Anda di halaman 1dari 33

KONSEP KEPRIBADIAN JOHN B.

WATSON &
B.F SKINNER

KELOMPOK 8
- EZZA ARIANTY (1971041002)
- GHINAA MAHARANI M. (1971042059)
- FANNY ERDANINGSIH (1971042117)

MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019/2020
TEORI KEPRIBADIAN JOHN B. WATSON

A. TENTANG RADIKAL BEHAVIORISME


Radikal behaviorisme dimulai oleh penolakan John B. Watson atas metode
instropeksi psikologi, metode yang menggunakan keadaan batin dengan
penjelasan perilaku.Watson ingin membuat sebuah eksperimen sains, jadi dia
menghilangkan setiap upaya untuk mempelajari pikiran, tahap kesadaran, atau
hal lainnya yang tidak dapat diamati oleh publik.
Radikal behaviorism dimulai dengan teori Watson sebagai indikasi apa yang
dianggap Watson. Sampai hari ini, radikal behaviorsime masih mendapat
konotasi yang negative dari beberapa psikolog namun, kebanyakan psikolog
hanya menunjukkan tingginya tingkat konsistensi dan ketelitian (Shceneider&
Morris, 1987)

B. SEJARAH JOHN B. WATSON


 Masa Kecil Watson: Penderitaan Panjang Ibu, Ayah yang eksplosif
John Broadus Watson lahir di Greenville, South California pada tahun 1878
dan meninggal di New York pada tahun 1958.Adalah anak dari Emma Roe
Watson, dan Pickens Butler Watson.Ibunya adalah seorang yang bekerja di South
California Baptist sebagai mentri teologi, ibunya berharap, John bisa mengikuti
jejaknya untuk berkarir di kementrian.Pengaruhnya memberikan John ambisi
sampai tahun terakhirnya di Princeton Theological University.
Ayahnya adalah seorang yang dikenal jahat di South Calfornia.Dia
meninggalkan rumah pada umur 16 tahun untuk memperoleh tentara konfederasi,
dimana dia mendapatkan reputasinya dan bekerja sembrono.Dia seorang
peminum alcohol, dia suka marah tiba-tiba dan targetnya adalah keluarga, tean
dan tetangga.Dia tidak menentu, mungkin bersifat kasar, suami yang tidak bisa
ditebak, suka marah, dan ayah yang tidak selalu ada untuk anaknya.Dari
perspektif kontemporer, gejala ini membawa kita untuk menyadari bahwa
serangan pascrataumatik telah berkembang saat perang sipil. Saat John B.
Watson lahir, Emma dan Picken adalah orang buangan. Mereka dijauhi oleh
tetangganya karena keagresifan Pickens.Dia gagal sebagai petani dan memilih
menjadi “pengembara”, dimana dia kembali dengan waku singkat dan kadang-
kadang.
Emma Watson memiliki keyakinan yang kuat membantu mengatasiya secara
baik di keadaan susahnya.Dia ingin ingin yang lebih untuk anaknya daripada
memiliki kehidupan yang miskin, sendiri, dan kesulitan.Pada tahun 1980, dia
menjual peternakannya dan pindah beserta keluarganya ke Greenville, South
Carolina, dimana pendidikannya lebih baik dan adanya peluang ekonomi.
John muda memiliki cara yang berbeda untuk membuat lelucon teman
kelasnya di Greenville. Dia beraksi agresif dan mendapatkan nama “Swats”
untuk kecendrungannya berkelahi dengan penyiksanya dan yang lain. John
ditangkap sekali saat berkelahi dan kali kedua saat memakai senjata api dalam
batas kota. Sebagai biographer Kerry Buckley menyimpulkan, masa remaja
Watson sangat bermasalah.Seperti ayahnya, dia sangat agresif dan impulsive.
 Tahun Perkuliahan Yang Ambisius
Pada tahun 1894, saat umur 16 tahun, Watson memasuki program persiapan
kuliah di Furman University.Pada saat itu, tidak ada sekolah umum di South
Carolina dan kampus yang menawarkan program “sub-mahasiswa” untuk
mahasiswa yang menunggu untuk melanjutkan pendidikan mereka.Watson
seorang yang cerdas dan remaja yang ambisius, dan kuliah adalah tujuannya.
Meskipun, dia mempunyai kelas yang rendah dan lulus umur 16 tahun di kelas
22 dari Furman 5 tahun kemudian. Dia mendapat keduana yaitu sarjana dan
master dari Universitas.
Biografer Watson menjelaskan bahwa, walaupun dia sangat cerdas, dia sangat
ambivalen menuju sukses.Watson adalah seorang remaja yang cerdas dan
ambisius.“Watson terus menerus berjuang untuk pencapaian dan persetujuan dari
kehormatan”.Sebagai contohnya, Watson dilaporkan memiliki hubungan dengan
salah satu professor psikologi, Gorfon B. Moore.Moore telah belajar di
Universitas Chicago dibawah Filosofer terkemuka, John Dewey. Menurut
Watson, Moore mengatakan di kelasnya bahwa semua mahasiswa yang kembali
di ujian finalnya dengan halaman dalam urutan terbalik akan gaga kursus. Diluar
perlawanannya, Watson melakukannya dan segera gagal.Kelulusannya ditunda
satu tahun.
Meskipun memiliki kelas yang buruk, Watson menyusun surat ke presiden
Universitas Chicago dan meminta untuk diterima sebagai mahasiswa doctor. Dia
mendeskripsikan dirinya dengan sangat akurat di surat sebagai mahasiswa yang
miskin tapi bersemangat untuk maju. Dia sangat mampu untuk mendapatkan
surat rekomendasi dari presiden Universitas Furman dan hasil yang besar atas
dukungan pribadi, Watson dianugerahi beasiswa dari Universitas Chicago.
Pelopor radikal behaviorisme sedang berada di jalannya untuk lulus.
 Watson di Akademik: Menuju Titik Puncaknya
Universitas Chicago tersedia lingkungan yang inteektual dimana lingkungan
yang baru muncul melalui pendekatan experimental untuk psikologi sangat
bermekaran.Watson mengambil kursus dengan Jaacques Loeb, seorang zoologist
yang berpikir bahwa pengetahuan sains sangat dimengerti dan dikontrol perilaku
organismenya.Watson tertarik dan digenggam idenya oleh Loeb dan experiment
psikologi di Chicago.Sebagai mahasiswa lulusan, dia memulai untuk
mengembangkan dan melakukan serangkaian percobaan perintis yang
menyebabkan berkembangnya behaviorisme radikal.
Ditahun sebeleum dia meraih doctor, Watson memiliki beberapa pekerjaan
dalam sekali untuk mendukung dirinya dan secara bersamaan berjuan untuk
menjadi mahasiswa teratas di jurusannya. Disekitarnya pada saat yang sama,
seorang gadis muda yang ia inginkan menolaknya. Gejala yang dilaporkan
muncul telah dikombinasikan dengan kecemasan, insomnia, dan depresi.Dan ada
yang mengatakan bahwa dia stress. Dia tidak bisa tidur, diikuti oleh cahaya
selama beberapa kali saat dia tidur.Watson memantu kembali dengan jalan
panjang dan pengejaran laboratoium akademik.
Watson melihat lapisan silver dipengalaman gelapnya. Dia menulis bahwa
pikirannya diterima di “bagian terbesar” pada ide Freud, hanya seperti pikirannya
lebih berhati-hati di hidupnya, atau saat ia letakkan “lihat langkahnya”. Watson
menanam moda lagi dengan secara penuh di pekerjaanya dan pola latihan dan
aktivitas intelektual melanjutkan melewati banyak lagi dihidup ini.
 Watson yang kurang ajar
Hidup Watson saat di universitas sangat heboh.Dia memperkenalkan dirinya
sebagai seorang yang berani, lelaki muda yang tampan dan romantic tapi secara
pribadi sangat dicuriai sangat intim dimanapun.Dia berakting sebagai orang yang
kurang ajar.Memantulnya hubugannya, Watson tertarik dengan Mary Ickes,
seroang wanita berumur 19 tahun dari keluarga yang terkemuka.Saudara laki-laki
Mary. Harold Ickes, seorang pengacara yang sukses yang menjadi anggota
cabinet Franklin Roosevelt presidensial, dia menghina Watson dan membuat
tidak ada rahasia atas perasaanya. Harold sangat tidak percaya Watson dan
berpikir bahwa dia seorang yang nakal.
Watson dan Mary menikah diam-diam pada tahun 1903 menghadapi resiko
kakaknya.Mereka tidak lagi hidup bersama pada tahun pertama karena Harold
mencoba untuk memisahkan mereka dan mengirim Mary untuk tinggal bersama
tantenya.Rupanya, Harold berfikir bahwa Watson dan Mary tidak menikah tapi
hanya bertunangan.Seorang gadis muda yang sebelumnya menolak Watson untuk
masuk di hidupnya selama masa mereka dipisahkan. John d an Mary akhirnya
mengadakan upacara pernikahan secara public pada tahun 1904. Pada waktu
yang sama, dia mengaku bahwa dirinya telah memiliki banyak hubungan dengan
banyak wanita.
Watson menerima doctor di universitas Chicago pada tahun 1903 pada umur
25 tahun dan menjadi PhD termuda di univeristas itu.4 tahun selanjutnya Watson
bekerja sebagai instruktur di psikologi. Penawaran keahlian lain datang unuk
menjadi pelopor di psikologi behavioral. Alhasil, dia menerima penawaran dari
universitas Johns Hopkins untuk menjadi guru besar dengan gaji $3,500, sebuah
gaji yang besar.Watson berangkat untuk Johns Hopkins, dimana dia membuat
sejarah psikologi dengan kerja laboratorium dan menulis.Watson siap untuk
menyebarkan kertas pernyataan kelahiran orientasi baru atas radikal
behaviorisme.Kertas ini “psikologi sebagai pandangan behaviorisme” sangat
menarik untuk akademik psikologi dan komunitas intelektual umum lainnya.
 Akhir Karir Watson di Akademi
Di Baltimore, Watson tidak hanya membuat tandadi lapangan psikologi tapi
dia menjadi terlibat salah satu urusan berzinah yang terlalu banyak, dimana
dipublikasikan serta percobaan perceraian yang karirnya diakhiri oleh John
Hapkins.
Beberapa waktu selama 1906-1907, mantan kekasih Watson muncul kembali di
kehidupannya.Kakak iparnya, Harold Pickens, menyewa seorang detektif yang
melaporkan bahwa Watson dilihat bersama wanita itu.Harold mempengaruhi
Mary untuk menceraikan Watson, dan dia mencoba untuk mencoba memecat
Watson dari universitas, tapi Harold gagal pada keduanya berkat intervensi dari
salah satu rekan Watson di universitas.
Pada musim salju pada tahun 1919-1920, akan tetapi, terbukti terlalu skandal
untuk universitas. Watson dan asistennya Rosalie Rayner memulai bekerja pada
reaksi kondisi emosi dengan bayi “si kecil Albert B”, pada serangkaian studi
ditakdirkan untuk menambah ketenaran Watson.Watson dianggap eksperimen ini
sebagai demonstrasi bahwa emosi sangat mudah diakuisisi reflex
kondisinya.Tapi reputasi Watson mendekati zenith, dia dan asistennya menjadi
terlibat perzinahan.
Dalam contoh terbaru atas ketidakpercaayan pada Mary, Watson melampaui
apa yang bisa ditolerir pada masyarakat dan komunitasnya. Perselingkuhannya
dengan mahasiswa muda, Rosaline Rayner menjadi pengetahuan public
menyebabkan masuk di Koran. Faktanya bahwa keluarga Rosalie seorang yang
terkemuka di politik dan ekonomi Baltimore dan Watson seorang professor
terkemuka di Johns Hapkins dan lapangan psikologi sangat mudah untuk
menambahkan pakan ternak untuk keinginan public skandal tersebut. Mary
Watson, masih sakit hati dari suaminya yang lebih dulu memiliki hubungan
gelap, mencuri beberapa surat cinta Watson untuk Rosalie. Hasil perceraian
dengan hasil hancurnya karir Watson di John Hopkins.Mantan koleganya pun
menhindarinya.
Setelah perceraian Watson pada tahun 1920, dia menikahi Rosalie
Rayner.Sementara itu, dia membangun karir diluar kehidupan akademiknya.
Akhirnya, dia mendapatkan posisi sebagai biro iklan terkemuka, dimana dia
dibawa untuk menanggung intelegen yang sama dan keuletan bahwa dia terbukti
sukses mengganti wajah psikologi. Pada saat yang sama, dia juga mampu
menulis buku psikologi popular dan artikel yang menjaga namanya sebelum
publik dan komunitas akademik.

