OLEH :
2020130015
PRODI ARSITEKTUR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Masjid Istiqlal. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa
khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Penyusun
A. Sejarah Masjid Istiqlal
1) Perencanaan
Dewan Juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal, terdiri dari para
Arsitek dan Ulama terkenal. Susunan Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai
ketua, dengan anggotanya Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo, Ir. Djoeanda Kartawidjaja, Ir.
Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim
Amrullah (HAMKA), H. Aboebakar Atjeh, dan Oemar Husein Amin.
Setelah dewan juri menilai dan mengevaluasi, akhirnya ditetapkanlah 5 (lima) peserta
sebagai nominator. Lima peserta tersebut adalah :
Prasasti Peresmian Masjid Istiqlal tahun 1978 Tujuh belas tahun kemudian, Masjid
Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan
penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978,[19] ditandai
dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan
diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh miliar rupiah) dan
US$. 12.000.000 (dua belas juta dollar AS).
B. Ciri-ciri Arsitektur
Dengan berkunjung ke masjid ini, jamaah dan wisatawan dapat melihat keunikan
arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Indonesia, Timur Tengah,
dan Eropa. Arsitektur Indonesia tampak pada bangunan yang bersifat terbuka dengan
memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis serta letak masjid yang
berdekatan dengan bangunan pusat pemerintahan. Kemudian pada bagian dalam kubah
masjid yang berhiaskan kaligrafi merupakan hasil adopsi arsitektur Timur Tengah. Masjid ini
juga dipengaruhi gaya arsitektur Barat, sebagaimana terlihat dari bentuk tiang dan dinding
yang kokoh.
Arsitektur Masjid Istiqlal juga menampilkan pendekatan yang unik terhadap berbagai
serapan budaya dalam komposisi yang harmonis. Perpaduan itu menunjukkan kuatnya
pemahaman yang menghargai berbagai budaya dari masyarakat yang berbeda, yang
ditempatkan sebagai potensi untuk membangun harmoni dan toleransi antar umat beragama,
dalam rangka membina kesatuan dan persatuan bangsa.
C.
1) Pintu Gerbang Masjid Istiqlal
2) Kubah
Masjid Istiqlal yang megah ini adalah bangunan berlantai dua. Lantai pertama
untuk perkantoran, ruang pertemuan, instalasi AC sentral dan listrik, kamar mandi,
toilet dan ruang tempat wudhu
Ruangan salat terdapat di lantai pertama tepat di atas lantai dasar, sedangkan
lantai dasar terdapat ruang wudhu, kantor Masjid Istiqlal, dan kantor berbagai
organisasi Islam. Lantai dasar Masjid Istiqlal seluruhnya ditutupi oleh marmer seluas
25.000 meter persegi dipersiapkan untuk sarana perkantoran, sarana penunjang
masjid, dan ruang serbaguna. Jumlah tangga menuju lantai salat utama sebanyak 11
unit. Tiga diantaranya memiliki ukuran besar dan berfungsi sebagai tangga utama yaitu:
satu unit berada disisi utara gedung induk, satu unit berada pada gedung pendahuluan
yang dapat dipergunakan langsung menuju lantai lima, dan satu unit lainnya berlokasi di
emper selatan menuju lantai utama, tangga-tangga ini memiliki lebar 15 meter.