Anda di halaman 1dari 38

PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Yogyakarta 11 Oktober 2017

PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK :


PROSES PEMBUATAN KOMPOS

Drs. Iqmal Tahir, M.Si.


Pusat Studi Lingkungan Hidup, Universitas Gadjah Mada,
Sekip Utara, Yogyakarta 55281

*E-mail: iqmal@ugm.ac.id; Te : 08999411449

Website :
http://iqmal.staff.ugm.ac.id
http://iqmaltahir.wordpress.com
Komposisi sampah rerata kota di Indonesia (SLHI, 2003)
daun-daun debu
tekstil
7% 1%
kaca
1%
4%
logam
4%

plastik &
karet
12%

karton makanan
2% 58%

kertas
11%

Sampah organik = 79,45 %


Sampah anorganik = 20,55 %

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
SUMBER SAMPAH ORGANIK

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
SUMBER SAMPAH ORGANIK

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Sampah domestik : Organik
Sumber sampah
- Dapur / ruang makan : sampah dapur
- Dari kebun : dedaunan
- Ruang keluarga : kertas

Ciri-ciri
- Terutama mengandung senyawa organik : karbon
- Sampah dapat terurai dalam waktu relatif tidak terlalu lama
- Dalam batas tertentu : tidak bersifat mencemari lingkungan

Tergantung komponennya, sampah ini dapat diolah menjadi :


 kompos
 pupuk cair
 biogas
 bioetanol

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK:
PENGOMPOSAN

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PRINSIP DEGRADASI SAMPAH
SAMPAH DICACAH DAN
PADAT KOMPOS
DOMESTIK DIPISAHKAN

CAIR

DIGESTER LUMPUR PUPUK CAIR

BIOGAS

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PROSES PENGOMPOSAN
Pengomposan adalah peruraian biomassa organik baik yang
berlangsung secara aerob maupun anaerob menjadi komponen-
komponen persenyawaan yang lebih sederhana (humus).
Dekomposisi aerobik Dekomposisi anaerobik
- Proses relatif cepat - Proses lambat
- relatif tidak berbau - menimbulkan bau
Mekanisme : Mekanisme :
Dibantu bakteri,cacing Dibantu bakteri

Sampah organik + O2 + Sampah Organik + H2O + nutrients


nutrients

kompos + bakteri baru +CO2 + kompos + bakteri baru + CO2 + CH4


H2O + NO3 + bakteri mati + SO42- + NH3 + bakteri mati + H2S + heat
+ panas

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PROSES PENGOMPOSAN
Pengomposan adalah peruraian biomassa organik baik yang berlangsung
secara aerob maupun anaerob menjadi komponen-komponen persenyawaan
yang lebih sederhana

FAKTOR PEMBENTUKAN KOMPOS:

• Bahan baku dan ketersediaan nutrien


• Ukuran partikel
• Kelembaban bahan
• Aliran oksigen
• Temperatur

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
KONDISI PENGKOMPOSAN

Laboratorium Kimia Fisika, Hidup


Pusat Studi Lingkungan Jurusan Kimia
Fakultas MIPA,Gadjah
Universitas UGM Mada Yogyakarta
CIRI-CIRI KOMPOS BERKUALITAS
- Warna hitam
- Struktur remah-remah
- Tekstur lembut dan tidak
menggumpal
- Kaya kandungan zat hara
- Memiliki rasio kadar C/N yang
tinggi
- Mudah diaplikasikan dengan tanah
/ pasir / media lain
- Tidak mematikan tanaman

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
STANDAR KOMPOS
Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik SNI 19-7030-2004
No Parameter Satuan Minim Maks
1 Kadar air % 50
o
2 Temperatur C suhu air/tanah
3 Warna kehitaman
4 Bau berbau tanah
5 Ukuran partikel mm 0,55 25
6 Kemampuan ikat air % 58
7 pH 6,8 7,49
8 Bahan asing 1,5

No Parameter Satuan Minim Maks


Unsur Makro %
9 Bahan organic % 27 58
10 Nitrogen % 0,4
11 Karbon % 9,8 32
12 Phospor % 0,1
13 C/N rasio 10 20
14 Kalium % 0,2

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik SNI 19-7030-2004

No Parameter Satuan Minim Maks


Unsur Mikro
15 Arsen mg/kg 13
16 Cadmium mg/kg 3
17 Cobalt mg/kg 34
18 Chromium mg/kg 210
19 Tembaga mg/kg 100
20 Merkuri mg/kg 0,8
21 Nikel mg/kg 62
22 Timbal mg/kg 150
23 Selenium mg/kg 2
24 Seng mg/kg 500
No Parameter Satuan Minim Maks
Unsur Lain
25 Calsium % 25,5
26 Magnesium % 0,6
27 Besi % 2,0
28 Aluminium % 2,2
29 Mangan % 0,1
Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK
Skala rumah tangga Skala produksi/kelompok/TPA