C. RADIKAL BEHAVIORISME WATSON

Watson tidak ingin menjadi sederhana. Dia berjuang dan berhasil untuk
membuat sesuatu yang luar biasa. Dia sangat brilian dan bekerja tanpa lelah
untuk menjadi bintang di lapangan psikologi. Pada saat yang sama, dia sangat
rajin dan pada saat yang sama akan sangat mengejar para wanita untuk sebuah
skandal pribadi. Akhirnya, dia mampu masuk dan mendapatkan kesuksesan di
lapangan periklanan, dimana dia mundur sebagai penolakan hasil di dunia
akademik.
Apakah ada hubungan antara sejarah hidup Watson dengan pendekatan
behavioral untuk psikologi?Mungkin pendekatan psikologi Watson terhubung
jalannya memahami asal-usul perilaku dan emosi sendiri. Dia sangat baik
memiliki kesimpulan bahwa dia ditolak oleh ayahnya dan sulit dan lingkungan
yang tak terduga selama masa kecilnya yang miskin untuk ketidakstabilannya,
kemarahan dan keterasingan. Ahli sejarah hidupnya berindikasi bahwa dia adalah
orang dengan pemikiran yang hebat, ia tampaknya tidak mampu untuk mengganti
yang paling rusak. Satu juga yang mungkin bahwa Watson menghindar pada sisi
mulus perilaku manusia, perasaan dan emosi di kerja ilmiah tercermin hanya
sebuah titik buta menuju perasan dan empati dengan orang lain di seluruh
pengalamannya.

John B. Watson pendiri teori radikal behaviorisme, kepribadian yang


membingungkan telah dipecahkan dengan anggapan bahwa pikiran, salah
satunya sadar dan ketidaksadaran karena tindakan. John B. Watson menemukan
solusi.

Watson bereaksi kepada tradisi atas introspeksi psikologi, sebuah pendekatan


yang menekankan bahwa yang terpenting adalah introspeksi individu “melihat
kedalam” dan lalu menggambarkan pikiran dan tahap mentalnya.Watson
mempertimbangkan banyak pendekatan tak ilmiah dan tidak dapat dipercaya.
Tambahan, Watson mengkritik tambahan tekanan Freud pada proses
ketidaksadaran.

Watson juga mempublikasikan kerja kondisional Pavlolv (1927, 1928)


digunakan sebagai kunci ilmu komplek semua tindakan manusia.Watson
mengerti kondisonal klasikal Pavlov secara otomatis dan tanpa sengaja.Binatang
dan manusia bisa memperoleh perilaku yang dikondisikan tanpa rasa takut, dan
menyediakan dengan tepat yang telah tersusun. Bagaimanapun juga proses
menengahi mental seperti belajar pertanyaan Watson, seperti Pavlov,
mempertimbangkan penyimpangan untuk menjelaskan atau mengerti penyebab
perilaku. Ini adalah konsep Pavlov,

1. Stimulus tak bersyarat (UCS)


Sebelum pengaruh keadaan, peristiwa ini dapat dipercaya dan otomatis
responnya bergerak cepat bahwa sebelum datang memerlukan pengalaman
dengan stimulus.
Ex: air liur ---- kelopak mata (kedipan)
UCS (air liur)  UCR (full kedipan)
2. Respon yang tak Bersyarat (UCR)
Sebelum pengaruh kedaan, perilaku ini biasanya reflex, dan dapat
dipercaya dan otomatis responnya bergerak oleh UCS.
Ex: air liur to eyelid elicits a FULL KEDIPAN
UCS (air liur)  UCR (full kedipan)
3. Stimulus yang bersyarat
Sebelum pengaruh keadaan, CS adalah peristiwa yang netral dan otomatis
respon yang tidak diercaya; tapi tersusun jadi CS mendahului UCS dengan
sepersekian detik untuk nomor percobaan, CS akan membangkitkan respon
bahwa UC menyerupo anticipasi dalam UCS, tapi dimana dikurangi pada
besarnya dan lambatnya waktu respon.
Ex: suara sebelum 20 kali airpuff dan kurangi kecepatan
Untuk 20 kali: CS (suara) + UCS (air liur)  UCR (kedipan)
Lalu 21 selanjutnya: CS (suara)  (mengurangi kedipan)
4. Respon bersyarat
Respon belajar dipercepat oleh antisipasi CS dalam UCS; tapi hanya CS
yang menyerupai UCR reflex karena besarnya dan latensi (waktu respon) dan
dikurangi.
5. Kepunahan
Pemotongan UCS (air liur) saat menyajikan pengulangan CS (suara)
sampai CS tidak lagi dipercepat CR (mengurangi kedipan).Organisme
berhenti berkedip saat suara nada ada.

D. KONDISIONING PADA LITTLE ALBERT


Watson menunjukkan bahwa respons emosi dapat terkondisikan saat ia
menerapkan teori Pavlov, yang dikembangkan melalui studi tentang hewan,
melalui pengondisian Litte Albert, seorang anak laki-laki berumur 11 bulan
(Watson dan Rayner, 1920). Mereka mengondisikan ketakutan terhadap tikus
dengan membuat suara yang menakutkan dan keras (memukulkan palu ke
batangan baja-suara yang diketahui sangat ditakuti oleh Little Albert) untuk
megagetkan Little Albert saat ia dihadapkan pada seekor tikus, atau saat ia
berusaha meraih tikus tersebut dengan penuh minat. Tidak lama kemudian, Little
Albert akan menangis walaupun hanya sekedar melihat tikus tersebut.
Generalisasi juga ditunjukkan saat Little Albert juga menjadi takut terhadap
benda benda berbulu lainnya, termasuk kelinci, anjing, dan mantel bulu. Little
Albert yang malang bahkan takut melihat janggut sinterklas. Penelitian ini
menunjukkan pada kita bahwa respons emosi yang terkondisikan terhadap satu
stimulus dapat kemudian menyebabkan reaksi emosi terhadap bermacam macam
kejadian atau stimuus yang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa stimulus netral
apapun dapat memancing emosi. Watson yakin bahwa dengan cara itulah
kepribadian kepribadian dibentuk. Karena yakin bahwa ide Freud mengenai
dasar seksual dari kepribaian adalah sesuatu yang aneh, watson meledek para
pengikut aluran Freud dengan mengatakan bahwa ketakutan Little Albert
terhadap bulu akan diinterpretasikan leh seorang psikoanalisis sebagai produk
pengalaman awal Little Albert dengan rambut kemaluan.

E. ASUMSI DASAR RADIKAL BEHAVIORISME WATSON


Berikut ini ada 4 asumsi dasar pendekatan Watson :
1. Kelangsungan evolusi: Perilaku manusia dan hewan tidak berbeda.
Perilaku manusia berbeda dari hewan diantaranya hanya di tingkat
kompleksitas. Bentuk seleksi alamiah spesies human untuk beradaptasi ke
lingkungan yang kompleks, tapi perilaku tetaplah perilaku, tidak peduli
organismenya. Studi tentang perilaku sederhana hewan memegang janji
dalam penumpahan cahaya dalam kompleks perilaku manusia.
2. Reduksionisme: perilaku dapat dianalisis dalam komponen peristiwa
psikologi dan biokimia pada pusat system saraf dan otot perifer
3. Determinasi: perilaku oleh karena stimulasi sebelum dan tidak pernah
kecelakaan, acak atau “bebas”. Tahap mental adalah epiphnomenal dan
tidak kasual.
4. Empiris: hanya dapat diobservasi, diukur peristiwanya memiliki dampak
pada organisme; hanya dapat diobservasi bisa menjadi ilmu yang
diverifikasi.

F. PANDANGAN UTAMA WATSON


1. Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology).Yang
dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga
perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan
sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga
tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt
dan covert, learned, dan unlearned .
2. Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku.
Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat
penting (lihat pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini
pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat
deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan
berdasarkan akan kebebasan.
3. Dalam kerangka pikiran-tubuh, pandangan Watson sederhana saja. Baginya,
pikiran mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan
dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson
menolak pikiran secara total. Ia hanya mengakui tubuh sebagai obyek studi
ilmiah. Penolakan dari kesadar, jiwa atau pikiran ini adalah ciri utama
behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun
dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah psikologi mencatat
pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap
konsep jiwa dan pikiran. Tidak heran bila pandangan ini di awal mendapat
banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu behaviorisme justru
menjadi populer.
4. Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus
menggunakan metode empiris. Dalam hal ini metode psikologi adalah
observasi, kondisioning, testing, dan laporan verbal.
5. Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya
sebagai refleks yang tidak dipelajari, hanya milik anak-anak yang tergantikan
oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti
bersin, merangkak, dan lain-lain.
6. Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan
Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar
perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency
dan frequency.Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak
law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses conditioning yang
kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek Albert). Kelak
terbukti bahwa teori belajar dari Watson punya banyak kekurangan dan
pandangannya yang menolak Thorndike salah.
7. Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan
William James. Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan
oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana
sesuatu dijadikan kebiasaan. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
8. Proses pikiran dan perkataan terkait erat. Thinking adalah subvocal talking.
Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat
disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih dapat
diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya.
9. Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku
dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi adaljah
ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku.Pandangan ini dipegang terus oleh
banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. Dengan penolakannya pada
mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan kembali semangat
obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi riset-riset empiris
pada eksperimen terkontrol.

G. RADIKAL BEHAVIORISME DAN PSIKOPATOLOGI


Pandangan Watson mengenai psikoipatologi berfokus pada belajar pola
kebiasaan pengelakan rasa sakit dan nafsu makan. Psikopatologi anjing di
bayangan skenario punya daya tarik pada perangkap pendalilan Watsonian, atas
jenis mental stress yang tidak bisa diamati karena perilaku “penyakit” anjing. Poin
Watson bahwa sejarah kondisioning Watson membuat penjelasan psikopatologis
yang irrelevant.
1. Sudah sangat jelas dari kesediaan Watson untuk menggunakan contoh
binatang atas psikopatologi bahwa kepercayaannya pada kelangsungan
evolusi pada pemakaian perilaku untuk perilaku abnormal maupun
perilaku normal.
2. Suatu aspek dari reduksionisme Watson memberikan contoh pada
pernyataan yang tegas bahwa ada arah hubungan antara anjing belajar
perilaku patologikal dan gejala gejala biologi organik yang berkembang.
Niscaya responnya mencampuri dengan makan yang normal dan
pencernaan memiliki efek yang negatif pada kesehatan anjing.
3. Watson menyempurnakan determinasinya dengan menujukkan
desakannya bahwa perilaku anjing seutuhnya dapat diterangkan pada
waktu sejarah conditioning. Perilaku itu bertekad dan sah menurut hukum.
Memanipulasi rangkaian stimuli dan respon bisa memproduksi keluaran
yang diinginkan walaupun saat keluaran berisi perilaku bahwa
dipertimbangkan abnormal atau patologikal. Selain itu aplikasi prinsip
conditioning harus juga dapat membuka pembelajaran original atau
mengantinya dengan pembelajaran yang baru.
4. Empirisme Watson menemukan bahwa psikopayologi anjing adalah tanda
beberapa pokok, hipotesis “penyakit mental”. Gejala adalah perilaku.
Tidak ada tanda atas konflik ketidaksadaran. Mereka tidak
menggambarkan apa apa tapi kondisi dibawah perilaku kompleks belajar.
Pengamatan gejala anjing adalah psikopatologi.

H. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN


 Kelebihan Teori Behavioristik :
- Dapat membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab peserta didik.
- Kontrol dan rekayasa terhadap proses belajar dan pembelajaran atau lebih luas
lagi rekayasa terhadap system pendidikan bisa dilakukan secara terarah, jelas,
dan pasti.
- Cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan unsur-unsur
seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, dsb.
- Murid diajarkan untuk mandiri, sehingga guru tidak banyak memberikan
ceramah.
 Kekurangan Teori Behavioristik
- Membuat peserta didik menjadi pasif. Respons atau perilaku hanya
menggunakan metode drill atau pembiasaan. Munculnya perilaku akan kuat
bila diberi penguat (reinforcement) misalnya hadiah dan akan semakin lemah
bila dikenai hukuman (punishment).
- Untuk menerapkan teori behaviorisme tergantung pada tujuan pembelajaran,
sifat materi pelajaran, karakteristik siswa serta media dan fasilitas.
- Memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, dan tidak
berubah.
- Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada
peserta didik.
- Jika salah dalam penerapan teori akan mengakibatkan pembelajaran tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai center, otoriter komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus di
pelajari siswa.
B. TEORI KEPRIBADIAN B. F. SKINNER

BF Skinner Lahir: 1904 Susquehanna, Pennsylvania


Meninggal: 1990 Cambridge, Massachusetts

1. Skinner’s (Less) Radical Behaviorism

Pada akhir 1930-an, behaviorisme akan mengalami perubahan


besar. Seorang psikolog eksperimental muda di University of Minnesota,
bertahun-tahun sebelumnya, menemukan jawaban atas krisis pribadi dalam
empirisme radikalnya John Watson. Teori dan metode yang akan
dikembangkannya memberikan alasan ilmiah untuk teori perilaku yang
mendominasi psikologi sampai 1960-an. Burrhus Frederic Skinner (1938)
memperluas behaviorisme Watson melampaui tingkat pengondisian Pavlovian
ke dalam arena perilaku sukarela yang lebih kompleks.

Dalam behaviorisme Skinner fokus pada fitur-fitur yang paling relevan


dengan subjek kepribadian. Dalam contoh berikut, tema utama dari akun
Skinner tentang perilaku manusia dan beberapa perbedaan dari behaviorisme
John Watson disoroti. Perilaku anak bukanlah perilaku refleks. Tidak ada
stimulus pemicu yang teridentifikasi. Dan ada banyak kemungkinan
tanggapan yang dapat dilakukan oleh anak, masing-masing memiliki
konsekuensi yang berbeda.

2. Skinner’s Empirical Law Of Effect

Pada akhir 1930-an, Skinner, Watson dan Thorndike, mampu


menunjukkan bahwa berbagai perilaku dapat diperoleh, diubah, dan diatur
dengan memanipulasi konsekuensinya di laboratorium. Namun, Skinner
berpandangan pada teori Watson yang lebih suka menghindari istilah
mentalistik seperti kesenangan dan kepuasan yang mendukung deskripsi
langsung dari peristiwa yang dapat diamati. Sedangkan Thorndike mengaitkan
keuntungan yang menyenangkan dengan hadiah makanan. Adapun, Skinner
lebih suka mengatakan bahwa makanan hanya yang menguatkan. 

