Anda di halaman 1dari 9

Langkah-Langkah

Pengukuran Topografi
Dan Metode Yang
Digunakan
 Februari 14, 2022
 7:41 am
 Informasi

Daftar isi

1. Apa itu Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan


2. Langkah Kerja dalam Pengukuran Topografi
3. Tujuan Survey dan Pemetaan Topografi
4. FAQ
5. Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Apakah anda pernah melihat seseorang berbaju seragam yang menggunakan
teropong di pinggir jalan atau lainnya? Itulah yang disebut dengan topografi.
Pengukuran topografi jasa geolistrik berfungsi memberikan informasi sebuah tanda
tentang lokasi, rute perjalanan, letak perumahan penduduk dan sebagainya. Pada
pengukuran ini, akan dilakukan perekaman data dengan menggunakan instrument
yang dibutuhkan untuk menggambar peta topografi.

Gambar topografi memuat gabungan data seperti pepohonan, benda-benda yang


ada di atas permukaan, atau objek lainnya yang akan membuat suatu peta topografi.
Biasanya, jasa survey topografi akan menggunakan beberapa metode yang umum
digunakan untuk pemetaan tersebut. Sebelumnya, kita lebih baik mengenal apa itu
survey topografi.

Apa itu Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan


Topografi berasal dari kata “topos” yang artinya tempat dan “grapho” yang artinya
menulis adalah studi tentang bentuk permukaan bumi serta benda langit lainnya
seperti planet, satelit dan asteroid. Itu juga termasuk penggambarannya di peta. Ada
dua teknik yang bisa membantu studi topografi ini yaitu survei langsung dan
penginderaan jarak jauh (remote sensing).

Survey topografi dari konsultan geofisika biasanya dilakukan pada bidang datar
dengan mengabaikan kelengkungan bentuk bumi (dengan melakukan perhitungan
menggunakan rumus) karena kelengkungan bentuk bumi kecil. Sekalipun
penginderaan jarak jauh sudah menggunakan teknologi yang sangat maju namun
survey secara langsung masih dibutuhkan untuk mendapatkan hasil/informasi yang
lebih akurat mengenai keadaan suatu permukaan lahan.
Pemetaan topografi detail memiliki banyak sekali manfaat, khususnya bagi
pembuatan bangunan, jalan, landasan dan sebagainya membutuhkan pengukuran
yang presisi. Perbedaan ketinggian tanah dalam selisih sentimeter memiliki pengaruh
besar dalam pembangunan. Tidak jarang kontraktor melakukan proses pemetaan
supaya pembangunan berjalan lancar. Proses ini tidak lepas dari pemetaan area
kontur akan diketahui secara pasti dan bisa diturunkan menjadi informasi yang
lainnya seperti volume yang dibutuhkan untuk meratakan lahan dan sebagainya.

Langkah Kerja dalam Pengukuran Topografi


1. Prosedur Pengukuran Lapangan

Baca Juga ini: Mengenal GPS Geodetik: Cara Kerja dan Kelebihannya

Langkah pertama yang harus dilakukan petugas adalah dengan mempersiapkan


peralatan serta semua anggota kemudian harus ada pemberitahuan terhadap pihak-
pihak yang terkait. Setelah itu, orientasi ke lapangan serta melakukan pengukuran
polygon (BM) serta pembuatan tugu BM. Melakukan pengukuran baseline dan
existing (detail).

Petugas kemudian melakukan perhitungan terhadap koordinat polygon, baseline,


detail, tidak lupa juga mendokumentasikan setiap pekerjaan lapangan dan yang
terakhir yaitu membuat laporan hasil pekerjaan lapangan.

2. Persiapan Peralatan dan Tim Lapangan

Macam-macam alat yang harus disediakan yaitu Total Station dan berbagai alat kecil
lainnya kemudian membawa alat ukur meteran yang panjangnya antara 50 m dan 5
m. Kemudian untuk sarana komunikasinya menggunakan radio HT. siapkan juga alat
elektronik penunjang kegiatan lainnya seperti laptop, program penggambaran, serta
program pengolahan data. Tim yang harus dipersiapkan yaitu surveyor dan asisten,
coordinator lapangan dan tenaga pembantu.

3. Koordinasi dengan Pihak Terkait

Ketika seluruh peralatan lapangan dan tim kerja sudah siap maka hal yang harus
dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pihak lain yang terkait. Ini bertujuan
agar ketika melakukan pekerjaan bisa mengetahui Batasan pengukuran serta
informasi detail yang lainnya.

Salah satu bentuk koordinasi dengan pihak terkait adalah sesuatu yang berhubungan
dengan surat izin dan tugas ketika ingin melakukan pekerjaan di lapangan. Dengan
demikian, setiap kegiatan yang dilakukan oleh petugas di suatu tempat maka yang
harus bertanggung jawab adalah si pemberi kerja.

