adanya dana desa mempercepat pembangunan desa baik


infrastruktur maupun pemberdayaan”.

69

Universitas Sumatera Utara


Sebenarnya desa memiliki sumber pendapat asli desa untuk melakukan

segala kegiatan yang ada didesa, namun jika hanya mengandalkan dana tersebut

proses pencapaian kesejahteraan masyarakat desa akan mengalami hambatan

bahkan stagnasi karena kurangnya dana. Hal ini juga yang dikatakan informan

Bapak Edi Wijaya selaku ketua TPK, informan mengatakan bahwa:

“ Iya jelas, karena untuk membangun itu dari mana dananya, kita
kekurangan dana dikarenakan desa kita ini tidak memiliki badan usaha,
kalau memang memiliki badan usaha baru bisa. Sedangkan kita ini
menganggarkan dana dari pemerintah pusat inilah”.

Begitu juga dengan penuturan informan yang bernama Bapak Samat

selaku ketua BPD ia mengatakan bahwa:

“ Dana Desa ini dapat membantu desa dalam proses pembangunan karena
desa butuh dana kan untuk melakukan aktivitas pembangunan”.

Dari penuturan para informan bahwa benar dengan adanya kebijakan

serta perhatian dari pemerintah pusat yaitu dengan memberikan anggaran bagi

desa yang dikenal dengan istilah Dana Desa (DD) dapat membantu desa dalam

melakukan kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan bagi masyarakat. Desa sangat terbantu dengan tersalurnya Dana

Desa (DD) tersebut bukti nyatanya adalah telah banyak perbaikan-perbaikan

jalan dan parit yang dilakukan dengan menggunakan Dana Desa (DD) di Desa

Sei Sentosa. Sebab sebelum ada kebijakan ini desa sangat terbatas dalam

melakukan pembangunan-pembangunan, namun setelah pemerintah pusat

memberikan perhatiannya melalui pemberian dana kepada desa saat ini desa

semakin yakin dan percaya diri untuk melakukan perubahan-perubahan.

70

Universitas Sumatera Utara


4.4 Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

Pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

di bidang sosial ekonomi yakni meliputi prioritas penggunaan Dana Desa artinya

Dana Desa yang tersalur harus dikelola sesuai dengan kebutuhan utama

masyarakat yang bisa meningkatkan sosial ekonomi, meliputi prinsip yang

digunakan dalam pengelolaan Dana Desa dan selanjutnya meliputi tahapan yang

dilakukan dalam pengelolaan Dana Desa tersebut.

4.4.1 Prioritas Penggunaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

Penggunaan Dana Desa memiliki dua bidang yang diprioritas dan harus

dijalankan yaitu bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa, yang ke duanya ini menjadi prioritas kegiatan, anggaran dan belanja Desa.

Pada bidang pembangunan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas

penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan desa, meliputi: pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan

sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan

sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan (dalam Peraturan mentri

desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik Indonesia

nomor 5 tahun 2015 tentang penggunaan dana desa untuk pembangunan desa

pasal 5).

Desa Sei Sentosa sudah dua periode menerima Dana Desa yakni sejak

tahun 2015 dan 2016 yang tujuannya untuk meningkatkan Kesejahteraan

71

Universitas Sumatera Utara


masyarakat. Dana Desa yang tersalur dikelola untuk pembangunan desa yaitu

pembangunan infrastruktur desa seperti jalan dan parit (saluran perairan). Dari

keseluruhan Dana Desa yang telah diterima, desa Sei Sentosa berhasil

membangun 12 proyek, 2 proyek pada tahun 2015 dan 10 proyek pada tahun

2016 yang diantaranya adalah sebagai berikut: Pembangunan parit pasangan di

gang Rasimun dan jalan Karang Taruna, kemudian pengerasan jalan Pemuda

yang berada didusun III, parit pasangan yang berada didusun III dan IV, parit

pasangan jalan Karang Taruna dusun IV B, platdekker dusun IV B jalan Beteng,

pengerasan jalan Karang Taruna 2 dusun IV B, rabat betton jalan Masjid Lama

dusun III, parit pasangan jalan Karya dusun II, rabat betton jalan Karya dusun II,

parit pasangan pada gang pendidikan dusun I B, parit pasangan gang Kesehatan

dusun I B (berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa Sei

Sentosa).Sesuai dengan pernyataan Bapak Suhardi yang mengatakan bahwa:

“ Dana Desa dimulai sejak tahun 2015 Dana Desa dikelola untuk saluran
air kemudian pembangunan jalan, karena desa kita kan desa pesisir pantai
dengan banyaknya curah hujan, pasang surut untuk melancarkan aliran air
desa jadi kita utamakan dan prioritaskan untuk saluran air ”.
Hal demikian juga disampaikan oleh informan Ibu Nurliyati, informan
menyampaikan bahwa:
“ Kalau Dana Desa dari pusat ini berjalan sejak tahun 2015 dan 2016, jadi
desa kita sudah dua kali menerima dana desa dari pusat ini dan
kesemuanya ini digunakan untuk infrastruktur. Karena Dana Desa memang
dikhususkan untuk pembangunan-pembangunan infrastruktur desa,
khususnya pembangunan parit, pembangunan jalan ”.

Begitu juga halnya dengan pernyataan bapak Samat, informan

menyampaikan bahwa :

“ Dana Desa yang ada digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan


dan parit, Dana Desa yang dikelola sudah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, karnakan dana desa yang dikelola ini sudah kita

72

Universitas Sumatera Utara


musyawarahkan akan digunakan untuk apa dan itu kita ambil pendapat dari
masyarakat ”.

Dana Desa (DD) yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur seperti

pengaspalan jalan, pengerasan jalan dan perbaikan parit di Desa Sei Sentosa

merupakan langkah yang tepat, sebab memang sebahagian besar kondisi jalan

dan parit yang ada di Desa Sei Sentosa mengalami kerusakan, kondisi jalan

ketika hujan turun akan sangat sulit dilalui kemudian aliran air yang ada di parit

tidak lancar sehingga menyebabkan banjir mudah melanda kawasan Desa Sei

Sentosa yang kemudian dapat menghambat segala aktifitas sosial ekonomi

masyarakat.

Dana Desa yang tersalur di Desa Sei Sentosa dikelola untuk

pembangunan desa di bidang infrastruktur desa atau prasarana tepatnya

pengaspalan jalan, pengerasan jalan dan parit, sebab desa ini memerlukan

penataan pembangunan yang lebih baik untuk menambah jenis permukaan aspal,

pengerasan Pembangunan jalan dan parit di Desa Sei Sentosa memang sebagai

prioritas dari penggunaan Dana Desa tahun 2015 dan 2016, pembangunan ini

menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi bagi masyarakat agar dapat

mempermudah segala aktifitas sosial masyarakat maupun aktifitas ekonomi

masyarakat, dengan kata lain menjadi prioritas karena merupakan akses bagi

masyarakat untuk dapat meningkatkan sosial ekonomi.Berikut pernyataan

informan yang bernama Bapak Samat:

“ Tentu bisa meningkatkan sosial ekonomi masyarakat ya, untuk bidang


sosial masyarakat ini gak susah lagi untuk melakukan interaksi dengan
masyarakat karena jalan sudah diperbaiki dan parit pun sudah diperbaiki
sehingga jika hujan tidak banjir dan tidak menyulitkan masyarakat untuk
melakukan kegiatan sosialnya. Kemudian kalau ekonomi menambah
pendapatan karena pekerja yang diambil masyarakat setempat ”.

73

Universitas Sumatera Utara


Hal serupa juga disampaikan informan Bapak Edi yang mengatakan

bahwa:

“ Infrastruktur berupa jalan dan parit karena memang di desa Sei Sentosa
yang perlu dibangun dan diperbaiki karena memang jalan di tempat kita ini
rusak, dan memang ini yang dibutuhkan masyarakat, Kalau secara sosial
masyarakat bisa menikmati dari jalan yang rusak sekarang sudah bagus,
membantu anak sekolah tidak susah lagi untuk berangkat ke sekolah, kalau
yang dulu halaman rumahnya sering kebanjiran sekarang sudah berkurang
karena sudah dibangun saluran air itu kan. Kalau secara ekonomi seperti
mempelancar kendaraan pengangkut hasil bumi untuk menjual hasil
buminya, misalnya sawit, kemudian untuk pekerja bangunan bisa
menciptakan lapangan pekerjaan meskipun sifatnya sementara yang
pentingkan masyarakat dilibatkan dari situlah bisa menambah ekonomi
untuk pekerja ”.

