Anda di halaman 1dari 5

> Auu Tech!

: Bertiga: Kak Noval tanya dong

Kak Noval: Assalamualaikum Sahabat MMC

Bertiga: Waalaikumsalam kak noval

Kikos: Kak Noval, hari ini kita berencana ke mana kak?

Kak Noval: kali ini kita ke tempat yang akan memanjakan mata.

Bertiga: Hah?

Auu: memanjakan mata? Apa ya? Tempatnya harus cantic, bagus, dan mungkin megah dan besar.

Eci: Eh, Semua tempat peninggalan Islam ya pasti begitu semua.

Kak NOval: Betul, semuanya indah. Kali ini special karena ini adalah destinasi terakhir di old cairo. Nama
tempatnya adalah Khan Al-Khalili. Ada yang tahu apa itu Khan al-Khalili?

Kikos: KAK NOVAL, saya TAHU. Khan Al-Khalili itu pasar ya kak? Yang menjual banyak barang di old kairo,
warna-warni, pokoknya cantic banget deh

Kak NOval: Nah betul. Jadi ‫ خان الخليلي‬adalah sebuah bazaar dan souq yang terkenal di pusat bersejarah
Kairo, Mesir. Dan bukan hanya terbesar, tapi juga penuh warna, sekaligus monumental yang paling kaya
dan paling menarik di kairo.

Eci: gimana ga menarik dan memanjakan mata, coba aja tuh lihat kanan kiri kak Noval. Barang-barang
menarik dan warna warni

Auu: Seperti manggil kita untuk membeli yaaa..

Kak NOval: memang cantic sekali yaaa. Khan Al-khalili ini adalah sebuah bazaar yang terletak di dekat
sabilul kitab sulayman agha al-Silahdar. Nah ini petanya ya. Kairo Islam atau old kairo, khususnya jalan
Mu’iz adalah area yang banyak sekali tempat-tempat menarik dan bersejarah. Salah satunya adalah
khan al-khalili. Dan Khan al-khlaili ini terletak di sepanjang jalan di old cairo ya. Nah di sini saya jalan
terus yaa, sambil saya ceritakan sejarah khan al-khalili ini

Kikos: Kak Noval jalan kaki? Gak naik motor atau mobil kak?

Kak Noval: Tentu saja saya jalan kaki. Disana gak bisa mobil ya, kalaupun mau naik kendaraan itu, ada
kendaraan Namanya TukTuk, kira-kira seperti ini. Cuma saya ingin jalan kaki saja saat di situ sambil
melihat dengan lebih jelas sejarah peninggalan kekhilafahan.

Auu: Wow, sudah kuat ya kak jalan jauh. Karena saya baca, untuk menyusuri khan al-khalili ini butuh 2
jam jalan kaki kak. Kalau saya yang jalan, mungkin baru 5 langkah sudah hah huh hah huh ngos ngosan
minta pergi sambil beli es wawan

Eci: He di situ mana ada es wawan. Hmmm…Anyway kak, ini keren sekali sih kak perjalanan kak Noval.
Eh, ini sabilul kutab ya kak? Yang membentang di tengah jalan ini?

Kak NOval: Iya betul, kalau ini Namanya sabilul kutab Abdurrahman, beda sama sabilul kutab yang
kemaren.

Kikos: Eh ini juga ngelewatin hamam inal, waaahh.. Serasa melihat kampung halaman, meski saya gak
pernah ke sana, tapi gara gara dnegerin cerita kak noval saya jadi ingat sekali tempat-tempat bersejarah
ini hehe > Auu Tech!: Kak NOval: Alhamdulillah, betul kikos. Nah ini saya lanjut jalan. Jadi Khan al-khalili
adalah pusat oleh-oleh di Mesir yang menjual berbagi pernak pernik, gantungan kunci, cendera mata,
pakaian, ayat quran yang ditulis dipelepah kurma, berbagai macam herbal dan masih banyak lagi. Jadi
memang bagus, memanjakan mata gitu. Tapi saat kesana, memang banyak yang tutup yaa, karena
kepagian. Di Mesir itu, busy hour nya itu atau waktu aktifnya itu jam 10.

Auu: PUh jam 10 kak? Gak kyak di sini, jam 6 udah keluar cari nasi pecel, laper kak.. Hmmm

Kikos: Kamu itu mikir makanan terus. Ini bicara mesir, bukan pecel madiun. Gak ada pecel mesir.

Auu: Hehe iyaaaaa…

Eci: Auu dan kikos, sudah-sudah, damai.. Jangan bertengkar terus. Hmm… By the way nih kak noval,
yang bikin saya semakin kagum kak, katanya pasar ini berusia hampir 700 tahun ya kak?

Kak Noval: Benar sekali. Jadi, Bazaar Khan el-Khalili awalnya didirikan pada tahun 1382 oleh Emir
Djaharks el-Khalili, seorang pemimpin militer Mesir pada saat itu. Dia ingin menciptakan pusat
perdagangan yang akan mempertemukan para pedagang dari seluruh Mesir dan belahan dunia lainnya.
Bertiga: wow.

Kikos: Selama itu ya dan masih bertahan, keren ini kak

Kak NOval: Betul, Pasar ini masih berjalan sampai hari ini. Bazaar tersebut dengan cepat menjadi salah
satu pusat perdagangan terkemuka di Kairo pada masa Khilafah. Jadi dulu, seperti yang sudah saya
ceritakan di bab zuweila dan sabilul kutab ya, itu banyak musafir/ibnu sabil yang masuk ke kairo. Nah,
kebanyakan dari mereka ini adalah pedagang yang membawa masuk barang dagangan ke Old Cairo
pakai unta, terus kalau mereka butuh istirahat, dikasih tempat istirahat dan tempat nyimpen barang-
barang mereka. Nah Para pedagang ini menjual segala sesuatu mulai dari rempah-rempah, perhiasan,
hingga kain.

Kikos: Kak NOval, saya coba tebak sebentar kak. KAlau kata teman ngaji Islam saya kak, khilafah itu
sangat memperhatikan kebutuhan rakyat. Khalifah bener-bener meriayah rakyatnya dengan baik. Nah,
jangan-jangan, pasar ini adalah cara khilafah mempermudah rakyatnya membeli keperluan hidup ya
kak?

Kak NOval: Wah, betul sekali. Alhamdulillah kikos ini rajin ngaji dan serius mendengarkan yaa. Betul apa
kata kikos. Seiring waktu, pasar ini berkembang menjadi salah satu pasar terbesar di Timur Dekat
bahkan hingga hari ini. Menurut sejarahnya Khan el Khalili dahulu merupakan sebuah caravanserai atau
semacam penginapan bagi pedagang dari mancanegara dan pusat kegiatan ekonomi.

Eci: yang memanjakan mata ini gak Cuma barang dagangannya kak. Tapi, tempat nya, keseluruhan old
kairo itu emang luar biasa ya kak

Kak Noval: Memang iya, coba kita Lihat ini, balkon rumah-rumah tua yang dihiasi dengan desain
tembaga, bak air tua untuk pedagang yang kehausan dan pedagang yang lewat, toko-toko buatan
tangan dan langit-langit kayu yang kokoh dan sarat dengan seni… Bazar ini mengalami banyak
perubahan selama berabad-abad. Lokasinya relatif tidak berubah sejak pertama kali dibangun. Selain itu
Di wilayah Afrika modern, tidak ada pasar yang lebih tua atau lebih besar dari Khan El Khalili. Fasilitas
perbelanjaan khan al khalili saat ini melebihi area seluas 5.000 meter persegi! Dan setiap hari,
diperkirakan ada 3000 orang yang lewat.

Kikos: Banyak sekali itu ya kak. Wah..

Kak Noval: iya banyak. Jadi memang ramai sekali begitu ya bazaar ini. Di Bazaar ini ya, barang yang di
jual itu kalau kita lihat kanan kiri ya, ada kerajinan tradisional, hasil karya buatan tangan seperti karpet,
kristal, papirus, perhiasan emas dan perak, juga terkenal dengan artefak firaun yang indah, kerajinan
tangan, berbagai batu. Ada juga bagian tekstil. > Auu Tech!: Auu:Wow bajunya sangat berwarna. Eh,
maksudnya mencolok yaa Tapi susunan di gantungnya malah bikin kelihatan estetik. Rasanya kok bagus
banget untuk jadi background foto hehe

Kikos: kali ini aku setuju sama kamu auu..

Kak NOval: Sebenarnya masih banyak yang lainnya. Saya tunjukkan sambil kita jalan aja. Nah, Dampak
dari khan el Khalili pada masa khilafah dulu ya, tepatnya diabad 12 sampai 14 masehi, kairo sampai
berkembang sebagai pusat ekonomi. Di satu sisi, dia bisa mempermudah akses rakyat untuk belanja,
memenuhi kebutuhan hidup. Di sisi lain, dia juga memberikan banyak kesempatan untuk warga negara
khilafah untuk mencari penghasilan, karena di khan ini ada banyak ratusan pekerja. Mulai dari
pedagangnya sendiri ya, terus pengrajin, penjahit, pelukis, pemahat, spesialis baja, besi, batu, kayu, dan
lain-lain.
Eci: Wah lengkap sekali ya kak. Begitulah ketika negara menerapkan aturan Islam kaffah ya kak,
negaranya benar-benar meriayah warganya dengan baik. Semua hal dipikirkan demi kemaslahatan
rakyat.

Kikos: Hmm kalau sekrang jangan di tanya, negara lepas tangan dari urusan rakyat. Ada pasar pun bukan
unutk kemaslahatan rakyat, tapi sekedar untuk keuntungan saja, keuntungan penguasa dan si pemilik
pasar. Justru dipasar itu kak kulihat, ada banyak kejahatan kak, mulai dari kecurangan, pemalakan, dan
permainan harga kak.
Auu: Uh, ke pasar ini bukannya senang tapi malah nambah beban pikiran ibu-ibu kak. Masak kak, bawa
duit 50ribu Cuma dapat sekresek ukuran sedang. Isinya ga banyak. Ya Allah.

Kak Novak: Waduh jadi curhat yaa. Tapi memang benar begitu kalau dalam kapitalisme. Kita lanjut nih,
Jadi begitu kita memasuki kawasan Khan el Khalili banyak sekali terlihat pengunjung dari berbagai
negara, seperti dari Eropah, Afrika dan Asia. Bahkan penjual di sana itu sering mengatakan “Harga
Murah” begitu

Kikos: Hmm itu sangat hapal dengan masyarakat Indonesia. Orang Indonesia suka diskon dan harga
murah, mankanya jualannya juga nawarin “Harga murah”

Kak NOval: iya, betul. Jadi pas jalan itu yaa, banyak yang bilang “ya la.. ya la” kita kayak disuruh berhenti
dan ngelihat lihat gitu loh.

Bertiga: oh!

Auu: apa toko favorite nya kak noval di khan el Khalili. Ada ga kak?

Kak Noval: Oh ada dong. (cerita)

Kikos: Kak Noval pulang-pulang gak beliin kita oleh oleh kak? Uh, ingin kuborong semua

Eci: Hemat kikos.. Jangan hedon. Membeli itu sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Jangan keracunan
pemikiran hedonism kamu ituuu… Muslim itu menghabiskan uangnya di hal yang bisa bawa pahala,
bukan untuk nafsu

Auu: Nah, betul itu eci.. Ck ck ck…. Kasih tahu itu si kikos, cii

Eci: Kamu juga jangan betul-betul aja, muslim itu bersaudara. Mengingatkan satu sama lain itu bukan
untuk memprovokasi keadaan atau menyebar kebencian, tapi karena kita saling sayang. Kamu jangan
bertengkar terus sama si kikos

Auu: Eh, iya ding.. hehe.. maaf ya kikos..

Kikos: IYaa. Perjalanan kali ini sukses bikin kita semua takjub kak. Dari satu lokasi aja nih, yaitu old cairo,
kta disuguhkan dengan fakta betapa luarbiasanya periayahan khialfah kepada rakyatnya.

Kak NOval: Betul, dari serangkaian exploring kita ke old cairo ya, kita dapat pelajaran tentang kehebatan
khialfah dalam seni, pelayanan khilafah dalam kesehatan, bahkan kebutuhan air, pertahanan,
keamanan, dan sekarang ekonomi.. Itulah yang terjadi ketika islam diterapkan secara kaffah, maka
keberkahan di langit dan di bumi akan Allah turunkan.

Eci: Persis seperti kata Allah di al quran surah al a’raf ayat 96


Kak noval: Betul sekali.

Bertiga: Jazakillah khoir kak


Kak Noval: Waiyyakunna khoir

Anda mungkin juga menyukai