SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ANISA IKA SEPTIARA
NIM : 501180035
ii
Jambi, 05 Juni 2023
Pembimbing I : Mellya Embun Baining, SE,M.E.I
Pembimbing II : Khusnul Istiqomah, SE,Sy., ME
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Jl. Jambi-Muara Bulian Km. 16 Simp. Sungai Duren, Kab.
Muaro Jambi 36363
Website: https://FEBI.uinjambi.ac.id
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di- Jambi
NOTA DINAS
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudari Anisa Ika Septiara Nim : 501180035 yang berjudul
“ Sistem Pengelolaan Wakaf Secara Produktif Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Mesjid Abu Bakar Sari Telanaipura” Telah Disetujui Dapat Diajukan Untuk
Dimunaqasahkan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.I) Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dengan ini kami
mengajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik. Demikian nota dinas ini
kami buat, kami ucapkan terimakasih. Semoga bermanfaat bagi kepentingan agama,
nusa dan bangsa.
Wassalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Yang Menyatakan
Pembimbing I Pembimbing II
iii
MOTTO
ِ ٰ ِ
ِْ ِِّّن ٰالل ِّه ۖواتَّ ُقوا والْع ْدو ِان
ال ِِّْث َِّعلَى تَ َع َاونُ ْوا َوَِّل َوالتَّ ْق ٰوىۖ الِْرِّب َعلَى َوتَ َع َاونُ ْوا َ ُ َ َ َ َِّّ َشديْ ُِّد اللهَِّ ۖا
الْعِ َقاب
“Dan Tolong-Menolonglah Kamu Dalam (Mengerjakan) Kebajikan Dan Takwa, Dan
Jangan Tolong-Menolong Dalam Berbuat Dosa Dan Permusuhan. Bertakwalah Kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Sangat Berat Siksaan-Nya”. (Qs. Al-Maidah/5:2)1
1
Qs. Al-Maidah : 5
iv
PERSEMBAHAN
ِِّّالرِحْي ِم
َّ ْح ِن ٰ بِس ِم
َّ ِّالل ِه
ٰ ْ ِّالر ْ
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesahatan serta rahmat dan karunia-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Dan tak lupa pula shalawat beriringan salam kuhanturkan kepada junjunganku
Nabi besar Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan safaatnya di dunia maupun
di akhirat.
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku, Bapak Alm. Suwardi dan
Ibu Rini Lestari yang selalu memberikan doa dan mendidik saya hingga kejenjang
perkuliahan semoga panjang umur dan dimudahkan rezeki berserta Adik Kandung
Julia dwi ardiana, dan Muhamad Ferdi ardiansyah yang paling tersayang, serta sahabat
Widia aliyusna, Citra depayanti, serta Erik sebagai support sistem saya,dan teman
seperjuangan yang selalu Suport saya dalam proses skripsi ini. Terimakasih atas doa
dan dukungan serta kasih sayang yang tak terhingga sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga segala limpah berkah dan sayangnya
selalu menyertai kalian.
Terima kasih untuk guru-guru dan dosen-dosen yang telah ikhlas memberikan saya
banyak ilmu terutama Ibu Mellya Embun Baining, SE,M.E.I selaku pembimbing I dan
Ibu Khusnul Istiqomah, SE,Sy., ME selaku pembimbing II karena dengan adanya Ibu
maka skripsi saya berjalan dengan lancar serta selalu sabar dalam membimbing dan
memberikan arahan untuk saya.
v
ABSTRACT
This thesis is entitled management of productive waqf at Abu Bakar Sari Mosque,
Telanaipura District, Jambi City and aims to determine the management of productive
waqf, productive waqf utilization and Islamic economic views on productive waqf
management at Abu Bakar Sari Mosque, Telanaipura District, Jambi City. This study
uses a qualitative approach that is useful for providing factual information and data
regarding the mechanism of productive waqf management at the Abu Bakar Sari
Mosque, Telanaipura District, Jambi City, with data collection methods by conducting
observations, interviews and documentation. From the results of this study it was found
that: (1) The management of productive waqf at the Abu Bakar Sari Mosque from the
aspects of Planning, Oraganizing, Leading and Controling management, has not gone
well. Due to various problems that occur. (2) The use of waqf proceeds carried out is
mostly used for consumptive purposes, especially for religious activities such as
recitation, and others. There is no point in improving the economy, in health or other
social field. (3) the Islamic economic view of productive waqf which in its
implementations is carried out with a rental system, where in the rental of the
productive waqf assests at the Abu Bakar Sari Mosque there is no element of usury for
late payments, even though there is a delay. In payment, nazhir gives time and
opportunity to pay it.
vi
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Pengelolaan Wakaf Produktif di Masjid Abu Bakar Sari Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi dan bertujuan untuk mengetahui pengelolaan wakaf produktif,
pemanfaatan hasil wakaf produktif dan pandangan ekonomi Islam terhadap
pengelolaan wakaf produktif di Masjid Abu Bakar Sari Kecamatan Telanaipura Kota
Jambi. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bermanfaat untuk
memberikan informasi fakta dan data mekanisme pengelolaan wakaf produktif di
Masjid Abu Bakar Sari Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, dengan metode
pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari
hasil penelitian ini ditemukan bahwa : (1) Pengelolaan wakaf produktif di Masjid Abu
Bakar Sari dari aspek manajemen Planning, Organizing, Leading dan Controlling,
belum berjalan dengan baik. Karena adanya berbagai permasalahan yang terjadi. (2)
pemanfaatan hasil wakaf yang dilakukan sebagian besardigunakan untuk pemanfaatan
secara konsumtif terutama untuk kegiatan keagamaan seperti pengajian, dan lain-lain.
Belum ada pemanfaatan untuk meningkatkan ekonomi, di bidang kesehatan maupun
sosial lainnya. (3) pandangan ekonomi Islam terhadap wakaf produktif yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan sistem sewa, dimana penyewaan harta wakaf
produktif di Masjid Abu Bakar Sari tidak ditemukan adanya unsur riba atas
keterlambatan pembayarannya, jikapun ada keterlambatan atas pembayaran tersebut
nazhirmemberikan waktu dan kesempatan untuk membayarnya.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ه
َّحي ِْم ِ ٰ ِبس ِْم
ِ ّللا الرَّحْ مه ِن الر
Alhamdulillah, segala puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melipahkan rahmat dan karuninya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Sujud
syukurku kupersembahkan kepada-MU ya Allah, Tuhan yang Maha Esa. Atas
takdirmu saya bisa menyelesaikan pendidikan sarjana, sayaa bisa menjadi pribadi yang
beriman, bersabar, berilmu, dan berakal. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan
kepada Rasulullah SAW, semoga kelak Rasulullah SAW memberikan safaatnya
kepadaku. Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awalku untuk menggapai sukses
dunia dan akhirat.
Peneliti menyadari dalam penelitian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan baik dalam metode penelitian maupun dalam pembahasan
teori. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki segala kekurangan.
