Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN UNTUK LAHAN PEKARANGAN

DI PERUMAHAN SANDIK BARU, SANDIK KECAMATAN GUNUNG SARI KABU-


PATEN LOMBOK BARAT

PLANNING OF RAINWATER ABSORPTION WELLS IN THE FIELD YARD


OF NEW SANDIK RESIDANCE, SANDIK GUNUNG SARI SUB-DISTRICT WEST
LOMBOK REGENCY

Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 JurusanTeknik Sipil

Oleh :
IWAN ARIFIN M. NUR
F1A 112 029

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019

1
2
3
PERENCANAAN SUMUR RESAPAN AIRHUJAN UNTUK LAHAN PEKARANGAN
DI PERUMAHAN SANDIK BARU KECAMATAN GUNUNG SARI LOMBOK BARAT

PLANNING OF RAINWATER ABSORPTION WELLS IN THE FIELD YARD


OF SANDIK BARU RESIDENCEGUNUNG SARI
Iwan Arifin M Nur 1, IB Giri Putra 2, Salehudin 2
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Teknik Sipil Universitas Mataram
Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ABSTRAK
Meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas pembangunan di Kabupaten Lombok Barat mengakibat-
kan terjadinya perubahan fungsi dan tata guna lahan yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air hujan,
khususnya di Perumahan Sandik Baru. Hal ini mengakibatkan debit limpasan semakin besar dan sedikit debit air
yang mengalami proses infiltrasi yang beresiko meningkatanya limpasan atau genangan. Resiko tersebut dapat
dikurangi salah satunya adalah dengan menggunakan sumur resapan.
Penelitian ini bertujuan untuk menetukan kebutuhan dimensi sumur resapan yang berbentuk lingkaran
serta jumlahnya kebutuhan rencana anggaran biayanya pada setiap rumah di Perumahan Sandik Baru. Penelitian
dilakukan berdasarkan analisis hujan rencana dan nilai permeabilitas tanah setempat.
Dari hasil perhitungan sumur resapan berbentuk lingkaran yang mengacu pada SNI – 03 – 2453 -2002
untuk semua tipe direncanakan 1 sumur resapan air hujan / unit rumah yang ekonomis, untuk dimensinya
didapatkan hasil rumah tipe 21/90 yaitu D = 1,2 m dan H = 1,5 m, rumah tipe 36/90 yaitu D = 1,2 m dan H = 2,0
m, rumah tipe 45/90 D = 1,2 m dan H = 2,0 m.
Kata kunci: sumur resapan lingkaran.

4
PENDAHULUAN 3. Bagaimana perencanaan desain sumur resa-
pan di perumahan SandikBaru?
1.1 Latar Belakang 4. Berapa rencana anggaran biaya (RAB) su-
Gunung Sari adalah salah satu kecamatan mur resapan di perumahan Sandik Baru?
yang berada di Lombok Barat dengan lokasi dekat
1.3 Tujuan Perencanaan
dengan kawasan perkotaan. Seiring dengan mulai
padatnya lahan di perkotaan, saat ini Gunung Sari Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
mulai digunakan sebagai tempat pembangunan perencanaan ini adalah :
berbagai jenis infrastruktur. Hal ini menyebabkan 1. Untuk mengatahui kedalaman muka air
perubahan fungsi lahan terbuka hijau menjadi salah tanah di perumahan Sandik Baru .
satu daerah pemukiman padat penduduk. 2. Untuk mengetahui nilai permeabilitas tanah
Hal tersebut akan menyebabkan berku- di perumahan Sandik Baru.
rangnya daerah resapan air hujan, bertambahnya 3. Untuk merencanakan desain sumur resapan
aliran permukaan, akhirnya menjadi banjir dan ge- di perumahan Sandik Baru.
nangan yang dapat mengganggu masyarakat sekitar. 4. Untuk mendapatkan rencana anggaran
Hal yang perlu dilakukan saat ini adalah biaya (RAB) sumur resapan di perumahan
menerapkan metode-metode tepat guna untuk pe- Sandik Baru.
nanggulangan banjir, salah satunya adalah penera-
pan sistem drainase ramah lingkungan (eco-drain). 1.4 Manfaat Perencanaan
Konsep dari sistem ini yaitu mengelola air kelebi-
han dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke Diharapkan perencanaan ini dapat
dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke digunakan sebagai acuan dalam perancangan sumur
sungai tanpa melampaui kapasitas sungai sebe- resapan yang sesuai untuk Perumahan Sandik Baru
lumnya. Akibat dari sistem ini yaitu air tidak se- berupa dimensi, bahan dan komponen serta gambar
cepatnya dialirkan ke sungai dan meresapkan air ke rencana sumur resapan yang bisa diterapkan di
dalam tanah guna meningkatkan kandungan air pekarangan masing-masing.
tanah untuk cadangan pada musim kemarau.
1.5 Batasan Masalah
Dengan pengaliran air yang terkendali dan
semakin bertambahnya air hujan yang dapat meresap Agar pembahasan lebih terarah maka diper-
kedalam tanah, maka kondisi air tanah akan semakin lukan batasan masalah untuk mencegah melebarnya
baik sehingga dapat memberikan banyak manfaat lingkup permasalahan. Adapun batasan permasala-
kepada penduduk daerah permukiman. hannya adalah sebagai berikut :
Salah satu daerah pemukiman padat 1. Lokasi/daerah penelitian adalah perumahan
penduduk yaitu Perumahan Sandik Baru yang ter- Sandik Baru
letak di Desa Sandik, Kecamatan Gunung sari. Pe- 2. Perencanaan sumur resapan memakai buis
rumahan ini berjumlah 150 unit yang terdiri dari 84 beton berdiameter 0,8 m, 1m, dan 1,2 m.
rumah dengan tipe 21/90, 23 unit rumah dengan tipe 3. Perhitungan dimensi sumur resapan
36/90, 43 unit rumah dengan tipe 45/90. Perumahan menggunakan metode SNI 03-2453-2002.
ini memiliki topografi daerah yang cukup datar yak- 4. Perencanaan sumur resapan komunal tidak
ni memiliki kemiringan lebih kecil dari 3%. ditinjau.
5. Stabilitas struktur sumur resapan tidak di-
Terbatasnya ketersediaan lahan terbuka un- perhitungkan.
tuk resapan air hujan serta belum adanya penerapan
sumur resapan air hujan didaerah perumahan Sandik DASAR TEORI
Baru, membuat penulis tergerak untuk merencana-
kan sumur resapan air hujan didaerah perumahan 2.1 Tinjauan Pustaka
tersebut. Pada perencanaan yang dilakukan oleh Su-
1.2 Rumusan Masalah herman Riadi (2016) di Perumahan Graha Permata
Kota, Mataram, didapatkan dimensi sumur resapan
Dari latar belakang yang telah diuraikan, berbentuk lingkaran pada tipe rumah 36/104 diame-
dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai beri- ter 1 m dan kedalaman 1,16 m, 56/150 diameter 1,2
kut : m dan kedalaman 1,06 m, 73/200 diameter 1,2 m
1. Berapa kedalaman muka air tanah di pe- dan kedalaman 1,48 m.
rumahan Sandik Baru? Mulyanto (2017) melakukan perencanaan
2. Berapa nilai permeabilitas tanah di pe- sumur resapan di perumahan Griya Citra Agung,
rumahan Sandik Baru? Mataram. Pada perencanaan ini, diperoleh hasil
perencanaan sumur resapan berdiameter 1,2 m dan

1
kedalaman 1,4 m untuk rumah tipe 24/60, kemudian ketinggian. Partikel debu, kristal garam dan kristal
untuk rumah tipe 36/60 D = 1,2 m dan H = 2 m, ru- es yang melayang di udara dapat berfungsi sebagai
mah tipe 45/60 D = 1,2 m dan H = 1,9 m, rumah tipe inti kondensasi yang dapat mempercepat proses
36/70 D = 1,2 m dan H = 1,7 m, rumah tipe 45/70 D pendinginan. Dengan demikian ada dua syarat pent-
= 1,2 m dan H = 2 m, rumah tipe 60/70 D = 1,2 m ing terjadinya hujan yaitu massa udara harus
dan H = 2,45 m kemudian untuk jumlah sumur resa- mengandung cukup uap air, dan massa udara harus
pan direncanakan 1 sumur resapan /1 unit rumah. naik ke atas sedemikian sehingga menjadi dingin.
Hujan merupakan sumber dari semua air yang
2.2 Landasan Teori mengalir di sungai dan di dalam tampungan baik di
2.2.1 Siklus Hidrologi atas maupun di bawah permukaan tanah. Jumlah dan
Air di permukaan tanah, sungai, danau, dan variasi debit sungai tergantung pada jumlah, inten-
laut menguap ke udara. Uap air tersebut bergerak sitas dan distribusi hujan. Terdapat hubungan antara
dan naik ke atmosfer, yang kemudian mengalami debit sungai dan curah hujan yang jatuh di DAS
kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air yang yang bersangkutan. Apabila data pencatatan debit
berbentuk awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut tidak ada, data pencatatan hujan dapat digunakan
jatuh sebagai hujan ke permukaan laut dan daratan. untuk memperkirakan debit aliran (Triatmodjo,
Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh tumbuh- 2008).
tumbuhan (intersepsi) dan selebihnya sampai ke
permukaan tanah. Sebagian air hujan yang sampai 2.2.3 Curah Hujan Rerata Daerah
ke permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah Stasiun penakar hujan hanya memberikan
(infiltrasi) dan sebagian lainnya mengalir di atas kedalaman hujan di titik dimana stasiun tersebut
permukaan tanah (aliran permukaan atau surface berada, sehingga hujan pada suatu luasan harus di-
runoff) mengisi cekungan tanah, danau, dan masuk perkirakan dari titik pengukuran tersebut. Apabila
ke sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Air yang pada suatu daerah terdapat lebih dari satu stasiun
meresap ke dalam tanah sebagian mengalir di dalam pengukuran yang ditempatkan secara terpencar, hu-
tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian jan yang tercatat di masing-masing stasiun dapat
keluar sebagai mata air atau mengalir ke sungai. tidak sama. Analisis hidrologi sering diperlukan
Akhirnya aliran air di sungai akan sampai ke laut. untuk menentukan hujan rerata pada daerah tersebut
Proses yang berlangsung secara terus menerus inilah (Triatmodjo, 2008).
yang disebut siklus hidrologi (Triatmodjo, 2008). Adapun cara yang digunakan dalam menen-
tukan tinggi curah hujan rata-rata di atas areal terten-
2.2.2 Hujan tu dari angka-angka curah hujan di beberapa titik
Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer pos penakar atau pencatat yaitu dengan metode poli-
ke permukaan bumi yang biasa berupa hujan, hujan gon Thiessen (Soemarto, 1986).
salju, kabut, embun dan hujan es. Di daerah tropis, Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
termasuk Indonesia, yang memberikan sumbangan 1. Lokasi pos penakar hujan di plot pada peta
paling besar adalah hujan, sehingga seringkali hujan- DAS. Antar pos penakar dibuat garis lurus
lah yang dianggap sebagai presipitasi. Hujan berasal penghubung.
dari uap air di atmosfer, sehingga bentuk dan 2. Tarik garis tegak lurus di tengah-tengah tiap
jumlahnya dipengaruhi oleh klimatologi seperti an- garis penghubung sedemikian rupa, sehingga
gin, temperatur dan tekanan atmosfer. Uap air terse- membentuk poligon Thiessen. Semua titik da-
but akan naik ke atmosfer sehingga mendingin dan lam satu poligon akan mempunyai jarak terdek-
terjadi kondensasi menjadi butir-butir air dan kristal- at dengan pos penakar yang ada di dalamnya
kristal es yang akhirnya jatuh sebagai hujan. dibandingkan dengan jarak terhadap pos
Atmosfer bumi mengandung uap air. Mes- lainnya. Selanjutnya, curah hujan pada pos ter-
kipun jumlah uap air di atmosfer sangat kecil sebut dianggap representasi hujan pada kawasan
dibanding dengan gas-gas lain, tetapi merupakan dalam poligon yang bersangkutan.
sumber air tawar yang sangat penting bagi ke- 3. Luas areal pada tiap-tiap poligon dapat diukur
hidupan di bumi. Air berada di udara dalam bentuk dengan planimeter dan luas total DAS dapat
gas (uap air), zat cair (butir-butir air) dan kristal- diketahui dengan menjumlahkan semua luasan
kristal es. Kumpulan butir-butir air dan kristal-kristal poligon.
es tersebut, yang mempunyai ukuran sangat halus Hujan rata-rata DAS dapat dihitung dengan per-
(diameter 2-40 mikron), membentuk awan yang me- samaan berikut :
layang di udara. Awan terbentuk sebagai hasil pend-
inginan (kondensasi dan sublimasi) dari udara basah A1 d1 + A2 d2 +…+An dn
(yang mengandung uap air) yang bergerak ke atas. d=
A
Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu dengan :
udara tersebut secara adiabatis dengan bertambahnya

2
d = tinggi curah hujan ra- k

ta-rata areal (mm), Sk * = (Yi - Y)


A = luas areal (km2), i=1
d1, d2, d3, …,dn = tinggi curah hujan pada ∑ Yi
Y =
n
pos pengamat 1,2,3…n (mm).
Dengan k = 1, 2,….n ; pada saat k = 0 maka Sk* = 0
Jika persamaan (2.2) dibagi dengan deviasi standar
(Dy) maka akan diperoleh Rescaled Adjusted Partial
Sums (RAPS) atau dirumuskan sebagai berikut:
Sk *
Sk ** =
Dy
2
∑ni=1 (Yi -Y)
Dy2 =
n

dengan :
Gambar 2.1 Metode poligon Thiessen (Harto, 1993 Sk* = nilai kumulatif penyimpangann-
Apabila hanya terdapat satu stasiun hujan ya terhadap nilai rata-rata,
yang dekat dengan lokasi, sehingga untuk analisis Yi = nilai data Y ke-I,
hujan rata-rata, hujan harian maksimum pada lokasi Y = nilai Y rata-rata,
tersebut dikalikan dengan faktor reduksi. Faktor n = jumlah data Y,
reduksi dihitung dengan menggunakan Tabel 2.1. Sk** = Rescaled Ajusted Partial Sums
(RAPS),
Tabel 2.1 Faktor reduksi Dy = standar deviasi seri data Y.
DAS
Faktor Reduksi Setelah nilai Sk** diperoleh untuk setiap k, tentukan
(km2)
nilai Q dan R terhitung dengan rumus :
1 – 10 0,99 Q = | Sk**| maks dan R = Sk** maks –
10 – 30 0,97 Sk** min
1,152 - 0,123 log10 Bandingkan, untuk jumlah data (n) dan derajat ke-
30 – 3000 (AREA) percayaan (α) tertentu, nilai-nilai di bawah ini :
a. Q/√n terhitung dengan Q/√n kritis
(Sumber : Loebis, 1987 b. R/√n terhitung dengan R/√n kritis
2.2.4 Uji Konsistensi Data Nilai Q/√n kritis dan R/√n kritis disajikan pada Tabel
Selain kehilangan atau rusaknya data, masih 2.2
terdapat lagi kesalahan yang berupa ketidakpangga- Tabel 2.2 Nilai Q/√n dan R/√n
han data (inconsistency). Sifat data ini perlu Q/√𝐧 kritis R/√𝐧 kritis
mendapatkan perhatian untuk memperoleh hasil N
analisis yang baik. Data hujan yang tidak panggah 90% 95% 99% 90% 95% 99%
(inconsistent) dapat terjadi karena beberapa hal 10 1,05 1,14 1,29 1,21 1,28 1,38
(Harto, 1993) : 20 1,10 1,22 1,42 1,34 1,43 1,60
a. Alat diganti dengan alat yang berspesifikasi lain 30 1,12 1,24 1,46 1,40 1,50 1,70
b. Perubahan lingkungan yang mendadak 40 1,13 1,26 1,50 1,42 1,53 1,74
c. Lokasi dipindahkan 50 1,14 1,27 1,52 1,44 1,55 1,78
Untuk memperoleh hasil analisis yang baik, 100 1,17 1,29 1,55 1,50 1,62 1,86
data hujan harus dilakukan pengujian konsistensi >100 1,22 1,36 1,53 1,62 1,75 2,00
terlebih dahulu untuk mendeteksi penyimpangan. (Sumber : Harto, 1993)
Pengujian konsistensi ada berbagai cara diantaranya
menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted 2.2.5 Analisis Distribusi Frekuensi
Partial Sums). Metode RAPS digunakan untuk men- Dalam statistik dikenal beberapa jenis distri-
guji ketidakpanggahan antar data dalam stasiun itu busi frekuensi dan masing-masing distribusi mem-
sendiri dengan mendeteksi pergeseran nilai rata-rata iliki sifat khas sehingga setiap data hidrologi harus
(mean) . diuji kesesuaiannya dengan sifat statistik masing-
Dalam metode RAPS, konsistensi data hujan masing distribusi tersebut. Parameter-parameter
ditunjukkan dengan nilai kumulatif penyimpangann- yang digunakan dalam pemilihan jenis distribusi
ya terhadap nilai rata-rata berdasarkan persamaan curah hujan rancangan yang akan digunakan dapat
berikut (Kamiana, 2011) : dilihat di bawah ini (Harto, 1993) :
a. Menentukan nilai rata-rata
3
(2.2)
Nilai rata-rata merupakan perbandingan antara n = jumlah data.
hasil penjumlahan nilai variat dengan jumlah da- e. Mencari nilai koefisien kurtosis (Ck)
ta itu sendiri. Adapun rumusnya sebagai berikut : Pengukuran kurtosis (Ck) dimaksudkan untuk
∑ni=1 Xi mengukur keruncingan dari bentuk kurva distri-
X= busi. Adapun rumusnya sebagai berikut :
n (2.7)
dengan : 4
n2 ∑ni=0 (Xi -X)
X = nilai rata-rata, Ck =
Xi = data curah hujan, (n-1)(n-2)(n-3)S4
dengan :
n = jumlah data.
Ck = koefisien kurtosis,
b. Menetukan nilai deviasi standar (S)
Xi = nilai variat,
Deviasi standar (S) merupakan ukuran sebaran
yang paling banyak digunakan. Apabila penyeba- X = nilai rata-rata.
ran sangat besar terhadap nilai rata-rata, maka S = standar deviasi,
nilai S akan besar, akan tetapi jika penyebaran n = jumlah data.
data sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka Sifat-sifat statistik masing-masing distribusi pemili-
nilai S akan kecil pula. Deviasi standar dapat di- han agihan dapat dilihat pada Tabel 2.3
hitung dengan rumus :
Tabel 2.3 Parameter statistik untuk menen-
2 tukan jenis distribusi
∑ni=0 (Xi -X)
S= No. Distribusi Persyaratan
n-1 (2.8)
Cs ≈ 0
dengan : 1 Normal
S = standar deviasi, Ck ≈ 3
Xi = nilai variat, Cs ≈ Cv3 + 3Cv
X = nilai rata-rata, 2 Log Normal Ck ≈ Cv8 + 6Cv6 +15Cv4 + 16Cv2
n = jumlah data. +3
c. Mencari nilai koefisien variasi ( Cv) Cs ≈ 1,4
3 Gumbel
Koefisien variasi (Cv) adalah nilai perbandingan Ck ≈ 5,4
antara deviasi standar dengan nilai rata-rata hi- Log Pearson
4 Selain dari nilai di atas
tung dari suatu distribusi normal. Koefisien vari- III
asi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Sumber : Harto, 1993)
S
Cv =
X (2.9)
Persamaan yang digunakan untuk masing-
dengan : masing jenis distribusi frekuensi tersebut adalah
Cv = koefisien variasi, sebagai berikut :
S = standar deviasi, 1. Distribusi Probabilitas Gumbel
X = nilai rata-rata. Jika data yang dipergunakan dalam perhi-
d. Mencari nilai Koefisien kepencengan (Cs) tungan adalah berupa sampel (populasi terbatas),
Koefisien kepencengan (Cs) adalah suatu nilai maka perhitungan hujan rencana berdasarkan dis-
yang menunjukkan derajat ketidaksimetrisan (as- tribusi probabilitas Gumbel dilakukan dengan
imetri) dari suatu bentuk distribusi. Apabila kur- rumus berikut:
va frekuensi dari suatu distribusi mempunyai XT = X + S . K
ekor memanjang ke kanan atau ke kiri terhadap (2.12)
titik pusat maksimum, maka kurva tersebut tidak dengan :
akan berbentuk simetri. Keadaan tersebut disebut XT = hujan rencana dengan periode
condong ke kanan atau ke kiri. Pengukuran ke- ulang T tahun (mm),
condongan adalah untuk mengukur seberapa be- X = nilai rata-rata dari data hujan
sar kurva frekuensi dari suatu distribusi tidak (X) (mm),
simetri atau condong. Ukuran kecondongan S = standar deviasi dari data hujan
dinyatakan dengan besarnya koefisien kecon- (X) (mm),
dongan atau koefisien kepencengan, dan dapat
dihitung dengan persamaan : K = faktor frekuensi Gumbel: K =
n ∑ni=0 (Xi -X)
3 Yt -Yn
. (2.10)
Cs = Sn
(n-1)(n-2)S3 dengan :
dengan : YT = reduced variate = -Ln- Ln
T-1
,
Cs = koefisien kepencengan, T
Sn = reduced standard,
Xi = nilai variat,
Yn = reduced mean.
X = nilai rata-rata.
S = standar deviasi,
4
2. Distribusi Probabilitas Normal dengan :
Perhitungan hujan rencana berdasarkan dis- XT = nilai logaritmis hujan rencana
tribusi probabilitas Normal, jika data yang di- dengan periode ulang T (mm),
pergunakan adalah berupa sampel dengan rumus Log X = nilai rata-rata dari Log X
berikut : (mm),
XT = X + KT . S SLogX = standar deviasi dari Log X,
(2.15) KT = faktor frekuensi, besarnya bergan-
dengan : tung koefisien kepencengan
XT = hujan rencana dengan periode 2.2.6 Uji Distribusi Frekuensi
ulang T tahun (mm), Uji distribusi probabilitas dimaksudkan un-
X = nilai rata-rata dari data hujan (X) tuk mengetahui apakah persamaan distribusi proba-
(mm), bilitas yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik
S = standar deviasi dari data hujan sampel data yang dianalisis. Metode pengujian prob-
(X) (mm), abilitas yang akan digunakan adalah metode Chi-
KT = faktor frekuensi, nilainya ber- Kuadrat (Soewarno, 1995).
gantung dari T variabel reduksi Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menen-
Gauss. tukan apakah persamaan distribusi yang telah dipilih
3. Distribusi Probabilitas Log Normal dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang
Perhitungan hujan rencana berdasarkan dis- dianalisis. Parameter uji Chi-Kuadrat dapat dihitung
tribusi probabilitas Log Normal, jika data yang dengan rumus (Soewarno, 1995) :
n
dipergunakan adalah berupa sampel, dilakukan (Of-Ef)2
dengan rumus berikut : X2 =
Ef
Log XT = Log X + KT . SlogX i=0
(2.16) dengan :
a. Harga rata-rata (X) X2 = nilai Chi-Kuadrat terhitung,
∑ni=0 Log Xi N = jumlah sub kelompok dalam satu
Log X= grup,
n
b. Standar deviasi (S) Of = frekuensi yang terbaca pada ke-
(2.17)
las yang sama,
2
∑ni=0 (Log Xi -Log X) Ef = frekuensi (banyak pengamatan)
SLogX = yang diharapkan sesuai dengan
n-1 (2.18)
dengan : pembagian kelasnya.
Log XT = nilai logaritmis hujan rencana Derajat nyata atau derajat kepercayaan (α)
dengan periode ulang T (mm), tertentu yang sering diambil adalah 5%. Derajat
Log X = nilai rata-rata dari Log X kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus berikut
(mm), (Kamiana, 2011) :
SlogX = standar deviasi dari Log X, Dk = K - (P+1)
KT = faktor frekuensi, nilainya (2.24)
bergantung dari T. K = 1 + 3,3 log n
(2.25)
4. Distribusi Probabilitas Log Pearson Tipe
III dengan :
Perhitungan hujan rencana berdasarkan dis- Dk = derajat kebebasan,
tribusi probabilitas Log Pearson Tipe III, jika da- P = banyaknya parameter, untuk
ta yang dipergunakan adalah berupa sampel, dil- Chi-Kuadrat adalah 2,
akukan dengan rumus berikut : K = jumlah kelas distribusi,
N = banyaknya data.
Log XT = Log X + KT x SLogX
Selanjutnya distribusi probabilitas yang
(2.19)
dipakai untuk menentukan curah hujan rencana ada-
a. Harga rata-rata (X)
lah distribusi probabilitas yang mempunyai simpan-
∑ni=0 Log Xi
Log X= gan maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpan-
n gan kritis, atau dirumuskan(2.20)
sebagai berikut :
b. Standar Deviasi (S)
X2< X2cr
2 (2.26)
∑ni=0 (Log Xi -Log X) (2.21)
SLogX = dengan :
n-1
X2 = parameter Chi-Kuadrat terhi-
c. Koefisien Kepencengan (Cs) tung,
3
n ∑ni=0 (Log Xi -Log X) X2cr = parameter Chi-Kuadrat kritis.
Cs = (2.22)
(n-1)(n-2)(SLogX )3
5
Prosedur perhitungan dengan menggunakan L = panjang contoh yang
metode uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut : ditest (cm)
1. Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya A = luas penampang sampel
2. Menghitung jumlah kelas tanah (cm²)
3. Menghitung derajat kebebasan (Dk) dan X2cr h1 = tinggi Head mula-mula
4. Menghitung kelas distribusi (cm)
5. Menghitung interval kelas h2 = tinggi Head akhir (cm)
6. Perhitungan nilai X2
7. Bandingkan nilai X2 terhadap X2cr 2.2.8 Sumur Resapan
Sumur resapan merupakan sumur atau
2.2.7 Permeabilitas tanah lubang pada permukaan tanah yang digunakan untuk
Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat menampung air hujan agar dapat meresap kedalam
bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan tanah. Sumur resapan ini kebalikan dari sumur air
dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir minum. Sumur resapan untuk memasukkan air
lewat rongga pori. Pori-pori tanah saling berhub- kedalam tanah, sedangkan sumur air minum
ungan antara satu dengan lainnya, sehingga air dapat menaikkan air tanah ke permukaan (Kusnaedi,
mengalir dari titik dengan tinggi energi tertinggi ke 2011).
titik dengan energi yang lebih rendah. Untuk tanah, Prinsip kerja sumur resapan adalah menya-
permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang lurkan dan menampung air hujan ke dalam lubang
mengalirkan air melalui rongga pori tanah. atau sumur agar air dapat memiliki waktu tinggal di
Koefisien permeabilitas tergantung pada permukaan tanah lebih lama, sehingga sedikit demi
ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distri- sedikit air dapat meresap ke dalam tanah (Kusnaedi,
busi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur 2011).
tanah. Secara garis besar, semakin kecil ukuran Persyaratan – persyaratan perencanaan su-
partikel maka semakin kecil pula ukuran pori dan mur resapan (SNI 03-2453-2002)
semakin rendah koefisien permeabilitasnya. 1. Umum
Pengujian permeabilitas tanah dilakukan di Persyaratan umum yang harus dipenuhi
laboratorium menggunakan metode Constant Head adalah sebagai berikut :
Test dan Falling Head Test. a) Sumur resapan air hujan ditempatkan
1. Constant Head Test pada lahan yang relative datar,
Uji ini digunakan untuk tanah berbutir mempunyai beda ketinggian antara
kasar. 0,03 atau (3%).
Rumus : b) Air yang masuk ke dalam sumur resa-
k= pan adalah air hujan yang tidak terce-
mar.
c) Penempatan sumur resapan air hujan
(2.27) harus mempertimbangkan keamanan
dengan : bangunan sekitarnya.
k = koefisien permeabilitas d) Harus memperhatikan peraturan dae-
(cm/detik) rah setempat.
Q = Debit (cmᶾ) e) Hal-hal yang tidak memenuhi ketentu-
L = panjang contoh yang an ini harus disetujui oleh instansi
ditest (cm) yang berwenang.
A = luas penampang (cm²) 2. Teknis
h = jarak permukaan air da- Persyaratan teknis yang harus dipenuhi ada-
lam corong (cm) lah sebagai berikut :
t = waktu (detik) a) Kedalaman air tanah.
2. Falling Head Test Kedalaman air tanah minimum 1,50 m
Uji ini digunakan untuk tanah berbutir ha- pada musim hujan.
lus. b) Permeabilitas tanah.
Rumus : Struktur tanah yang dapat digunakan
k = 2,303. (a. L / A. L). log harus mempunyai nilai permeabilitas
(h1 / h2) (2.28) tanah ≥ 2,0 cm/jam, dengan klasifikasi
dengan : sebagai berikut :
k = koefisien permeabilitas
 Permeabilitas tanah sedang (geluh
(cm/detik)
kelanauan 2,0 – 3,6 cm/jam atau
a = luas penampang pipa
0,48 – 0,864 m3/m2/hari).
(cm²)

6
 Permeabilitas tanah agak cepat Apartemen 0,50 – 0,70
(pasir halus 3,6 – 36 cm/jam atau Industri
0,864 – 8,64 m3/m2/hari). Ringan 0,50 – 0,80
 Permeabilitas tanah cepat (pasir Berat 0,60 – 0,90
kasar, lebih besar dari 36 cm/jam Perkerasan
atau 8,64 m3/m2/hari). Aspal dan beton 0,70 – 0,95
c) Jarak terhadap bangunan. Batu bata, paving 0,50 – 0,70
Jarak penempatan sumur resapan air Atap 0,75 – 0,95
hujan terhadap bangunan, dapat dilihat Halaman tanah berpasir
pada tabel berikut : Datar, 2%
Rata-rata, 2% - 7% 0,05 – 0,10
Tabel 2.4 Jarak penempatan sumur Curam, 7% 0,10 – 0,15
resapan air hujan Halaman tanah berat 0,15 – 0,20
Jarak mini- Datar, 2%
No Jenis bangunan mum dari su- Rata-rata, 2% - 7%
mur resapan Curam, 7% 0,13 – 0,17
air hujan (m) Halaman kereta api 0,18 – 0,22
Halaman tempat bermain 0,25 – 0,35
1 Sumur resapan air hu- 3 Halaman perkuburan 0,10 – 0,35
jan/sumur air bersih Hutan 0,20 – 0,35
2 Pondasi bangunan 1 Datar, 0 – 5% 0,10 – 0,35
Bergelombang, 5-10%
3 Bidang resapan/tangki 5 Berbukit, 10-30% 0,10 – 0,40
septik 0,25 – 0,50
(Sumber : SNI 03-2459-2002) 0,30 – 0,60
3. Volume andil banjir, volume air hujan yang (Sumber : McGuen, 1986 dalam Suripin.2004).
meresap dan volume penampungan.
A. Volume Andil Banjir, Vab B. Volume Air Hujan Yang Meresap,
Volume andil banjir adalah volume air Vrsp
hujan yang jatuh kebidang tanah, yang akan Volume air hujan yang meresap adalah
dilimpaskan ke sumur resapan air hujan volume air hujan yang diserap oleh tanah.
(Anonim, 2002). Volume air hujan yang meresap dihitung
Volume andil banjir dapat dihitung dengan dengan rumus berikut :
rumus berikut : Vrsp = te/R24. Atotal. K
Vab = 0,855. Ctadah. Atadah.
R (2.29) (2.30)
dengan : dengan :
Vab = Volume andil banjir Vrsp = volume air hujan yang
(m3) meresap (m3)
Ctadah = koefisien limpasan dari te = durasi hujan efektif
bidang tadah (jam)
Atadah = Luas bidang tadah (m2) te = 0,9. Rᶺ0,92/ 60 (jam)
R = Tinggi hujan harian ra-
ta-rata (L/ mᶟ/hari) Atotal = luas dinding sumur +
luas alas sumur (m2)
Tabel 2.5 Koefisien limpasan K = koefisien permeabilitas
Deskripsi lahan / karakter per- C tanah (m/hari)
mukaan (untuk dinding sumur
Bussines yang kedap, Kv = Kh ,
Perkotaan 0,70 – 0,95 untuk dinding tidak
Pinggiran 0,50 – 0,70 kedap diambil nilai
Perumahan Krata-rata)
Rumah tinggal 0,30 – 0,50 Krata-rata =
. .
Multiunit terpisah 0,40 – 0,60

Multiunit tergabung 0,60 – 0,75 (2.31)


Perkampungan 0,25 – 0,40
dengan :
7
Kv = koefisien permeabilitas diatasnya
pada dinding sumur (m/hari)
Kh = koefisien permeabilitas 3 Ferocement tebal 10 Penutup sumur,
pada alas sumur (m/hari) cm dinding sumur
Ah = luas alas sumur (m2) bagian atas
Av = luas dinding sumur
(m2) 4 Pasangan ½ bata Dinding sumur
C. Volume Penampungan, Vstorasi merah, batako, bagian atas
Volume penampungan adalah volume campuran 1 semen : 4
air hujan yang akan ditampung oleh sumur pasir, diplester dan
resapan. Atau dalam artian volume andil diaci semen
banjir dikurangi volume air yang meresap. 5 Pasangan ½ batako Dinding sumur
Volume penampungan dihitung dengan campuran 1 : 4, jarak bagian bawah
rumus berikut : kosong antar batako 10
Vstorasi = Vab – Vrsp cm, tanpa diplester
(2.33) 6 Beton bertulang Dinding sumur
dengan : pracetak Ø 80 – 100 bagian atas dan
Vstorasi = volume penampungan cm dinding sumur
(m3) bagian bawah
Vab = volume andil banjir
(m3) 7 Beton bertulang Dinding sumur
Vrsp = volume air yang pracetak, dinding bagian atas dan
meresap (m3) porous Ø 100 cm dinding sumur
bagian bawah
2.2.9 Spesifikasi sumur resapan 8 Batu pecah, ukuran 10 Pengisi sumur
-20 cm
Untuk spesifikasi sumur resapan air hujan 9 Pecahan bata merah, Pengisi sumur
di pekarangan rumah, digunakana SNI 03-2459- ukuran 5 – 10 cm
2002 sebagai acuan. 10 Ijuk Pengisi sumur
1. Bentuk dan Ukuran 11 Pipa PVC dan Saluran air hujan
Persyaratan bentuk dan ukuran sumur resapan aksesorisnya Ø 110 cm
air hujan adalah : 12 Pipa beton Ø 200 mm
13 Pipa beton ½ lingkaran Saluran air hujan
a) Penampang sumur resapan air hujan ber- Ø200 mm Saluran air hujan
bentuk segi empat atau lingkaran.
b) Ukuran sisi lebar / diameter minimum 80 (Sumber : SNI 03-2459-2002)
cm dan maksimum 120 cm.
3. Tipe Konstruksi
c) Ukuran pipa masuk berdiameter 110 mm.
Tipe konstruksi sumur resapan air hujan terdiri
d) Ukuran pipa pelimpah berdiameter 110
dari :
mm.
2. Bahan Konstruksi  Tipe I
Bahan konstruksi yang digunakan untuk sumur Dengan dinding tanah, untuk tanah galuh
resapan air hujan dapat dipilih sebagai berikut : kelanauan dan dapat diterapkan pada
kedalaman maksimum 3 m
Tabel 2.7 Alternatif pemakaian bahan  Tipe II
konstruksi Dengan dinding pasangan batako atau bata
No Bahan Konstruksi Komponen merah tanpa diplester dan diantara pasan-
gan diberi celah lubang, dan dapat diterap-
1 Plat beton bertulang Penutup sumur kan untuk semua jenis tanah dengan
tebal 10 cm, campuran kedalaman maksimum 3 m
2 1 semen : 2 pasir : 3 Penutup sumur
 Tipe III
kerikil
Dengan dinding buis beton porous atau tid-
Plat beton tidak
ak porous, pada ujung pertemuan sambun-
bertulang tebal 10 cm,
gan diberi celah lubang, dan dapat diterap-
campuran 1 semen : 2
kan dengan kedalaman maksimum sampai
pasir : 3 kerikil,
dengan muka air tanah
berbentuk cubung dan
tidak diberi beban
8
 Tipe IV METODE PERENCANAAN
Dengan dinding buis beton berlubang dan 3.1 Lokasi Perencanaan
dapat diterapkan dengan kedalaman Lokasi perencanaan yaitu di Perumahan
maksimum sampai dengan muka air tanah Sandik Baru. Dan secara administratif, perumahan
ini berada di Kelurahan Sandik Kecamatan Gunung
4. Model Sumur Resapan Sari Kabupaten Lombok Barat
 Model I Permukaan
Sistem penyaluran air hujan ke sumur resa- 3.2 Tahapan Perencanaan
pan hanya melalui saluran air hujan saja 3.2.1 Pengumpulan data
Data terdiri dari dua macam yaitu data pri-
 Model II mer dan sekunder. Data primer adalah data yang
Sistem penyaluran air hujan ke sumur resa- diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran
pan melalui saluran air hujan dan juga pipa secara langsung yang dilakukan di lokasi
talang. perencanaan sedangkan data sekunder adalah data
yang diperoleh dari instansi terkait.
2.2.10. Rencana Anggaran Biaya Sumur Dalam perencanaan ini diperlukan data
Resapan. primer yaitu kedalaman muka air tanah pada lokasi
Menurut Firmansyah (20011:25), dalam perencanaan, kemudian diambil sampel tanahnya
bukunya Rancang Bangun Aplikasi Rencana untuk dicari nilai permeabilitas (k) di labolatorium.
Anggaran Biaya Dalam pembangunan Rumah. Kemudian untuk data sekunder diperoleh dari in-
Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan stansi terkait. Adapun data sekunder yang dibutuh-
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk kan dalam perencanaan ini yaitu Data curah hujan
bahan dan upah,serta biaya-biaya lain yang stasiun Gunung Sari selama 10 tahun yang di-
berhubungan dengan pelaksanaan proyek peroleh dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I.
pembangunan. Secara umum perhitungan RAB Stasiun hujan Bertais dipilih karena terdekat dengan
dapat dirumuskan sebagi berikut: RAB = ∑ (Volume lokasi perencanaan.
x Harga Satuan Pekerjaan). 3.2.4 Analisis Data
1. Pengukuran kedalaman muka air tanah.
2.2.10.1. Tahap- Tahap RAB 2. Analisis nilai (k) permeabilitas la-
boatorium
Rencana anggaran biaya mempunyai 3. Analisis data curah hujan
tahapan yang perlu untuk menghitung jumlah a) Uji konsistensi data curah hujan
volume per satuan pekerjaan dan analisa harga dengan menggunakan metode
satuan pekerjaan berdasarkan gambar tahap RAPS (Rescaled Adjusted Partial
pekerjaan serta syarat-syarat analisa pembangunan Sums).
konstruksi yang berlaku. b) Analisis curah hujan rerata DAS.
2.2.10.2 Perhitungan Volume c) Analisis distribusi frekuensi untuk
menentukan jenis agihan/distribusi
Perhitungan volume pekerjaan adalah yang digunakan.
bagian paling esensial dalam tahap perencanaan d) Uji kecocokan distribusi frekuensi
proyek. Pengukuran kualitas/volume pekerjaan menggunakan metode Chi-
merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan Kuadrat.
terhadap kuantitas item-item pekerjaan sesuai e) Analisis curah hujan rancangan
dengan lapangan. Dengan mengetahui jumlah menggunakan metode berdasarkan
volume pekerjaan maka akan diketahui berapa pada persyaratan jenis distri-
banyak biaya yang akan diperlukan dalam businya.
pelaksanaan proyek. 4. Analisis volume andil banjir
5. Analisis volume air hujan yang
2.2.10.3 Analisa Harga Satuan meresap
6. Analisis volume penampungan
Analisa harga satuan berfungsi sebagai
7. Perencanaan sumur resapan berbentuk
pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya
lingkaran
yang didalamnya terdapat angka yang menunjukkan
jumlah material, tenaga dan biaya persatuan
pekerjaan.

9
HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel di titik II
4.1 Pengukuran Kedalaman Air Tanah - Panjang sampel (L)
= 3,9 cm
Pengukuran kedalaman air tanah ini dil-
- Diameter sampel (𝑑 ) =8,4
akukan di 3 sumur milik warga Perumahan Sandik
Baru pada tanggal 24 Juli 2019. cm
- Jarak permukaan air dalam tabung =136
cm
- Volume air dalam gelas ukur(V) =200
cm³
- Waktu (t) =2,6
menit
h Perhitungan :
- Luas penampang sampel
(A) = П 𝑑

= . 3,14. 8,4

= 55,38 𝑐𝑚
Gambar 4.1 Sketsa letak muka air tanah
- Nilai permeabilitas
Kedalaman air tanah di sumur pertama 293
cm, sumur kedua dengan kedalaman 252 cm, dan k =
sumur ketiga dengan kedalaman 265, sehingga rata- ,
rata kedalaman sumur di perumahan tersebut adalah =
, ,
269 cm, dimana persyaratan teknis kedalaman air
= 0.000822cm/det = 2,958 cm/jam
tanah minimum 150 cm.
4.2 Analisis Nilai Permeabilitas Laboratorium
Sampel di titik III
Dari pengujian di laboratorium, didapatkan
data – data sebagai berikut : - Panjang sampel (L)
= 5,4cm
Sampel di titik I
- Diameter sampel (𝑑 )
- Panjang sampel (L) = 5,2 cm = 8,5 cm
- Diameter sampel (𝑑 )= 8,75 cm - Jarak permukaan air dalam tabung = 136
- Jarak permukaan air dalam tabung =136 cm
cm - Volume air dalam gelas ukur (V) = 200
- Volume air dalam gelas ukur (V)= 200 cm³ cm³
- Waktu (t) = 0,54 menit - Waktu (t)
= 0,95 menit
Perhitungan :
Perhitungan :
- Luas penampang sampel
(A) = П 𝑑 - Luas penampang sampel
(A) = П 𝑑
= . 3,14. 8,75
= . 3,14. 8,5
= 60,10 𝑐𝑚
= 56,71 𝑐𝑚
- Nilai permeabilitas
- Nilai permeabilitas
k =
k =
,
=
, , ,
= , ,
= 0.002356cm/det = 8,482 cm/jam
= 0.001474 cm/det = 5,306 cm/jam
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3

10
Tabel 4.3 Perhitungan koefisien permeabilitas (k) 1. Curah hujan tahun 2009 (Y) = 1025
Waktu Volume mm
H (t) air (V) (A) k k
sampel 2. Jumlah data hujan (n) = 10
(cm) (dt) (cm3) (cm2) (cm/dtk) (cm/jam)
3. Nilai rata-rata keseluruhan hujan (Y) =
1 136 54 200 60.102 0.002356 8.482
= 1868.7mm
2 136 126 200 55.390 0.000822 2.958
4. Nilai statistic
3 136 95 200 56.716 0.001474 5.306
(sumber: hasil hitungan) Sk* = (Y-Y)

Digunakan koefisien permeabilitas (k) rata-rata yai- =(1025 ˗ 1868.7)


tu, = -843.7
, , ,
k = Sk* = (Y-Y) + Sk* (tahun sebelumnya)
, = ˗ 843.7 + 0
=
= - 843.7
= 5,582 cm/jam ≥ 2 cm/jam 2
(Y-Y) (- 843.7)2
Tabel 4.4 Nilai Permeabilitas 5. Nilai statistik Dy2 = n
= 10
=
Nilai 71182.969
Lokasi Permeabilitas Sk * Sk * -853.5
6. Nilai statistik Sk** = = = = -1.277
(cm/jam) Dy
Dy 2
√72846.225

1 8,482
7. Harga mutlak |Sk**| = 1.277
2 2,958
Hasil perhitungan untuk tahun-tahun selanjutnya
3 5,306
disajikan pada tabel
Nilai Rata-
5,582 n = 10
rata
(sumber: hasil hitungan) 𝐷 = 660.595
4.3 Analisis Hidrologi
Sk**maks =0
4.3.1 Data Curah Hujan
Sk**min = -3.822
Data curah hujan yang digunakan dalam
Q = |Sk**| maks = 3.822
analisis perhitungan curah hujan rancangan kala
ulang 5 tahun adalah data curah hujan harian dari R = Sk** maks ˗ Sk** min = 0 – (-3.822)
Stasiun Gunung Sari yang dikelola oleh Balai Wila-
= 3.822
yah Sungai Nusa Tenggara I dengan panjang data
selama 10 tahun yaitu dari tahun (2009-2018). Ada- Maka :
pun data curah hujan tahunan dari Stasiun Bertais
disajikan pada tabel 4.5. Q/√n = 4.051 / √10 = 1.21<1.29 Kritis Tabel
99%
Tabel 4.5 Data curah hujan tahunan
NO Tahun Curah Hujan
(sumber: BISDA)
1 2009 1025
4.3.2 Uji Konsistensi Data Curah Hujan
2 2010 2282
Dari hasil rekapitulasi data curah hujan 3 2011 1284
tahunan pada Stasiun Gunung Sari, kemudian diuji 4 2012 1624
apakah data tersebut konsisten atau tidak. Data yang
5 2013 1926
tidak konsisten dapat terjadi karena pergantian alat
ukur, perubahan penempatan alat, dan perubahan 6 2014 1178
lingkungan sekitarnya. Untuk mengetahui konsisten- 7 2015 1237
si data curah hujan maka digunakan metode RAPS 8 2016 2554
(Rescaled Adjusted Partial Sums). 9 2017 2927
Hasil perhitungan uji konsistensi data curah 10 2018 2650
hujan pada Stasiun Gunung Sari untuk tahun 2008
adalah sebagai berikut :
11
R/√n = 4.051 / √10 = 1.21<1.38 Kritis Tabel Dalam statistik dikenal banyak jenis distri-
99% busi frekuensi yang digunakan dalam hidrologi yai-
tu agihan Normal, agihan Log Normal, agihan Gum-
4.3.3 Curah Hujan Rerata Daerah bel dan agihan Log Pearson Tipe III. Analisis pa-
Perhitungan curah hujan dilakukan dengan rameter statistik data curah hujan disajikan dalam
cara memilih curah hujan harian maksimum yang Tabel 4.8
terjadi dalam satu tahun. Karena hanya satu pos hu- Perhitungan persyaratan jenis distribusi data cu-
jan saja yang digunakan yaitu stasiun pos hujan rah hujan disajikan seperti di bawah ini :
Gunung Sari sehingga untuk analisis hujan harian
maksimum pada lokasi dikalikan dengan faktor a. Nilai Rata-Rata (X)
reduksi. Diketahui bahwa Perumahan Sandik Baru ∑ni=0 (Xi ) 887.040
X= = = 88,704
memilik luas 0,022 km , maka berdasarkan table 2.1 n 10
digunakan faktor reduksi yaitu 0,99. b. Standar Deviasi (S)
2
Sehingga perhitungan curah hujan harian ∑ni=0 (Xi -X) 2862.284
maksimum rerata dengan faktor reduksi pada tahun S= = = 17.833
n-1 10-1
2009 :
Curah hujan harian maksimum rerata dengan faktor c. Koefisien Variasi (Cv)
reduksi S 17.833
Cv = = = 0.201
= 62 x 0,99 X 88.704
d. Koefisien Kepencengan (Cs)
= 61.380 mm
3
Perhitungan curah hujan harian maksimum rerata n ∑ni=0 (Xi -X)
Cs = =
dengan faktor reduksi untuk tahun-tahun berikutnya (n-1)(n-2)S3
disajikan pada tabel berikut 4.7 10 x 19343.027
= 0.473
(10-1)(10-2) x 17.8333
Tabel 4.7 Curah hujan harian maksimum rerata
dengan faktor reduksi e. Koefisien Kurtosis (Ck)
Curah Hu- 4
n2 ∑ni=0 (Xi -X)
jan Curah Hujan Ck = =
Harian Harian (n-1)(n-2)(n-3)S4
2
No Tahun Tgl/Bulan Maksimum Maksimum 10 x 1976132.686
= 3.876
Dengan (10-1)(10-2)(10-3) x 17.8334
Faktor Re- Berdasarkan dari hasil perhitungan maka didapat-
(mm) duksi (mm) kan nilai
15 Janu- Cv = 0.201 ;
62 Cs = 0.473 ;
1 2009 ari 61.380
Ck = 3.876
2 2010 24-Sep 104 102.960 maka jenis sebaran distribusi yang dipilih adalah
3 2011 23-Nov 77 76.230 pada tabel 4.9
9 Desem-
75 Tabel 4.9 Persyaratan jenis distribusi hujan
4 2012 ber 74.250
5 2013 29 Juni 84 83.160 No. Distribusi Persyaratan Perhitungan
9 Febru-
95
6 2014 ari 94.050
Cs ≈ 0
7 2015 1 Juni 83 82.170 1 Normal
10 Ck ≈ 3
8 2016 Desember 123 121.770
9 2017 16 Juni 108 106.920 Cs ≈ Cv3 + 3Cv Cs = 0.473
12
Log Nor-
10 2018 Desember 85 84.150 2 Ck ≈ Cv8 + Ck = 3.876
mal
Jumlah 887.040 6Cv6 +15Cv4 + Cv = 0.201
16Cv2 + 3
Rata-Rata 88.704
(sumber: hasil hitungan) 3 Gumbel Cs ≈ 1,4
4.3.4 Analisis Distribusi Frekuensi
12
Interval kelas IV = batas akhir kelas III+
Ck ≈ 5,4 (Ef x Ik)
=97,614+ (2 x 6,039)
Log Pear- Selain dari
4
son III nilai di atas = 109,692
Interval kelas V = batas akhir kelas IV+
(Sumber : Harto, 1993) (Ef x Ik)
= 109,692+ (2 x 6,039)
Dari hasil perhitungan parameter pemilihan = 121,77
distribusi frekuensi curah hujan pada Tabel 4.6 Hasil pengujian Chi-Kuadrat disajikan pada Tabel
menunjukan bahwa jenis distribusi yang digunakan 4.10
Log Pearson Tipe III. Tabel 4.10 Hasil uji Chi-Kuadrat data curah hujan
4.3.5 Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi Interval Ef Of (Of-Ef)2/Ef
Uji kecocokan distribusi digunakan untuk
0 < X ≤ 73,458 2,0 2 0
mengetahui apakah persamaan distribusi probabilitas
yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik sam- 73,458< X
pel data yang dianalisis. Uji kecocokan yang ≤85,536 2,0 4 2,0
digunakan dalam analisis adalah uji Chi Kuadrat.
Perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat 85,536< X
disajikan sebagai berikut. ≤97,614 2,0 1 0 ,5
97,614< X
a. Menghitung jumlah kelas disajikan seperti di ≤109,692 2,0 2 0
bawah ini :
Jumlah data (n) = 10 109,692< X ≤
Kelas distribusi (K) 121,77 2,0 0 2
K = 1 + 3,3 log n
Jumlah 10 10 4,5
K = 1 + 3,3 log 10
(sumber: hasil hitungan)
K = 4,3 ≈ 5 kelas
Of = jumlah data curah hujan yang menuhi
b. Menghitung derajat kebebasan (Dk) disajikan Untuk α = 5%
seperti dibawah ini : (Of-Ef)2
X2 = ∑ni=0
Dk = K – (P +1) Ef
= 5– (2 +1) X2 = 4,5
=2 4,5 (𝑋² )< 5,991 (𝑋² ) . . .ok
X2cr dengan α = 5% dan Dk = 2 adalah 5,991 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi
(Tabel nilai kritis untuk Chi-Kuadrat (uji satu sisi Log Pearson Tipe III tersebut dapat diterima.
dalam Soewarno, 1995)).
4.3.6 Curah Hujan Rancangan
c. Penentuan interval kelas Curah hujan rancangan merupakan besaran
Ik =
(Nilai curah hujan terbesar – nilai curah hujan terkecil) hujan dengan kala ulang tertentu, misalnya X5
(121,77- 61,38)
n merupakan besaran hujan dengan periode ulang 5
= 10
=6,039mm tahun dengan pengertian bahwa hujan sebesar itu
d. Sebaran Analitis atau lebih akan terjadi sekali selama waktu 5 (lima)
n
Ef = = =2
10 tahun.
k 5 Perhitungan curah hujan rancangan dengan
e. Pembagian interval kelas menggunakan metode Log Pearson Tipe III
Interval kelas I = data terkecil + (Ef x Ik) disajikan pada Tabel 4.11
= 61,38 + (2 x 6,039)
= 73,458 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.8 maka
Interval kelas II = batas akhir kelas I+ (Ef didapatkan :
x Ik) a. Nilai Rata-Rata (X)
= 73,458+ (2 x 6,039) ∑n (X ) 19.401
= 85,536 Log X = i=0 i = = 1,940
n 10
Interval kelas III = batas akhir kelas II+ b. Standar Deviasi (S)
(Ef x Ik) ∑ni=0 (Log Xi -LogX)
2
0,068
= 85,536+ (2 x 6,039) SLogX = = = 0,0869
n-1 10-1
= 97,614 c. Koefisien Kepencengan (Cs)

13
3
n ∑ni=0 (Log Xi -Log X) Perhitungan curah hujan rancangan metode Log
Cs = 3
= Pearson Tipe III dapat dilihat di bawah ini :
(n-1)(n-2)(SLogX )
10 x 0,0001222 Rumus :
= 0.026
(10-1)(10-2)(0,0869)3
Log XT = Log X + KT x SLogX
XT = Anti Log XT
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
koefisien kepencengan Cs = 0.026 maka dapat di-
Periode ulang 2 tahun
peroleh besar faktor penyimpangan (k) untuk kepen-
Log X2 = 1.940 + (-0.004) (0.0869) = 1.940
cengan positif (Tabel nilai KT distribusi Log Pearson
X2 = 87.040 mm
Tipe III untuk kepencengan positif dalam Soewarno,
Untuk hasil perhitungan curah hujan rancangan se-
1995) dengan cara interpolasi yaitu :
lanjutnya disajikan pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Nilai curah hujan rancangan
Periode ulang 2 tahun P = 50%
Hujan
Cs = 0,0 ; k = 0,000
Periode Ulang Rancangan
Cs = 0,026 ; k = ?
(mm)
Cs = 0,1 ; k = -0,017
Interpolasi nilai k 2 87.040
(0,026-0,0)
k = 0,000 +(0,1-0,026)x (-0,017−0,00) = -0,004
5 103.075
Periode ulang 5 tahun P = 20% 10 112.657
Cs = 0,0 ; k = 0,842
Cs = 0,026 ;k=? 25 123.898
Cs = 0,1 ; k = 0,836
Interpolasi nilai k 50 131.773
(0,026-0,0)
k = 0,842 +(0,1-0,026)x (0,836− 0,842) = 0,840 100 139.297
Periode ulang 10 tahun P = 10% (sumber: hasil hitungan)
Cs = 0,00 ; k = 1,282
Cs = 0,026 ;k=?
Cs = 0,1 ; k = 1,292 4.4 Perencanaan Sumur Resapan
Interpolasi nilai k 4.4.1 Perhitungan dan Penentuan Sumur
(0,026-0,0) Resapan
k = 1,282 +(0,1-0,026)x (1,292– 1,282) = 1,285
Dalam perencanaan ini di tentukan sumur
resapan dengan penampang lingkaran.
Periode ulang 25 tahun P = 4%
Cs = 0,0 ; k = 1,715
Cs = 0,026 ;k=? a. Tipe rumah 21/90
Cs = 0,1 ; k = 1,785  Volume Andil Banjir(𝑉 )
Interpolasi nilai k R =87.040 mm/hari≈
(0,026-0,0)
k = 1,715 +(0,1-0,026)x (1,785– 1,715) = 1,760 87.040 ltr/m²/hari.
𝐶 = 0,75
Periode ulang 50 tahun P = 2%
Cs = 0,0 ; k = 2,054 𝐶 = 0,10
Cs = 0,027 ;k=? ( . , ) ( . , )
Cs = 0,1 ; k = 2,107 C = =
Interpolasi nilai k 0,25
(0,027-0,0)
k = 2,054 +(0,1-0,026)x (2,107 – 2,054) = 2,068 𝑉 = 0,855. 𝐶 .𝐴 .R
= 0,855. 0,25. 90. 87,040
Periode ulang 100 tahun P = 1% = 1685.595 liter
Cs = 0,0 ; k = 2,326 = 1.685 m
Cs = 0,026 ;k=?  Volume air hujan yang meresap (𝑉 )
Cs = 0,1 ; k = 2,400
Interpolasi nilai k Untuk perhitungan volume air hujan yang
(0,026-0,0) meresap, terlebih dahulu ditentukan diame-
k = 2,326 +(0,1-0,026)x (2,400– 2,326) = 2,345 ter sumur (𝐷 ) dan kedalaman rencana
sumur (𝐻 ).

14
Direncanakan : n =
𝐷 = 0.8 m ,
=
𝐻 = 3,0 m
= 0.973 ≈ 1 buah
Durasi hujan efektif (𝑡 )
, Dari hasil perhitungan, untuk tipe rumah 21/90 di-
𝑡 = 0,9. 𝑅
rencanakan 1 buah sumur resapan per satu rumah
= 0,9. 87,040 , dengan penampang berbentuk lingkaran. Dengan
= 54.8004 menit = 0,913 jam 𝐷 = 0,8 m dan 𝐻 = 3,0 m.

𝐴 = luas dinding sumur (𝐴 ) + luas alas


sumur (𝐴 )
Luas dinding sumur
𝐴 = 𝜋. 𝐷. 𝐻
= 𝜋. 0.8 . 3
= 7,536 m Gambar 4.2 Skema sumur resapan berbentuk
lingkaran
Luas alas sumur

𝐴 = . 𝜋. 𝐷

= . 𝜋. 0,8

= 0,502 m
Luas total (𝐴 )
𝐴 =𝐴 +𝐴
=7,536 + 0,502 Gambar 4.3 Potongan sumur resapan ber-
=8,038 m bentuk lingkaran

Diketahui : 𝐾 = 5.582 cm/jam =


1.33968 m/hari 4.4.2 Penentuan Tipe, Bahan dan Model Kon-
𝐾 =2.𝐾 struksi Sumur Resapan
= 2 . 1,339 A. Tipe konstruksi
= 2,678 m/hari Untuk tipe konstruksi sumur resa-
𝐾 =
. . pan berpenampang lingkaran, dipilih kon-
struksi tipe III yaitu dengan dinding buis
, . , , . ,
= beton porous.
,
= 2.596 m/hari B. Bahan
1. Penutup sumur : Plat beton
𝑉 = .𝐴 .𝐾
bertulang tebal 10 cm, campuran 1
,
= . 8,038 . 2,596 semen2 pasir 3 kerikil.
,
= 0,219 m 2. Dinding : - buis beton
 Volume penampungan ( 𝑉 ) porous ( untuk konstruksi tipe III )
- pasangan ba-
𝑉 =𝑉 -𝑉 ta ( untuk konstruksi tipe II )
3. Pengisi sumur : Batu pecah, ukuran 10
= 1,686 – 0,219
– 20 cm
=1,467 m
4. Saluran air hujan :
Maka, H = a. Pipa PVC Ø 110 mm dan akseso-
risnya
, Untuk pipa talang maupun pipa
= 𝟎,𝟓𝟎𝟐
peluap
= 2,919 m b. Buis beton ½ lingkaran Ø 200 mm

15
Untuk saluran air hujan di mah na su-
pekarangan mur
C. Model (m) (m) n
Untuk model sistem penyaluran air 3.980.000,
0.8 3 1 00
hujan ke sumur resapan, dipilih model II
3.390.000,
yaitu air hujan yang jatuh ke genteng dialir- 21/90
1.0 2 1 00
kan melalui talang kemudian air hujan yg 3.090.000, Ekono
jatuh dipekarangan dialirkan melalui salu- 1.2 1.5 1 00 mis
ran. 4.990.000,
0.8 2 2 00
3.810.000,
4.5 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya 36/90
1.0 2.5 1 00
3.513.000, Ekono
Dalam perhitungan biaya diperlukan data- 1.2 2 1 00 mis
data yang meliputi: 5.662.000,
0.8 2.5 2 00
a.
Dimensi sumur resapan. Data ini diperoleh 4.183.000,
dari hasil perhitungan. 45/90
1.0 3 1 00
b. Standar satuan upah dan bahan setempat. 3.596.000, Ekono
A. Dimensi Sumur Resapan 1.2 2 1 00 mis
(sumber: hasil hitungan)
Dari hasil perhitungan dimensi sumur resapan
Perumahan Sweta Indah Mataram didapatkan di- Berdasarkan tabel 4.16 didapatkan hasil
mensi sumur yang direncanakan dapat dilihat pada perencanaan sumur resapan yang ekonomis di mas-
tabel 4.12. ing-masing tipe rumah yakni, tipe 21/90 dengan di-
ameter 1,2 m dan kedalaman 1,5 m, tipe 36/90
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Dimensi dengan diameter 1,2 m dan kedalaman 2,0 m, tipe
Sumur Resapan 45/90 dengan diameter 1,2 m dan kedalaman 2,0 m.
Diame- H
Tipe Ru-
ter Rencana Jumlah sumur
mah 4.6 Pembahasan
(m) (m) n
0.8 3 1 Persyaratan teknis yang harus dipenuhi
21/90 1.0 2 1 sebelum direncanakannya sumur resapan air hujan
1.2 1.5 1 menurut SNI – 03 – 2453 -2002 yaitu kedalaman air
0.8 2 2 tanah dilokasi harus lebih dari 1,5 meter dan perme-
36/90 1.0 2.5 1 abilitas tanah dilokasi harus lebih dari 2 cm/jam.
Setelah dilakukan pengukuran kedalaman air tanah
1.2 2 1
dilokasi penelitian, didapatkan hasil kedalaman air
0.8 2.5 2
tanah dilokasi yaitu 2,70 meter. Kemudian hasil
45/90 1.0 3 1
pengujian nilai permeabilitas tanah yang dilakukan
1.2 2 1 di laboratorium, didapatkan hasil nilai permeabilitas
(sumber: hasil hitungan) (k) dilokasi penelitian yaitu 5,582 cm/jam. Artinya
persyaratan teknis untuk direncanakannya sumur
B. Analisa biaya pembuatan sumur resapan resapan air hujan terpenuhi.
Sebelum direncanakannya sumur resapan
Analisa biaya pembuatan sumur resapan di air hujan, ada satu analisis lagi yang harus dilakukan
Perumahan Sandik Baru untuk tipe 21/90 dengan yaitu analisis curah hujan rancangan. Nilai curah
diameter 0,8 m ,kedalaman 3,0 m dan jumlah 1 unit hujan yang digunakan untuk perencanaan sumur
dapat dilihat pada tabel 4.17. resapan air hujan adalah curah hujan rancangan kala
Untuk hasil perhitungan biaya sumur resapan di Pe- ulang 2 tahun. Dari hasil analisis, didapatkan nilai
rumahan Sandik Baru selanjutnya dapat dilihat pada curah hujan rancangan kala ulang 2 tahun yaitu
tabel 4.18. sebesar 87,040 mm.
Dari hasil perhitungan sumur resapan ber-
bentuk lingkaran yang mengacu pada SNI – 03 –
2453 -2002 untuk semua tipe direncanakan 1 sumur
resapan air hujan / unit rumah yang ekonomis, untuk
dimensinya didapatkan hasil rumah tipe 21/90 yaitu
Tabel 4.18 Rekapitulasi biaya sumur resapan di D = 1,2 m dan H = 1,5 m, rumah tipe 36/90 yaitu D
Perumahan Sandik Baru. = 1,2 m dan H = 2,0 m, rumah tipe 45/90 D = 1,2 m
Tipe Diame- H Juml Biaya dan H = 2,0 m.
Ket
Ru- ter Renca ah (Rp)
16
Untuk spesifikasi sumur resapan air hujan atau saran untuk pengembangan selanjutnya, antara
mengacu pada SNI – 03 – 2459 – 2002 didapatkan lain :
hasil perencanaan untuk sumur resapan berpenam- 1. Dalam analisis curah hujan rancangan, sangat
pang lingkaran yaitu konstruksi tipe III (dinding buis dipengaruhi oleh ketersediaan data hujan. Se-
beton porous). Untuk model sistem penyaluran air hingga sangat disarankan sebelum menentukan
hujan direncanakan dengan sumur resapan model II lokasi penelitian sebaiknya mencari informasi
yaitu air hujan yang dialirkan ke sumur resapan be- ketersediaan data terlebih dahulu ke instansi –
rasal dari talang dan saluran air di pekarangan ru- instansi terkait.
mah. 2. Nilai curah hujan rancangan sangat ber-
pengaruh terhadap volume tampungan sumur
resapan, yang kemudian mempengaruhi di-
PENUTUP
mensi sumur resapan. Oleh karena itu, di-
5.1 Kesimpulan harapkan data curah hujan yang digunakan da-
lam analisis adalah data hujan dari stasiun pos
Dari hasil survey dan perhitungan yang
hujan terdekat sehingga benar – benar me-
dilakukan pada perencanaan ini, dapat diambil kes- wakili curah hujan di lokasi penelitian.
impulan bahwa :
1. Dari hasil survey kedalaman muka air tanah di
perumahan Sandik Baru Lombok Barat diperoleh
kedalaman 2,70 m. (>1,5 m. memenuhi syarat
SNI).
2. Dari hasil pengujian permeabilitas tanah laborato-
rium didapatkan nilai permeabilitas 5,582
cm/jam. (>2cm/jam. Memenuhi syarat SNI).
3. Dari Analisa perencanaan dimensi sumur resapan
di perumahan Sweta Indah Mataram diperoleh
dimensi sebagai berikut:
a. Untuk tipe rumah 21/90 diameter 0,8 m
dengan kedalaman 3,0 m 1 unit, diameter 1 m
dengan kedalaman 2,0 m 1 unit dan diameter
1,2 m dengan kedalaman 1,5 m 1 unit.
b. Untuk tipe rumah 36/90 diameter 0,8 m
dengan kedalaman 2,0 m 2 unit, diameter 1 m
dengan kedalaman 2.5 m 1 unit dan diameter
1,2 m dengan kedalaman 2 m 1 unit.
c. Untuk tipe rumah 45/90 diameter 0,8 m
dengan kedalaman 2,5 m 2 unit, diameter 1 m
dengan kedalaman 3,0 m 1 unit dan diameter
1,2 m dengan kedalaman 2,0 m 1 unit.

4. Analisis biaya perencanaan sumur resapan di pe-


rumahan Sandik Baru Lombok Barat didapatkan
biaya yang ekonomis dari rencana dimensi sumur
resapan yakni:
a. Untuk tipe rumah 21/90 diameter 1,2 m
dengan kedalaman 1,5 m, dengan biaya
sebesar Rp. 3.090.000,00.
b. Untuk tipe rumah 36/90 diameter 1,2 m
dengan kedalaman 2 m, dengan biaya sebe-
sar Rp. 3.513.000,00.
c. Untuk tipe rumah 45/90 diameter 1,2 m
dengan kedalaman 2 m, dengan biaya sebe-
sar Rp. 3.596.000,00.

5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan ada
beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai masukan

17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Pedoman Penulisan Tugas Akhir.
Mataram: Jurusan Teknik Sipil Universitas
Mataram.

Damayanti, Wahyu. 2011. Perencanaan Sumur


Resapan Di Perumahan Graha Sejahtera 7 Bo-
yolali. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Edowai, Agusta. 2013. Perancangan Desain Sumur


Resapan Dalam Mengurangi Limpasan Air
Hujan Di Perumahan Padasuka Garden
Bandung.Bandung: Skripsi S1 Jurusan-
TeknikSipil.

Firmansyah. 2011. Rancang Bangun Aplikasi


Rencana Anggaran Biaya Dalam Pembangunan
Rumah. Jurnal Sistem Informasi
VOL.11.No.2.STIKOM : Surabaya

Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Jamulya dan Suratman.1993. Pengantar Ilmu


Tanah.UGM.

Kusnaedi. 2011. Sumur Resapan Untuk Pemukiman


Perkotaan dan Pedesaan, Penebar Swadaya. Jakarta.

Loebis, Joesron. 1987. Banjir Rencana Untuk


Bangunan Air. Bandung: DPU.

Mulyanto, 2018. Perencanaan Sumur Resapan Air


Hujan Untuk Lahan Pekarangan Griya
Citra Agung Mataram. Mataram :
Universitas Mataram

Siswanto, J. 2001. Sistem Drainase Resapan Untuk


Meningkatkan Pengisian (Recharge) Air Tanah.
Jurnal Natur Indonesia III (2): 129 – 137.

SNI No. 03-2453-2002. 2002. Tata Cara


Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk
Lahan Pekarangan. Badan Standardisasi Nasional,
Jakarta.

SNI No. 03-2459-2002.Spesifikasi Sumur Resapan


Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan. Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.

Soewarno,CD.1995. Hidrologi Teknik.Jakarta:


Erlangga.

Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan.


Yogyakarta: Beta Of

18

Anda mungkin juga menyukai