Senada dengan informan bapak Edi, bapak Miswadi yang merupakan

salah satu orang yang merasakan kemudahan-kemudahan tersebut apalagi jalan

di sekitar rumahnya telah dilakukan perbaikan menurut informan setelah adanya

perbaikan jalan dan parit kegiatan sehari-hari informan menjadi lebih mudah

baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dari segi sosial ketika informan hendak

berpergian menjadi lebih mudah sebab tidak perlu memutar untuk memilih jalan

yang bagus agar bisa dilewati, kemudian karena jalan sudah bagus dan tidak

becek lagi anak informan pergi ke sekolah juga lebih mudah. Dari segi ekonomi

juga membawa pengaruh bagi masyarakat terutama bagi informan selaku pekerja

bangunan karena memberikan lowongan pekerjaan. Berikut pernyataan

informan:

“ Dana yang ada itu untuk pembangunan jalan, parit terus plat dekker jadi
intinya dana desa yang ada digunakan untuk pembangunan infrastruktur
desa. Ada10 bangunan yang dibangun dengan menggunakan dana desa.
Karena sebenarnya dana desa ini pun kan diprioritaskan untuk
pembangunan infrastruktur agar mempermudahkan masyarakat gitu kan,
selain itu karena memang pembangunan jalan dan parit lah yang
dibutuhkan masyarakat terlebih dahulu, ini pasti bisa meningkatkan sosial
ekonomi masyarakat terutama untuk pekerja bangunan itu kan, membangun
jalan dan parit ini dengan menggunakan masyarakat setempat untuk

74

Universitas Sumatera Utara


dijadikan pekerja, pekerjanya ini digaji harian, selain itu bisa memberikan
lowongan pekerjaan juga, untuk anak-anak muda yang lontang lantung ini
kan bisa ikut bekerja bangunan ini, kegiatan sehari-hari ya lebih mudah
karena jalan makin bagus mau kemana-kemana tidak harus memutar dari
jalan yang lebih jauh, karena jalannya sudah dibangun jadi lebih dekat,
kemudian tidak becek lagi sehingga memudahkan anak-anak kesekolah ”.
Begitu juga dengan penuturan informan Bapak Edi Wijaya yang

menuturkan bahwa:

“ Rata-rata dana desa itu yang pertama untuk infrastruktur, bentuk


infrastrukturnya yaitu perbaikan jalan, saluran air karena wilayah kita kan
wilayah pantai yang kalau musim hujan terjadi banjir, karena memang
dibutuhkan infrastruktur itu untuk menaikan ekonomi, infrastrukturnya
beton jalan. Dengan Dana Desa yang dialokasi untuk pembangunan jalan
dan perbaikan saluran perairan atau parit bisa membantu sosial ekonomi
masyarakat. Secara ekonomi hasil bumi lancar untuk dikeluarkan dan
dipasarkan kemudian kalau untuk secara sosial bisa dikatakan untuk
memudahkan masyarakat masyarakat berinteraksi. Ya bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, kalau jalan tidak bagus ya bagaimana
masyarakat untuk mengeluarkan dan menjual hasil bumi, pasti akan
susah”.

Sedangkan menurut penuturan informan bapak irmawanto orang yang

merasakan dampak positif dengan adanya pengelolaan Dana Desa yang dikelola

untuk infrastruktur. Berikut penuturan informan :

“ Kalau mau keladang pun gak payah gak mesti muter-muter jalnnya
tinggal dari jalan yang ini dekat . memang pun sebenarnya kalau mutar
jalan tidak memakan waktu yang lama tapikan kalau ada yang lebih dekat
dan gampang ya mending itu. jadi lebih gampanglah kesana kemari kayak
saya ini kan beerjualan juga, jadi kalau belanjaan habis gak pala payah
kali untuk belanja karena jalannya udah bagus, biasanya mesti dua kali
balik untuk mengambil belanjaan karena kalau sekali jalan takut ya ”.

Menurut informan bapak Saman yaitu merupakan salah seorang

masyarakat yang sering hadir dalam musyawarah pengelolaan Dana Desa

bahkan informan juga seorang pekerja bangunan yang ikut bekerja pada proyek

Dana Desa tersebut secara jelas menyampaikan bahwa dengan adanya Dana

Desa yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur ini menambah pendapat

75

Universitas Sumatera Utara


bagi dirinya bahkan informan merasa terbantu dengan adanya pembangunan ini.

Berikut penuturan informan :

“ Ya gitu aktifitas sehari-hari jadi gampang kemudian merasa puas dan


terbantu dengan adanya Dana Desa yang diprioritaskan untuk infrastruktur
jalan dan parit, semakin lancar aktifitas ekonomi seperti yang kamu
katakan tadi tidak terhambat bisa menyerap tenaga kerja karena swakelola,
swakelola ini kan artinya menyerap tenaga kerja langsung, menambah
pendapatan juga karena ikut kerja bangunan itu upah kerjanya itu kalau
tukang Rp 100.000 per hari sedangkan kernet (pembantu tukang) lah kita
katakana itu upahnya Rp 80.000 per hari ”.

Secara ekonomi pernyataan bapak Saman juga senada dengan informan

Ibu Nurliyati namun, secara sosial menurut informan dapat dilihat dari

pemerintah desa yang mempekerjakan masyarakat setempat menjadi pekerja dari

proyek Dana Desa ini serta semakin meningkatnya kegiatan gotong royong

yang dilakukan masyarakat Desa beserta perangkat-perangkat Desa sejak Dana

Desa dialokasikan untuk pembangunan jalan dan parit, berikut penuturannya :

“ iya, kalau secara sosialnya dengan adanya dana desa yang masuk kedesa
kita yaitu sei sentosa khususnya untuk tahun ini kita bisa memprioritaskan
10 proyek dari dana desa yang kita terima dan tentunya dari 10 proyek ini
kita bisa menswakelolakan tenaga-tenaga kerja dari desa setempat sendiri
tadinya yang sedang menganggur bisa ikut bekerja dalam pengelolaan
infrastruktur didesa. Sedangkan dari segi ekonomi pekerja bangunan yang
tadinya menganggur bisa mendapatkan penghasilan dengan ikut bekerja
dalam proyek Dana Desa ini kemudian akses untuk mengeluarkan hasil
bumi seperti sawit lebih mudah karena tadinya kan susah,, Sebelum dan
sesudah adanya dana desa untuk pembangunan infrastruktur didesa, desa
Sei Sentosa selalu mengadakan kegiatan rutin jumat bersih yaitu gotong
royong bersama, antara perangkat-perangkat desa bersama dengan
masyarakat desa dan itu selalu rutin dilakukan setiap hari jumat, kita
namakan ini jumat bersih. Kemudian setelah diperbaikinya jalan dan parit
didesa partisipasi masyarakat semakin meningkat dan atas kesadaran
mereka semakin giat melakukan gotong royong untuk merawat dan menjaga
bangunan-bangunan tersebut ”.

Dari pernyataan para informan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwasannya Dana Desa yang sejak tahun 2015 tersalur di Desa Sei Sentosa

yang diprioritaskan untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat dikelola

76

Universitas Sumatera Utara


untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan dan parit. Sarana dan prasarana

fisik di lingkungan desa memang hal yang harus diutamakan, pembangunan

sarana dan prasarana fisik ini nantinya akan mempermudah akses masyarakat

untuk melakukan kegiatan sosial ekonomi, selain itu menurut Immanuel (2010 :

18) pembangunan jalan dilakukan untuk membuka segala akses yang

menyangkut kehidupan masyarakat di dalamnya sehingga mampu mencegah

terisolirnya masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Infrastruktur jalan dan parit ini merupakan akses utama masyarakat

dalam menjalankan dan meningkatkan segala aktifitas sosial ekonomi

masyarakat sehingga membuat infrastruktur ini sebagai kebutuhan yang harus

dipenuhi. Dahulu sebelum adanya pembangunan infrastruktur ini jalan banyak

yang rusak dan belum mendapatkan pengaspalan kemudian aliran perairan

tersumbat sehingga ketika hujan turun akan mudah banjir baik halaman rumah

masyarakat ataupun jalan ketika air didalam parit tidak dapat mengalir dengan

baik tentunya air ini akan meluap kejalan maka jalan akan becek dan susah

untuk dilalui. Hal ini tentunya berdampak pada masyarakat, aktifitas sosial

ekonomi masyarakat menjadi tidak berjalan dengan efektif dan efisien, namun

saat ini dengan Dana Desa yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur

tersebut kondisi jalan dan parit di Desa Sei Sentosa saat ini semakin bagus jalan-

jalan yang berada pada gang maupun tidak kini telah mendapatkan pengaspalan

dan pengerasan begitu juga dengan parit yang kini aliran airnya telah lancar

sehingga tidak tersumbat lagi menjadikan mayarakat sekitar semakin mudah

dalam melakukan aktifitas sosial ekonomi.

77

Universitas Sumatera Utara


Dari segi sosial dengan Dana Desa dikelola atau diprioritaskan

penggunaannya untuk pembangunan infrastruktur jalan dan parit, masyarakat

sangat menikmati hasil dari pembangunan tersebut, kemudian kegiatan gotong

royong yang dilakukan masyarakat setempat semakin meningkat, masyarakat

dan perangkat-perangkat desa setiap minggunya rutin melakukan gotong royong

untuk menjaga dan membersihkan jalan dan parit yang telah dibangun kemudian

aktifitas sosial masyarakat menjadi lebih mudah baik antar Desa maupun

wilayah lainnya misalnya saja ketika hendak pergi kepesta kemudian mengantar

anak ke sekolah ataupun menyangkut aktifitas sosial lainnya dapat dilaksanakan

secara efisien.

Begitu juga dengan aktifitas ekonomi masyarakat yang menjadi

mudah, efektif dan efisien misalnya saja untuk melakukan penjualan hasil bumi

seperti sawit dapat dilakukan dengan efektif dahulu sebelum ada perbaikan jalan

masyarakat yang ingin menjual sawit sangat susah karena melewati jalan yang

rusak dengan begitu akan memerlukan waktu yang cukup lama, selain menjual

sawit kegiatan berbelanja barang-barang pokok ke kios ataupun grosir menjadi

mudah karena tidak perlu memutar jalan yang lebih jauh untuk menghindari

jalan yang rusak. Selain itu untuk sebahagian masyarakat dengan Dana Desa

dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur membuka lowongan pekerjaan,

bagi masyarakat yang menganggur maupun yang bekerja bisa ikut bekerja

sebagai tukang bangunan dengan diberikan upah harian, untuk tukang diberikan

upah sebesar Rp 100.000 perhari sedangkan pembantu tukang (kernet) diberikan

upah sebesar Rp 80.000 perhari. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat

78

Universitas Sumatera Utara


mengingat aktifitas perekonomian sangat penting dalam menunjang kehidupan

masyarakat.

Setiap proses pengelolaan Dana Desa yang dilaksanakan oleh

pemerintah harus mampu memberikan perubahan yang positif dan bermanfaat

terhadap masyarakat tanpa terkecuali, dan pada akhirnya tujuan dari pengelolaan

Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dapat

tercapai. Berdasarkan itu semua pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa

telah membawa perubahan yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat.

Jika dikaji dengan menggunakan teori, dalam penelitian ini kita dapat

menggunakan teori fungsionalisme struktural oleh Robert K. Merton.Menurut

teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-

bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam

keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa

perubahan pula pada bagian yang lain. Inti dari teori ini adalah:

1. Fungsi yaitu akibat-akibat yang dapat diamati menuju adaptasi

penyesuaian dalam suatu sistem. Fungsi terdiri dari dua bagian yakni

Fungsi manifest yaitu fungsi yang diharapkan dan Fungsi laten yaitu

fungsi yang tidak diharapkan.

2. Disfungsi yaitu akibat negatif yang muncul dalam penyesuaian suatu

sistem.

Jika dari segi fungsi, maka pemerintah pusat yang memberikan

anggaran bagi desa yang dikenal dengan istilah Dana Desa (DD) dapat

membantu desa dalam meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Desa

sangat terbantu dengan tersalurnya Dana Desa (DD) tersebut bukti nyatanya

79

Universitas Sumatera Utara


telah banyak perbaikan-perbaikan jalan dan parit yang dilakukan dengan

menggunakan Dana Desa (DD) di Desa Sei Sentosa. Sebab sebelum ada

kebijakan ini desa sangat terbatas dalam melakukan pembangunan-

pembangunan, namun setelah pemerintah pusat memberikan perhatiannya

melalui pemberian dana kepada desa saat ini desa semakin yakin dan percaya

diri untuk melakukan perubahan-perubahan.

Dengan adanya Dana Desa dapat membantu desa dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat terutama di bidang sosial ekonomi. Dalam teori

Robert K. Merton hal ini termasuk ke dalam fungsi manifest (fungsi yang

diharapkan).Dapat dikatakan demikian dikarenakan hasil dari pengelolaan Dana

Desa ini merupakan harapan dari masyarakat, sehingga sesuai dengan kebutuhan

dasar masyarakat.Dana Desa yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur

seperti pengerasan jalan, pengaspalan jalan, perbaikan parit serta pembangunan

platdekkermemberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan sosial ekonomi

masyarakat Desa Sei Sentosa, masyarakat menjadi lebih mudah dalam

menjalankan aktifitas sehari-hari baik dari segi sosial maupun dari segi ekonomi.

Dari segi sosialmasyarakat sangat menikmati hasil dari pembangunan tersebut,

kemudian kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat setempat semakin

meningkat, masyarakat dan perangkat-perangkat desa setiap minggunya rutin

melakukan gotong royong untuk menjaga dan membersihkan jalan dan parit

yang telah dibangun kemudian aktifitas sosial masyarakat menjadi lebih mudah

baik antar Desa maupun wilayah lainnya misalnya saja ketika hendak pergi

kepesta kemudian mengantar anak ke sekolah ataupun menyangkut aktifitas

sosial lainnya dapat dilaksanakan secara efisien.

80

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan dari segi ekonomidapat dilihat dari aktifitas ekonomi

masyarakat yang menjadi mudah, efektif dan efisien misalnya saja untuk

melakukan penjualan hasil bumi seperti sawit dapat dilakukan dengan efektif

dahulu sebelum ada perbaikan jalan masyarakat yang ingin menjual sawit sangat

susah karena melewati jalan yang rusak dengan begitu akan memerlukan waktu

yang cukup lama, selain menjual sawit kegiatan berbelanja barang-barang pokok

ke kios ataupun grosir menjadi mudah karena tidak perlu memutar jalan yang

lebih jauh untuk menghindari jalan yang rusak. Selain itu untuk sebahagian

masyarakat dengan Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur

membuka lowongan pekerjaan, bagi masyarakat yang menganggur maupun yang

bekerja bisa ikut bekerja sebagai tukang bangunan dengan diberikan upah

harian, untuk tukang diberikan upah sebesar Rp 100.000 perhari sedangkan

pembantu tukang (kernet) diberikan upah sebesar Rp 80.000 perhari.