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti selalu mendapatkan bimbingan, motivasi,
dukungan serta semangat dari banyak pihak baik yang bersifat moril maupun maeril.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
viii
2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA.,Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saiduddin Jambi.
3. Bapak Dr.A.A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Elyanti Rosmanindar, S.E., M.Si, selaku Wakil Dekan bidang
Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Titin Agustin Nengsih, M.Si., Ph.D selaku Wakil Dekan bidang
Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. Addiarahman, S.HI., M.S.I selaku Wakil Dekan bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Dr.H. Eja Armaz Hardi,Lc.,MA selaku ketua dan Sekretaris Program
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitaas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saiduddin Jambi.
8. Bapak selaku Dosen , Pembina serta Orang tua, Terimakasih atas bimbingan,
pengajaran, kepedulian serta motivasi yang telah diberikan dalam perkuliahan
selama ini.
9. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada peneliti sehingga peneliti
menjadi lebih dewasa dalam bersikap, berfikir, dan bertindak.
10. Bapak dan Ibu karyawaan/Karyawati Akademik dan pustaka Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
telah memberikan pelayanann administrasi sehingga lancer proses
penyelesaiaan skripsi ini
ix
Terimakasih atas jasa telah diberikan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan lancer dan semoga amal kebaikan yang telah diberikan dinilai sebagai Ibadah
oleh Allah SWT.
Di samping itu, peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu, sangat diharapkan kritikan dan sarannya yang bersifat
membangun supaya bisa menjadi catatan perbaikan untuk kedepannya supaya lebih
layak dan ilmiah. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
penelitian selanjutnya.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………,,,……………i
SURAT PERNYATAAN………………...……………………………………ii
NOTA DINAS…………………………………………………………………iii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….iv
MOTTO………………………………………………………………………..v
ABSTRAK…………………………………………………………………….vi
KATA PENGANTAR…………..…………………………………….………ix
DAFTAR ISI………………………………………………………….………..x
DAFTAR TABEL…………………………….………………….…………..xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….………..xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………...…...7
C. Batasan Masalah……………………………………………………………7
D. Rumusan Masalah……………………………………………………….…8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………………..8
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………………8
G. Sistematika Penulisan……………………………………………………...9
xi
C. Jenis Dan Sumber Data…………………………………………..……………..34
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………..………………….36
E. Metode Pengecekan Keabsahan Data……………………………………..37
F. Metode Analisis Data……………………………………...……………………38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………..56
B. Implikasi………………………...…………………………………………57
C. Saran……………………………………………...………………………………58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ٰ لَ ْن تَنَالُوا الْ ِب َّر َح هتٰى تُ ْنفِق ُ ْوا ِم َّما تُ ِحب ُّْو َن َو َما ت ُ ْنفِقُ ْوا ِم ْن ََش ْْيٍء َفَاِ َّن ه
ّللاَ ِب ٖه َعلِيْم
2 Vika Annisa Qurrata et al., “The Implementation And Development Of Productive Waqf
In Indonesia: Case At Malang Islamic Hospital,” Humanities & Social Sciences Reviews 7, no. 4
(September 23, 2019): 533–537.
3
Q.S Al-Imran (3) Ayat 92.
1
Wakaf jika dilihat dari segi peruntukannya dibagi menjadi dua yaitu
konsumtif dan produktif. Wakaf konsumtif yaitu wakaf yang dipergunakan
langsung untuk kepentingan umat. Pada umumnya tanah wakaf sebagian besar
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masjid, langgar, sekolahan, rumah yatim
piatu, dan makam. Pemanfaatan wakaf dilihat dari segi sosial, khususnya untuk
kepentingan keagamaan memang efektif, tetapi dampaknya kurang
berpengaruh positif dalam kehidupan ekonomi masyarakat. apabila peruntukan
wakaf hanya terbatas pada hal-hal di atas, tanpa diimbangi dengan wakaf yang
dikelola secara produktif, maka wakaf sebagai salah satu sarana untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, tidak akan terealisasi
secara optimal. Sedangkan wakaf produktif adalah wakaf tidak secara langsung
digunakan untuk mencapai tujuannya, akan tetapi dikembangkan terlebih
dahulu untuk menghasilkan sesuatu (produktif) dan hasilnya disalurkan sesuai
dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah yang digunakan untuk bercocok
tanam, mata air untuk di jual airnya dan lain-lain.4
4
Kasmawati. “Pengelolaan Wakaf Secara Produktif Di Masjid Azizi Kecamatan Jelutung
Kota Jambi”. Skripsi. (2021).hlm. 3
2
Pokok Agraria (UUPA) dalam pasal 49 ayat (3) yang berbunyi : "Perwakafan
tanah milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah". 5
Wakaf yang terdapat di kota jambi kebanyakan wakaf berupa masjid. Bagi
masyarakat jambi masjid adalah instrument yang paling penting dalam hal
beribadah pada Allah SWT. Masjid berfungsi menjadi tempat peribadatan umat
islam dan pusat pembinaan umat. Masjid bukan sekedar tempat aktivitas
keagamaan dan kebudayaan tetapi juga suatu tata kelembagaan yang sebagai
sarana pembinaan keluarga mandiri dan komunitas muslim, selain menjadi
tempat peribadatan, masjid juga rutin digunakan sebagai tempat pertemuan,
tempat bermusyawarah, tempat berdakwah dan perlindungan.
Tabel 1.1
5
Indonesia, ed., Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis Di Indonesia
(Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,
Departemen Agama RI, 2017), hlm. 153.
6
Veithzal Rivai Zainal, “Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif” 9, no. 1
(2018): hlm. 16.
3
6. Penyengat Rendah 6
7. Legok 6
8. Teluk Kenali 2
9. Selamat 11
10.Korem Gapu Jambi 2
11.Sungai Putri 9
12.Pematang Sulur 11
Total 80
Sumber Data : KUA Kecamatan Telanaipura
Berdasarkan wawancara dengan salah satu nazhir di Masjid Abu Bakar Sari
bahwa masjid tersebut memiliki wakaf produktif yaitu berupa usaha sewa ruko
terdapat 5 pintu yang mana harga sewanya senilai Rp. 5.000.000 pertahun.8
Adapun uang dari hasil sewa ruko tersebut hanya digunakan untuk sarana
kepentingan ibadah, belum ada penyaluran untuk memberdayakan ekonomi
masyarakat. Selain itu, nazhir wakaf di Masjid Abu Bakar Sari dipilih hanya
karena atas dasar kepercayaan dari masyarakat, ialah melalui musyawarah yang
dilakukan oleh pengurus Masjid Abu Bakar Sari. Tetapi apabila dilihat dari
syarat-syarat seorang nazhir harus memiliki syarat moral, syarat manajemen
dan syarat bisnis. Sehingga dapat diamati bahwa apabila nazhir dipilih hanya
karena dasar kepercayaan moralitas tanpa memiliki kemampuan intelektualitas
dan tidak terpenuhi syarat-syarat seorang nazhir dengan baik maka aset wakaf
dimiliki Masjid Abu Bakar Sari dalam pengelolaannya menjadi kurang
maksimal.
7
Wawancara Bersama KUA Kecamatan Telanaipura. 1 Juli 2022
8
Wawancara Bersama Bapak H. Azuardi (Ketua Pengurus Masjid) 1 Juli 2022
4
Pengelolaan wakaf produktif juga di aplikasikan di Masjid Abu Bakar Sari
Kecamatan Telanaipura. Pada penelitian ini, membahas mengenai sistem
pengelolaan wakaf secara produktif dalam perspektif ekonomi islam. Di Masjid
Abu Bakar Sari tersebut, Para nazhir mengelola dan memanfaatkan harta wakaf
dengan mendirikan sebuah usaha yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar masjid dan diharapkan bisa meningkatkan harta wakaf di Masjid Abu
Bakar Sari Telanaipura. Usaha yang dikelola Masjid Abu Bakar Sari
telanaipura yakni usaha sewa ruko yang bisa disewa setengah tahun atau
setahun tergantung kebutuhan. Dengan adanya usaha tersebut dapat
merealisasikan sistem pengelolaan wakaf produktif di Masjid Abu Bakar Sari.9
9
Hasil Observasi Di Masjid Abu Bakar Sari Kecamatan Telanaipura, tanggal 12 Agustus
2022
10
Taufiq Ramadhan, “Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat Di Kota Banda Aceh”. Skripsi (27 Januari 2020): hlm. 193.
5
Penelitian mengenai wakaf produktif juga pernah dilakukan oleh Muh.
Lukman Suardi dengan judul “Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pada Yayasan Dompet Dhuafa Di
Kota Makassar”. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kendala utama yang
dihadapi dalam pengelolaannya adalah dari pakan, jumlah pakan juga disini
sangat terbatas karena pengaruh dekat dari kota juga. Apalagi untuk musim
kemarau seperti saat ini biasanya sumber pakan yang diperoleh dari tumbuh-
tumbuhan liar yang tumbuh disekitar lokasi kampung ternak sendiri, apalagi
untuk sekarang susah lagi pakan karena musim kering, beberapa hari yang lalu
juga ada dua ekor kambing yang mati 53 disebabkan kekurangan nutrisi dan
juga pengaruh dari cuaca. Pakan yang ada dilahan ini juga masih belum cukup,
mungkin kalau cuma satu atau dua ekor saja sudah cukup, tetapi kemarin itu
ada sekitar 20 ekor, sistemnya itu sebelum pandemik ada jual beli kambing,
karna ada program juga dari dompet dhuafa tebar hewan aqiqah, sama qurban
tetapi qurban sendiri tiap tahun di adakan. Untuk tahun ini yang dipotong disini
hanya 12 ekor, selain dari pakan kendala yang lain juga adalah untuk upah
pengelolanya itu belum menetap nanti baru ada hasil dari penjualan baru dapat
pemasukan, itupun penjualannya paling kebanyakan dari hasil panen sayur-
sayuran.11
Dalam penelitian mengenai wakaf juga pernah dibahas oleh Aziz Ishan
dengan judul “Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Rangka
Pemberdayaan Umat Di Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep”. Hasil
penelitiannya menjelaskan bahwa Kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pengelolaan wakaf produktif di Kecamatan Pangkajene Kabupaten
Pangkep adalah ada sebagian anggapan dari masyarakat bahwa wakaf itu tidak
perlu diketahui orang banyak jadi terkadang jika ada yang diwakafkan hanya
11
Muh Lukman Suardi, “Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar Makassar 2020,” n.d., hlm. 53.
6
internal keluarga saja yang mengetahuinya, Masih banyak masyarakat yang
belum mengetahui tata cara atau prosedur mewakafkan harta benda yang telah
diwakafkan, dalam rangka pemberdayaan wakaf yang produktif itu masih
minim artinya masih kurang masyarakat yang mau mewakafkan wakaf
produktif, kurangnya dana dalam proses sertifikasi sehingga banyak wakaf
yang belum diterbitkan sertifikatnya dan kekurangan dana juga terjadi dalam
proses pengembangan wakaf untuk menjadikannya produktif, di samping
masalah pendanaan, masih belum memanfaatkan sistem manajemen yang baik
sehingga wakaf belum banyak dikembangkan dengan produktif.12
12
Ishan Aziz, “Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Rangka Pemberdayaan Umat Di
Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep,” Al-Qashdu : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah 1,
no. 1 (December 29, 2021): hlm. 66,
7
Kecamatan Telanaipura kota Jambi. Adapun usahanya yaitu sewa ruko.
D. Rumusan Masalah
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
8
mengelola wakaf secara produktif.
2) Bagi masyarakat
3) Bagi peneliti
1. Bab I Pendahuluan
9
2. Bab II Kajian Pustaka Dan Studi Relevan
Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa jurnal, skripsi, dan
kutipan buku dan penelitian terdahulu.
Bab ini meliputi jenis penelitian, lokasi dan objek penelitian data dan
sumber data, teknik pengumpulan data, pengecekan keabsahan data dan
metode keabsahan data.
10
BAB II
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan ialah berasal dari kata kelola, didalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, kata kelola bermakna mengurus suatu bidang usaha (perusahaan,
pertanian, dan suatu yang mempunyai tujuan), sedangkan kata pengelola dapat
diartikan sebagai proses atau cara melakukan kegiatan tertentu dengan
menggerakan tenaga orang lain.
Aprita Nuryani, Dian Meliza, and Meri Yuliani, “Pengelolaan Wakaf Produktif Di Desa
13
11
12
2. Fungsi Pengelolaan
14
Jherinda Erifanti, “Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif Di Masjid
Sabilillah Kota Malang (Studi Kasus Minimarket Al-Khaibar VI dan Pujasera Sabilillah)” Jurnal
Ilmiah. hlm. 7
15
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017),
hal. 73
13
16
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),
hal. 75-84
14
3. Wakaf
a. Pengertian Wakaf
Wakaf merupakan salah satu bentuk filantropi, selain zakat, infaq, dan
sedekah yang merupakan selalu diharapkan untuk diamalkan, sebagaimana
terlihat dalam pesan-pesan ajaran islam. Jadi wakaf itu baik perbuatan yang
sangat dianjurkan oleh agama. Dimana dalam program wakaf dianjurkan bahwa
orang yang mampu membantu yang kurang mampu dengan mendonasikan dana
yang dikelola, dan hasilnya adalah digunakan untuk membantu kebutuhan dan
membina mereka yang membutuhkan bantuan orang yang peduli dan mereka
yang baik.17Suatu wakaf baru dapat sah jika wakaf tersebut adalah dicabut dari
tangannya, yaitu dengan menyerahkannya kepada pengelola wakaf dan
menjadikannya sebagai administrator.18
Para imam mazhab sepakat bahwa wakaf tidak sah jika wakaf tidak
dapat dimanfaatkan. Rasa keadilan merupakan nilai yang abstrak, tetapi
menuntut nilai yang nyata dan positif tindakan dan perbuatan. Pelaksanaan
ibadah wakaf merupakan contoh konkrit dari rasa sosial keadilan, karena wakaf
adalah pemberian sejumlah orang yang dikasihi yang diberikan secara cuma-
cuma untuk kebijakan publik.
Wakif diperlukan dengan keikhlasan yang optimal agar harta yang
diberikan sebagai harta wakaf dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
umum, karna luasnya. Wakaf merupakan bentuk muamalah maliyah (harta)
yang sudah sangat tua dan sudah dikenal masyarakat sejak dahulu kala. Ini tidak
lain adalah karena Allah SWT menciptakan manusia untuk mencintai kebaikan
17 Zainal Arifin, A. Husein Ritonga, and Hadri Hasan, “Regulations For Management Of
Wakf Assets By Stakeholders In Tanjung Jabung Timur Regency, Jambi Province,” International
Journal of Southeast Asia 2, no. 2 (October 31, 2021).
18 La Ode Alimusa, Manajemen Perbankan Syariah Suatu Kajian Ideologis dan Teoritis,
Dasar syariah dari wakaf tunai memang tidak disebutkan langsung secara
tegas dalam Al-Qur’an, tetapi makna ayat berikut dapat dijadikan sandaran
hukum wakaf yang didalamnya tentu termasuk wakaf tunai. Ini seperti firman
Allah didalam Al-Qur’an:
a) QS. Ali-Imran/ 3 : 92
ه
ّللا َفَا ِ َّن ََش ْْيٍء ِم ْن ت ُ ْن ِفقُوْ ا ۖ َو َما تُ ِحبُّوْ نَ ِم َّما تُ ْن ِفقُوْ ا َح هتٰى ْال ِب َّر تَنَالُوا لَ ْن
َ ٰ َع ِليْم بِ ٖه
Munzir Qohaf, “Pengelolaan Wakaf Produktif”, (Jakarta: Khalifa, 2019), hlm. 17.
19
perkembangan-wakaf/.
16
21
“Ali ‟Imran “Qur‟an Kemenag,” Ayat 92.
22 Q.S Al-Baqarah ayat 267.
17
a) Wakif
23
Zainal Arifin Munir, “Revitalisasi Manajemen Wakaf Sebagai Penggerak Ekonomi
Masyarakat,” De Jure: Jurnal Hukum dan Syar’iah 5, no. 2 (June 30, 2020).
24
Muhammad Rawas Qal‟ah, Mausuah Fiqh ‘Umar ibn al-Khattab, Beirut : Dar al-
Nafais, 1409H/1989M, dikutip oleh Ahmad Rofiq,
18
1. Berakal
Para ulama sepakat bahwa agar wakaf dianggap sah, maka Ketika wakaf
dilakukan wakaf itu harus wajar karena jika wakaf dilakukan oleh seorang
idiot,tua, dan tidak sadarkan diri karena kehilangan akal dan tidak bisa
membedakan perbedaan hal tersebut sehingga tidak dianggap sah. Menurut
hanafiyah,malikiyah,ja’fariyah,dan zahiriyah, wakaf yang dilakukan oleh
orang mabuk dianggap tidak sah karena ia berada dalam situasi yang sama
dengan orang gila.
2. Baligh
Orang yang melakukan wakaf harus sudah cukup umur sehingga wakaf
tidak berlaku bagi anak yang belum dewasa karena belum baligh dan
dianggap belum cukup umur serta tidak memenuhi syarat untuk melakukan
tindakan hukum. Tidak ada pembedaan apakah anak kecil diperbolehkan
untuk membeli dan menjual dari orangtuanya atau tidak. Ini adalah
pendapat mayoritas ahli hukum dari kelompok hanafiyah, syafi’iyah,
malikiyah, hanafiyah, zahiriyah, syi’ah, ja’fariyah,zaidiyah.
3. Cerdas
Maskur dan Soleh Gunawan,” Unsur Dan Syarat Wakaf Dalam Kajianpara Ulama Dan
25
b) Mauquf Bih
Berikut ini beberapa pendapat para ulama tetang perbedaan tentang
persyaratan benda wakaf yaitu:26
1. Benda wakaf dianggap dan tidak bergerak. Dalam hal ini ulama
hanafiyah mengatakan bahwa keabadian adalah syarat dari benda
wakaf. berbeda dengan abu yusuf, ulama hanafiyah telah menyatakan
bahwa benda wakaf tidak perlu ditawar. Ulama syafi’iyah menyatakan
bahwa benda wakaf adalah benda yang dapat digunakan menurut adat
setempat. Penggunaan benda-benda ini seperti hewan dan barang-
barang rumah tangga, akan terus berlanjut untuk waktu yang tidak
terbatas. Jika penggunaan suatu benda tidak abadi, uang, lilin, makanan,
minuman, parfum, dll. Bahkan dapat hilang dalam proses penggunaan
benda tersebut. Dalam hal ini, wakaf dapat dinonaktifkan benda-benda
wakaf dikenal keberadaanya, batas-batasnya, dan letaknya.
2. Ulama malikiyah menyatakan bahwa barang wakaf adalah harta yang
tidak berkaitan dengan hak orang lain. Oleh karena itu, barang yang
dijadikan jaminan dan barang yang disewa tidak dapat diampuni. Dalam
hal ini, para ulama berbeda pandangan tentang keyakinan agama
terhadap benda Bersama tersebut. Ulama hanafiyan berpendapat bahwa
benda wakaf yang tidak dapat dipisah adalah tidak sah. Sebagaimana
dikatakan Muhammad dari hanafiyah, wakaf hak milik Bersama atas
tanah tidak sah karena dalam suatu wakaf harus ada penguasaan penuh
dari pemilik tahan. Sementara itu, abu yusuf juga berpandangan lain
bahwa harta dapat dibagi atau tidak untuk dana keagamaan , misalnya
jika salah satu dari dua orang Bersatu dalam kepemilikkan tanah dan
bagian tanahnya adalah bagian agama, maka dana agama adalah sah.
Ulama syafi’iyah, malikiyah, dan hanafiyah mengatakan mereka bisa
menganugrahkan tanah milik Bersama.
3. Harta wakaf adalah harta yang dapat diserahterimakan jika hart aitu
adalah harta Bersama yang todak dapat dibagi misalnya,ia tidak dapat
dipindhkan kepada sipapun tanpa persetujuan pemilik rumah lain. Para
ilmuwan mengatakan bahwa bangunan wakaf tanpa tanah dan
kemudian wakaf tidak sah. Hal ini terkait dengan pendapat para
ilmuwan bahwa wakaf barang bergerak harus mengikuti barang-barang
yang tidak dimiliki.
