Manifestasi Nilai Ketuhanan Di Dalam Buku
Manifestasi Nilai Ketuhanan Di Dalam Buku
BJ Habibie dikenal sebagai seorang anak yang serius dan rajin. Ia senang membaca
buku dan senang mengerjakan sesuatu. Ia juga memiliki semangat untuk belajar dan
menggali pengetahuannya. BJ Habibie mengikuti pengajaran agama sejak kecil dan belajar
mengaji bersama teman-temannya. Ia rajin dan cepat menghafal bacaannya.
BJ Habibie memiliki hubungan yang erat dengan adiknya, Fanny. Mereka sering
bermain bersama dan saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan. Saat BJ Habibie
jatuh sakit di masa kecilnya, keluarganya mencari pengobatan tradisional, termasuk dengan
bantuan seorang raja yang memberikan air yang dijampi. BJ Habibie percaya pada
pengobatan tradisional dan menganggapnya sebagai bagian dari agama.
Pada tahun 1994, BJ Habibie menerima penghargaan Edward Warner Award dari
ICAO atas kontribusinya dalam bidang penerbangan sipil, yang menjadi pengakuan dari
seluruh dunia terhadap prestasinya. BJ Habibie diminta melakukan wawancara. Satu di
antara beberapa pertanyaan yang membuat BJ Habibie kaget adalah pertanyaan: "Dr.
Habibie, ketika ICAO didirikan 50 tahun yang lalu, Anda sedang di mana dan sedang
berbuat apa?" la menjawab: "Pada waktu itu, pada pukul 10.00 pagi waktu Chicago sama
dengan pukul 22.00 atau pukul 10.00 malam waktu Indonesia Bagian Timur. Lima puluh
tahun yang lalu, tak ada orang menyangka atau terpikirkan bahwa anak kecil yang berusia
delapan tahun, pukul 10.00 malam sedang membaca Al-Qur'an di rumah Bugis dari kayu
dan bambu di pinggir hutan, tempat pengungsian saya bersama keluarga dan lima puluh
tahun kemudian menerima penghargaan tertinggi dari International Civil Aviation Award.”
Banyak sekali bentuk manifestasi nilai ketuhanan dalam diri seorang BJ Habiebie,
bentuk manifestasikan tergambar pada hubungan antar manusia, karakter dalam dirinya
mengalami cinta, kasih sayang, dan pengampunan. Mengajarkan untuk saling mengasihi dan
memaafkan, yang merupakan cerminan dari kasih Tuhan Yang Maha Esa.