oleh :
Abstrak
Perumahan Purimas 2 yang berlokasi di desa Pasir Jambu Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor dibangun diatas
lahan bekas persawahan dan kebun, menjadikan suatu kebutuhan untuk memenuhi sarana dan prasarana warga
masyarakat yang semakin meningkat. Pembangunan perumahan yang dilaksanakan diatas lahan seluas 24.873 m²
dengan hanya menyisakan area lahan terbuka sekitar 10.003,03 m² atau sekitar 40,21% (milik PT. Lentera Mas
Perkasa) memberikan dampak yang sangat Vital. Yaitu berkurangnya daerah resapan air atau cadangan air tanah
karena tertutupnya lahan tempat meresapnya air oleh bahan seperti oleh : aspal,beton,atap bangunan dan
sebagainya, sehingga mengakibatkan semakin besarnya debit limpasan air hujan. Oleh karena itu untuk
menanggulanginya perlu di buatkan sumur resapan. Sumur resapan adalah sarana yang berfungsi hampir sama
dengan taman yaitu sebagai media untuk memasukan debit limpasan kedalam tanah untuk menjaga persediaan air
tanah. Salah satu cara untuk menganalisa atau mengkaji cara konservasi air tanah melalui sumur resapan adalah
dengan menghitung debit limpasan dari perumahan (Q1) menghitung debit limpasan dari curah hujan maksimum
untuk periode 10 tahun (Q2) Menghitung dan merancang sumur resapan berdasarkan debit limpasan (Q1+Q2)
dikurangi debit aliran yang tertampung di saluran drainase. Untuk merancang desain sumur resapan diantaranya
dengan menggunakan metode Sunyoto dan metode SNI 1991.
Dalam proses perhitungan / analisis hasil yang diperoleh untuk debit limpasan menghasilkan voluime sebesar
0,189708328 m³/s. Jika menggunakan metode Sunyoto diperlukan hasil perhitungan debit limpasan, sedangkan
apabila menggunakan Metode SNI diperlukan intensitas hujan. Dari hasil perhitungan / analisis ternyata ada
perbedaan. Untuk menampung debit limpasan metode Sunyoto menghasilkan dimensi yang lebih kecil serta
jumlah sumur resapannya lebih sedikit, contoh : untuk bangunan toko luas bangunan 120 m2 hanya dibutuhkan
sumur resapan sebanyak 1 bh, sedangkan jika menggunakan metode SNI untuk bangunan toko dengan luas yang
sama dibutuhkan sumur resapan sebanyak 3 bh. Sehingga metode Sunyoto akan lebih hemat terutama dari segi
biaya dan lebih efisien. Untuk area taman dan gardu listrik tidak diberi sumur resapan sebab masih berfungsi
sebagai daerah resapan air yang bagus.
Dengan :
3. Tipe 3 i = intensitas hujan (m/jam)
Bentuk sumur tipe 3 adalah sumur resapan yang At = luas tadah hujan, berupa atap atau permukaan
mengandalkan sisi bawah dan sampingnya sebagai tanah yang diperkeras (m2)/
media meresapnya air kedalam tanah. Setengah K = permeabilitas (m/jam)
keliling bahan lubang ditutup dengan plesteran beton L = keliling penampang sumur (m)
dengan tujuan mengurangiresiko longsor. Bentuk A = luas penampang sumur (m2)
sumur resapan tipe 3 ditunjukkan pada Gambar. 2.3 D = durasi hujan (jam)
H = kedalaman sumur (m)
2 πL 2) Metode Sunyoto
𝐹= Persamaan sumur resapan metode Sunyoto dihitung
𝐿 𝐿 dengan
𝑙𝑛 + 1+ ²
2𝑅 2𝑅
𝑄 −𝐹𝐾𝑇
Dengan : 𝐻= 1 − 𝐸 𝜋𝑅 2
𝐹. 𝐾
F = faktor geometrik.
L = panjang resapan samping (m) Dimana :
R = jari-jari sumur resapan (m) H = Tinggi muka air dalam sumur (m)
F = Faktor geometrik (m)
2.2.3 Design konstruksi sumur resapan Q = Debit masuk (m3/s)
T = Waktu pengaliran (s)
Persamaan untuk mendesain sumur resapan K = Koefisien permeabilitas tanah (m/s)
diantaranya yaitu dengan metode SNI no. 03-2459- R = jari-jari sumur (m)
1991 dan Metode Sunyoto.
Ya
3.1.1 Kondisi Hidrologi dan Data Curah Hujan.
Data curah hujan yang diperoleh berupa data jumlah Drainase Perumahan Purimas 2
curah hujan harian dengan jumlah pengamatan yang
digunakan selama 10 tahun, yaitu dari tahun 2003 Karadenan
sampai dengan tahun 2012. (Lihat tabel 3.1)
Ciluar
Tabel 3.1 Curah Hujan Harian Maksimum 10 tahun Stasiun Cibinong
Ciliwung
Keterangan :
Tersier
Sekunder
Primer
Gambar.3.2. Skema Jaringan Sistem Drainase.
2. Koefisien pengaliran.
Pengumpulan data
1. Primer
Nilai koefisien pengaliran didapat dari tabel koefisien
2. Sekunder pengaliran dengan asumsi jenis penutup
lahan/karakteristik lahan adalah perumahan (multi
Analisis data unit terpisah). Nilai koefisien pengaliran yang
diambil adalah 0,60 [lihat tabel 3.2 Koefisien
Distribusi curah hujan
Pengaliran (C)] untuk lebih mendapatkan faktor
1) Permeabilitas tanah (K)
1) Metode normal
2) Metode log normal
2) Faktor geometrik (F) keamanan yang lebih besar.
Setelah pembangunan
3) Metode gumbel
1) Koefisien pengaliran (C2)
4) Metode log normal
5) Metode Log Pearson III
2) Luas Wilayah (A2)
Tabel 2.1 Koefisien Pengaliran ( C )
6) Metode log Log
Pearson III
Selesai
10 474.1 1.28 103.27 607.2856 *Nilai k dapat dilihat dai tabel k distribusi Gumbel,
Sumber : Hasil Analisa , 2013 terlampir
*Nilai k dapat dilihat dari tabel k distribusi normal,
terlampir. 3. Metode Log Pearson
Perhitungan curah hujan rancangan dengan
menggunkan metoda Log Pearson III diunjukan pada
2. Metode Gumbel tabel 4.6, sedangkan untuk hasil dari perhitungan
Perhitungan curah hujan rancangan dengan curah hujan rancangan metode Log Pearson III
menggunakan metode Gumbel di tunjukan pada tabel ditunjukan pada tabel 4.7 berikut ini :
4.4, sedangkan hasil perhitungan Curah hujan Tabel 4.6 Hasil Perhitungan curah hujan rancangan metode Log Person III
rancangan metode Gumbel data dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4 Perhitungan curah hujan rancangan metode Gumbel
No Tahun Xi 𝑿𝒊 − 𝑋 (𝑿𝒊 − 𝑋)2
1 2003 322 -152.1 23134.41
2 2004 637 162.9 26536.41
3 2005 491 16.9 285.61
4 2006 535 60.9 3708.81
5 2007 610 135.9 18468.81
6 2008 509 34.9 1218.01
7 2009 441 -33.1 1095.61
8 2010 404 -70.1 4914.01
9 2011 349 -125.1 15650.01
10 2012 443 -31.1 967.21
Sumber : Hasil Analisa, 2013
4741 95978.9
Sumber : Hasil analisa 2013
Diketahui :
n = 10 (tahun)
𝑿𝒊 = 4741 (jumlah curah hujan maksimum
selama 10 tahun)
Ditanyakan :
Jawab :
log 𝑥 26,66
Substitusi persamaan 𝑋 = 𝐿𝑜𝑔 𝑋 + 𝑘. 𝑆 𝑙𝑜𝑔𝑥 , log 𝑥 = = = 2,667
𝑛 10
selanjutnya hasil perhitungan ditunjukkkan pada
Tabel 4.7 sebagai berikut : Contoh Perhitungan Tahun 2003
𝑿𝒊 − 𝑋 = 322 − 474,1 = −152,1
Tabel 4.7 Data curah hujan rancangan metode Log Person III
Contoh Perhitungan Tahun 2003
Periode Hujan Rancangan
(𝑿𝒊 − 𝑋)2 = (322 − 474,1 )2
𝐿𝑜𝑔 𝑋 k 𝑆 𝑙𝑜𝑔𝑥 = 23134.41
Ulang (Rt)
P = m/(N+1) = 1/(10+1) = 0,09
5 2.667 0.85 0.0967 561.88
10 2.667 1.26 0.0967 604.22 Dari hasil perhitungan, nilai peluang (P) terkecil
adalah 0.09 dan terbesar adalah 0.91. Agar data dapat
* Nilai k dapat dilihat dai tabel k distribusi Log di bagi menjadi 5 grup, maka diambil range nilai
Pearson III, terlampir peluang 0,2 yaitu : 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8. Penentuan
nilai k dapat dilihat pada lampiran. Perhitungan grup
kelas nilai Xi dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
4.1.2 Uji Chi kuadrat curah hujan rancangan
Tabel 4.9 Perhitungan batas grup
Untuk memilih distribusi mana yang akan di gunakan
dalam perhitungan selanjutnya, maka perlu dilakukan Range peluang k Nilai Xi Nilai Log Xi
pengujian statistik terhadap data dengan
menggunakan metode chi kuadrat. Perhitungan data 0.8 -0.84 387.35 2.5852
awal untuk uji chi kuadrat metode normal, Gumbel 0.6 -0.25 448.28 2.6422
dan Log Pearson III di tunjukan pada tabel 4.8 berikut 0.4 0.25 499.92 2.6905
ini.
0.2 0.84 560.85 2.7475
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Tabel 4.10 Perhitungan Chi Kuadrat metode Normal Tabel 4.13 Perbandingan curah hujan periode ulang tahunan
PUSTAKA
Sumber : Hasil Analisa, 2013
1. Anonim . 2007 Sistem Drainase Sumur Resapan-
Hasil perhitungan dimensi sumur resapan Part 1._ :ArcAria. http://architectaria.com/sistem-
menggunakan metoda Sunyoto dan metode SNI drainase-sumur-resapan-part-.html.(14 Juni
ternyata menghasilkan perbedaan. Metode Sunyoto 2011).
menghasilkan dimensi yang lebih kecil dibandingkan 2. Balai Lingkungan Permukiman 2003. Drainase
dengan menggunakan metode SNI. Perbandingan Permukiman Bandung:_ Geo.Gentur. 2008.
jumlah sumur resapan dengan kedalaman sumur 1,5 Deskripsi Hidrologi._:_.
dan jari-jari 0,3 m. http://gentur_geo.staff.uns.ac.id/hidrologi. (14
Juni 2011)
Metode Sunyoto digunakan dalam perencanaan 3. Chairil Saleh. 2011. Kajian Penanggulangan
sumur resapan, dengan adanya sumur resapan dengan Limpasan Dengan Menggunakan Sumur Resapan
dimensi seperti perhitungan yang sudah dilakukan. (Studi Kasus di Daerah Perumahan Made
Maka air hujan yang menjadi limpasan akan Kabupaten Lamongan).
tereduksi. Area taman, pos jaga dan tempat 4. Metode SNI No. 03-2459-1991 Tentang
pembuangan sampah tidak di buatkan sumur resapan, Perencanaan Sumur Resapan (Departemen
sebab kondisi tanahnya lebih banyak meresapkan air Kimpraswil).
dan hanya menghasilkan debit limpasan sedikit.