Anda di halaman 1dari 26

Metode Simpleks

OLEH RARA SANDHY WINANDA, S.PD., M.SC.


Definisi
Metode simpleks merupakan pendekatan aljabar dalam menyelesaikan program linear,
terutama bagi jumlah variabel yang lebih dari dua. Sedangkan pendekatan grafik dapat
dikatakan sebagai pendekatan geometris (hanya untuk dua variabel) dengan titik ekstrim (pada
grafik) diidentifikasi sebagai pemecahan dasar /basic solution pada simpleks

Metode simpleks mengharuskan setiap batasan dinyatakan dalam bentuk persamaan (bentuk
standar).
Penyelesaian masalah simpleks
Dapat dibagi menjadi empat metode:
1. Metode simpleks primal
2. Metode Big M
3. Metode Dua Tahap
4. Metode simpleks Dual
A. Simpleks Primal
Syarat penyelesaian masalah dengan simpleks primal
1. Semua kendala pada masalah awal program linear berupa ketaksamaan dengan tanda " < “
atau " ≤ “.
2. Semua batasan di ruas kanan bernilai non negatif.

Pada simpleks primal, penyelesaian masalah dimulai dari penyelesaian dasar yang layak
kemudian bergerak menuju penyelesaian yang optimal (melalui iterasi-iterasi).
Langkah pengerjaan
Dapat diringkaskan dalam langkah-langkah berikut:
1. Ubah masalah program linear ke dalam bentuk standar
2. Tentukan pemecahan dasar
3. Bentuk tabel simpleks
3. Uji optimalitas
4. Jika belum optimal, tentukan variabel masuk dan keluar baru
5. Lakukan iterasi tabel simpleks kemudian uji optimalitas lagi.
6. Lakukan kembali iterasi sampai diperoleh penyelesaian optimal.
1. Bentuk Standar
Bentuk standar program linear
1. Fungsi tujuan dalam bentuk maksimum atau minimum
2. Kendala dalam bentuk persamaan.
3. Semua variabel bernilai non-negatif.
Perubahan kendala ke bentuk persamaan
Pada kendala dengan tanda ketaksamaan < 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≤, Contoh pada kendala
tambahkan ruang kiri dengan variabel slack. Variabel
slack biasanya dilambangkan dengan 𝑠𝑖 . 𝑥1 + 2𝑥2 ≥ 6
Pada kendala dengan tanda ketaksamaan > 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥ 3𝑥1 − 2𝑥2 ≤ 5
kurangkan ruas kiri dengan variabel exceed. Variabel
exceed biasanya dilambangkan dengan 𝑒𝑖 . Kendala ini belum dalam bentuk standar sehingga
diubah menjadi bentuk kendala standar sebagai
Sedangkan kendala dengan tanda persamaan tidak berikut.
diberikan tambahan atau pengurangan variabel baru.
𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑒1 = 6
3𝑥1 − 2𝑥2 +𝑠2 = 5
Note: 𝑖 pada 𝑠𝑖 atau 𝑒𝑖 biasanya menyatakan posisi
pada persamaan ke i.
Perhatikan bahwa kita melakukan pengurangan dengan
variabel exceed pada kendala pertama dan
penambahan variabel slack pada kendala kedua.
Kendala non negatif
Jika pada masalah program linear, tidak semua variabel berupa variabel non-negatif, maka
dilakukan perubahan sebagai berikut:
Jika 𝑥𝑖 bernilai negatif maka gunakan perubahan nilai variabel 𝑥𝑖 menjadi
𝑥𝑖 = 𝑥𝑖′ − 𝑥𝑖′′ dengan 𝑥𝑖′ , 𝑥𝑖′′ ≥ 0.
Sehingga diperoleh dua variabel baru yaitu 𝑥𝑖′ , 𝑥𝑖′′ sebagai pengganti 𝑥𝑖 , dimana variabel baru ini
bernilai non negatif.
Contoh 1.
Ubahlah masalah program linear berikut ini ke Solusi
dalam bentuk standar
1. Kendala diubah menjadi bentuk persamaan
𝑀𝑎𝑘𝑠 𝑍 = 𝑥1 − 3𝑥2
3𝑥1 + 5𝑥2 + 𝑠1 = 10
Kendala
−𝑥1 + 𝑥2 − 𝑒2 = 6
3𝑥1 + 5𝑥2 < 10
2𝑥1 + 3𝑥2 = 4
−𝑥1 + 𝑥2 ≥ 6
2. Kendala non negative
2𝑥1 + 3𝑥2 = 4 𝑥1 = 𝑥1′ − 𝑥1′′
𝑥1 < 0, 𝑥2 ≥ 0 3. Substitusi ke masalah awal
Sehingga diperoleh program linear dalam bentuk standar yaitu:
𝑀𝑎𝑘𝑠 𝑍 = 𝑥1′ − 𝑥1′′ − 3𝑥2 .
terhadap kendala
3𝑥1′ − 3𝑥1′′ + 5𝑥2 10 + 𝑠1 = 10
−𝑥1′ + 𝑥1′′ + 𝑥2 − 𝑒2 = 6
2𝑥1 + 3𝑥2 = 4
𝑥1′ , 𝑥1′′ , 𝑥2 , 𝑠1 , 𝑒2 ≥ 0.
2. Pemecahan Dasar
Pemecahan dasar dalam simpleks dapat dianalogikan ke Pemecahan dasar terkait daengan variabel dasar.
titik ekstrim pada pemecahan grafik.
Terdapat sebanyak 𝐶(𝑛, 𝑚) kemungkinan pemecahan
Notasi dasar yang mungkin.
𝑛 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑚 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛
Tanpa perlu menguji satu persatu pemecahan dasar yang
Variabel non dasar (VND) yaitu variabel dengan nilai 0. layak lalu optimal, kita akan menyelesaikan dengan
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑛𝑜𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = 𝑛 − 𝑚. pemilihan pemecahan dasar awal dan berjalan menuju
pemecahan dasar lainnya yang optimal.
Variabel dasar (VD) : menjadi pemecahan dasar.
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = 𝑛 − 𝑛 − 𝑚 = 𝑚.
Variabel dasar layak, yaitu variabel dasar dengan nilai non
negatif.
3. Tabel Simpleks
Beberapa notasi penting
1. elemen pivot : irisan antara kolom variabel masuk dan baris variabel keluar.
2. Baris pivot : baris pada table selanjutnya dimana entrinya diisikan pada baris variabel masuk
baru dengan entri sebagai berikut:
𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡 = .
𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡

3. baris lain termasuk baris Z


𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 = 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑙𝑎𝑚𝑎 −
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 ∗ 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡 .
4. Kondisi Optimalitas
PADA KASUS MAKSIMASI :
PADA KASUS MINIMASI :
Pada table simpleks, koefisien variabel non Pada table simpleks, koefisien variabel non
dasar pada baris 𝑍 bernilai non negatif. dasar pada baris 𝑍 bernilai non positif.
5. Variabel masuk dan Variabel keluar
Variabel masuk yaitu variabel non dasar yang Variabel keluar: keluar dari variabel dasar ke
akan dimasukkan ke dalam variabel dasar dan variabel nondasar
akan diuji optimalitasnya.
Variabel keluar diperoleh dengan mencari ratio
positing terkecil dari kolom pemecahan
dengan kolom variabel masuk.
Pada kasus maksimasi: koefisien variabel
nondasar pada baris z dengan nilai paling
negatif.

Pada kasus maksimasi: koefisien variabel


nondasar pada baris z dengan nilai paling
positif.
Contoh Masalah
Tentukan solusi optimal dari masalah program linear berikut ini
𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑍 = 5𝑥1 + 4𝑥2
terhadap kendala
6𝑥1 + 4𝑥2 ≤ 24
𝑥1 + 2𝑥2 ≤ 6

−𝑥1 + 𝑥2 ≤ 1
𝑥2 ≤ 2
𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0.
Penyelesaian
1. Perubahan ke bentuk standar
Masalah ini dapat diselesaikan dengan simpleks primal sebab semua batasan kendala berupa
pertaksamaan dengan tanda < atau ≤.
Pertama kita ubah masalah program linear ke dalam bentuk standar dengan menambahkan variabel
slack pada keempat batasan kendala sebagai berikut:

6𝑥1 + 4𝑥2 + 𝑠1 = 24
𝑥1 + 2𝑥2 + 𝑠2 = 6

−𝑥1 + 𝑥2 + 𝑠3 = 1
𝑥2 + 𝑠4 = 2
Sedangkan kendala non negatif sudah terpenuhi. Selanjutnya ditentukan pemecahan dasar
2. Pemecahan dasar
Pada masalah dalam bentuk standar diperoleh banyak variabel 𝑛 = 6 dan banyak persamaan
𝑚 = 4. Sehingga diperoleh banyak variabel non dasar yaitu sebanyak 𝑛 − 𝑚 = 6 − 4 = 2 variabel,
Dalam memiilih variabel non dasar, agar memudahkan perhitungan dipilih terlebih dahulu
𝑥1 = 𝑥2 = 0.
Note: variabel non dasar merupakan variabel yang bernilai 0.
Sehingga diperoleh variabel sisanya sebagai variabel dasar yaitu 𝑚 = 4 variabel yaitu
𝑠1 = 24, 𝑠2 = 6, 𝑠3 = 1, dan 𝑠4 = 2.
Untuk memperoleh variabel dasar ini, substitusikan variabel non dasar ke kendala dalam bentuk
standar, contoh pada kendala 1 dalam bentuk standar yaitu 6𝑥1 + 4𝑥2 + 𝑠1 = 24.
Karena 𝑥1 = 𝑥2 = 0, maka 𝑠1 = 24. Ini analog untuk batasan ke dua sampai 4 sehingg diperoleh
nilai 𝑠2 = 6, 𝑠3 = 1, dan 𝑠4 = 2. Selanjutnya kita akan membentuk table pemecahan awal.
3. Tabel awal simpleks /tabel 0.
Dasar 𝑥1 𝑥2 𝑠1 𝑠2 𝑠3 𝑠4 pemecahan
𝑧 -5 -4 0 0 0 0 0
𝑠1 6 4 1 0 0 0 24
𝑠2 1 2 0 1 0 0 6
𝑠3 -1 1 0 0 1 0 1
𝑠4 0 1 0 0 0 1 2

Perhatikan pengisian koefisien pada table di atas dengann menyesuaikan pada bentuk standar.
Untuk baris 𝑧 fungsi tujuan diubah ke dalam bentuk 𝑧 − 5𝑥1 − 4𝑥2 = 0
(𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 , 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙)
4. Penentuan optimalitas
Pada table pemecahan awal perhatikan baris 𝑧

Dasar 𝑥1 𝑥2 𝑠1 𝑠2 𝑠3 𝑠4 pemecah
an
𝑧 -5 -4 0 0 0 0 0

Konstanta variabel non dasar yaitu 𝑥1 dan 𝑥2 bernilai negatif yaitu masing-masing nya -5 dan -4.
Sehingga tabel pemecahan awal belum optimal.
5. Penentuan variabel masuk dan keluar
Variabel masuk dipilih dari variabel non dasar dengan nilai konstanta pada baris z yang paling
negatif, yaitu min 𝑥1 , 𝑥2 = min −5, −4 = −5 = 𝑥1 .
Sehingga diperoleh variabel masuk yaitu 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑥1 .
Sedangkan pemilihan variabel keluar dengan menambah satu kolom sebelah kanan, dengan
menghitung nilai rasio positif terkecil, (pada table awal kita cek kolom pemecahan dasar,
variabel masuk, dan pemecahan.
Dasar 𝑥1 Pemecahan Rasio
Rasio terkecil pada variabel 𝑠1 = 4 (variabel keluar)
𝑠1 6 24 24/6 =4
𝑠2 1 6 6 / 1=6
𝑠3 -1 1 1/-1
(negatif)
𝑠4 0 2 2/0 (tak
terdefinisi)
Iterasi 1 (Tabel 1)
Untuk mengisi entri pada tabel simpleks 1, tentukan terlebih dahulu elemen pivot, entri baris
pivot, dan entri baris baru lainnya.
𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡 = 6 (irisan kolom masuk 𝑠1 dan baris keluar 𝑥1 .
𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑠1
𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡 = yaitu
𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡
6 4 1 0 0 0 24
=
6
= 1 2/3 1/6 0 0 0 4,
Baris z -5 -4 0 0 0 0 0 0
-5 -10/3 -5/6 0 0 0 0 -20
0 -2/3 5/6 0 0 0 0 20
Baris 𝑠2 = 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑠2 𝑙𝑎𝑚𝑎 − 1 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢
2 1 4 1
= 01201006 − 1 01 0 004 = 00 − 1 0 0 2 .
3 6 3 6

Baris 𝑠3 = 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑠3 𝑙𝑎𝑚𝑎 − −1 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢


2 1 5 1
= 0 − 1 1 0 0 1 0 1 − −1 0 13 6
0 004 = 00 3 6
0 1 0 5 .

Baris 𝑠4 = 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑠4 𝑙𝑎𝑚𝑎 − −0 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢


2 1
= 00 100012 − 0 0 13 0 004 = 001 00 0 1 2 .
6
Tabel 1 (iterasi pertama)
Dapat dilihat table 1 dengan variabel non
dasar 𝑥2 dan 𝑠1 , sehingga diperoleh bahwa
nilai koefisien variabel non dasar pada baris z
belum semuanya bernilai non negatif. Jadi
Tabel 1 belum optimal

Maka dipilih 𝑥2 menjadi variabel masuk, dan


rasio positif terkecil penyelesaian adalah 3/2
yaitu pada variabel 𝑠2 sehingga variabel keluar
adalah 𝑠2 . Selanjutnya iterasi lagi ke
pemecahanan dasar lainnya
Tabel 2 (iterasi kedua)
Pada tabel 2 variabel nondasar yaitu 𝑠1 𝑑𝑎𝑛 𝑠2
yang bernilai positif keduanya. Sehingga Tabel
2 sudah optimal.

Jadi diperoleh nilai 𝑧 optimal adalah 21.


Dengan variabel keputusan
𝑥1 = 3

𝑥2 = 3/2
Solusi akhir juga dapat menunjukkan status sumberdaya. Suatu sumber daya dikatakan langka
apabila variabel slack yang bersesuaian bernilai 0. sedangkan sumberdaya yang berlebih apabila
variabel slack yang bersesuaian bernilai positif.

Dalam masalah program linear contoh 1, di table pemecahan optimal diperoleh nilai
𝑠1 = 0 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎
𝑠2 = 0 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎
𝑠3 = 5/2 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ
𝑠4 = 1/2 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ

Anda mungkin juga menyukai