4. Para ilmuwan maliki mengatakan bahwa ia dibenarkan untuk
mengorbankan barang-barang bergerak jika mereka mengikuti barang-
barang yang tidak dimiliki. Hanafiyah membenarkan wakaf objek
bergerak jika objek bergerak mengikuti objek property seperti bangunan
atau pohon ditanah wakaf.
c) Mauquf Alaih
a. Yang mendapat wakaf adalah orang yang mau berbuat baik dan
tidak bertujuan maksiat. Asal muasal aturan wakaf adal amal usaha
yang dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada allah swt.
b. Tujuannya adalah untuk kegiatan yang baik artinya penerima wakaf
tidak mengganggu pngelolaan harta wakaf. wakaf ditawarkan
kepada umat islam atau kelompok tertentu yang tidak mungkin
Maskur dan Soleh Gunawan,” Unsur Dan Syarat Wakaf Dalam Kajian para Ulama Dan
27
a. Beragama Islam
b. Telah baligh atau dewasa
c. Dapat dipercaya
d. Mampu secara jasmani dan rohani menyelenggarakan urusan-urusan
harta wakaf
23
a. Paham tentang hukum wakaf, zakat, infak dan sedekah, baik dalam
tinjauan syari‟ah maupun perundang-undagan Republik Indonesia.
b. Jujur, amanah dan adil sehingga dapat dipercaya dalam proses
pengelolaan dan tepat sasaran kepada tujuan wakaf.
c. Tahan godaan terutama menyangkut perkembangan usaha.
d. Pilihan, sungguh-sungguh dan suka tantangan.
e. Punya kecerdasan, baik emosional maupun spiritual
e. Macam-macam Wakaf
Dilihat dari aspek penerimaan manfaatnya, wakaf dibagi menjadi tiga
kategori :29
1. Wakaf Khairi
Wakaf khairi ialah wakaf yang manfaatnya diterima oleh masyarakat
umum. Seperti wakaf Masjid, wakaf produktif yang hasilnya untuk
beasiswa pelajar miskin, dan lain-lain.
2. Wakaf Ahli
Wakaf ahli ialah wakaf yang manfaatnya hanya diterima oleh keluarga
dan anak cucu wakif. seperti : wakaf rumah yang hanya boleh ditempati
oleh anak cucu, wakaf produktif yang hasilnya hanya untuk anak cucu dan
lain-lain.
28
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Dan Praktik Perwakafan Di Indonesia (Yogyakarta:
Pilar Media), hal. 35.
29
Choirun Nissa, “Sejarah, Dasar Hukum Dan Macam-Macam Wakaf” 18, no. 2 (2017):
hlm. 12.
24
3. Wakaf Musytarak
Wakaf musytarak ialah wakaf yang manfaatnya diterima oleh keluarga,
anak cucu, dan masyarakat umum. seperti : wakaf Sayyidina Umar berupa
kebun di Khaibar yang manfaatnya diterima oleh kerabat.
4. Wakaf berdasarkan batas waktunya
1. Wakaf tetap, ialah jika wakaf berupa tanah atau barang tetap seperti
bangunan dengan tanah atau merupakan harta benda yang ditetapkan
oleh wakif sebagai wakaf pribadi dan produktif, Sebagian dari
keuntungan selebihnya untuk wakaf biaya perawatan dan penggantian
kerusakan jika didistribusikan sesuai peruntukannya.
2. Wakaf sementara, ialah jika wakaf yang diwakafkan berupa barang
yang mudah rusak saat digunakan, dan tidak ada ketentuan untuk
mengganti yang rusak tersebut. Wakaf sementara juga dapat dibatasi
waktu untuk pengiriman wakaf karena hilangnya wakaf. Jadi ada dua
macam wakaf berdasarkan batas waktunya, wakaf abadi dan wakaf
sementara. Wakaf tetap yaitu wakaf yang bersifat abadi, dan wakaf
sementara yaitu wakaf berupa barang dagangan yang rusak dalam
pemakaiannya, tanpa memberikan syarat untuk mengganti bagian yang
rusak tersebut.
5. Wakaf berdasarkan penggunaannya
30
Ros Malasari, “Praktik Pengelolaan Wakaf Produktif Ditinjau Dari Hukum Positif Dan
Hukum Islam”. Skripsi.
25
Bukti itu antara lain tanah-tanah yang diantaranya berdiri masjid seperti:
31
Sejarah perkembangan wakaf , Badan Wakaf Indonesia https://www.bwi.go.id/sejarah-
perkembangan-wakaf/.
26
Lombok juga memiliki tanah adat yang disebut tanah pareman. Ini adalah
tanah bebas pajak yang diserahkan ke desa, subak, atau pura untuk kepentingan
umum. Di minang kabau dikenal dengan tanah pusako tinggi yang merupakan
tanah suku atau kaum yang dikelola secara turun temurun yang hasilnya dapat
dimanfaatkan secara bersamaan untuk membiayai kebutuhan ekonomi
keluarga. Tanah ini tidak boleh dijual dan dipindah tangankan kepada pihak
lain.
g. Wakaf Produktif
Wakaf produktif adalah sebuah skema pengelolaan donasi wakaf dari umat,
yaitu dengan memproduktifkan donasi tersebut, hingga mampu menghasilkan
surplus yang berkelanjutan. Donasi wakaf dapat berupa benda bergerak, seperti
uang dan logam mulia, maupun benda tidak bergerak, seperti tanah dan
bangunan. Surplus wakaf produktif inilah yang menjadi sumber dana abadi bagi
27
Pada dasarnya wakaf itu produktif yang berarti wajib menghasilkan karena
wakaf dapat memenuhi tujuannya apabila telah menghasilkan dimana hasilnya
dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya (mauquf alaih). Orang yang
pertama melakukan perwakafan merupakan Umar bin al Khathab mewakafkan
sebidang kebun yang subur pada Khaibar. Kemudian kebun itu dikelola dan
hasilnya untuk kepentingan masyarakat. Tentu wakaf ini merupakan wakaf
produktif dalam arti mendatangkan aspek ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Ironinya, di Indonesia banyak pemahaman masyarakat yang
mengasumsikan wakaf merupakan lahan yang tidak produktif bahkan mati yang
perlu biaya berdasarkan masyarakat, misalnya kuburan, masjid dll.
Ada beberapa macam jenis wakaf yang bisa diproduktifkan, baik oleh
nazhir perorangan ataupun organisasi, antara lain:
1. Tanah
2. Rumah Susun (Properti)
32 Indonesia, ed., Paradigma Baru Wakaf Di Indonesia, Ed. rev., cet. 3 (Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2016), hlm. 139.
33
Ahmad Syakir, “Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam Indonesia Melalui Wakaf
Produktif” 2, no. 1 (2016): hlm. 12.
28
3. Uang
4. Surat Berharga (Saham)
5. Sumber minyak dan mineral
6. Kendaraan
7. Hak Cipta/Kekayaan Intelektual.34
Hal ini tidak mudah untuk direalisasikan karena pada kenyataannya tidak
semua wakaf bisa diproduktifkan. Masjid, kuburan dan jalan misalnya, sulit
untuk diproduktifkan, meskipun tetap mungkin, terutama masjid.
Kemungkinan itu misalnya di komplek masjid dibuat pertokoan untuk
memenuhi kebutuhan jamaah. Keadaan yang lebih ideal adalah membiarkan
wakaf konsumtif tetap apa adanya, namun didampingi dengan wakaf
produktif.35
34
Budi Indra Agusci, “Urgensi Pengelolaan Wakaf Produktif dalam Pembangunan
Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat,” 51–52
35
Dewi Kartika, Pemahaman Masyarakat Tentang Wakaf Produktif Di Desa Adijaya
Kecamatan Terbanggi Besar, hlm. 19-20
29
Pengembangan Wakaf Tunai Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (Journal of Islamic
Economics and Business) 4, no. 1 (November 2, 2018): hlm. 1.
30
Salah satu contoh yang dapat dilakukan oleh pengelola wakaf dengan sistem
ini adalah membangkitkan sektor usaha kecil dan menengah dengan
memberikan modal usaha kepada petani, pedagang kecil, dan
menengah . Dalam hal ini pengelola wakaf uang berperan sebagai shahibul mal
yang menyediakan modal 100% dari usaha/proyek dengan sistem bagi
hasil. Pengusaha seperti pengusaha UMKM ialah sebagai mudharib yang
memutarkan dana wakaf tersebut. Wakaf dapat mengatasi stagnasi ekonomi
37
Choiriyah. “Wakaf Produktif Dan Tata Cara Pengelolaannya”. Jurnal Perbankan Islam.
2017. hlm. 28
31
ekonomi diantara umat Islam selama ini dapat diminimalisir melalui sirkulasi
kekayaan harta wakaf secara produktif bagi pencapaian kesejahteraan umat.38
38 Veithzal Rivai Zainal, “Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif” 9, no. 1 (2017):
hlm. 16.
Al-Alabij Adijani, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta:
39
Wakaf tersebut menjadi saham, dan bagian atau unit dana investasi.
Dikarenakan wakaf seperti ini dapat memberi gambaran tentang kebenaran
ekonomi wakaf Islam, sebagaimana yang telah dipraktikkan para sahabat,
bermula dari wakaf sumur Raumah oleh Ustman bin Affan dan wakaf tanah
perkebunan di Khaibar oleh Umar bin Khattab pada masa Nabi Muhammad.
Kemudian disusul dengan wakaf tanah, pohon-pohonan dan bagunan oleh para
sahabat lainnya. Paradigma wakaf seperti itu juga telah dinyatakan oleh para
imam madzhab pada abad ke-2 dan ke-3 dalam beberapa kajian studi dan uraian
fikih mereka.
4. Studi Relevan
42
Syakir, “Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam Indonesia Melalui Wakaf Produktif, ”
hlm. 12.
Abdul Hakim, “Manajemen Harta Wakaf Produktif Dan Investasi Dalam Sistem Ekonomi
43
44
Jherinda Erifanti. “Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif Di Masjid Sabilillah
Kota Malang (Studi Kasus Minimarket Al-Khaibar VI dan Pujasera Sabilillah)”.Skripsi. Malang
(2019). Hlm. 16
45
Taufiq Ramadhan. “Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat Di Kota Banda Aceh”.Skripsi. Banda Aceh (2020). Hlm. 55.
35
46
Kasmawati. “Pengelolaan Wakaf Secara Produktif Di Masjid Azizi Kecamatan Jelutung
Kota Jambi”.Skripsi. Kota Jambi (2021). Hlm. 80.
36
47
Dwi Sri Indrayati, “Urgensi Wakaf Produktif Dalam Pembangunan Masyarakat Jurnal.
(2018)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mempelajari keadaan suatu objek
alamiah, (sebagai lawan dari eksperimen), di mana peneliti adalah alat kuncinya,
metode pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (kombinasi), analisis data
bersifat induktif dan kualitatif riset, hasilnya menekankan nilai generalisasi.
Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam, data yang
masuk akal. Artinya ialah data aktual, data spesifik yang merupakan nilai di balik
data yang terlihat.49
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Masjid Abu Bakar Sari Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi. Waktu penelitian pra riset bulan Mei - Juni dan riset bulan
November - Desember 2022.
Objek penelitian merupakan sasaran dari apa yang menjadi bahan kajian
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi objek adalah wakaf secara produktif di Masjid Abu
Bakar Sari Kecamatan Telanaipura kabupaten buluran, kota jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
a. Data kuantitatif, yaitu berbentuk angka atau data numerik. Data yang
dikumpulkan berupa : data jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah sarana
dan prasarana wilayah penelitian, demografi dan lain sebagainya.
49
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. 2018. Hlm. 1.
40
b. Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk bukan angka atau menjelaskan
secara deskripsi tentang kondisi lokasi penelitian secara umum.
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sampel purposive yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu itu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai pengusaha akan
memudahkan peneliti menjelajahi ibjek situasi sosial yang diteliti. Jumlah
populasi adalah 10 Sampel pada penelitian ini 5 responden (imam dan 4
pengurus Masjid), 3 pengurus sewa ruko dan 2 orang masyarakat.
2. Sumber data
a. Data Primer
Yang dimaksud dengan sumber data primer dalam penelitian adalah
bahwasanya data dapat diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek
risetnya.50 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada pengurus Masjid
Abu Bakar Sari Kecamatan Telanaipura.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung
kepada pengumpul data, seperti melalui orang lain atau dokumen. Sumber data
penelitian diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau berupa
buku (manajemen wakaf produktif), memo, dan bukti-bukti yang ada. Dalam
penelitian ini, sumber informasi utama adalah literatur yang berhubungan langsung
dengan subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memahami,
menjelaskan, dan mengutip teori atau konsep dari literatur, baik berdasarkan
referensi buku, jurnal, maupun sumber lain yang terkait dengan pembahasan dalam
penelitian ini.
50
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif (Remadja Karya), hlm. 253.
41
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sumber bukti yang stabil untuk pengujian dan oleh karena
itu digunakan sebagai data untuk membuktikan penelitian. Teknik dokumentasi
51
Prof. Dr. Sugiyono. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung. Hlm. 64.
42
digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk membantu memperoleh data yang
dibutuhkan.52 Data yang peneliti tersebut gunakan dapat berupa catatan pribadi,
catatan harian, foto dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian
manajemen pengelolaan tanah wakaf produktif tersebut.
Setelah reduksi data, langkah selanjutnya ialah menampilkan data. Dalam studi
kasus kuantitatif, penyajian data tersebut dapat dibuat dalam bentuk table, grafik,
diagram elektronik, piktogram, dll. Dengan penyajian data, data diurutkan,
diurutkan sebagai hubungan agar lebih mudah dipahami.
BAB IV
Masjid Abu Bakar Sari berdiri pada tahun 2014 silam. Di awal-awal
pembangunan menjadi sebuah Masjid, Pembangunan berawal ketika semasa hidup
Alm. Abu Bakar dan istrinya, ingin mendirikan sebuah masjid di kawasan Kota
Jambi, namun keinginan keduanya tidak dapat terwujud, karena Allah SWT
memanggil keduanya pada tahun 2013 lalu. Karena impian itulah, pada tahun 2014
lalu, keluarga Alm akhirnya mendirikan sebuah masjid megah di atas tanah seluas
50 tumbuk, di beri Nama Masjid Abu Bakar Sari dan selesai tahun 2015. Masjid
Abu Bakar Sari yang diambil dari nama kedua orang tuanya didesain cukup cantik
dan kekinian tanpa mengurangi unsur kenyamanan dalam beribadah. Tanah Masjid
tersebut merupakan tanah pribadi, Namun kepengurusan masjid tetap melibatkan
warga sekitar. 54
54
Data Masjid abu bakar sari kecamatan telanaipura diambil tanggal 01 juli 2022.
45
terealisasi. Setelah kedua orang tua H. Azuardi berpulang 2013 silam dia bersama
tujuh saudaranya berinisiatif membangun masjid untuk orang tuanya, Mereka
bermufakat untuk membangun masjid dari harta yang ditinggalkan orang tua , yang
mana kekurangannya ditutupi dengan cara urunan.55
Adapun kegiatan yang dilakukan pada masjid tersebut baik itu pengajian dan
kajian-kajian islami diantaranya :
55
Wawancara Bersama Bapak H. Azuardi (Ketua Pengurus Masjid Abu Bakar Sari), 01 Juli
2022.
46
qur’an dan menyadari bahwa pentingnya membaca al-qur’an bukan hanya sibuk
menggunakan urusan dunia namun juga wajib memikirkan akhirat. Selain itu dapat
menambah ilmu pengetahuan buat ibu-ibu supaya dapat mendidik anak-anaknya
agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
b) Pengajian TPA
Pengajian ini dilakukan setiap hari selepas sholat maghrib hingga sholat isya’.
Sedangkan buat tenaga pengajarnya adalah marbot Masjid tersebut. Pengajian ini
diikuti oleh anak-anak yang berada di sekitar Masjid dan anak-anak panti asuhan
kaum dhuafa yang cukup banyak56.
Pengajian ini sama seperti pengajian TPA yakni di ikuti oleh anak-anak panti
asuhan, bukan hanya anak-anak panti asuhan saja, tetapi yang ada di lingkungan
masjid maupun anak-anak dari luar yang ingin belajar mengaji. Untuk tenaga
pengajar dalam pengajian PAMI ini adalah imam-imam masjid yang ada di Masjid
Abu Bakar Sari tersebut. Pengajian ini dimulai sesudah sholat maghrib dan berakhir
ketika sholat isya‟ tiba.58
56
Wawancara Bersama bapak H. Azuardi (ketua pengurus Masjid Abu Bakar Sari) 01 Juli
2022
57 Wawancara Bersama bapak Angga (Pengasuh Panti Asuhan Masjid Abu Bakar Sari) 22
Februari 2023
58
Wawancara Bersama bapak Zuhdi Arif (Wakil Pengurus Masjid Abu Bakar Sari) 22
Februari 2023
47
KETUA
H. AZUARDI
WAKIL KETUA
ZUHDI ARIF
SEKRETARIS BENDAHARA
1. USTAD MUHAMMAD
2. UST. M. H. THOHIR
MPD
PENGURUS WAKAF
KETUA 1. M. ASRORI
M. ASRORI 2. LUKMAN
HAKIM
Masjid Abu Bakar Sari merupakan salah satu masjid yang ada di Kecamatan
Telanaipura Kelurahan Buluran Kenali yang mempunyai wakaf produktif.
Awalnya tanah masjid ini merupakan milik pribadi dan diwakafkan begitu juga
wakaf produktif yang dimiliki Masjid Abu Bakar Sari pada saat ini.
48
Wakaf produktif yang dimiliki Masjid Abu Bakar Sari yakni sewa ruko.
Usaha sewa ruko tersebut terletak di sebelah kanan Masjid Abu Bakar Sari.
Usaha sewa ruko sudah ada sejak tahun 2020 dan memiliki ukuran 5x4 meter.
Dan terdapat 5 pintu, ruko bisa di sewa setengah tahun dihargai Rp. 3.000.000
dan pertahun dihargai Rp. 5.000.000.59
59
Wawancara Bersama bapak H. Azuardi (ketua pengurus Masjid Abu Bakar Sari) 01 Juli
2022
60
Wawancara Bersama bapak H. Azuardi (ketua pengurus Masjid Abu Bakar Sari) 01 Juli
2022
49
1. Perencanaan (planning)
“Untuk wakaf produktif di Masjid ini yaitu usaha sewa ruko. Kemudian
hasil dari wakaf produktif tersebut masih digunakan untuk kesejahteraan
Masjid. Baru-baru ini ada renovasi kamar mandi Masjid. Kemudian hasil dari
wakaf tersebut rencanannya mau dikembangkan untuk usaha lainnya seperti
koperasi”.61
“Harta wakaf produktif Masjid Abu Bakar Sari tersebut ialah usaha sewa
ruko. Rencanannya mau renovasi toilet dari hasil wakaf produktif tersebut”62
61
Wawancara Bersama bapak H. Azuardi (ketua pengurus Masjid Abu Bakar Sari) 01 Juli
2022
62
Wawancara Bersama bapak Zuhdi Arif (Wakil pengurus Masjid Abu Bakar Sari) 01 Juli
2022
63
Wawancara Bersama Ustad Angga (Selaku Bendahara Masjid Abu Bakar Sari) 01 Juli
2022
50
Tabel 1.1
2. Pengorganisasian (Organizing)
64
Wawancara Bersama Bapak H. Azuardi (Ketua Pengurus Masjid) 01 Juli 2022
65
Wawancara Bersama Bapak Muhammad Asrori (Salah Satu Nazhir) 01 Juli 2022
52
3. Kepemimpinan (Leading)
4. Pengawasan (Controlling)
“Pengawasan ini dilakukan oleh ketua Masjid Abu Bakar Sari dan juga
anggota nazhir dalam mengelola wakaf yaitu dilakukan dengan secara langsung
maupun secara lisan. Pengawasan langsung misalnya ketua Masjid Abu Bakar
Sari atau nazhir terjun langsung ke dalam kegiatan yang dilakukan”.67
66
Wawancara Bersama Bapak Zuhdi Arif (wakil pengurus masjid) 01 Juli 2022
67
Wawancara bersama bapak H. Azuardi (ketua pengurus masjid) 01 Juli 2022
68
Wawancara Bersama bapak Muhammad Asrori (salah satu nazhir) 01 Juli 2022
53
Dalam hal proses perwakafan di Masjid Abu Bakar Sari, ketentuan wakaf
sudah memenuhi rukun dan syaratnya, antara lain:69
69
Ros Malasari, “Praktik Pengelolaan Wakaf Produktif Ditinjau Dari Hukum Positif Dan
Hukum Islam”. Skripsi.
54
Wakaf produktif berupa lima ruko yang dikelola dengan sistem sewa,
dimana hasil dari pengelolaan wakaf produktif tersebut di masukkan ke dalam
kas masjid dan di manfaatkan sebagai aset untuk kesejahteraan masjid.
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Pemeliharaan Pengembangan
1. lemari mukena untuk ibu-ibu 1. membaiknya fasilitas yang ada di
2. kotak amal masjid
3. mimbar masjid 2. membaiknya ruko yang disewakan
70
Wawancara Bersama Bapak Agung (masyarakat sekitar masjid) 01 Januari 2023
71
Wawancara Bersama Bapak H. Azuardi (Ketua Pengurus Masjid) 07 Januari 2023
56
Sehingga diharapkan manfaat wakaf yang ada di Masjid Abu Bakar Sari ini
lebih bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Tabel 1.5
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kas Masjid pada tanggal 26 mei 2023
mencapai Rp.93.870.000., dari data tersebut bisa dilihat bahwa pengeluaran
Masjid Abu Bakar Sari hanya sebatas kesejahteraan belum digunakan untuk
mengelola masjid agar menjadi lebih produktif.
datang sesuai dengan tujuan wakaf. Wakaf Islam adalah membangun harta
produktif melalui kegiatan investasi dan produksi, dan wakaf juga
mengorbankan kepentingan sekarang untuk konsumsi demi tercapainya
pengembangan harta produktif yang berorientasi pada sosial, dan hasilnya juga
akan dirasakan secara bersama oleh masyarakat yang akan datang.
72
Said, Pengantar Ekonomi Islam Dasar-Dasar Dan Pengembangan, hal. 62.
58
73
Al-hadi, Fikih Muamalah Kontemporer, hal. 81-82.
59
“pengelolaan wakaf produktif di Masjid Abu Bakar Sari ada lima ruko yang
disewakan. Dimana sewa ini dilakukan atas persetujuan diantara kedua belah
pihak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan diawal. Sebelum
penyewa ingin menyewa ruko tersebut, maka terlebih dahulu aipenyewa
membayar sewa ruko. Tapi jika si penyewa kekurangan dana maka nazhir
masih memberikan kesempatan untuk membayarnya dikemudian hari. Sebelum
Jatuh tempo nazhir akan memberitahu kepada si penyewa terlebih dahulu
bahwa pembayaran sewa ruko tersebut telah mencapai masa pembayaran
tanggal sekian.”
Pada mulanya hasil dari sewa aset tersebut seluruhnya diberikan untuk
masjid karena waktu itu keadaan keuangan masjid masih minim dan juga masih
dalam tahap pembangunan. Sehingga nazhir tersebut lebih mementingkan
finansial Masjid Azizi dan mereka bekerja berdasarkan keikhlasan dan tidak
menginginkan balasan di dunia tetapi balasan di akhirat kelak.
74
Fahmi medias, “wakaf produktif perspektif ekonomi islam” volume IV No 1 juli 2010,
Jurnal ekonomi islam, hlm. 82
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masjid Abu Bakar Sari tersebut. Pada aspek Controlling, belum terlaksana
dengan baik, karena sistem pengawasan yang jarang dilakukan serta hanya
melalui lisan yang tidak dibarengi dengan mensurvei langsung ke lapangan.
Sehingga pengelolaan wakaf ditinjau dari aspek
Perencanaan,Pengorganisasian, Leading dan Controlling, belum dapat
berjalan dengan baik.
2. Pemanfaatan hasil wakaf produktif di Masjid Abu Bakar Sari belum
maksimal. Karena hasil wakaf produktif hanya digunakan untuk
pemeliharaan, pengembangan dan juga untuk bidang dakwah (keagamaan).
Sedangkan belum ada pemanfaatan di bidang ekonomi dan juga kesehatan.
Sehingga manfaat dari hasil wakaf produktif yang ada di Masjid Azizi
belum bisamembantu ekonomi masyarakat yang ada di sekitar masjid.
3. Tinjauan ekonomi Islam terhadap wakaf produktif di Masjid Abu Bakar
Sari tidak bertentangan dengan syari‟at Islam. Karena, dalam
pelaksanaannya berupa penyewaan harta wakaf produktif di Masjid Azizi
yang penulis lakukan tidak ditemukan adanya unsur riba atas keterlambatan
pembayaran, jikapun ada keterlambatan atas pembayaran tersebut nazhir
masih memberikan waktu dan kesempatan untuk membayarnya.
B. Implikasi
C. Saran
1. Kepada pengurus Masjid Abu Bakar Sari agar dapat menjalankan tugas
dengan baik dan lebih terstruktur. Baik itu pengurus Masjid maupun nazhir
yang mengelola wakaf produktif harus lebih kreatif serta inovatif dalam
mengelola dan mengembangkan wakaf agar bisa dilakukan secara mandiri.
A. BUKU
Al-Qur’an. 2019. Cv Penerbit Kementrian Agama RI
Indonesia, ed., Paradigma Baru Wakaf Di Indonesia, Ed. rev., cet. 3. Jakarta.
Penerbit : Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam. 2006.
La, Ode Alimusa. Manajemen Perbankan Syariah Suatu Kajian Ideologis dan
Teoritis, kedua.Bandung. Penerbit: Deepublish. 2020.
Abdul, Hakim. Manajemen Harta Wakaf Produktif Dan Investasi Dalam Sistem
Ekonomi Syari‟ah. Jurnal Riptek .,4 (2).2010.
Aprita, Nuryani, Dian Meliza, and Meri Yuliani. Pengelolaan Wakaf Produktif
Di Desa Marsawa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat.
Lis, Siska Sulistiani. Wakaf Uang Pengelolaan dalam hukum Islam dan Hukum
Positif di Indonesia, pertama Syakir, “Pemberdayaan Ekonomi Umat
Islam Indonesia Melalui Wakaf Produktif.
Muh, Lukman Suardi. Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Makassar .2020.
Said, Abadi. Jurusan Manajemen Zakat Dan Wakaf Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,” n.d. Sinar
Grafika, 2022.
75
Wawancara Bersama Ustad Angga (Selaku Bendahara Masjid Abu Bakar Sari)
mengambil keputusan dilakukan
dengan sistem musyawarah
Bersama pengurus masjid.76
76
Wawancara Bersama lukman hakim (sebagai nazhir)
77
Wawancara bersama lukman hakim (selaku nazhir)
- Menurut bapak/ibu - Lumayan membantu, tetapi belum
dengan adanya wakaf banyak yang mengetahui tentang
produktif yang ada di wakaf produktif tersebut, hanya
masjid Abu bakar sari sekedar mendengar saja.
tersebut apakah
merasa terbantu atau
tidak?
DOKUMENTASI
Foto Masjid Abu Bakar Sari
A. Identitas Diri
Nama : Anisa Ika Septiara
NIM : 501180035
Tempat, Tanggal Lahir : Sungai bahar, 10 September 2000
Alamat : Sungai Bahar, Desa Suka Makmur Kabupaten Muaro
Jambi
E-mail : nisaikaa08@gmail.com
Nama Ayah : Alm. Suwardi
Nama Ibu : Rini Lestari
C. Kemampuan
1. Microsoft Office Word , Exel, Power Point
2. Bahasa Indonesia (Aktif) Bahasa Inggris (Pasif)
3. Kemampuan membuat video online
D. Moto Hidup : “Jika Kamu Tak Dapat Melakukan Hal Yang Besar, Lakukan
Dari Kecil Namun Dengan Cara Yang Hebat”
.