Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif.

Menurut Nasution (1988) dalam Sugiono (2012:223) Dalam penelitian kualitatif,

tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian

utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk

yang parti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang

digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan

secara perl dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan

sepanjang penelitian ini. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas

itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya

yang dapat mencapainya.

Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu metode

kualitatif lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda, metode ini menyajikan hakekat hubungan antara peneliti dan

responden secara langsung dan metode ini lebih peka sehingga dapat

menyesuaikan diri dan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola

nilai yang dihadapi peneliti. Penelitian diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta

yang berhubungan dengan kelembagaan ekowisata mangrove di muara

Bancaran Bangkalan.

Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data

yang diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya

23
24

analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih mendorong

pada pencapaian data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan

keterlibatan peneliti sendiri di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti

menjadi instrument utama dalam mengumpulkan data yang dapat berhubungan

langsung dengan instrument atau objek penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kelurahan Bancaran Kecamatan

Bangkalan Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur. Tempat penelitian ini di

ekowisata mangrove di muara Kelurahan Bancaran Kecamatan Bangkalan

Kabupaten Bangkalan. Lokasi dipilih karena pengembangan melibatkan banyak

pihak yaitu ; Masyarakat, pemerintah, dan swasta dan tidak terdapat di dalam

RIPARKAB Bangkalan 2019-2034.

3.3 Sumber Data

Menurut Sugiono (2012:225) pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

a. Sumber data primer

• Kriteria informan :

1. Staf dinas pariwisata

2. Staf BAPEDA
25

3. Staf badan lingkungan hidup

4. Perusahaan swasta yang terlibat di forum CSR

5. Tokoh masyarakat lokal

• Metode pemilihan informan (purposive sampling)

Menurut Sugiyono (2012:218-219) purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini, misalanya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa

yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehinggaakan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.

• Data apa saja yang diperlukan

(Lampiran : Pedoman wawancar)

b. Sumber data skunder

Data yang diperoleh dari buku-buku dan situs-situs internet yang berisi

tentang kelembagaan dan ekowisata dari instansi terkait (Dinas pariwisat,

BPS, dan Badan lingkungan hidup)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sugiono (2012:225) dalam penelitian kualitatif pengumpulan data

dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan

teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (paticipan

observation), wawancara mendalam (in deph interview) dan dokumentasi.


26

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus

sebagai pengumpul data. Prosedur yang di pakai dalam pengumpulan data yaitu

: (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku obyek sasaran. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung

berkaitan dengan kelembagaan ekowisata mangrove di muara Bancaran

Bangkalan. Dari hal tersebut, peneliti mengkaji tentang bagaiman sistem

kelembagaan yang ada di ekowisata mangrove di muara Bncaran Bangkalan

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam berwawancara

terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan respoden.

Wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak

terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga

disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan

wawancara terbuka (open ended interview), wawancara etnografis. Sedangkan

wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku (standardized

interview) yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya

tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah disediakan.

Wawancara ini ditunjukan untuk menggali pemahaman tentang

kelembagaan yanag aa di ekowisata mangrove di muara Bancaran Bangkalan


27

Melalui wawancara diharapakan peneliti mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterprentasikan situasi dan fenomena

yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Interview

merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah

pertanyaan secara lisan untuk dijawab untuk secara lisan untuk dijawab secara

lisan pula.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dipergunakan untuk melengkapi sekaligus

menambah keakuratan, kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan dari

bahan-bahan dokumentasi yang ada di lapangan serta dapat dijadikan bahan

dalam pengecekan keabsahan data.

Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen yang berada ditempat penelitian atau ang

berada diluar temapt penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian

tersebut. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia

dalam catatan dokumen. Fungsinya sebagai pendukung dan pelengkap bagi

data-data yang diperoleh melui observasi dan wawancara.

3.5 Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan jenis penelitian yang peneliti lakukan, untuk memperoleh

data sebanyak mungkin dan mendalam selama kegiatan penelitian di lapangan

dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data utama sehingga kehadiran peneliti di lapangan


28

mutlak diperlukan. Dengan kata lain kehadiran peneliti sangat diperlukan untuk

mengkaji lebih mendalam tentang rumusan masalah yang dibahas.

Peneliti akan melakukan observasi langsung, melakukan wawancara.

Setelah saling tanya jawab, peneliti akan mengamati bagaimana peran pelaku,

siapa saja pelaku, dan peraturan apa saja dalam lembaga ekowisata mangrove

di muara Bancaran Bangkalan. Dengan demikian dapat menyimpulkan data dari

gabungan hasil wawancara dan pengamatan secara langsung.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut sugiono (2012:246) Analisis data dalam penelitian kualitatif,

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertent, Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadan jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan ni, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis

data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. .

1. Data reducting, yaitu data yang disederhanakan, diperkecil, dirapikan,

diatur dan dibuang yang salah. Sugiono (2012) Data yang diperoleh dari

lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara

teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke

lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit.
29

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jenis, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi

data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini,

dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Data display, yaitu penyajian data dalam bentuk deskriptif verbalitas.

Sugiono (2012) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan

"the most frequent form of display data for qualitative research data in the

past has been narrative text". Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

3. Data konklusi, yaitu perumusan kesimpulan hasil penelitian yang

disajikan, baik perumusan secara umum ataupun khusus.

3.7 Pengecekan Keabsahan Data (Metode triangulasi)

Menurut Sugiono (2012:241) dalam teknik pengumpulan data, triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenanya peneliti mengumpulkan


30

data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. dari,

berbagai teknik

Tiangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti,

untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang

sama.

Menutrut Susan Stainback (1988) dalam Sugiono (2012:241) menyatakan

bahwa "the aim is not to determine the truth about some social phenomenon,

rather the purpose of triangulation is to increase one's understanding of what

ever is being investigated". Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari

kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

3.8 Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti memakai empat tahapan, yaitu :

1. Tahapan Persiapan

Dalam tahapan persiapan ini peneliti mulai mengumpulkan buku-buku

atau teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan penelitian mengenai

kelembagaan dan ekowisata.

2. Tahap Pelaksanaan
31

Tahap ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data-data yang

berkaitan dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian. Dalam proses

pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode observasi. Setelah

mendapat ijin dari salah satu responden yaitu pelaku kelembagaan ekowisata

mangrove di muara Bancaran Bangkalan, peneliti kemudian mempersiapkan diri

untuk memasuki lembaga tersebut demi terciptanya informasi sebanyak-

banyaknya dari informan dalam pengumpulan data. Peneliti terlebih dahulu

menjalin keakraban dengan responden dalam berbagai aktifitas, agar peneliti

diterima dengan baik dan lebih leluasa dalam memperoleh data yang diharapkan.

Kemudian peneliti melakukan pengamatan lebih mendalam, wawancara dan

mengumpulkan data-data dari dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahapan ini peneliti menyusun semua data yang telah terkumpul

secara sistematis dan terinci sehingga data tersebut mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain secara jelas. Setelah peneliti

mendapatkan data yang cukup dari lapangan, peneliti melakukan analisis

terhadap data yang telah diperoleh dengan teknik analisis yang telah penulis

uraikan diatas, kemudian menelaahnya, membagi dan menemukan makna dari

apa yang telah diteliti.

4. Tahap Pelaporan

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari tahapan penelitian yang peneliti

lakukan. Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dari hasil

penelitian yang telah dilaksanakan, laporan ini akan ditulis dalam bentuk laporan

skripsi secara sistematis.


Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kelembagaan Ekowisata Mangrove

dii Muara Bancaran Bangkalan

1. Identitas informan

a. Nama lengkap :

b. Usia :

c. Alamat :

d. Pendidikan terakhir :

e. Instansi / Desa / Organisasi :

f. Status / Jabatab :

g. Pekerja :

h. Peran terhadap pengembangan ekowisata :

2. Aturan main

a. Aturan main formal yang menjadi dasar hukum pengembanagan


ekowisata mangrove di muara Bancaran Bangkalan

b. Kesepakatan apa saja yang telah dibuat terkait pengembangan


ekowisata mangrove di muara Bancaran Bangkalan

c. Norma informal yang menjadi dasar pengembang ekowisata mangrove


di muara Bancaran Bangkalan

3. Siapa saja pelaku yang terlibat dalam pengembangan ekowisata mangrove


di muara Bancaran Bangkalan ?

4. Bagaiman hubungan antar pelaku pengembangan ekowisata mangrove di


muara Bancaran Bangkalan ?

Anda mungkin juga menyukai