Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses


kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan
secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada
khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Humas sebagai penghubung dari pihak sekolah dengan masyarakat harus selalu dipelihara
dengan baik karena sekolah akan selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya
sebagai partner sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise sekolah semakin
tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik yang cerdas, berkepribadian
dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam memajukan masyarakat.
Sekolah harus selalu siap mengantarkan peserta didik terjun langsung ke masyarakat
diantaranya dengan membekali peserta didik dengan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-
ketrampilan khusus baik melalui kegiatan intra maupun ekstra.
Jadi bila kita tarik garis merah secara general , maka pengertian hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah rangkaian kegiatan organisasi atau instansi untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar mendapatkan
dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja seara sadar dan sukarela.

Prinsip-Prinsip Hubungan Sekolah-Masyarakat


Dalam melaksanakan kegiatan hubungan sekolah-masyarakat perlu dianut beberapa prinsip.
Prinsip ini memberikan pedoman dan arah kepada guru dan kepala sekolah, sehingga kegiatan
hubungan sekolah-masyarakat itu dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip itu
adalah:
a) Prinsip otoritas, yaitu bahwa husemas harus dilakukan oleh orang yang mempunyai otoritas,
karena pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah.
b) Prinsip kesederhanaan, yaitu bahwa program-program hubungan sekolah-masyarakat harus
sederhana dan jelas.
c) Prinsip sensitivitas, yaitu dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan
masyarakat, sekolah harus sensitive terhadap kebutuhan serta harapan masyarakat. Apa yang
dianggap biasa oleh sekolah dapat merupakan hal yang sangat menyinggung perasaan masyarakat.
d) Prinsip kejujuran, yaitu bahwa apa yang disampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu apa
adanya dan disampaikan secara jujur. Sekali sekolah memberikan informasi yang tidak benar,
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah akan menurun, dan akibatnya sekolah tidak lagi mudah
untuk membangun kepercayaan itu kembali.
e) Prinsip ketetapan, yaitu bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat harus tepat,
baik baik dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai. Pemilihan
waktu yang kurang tepat dapat mengakibatkan kegagalan dari program tersebut.

3.1. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus
terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus
informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat
non akademik. Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang
sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh sebab
itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi, salah
interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang
lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap sekolah, atau
dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad
informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung
tentang sekolah.

3.2. Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan secara
terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara
insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester,
hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau
masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan apabila ada panggilan
sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk
tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah.
Apabila ini terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua
murid dan masyarakat. Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-
permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan berkembang setiap saat,
karena itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat
atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam
meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya.

3.3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilakukan
baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi yang disajikan
kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya disajikan dalam
bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat). Prinsip
kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-
kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami
istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan
dengan tingkat pemahaman masyarakat.

3.4. Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, faktor atau
substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler,
kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga mengandung makna
bahwa segala informasi hendaknya: a. Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus
ditutupi atau disimpan, padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui
keberadaan dan kemajuan sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan
sekolah, masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus dinformasikan
kepada masyarakat.

b. Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau
informasi yang obyektif.

c. Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan,


masalah dan prestasi sekolah terakhir. Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian
sejauh mana sekolah dapat mencapai misi dan visi yang disusunnya.

3.5. Constructiveness Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam
arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian
masyarakat akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami
secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti,
akan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada
sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan bersama.
Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu dikomunikasikan secara terus
menerus kepada sasaran masyarakat tertentu. Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi
hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan
kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Penjelasan
yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat tanpa prasangka
tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sekolah.
Untuk itu informasi yang ramah, obyektif berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.

3.6. Adaptability Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan


dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk
penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan
berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat
pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang
setiap pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi
hari. Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung
akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam pemecahan
persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.

4. Peranan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

1. Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan. Dalam


konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat
pendidikan yang potensial dan mempunyai hubungan yang fungsional.
2. Sekolah sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan dari masyarakat
lingkungannya. Berdasarkan hal ini, berarti antara masyarakat dengan sekolah memiliki
ikatan hubungan rasional berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak.
3. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
4. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan
mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
5. Masyarakat yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum,
perpustakaan, panggung-panggung kesenian, dan sebagainya.
6. Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
7. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar seperti aspek alami,
industri, perumahan, transportasi, perkebunan, pertambangan dan sebagainya.

Penyelenggaraan Kegiatan Administrasi Hubungan Sekolah-Masyarakat


Penyelenggaraan program dapat ditinjau dari dua segi. Pertama dari segi prosesnya dan yang
kedua dari segi jenis kegiatannya. Dibawah ini diuraikan dua hal tersebut:
1. Proses penyelenggaraan hubungan sekolah-masyarakat
a. Perencanaan program
Perencanaan program hubungan sekolah-masyarakat harus memperhatikan dan yang tersedia, Ciri-ciri
masyarakat, daerah jangkauan, sarana atau media, dan teknik yang akan digunakan dalam
mengadakan hubungan dengan masyarakat. Kalau perencanaan tidak memperhatikan hal-hal tersebut
di atas, dikhawatirkan kegiatan tersebut tidak akan mencapai sasaran yang diinginkan.
b. Pengorganisasian
dasarnya semua komponen sekolah adalah pelaksanaan pelaksana hubungan sekolah-masyarakat.
Oleh karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga penyelenggaraan husemas
dapat berjalan efektif dan efisien.
c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan hubungan sekolah-masyarakat perlu diperhstiksn koordinsdi antara berbagai
bagian dan jegiatan, dan di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.
d. Evaluasi
Husemas harus dapat dievaluasi atas dua kriteria: pertama efektivitasnya, yaitu seberapa jauh tujuan
yang telah tercapai, misalnya apakah memang masyarakat sudah merasa terlibat dalam masalah yang
dihadapi sekolah, apakah ada perhatian terhadap kemajuan anaknya disekolah, apakah mereka sudah
menunjukkan perhatian terhadap keberhalian sekolah, apakah mereka telah mau memberikan
masukan untuk perbaikan sekolah dan sebagainya. Kedua efisiensinya, yaitu sampai seberapa jauh
sumber yang ada atau potensial yang telah digunakan secara baik untuk kepentingan jegiatan
hubungan masyarakat.
Evaluasi ini dapat dilakukan pada waktu proses kegiatan sedang berlangsung atau pada akhir
suatu program itu untuk me;ihat sampai seberapa jauh keberhasilannya.
2. Kegiatan hubungan sekolah-masyarakat
Hubungan sekolah-masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Masing-masing
teknik mempunyai kelebihan dan kekurangan, tergantung pada sasaran dan jangkauannya. Oleh
karena itu, kepala sekolah bersama guru diharapkan dapat memilih satu atau lebih teknik yang
diperkirakan paling cocok untuk mencapai tujuan kegiatan itu, berdasarkan formulasi kebijaksanaan
serta keadaan masyarakat dimana dilakukan kegiatan tersebut.
Teknik-teknik yang dapat dipakai dalam kegiatan hubungan sekolah-masyarakat antara lain
yang penting adalah:
a. Teknik langsung
Teknik langsung dapat dilaksanakan dengan, a) tatap mukakelompok (misalnya dalam rapat) dan tatap
muka individual (misalnya kunjungan pribadi), b) melalui surat kepada orang tua siswa, dan c)
melalui medi massa.
b. Teknik tidak langsung
Yang dimaksud dengan teknik tidak langsung disina adalah kegiatan-kegiatan yang secara tidak
sengaja dilakukan oleh pelaku atau membawa pesan akan tetapi mempunyai nilai positif untu
kepentingan husemas. Berita menjalar (grape vine) pun dapat merupakan salah satu teknik tidak
langsung dalam melakukan teknik husemas. Cerita dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh anggota
masyarakat akan membentuk opini tertentu terhadap suatu sekolah. Dalam masyarakat yang belum
banyak menggunakan media komunikasi modern, berita menjalar ini merupakan sarana yang ampuh
untuk melakukan komunikasi.

M. Peran Guru Dalam Hubungan Sekolah-Masyarakat


Guru merupakan kunci penting dalam kegiatan husemas di sekolah menengah. Ada beberapa
hal yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan husemas itu:
1) Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas. Meskipun kepala sekolah
merupakan orang kunci dalam pengelolaan husemas, akan tetapi kepala sekolah tidak mungkin
melaksanakan program husemas tanpa bantuan guru-guru. Guru-guru dapat ditugasi kepala sekolah
melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan husemas, disesuaikan dengan jenis dan bentuk kegiatan
yang ada. Sebagai contoh, apabila kepala sekolah ingin melaksanakan kunjungan kerumah siswa,
maka kepala sekolah dapat mendelegasikan tugas itu kepada guru. Guru-guru juga dapat ditugasi
kepala sekolah untuk membuat program kerja yang mempunyai dampak terhadap popularitas sekolah.
2) Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat. Guru adalah tokoh milik masyarakat.
Tingkah laku atau sepak terjang yang dilakukan guru disekolah dan di masyarakat menjadi sesuatu
yang sangat penting. Apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan guru menjadi panutan di
masyarakat. Dalam posisi yang demikian inilah guru harus memperlihatkan perilaku yang prima.
Apabila masyarakat telah mengetahui bahwa guru-guru sekolah tertentu dapat dijadikan suri tauladan
di masyarakat, kepercayaan masyarakat kepada sekolah akan menjadi besar yang pada akhirnya
bantuan atau dukungan positif masyarakat terhadap sekolah pun akan menjadi lebih besar.
3) Dalam melaksanakan semua itu guru harus melakukan kode etiknya. Kode etik guru
merupakan aturan atau rambu-rambu yang perlu diikuti dan tidak boleh dilanggar oleh guru. Kode
etik mengatur guru menjadi manusia terpuji di mata masyarakat. Karena kode etik juga merupakan
cerminan kehendak masyarakat terhadap guru, maka menjadi kewajiban guru untuk melaksanakan
atau mengikutinya.

Anda mungkin juga menyukai