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PENGOMPOSAN SKALA RUMAH TANGGA
 Teknologi :

Pengomposan dengan gentong dibantu EM4


Sistem keranjang Takakura
Teknik vermikompos
 Tujuan :

- dapat mengolah sampah yang dihasilkan


menjadi kompos
- Tidak membuang sampah organik ke TPS

- Dapat memasok kebutuhan pupuk untuk


keperluan sendiri (pot tanaman/kebun)

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PENGOMPOSAN SKALA KOMUNITAS
 Teknologi : pengomposan semi intensif

 Target :

- kelompok dapat mengolah sampah organik


menjadi kompos
 Tujuan :

- memproduksi kompos untuk keperluan lokal


dan komersial
- Terbentuknya unit produksi dan pemasaran
kompos organik

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Manajemen pengomposan komunitas
Pengelolaan proses pengomposan skala kawasan :
- Memerlukan lahan dan ruang khusus
- Dilakukan oleh petugas khusus :
pengelolaan sampah  produksi kompos  pemasaran
- Diupayakan sebagai sistem yang produktif untuk
menghasilkan laba atau minimal dapat berjalan secara
swadaya.

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PENGOMPOSAN DENGAN EM4
 Teknologi EM4 (effective microrganism) :
jamur, kapang, bakteri, dll
 EM merupakan bahan yang membantu
mempercepat proses pembuatan pupuk
dan meningkatkan kualitasnya
 EM bermanfaat memperbaiki struktur dan
tekstur tanah
 Bermanfaat juga untuk menghambat
pertumbuhan hama dan penyakit serta
meningkatkan kapasitas fotosintesis
tanaman
Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
CARA PEMBUATAN EM4
EM :
Dibeli di pasaran : tinggal diaktifkan
10 liter air + 100 mL EM4 + gula pasir 200 gram, diaduk dan didiamkan selama 24
jam, siap untuk disiramkan ke media
Dibuat sendiri

Proses pembuatan EM
 Bahan – bahan:
- Susu sapi segar

- Usus (ayam/kambing/sapi

→ masih ada isinya secukupnya)


- Terasi ½ kg, atau bahan-bahan lain

- 1 kg gula pasir, tetes

- 1 kg bekatul, pollard

- sebuah nanas, buah-buahan yang lain

- 10 liter air bersih non kaporit

 Alat- alat:
- Panci

- Kompor dan

- Blender

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Cara pembuatan EM
1. Nanas/buah dihaluskan kemudian dicampur bekatul,
terasi, gula pasir/tetes, dan air bersih dalam panci
2. Masak campuran hingga mendidih lalu dinginkan
3. Cacah/cincang kecil-kecil usus
4. Tambahkan susu dan usus ayam/kambing/sapi aduk
hingga tercampur rata
5. Tutup rapat – rapat adonan (dalam wadah warna
gelap), tidak terkena sinar secara langsung selama 12
– 24 jam
6. Akan timbul gelembung – gelembung di permukaan
bahan dan adonan yang sudah jadi berbentuk kental
dan lengket.
7. Selanjutnya dapat disaring dan dikemas

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PENGOMPOSAN TAKAKURA
Pengomposan menggunakan keranjang Takakura untuk skala rumah tangga.
Keunggulan :
- tidak menimbulkan bau
- mudah diaplikasikan pada skala rumah tangga
Pada keranjang diberi sekam untuk :
• menyerap air
• mengurangi bau
• mengontrol udara agar mikroba berkembang dengan baik

 1. Tutup keranjang
 2. Keranjang plastik berventilasi
 3. Kardus/Karton bekas
4. Bantal sekam
 5. Sampah organik
 6. Kompos jadi (sekitar 5 cm, sbg stater)
 7. Sekam (sekitar 7 cm)

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PEMBUATAN KERANJANG TAKAKURA

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
TEKNOLOGI VERMIKOMPOS
Pengomposan dengan menggunakan bantuan cacing
tanah untuk peruraian biomassa.
Jenis cacing yang digunakan adalah cacing tanah,
khususnya jenis Eisenia fetida, yang berwarna
coklat kemerahan, dengan ukuran 5-12 cm

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PERBANDINGAN TEKNIK PENGOMPOSAN