4. Orientasi Lapangan

Sebelum melakukan tugasnya secara langsung dengan membawa peralatan lengkap


dan juga tim yang siap kerja maka selanjutnya lakukan orientasi lapangan lebih dulu.
Ini sangat dibutuhkan karena medan yang diukur sejatinya masih baru dikenal. Jadi
tujuan orientasi lapangan sebenarnya adalah untuk mengenal lebih dulu daerah yang
akan diukur.

Baca Juga ini: Apa Itu Vs30, Kegunaannya, dan Cara Penggunaannya?

Dengan demikian, setidaknya ada gambaran umum mengenai lokasi pengukuran.


Hasilnya ini akan lebih mudah untuk membuat rencana serta cara efektif ketika
mengambil data.

5. Pengukuran Poligon (BM)

Setelah orientasi lapangan (soil investigation), maka langkah selanjutnya adalah


melakukan pengukuran polygon (BM). Hal ini bertujuan untuk menjadikannya
sebagai acuan dalam mengetahui titik control pada semua rincian lokasi yang akan
diukur. Metode dalam pengukuran polygon pada dasarnya adalah dengan
menggunakan satu seri ketelitian jarak 1.5000. Kemudian mengukur setiap sudut.
Pengukurannya sendiri mengikuti boundary area yang akan dijadikan sebagai
ukuran. Alatnya menggunakan total station lengkap dan satu tim.

6. Pembuatan Tugu BM dan Pengukuran Baseline

Ketika melakukan pengukuran poligon, kemudian membuat juga tugu BM. Ini
mempunya maksud dan tujuan sebagai alat acuan ketika hari ini dan keesokan
harinya bisa melanjutkannya. Jadi misalnya satu hari tidak selesai maka petugas
harus menandai area terakhir.

Selanjutnya melakukan pengukuran baseline yaitu dengan membentangkan garis ke


tengah area yang terpasang setiap 100 meter atau lebih sesuai dengan kondisi
lapangan. Kemudian, penggunaan patok-patok baseline ini tujuannya adalah
mempermudah dalam melakukan monitoring untuk setiap pekerjaan.

agaimana Langkah-langkah Kerja


Topografi?
1.Prosedur Pengukuran Lapangan
Hal yang pertama harus petugas Topografi lakukan adalah dengan mempersiapkan
peralatan dan juga semua anggota. Hal ini tidak jauh berbeda manakala sebuah jasa
pemetaan sedang melakukan survei tanah. Kemudian, harus ada pemberitahuan
terhadap pihak yang terkait. Setelah itu orientasi ke lapangan serta melakukan
pengukuran poligon (BM) serta pembuatan tugu BM.
IKLAN
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN

Lakukan pengukuran baseline dan existing (detail). Kemudian para petugas


melakukan perhitungan terhadap koordinat poligon, baseline, detil, tidak lupa juga
mendokumentasikan setiap pekerjaan lapangan dan yang terakhir membuat laporan
hasil pekerjaan lapangan.

2.Mempersiapkan Peralatan dan Para Tim


Lapangan
Macam-macam alat yang harus ada seperti Total Station (theodolite) beserta
berbagai aksesorisnya. Kemudian membawa alat ukur meteran dengan panjang 50
m dan 5 m. Lalu untuk sarana komunikasinya membawa radio HT.

Persiapkan pula alat elektronik penunjang kegiatan lainnya seperti halnya Laptop,
program penggambaran dan program pengolahan data. Selanjutnya dari persiapan
tim meliputi koordinator lapangan, surveyor beserta asistennya, lalu tenaga
pembantu.

3.Berkoordinasi Kepada Pihak Terkait


Ketika semua peralatan lapangan dan juga tim kerja sudah siap, maka hal yang
harus petugas lakukan adalah melakukan koordinasi kepada pihak yang terkait. Hal
ini mempunyai tujuan agar pada saat melakukan pekerjaan bisa mengetahui batasan
pengukuran serta informasi detail lainnya.
Salah satu bentuk koordinator dengan pihak terkait adalah sesuatu yang
berhubungan dengan surat izin dan tugas ketika ingin melakukan pekerjaan
lapangan. Dengan demikian setiap kegiatan yang petugas lakukan di suatu tempat,
maka yang bertanggung jawab adalah pemberi kerja.

4.Orientasi Lapangan
Sebelum melakukan tugasnya secara langsung dengan membawa peralatan lengkap
dan juga tim siap kerja, maka harus melakukan orientasi lapangan terlebih dahulu.
Hal ini sangat diperlukan karena medan yang akan mereka ukur sejatinya masih
baru mengenalnya.

