Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi nilai Ketuhanan di dalam Buku

Mr. Crack dari Parepare (Autobiografi B. J. Habiebie)

BJ Habibie lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Parepare. Ia merupakan anak


keempat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Djalil Habibie dan R.A. Tuti
Marini Puspowardojo. Kelahiran BJ Habibie di Parepare melibatkan seorang bidan yang
disebut "Sanro" dan seorang bidan yang bernama Italoge Indo Melo. Ini mencerminkan
tradisi dan proses kelahiran yang umum di daerah tersebut.

BJ Habibie dikenal sebagai seorang anak yang serius dan rajin. Ia senang membaca
buku dan senang mengerjakan sesuatu. Ia juga memiliki semangat untuk belajar dan
menggali pengetahuannya. BJ Habibie mengikuti pengajaran agama sejak kecil dan belajar
mengaji bersama teman-temannya. Ia rajin dan cepat menghafal bacaannya.

BJ Habibie memiliki hubungan yang erat dengan adiknya, Fanny. Mereka sering
bermain bersama dan saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan. Saat BJ Habibie
jatuh sakit di masa kecilnya, keluarganya mencari pengobatan tradisional, termasuk dengan
bantuan seorang raja yang memberikan air yang dijampi. BJ Habibie percaya pada
pengobatan tradisional dan menganggapnya sebagai bagian dari agama.

Keluarga Habibie mengungsi selama Perang Dunia II karena wilayah mereka


menjadi sasaran perebutan antara Jepang dan Sekutu. Ini menggambarkan bagaimana
perang memengaruhi kehidupan keluarga tersebut.

Pada tahun 1994, BJ Habibie menerima penghargaan Edward Warner Award dari
ICAO atas kontribusinya dalam bidang penerbangan sipil, yang menjadi pengakuan dari
seluruh dunia terhadap prestasinya. BJ Habibie diminta melakukan wawancara. Satu di
antara beberapa pertanyaan yang membuat BJ Habibie kaget adalah pertanyaan: "Dr.
Habibie, ketika ICAO didirikan 50 tahun yang lalu, Anda sedang di mana dan sedang
berbuat apa?" la menjawab: "Pada waktu itu, pada pukul 10.00 pagi waktu Chicago sama
dengan pukul 22.00 atau pukul 10.00 malam waktu Indonesia Bagian Timur. Lima puluh
tahun yang lalu, tak ada orang menyangka atau terpikirkan bahwa anak kecil yang berusia
delapan tahun, pukul 10.00 malam sedang membaca Al-Qur'an di rumah Bugis dari kayu
dan bambu di pinggir hutan, tempat pengungsian saya bersama keluarga dan lima puluh
tahun kemudian menerima penghargaan tertinggi dari International Civil Aviation Award.”

Yuda Gumilar | 231121032 | 1A - TKS


Saya melihat bahwa BJ Habibie adalah seorang individu yang memiliki semangat
belajar, tekad untuk sembuh dari penyakit, dan keterlibatan dalam pengobatan tradisional
sebagai bentuk pengaplikasian agama. Selain itu, hubungannya yang erat dengan
keluarganya, terutama dengan adiknya, Fanny, sangat berarti baginya. BJ Habibie juga
mengalami pengalaman berharga selama masa perang dan akhirnya menjadi tokoh yang
dihormati dalam bidang penerbangan sipil.

Banyak sekali bentuk manifestasi nilai ketuhanan dalam diri seorang BJ Habiebie,
bentuk manifestasikan tergambar pada hubungan antar manusia, karakter dalam dirinya
mengalami cinta, kasih sayang, dan pengampunan. Mengajarkan untuk saling mengasihi dan
memaafkan, yang merupakan cerminan dari kasih Tuhan Yang Maha Esa.

Bj Habibie menjadikan dirinya sebagai teladan yang mengajak untuk merenungkan


kuasa Tuhan dalam segala aspek kehidupan, mengingatkan bahwa ketuhanan dapat
ditemukan dalam setiap sudut kehidupan jika bersedia melihatnya. Dengan begitu, dapat
mendekatkan diri pada Sang Pencipta dan Kehidupan yang lebih bermakna.

Yuda Gumilar | 231121032 | 1A - TKS

Anda mungkin juga menyukai