Oleh karena itu, Skinner menyarankan bahwa Hukum Efek Thorndike


dilabel ulang sebagai "Hukum Efek Empiris" dan dengan terbatas dalam arti
pernyataan sederhana tentang hubungan antara perilaku yang dapat diamati
dan konsekuensinya (Skinner, 1950, 1953, 1974). Selama empat dekade
berikutnya, Skinner mengabdikan dirinya untuk meneliti spesifikasi hubungan
tersebut dan inti dari penelitiannya disebut Theory Of Reinforcement atau
teori penguatan. Skinner lebih suka istilah yang lebih deskriptif dan netral
antara positif dan negatif untuk menggambarkan reinforcers. Selain itu,
dikenal ilmiah dan menjadi model empirisme radikal dan determinisme.
Skinner menunjukkan bahwa model Pavlov adalah proses refleks di
mana ada koneksi yang diperlukan dan sebangun antara stimulus dan respon
sebagai berikut : S→R.
Kedua urutan (stimulus sebelum respon) dan hubungan antara
keduanya (jalur sistem saraf otonom) yang "aneh" dalam organisme. Skinner
mengacu pada teori conditioning Pavlov sebagai perilaku responden untuk
menekankan kekakuan hubungan stimulus-respon. Tetapi perilaku sukarela
tidak refleksif, tidak selalu dipicu oleh rangsangan pendahuluan dan berperan
dalam operasi terhadap lingkungan untuk menghasilkan beberapa efek.
Fitur kunci yang memungkinkan penguat untuk menjadi efektif dalam
membentuk perilaku adalah bahwa stimulus penguat akan bergantung pada
respon tersebut. Berikut tabel mengenai kunci dari konsep penguatan atau
reinforcement (Monte &Sollod, 2003):
Konsep Definisi Contoh
Penguat positif Setiap peristiwa stimulus yang orang tua memuji ketika
(Reward) memperkuat (meningkatkan anak-anaknya berbagi
kemungkinan) respon mainan dengan adik
mengikuti mereka hal tersebut guna
meningkatkan kesenangan
dan rasa berbagi saat
dewasa.
Penguat negatif Setiap peristiwa stimulus yang kritik tentang menjadi
(bantuan) memperkuat (meningkatkan "gemuk" dihentikan atau
kemungkinan) respon yang dicegah dengan diet.
menghilangkan penguat negatif
Hukuman Permusuhan atau stimulus Memukul tangan anak saat
positif (rasa menyakitkan diterapkan sebagai hendak mencapai toples
sakit) respon untuk mengurangi kue menekan respon anak
frequenksi.Tidak sama dengan untuk mencapai toples
penguat negatif karena perilaku kue.
melemah dan menguat dan
hukuman bisa berlanjut selama
perilaku.
Hukuman Hukuman mungkin juga Menangguhkan jajan atau
negatif melibatkan penghapusan cemilan anak sebagai
(menghilangka penguat positif. hukuman karena telah
n imbalan) berbohong.
Kepunahan Menghilangkan penguat Menahan untuk memuji
(extinction) sementara subjek membuat anak saat anak
respon diperkuat sebelumnya menunjukkan perilaku
sampai probabilitas respon berbagi bahkan ketika
turun ke tingkat dasar. anak meminta perhatian
untuk itu.
Operant Perilaku sukarela yang dapat Berjalan, berbicara, dan
beroperasi pada lingkungan berbagai perilaku
untuk membuat perubahan manipulatif lainnya.
penting dalam menjamin
penguatan.
Bentuk "cetakan" final, respon yang mengendalikan pujian
(shaping) kompleks dari "potongan- instruktur meningkatkan
potongan" tanggapan dengan presisi dari siswa karena ia
memperkuat perkiraan yang memandu mobil lurus ke
lebih tepat dari respon akhir depan, menahan pujian
yang diinginkan. dari pendekatan terbaik
terakhir.
Penguatan Memberikan penguatan Jadwal Interval: menerima
parsial (jadwal) berdasarkan jadwal sehingga gaji seminggu sekali.
tidak setiap respon diperkuat.
Jadwal dapat mengikuti pola Jadwal rasio: salesman
waktu sehingga penguatan yang auto yang dibayar dengan
tersedia hanya setelah internal jumlah mobil yang terjual.
tertentu, atau jadwal mungkin
didasarkan pada jumlah respon
yang diperlukan sebelum
penguatan tersedia.

3. Illustration Of Operant Conditioning

Untuk melihat bagaimana perilaku dapat dibentuk dan dipelihara oleh


kontingensi-kontingensi penguat, kita dapat meminjam dan memodifikasi
sebuah contoh dari dua ahli teori yang karyanya kami diskusikan lebih teliti
dalam Bab 16 (Dollard & Miller, 1950, pp. 26-30). Inti dari contoh panjang
kita hanyalah untuk menumbuhkan keakraban dengan kosakata teori
penguatan.
Misalkan kita memberitahu seorang gadis enam tahun bahwa kita
ingin memainkan permainan petak umpet khusus. Kami mengatakan
kepadanya bahwa dia bisa mendapatkan ciuman permen, yang kami tahu
adalah camilan favoritnya, dengan menemukan keripik poker plastik, "token",
yang akan kami sembunyikan. Untuk setiap token yang ditemukan gadis itu,
dia akan menerima satu candy kisses.

Anak itu tidak ada ketika kita menyembunyikan token pertama di


bawah tepi bawah buku pusat di rak terendah dari rak buku kecil di dalam
ruangan. Kami membawanya ke kamar dan memberi tahu dia bahwa token itu
ada di suatu tempat di rak buku untuk mengurangi kekayaan perilaku yang
mungkin dilakukan. Dia bersemangat dan bersemangat untuk memulai.

Pada tahap pertamanya, dia memasuki ruangan dan segera berjalan ke


rak buku. Pertama, dia terlihat di bawah beberapa 'buku langka yang dipilih di
rak tengah. Kemudian, berjinjit, ia mengocok beberapa buku di rak paling
atas. Tanpa token dia kemudian berlutut dan menetap pada buku di rak
terendah. Tidak menemukan apa-apa, dia berhenti sejenak dan menatap
seluruh rak buku. Tak lama. dia bersemangat dan lapar. Dengan mengangkat
bahu, dia mulai mencari di bawah buku di rak paling bawah lagi. Menurut
perhitungan kami, dia telah mengambil 37 buku pada titik ketika dia
menemukan token dengan jeritan penemuan. Total waktu yang berlalu pada
percobaan pertama ini adalah 210 detik.

Dengan teriakan kegembiraan, gadis itu menyerahkan eksperimen


token dan menerima satu candy kisses, yang ia makan begitu ia bisa melepas
bungkusnya. Untuk pertanyaan: "Apakah Anda ingin bermain lagi?" kami
menerima "Ya!" Pada sidang berikutnya, kita menyembunyikan token dengan
kecerdikan ilmiah luar biasa di bawah buku tengah yang sama di rak
bawah. Penjelajah kecil memeriksa 12 buku sebelum dia mencoba buku yang
sudah dikenalnya. Total waktu yang berlalu pada percobaan kedua adalah 86
detik.

Pada sidang ketiga, gadis itu langsung menuju ke buku yang sama, dan
tidak kecewa. Total waktu yang berlalu adalah 11 detik.

Pada persidangan keempat, percaya bahwa kita harus lebih canggih


daripada sebelumnya, gadis kecil itu membalik 15 buku sebelum
kecurigaannya terangsang cukup untuk melihat di bawah buku tengah di rak
bawah lagi. Total waktu yang berlalu pada percobaan keempat adalah sama
seperti pada percobaan kedua, 86 detik. Total konsumsi permen ciuman:
empat. Pendapat gadis tentang eksperimen psikologis behavioris: berpikiran
sederhana.

Secara empirisme ilmiah hal tersebut dilakukan dengan


menyembunyikan token di bawah buku tengah di rak paling bawah untuk
semua uji coba yang tersisa yang merupakan tempat pertama yang dilihat oleh
gadis itu. Hingga waktu rata-rata per percobaan dikurangi menjadi hanya 3
detik, cukup lama untuk memasuki ruangan, berlutut, dan angkat buku. Pada
titik ini, kita dapat mengatakan bahwa perilaku pengangkatan buku telah
dibentuk dari tanggapan-tanggapan yang mendekati ke satu tanggapan buku-
buku dasar-bawah yang spesifik oleh penguatan positif dari candy
kisses. Bagaimana dengan tokennya? Token adalah penguat sekunder
positif. Mereka sendiri tidak bisa dimakan, tetapi mereka dapat ditebus untuk
penguat permen positif utama. Gadis kecil "bekerja" untuk token karena "mata
uang" ini memiliki nilai "membeli" hadiah langsung. Kami sekarang beralih
ke diskusi tentang konsep teori penguatan yang diilustrasikan oleh prosedur
ini.

Shaping (membentuk)
Dari seluruh perilaku gadis itu, kami memilih respons "memeriksa
buku-buku-buku-tengah." Semua tanggapan pemeriksaan buku lainnya tidak
ditegakkan, dan meskipun itu mungkin tampak tidak menantang baginya,
hanya satu tanggapan yang secara positif yang
memperkuat konsekuensinya. Pada percobaan kelima atau keenam, semua
tanggapan lainnya dikurangi dalam probabilitas, dan respon yang diinginkan
tidak meningkat dalam probabilitas. Proses pemberian aproksimasi berturut-
turut kepada perilaku yang diinginkan disebut sebagai pembentukan.

Reinforcement positive (penguatan positif)

Dalam contoh kita sekarang, alasan mengapa candy kisses adalah


penguat positif adalah yang menstimulus gadis kecil bisa memakannya dan
memuaskan rasa laparnya. Namun, reinforcers positif tidak perlu penggerak
drive biologis untuk memperkuat. Semua yang diperlukan adalah mengamati
stimulus apa yang meningkatkan probabilitas perilaku untuk dapat
menggambarkan stimulus itu sebagai penguat positif.

Premack Principle menyatakan bahwa penguat dapat didefinisikan


dalam hal hubungan antara perilaku probabilitas awal yang berbeda: Perilaku
probabilitas awalnya lebih tinggi (tindakan yang disukai) dapat bergantung
pada perilaku perilaku probabilitas awalnya lebih rendah (tindakan yang
kurang disukai). Perilaku probabilitas yang lebih tinggi adalah penguat
(Premack, 1965).

Titik Skinner dalam mendefinisikan penguat dalam hal efek yang


dapat diamati pada frekuensi perilaku adalah bahwa kita tidak perlu membuat
asumsi tentang apa yang "menyenangkan" atau "menjengkelkan" untuk
makhluk tertentu. 

Negative reinforcement (penguatan negatif)


Kita bisa mengubah aturan permainan sehingga alih-alih mendapatkan
token yang dapat ditukarkan dengan candy kisses, perilaku gadis itu dalam
menemukan token tersembunyi mengubah sirene yang keras dan
membahana. Dalam hal ini, meskipun gadis itu akan kurang termotivasi untuk
bermain game sama sekali, responsnya yang benar akan meningkat dalam
frekuensi oleh penghapusan penguat negatif dari suara yang sangat keras.

Punishment (hukuman)

Perubahan lain dalam aturan permainan akan membuatnya sangat


kurang menarik. Kita bisa memberi tahu anak bahwa untuk setiap respons yang
salah (memilih buku yang salah), dia akan menerima sengatan listrik ringan
dari elektroda yang terhubung ke kakinya, atau hukuman. Kami ragu apakah
anak ini akan bertahan di permainan sama sekali, tetapi untuk tujuan sekarang
menganggap bahwa dia tidak punya pilihan. Atau, kita bisa memainkan
"permainan" dengan aturan ini: Setiap respons salah biaya yang sebelumnya
diperoleh token. Di sini, hilangnya bala bantuan positif sebelumnya sedang
menghukum. Dalam kedua kasus, efek samping emosional merusak motivasi,
dan dalam kedua kasus, perilaku yang kami tujukan untuk menekan (tanggapan
salah) mungkin lebih baik dihilangkan dengan hanya membiarkan tanggapan
yang salah dipadamkan. Dalam versi asli gim dengan token untuk respons yang
benar dan tidak ada konsekuensi untuk yang salah, itulah tepatnya yang terjadi
pada respons yang salah. Mereka "drop out" dari repertoar gadis itu karena
mereka tidak diperkuat — dan permainannya menyenangkan.

Extinction (kepunahan)

Perubahan sederhana dalam prosedur dapat menyebabkan kepunahan


respons buku di bawah-rak-tengah. Kami mengubah lokasi token. Setelah
beberapa percobaan tidak ada penguat untuk memilih buku tengah di rak
paling bawah, gadis itu berhenti memberikan atau "memancarkan" respons
itu. Atau, kita bisa memadamkan perilaku yang lebih luas dari "bermain-to-
token-finding game" dengan tidak menyembunyikan token apa pun. Setelah
beberapa percobaan yang benar-benar tidak berhasil, tanpa cium, daya tarik
permainan akan turun ke nol, yaitu, kemungkinan perilaku bermain game
semakin berkurang.

4. Schedules Of Reinforcement

Selain dari memberikan hadiah untuk setiap perilaku, Skinner pun


mengeksplorasi schedules of reinforcement atau penguatan sebagian. Ketika
rutinitas game sudah terjadi dengan baik dengan memiliki setiap respons
sukses yang diperkuat dengan candy kisses, kita bisa membuat game lebih
menantang. Kami memberi tahu gadis itu bahwa untuk menerima candy kisses
yang biasa, dia sekarang harus menemukan token tiga kali berturut-turut.
Peristiwa itu disebut dengan Continous Reinforcement yaitu reinforcement
yang diberikan setiap kali tingkah laku yang diharapkan muncul. Namun jika
pemberian reinforcement dihentikan, maka tingkah laku tersebut dengan cepat
akan menghilang.
Selanjutnya, dijadwalkan bantuan dengan rasio 3: 1 sehingga anak
harus membuat tiga kali lebih banyak tanggapan untuk mendapatkan satu
penguatan yang sebelumnya dia terima. Peristiwa ini disebut juga Fixed Ratio
yairu pemberian reinforcement setelah respon yang dikehendaki muncul
kesekian kalinya. Anak itu mungkin akan melanjutkan dengan kecepatan
percobaan yang stabil setelah percobaan untuk mendapatkan candy kisses.

Tapi kita bisa mengatakan padanya bahwa permainan akan semakin


sulit. Di bawah aturan baru, dia harus menemukan sebanyak mungkin token
sebelum mendapatkan permen, dan kadang-kadang dibutuhkan tiga token,
terkadang lima, dan kadang-kadang hanya dua; namun, dia tidak akan dapat
memprediksi kemungkinan mana (tiga, lima, atau dua) berlaku pada saat
tertentu Jadwal ini masih merupakan jadwal rasio (rasio 3: 1, 5: 1, dan 2:
1). Namun, muncul secara acak dan disebut dengan Variable Ratio. Strategi
terbaik anak, terutama jika dia lapar, adalah bekerja secepat yang dia bisa
untuk membangun persediaan token sebanyak yang dia bisa.

Kemudian, dijadwalkan dengan menetapkan batas waktu yang


diselingin buzzer dan jam yang dipasang. Lalu diberitahukan bahwa dia harus
menemukan token tersembunyi dalam 10 detik atau dia tidak akan menerima
candy kisses. Tetapi jika dia menemukan token sebelum 10 detik berlalu, dia
harus menunggu hingga detik ke 10 sebelum mendapatkan token. Jadwal ini
disebut Fixed interval karena ketersediaan reinforcement diatur oleh interval
waktu yang tetap konstan dari penguatan ke penguatan. Batas waktu yang
konstan seperti itu mendorong kecepatan respons yang stabil.

Apabila ingin mempercepat dengan terus mengubah batas waktu


dengan cara dari gadis tersebut yakni tidak dapat diprediksi. Kami mungkin
mengatur agar buzzer berbunyi setelah lima detik, lalu setelah tiga detik,
kemudian setelah sepuluh detik, lalu kembali ke lima detik, dan
seterusnya. Jadwal ini disebut Variable Interval karena batas waktu untuk
ketersediaan penguatan terus berubah. Jadwal ini bertujuan untuk
menghasilkan respons yang sangat tinggi dan sangat cepat. Seperti cara gadis
tersebut yaitu membatalkan buku dengan sangat cepat dan terus menerus
hingga waktunya selesai.

Generalization pada stimulus merupakan proses munculnya respon


dari stimulus yang mirip dengan stimulus yang diberi penguat. Contohnya
seperti yang kita amati tanggapan anak memungkinan dalam memilih buku
berwarna merah atau hampir merah akan meningkat. Jika kita membiarkan
sejumlah uji coba berlanjut  di mana tidak ada token hadir, respon anak akan
menurun. Berapa kali sebuah buku diambil tergantung pada seberapa mirip
warnanya dengan warna merah terang asli. 
Sedangkan Discrimination pada stimulus adalah kemampuan dalam
membedakan stimulus sehingga suatu stimulus tidak akan diberi respon.
Contohnya seperti, anak itu menahan respons terhadap rangsangan yang
sangat berbeda dari stimulus yang diperkuat. Dalam game tersebut dengan dia
tidak mengangkat buku hijau, hitam, atau kuning untuk menemukan token
karena mereka tidak cukup mirip dengan buku merah yang selalu memiliki
token.

Skinner merumuskan konsep-konsep ini sebagai hasil pengukuran


respon dalam situasi eksperimental yang dikontrol. Apabila suatu respon
dipertahankan dalam suatu situasi yang baru, maka terjadi generalisasi
stimulus. Namun apabila respon tersebut melemah maka terjadi diskriminasi
stimulus.

5. Solusi Skinner Akan Puzzle Freud

Menurut Monte, C. F., & Sollod, R.N.(2003), skinner


mengonseptualisasikan psikopatologi sebagai suatu respon maladaptif, namun
prinsip – prinsip yang dia konsepkan tersebut berasal dari teori operan.
Laporan Freud tentang psikopatologi berkisar seputar menjelaskan tiga puzzle
utama psikopatologi: keinginan yang tertindas, konflik tak sadar di antara
lembaga-lembaga internal, dan pengalaman kecemasan sebagai pengalaman
ego dari ketidakberdayaannya sendiri. Skinner juga mengembangkan
pendekatan untuk memikirkan ketiga teka-teki sentral ini.

a. Ditekan ulang keinginan dan desakan


1) Solusi puzzle Freud

Keinginan dan desakan yang tak terkendali dalam pikiran bawah


sadar, dari waktu ke waktu, ekspresi samar dalam perilaku secara metafora
terkait dengan keinginan yang mengancam. Gejala-gejalanya misalnya,
kompromi formasi karena keduanya menyangkal dan melambangkan desakan
ingin-menolak dan memuaskan dorongan seksual dan agresif yang terlalu
menyakitkan untuk dikenali secara sadar atau bahkan untuk bertindak.

2) Solusi teka – teki Skinner

Asumsi bahwa perilaku berkaitan dengan kekuatan mental batin yang


memiliki sifat kausal dalam pembentukan perilaku yang tidak dapat diamati,
tidak dapat dijalani, dan juga tidak perlu. Perilaku yang sama dapat dijelaskan
secara lebih dapat diverifikasi dan sederhana dengan cara mencari
kemungkinan reinforcement di mana perilaku itu dihukum atau diberi
penghargaan.

Represi bagi Skinner tidak "melupakan" harapan dan ide yang


mengancam. Teori Skinner menghindari semua asumsi akan keinginan
tersembunyi yang membangkitkan kecemasan. Perilaku
meningkatkan frekuensi, berhenti sama sekali, atau tetap konstan karena
adanya kontingensi penguatan yang terkena. Ketika kontingensi bersifat
permusuhan dan adalah hasil dari kecemasan. Tetapi apa yang dipikirkan
seseorang tentang itu tidak penting. Apa yang dia lakukan tentang mereka
adalah segalanya. Dan bahwa Skinner tidak segan untuk mempertimbangkan
khayalan dan harapan manusia. Namun, dia enggan mengkonseptualisasikan
hal-hal tak teramati seperti kausal, perilaku yang tidak dapat dipikirkan, dan
tidak dapat diprediksi dan dikendalikan.

b. Konflik Bawah sadar


1) Solusi puzzle Freud

Perilaku menipu diri dan kontradiktif mencerminkan struktur


kepribadian universal dari nafsu bawah sadar yang tidak disadari (id),
kecerdasan dan alasan sosial (ego), serta menahan diri secara etika melalui
rasa bersalah (superego). merupakan kemungkinan bagi seseorang untuk tetap
tidak sadar akan penipuan diri, menjadi terbagi, dan berharap untuk kebalikan
dari apa yang benar-benar dia inginkan, hal ini karena masing-masing
individu memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing dengan pada
waktu yang berbeda dapat mengalahkan yang lain.
2) Solusi teka – teki Skinner

Skinner memilih untuk menjelaskan penjelasan tentang perilaku dalam


hal variasi yang dapat diamati dan 'prinsip-prinsip pengkondisian operan.
Konflik yang ditafsirkan ulang oleh Skinner, adalah hasil dari kontingensi
reinforcement yang tidak sesuai. Sebagai ganti dari perang internal Freud dari
agen mental yang saling bersaing, Skinner lebih memilih para reinforcement
yang mempertahankan dan membangun perilaku yang tidak sesuai. Konflik
tidak terdapat pada orang tersebut; melainkan diluar orang tersebut yaitu
dalam pengaturan lingkungan sosial. Tidak ada kepribadian batin yang
menyebabkan konflik perilaku dapat diamati. Hanya ada perilaku yang
dipelajari, beberapa di antaranya didasari oleh tradisi etika sosial kuno yang
mungkin bahkan bertentangan dengan kebutuhan biologis seorang individu.

c. Kecemasan sebagai sinyal ketidakberdayaan yang menimpa


1) Solusi puzzle Freud

Kecemasan merupakan sinyal permusuhan yang dihasilkan oleh ego


ketika ia merasakan bahwa terdapat ancaman internal atau eksternal akan
menguasai mereka. Sifat kecemasan yang dialami ego akan berubah seiring
waktu perkembangan. Namun ketika anak telah menyelesaikan Oedipus
kompleks, sekitar usia enam atau tujuh tahun, anak akan belajar tentang
evaluasi diri tentang perilaku yang "baik" dan "buruk" untuk mengatur
kerentanan ego terhadap kecemasan.  Bagi Freud, keinginan dan gagasan yang
melanggar standar superego akan memicu kecemasan pada ego, dan hal itu
merupakan upaya ego untuk mengendalikan kecemasan yang menghasilkan
psikopatologi.
2) Solusi teka – teki Skinner

Kecemasan merupakan emosi, dan emosi hanyalah suatu kasus khusus


perilaku tak sadar. Yang secara umum, Skinner berpendapat, ketika seseorang
melaporkan bahwa dia merasa cemas, bagian tertentu dari kejadian pada tubuh
sedang menjelaskan. Jadi, ketika orang ketakutan, dikarenakan dia mendeteksi
sendiri detak jantungnya yang cepat dan dirinya yang berkeringat.
Menurut Skinner kecemasan atau emosi apa pun itu bukanlah
penyebab melainkan konsekuensi refleks dari kontingensi penguatan. Perilaku
yang terpapar dengan penguat negatif atau hukuman menjadi sinyal yang
terkondisi dan menimbulkan konsekuensi yang tak menyenangkan dalam
situasi yang sama. Organisme yang   dapat belajar untuk mengantisipasi akibat
negatif dari mendekati pemangsa akan bertahan lebih lama. Namun organisme
belajar melarikan diri agar tidak dimakan, dan menghindari keadaan fisik rasa
takut. Bahkan,seseorang cenderung menempatkan pada reaksi tubuh mereka
perasaan emosi tergantung pada situasi di mana penguatan negatif atau
hukuman terjadi.

Seperti tikus di ruang operan yang belajar agar dapat menghindari


sengatan listrik dengan menekan tuas agar dapat mematikan arus, orang juga
belajar untuk menghindari penghukuman dan konsekuensi permusuhan
lainnya yang terkait dengan perilaku mereka. Dengan demikian gejala
neurotik dapat ditafsirkan, bukan sebagai formasi kompromi yang dirancang
untuk menenangkan agen-agen internal yang agresif, tetapi sebagai perilaku
penghindaran yang dipelajari dan dipertahankan oleh penguatan negatif agar
mencegah konsekuensi yang menyakitkan. Kemudian, untuk mengendalikan
kecemasan perlu untuk memanipulasi rangsangan lingkungan yang
menyakitkan. Dikarenakan tak ada gunanya untuk berfokus pada makna
pribadi dan keadaan tubuh subyektif dengan rangsangan permusuhan.

6. Kelebihan dan Kekurangan Dari Teori Kepribadian Skinner

Menurut Monte, C. F., & Sollod, R.N.(2003), Kekuatan ilmiah yang


besar dari behaviorisme adalah metodenya. Penekanan Skinner pada variabel
yang dapat diamati, diverifikasi, dan dapat dikontrol membantu mengubah
psikologi menjadi ilmu eksperimental.

Teori dan penemuan-penemuan Skinner tidak hanya merangsang


dilakukannya sejumlah penelitian eksperimental yang relevan, tetapi juga
menghasilkan serangkaian penerapannya yang mengagumkan. Konsep
operant conditioning telah diterapkan secara luas pada bidang klinis, baik
dalam psikoterapi individual maupun dalam menciptakan suasana kelompok
yang lebih baik. Dalam bidang pelatihan binatang, baik untuk tujuan-tujuan
hiburan maupun tujuan ilmiah serius dan perekayasaan.

Kemudian, terkait kelemahan dan banyak kritikan yang dilontarkan


pada Skinner adalah bahwa teori yang ia kemukakan tidak dapat dikatakan
teori sama sekali. Skinner kurang menghargai hakekat dan peranan teori
dalam membangun ilmu pengetahuan. Selain itu, Skinner juga
menggeneralisasikan prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang diperoleh pada
manusia dan binatang, dengan hanya sedikit atau tidak sama sekali
memperhatikan perbedaan dan kesamaan antar-spesifik.

C. MENGEVALUASI BEHAVIORISM

Seperti halnya teori kepribadian lainnya, kita akan secara singkat


mengevaluasi behaviorisme dalam bentuk-bentuk penolakan, model agensi
manusia, dan tingkat idiographic atau fokus nomotetik.
1. Refutability

Karena kedua pendekatan Watson dan Skinner didasarkan, pada


tingkat yang berbeda, pada penelitian laboratorium, mereka masing-masing
meminjamkan diri untuk pengujian, masing-masing menghasilkan hipotesis
yang dapat diuji, dan masing-masing dari mereka memiliki bagian dari
konfirmasi dan diskonfirmasi. Konsepsi Watson tentang perilaku manusia
sangat bergantung pada karya awal dalam pengondisian Pavlov dan
didasarkan pada penelitian laboratorium. BF Skinner juga memperoleh
sebagian besar generalisasi dan penjelasannya dari percobaan
langsung. Behaviorisme mendapat nilai tinggi dalam refutabilitas, Sebagian
besar konsep imponan perilaku radikal dapat diuji secara empiris, dan,
meskipun mereka mencakup satu set tertentu (biasanya hewan) perilaku,
mereka sebagian besar telah dikonfirmasi di laboratorium.

2. Behaviorisme dan Human Agency

Watson dan Skinner telah menggambarkan agensi manusia pada


dasarnya sebagaimana ditentukan oleh variabel eksternal. Pada hari Watson,
pandangan orang itu sendiri tentang rangsangan yang dia tunjukkan dianggap
tidak relevan. Meskipun Skinner memungkinkan untuk kepentingan acara
pribadi, seperti pemikiran dan perasaan, variabel-variabel ini tidak memiliki
status kausal dalam akun Skinner.

Skinner telah mengembangkan latar belakang teoritis untuk beberapa


agen manusia yang positif dalam konsep dan metode pengendalian diri (1953,
pp. 227-241). Sama seperti seorang Freudian dapat memperoleh wawasan
tentang kehidupan emosionalnya, Skinner menunjukkan bahwa seseorang
dapat menjadi sadar akan sdmuli yang mengendalikan perilakunya, dan
kesadaran semacam itu dapat menyebabkan orang-orang  memotivasi perilaku
tertentu dengan memilih untuk dipengaruhi oleh satu atau keadaan lingkungan
yang lain.

3. Idiografi Versus Fokus Nomotetik

Pendekatan Watson dan Sknner bertujuan untuk menetapkan hukum


umum atau temuan hukum psikologi manusia. Dan mereka telah
menghasilkan penelitian nomotetik. Dari keduanya,   behaviorisme radikal
anak mungkin paling tidak berhasil, sebagian besar karena pada waktu
Watson dalam sejarah, metodologi pengkondisian adalah primitif dan
konsepsi yang didasarkan adalah primitif. Sebaliknya, Skinner bekerja selama
bertahun-tahun dengan organisme tunggal, mengikuti pendekatan individual
yang dirancang untuk menghasilkan data nomotis. Kurva tingkat respons
untuk jadwal penguatan yang berbeda, berdasarkan data individu yang
dikumpulkan, ternyata menghasilkan hukum yang dapat digeneralisasikan dari
jadwal pengkondisian. Meskipun demikian, ada juga fokus idiografi pada
perilaku dan sejarah pengkondisian organisme tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Monte, C. F., & Sollod, R. N. (2003). Beneath the mask: An introduction to theories
of personality (7th ed.). United States of America: John Willey & Sons, Inc.
Wiji suwarno. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Heri Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.
Bandung: Referens.
Friedman, H.S., Schustack, M.W.,. (2006). Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Modern Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai