Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH

ISLAMIC CENTER JAKARTA UTARA

● KELOMPOK= TURU WKWK

1. AGUNG LISTIYANTO
2. AKMAL MANDANI
3. MUHAMMAD ISMAIL
4. RISFANDI WIJAYA
5. SAFA ARAMSYAH
6. MUHAMMAD FAIRUZ
7. AYU LESTARI
● SEJARAH JAKARTA ISLAMIC CENTER

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic


Centre) adalah sebuah lembaga yang berdiri di eks Lokasi Resosialisasi
(Lokres) Kramat Tunggak, Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

Awalnya masjid ini menempati lahan bekas kawasan rehabilitasi


pelacuran terbesar di Asia Tenggara, yaitu Kramat Tunggak. Kemudian
atas prakarsa ulama setempat dan atas dukungan Gubernur DKI Jakarta
saat itu Sutiyoso, akhirnya kawasan tersebut dihancurkan, dan diubah
menjadi masjid

Sebelum dibangun menjadi sebuah masjid yang megah, area Jakarta


Islamic Centre mulanya adalah sebuah area lokalisasi Kramat Tunggak
yang dianggap sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara pada era
1970-1999.
Hal ini dibuktikan dengan terdapat 300 orang WTS dengan 76 orang
mucikari dan jumlah yang terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Dicapnya wilayah ini sebagai area lokalisasi terbesar di Asia Tenggara
membuat masalah baru terjadi pada masyarakat di sekitar Kramat Tunggak
Dengan banyaknya penilaian buruk mengenai lokasi Kramat Tunggak
membuat hadirnya bayak desakan dari ulama dan masyarakat agar Panti
Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak ditutup.
Berkat desakan para warga sekitar, penelitian pun dilakukan dan ternyata
banyak penolakan dari warga sehingga direkomendasikan penutupan
Lokasi Resosialisasi (Lokres) Kramat Tunggak ( LANJUT BAWAH )

*FOTO SEBELUM JADI ISLAMIC TEMPAT AWALNYA KRMAT


TUNGGAK
Berkat desakan para warga sekitar, penelitian pun dilakukan dan ternyata
banyak penolakan dari warga sehingga direkomendasikan penutupan
Lokasi Resosialisasi (Lokres) Kramat Tunggak
Hingga akhirnya di tahun 1998 dikeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta
No. 495/1998 tentang penutupan panti sosial yang dilakukan paling lambat
tahun 1999.
Tak sampai di situ, masalah lain pun ikut muncul setelah adanya
penutupan Lokres Kramat Tunggak.
Salah satu masalah yang sempat menjadi perdebatan adalah gagasan
baru atau alih fungsi terhadap lokasi bekas Kramat Tunggak tersebut.
Beberapa masyarakat mengusulkan pembangunan pusat perdagangan,
perkantoran, dan lain sebagainya.
Namun, gubernur Jakarta yang memimpin saat itu, H. Sutiyoso memiliki
gagasan lain untuk alih fungsi area bekas lokasi resosialisasi tersebut.
Mantan Gubernur Sutiyoso memiliki ide untuk membangun Islamic
Centre.
Keputusan ini dilakukan oleh Sutiyoso dalam rangka menyatukan
kelompok yang awalnya berbeda-beda.
Dalam upaya mendapatkan banyak dukungan untuk membangun sebuah
Islamic Centre, Sutiyoso melakukan Forum Curah Gagasan dengan
seluruh elemen masyarakat untuk mengetahui dukungan atas idenya
tersebut.
Dengan melakukan beberapa konsolidasi, akhirnya Gubernur Sutiyoso
mendapatkan banyak dukungan dan gagasan untuk membangun Jakarta
Islamic Centre (JIC)
Hal ini juga dikemukakan Gubernur Sutiyoso kepada Prof. Azzumardi
Azra (Rektor UIN Syarif Hidayatullah) di New York.
Mendapatkan respons positif dari segala lapis praktisi baik lokal maupun
internasional, akhirnya ide mendirikan Islamic Centre terlaksana.
Sebelum mendirikan Islamic Centre di Jakarta, Sutiyoso dan tim
melakukan studi komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris, dan
Prancis.
Setelah semua persiapan matang, akhirnya dikeluarkan SK Gubernur
KDKI No. 99/2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta
Islamic Centre).
Arsitektur bangunan Jakarta Islamic Centre ini dirancang oleh arsitek
spesialis masjid Ahmad Numan atau Ir Muhammad Numan.
Pembangunan Jakarta Islamic Centre kabarnya menghabiskan waktu
pembangunan selama satu tahun lebih yang diresmikan oleh Sutiyoso pada
4 Maret 2003.
Masjid legendaris di Jakarta ini berdiri di atas lahan seluas 109.435 meter
persegi yang memiliki luas bangunan sebesar 2.200 meter persegi yang
mampu menampun 20.680 jamaah.
● Masjid yang telah berdiri sejak tahun 2001
Hingga saat ini.
KERONOLOGI KEBAKARAN DI MASJID RAYA
JAKARTA ISLAMIC CENTER

Dia mengatakan, awalnya ada empat


orang saksi yang merupakan pekerja
dari PT. Dwi Agung Sentosa
Pratama. Mereka tengah melakukan
renovasi atap kubah Masjid Jakarta
Islamic Center
Renovasi tersebut menggunakan
bahan tripleks. Saat akan memasang tripleks atap kubah masjid
tersebut, para saksi melelehkan membran [aspal gulung] untuk
menempelkan bahan atap menggunakan alat bakar,” kata Slamet
dalam keterangannya
Dikatakan, percikan api diduga dari alat bakar yang mengenai glasbul
sampai timbulnya api.
Kemudian, para saksi berupaya memadamkan api, namun api semakin
membesar dan akhirnya seluruh kubah Masjid Jakarta Islamic Center
terbakar.
“Kemudian datang 9 unit Damkar yang dipimpin oleh Bapak Eko
Budiyanto melakukan penanganan kebakaran,” lanjutnya.
Slamet mengimbau agar warga untuk tidak mendekat di lokasi
kejadian. Belum ada korban jiwa yang dilaporkan dan kerugian materi
belum dapat ditaksir.
Menurutnya penyebab pasti kebakaran tersebut masih diteliti.
Sampai saat ini tidak ada korban jiwa yang di laporkan
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau
langsung lokasi kebakaran kubah Masjid Jakarta Islamic Center di
Tugu Utara, Jakarta Utara, Rabu
Area kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre telah habis dilahap api
pada Rabu, 19 Oktober 2022 kemarin.
Kabarnya, kebakaran ini terjadi mulai pukul 15.00 WIB dan berhasil
dipadamkan pada pukul 17.00 WIB atas bantuan sejumlah unit mobil
pemadam kebaran dan personel yang dikerahkan.

Menurut informasi yang beredar, kebakaran di Masjid Jakarta Islamic


Center (JIC) terjadi ketika renovasi di area kubah masjid.

Anda mungkin juga menyukai