Jadi tujuan dari orientasi lapangan sebenarnya adalah untuk mengenal terlebih
dahulu daerah yang akan mereka ukur. Dengan begitu, akan mendapatkan
setidaknya gambaran umum tentang lokasi pengukuran. Alhasil, akan lebih mudah
membuat rencana dan cara efektif saat mengambil data.

5.Pengukuran Poligon (BM)


Langkah berikutnya adalah melakukan pengukuran poligon (BM). Hal ini
mempunyai maksud dan tujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam
mengetahui titik kontrol pada semua rincian lokasi yang akan mereka ukur.

Pada dasarnya metode dalam pengukuran poligon adalah dengan menggunakan satu
seri ketelitian jaran 1.5000. Kemudian mengukur setiap sudut. Pengukurannya
sendiri mengikuti boundary area yang akan dijadikan ukuran. Untuk alatnya
memakai total station lengkap, dan satu tim.

6.Pembuatan Tugu BM dan Pengukuran


Baseline
Pada saat melakukan pengukuran poligon, kemudian membuat juga tugu BM nya.
Hal ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai alat acuan pada saat hari ini dan
keesokan harinya bisa melanjutkan titip tersebut. Jadi semisalnya sehari tidak
selesai, maka petugas harus menandai area terakhir.

Selanjutnya melakukan pengukuran baseline yaitu dengan membentangkan garis ke


tengah area yang terpasang setiap 100 meter atau lebih sesuai dengan kondisi
lapangan. Kemudian penggunaan patok-patok baseline ini agar mempermudah
dalam melakukan monitor setiap pekerjaan.

7.Melakukan Pengukuran Existing (Detail)


Pengukuran lapangan yang merupakan sebagai target adalah berupa tingkat
ketinggian dari tanah. Kemudian pada jalan-jalan utama, area jogging, jalur-jalur
setapak, sungai, aliran air, selokan, main drain dan lain sebagainya.

Kemudian pengukurannya adalah bangunan, seperti gedung perkantoran,


perumahan, pondok, hotel dan lain sebagainya. Lalu terhadap berbagai macam
pepohonan, tanaman sampai jaringan utilitas meliputi tiang listrik, jalur pipa dll.
Cara mengukur semua itu dengan berdiri di patok baseline.

8.Perhitungan Koordinator Poligon dan


Baseline
Setelah melakukan pengukuran terdapat setiap patok-patok poligon, maka hal yang
petugas lakukan adalah menghitung koordinatnya dari hasil perolehan data
lapangan. Metode dalam perhitungan ini menggunakan peralatan Bowdich.

Kemudian hasil perhitungan data itu berupa koordinat 3D tiga dimensi (X,Y,Z)
yang selanjutnya petugas gambar atau plot menggunakan perangkat lunak CAD
(autocad). Lalu langkah selanjutnya menghitung koordinat baseline yang hasilnya
mengacu dari data poligon.

9.Penghitungan Koordinat Detail


Langkah selanjutnya ini menggunakan alat bernama total station sebagai media
pengukurannya pada saat koordinat detail. Kemudian basecamp data tersebut
mendownloadnya menuju perangkat lunak tertentu dan melakukan pengeditan.

Dengan demikian akan menjadikan koordinat titik-titik detail dan raw data pada
saat melakukan pengukuran akan secara otomatis menghitung, serta langsung
merekam yang kemudian memasukkan ke dalam alat ukur (Total Station).

10. Dokumentasi Lapangan


Dokumentasi memang sangat perlu dilakukan. Oleh karena itu pada saat melakukan
pengukuran topografi, maka mengharuskan untuk merekam setiap kegiatan saat
terjun ke lapangan. Semisal berupa foto maupun berbentuk sebuah rangkaian video.

Kemudian hasil rekaman tersebut save ke dalam sebuah memori dan bisa
menjadikan evaluasi. Jadi pada setiap saat bisa mengamati hasil video maupun foto
kegiatan, dan bilamana ada sesuatu kekurangan bisa dengan mudah mengatasi hal
tersebut.

11. Laporan Pekerjaan


Hal terakhir yang harus petugas lakukan adalah melaporkan hasil kerja mereka saat
terjun langsung ke lapangan. Pada tahap ini harus memastikan data-data sudah
lengkap rekapan nya. Bisa jadi berupa software maupun hardware.

Laporan hasil pekerjaan mereka harus berisikan tentang tahapan bagaimana


pelaksanaannya, metode seperti apa sebagai alat ukurnya serta beberapa hasil dari
pengukuran yang merupakan bentuk peta dan data koordinat dan gambar-
gambarnya.

Demikian tadi beberapa ulasan tentang langkah kerja dalam pengukuran topografi.
Jika Anda menggunakan jasa seseorang, maka hal di atas harus lengkap dan
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai