Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 1
2020
B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago. Habibie kemudian
belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie
melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH
Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diploma ingenieur pada 1960 dan gelar doktor
ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Pekerjaan dan Karir
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang
berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan
presiden Soeharto.
Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978
sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan
keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-
lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi, khususnya pula
dalam industri strategis yang dikelola oleh PT. IPTN, PINDAD, dan PT. PAL. Targetnya,
Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi
Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.
Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, dimana saat itu ia diangkat sebagai Presiden
Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999).
Masa Kepresidenan
Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto pada
masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh
wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk
sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana
Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi.
Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan
berpendapat dan kegiatan organisasi.
Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kukuh bagi Indonesia,
pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai
Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi
daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan
akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi
daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi
masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional.
xz Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa"bila Presiden
mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia
diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra menganggap
bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan
ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan
maka presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".
ANALISIS KEPRIBADIAN
Tokoh Nasional yangkami ambil adalah bapak B.J Habibie karna bapak B.J Habibie
memiliki ketekunan yang baik, pantang menyerah. Contohnya saja pada pengalaman
pendidikannya. B.J Habibie bahkan melanjutkan penerbangannya di Jerman. Bapak B.J Habibie
memiliki perkembangan yang terus berkembang. Menurut teori Carl Gustav Yung dalam hidup
setiap manusia selalau ada perkembangan yang konstan dan kreatif sehingga melakukan
perkembangan ke arah yang lebih sempurna.
Kesadaran B.J Habibie tidak pernah berubah dalam lingkungan yang berbeda. B.J Habiie
tetap menjadi dirinya yang terus menerus ingin berkembang meskipun sudah dalam lingkungan
yang berbeda termasuk setelah dia menikah dia bekerja di jerman dan bahkan menjadi Presiden
RI pada masa itu. Meskipun lingkungan berbeda tetapi B.J Habibie tetap pada Fungsi Jiwanya.
Sikap jiwa B.J Habibie yaitu sikap kepribadian Ekstravers, dimana B.J Habibie membuka
dirinya terhadap dunia luar. Maksudnya B.J Habibie membuka dirinya/ mudah bergaul sehingga
dia dapat dikenal banyak orang di Dunia dan bahkan sehingga teorinya dikenal dan diterima oleh
banyak orang “teori crack”.
Ketidak sadaran personal B.J Habibie yaitu menyangkut segala pengalaman pengalaman
dalam hidupnya serta yang tak terlupakan serta hanya .J Habibie saja yang memilikinya dengan l
lingkungannya.
Kesimpulan
Teori Carl Gustav Jung hampir semua berkaitan dengan B.J Habibie dimana B.Jhabibie
adalah tokoh yang memiliki sikap jiwa Ekstravers. Dia juga memilki Ketidaksadaran Kolektif
dan personal namun pada kesadaran kolektif tidak mencakup semuanya pada diri Habibie
contohnya Great Mother (Ibu yang bijak) dan juga The Shadow (bayangan) karna kami tidak
menemukan sikap buruknya pada biografinya.
B.J Habibie juga sesuai dengan dasar kepribadian Teori Carl Gustav Jung dimana
theologia dan kausalitas. Kepribadian B.J Habibie tidak berubah bahkan ketika dia sudah
menikah dan bekerja di Jerman serta ketika menjadi presiden Indonesia.
Hidup setiap manusia selalau ada perkembangan yang konstan dan kreatif sehingga
melakukan perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Seperti itulah kepribadian B.J Habibie
yang mengarah ke arah yang lebih sempurna.