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PRODUK VERMIKOMPOS
 Produk padat  “kascing” / pupuk tanaman
 Produk cacing :
- bahan tepung cacing (kosmetik/obat herbal)
- buat makanan burung dan ternak
(langsung/campuran konsentrat ternak)
 Produk telur cacing  bibit cacing

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)


Universitas Gadjah Mada
REAKTOR PENGOMPOSAN HI
 Hi dari Hermetia illucens (lalat hitam)
 Bahan : sayur dan buah, sampah pasar, sampah dapur (termasuk tulang
dan ikan).
 Agensia: larva lalat hitam (Hermetia illucens), induknya akan datang
sendiri.
 Alat : tong 200 L dengan lubang atas (tutup dengan engsel), dan kran di
bawah. Estimasi beaya Rp. 300.000,-
 Cara kerja: masukkan sampah organik dalam tong, tutup biarkan agak
terbuka sedikit. Satu bulan berikutnya akan datang lalat hitam dan bertelur,
larva (belatung) itulah yang aktif merombak sampah organik.
 Hasil: Pada bulan berikutnya cairan dapat digunakan sebagai pupuk cair
(diencerkan 10-100 X), dapat juga dimanfaatkan sebagai agensia perombak
dalam pembuatan kompos (model ditumpuk seperti biasanya).
 Larva yang sudah kenyang akan naik ke atas, keluar dari tong bersiap-siap
mencari tempat kering untuk menjadi pupa (kepompong). Larva dan pupa
dapat untuk pakan ayam atau ikan.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)


Universitas Gadjah Mada
REAKTOR PENGOMPOSAN

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)


Universitas Gadjah Mada
REAKTOR PENGOMPOSAN

Hanya Rp. 300.000, ambil di kampus. Bulaksumur.


(atau ambil langsung di UD. LANCAR JAYA.
Alamat: Timur Perempatan Wiyoro, Mantup. Jl.
Wonosari km 7 Yogyakarta. telp 085292739080)

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)


Universitas Gadjah Mada
Pengomposan semi modern
1. Mesin pencahah sampah
2. Mesin conveyor
3. Mesin pengayak
4. Bak penampung sampah hasil cacahan untuk
proses pembuatan pupuk organik
5. Sprayer untuk penyiraman sampah dalam bak
penampungan
6. Kanal-kanal dan bak penampungan air lindi

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
SKEMA PENGOMPOSAN

Sampah Pemilahan Mesin Konfeyor


yangTerkumpul Sampah Organik sampah masih
dan Plastik dpilahkan lagi

GILING KOMPOS
AYAK SAMPAH PROSES
KOMPOSTING

Bak Fermentasi
Sampah Mesin Pencacah
/Ruang
Cacahan Sampah
fermentasi

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN SAMPAH
: TAHAPAN KEGIATAN
Tahap 1 Sampah yang terkumpul dipilahkan terlebih dahulu antara sampah
organik dan sampah lainnya
Tahap 2 Sampah yang sudah terpilah tsb dinaikkan ke atas mesin konveyor
menggunakan garpu sekop supaya logam tidak terbawa dan masih
dilakukan pemilahan ulang
Tahap 3 Sampah masuk ke dalam mesin pencacah, hasil cacahan kemudian di
masukkan pada bak fermentasi/bak penampungan

Tahap 4 Sampah dalam bak fermentasi, setiap kurang lebih 20 cm diberi lapisan
pupuk urea sebanyak 5 genggam (disiram urea/startrer) dst sampai
pada ketinggian yang maksimal, kemudian disiram menggunakan
sprayer sampai lembab 60-75% dan dibalik setiap minggu dimasukkan
ke bak fermentasi kedua dst
Tahap 5 Setelah minggu ke-5, dianginkan, keringkan, digiling dengan mesin,
kemudian di ayak untuk memisahkan antara kompos yang kecil dan
besar dan plastik

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PROSES PENGOLAHAN KOMPOS MODERN

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PROSES PENGOLAHAN KOMPOS MODERN

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PROSES PENGOLAHAN KOMPOS MODERN

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PRODUK KOMPOS KP4 UGM

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
KESIMPULAN
 Pada dasarnya semua bahan organik dapat didaur ulang
melalui proses pengomposan bahan yang sudah dilakukan
proses pemilahan untuk mencegah pencampuran dengan
polutan
 Teknik pengomposan dapat dipilih berupa teknologi tepat
guna yang dapat dipraktekkan dan disesuaikan dengan
kondisi masyarakat lokal dengan sebisa mungkin
menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Ada pertanyaan ?

Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai