Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yakni suatu jenis penelitian

yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa

adanya. Dalam penelitian ini analisis data akan dilakukan secara kualitatif. Oleh

karena itu, penelitian ini sering dikenal istilah penelitian kualitatif. Faisal (1992)

menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan format

studi kasus , baik terhadap individu maupun kelompok, yang lazimnya diteruskan

dengan analisis kualitatif pula. Penelitian kualitatif berusaha untuk

mengungkapkan fenomena secara menyeluruh dan sesuai dengan konteksnya

(holistik-kontekstual), mendalam (in depth) melalui pengumpulan data dari latar

alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

Penelitian ini ditekankan pada metode kualitatif deskriptif yang

menekankan proses penelitian dari pada hasil penelitian, sehingga bukan

kebenaran mutlak yang dicari tetapi pemahaman mendalam tentang sesuatu.

Secara deskriptif berarti penelitian ini menggambarkan secara mendalam suatu

obyek penelitian, yakni partisipasi masyarakat dalam bentuk penjaringan aspirasi

masyarakat. Dengan penelitian kualitatif, penelitian ini bermaksud memperoleh

pemahaman menyeluruh (whole) dan mendalam (insight) mengenai partisipasi

publik dalam perencanaan pembangunan daerah melalui proses wawancara

mendalam(indepth interview) dan observasi partisipasi dalam memahami makna

dibalik fenomena tersebut serta makan simbolisnya. Oleh karena itu, penelitian

ini akan menitikberatkan pada upaya untuk memberikan deskripsi (gambaran)

69
70

umum secara sistematis, faktual , dan akurat mengenai partisipasi publik dalam

perencanan pembangunan daerah.

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian bermanfaat bagi suatu pembatasan mengenai obyek kajian

yang diangkat. Manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak pada

banyaknya atau melimpahnya volume data yang diperoleh di lapangan. Moleong

(2002) mengatakan bahwa penetapan fokus penelitian berfungsi untuk

mengklasifikasikan data dengan penggunaan kriteria yang ekslusif dan inklusif

terhadap suatu informasi yang ada di lapangan. Dengan penetapan fokus yang

jelas dan mantap , akan membuat keputusan tepat tentang ada yang akan

dikumpulkan dan mana yang tidak perlu dijamah ataupun mana yang akan

dibuang. Secara sederhananya fokus penelitian adalah hal-hal ataupun

fenomena yang menjadi pusat penelitian dari seorang peneliti. Fokus penelitian

ini akan selalu disempurnakan selama proses penelitian dan bahkan

memungkinkan untuk dirubah pada saat berada dilapangan .

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka yang menjadi fokus penelitian ini

adalah:

1. Proses penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten

Way Kanan

a. Pelaksanaan musbang tingkat desa

b. Pelaksanaan musbang tingkat kecamatan

c. Pelaksanaan musbang tingkat kabupaten

2. Bentuk Partisipasi Publik dalam proses penyusunan perencanaan

pembangunan daerah di Kabupaten Way Kanan


71

a. Pelaksanaan jaring asmara oleh eksekutif

b. Pelaksanaan jaring asmara oleh legislatif

c. Usulan program yang dilakukan secara langsung oleh masyarakat

d. Partisipasi publik melalui

e. Bentuk partisipasi publik yang lain

3. Data-data tentang hambatan pelaksanaan masing-masing bentuk

partisipasi publik:

a. hambatan dalam pelaksanaan jaring asmara oleh eksekutif

b. hambatan dalam pelaksanaan jaring asmara oleh legislatif

c. hambatan pelaksanaan partisipasi publik secara langsung

d. hambatan pelaksanaan partisipasi publik melalui LSM

e. hambatan partisipasi publik bentuk lainnya.

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitit melakukan penelitian ,

terutama sekali dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya

terjadi dari obyek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian

yang akurat. Lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Way Kanan.

Beberapa alasan yang menjadi dasar alasan pemilihan lokasi penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu kabupaten yang baru

terbentuk di Propinsi Lampung yang merupakan pemekaran wilayah dari

kabupaten Lampung Utara.


72

2. Pada saat ini Kabupaten Way Kanan sedang melaksanakan

percepatan pembangunan daerah pasca Pilkada 2005.

3. Kabupaten Way Kanan memiliki potensi pertumbuhan pembangunan

yang besar di berbagai bidang terutama bidang perkebunan dan pertanian.

4. Bappeda Way Kanan merupakan lembaga legal dan memiliki otoritas

dalam proses perumusan perencanaan pembangunan daerah di Way Kanan.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Secara umum data penelitian dibagi menjadi 2 jenis, yakni : data primer

dan data sekunder. data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (secara langsung

oleh peneliti). Sedangkan data sekunder adalah data yang bukan diusahakan

sendiri pengumpulannya oleh peneliti, yakni telah melalui tangan kedua dan

seterusnya. Contoh data sekunder adalah BPS, majalah, keterangan –

keterangan dari publikasi lainnya.

Sumber data adalah benda, hal atau orang maupun tempat yang dapat

dijadikan sebagai acuan peneliti untuk mengumpulkan data. Sesuai masalah dan

fokus penelitian , sumber penelitian ini adalah :

1. Informan Kunci

Dalam penelitian ini, informasi akan dipilih secara purposive dan dalam

pengembangannya dilakukan secara Snowball ,dengan mamakai teknik ini,

maka dalam penelitian ini , informan awal diminta menunjuk informan lain yang

bisa memberikan informasi dan seterusnya. dan pada subyek penelitian akan

ditentukan sebagai informan kunci yang benar-benar menguasai permasalahan

yang hendak diteliti. Adapun key informan penelitian ini adalah Kepala Badan
73

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Way Kanan, staf

Bappeda, Anggota DPRD Way Kanan, tenaga pelaksana lainnya dalam situs

penelitian ini serta masyarakat sasaran dari Program Pembangunan daerah.

2. Peristiwa

Peristiwa merupakan berbagai kejadian yang berkaitan dengan masalah

atau fokus penelitian, diantaranya adalah kegiatan yang dilaksanakan di

Kabupaten Way Kanan yang berkaitan dengan perancanaan pembangunan

daerah.

3. Dokumen

Penelitian ini mencari dan meneliti dokumen-dokumen yang relevan

dengan masalah dan fokus penelitian, bisa berupa surat-surat keputusan,

makalah-makalah, laporan kegiatan, foto-foto dan arsip-arsip lain yang berkaitan

yang dilakukan dalam rangka perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten

Way Kanan.

3.5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif , proses pengumpulan data bergerak dari fakta

empiris dalam rangka membangun teori. Proses pengumpulan data ini dijelaskan

Nasution (1988) meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut ini:

a) Memasuki lokasi penelitian (getting in). Dalam tahap ini, peneliti

memasuki lokasi kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan

membawa izin formal sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar akan

mengadakan penelitian . kemudian peneliti menemui informan kunci untuk

menjelaskan maksud penelitian ini. Untuk mendapatkan kevalidan data,

peneliti berdapatasi dan belajar dengan informan tersebut, yang dilandasi


74

hubungan etik-simpatik, sehingga bisa mengurangi jarak antara peneliti

dengan informan.

b) Berada di lokasi penelitian (getting along). Pada tahap ini peneliti

menjalin hubungan pribadi dengan subyek penelitian, mencari informasi yang

lengkap dan dibutuhkan, serta vestehen (menangkap makna) dari informasi

dan pengamatan yang diperoleh.

c) Mengumpulkan data (Logging data). Ada 3 macam teknik

pengumpulan data yang digunakan, yaitu

1. wawancara mendalam (In depth-interview) yang dilakukan

untuk mendapatkan gambaran, dan memperoleh informasi tentang

partisipasi publik dalam perencanaan pembangunan daerah.

2. Pengamatan (Observasi) yang dilakukan dengan

mengamati pelaksanaan proses partisipasi publik dalam perencanaan

pembangunan daerah di Kabupaten Way kanan.

3. Dokumentasi yang digunakan untuk menghimpun data

yang diambil dari dokumen dan arsip-arsip yang berkaitan.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif, dan

dikerjakan seperti yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992). Analisis

data dilakukan dengan prosedur ataupun melalui beberapa tahap sebagai

berikut:

a. Reduksi Data. Laporan lapangan oleh peneliti akan direduksi ,dirangkum,

dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian

dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan
75

pentabelan). Reduksi data ini dilakukan terus menerus selama proses

penelitian berlangsung.

b. Penyajian Data. Ini dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk

melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu bagi

penelitian. Dilakukan suatu pengorganisasian data ke dalam bentuk tertentu

sehingga kelihatan dengan sosoknya yang lebih utuh.

c. Penarikan Kesimpulan Verivikasi. Verivikasi data dalam penelitian

kualitatif ini dilakukan secara terus-meneus sepanjang proses penelitian

berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses

pengumpulan data, peneliti menganalisis dan mencari makna dari data yang

dikumpulkan, yakni dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-

hal yang sering timbul dan sebagainya, yang dituangkan dalam kesimpulan

yang masih bersifat tentatif. Setiap kesimpulan senantiasa terus dilakukan

verifikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi sendiri.

Komponen-komponen analisis data tersebut diatas oleh Miles dan

Huberman (1992) disebut sebagai “model interaktif” yang digambarkan sebagai

berikut:

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI SAJIAN
DATA DATA

VERIFIKASI

(Sumber: Miles dan Huberman (1992).


Gambar 3: Analisis Model Interaktif
76

3.7. Keabsahan Data

Setiap penelitian memerlukan adanya standar untuk melihat derajat

kepercayaan atau kebenaran terhadap hasil penelitian tersebut. Di dalam

penelitian kualitatif standar tersebut sering disebut dengan keabsahan data.

Moleong (2002) mengemukan bahwa 4 kriteria untuk memeriksa keabsahan data

yaitu :

1. Derajat kepercayaan (credibility)

Pada dasarnya penerapan kriteria derajat kepercayaan menggantikan

konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk

melaksanakan penyelidikan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan

penemuannya dapat dicapai. Beberapa cara yang perlu diupayakan agar

kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, antara lain dengan:

a. Memperpanjang masa observasi. Dengan cara ini peneliti berharap

mempunyai cukup waktu untuk benar-benar mengenal suatu lingkungan,

mengadakan hubungan yang baik dengan orang-orang di lokasi penelitian,

mengenal kebudayaan lingkungan tempat penelitian dan mengecek

kebenaran berbagai informasi yang diperoleh.

b. Pengamatan yang terus menerus. Dengan Pengamatan yang terus

menerus dan kontinyu, peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih

cermat, terinci dan mendalam. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan

pengamatan secara langsung jauh hari sebelumnya dengan cara turut aktif

melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

c. Triangulasi. Triangulasi bertujuan untuk mengecek kebenaran data

tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari

sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang
77

berlainan dan dengan metode yang berlainan. Ada empat pola triangulasi

yaitu perbandingan terhadap data, sumber data dan teknik pengumpulan

data serta teori. Prosedur triangulasi ini sangat memakan waktu, akan tetapi

disamping mempertinggi validrtas, juga memberikan kedalaman hasil

penelitian.

d. Membicarakannya dengan orang lain yang mempunyai pengetahuan

tentang pokok penelitian dan juga tentang metode penelitian naturalistik atau

kualitatif. Pembicaraan ini antara lain bertujuan untuk memperoieh kritik,

pertanyaan-pertanyaan yang tajam dan manantang kepercayaan akan

keberhasilan hasil penelitian.

2. Keteralihan (transferability)

Derajat keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal

atau mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima.

3. Kebergantungan (dependability)

Dilakukan untuk memeriksa akurasi pengumpulan dan analisis data.

Agar derajat reliabilitas dapat tercapai, maka diperlukan audit atau pemeriksaan

yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil

penelitiannya. Dan untuk mengecek apakah hasil penelitian tersebut benar atau

salah, peneliti akan selalu mendiskusikannya dengan pembimbing. Setahap demi

setahap data-data yang dihasilkan di lapangan dikonsultasikan dengan

pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain proses penelitian dan taraf

kebenaran data serta tafsirannya. Untuk itu peneliti perlu menyediakan data

mentah, hasil analisis data dan hasil sintesis data serta catatan mengenai proses

yang digunakan.
78

4. Kepastian (comfirmability)

Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat

terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh pembimbing menyangkut kepastian asal-usul

data, logika penarikan kesimpulan dan data dan penilaian derajat ketelitian serta

telaah terhadap kegiatan peneliti tentang keabsahan data. Bila hasil pemeriksaan

tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian tersebut memenuhi (kriteria yang

telah ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian dapat

digantungkan pada keandalan peneliti.

Anda mungkin juga menyukai