4.4.2 Prinsip Penggunaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

Dana Desa yang kini digulirkan setiap tahun kepada seluruh desa dalam

penggunaannya harus dapat dipertangungjawabkan. Pertanggungjawaban

keuangan merupakan suatu dimensi penting dalam pengelolaan keuangan

termasuk Dana Desa. Sehingga pengelolaan Dana Desa merupakan hal yang

perlu diperhatikan. Dengan pengelolaan yang baik dan benar diharapkan mampu

membawa perubahan bagi masyarakat, pengelolaan Dana Desa yang baik dan

benar tidak terlepas dari prinsip-prinsip yang diterapkan didalamnya, Prinsip

dapat dipahami sebagai suatu kondisi yang harus ada dan mungkin atau tidak

mungkin juga berarti aturan umum yang digunakan sebagai panduan (misalnya

81

Universitas Sumatera Utara


untuk perilaku dasar). Maka pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa

dilakukan secara transparan, swakelola dan keadilan, ketiga prinsip ini dianggap

bisa membuat pengelolaan Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di bidang sosial ekonomi berjalan dengan efektif dan efisien.

Kemudian ketiga prinsip ini dapat diterapkan karena adanya integritas

yang baik antara perangkat desa dan kepala desa, integritas disini maksudnya

adalah keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki

potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran. Kepala

desa dan perangkat desa akan memandang keuangan desa sebagai suatu amanah

yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan warga desa.

Dengan demikian, kepala desa dan perangkat desa tidak memiliki pemikiran

untuk menyalahgunakan Dana Desa untuk memperkaya diri sendiri dan

keluarga, maka pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa dilakukan secara

transparan, swakelola dan keadilan. Hal ini disampaikan oleh informan saya

yang bernama bapak Miswadi, informan mengatakan bahwa:

“ Iya lah dana desa yang ada dikelola secara transparan dan swakelola,
artinya begini swakelola itu berarti berdasarkan gotong royong masyarakat
kemudian kalau untuk transparan ini kita bisa lihat dari adanya plang atau
sepanduk pemberitahuan jumlah dana yang digunakan untuk membangun
jalan dan parit ini berapa, itu disitu tertera gitu, jadi kita bisa tau dana
membangun ini habis berapa, berapa panjang dan ketebalan jalan dan parit
yang dibangun. Transparan ini sangat penting ya, supaya masyarakat ini
juga tidak saling mencurigai dana desakan untuk masyarakat, jadi
masyarakat harus tau dana yang ada digunakan untuk apa”.

Begitu juga dengan penuturan informan saya yaitu bapak Edi:

“ Secara transparan, kalau ditanya bisa dilihat dari mana kita jawabnya
transfaran karena sebelum dana ini di guyurkan (disalurkan) diadakan
musrembang dan musdes yang diikuti oleh anggota kecamatan, masyarakat
dan tokoh masyarakat, secara adil juga daerah mana yang memang butuh
perbaikan itu diprioritaskan, dana yang ada itu dikelola untuk perbaikan

82

Universitas Sumatera Utara


yang diprioritaskan itu, hal ini penting sekali karena biar tidak ada
kecurigaan masyarakat pada pemimpinnya karena dana yang dikucurkan
ini memang transparan kita lihat dari plang pemberitahuan itu kan disitu
sudah tertera dana desa pada tahun berapa dan digunakan untuk apa, ini
sudah transparan karena ada buktinya”.

Transparan atau terbuka memang hal yang perlu dilakukan didalam

penggunaan Dana Desa agar masyarakat mengetahui dana yang ada

dipergunakan untuk apa serta menghindari segala kecurigaan masyarakat

terhadap pemimpinnya. Selain Transparan, Swakelola juga merupakan hal yang

terpenting tujuannya agar masyarakat terlibat dalam pelaksanaan Dana Desa ini.

Berikut penuturan informan Bapak Edi Wijaya:

“ Kalau itu secara swakelola, swakelola itu artinya dikelola oleh desa
kemudian diborongkan kepada pekerja-pekerja bangunan, tujuannya untuk
mengurangi pengangguran yang nantinya mereka juga akan diberikan
upah. kemudian juga transparan kepada masyarakat, itu bisa kita lihat dari
plang yang ada dan sudah tertera, kemudian masyarakat turun langsung
untuk mengawasi. Kalau pentingnya dari swakelola ini ya sangat penting,
dengan adanya pembangunan yang swakelola masyarakatkan ikut bekerja
dengan masyarakat ikut bekerja sekaligus mengalami pembangunan
keterbukaannya supaya tidak ada nepotisme korupsi ”.
Hal demikian juga dikatakan informan bapak Suhardi informan

mengatakan bahwa:

“ Swakelola yang dinamakan swakelola yaitu sebahagian masyarakat ikut


membantu dengan tenaga masyarakat kemudian yang bekerja juga
masyarakt setempat. misalnya saja ada bahan material itu tidak sampai
kelokasi itu harus dibantu masyarakt untuk sampai kelokasi, kemudian
secara terbuka bisa dilihat dari adanya tim TPK, kemudian adanya plang
proyek pemberitahuan kemudian pekerjaannya disaksikan oleh
masyarakat”.

Berbeda dengan penuturan informan diatas inforrman bapak Saman

mengatakan bahwa memang pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa itu

dilakukan secara transparan hal ini bisa dilihat dari setiap pembelian bahan

material ada bukti transaksinya, menurut informan karena Dana Desa ini

83

Universitas Sumatera Utara


prioritasnya untuk masyarakat maka perlu adanya transparan tersebut, berikut

penuturan informan :

“ Iya secara transparan bisa kita lihat dari ketika kita membeli bahan
material itu harus ada kwintansi dari pembelian bahan material itu, terus
dengan adanya papan proyek juga, ya harus terbukalah supaya masyarakat
itu mengetahui adanya Dana Desa, karena Dana Desa itu apa yang akan
dibangunkan dimusyawarahkan terlebih dahulu mana dan bangunan apa
yang menjadi prioritas bagi masyarakat ”.
Dengan penuturan para informan diatas dapat disimpulkann bahwa

didalam Pengelolaan Dana Desa yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakatnya tidak terlepas dari beberapa prinsip

yang memang sangat dibutuhkan dalam proses pengelolaan Dana Desa. Prinsip

berfungsi sebagai dasar (pedoman) untuk bertindak, itu bisa sebagai acuan untuk

proses dan juga sebagai pencapaian target. Prinsip yang diterapkan diantaranya

adalah adanya Transparan atau keterbukaan, Swakelola dan adil. Dengan adanya

Transparan atau keterbukaan diharapkan masyarakat mengetahui Dana Desa

yang ada dikelola untuk apa serta untuk menghindari kecurigaan masyarakat

terhadap pemimpinnya, transparan dalam pengelolaan Dana Desa ini dapat

dilihat dari adanya papan proyek Dana Desa yang menjelaskan Dana Desa itu

dikelola untuk pembangunan jalan, dana yang dibutuhkan juga tertera di papan

tersebut kemudian dapat dilihat juga dengan diikutsertakaannya masyarakat

didalammusdus, musdes dan musrenbang sebelum pengggunaan Dana Desa,

selanjutnya adanya bukti transaksi pembelian bahan material.

Kemudian prinsip selanjutnya adalah Swakelola artinya dengan

mempekerjakan masyarakat setempat atau memanfaatkan kemampuan teknis

sumber daya manusia sesuai dengan tugas masing-masing. Dana Desa yang

dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur tersebut sistem bekerja dilakukan

84

Universitas Sumatera Utara


secara bergotong royong, masyarakat setempat diberikan kesempatan untuk ikut

bekerja dalam pembangunan tersebut dengan diberikan upah. Dengan swakelola

ini mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat meskipun bersifat

sementara. Sekiranya tidak cukup sampai disitu dengan swakelola ini

masyarakat bisa mengawasi pengelolaan Dana Desa tersebut.

Prinsip berikutnya adalah Keadilan maksudnya disini iyalah

mengutamakan hak atau kepentingan masyarakat desa tanpa membeda-bedakan

hal ini dapat dilihat dengan didahulukannya kepentingan desa yang lebih

dibutuhkan dan mendesak serta berhubungan langsung dengan kepentingan

sebahagian besar masyarakat Desa contohnya dengan adanya pembangunan

infrastruktur jalan dan parit yang dibutuhkan bagi masyarakat Desa Sei Sentosa,

kemudian lokasi yang akan didirikannya bangunan tersebut juga harus dilihat

artinya dusun mana yang jalan dan paritnya yang memang benar-benar harus

diperbaiki.

4.4.3 Tahap Penggunaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi

Setiap kegiatan yang akan diakukan tidak terlepas dari tahapan-tahapan

yang nantinya akan dilalui tidak terkecuali dalam kegiatan pengelolaan Dana

Desa ini. Tahapan-tahapan yang dilalui dalam pengelolaan Dana Desa untuk

pembangunan Desa diantaranya meliputi perencanaan yang dilakukan dengan

cara mengadakan musdus, musdes dan musrenbang, selanjutnya tahapan

penganggaran yaitu dengan penyusunan RPJMDES, RKPDES, RABDES yang

dikerjakan oleh aparatur desa, tahapan berikutnya pelaksanaan kegiatan yaitu

tahap pengerjaan proyek Dana Desa, tahapan selanjutnya pengawasan

85

Universitas Sumatera Utara


maksudnya adalah penyerahan infrastruktur jalan dan parit kepada masyarakat

untuk dapat dijaga serta dirawat agar infrastruktur tersebut tidak cepat rusak.

Berikut penuturan informan yang bernama Nurliyati :

“ Tahap 1 perencanaan, merencanakan segala sesuatu apa-apa saja yang


akan kita lakukan, selanjutnya tahap penganggaran, yaitu menganggarkan
alokasi dan-dana mana saja yang nantinya akan kita belanjakan,
selanjutnya tahap pelaksanaan yaitu melaksanakan memulai pekerjaan
didesa dengan setelah turunnya dana kedesa kita langsung melakukan
pelaksanaannya, selanjutnya tahap laporan surat pertanggungjawaban
yang mana-mana dana yang sudah kita terima tadi harus kita
pertanggungjawabkan dengan membuat LPJ ”.

Hal yang sama juga disampaikan oleh informan bapak Miswadi,

informan memaparkan bahwa:

“ Tahapan yang pertama itu diadakan musdes, musdes ini musyawarah


dusun yang dihadiri perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda.
pada musdes ini membahas mengenai dana desa yang ada ini tadi mau
dikelola atau digunakanlah istilahnya untuk apa sebelum dana desa itu
keluar, kemudian setelah musdes ini baru lah musrembang yang dihadiri
masyarakat dan pihak dari kecamatan, yang dibahas disini lebih
memprioritaskan dana desa digunakan untuk apa menyambung hasil dari
musdes. berarti ini tahap perencanaan. selanjutnya setelah itu menyusun
RPJMDES, RKPDES, RABDES setelah ini selesai kita tinggal menunggu
pencairan dananya. kalau dana sudah cair barulah selanjutnya
pelaksanaan kegiatan dana desa, kemudian setelah pelaksanaan yang
terakhir itu penyerahan hasil bangunan yang dikelola menggunakan dana
desa tadi kepada masyarakat untuk merawat dan menjaga bangunan
tersebut supaya apa yang sudah dibangun dapat bertahan lama ”.

Senada dengan pernyataan informan bapak Miswadi dan ibu Nurliyati

informan ibu Sumartik juga menyampaikan hal demikian:

“ Untuk pengelolaan meliputi perencanaan yang dilakukan melalui musdus


(musyawarah dusun) yang diikuti dengan masyarakat dusun setempat dan
dipimpin atau moderatornya itu kepala dusunnya, setelah dilakukan musdus
barulah melakukan penganggaran yang dilakukan melalui musrenbang
yang dilakukan dikantor kepala desa dan di ikuti aparatur desa dan
masyarakat setempat. setelah dilakukan musrenbang dan mendapatkan
hasil yang diprioritaskan dana desa akan dikelola untuk apa baru lah
dilakukan musrenbang Kecamatan dan musrenbang Kabupaten. setelah itu
kemudian Desa menyusun RPJMDES, RKPDES, RABDES untuk
mencairkan dana desa, setelah dana desa tersalur kepada desa kemudian

86

Universitas Sumatera Utara


pengelolaan selanjutnya yaitu pelaksanaan, dalam pelaksanaan ini juga di
musyawarahkan dengan aparatur desa dan masyarakat desa untuk
membicarakan kapan pelaksanaan pembangunan. selanjutnya setelah
semua selesai dilaksanakan kemudian dilakukan evaluasi dan pengawasan
maksudnya disini untuk menjaga hasil bangunan dan yang melakukan ini
masyarakat itu sendiri ”.

Hal demikian juga disampaikan informan bapak Suhardi informan

menuturkan bahwa:

“ Untuk prioritas apa yang akan dibangun itu dilaksanakan dengan


musdus(musdus) kemudian dibawa ke musdes ( musyawarah desa)
kemudian musrenbang desa tahapan tahapannya gitulah dia kemudian yang
terakhir itu musdes tapi yang melaksanakan musdes tadi bukan pemerintah
desa melainkan anggota BPD, selanjutnya BPD melakukan musyawarah
desa yang dihadiri oleh PMDK untuk menentukan mana yang prioritas.
Tahap perencanaan dari musdus yaitu dihadiri oleh masyarakat dan
dikepalai oleh kepala dusun membicarakan mengenai mana hal yang
menjadi prioritas bagi masyarakat tidak pun prioritas yang penting
diusulkan terlebih dahulu nanti baru benar-benar diprioritaskan kemudian
hasil dari musyawarah dusun ini dibawa kemusyawarah desa hasil
musyawarah dusun ini akan dituangkan dalam berita acara pada
musyawarah desa setelah dilakukannya musdes maka didapat prioritas
penggunaan Dana Desa kemudian dibawalah ke musrenbang. Kemudian
selanjutnya tahap pelaksanaan berapa yang kita ajukan sesuai dengan
kemampuan anggaran, berapa kemampuan anggaran untuk dialokasikan
keberapa proyek, sampai dimana usulan masyarakat tadi disesuaikan
dengan anggaran berapa jumlah dana yang tersalur ke desa bisa
dibangunkan untuk berapa proyek ”.

Dari penututuran para informan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

Tahapan-tahapan yang dilalui dalam pengelolaan ini meliputi tahapan

perencanaan pada tahap ini merupakan penentu Dana Desa akan dikelola untuk

apa, dimana lokasinya serta jenis bangunan apa yang dibutuhkan dan diinginkan

masyarakat. Dalam tahapan ini masyarakat dipertemukan dalam musdus

(musyawarah dusun), musdes (musyawarah desa), musrenbang (musyawarah

rencana pembangunan) untuk membicarakan Dana Desa yang tersalur ke desa

akan dikelola untuk apa tujuannya agar apa yang akan dihasilkan dari

87

Universitas Sumatera Utara


penggunaan Dana Desa ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama mampu

membawa perubahan bagi sosial ekonomi masyarakat.

Setelah mendapatkan prioritas penggunaan Dana Desa tahapan

selanjutnya yaitu penganggaran, tahap dimana penentuan dana yang dibutuhkan

dengan membuat RPJMDES (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa),

RKPDES (Rencana Kerja Pemerintah Desa) dan RABDES (Rencana Anggaran

Belanja Desa) setelah semua selesai disusun selanjutnya penyerahan berkas-

berkas tersebut ke Kabupaten barulah dana akan tesalur ke kas desa. Kemudian

setelah dana tersalur tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan yaitu tahap dimana

akan dilaksanakannya kegiatan yang telah diprioritaskan sebelumnya. Dalam hal

ini yang menjadi prioritas yakni pembangunan Desa, tahap pelaksanaan ini

dengan mengikut sertakan masyarakat setempat didalam kegiatannya biasanya

sebagai pekerja bangunan. Kemudian yaitu tahap pengawasan biasanya

dilakukan oleh masyarakat setempat yang telah ditunjuk oleh pemerintah desa

untuk mengawasi dan menjaga hasil bangunan dengan tujuan tidak cepat rusak,

pengawasan ini dilakukan dengan penyerahan hasil bangunan kepada

masyarakat.

Dari beberapa tahapan-tahapan yang diterapkan dalam pengelolaan

Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial

ekonomi didalamnya terkandung nilai kebersamaan. Hal ini dapat dilihat dari

tahap awal pengelolaan Dana Desa yaitu perencanaan sampai dengan tahap akhir

pengelolaan Dana Desa yaitu pengawasan, tidak luput dari peran masyarakat dan

pemerintah desa yang menjalankan fungsi dan kewajibannya masing-

masing.Dengan adanya kebersamaan, sebagai ladang yang subur dapat terjadi

88

Universitas Sumatera Utara


bagi kelancaran pengelolaan Dana Desa.Kebersamaan dapat menyatukan arah

pandang antara pemerintah desa dengan masyarakat desa. Dengan begitu, dapat

menimbulkan suatu modal yang tertuju pada satu visi dan misi yang sama.

4.5 Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa

Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang, kelompok maupun

masyarakat dalam proses pembangunan maupun program-program yang ada

didesa, partisipasi ini diharapkan mampu menunjang keberhasilan setiap

program yang diadakan di desa apalagi mengingat Negara kita sistem

pemerintahannya menggunakan sistem demokrasi dimana dalam demokrasi ini

partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang penting karena berkaitan

langsung dengan hakikat demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang berfokus

pada rakyat sebagai pemegang kedaulatan sebab itulah partisipasi ini sangat

diharuskan terutama pada pengelolaan Dana Desa.

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentukpemberdayaan

masyarakat secara aktif yang berorientasi pada pencapaian halus pengelolaan

Dana Desa yang dilakukan dalam masyarakat pedesaan. Pemberdayaan

masyarakat adalah upaya pemanfaatan dan pengelolaaan sumberdaya

masyarakat pedesaan secara lebih efektif dan efisien (Adisasmita :

2006:35).Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa

ini diharapkan menjadi lebih terarah artinya segala sesuatu yang disusun dari

awal hingga akhir pengelolaan Dana Desa bisa sesuai dengan yang dibutuhkan

masyarakat sehingga mampu mewujudkan kelangsungan serta keberhasilan

pengelolaan Dana Desa tersebut selain itu dengan partisipasi masyarakat dalam

89

Universitas Sumatera Utara


pengelolaan Dana Desa ini seakan memberitahu kepada masyarakat bahwa

keterlibatan mereka sangat dibutuhkan.

Masyarakat akan lebih memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi

terutama dalam hal memelihara dan menjaga apa yang telah dibangun bersama.

Semangat akan pembangunan akan lebih memaknai proses pembangunan itu

sendiri secara holistik sebagai konsekuensi adanya kebersamaan didalam

membangun, baik dalam merencanakan maupun mengambil keputusan.

Ketidakefisienan seperti adanya program tumpang tindih didalam proses

pembangunan dapat dihindari sehingga penghematan pada penganggaran

pembangunan pun dapat dilakukan.Dalam pengelolaan Dana Desa masyarakat

bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa ide, tenaga dan harta benda.

4.5.1 Partisipasi Ide

Partisipasi ide maksudnya adalah masyarakat ikut memberikan ide,

gagasan atau pendapat pada tahap perencanaan seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya pada tahap perencanaan ini yakni membuat prioritas-prioritas dari

penggunaan Dana Desa artinya masyarakat memberikan pendapatnya Dana Desa

harus dikelola untuk apa, bentuk partisipasi seperti ini dapat dilihat dari

kehadiran masyarakat dalam kegiatan musdus, musdes, dan musrenbang

sebagaimana sudah dijelaskan juga sebelumnya bahwa kegiatan tersebut

merupakan suatu wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi dan

inovasi serta keinginan masyarakat, sedangkan bagi pemerintah desa untuk

pengumpulan ide-ide dari masyarakat terhadap perencanaan penggunaan Dana

Desa sekaligus memberitahukan kepada pemerintah desa apa yang dibutuhkan

90

Universitas Sumatera Utara


masyarakat. Berikut pemaparan informan bapak Edi informan mengatakan

bahwa:

“ Sebahagian ikut berpartisipasi, bentuk partisipasinya memberikan ide


dengan mengusulkan bangun dan jenis bangunan yang akan dibangun
missal rabat beton atau jalan dan parit serta memprioritaskan bangunan
yang akan dibangun, karena yang mau dibangun inikan desa kita dan yang
menikmatinya juga masyarakat kita bersama, kemudian karena sistem
kerjanya juga swakelola sehingga masyarakat memang harus dilibatkan ”.

Demikian juga dengan bapak Saman yang selalu menghadiri musdus,

musdes dan musrenbang untuk memberikan ide-idenya sebagai tahap awal

dalam penggunaan Dana Desa. Berikut penuturannya:

“ Iya ikut musedes, musdus dan musrenbang semua itu dihadiri supaya bisa
memberikan pendapat untuk dana desa digunakan untuk apa ”.

Hal yang sama disampaikan oleh informan bapak Edi Wijaya informan

menuturkan bahwa :

“ Dengan memberikan ide juga dengan musdus mereka memberikan usulan


itu juga harus diprioritaskan serta mereka juga harus memberikan alasan
mengapa mereka mengusulkan pembangunan tersebut sebagai bahan acuan
pemerintah desa, Terjadinya pembangunan suatu desa yang pertama itu
tidak hanya tugas dari perangkat desa saja peran masyarakat juga harus
tetap ada, yang kedua usulan-usulan yang ada itu tidak keputusan dari desa
saja masyarakat juga harus ada karena masyarakat yang merasakan dan
menikmati hasil pembangunan ters`ebut ”.

Hal yang senada disampaikan informan ibu Sumartik yang mengatakan


bahwa:

“ Masayarakat berpartisipasi, bentuk partisipasinya ikut serta didalam


proses penganggaran dan perencanaan yang di selenggarakan melalui
musdes dan musrenbang ”.

Menurut pemaparan para informan diatas dapat disimpulkan bahwa ide

yang diberikan masyarakat sebagai penentu utama dalam prioritas penggunaan

Dana Desa. Bentuk partisipasi ini biasa dibutuhkan pada tahap perencanaan

pengelolaan Dana Desa, Bentuk partisipasi ini juga memberitahukan kepada

91

Universitas Sumatera Utara


masyarakat bahwa pengelolaan Dana Desa ini semata-mata tidak diambil dari

keputusan dan kebijakan pemerintah desa saja pemerintah hanya memfasilitasi

dan mendorong agar masyarakat desa dapat memberikan ide-idenya sehingga

masyarakat tidak semata-mata sebagai penikmat dari sebuah program, tapi juga

pembuat sebuah program karena telah ikut terlibat dalam proses perumusan

sebuah program, dengan begitu masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab

bagi keberhasilan programnya. Selain itu juga dengan ikut berpartisipasinya

masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa pada tahap perencanaan diharapkan

dapat membantu pemerintah desa untuk mengetahui apa sebenarnya yang

diinginkan masyarakat dan apa yang menjadi kebutuhan prioritas masyarakat

sehingga nantinya Dana Desa yang akan dialokasikan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan efektif terhadap masyarakat serta secara tidak langsung melatih

masyarakat desa untuk aktif dipemerintahan desa sehingga menjadi Sumber Daya

Manusia yang kreatif dan penuh inovasi. Hal ini tidak terlepas dari ide-ide atau

gagasan yang diberikan masyarakat sewaktu tahap perencanaan penggunaan Dana

Desa.

4.5.2 Partisipasi Tenaga

Selain dengan memberikan ide dalam pengelolaan dana desa

masyarakat juga ikut membantu pengelolaan dana desa dengan menyumbangkan

tenaga, Partisipasi tenaga ini merupakan partisipasi yang diberikan masyarakat

dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan maupun pembangunan Desa.Bentuk

partisipasi tenaga dalam pengelolaan Dana Desa terletak pada tahap pelaksanaan

yaitu pembangunan proyek Dana Desa, dengan menjadi pekerja bangunan pada

proyek tersebut. Selain menjadi pekerja bangunan partisipasi masyarakat dapat

92

Universitas Sumatera Utara


dilihat dari pengawasan dan pemeliharaan terhadap hasil bangunan tersebut.

Dalam pembangunan infrastruktur dengan mengedepankan partisipasi

masyarakat dipercaya akan menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging).

Berikut penuturan informan bapak Edi Wijaya yang menuturkan bahwa:

“ Iya masyarakat berpartisipasi makanya tadi dikatakan swakelola, bentuk


partisipasinya ini berupa pengawasan, setelah pembangunan itu selesai
kemudian diserahkan kepada masyarakat untuk perawatan hasil
pembangunan tersebut tujuannya supaya jika ada truk-truk yang membawa
beban muatan yang berlebih tidak sembarang bisa melewati jalan
tujuannya untuk menjaga ketahanan dari jalan tersebut, masyarakat
memang harus berpartisipasi karena didalam pembangunan jika
masyarakat tidak dilibatkan siapa yang akan mengawasi apa hanya
perangkat desa saja sehingga kerjasamanya tidak ada ”.

Senada dengan penuturan bapak Edi Wijaya informan bapak Miswadi

juga mengatakan bahwa:

“ Dengan ikut mengawasi dan menjaga bangunan ikut sebagai pekerja


bangunannya juga ”.

Berbeda dengan penuturan bapak Edi Wijaya bapak Suhardi

menuturkan bahwa partisipasi masyarakat dengan menyumbangkan tenaga dapat

dilihat dari ketika bahan material tidak sampai kelokasi masyarakat bersedia

untuk membantu. Berikut penuturannya:

“ Sebahagian masyarakat ikut membantu dengan tenaga masyarakat,


kemudian yang bekerja juga masyarakat setempat. misalnya saja ada bahan
material itu tidak sampai kelokasi itu harus dibantu masyarakat untuk
sampai kelokasi ”.
Menurut informan ibu Nurliyati masyarakat diharuskan berpartisipasi

dalam pengelolaan Dana Desa yaitu dengan ikut dalam proyek-proyek

pembangunan Dana Desa baik sebagai pekerja ataupun ikut mengawasi,

menjaga serta merawat hasil pembangunan tersebut. Berikut penuturan

informan:

93

Universitas Sumatera Utara


“ Kalau masyarakat itu sebenarnya diwajibkan dan diharuskan
berpartisipasi dengan proyek-proyek pembangunan yang ada didesa,
karena jika masyarakat tidak berpartisipasi maka kita juga yang mengalami
kerugian dengan adanya Dana Desa yang masuk kedesa kita kan bisa
membangunkan keproyek-proyek yang ada didesa seperti jalan-jalan yang
rusak dan parit-parit yang tumpat. jadi dengan adanya masyarakat
berpartisipasi tentunya bisa ikut menjaga kuwalitas bangunan itu agar tidak
mudah rusak. Bentuk partisipasinya dengan ikut menjaga dan merawat
hasil dari bangunan itu dengan cara jika melihat orang-orang yang ingin
menghancurkan bangunan itu dilarang atau ditegur ”.

Dari penyampaian para informan diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa bentuk partisipasi tenaga yang diberikan masyarakatmerupakan hal yang

diperlukan dalam pengelolaan Dana Desa, partisipasi dalam hal ini dapat dilihat

dengan ikut bekerjanya masyarakat dalam pembangunan proyek Dana Desa.

Meskipun masyarakat yang ikut bekerja dalam pembangunan proyek Dana Desa

ini diberikan upah harian namun bentuk lainnya adalah dengan masyarakat ikut

membantu ketika ada bahan material yang mengalami kendala menuju desa

masyarakat ikut membantu mengangkat bahan material tersebut.

Kemudian yaitu ikut mengawasi pekerjaan pembangunan proyek

tersebut serta menjaga dan memelihara hasil bangunan proyek dengan cara

melarang dan menegur jika ada orang yang sengaja ingin merusak bangunan

serta memperhatikan ketika ada truk-truk yang melintas dengan mengangkat

muatan yang berlebih. Pengawasan, penjagaan atau pemeliharaan bertujuan agar

bangunan tidak cepat rusak sehingga aktifitas sosial ekonomi masyarakat tidak

terhambat.

4.5.3 Partisipasi Harta Benda

Partisipasi Harta Benda maksudnya adalah harta benda yang diberikan

seseorang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa

pertolongan yang bagi orang lain bisa berbentuk uang, makanan dan yang

94

Universitas Sumatera Utara


lainnya. Dalam hal ini bentuk partisipasi harta benda yang diberikan masyarakat

desa Sei Sentosa berupa pelepasan sebahagian tanah untuk dijadikan parit dan

jalan tanpa meminta pembayaran atau ganti rugi tanah. Berikut penuturan

informan bapak Samat:

“ Masyarakat desa berpartisipasi, bentuk partisipasinya dengan mendukung


pengelolaan ini untuk pembangunan jalan dan parit dengan bukti
melerakan sedikit tanah mereka untuk dijadikan jalan tanpa meminta ganti
rugi, kemudian turut menjaga apa yang sudah dibangun. dan dengan
tenaga yaitu ikut melakukan kegiatan gotong royong ”.
Hal yang sama juga disampaikan informan Bapak miswadi, berikut

penuturan informan:

“ Iya masyarakat berpartisipasi, bentuk partisipasinya dukungan bentuknya


pembebasan tanah mereka untuk dijadikan jalan tanpa meminta ganti rugi.
bentuk lainnya berupa tenaga yaitu dengan ikut mengawasi dan menjaga
bangunan, berupa pendapat, memberikan pendapat dana desa dikelola
untuk apa ”.
Menurut informan ibu Sugiani bentuk partisipasi informan dengan

mengizinkan sedikit dari tanah miliknya untuk dijadikan jalan, kebetulan jalan

yang akan dibangun tepat bersebelahan dengan rumah informan. Berikut

penuturannya:

“ Berpartisipasi ini perlu biar masyarakat tau kalau pembangunan yang


ada di desa tidak semata tugas pemerintah saja terus apa yang dibutuhkan
masyarakat ini bisa disampaikan, kalau ibu memang tidak pernah mengikuti
seperti musrenbang itu ya cuman program yang seperti ini ibu dukung ini
kemaren itu minta izin sama ibu untuk jalan ini ngambil sedikit tanah
samping rumah ya ibu kasih ”.

Dari penyampaian para informan diatas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat juga berpartisipasi dalam pengelolaan Dana Desa dengan

memberikan dukungan-dukungan atas keputusan yang telah ditetapkan untuk

penggunaan Dana Desa, tanpa dukungan dari masyarakat tentunya pengelolaan

95

Universitas Sumatera Utara


Dana Desa tidak dapat berjalan dengan lancar. Selain dengan memberikan

dukungan dapat juga dengan menyumbangkan harta benda yang dalam hal ini

berupa tanah, hal ini direalisasikan dengan memberikan atau melepaskan

sebahagian dari tanah untuk dijadikan jalan ataupun parit tanpa meminta ganti

rugi. Biasanya ini terjadi pada masyarakat yang rumahnya tepat berada

disamping atau didepan jalan dan parit yang akan dibangun.

Dari beberapa hal yang telah disampaikan sebelumnya dapat diambil

kesimpulan bahwa semua kegiatan pengelolaan Dana Desa di desa Sei Sentosa

ini didasarkan ataskeikutsertaan masyarakat dari mulai awal sampai dengan

akhir. Hal ini dibuat demikian agar hasil dari pengelolaan Dana Desa dapat

efektif dan efisien bagi masyarakat, selain itu pengelolaan Dana Desa tidak

semata-mata hanya kebijakan dari pemerintah desa melainkan kebijakan dari

masyarakat, pemerintah desa hanyalah sebagai fasilitator saja. Hal ini dapat

dikaji dengan menggunakan konsep perencanaan pembangunan dari bawah

(Buttom Up Planning) yaitu perencanaan yang dibuat berdasarkan kebutuhan,

keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan bersama-sama dengan

atasan menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan dan atasan juga

berfungsi sebagai fasilitator. KonsepButtom Up Planning ini berupaya

melibatkan semua pihak sejak awal sehingga setiap keputusan yang diambil

merupakan keputusan bersama, masyarakatlah yang menjadi subjek dan aktor

dalam menentukan pembangunan di Desa, masyarakat tidak lagi dijadikan objek

atau penerima hasil saja.

Begitu juga dengan pengelolaan Dana Desa yang bertujuan untuk

meningkatkan sosial ekonomi masyarakat yang sejak dari awal pengelolaannya

96

Universitas Sumatera Utara


sudah melibatkan masyarakat, keputusan yang diambilpun berdasarkan atas

keputusan bersama antara pemerintah desa dan masyarakat desa,hal ini dapat

dilihat dari perencanaan penggunaan Dana Desa yang mengikutsertakan

masyarakat, masyarakat tidak semata-mata sebagai penikmat dari sebuah

program, tetapi juga sebagai pembuat sebuah program karena telah ikut terlibat

dalam proses pembuatan atau perumusan sebuah program sehingga rencana-

rencana yang akan dibuat nantinya tidak semata-mata kebijakan dari pemerintah

desa dengan begitu masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab bagi

keberhasilan programnya, sedangkan pada perencanaan penggunaan Dana Desa

ini di fasilitatori oleh pemerintah desa dengan diadakannya musdus, musdes dan

musrenbang. Keterlibatan masyarakat dalam tahap pelaksanaan dan pengelolaan

program juga akan membawa dampak positif dalam jangka panjang,

kemandirian masyarakat akan lebih cepat terwujud karena masyarakat menjadi

terbiasa untuk mengelola program-program pembangunan pada tingkat lokal,

sampai dengan pengawasan dari hasil program yang telah dilaksanakan juga

melibatkan masyarakat.

Konsep Bottom Up Planning dalam pembangunan Desa dianggap

sangat relevan karena meggunakan pendekatan partisipasi masyarakat. Konsep

Bottom Up Planning menjelaskan bahwa keikutsertaan masyarakat dalam

pembangunan pedesaan merupakan penunjang keberhasilan dan ke efektifan

pembangunan desa. Begitu juga pengelolaan Dana Desa yang sejak awal

pengelolaan Dana Desa hingga akhir melibatkan masyarakat menjadikan hasil

yang diperoleh dari pengelolaan Dana Desa dapat sesuai dengan yang

97

Universitas Sumatera Utara


dibutuhkan masyarakat hasil tersebut sangat efektif dan efisien serta membantu

masyarakat dan memudahkan aktifitas sosial ekonomi masyarakat.

KonsepButtom UpPlanningbertujuan agar masyarakat lebih memiliki

rasa tanggung jawab yang lebih tinggi terutama dalam hal memelihara dan

menjaga apa yang telah dibangun bersama, Semangat pembangunan akan lebih

memaknai proses pembangunan itu sendiri secara holistik sebagai konsekuensi

adanya kebersamaan didalam membangun, baik dalam merencanakan maupun

mengambil keputusan, ketidakefisienan seperti adanya tumpang tindih didalam

proses pembangunan dapat dihindari sehingga penghematan pada penganggaran

pembangunan pun dapat dilakukan.

Konsep Bottom Up Planning ini sangat relevan diterapkan pada

pengelolaan Dana Desa seperti hasil penelitian ini dengan ikutsertanya

masyarakat dari awal pengelolaan Dana Desa hingga akhir pelaksanaan

pengelolaan Dana Desa, masyarakat menjadi memiliki rasa tanggungjawab atas

keberlangsungan setiap program Dana Desa,dapat memupuk rasa solidaritas

antar masyarakat serta menjadikan sumber daya manusia yang aktif, kreative

dan inovatif.

98

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya kebijakan serta perhatian dari pemerintah pusat yaitu

dengan memberikan anggaran bagi desa yang dikenal dengan istilah Dana Desa

(DD) dapat membantu desa untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Pengelolaan Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang

sosial ekonomi di Desa Sei Sentosa dikelola untuk pembangunan infrastruktur

jalan dan parit. Infrastruktur jalan dan parit ini merupakan akses utama

masyarakat dalam menjalankan dan meningkatkan segala aktifitas sosial

ekonomi masyarakat sehingga membuat infrastruktur ini sebagai kebutuhan

yang harus dipenuhi. Dahulu sebelum adanya pembangunan infrastruktur ini

jalan banyak yang rusak dan belum mendapatkan pengaspalan kemudian aliran

perairan tersumbat sehingga ketika hujan turun akan mudah banjir baik halaman

rumah masyarakat ataupun jalan ketika air didalam parit tidak dapat mengalir

dengan baik tentunya air ini akan meluap kejalan maka jalan akan becek dan

susah untuk dilalui.

Dari segi sosial dengan Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan

infrastruktur jalan dan parit masyarakat sangat menikmati hasil dari

pembangunan tersebut, kemudian kegiatan gotong royong yang dilakukan

masyarakat setempat semakin meningkat, masyarakat dan perangkat-perangkat,

kemudian aktifitas sosial masyarakat menjadi lebih mudah baik antar Desa

maupun wilayah ataupun menyangkut aktifitas sosial lainnya dapat dilaksanakan

secara efisien. Begitu juga dengan aktifitas ekonomi masyarakat yang menjadi

99

Universitas Sumatera Utara


mudah, efektif dan efisien misalnya saja untuk melakukan penjualan hasil bumi

seperti sawit dapat dilakukan dengan efektif.

Kemudian Pengelolaan Dana Desa yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat tidak terlepas dari beberapa prinsip

yang memang sangat dibutuhkan sehingga harus diterapkan dalam proses

penggunaan Dana Desa diantaranya adalah adanya Transparan atau keterbukaan,

Swakelola dankeadilan. Kemudian pengelolaan Dana Desa juga tidak dapat

terlaksana dengan baik jika tidak melalui beberapa tahap diantaranya adalah

tahap perencanaan, tahap penganggaran, tahap pelaksanaan dan tahap

pengawasan.

Dapat dikatakan bahwa pengelolaan Dana Desa di desa Sei Sentosa

berjalan dengan baik sehingga hasil dari pengelolaan Dana Desa juga sesuai

dengan kebutuhan masyarakat serta efektif bagi masyarakat. Keberhasilan ini

tidak dapat dipungkiri karena ikutsertanya masyarakat dalam pengelolaan Dana

Desa baik dalam perencanaan prioritas penggunaan Dana Desa, pelaksanaan

Dana Desa ataupun pengawasan pekerjaan proyek maupun hasil proyek Dana

Desa. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat Desa Sei Sentosa dalam

pengelolaan Dana Desa yakni partisipasi dalam memberikan ide, ide yang

diberikan masyarakat sebagai penentu utama dalam prioritas penggunaan Dana

Desa. Bentuk partisipasi ini biasa dibutuhkan pada tahap perencanaan

pengelolaan Dana Desa. Partisipasi tenaga dengan ikut mengawasi pengelolaan

Dana Desa serta menjadi pekerja dalam proyek Dana Desa serta

membantuketika ada bahan material yang mengalami kendala menuju desa

masyarakat ikut membantu mengangkat bahan material tersebut, kemudian ikut

100

Universitas Sumatera Utara


berpartisipasi dengan memberikan dukungan terhadap pengelolaan Dana Desa

dan berpartisipasi dalam memberikan harta benda dalam hal ini merelakan

sebahagian tanah untuk dijadikan parit dan jalan.

5.2 Saran

1. Pengelolaan Dana Desa di desa Sei Sentosa tergolong baik dan hasilnya

sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, namun untuk

pengelolaanDana Desa yang lebih maksimal hendaknya seluruh pihak

tanpa terkecuali harus turut serta mendukung dan berpartisipasi sehingga

terwujud lingkungan dusun yang harmonis, dinamis dan sejahtera.

2. Kepada pemerintah desa sebaiknya harus mampu meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa ini selain itu pemerintah desa

juga harus meningkatkan sumber daya manusia agar mampu memberikan

inovasi-inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan Dana Desa.

101

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai