Anda di halaman 1dari 7

5.

Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat (HUSEMAS)


(Agusmanto, 2:2015) Berada di era globalisasi, peran lembaga pendidikan semakin
dituntut memberikan manajemen dan layanan yang professional kepada masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya minat masyarakat mengenyam pendidikan lebih lanjut.
Masyarakat sebagai konsumen dari lembaga pendidikan menjadi lebih kritis dalam memilih
lembaga yang ada. Sikap tersebut menuntut lembaga pendidikan untuk menjaga dan terus
meningkatkan image positif dari lembaganya. Sekolah harus benar-benar dapat menempakan diri
di masyarakat dengan melaksanakan manajemen secara tepat agar selalu siap menyeseuaikan
perubahan. Salah satu upaya yang dapat menunjang dukungan masyarakat terhadap program
yang dijalankan oleh sekolah adalah dengan membina hubungan baik antara sekolah dengan
masyarakat, dalam hal ini ditangani oleh humas pada sekolah .
Humas ada sebagai pengembang dan pemelihara kerjasama yang efisien untuk
menyampaikan informasi dua arah. Pengertian humas sendiri ialah suatu kegiatan yang
dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian,
kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis, serta hubungan secara sadar dan sukarela.
(Bakri, 2:2017) Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah
merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya seberapa besar
keikutsertaan masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah adalah indikator terhadap
manajemen sekolah yang bersangkutan.
Dalam rangka mencapai visi misi sekolah, perlu diadakannya revitalisasi hubungan
antara sekolah dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini sangat krusial sebab sekolah
memerlukan masukan dari masyarakat dalam penyusunan program sekolah, sekaligus
membutuhkan dukungan dalam menjalankan program tersebut. Hubungan ini tidak hanya
memberikan pengaruh besar kepada sekolah, masyarakat pun menjadi teredukasi mengenai
berbagai hal yang terjadi di dalam lembaga sekolah.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat ini perlu diatur sedemikian rupa dengan adanya
manajemen. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (husemas) merupakan seluruh
kegiatan yang diusahakan dan direncanakan secara sungguh-sungguh melakukan pembinaan
secara lanjut untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta public pada
khususnya, sehingga seluruh kegiatan operasional sekolah berjalan semakin efisien dan efektif
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Fungsi pokok Husemas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan relasi serta animo masyarakat terhadap sekolah sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pemasukan dana ke sekolah.
Tujuan Husemas adalah meningkatkan reputasi dan prestise sekolah di mata masyarakat.
Manfaat Husemas adalah menambah simpati masyarakat sehingga dapat meningkatkan
dukungan kepada sekolah secara spiritual dan material.

Bentuk-bentuk operasional Husemas :


1. Bidang sarana akademik
- Tinggi rendahnya prestasi lulusan (dilihat dari kuantitas dan kualitas, penelitin, karya
ilmiah local, nasional, dan internasional)
- Jumlah dan tingkat kesarjanaan pengajar di sekolah
- Sarana dan prasarana akademik
2. Bidang prasarana pendidikan
- Gedung/bangunan sekolah
- Ruang pembelajaran (ruang kelas, praktikum, kantor)
3. Bidang sosial (peran sekolah yang melibatkan masyarakat)
- Kerja bakti
- Perayaan hari besar nasional maupun keagamaan
- Pengamanan lingkungan
- Kebersihan, sanitasi
4. Kegiatan karya wisata
- Menggunakan atribut dengan identitas sekolah sehingga nama sekolah dapat dikenal
hingga ke luar daerah.

(Wati, 661:2015) Hubungan sekolah dan masyarakat dapat dijalin dengan beberapa
teknik dalam rangka mensukseskan program husemas , teknik tersebut dapat digunakan sesuai
dengan kondisi masyarakat sekitar dan keuangan sekolah :
a) Teknik Pertemuan Tatap Muka Kelompok
Seperti dalam penelitian yang dilakukan Wati (662:2015) kepada SDN 01 Bermani Ulu
yakni dilaksanakannya acara perpisahan atau pelepasan siswa kelas enam yang di
dalamnya terdapat unsur komite, wali siswa, dan pihak sekolah. Dalam kegiatan ini
disajikan beberapa hasil karya siswa sebagai wujud berhasilnya bimbingan tenaga
pengajar di sekolah tersebut, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai strategi pengenalan
kualitas sekolah dan memberikan citra yang baik kepada masyarakat.
b) Teknik Pertemuan Tatap Muka Individu
Masih menyimpulkan dari jurnal yang sama, Wati (662:2015) menjelaskan teknik kedua
sebagai sarana membangun komunikasi dengan masyarakat. Pertemuan individu seperti
ini yaitu dengan cara mengundang orang tua/ wali siswa dalam rangka mencari
penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi peserta didik. Selain itu, hubungan lain
dapat terjadi antara pihak sekolah dengan tokoh masyarakat di sekitar lingkungan sekolah
terkait keamanan maupun perihal lain yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan
sekolah.
c) Teknik Publikasi Sekolah
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menginformasikan perlombaan kepada siswa dan
mengumumkan para siswa yang berhasil mendapat penghargaan atas ajang perlombaan
yang telah diikuti pada saat upacara hari senin. Hal ini selain memberikan apresiasi
kepada siswa terkait, juga sebagai motivasi siswa lain untuk berpartisipasi dalam kegiatan
kejuaraan yang diselenggarakan baik di tinggal kecamatan hingga nasional. Teknik ini
pun dapat digunakan sebagai media penyebaran informasi kepada masyarakat terutama
wali siswa bahwa sekolah berhasil membina anak didiknya mencapai prestasi.

Hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya menjadi hubungan kerjasama yang


bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat memberikan keuntungan, kebaikan, dan
kemajuan dua belah pihak. Melalui hubungan harmonis dengan masyarakat, sekolah diharapkan
dapat meningkatkan kinerja sekolah sehingga proses pendidikan berjalan secara produktif,
efisien, dan efektif dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu, hubungan
yang harmonis sebagai hasil kerjasama humas dengan masyarakat ditendai dengan:
a) Adanya saling pengertian antara organisasi atau instansi danpihak luar.
b) Adanya kegiatan saling membantu karena mengetahui manfaat, arti, dan pentingnya
peran masing-masing pihak.
c) Adanya kerjasama yang erat dengan setiap pihak dan ikut bertanggungjawab atas
suksesnya pihak satu sama lain.

Kegiatan Husemas meliputi beberapa hal:


a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa
b. Memelihara hubungan baik dengan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3)
c. Memelihara dan mengebangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga
pemerintahan, swasta, dan organisasi sosial.
d. Memberi peringatan kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui macam-macam
teknik atau sarana komunikasi.

Hubungan husemas dapat ditinjau dari dua segi, yakni:


a) Hubungan kedinasan mencakup kegiatan penyampaian laporan tertulis mengenai
bermacam-macam data dan kegiatan sekolah, pelayanan kunjungan pejabat pendidikan
dalam rangka melakukan kegiatan supervise.
Beberapa contoh hubungan kerjasama dari pihak lain, meliputi;
- Hubungan dengan BP3,
- Hubungan dengan lembaga sekolah lain,
- Hubungan dengan organisasi profesi guru seperti PGRI
b) Hubungan dengan pihak lain di luar ketentuan atasan
Pada dasarnya setiap instansi, termasuk lembaga pendidikan atau sekolah, pasti
melaksanakan public relation. Humas di lingkungan organisasi kerja atau instansi
pemerintah, termasuk organisasi pendidikan harus diartikan sebagai serangkaian kegiatan
untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak tertentu di
luar organisasi tersebut.

Pada dasarnya proses kegiatan husemas memiliki 5 tahap :


1. Persiapan
Humas menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya dalam menjalin
hubungan dengan masyarakat. Ada tiga tahap persiapan:
- Mempersiapkan bahan materi dengan cara mengumpulkan data-data atau bahan-
bahan penting suatu instansi atau lembaga. Bahan informasi tersebut pada umunya
mengenai; data sarana fisik sekolah, kepegawaian, kesiswaan, pelaksanaan
kurikulum, prestasi belajar siswa, kondisi keuangan sekolah, dan persoalan lain
termasuk hambatan yang dihadapi sekolah. Data harus dikumpulkan secara lengkap
dan bersumber pada lembaga itu sendiri.
- Menentukan media yang akan digunakan, yaitu; media cetak maupun media
elektronik. Ada pun metode lain tanpa membutuhkan media, yaitu mengadakan
pertemuan langsung yang mana memerlukan persiapan juga.
- Mempersiapkan fasilitas penunjang media yang dipilih.
2. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan husemas dengan baik sesuai persiapan yang telah dilakukan.
3. Pengecekan tanggapan masyarakat
Humas mencari informasi terkait tanggapan masyarakat tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tanggapan dapat berupa dukungan moral, bantuan tenaga dan pemikiran,
atau bahkan materi.
4. Penilaian dan pengontrolan hasil
Pengevaluasian kegiatan humas yang telah dilaksanakan dengan melihat seberapa besar
partisipasi, pengertian, dukungan, bantuan, dan kerjasama yang ditimbulkan setelah
kegiatan dilaksanakan.
5. Pemberian saran kepada pimpinan
Humas berkewajiban melaporkan semua kegiatan serta hasil yang didapatkan kepada
pimpinan lembaga. Laporan tersebut dilengkapi dengan saran, anjuran, imbauan, atau
rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan instansi terkait dengan persoalan yang
dihadapi.

Agar kegiatan husemas dapat dijalankan dengan baik, terdapat beberapa asas yang perlu
diperhatikan sebagai pedoman, seperti yang terdapat di dalam buku Manajemen Sekolah terdapat
enam asas kegiatan humas:
a) Asas pemberitaan resmi dan objektif
Setiap informasi yang diberikan oleh bagian humas adalah informasi resmi dan harus
bersifat objektif.
b) Asas pemantauan keberesan intern instansi
Sukses atau tidaknya pelaksanaan kegiatan humas ditentukan oleh baik tidaknya
keadaan intern instansi yang bersangkutan. Tolak ukur intern yang baik dilihat dari
kedisiplinan, moral(akhlak), moril(semangat kerja), serta prsedur kerja.
c) Asas pertimbangan dan penguasaan dukungan publik
Agar publik ikut mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah maka sudah
semestinya humas mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai kemungkinan
sehingga proyek yang dianggap bertentangan dengan kepentingan umum dapat
dihindari.
d) Asas pelangsungan hubungan
Setelah hubungan dengan publik terjalin baik, sangat penting untuk mengusahakan
agar tidak terjadi hal yang dapat membuat salah satu pihak memutuskan hubungan
kerjasama tersebut.
e) Asas pemerhatian opini publik
Meskipun hubungan antara sekolah dengan masyarakat dapat dikatakan brjalan baik,
tentu saja akan terjadi hal-hal yang kurang memuaskan, kurang tepat, atau bahkan
bertentangan dengan kepentingan umum maka opini atau saran publik hendaknya
diperhatikan dengan baik.
f) Asas peningkatan mutu kegiatan
Humas perlu mengusahaan agar mutu kegiatan ditingkatkan sesuai dengan
perkembangan instansinya, peningkatan dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan keahlian bagian humas sehingga dapat memberikan penyajian yang
lebih baik.

Daftar pustaka
Sutomo, dkk. 2016. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press.
Agusmanto, dkk. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Lampung: FKIP
UNILA
Bakri, Sulaiman. 2017. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Pada SMP Negeri 13 Banda Aceh. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan.
Hlm. 48-54. Banda Aceh: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Wati, Eni. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Manajer Pendidikan. IX. Hlm.
659-664. Rejang Lebong: SD N 01 Bermani Ulu

Anda mungkin juga menyukai