A. PENDAHULUAN
Sekolah adalah didalam, oleh dan untuk masyarakat. Program sekolah hanya dapat
berjalan lancar apabila mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu Pimpinan sekolah perlu
terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat. Sekolah perlu
banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang program-prgoram dan problem-problem
yang dihadapi, agar masyarkat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi
sekolah. Dari pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya umpan balik yang sangat
berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut dan diharapkan pula tumbuhnya rasa
simpati masyarakat terhadap program-program sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang
aktif masyarkat.
Kebijakan Direktur Pendidikan Menengah Umum tentang Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah menekankan agar sekolah mampu mengkoordinasikan dan menyerasikan
segala sumber daya yang ada disekolah dan di luar sekolah untuk mewujudkan sekolah yang
bermutu. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kesiapan dan kemampuan agar bisa
memberdayakan semua komponen di sekolah dan di luar sekolah agar berpartisipasi secara aktif
dalam penyelenggaraan pendidikan.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Humas
Berbicara tentang humas pasti ingatan kita akan tertuju pada hal yang berhubungan
dengan komunikasi, konfrensi pers, informasi, public relation. Pokoknya secara gampang
diibaratkan sebagai penyampaian segala informasi. Menurut kamus Fund and Wagnel Pengertian
Humas adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk
menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap
keberadaan dan aktivitasnya. Sedangkan pengertian Humas dalam Pendidikan adalah Rangkaian
pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
(orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan bersangkutan (Anggoro, 2001).
Berdasarkan definisi diatas pegertian humas secara umum adalah fungsi yang khas antara
organisasi dengan publiknya, atau dengan kata lain antara lembaga pendidikan dengan warga di
dalam (guru, karyawan, siswa) dan warga dari luar (wali siswa, masyarakat, institusi luar, patner
sekolah) Dalam konteks ini jelas bahwa humas atau public relation (PR) adalah termasuk salah
satu elemen yang penting dalam suatu organisasi kelompok ataupun secara individu. Adapun
pengertian
manajemen
humas
adalah
suatu
proses
dalam
menangani
perencanaan,
a) Untuk mengembangkan pengertian masyarakat (orang tua murid) tentang tujuan dan
kegiatan pendidikan di sekolah.
b) Untuk memperlihatkan bahwa rumah dan sekolah bekerja sama dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan anak disekolah.
c) Untuk membari fasilitas pertukaran informasi antara orang tua dan guru yang kemudian
mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan anak.
d) Perolehan opini masyarakat tentang sekolah dijadikan perencanaan untuk pertemuan
dengan orang tua dalam rangka untuk kebutuhan murid-murid
e) Untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak (Indrafachrudi: 1994).
Sedangkan menurut Mulyasa (2007: 50), tujuan dari hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2)
memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3)
menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
4. Jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:[1]
a) Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di
sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak
terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keraguraguan pendirian dan sikap pada diri anak.
b) Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat
tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di
sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan
dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang
pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
c) Hubngan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembagalembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja
sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat,
ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan
perkembangan pendidikan pada umumnya (Purwanto, 2005: 193).
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah
atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara
membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid
(Bafadhol, 2005: 63).
b) Tehnik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
1) Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat
mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui
kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak
diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan
untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program
pendidikan sekolah tersebut (Indrafachrud, 1994: 69).
2) Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang
tua murid datang ke sekolah. Setelah dating, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan
pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang
perkembangan pendidikan anaknya.
3) Pertemuan
Dengan tehnik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan
khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini
sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang.
Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap akan
mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
c) Tehnik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang
masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan bias
berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi,
membaca puisi, atau biasanya di pesantren ketika mengadakan pengajian ditampilkan santrisantri yang hafal nadhom alfiyah. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru atau juga
pengasuh kalau di pondok pesantren dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu
pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan programprogram itu (Bafadhol, 2005: 69).
d) Tehnik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah
dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik,
misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi
pendidikan.
6. Studi Kasus
MA Maarif NU adalah salah satu lembaga pendidikan yang terdapat di kota Blitar,
didalamnya terdapat Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah dan juga pondok pesantren Nurul
Ulum, semua siswa diwajibkan tinggal di pondok pesantren tersebut. Dalam melakukan usaha
mengakrabkan antara sekolah dengan masyarakat ada beberapa hal yang dilakukan oleh sekolah,
diantaranya:
a) Setiap akhir semester pihak sekolah mengundang semua wali murid dan pembagian rapot
dibagikan langsung kepada wali murid.
b) Setiap sebelum murid-murid melakukan ujian akhir sekolah semua wali murid di undang
beserta masyarakat sekitar untuk mengadakan istighosah bersama.
c) Setiap akhir tahun sekolah mengadakan acara muwadaah dalam rangka wisuda muridmurid dan seluruh wali santri beserta masyarakat sekitar sekolah diundang untuk hadir
pada acara tersebut.
Selain itu juga masih banyak pendekatan yang dilakukan sekolah dalam rangka
pengakraban sekolah dengan masyarakat.
C. PENUTUP
Demikianlah sedikit uraian tentang manajemen humas, dan ini tidak berlaku di sekolah
formal saja namun juga bisa diterapkan di pondok pesantren. Tentunya tulisan ini masih sangat
jauh untuk mengungkap secara detail dan sempurna tentang manajemen humas. Untuk itu
penulis yakin makalah ini masih membutuhkan banyak koreksi dan masukan. Sebagai penutup
penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca
*Penulis: Misbahus Surur (Mahasiswa STAI Mahad Aly Al-Hikam Malang).
Daftar Pustaka
Bafadhol, Ibrahim. 2005. Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-kanak. Jakarta:
PT Bumi aksara.
Indrafachrudi, Soekarto. 1994. Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang tua Murid
dan Masyarakat. Malang: IKIP.
Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
https://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/
BAB I
PENDAHULUAN
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam
kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan. Sementara itu, dilihat
dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan nonformal yang memberikan
pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.
Mohammad Noor Syam, dalam bukunya Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila, mengemukakan bahwa hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat
korelatif, bahkan seperti telur dengan ayam. Masyarakat maju karena pendidikan dan
pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju. Sekolah juga
berfungsi sebagai lembaga sosial yang melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang
pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini bertujuan untuk menjelaskan kepada para pembaca
mengenai manajemen hubungan sekolah dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
b.
Faktor masyarakat, yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pendidikan di
sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.
c.
Pengertian di atas memberikan isyarat kepada kita bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat
lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan
sekolah. Di sisi lain pengertian
tersebut di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu
adanya permintaan masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif serta mengambil inisiatif
untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama harmonis.
2. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Elsbree menggariskan tujuan tentang hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam bantuan sekolah dan masyarakat
di sekolah.
Di dalam masyarakat ada sumberdaya manusia dan sumber daya non manusia. Dari kedua
sumber daya itu, sekolah dapat memilih dan memanfaatkan untuk program pendidikan sekolah.
Jika sekolah itu berhasil memanfaatkan secara maksimal, maka hasil belajar anak akan lebih
baik. Dengan demikian potensi anak akan bertumbuh dan berkembang secara maksimal.
Pengaruh yang lebih jauh dari perkembangan anak tersebut adalah tujuan pendidikan sekolah
akan tercapai dengan meyakinkan. Hal ini berarti bahwa tamatan (output) sekolah secara
langsung akan ikut serta dalam memajukan penghidupan dan kehidupan masyarakat.
Karena itu hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat perlu dipelihara dan
dikembangkan secara terus menerus.
3. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ingin berhasil mencapai sasaran, baik
dalam arti sasaran masyarakat atau orang tua yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil
yang diinginkan, maka beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus menjadi
pertimbangan dan perhatian. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
3.1. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat
harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan
yang bersifat non akademik.
Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang sebenarnya
menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh sebab itu
sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi, salah
interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data
yang lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat penting
untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap
sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era
reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan
penilaian secara langsung tentang sekolah.
3.2. Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan
secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya
dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau sekali
dalam satu semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan
kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan
apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya
mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk
menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat
dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan masyarakat.
Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-permasalahan sekolah
bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena itu maka
diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat atau orang
tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan
mutu pendidikan putra-putrinya.
3.3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang
dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi
(sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat.
Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui
media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat).
Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan dinyatakan
dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang
tidak memahami istilah-istilah
yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan
tingkat pemahaman masyarakat.
3.4. Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, faktor atau
substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra
kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga
mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:
a.
Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal
masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan
sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, masalah yang
dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus dinformasikan kepada
masyarakat.
b. Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat
atau informasi yang obyektif.
c.
Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan,
masalah dan prestasi sekolah terakhir.
Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat mencapai
misi dan visi yang disusunnya.
3.5. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah
memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan
memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara detail
berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan
merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada
sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan
bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu dikomunikasikan
secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa
tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat
tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan
keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif berdasarkan data-data yang ada
pada sekolah.
3.6. Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam
lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap
aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam
kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap
pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi
hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung
akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam pemecahan
persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
4. Peranan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1. Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan. Dalam
konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat
pendidikan yang potensial dan mempunyai hubungan yang fungsional.
2. Sekolah sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan dari masyarakat
lingkungannya. Berdasarkan hal ini, berarti antara masyarakat dengan sekolah memiliki
ikatan hubungan rasional berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak.
3. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
4. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan
mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
5. Masyarakat yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum,
perpustakaan, panggung-panggung kesenian, dan sebagainya.
6. Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
7. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar seperti aspek
alami, industri, perumahan, transportasi, perkebunan, pertambangan dan sebagainya.
5. Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan
1.
Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
6.
Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan
pelaksanaan pendidikan.
6. Jenis-Jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.
Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di
sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi
perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian
dan sikap pada diri anak.
2.
Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat
sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah dan
kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan
metode-metode pengajarannya.
3.
Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembagalembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama
antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat, ataupun
perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan
pada umumnya.
7. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bisa berjalan baik apabila di dukung oleh
beberapa faktor yakni:
1.
2.
3.
Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.
Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan baik.
Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain : komunikasi yang terhambat dan tidak
professional, tindak lanjut program yang tidak lancar dan pengawasan yang tidak terstruktur.
Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan
berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan
yang mengakrabkan seperti open house kunjungan timbal balik dan program kegiatan bersama
seperti pentas seni, perpisahan.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan,
teknik elektronik.
A.
Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang dapat
digunakan meliputi:
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib, syaratsyarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang
tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut,
staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali
murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian
masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan membacanya orang
tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang
dilakukan murid.
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan
disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan
seorang murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid
atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau
guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing
anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.
B.
Teknik Lisan
Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan
kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini
guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya
secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan
dengan minatnya.
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua
murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan
pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang
perkembangan pendidikan anaknya.
Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk
membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan
pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan
dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan
sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
C.
Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat
melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa
pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca
puisi dan menari. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat
menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan
yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
D.
Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan
orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan
dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sekolah dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang berbeda, namun keduanya tidak
dapat dipisahkan bahkan saling membutuhkan khususnya dalam upaya mendidik generasi muda.
Berbagai persoalan yang dihadapi sekolah juga merupakan bagian dari persoalan masyarakat.
Hal ini membutuhkan team work bidang kehumasan.
Melalui manajemen berbasis sekolah, administrasi hubungan dengan masyarakat memegang
peran penting. Komunikasi yang berkualitas antara sekolah dengan masyarakat menjadi kunci
penentu keberhasilan manajemen Humas ini. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan
harmonis, dan dinamis maka proses pendidikan dan pengajaran di sekolah diharapkan mampu
mencapai visi dan misi yang dicanangkan. Dengan demikian output sekolah akan semakin
berkualitas dan mampu menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Untuk mendukung hal tersebut beberapa saran dapat diajukan seperti: kemampuan manajerial
hubungan dengan masyarakat harus ditingkatkan, diperlukan publikasi dan promosi dalam
rangka menarik simpati dan mempublikasikan kelebihan sekolah, meningkatkan peran public
relation untuk mengeratkan hubungan sekolah dengan masyarakat serta meningkatkan
akuntabilitas berupa laporan pertanggungjawaban berbagai kegiatan kepada masyarakat.
https://fadillawekay.wordpress.com/pendidikan/administrasi-pendidikan/hubungan-sekolah-danmasyarakat/
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Bertolak dari penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa desentralistik[1], maka
hal ini berdampak pula terhadap reorintasi Visi dan Misi Pendidikan Nasional[2] yang di
dalamnya menyangkut pula tentang Standar Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional[3]. Yang
berimbas pula pada Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan, Pendanaaan, dan Strategi
Pembangunan Pendidikan Nasional[4].
Hal-hal yang tersebut di atas, terutama dilandasi dengan sifat desentralistik itu sendiri,
mengingat kondisi geografis, sosial-kultural, dan ekonomi setiap wilayah (Propinsi-Kabupaten)
yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai hasil
yang lebih optimal, efektif, efisien dan berhasil, memerlukan keterkaitan berbagai elemen yang
ada.
Implementasi otonomi terhadap lembaga pendidikan terwujud dalam School Based
Management atau Manajemen Berbasis Sekolah[5]. Dikarenakan Manajemen Berbasis Sekolah
ini adalah upaya kemandirian, kreativitas sekolah dalam peningkatan kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas dalam peningkatan mutu melalui kerjasama atau pemberdayaan
pemerintah dan masyarakat, maka diperlukan pula administrasi pendidikan di bidang hubungan
sekolah dengan masyarakat.
Dari paparan di atas, maka melalui makalah ini kami mencoba mengupas administrasi
pendidikan bidang Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Administrasi
Dalam kamus Koenens Endepols: Administrasi (Belanda: administratie) berasal dari
bahasa Latin administration dengan kata kerja administrare yang berarti mengemudikan,
mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaannya (1923: 28). Dalam arti sempit administrasi
berarti pekerjaan tulis menulis (Inggris: clerical work). Sedangkan dalam arti luas, administrasi
merupakan kegiatan yang komperehensip (menyeluruh), yakni yang bersangkutan dengan
pengolahan keseluruhan dari awal hingga mencapai hasil akhir.
2.2 Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika
Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Hingga saat ini
pengertian hubungan dengan masyarakat itu sendiri belum mencapai suatu mufakat
konvensional.
menurut
Syamsi,
hubungan
dengan
masyarakat
adalah
untuk
mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu badan, publik harus diberi peneranganpenerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut
kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu
pendapat-pendapat dan saransaran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus
diperhatikan dan dihargai (suryosubroto, 2004: 155).
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh
sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati
dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan
masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan
tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga
sekolah tersebut bisa tetap eksis.
2.3 Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari
publik pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif
dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Humas sebagai penghubung dari pihak sekolah dengan masyarakat harus selalu
dipelihara dengan baik karena sekolah akan selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa
lepas darinya sebagai partner sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise
sekolah semakin tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik yang
cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam memajukan
masyarakat.
Sekolah harus selalu siap mengantarkan peserta didik terjun langsung ke masyarakat
diantaranya dengan membekali peserta didik dengan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilanketrampilan khusus baik melalui kegiatan intra maupun ekstra.
Jadi bila kita tarik garis merah secara general , maka pengertian hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah rangkaian kegiatan organisasi atau instansi untuk menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi
tersebut, agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja seara
sadar dan sukarela.
2.4 Tugas Pokok Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:
2.4.1 Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau
pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2.4.2 Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan
informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
2.4.3 Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan
informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat
tertentu.
2.4.4 Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan lanjutan yang
berhubungan dengan pelaksanaaan kepada masyarakat sebagai akibat dari
komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan
untuk penyempurnaaan kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.
2.4.5 Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang
masalah pendidikan.
2.4.6 Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja
sama.
2.7.3 Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.
2.7.4 Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat.
2.8 Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat
umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah
tersebut. Hal ini akan membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat
diantarnya sebagai berikut :
2.8.1 Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.
2.8.2 Memelihara hubungan baik dengan komitte sekolah.
2.8.3 Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga
pemerintah, swasta dan organisasi nasional.
2.8.4 Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacammacam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
2.9 Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di
mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program
sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program
tersebut mampu melahirkan sosoksosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual.
Dengan popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju. Tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat diantaranya sebagai berikut:
2.9.1 Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah situasi dan
perkembangannya.
sarana dan prasarana akademik termasuk laboratorium dan perpustakaan atau PSB,
SB yang mutakhir serta teknologi instruksional yang mendukung PBM, termasuk
ukuran prestasi dan prestise-nya.
2.11.2 Di bidang Sarana Pendidikan
Gedung atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar, ruang praktikum, kantor
dan sebagainya beserta perabot atau mebeuler yang memadai akan memiliki daya
tarik tersendiri bagi popularitas sekolah.
2.11.3 Di bidang Sosial
Partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitarnya, seperti kerja bakti, perayaanperayaan hari besar nasional atau keagamaan, sanitasi dan sebagainya akan
menambah kesan masyarakat sekitar akan kepedulian sekolah terhadap lingkungan
sekitar sebagai anggota masyarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya
terhadap pembangunan masyarakat.
2.11.4 Kegiatan Karya Wisata
Kegiatan karya wisata juga bisa dijadikan sarana hubungan sekolah dengan
masyarakat, seperti membawa spanduk serta atribut sekolah sampai keluar daerah
menyababkan nama sekolah dapat dikenal lebih luas sampai luar kota. Bahkan tertib
sopan santun para siswanya di perjalanan akan mendapat kesan tersendiri dari
masyarakat yang disinggahi dan dilaluinya.
2.11.5 Kegiatan Olah Raga dan Kesenian
Juga dapat merupakan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat, misalnya
dalam porseni dan lomba antar sekolah akan membawa keunggulan sekolah dan
membawa nama harum sekolah tersebut.
2.11.6 Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak
mengganggu kelancaran PBM, demikian sebaliknya fasilitas yang ada di masyarakat
sekitarnya dapat digunakan untuk kepentingan sekolah.
2.11.7 Mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler dan ekstra
kurikuler sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan masih banyak
lagi kegitan operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan
sesuai situasi, kondisi serta kemampuan pihak-pihak terkait.
2.12 Sifat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Bahwa pada dasarnya hubungan sekolah dengan masyarakat haruslah bersifat pedagogis,
sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan manfaat untuk kemajuan sekolah. Dan secara
rinci dapat dijelaskan di bawah ini:
2.12.1 Hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.
2.12.2 Hubungan yang bersifat suka rela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan
bagian yang tak terpisahkan (integral) dari masyarakat.
2.12.3 Hubungan yang bersifat kontinyu atau berkesinambungan antara sekolah dengan
masyarakat.
2.12.4 Hubungan keluar sekolah guna menambah simpati masyarakat terhadap sekolah.
2.12.5 Hubungan ke dalam sekolah menambah keyakinan mempertebal pengertian para
civitas akademika tentang segala pemilikan material dan immaterial sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai lembaga pendidikan di
era globalisasi dan desentralistik (otonomi daerah) menuntut team work yang solid antara pihak
sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan maupun masyarakat. Melalui
Manajemen Berbasis Sekolah, maka administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi
kunci sukses di dalamnya.
Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis dan
dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama
yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil
sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara inteletual, spritual dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. . Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
PP RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.
https://asharikeren.wordpress.com/2008/06/15/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat/
KATA PENGANTAR
Watampone,
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
B. Ruang Lingkup Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
C. Pengaruh Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan sebagai
pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai-nilai
positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai masyarakat
berlangsung dengan baik. Mata kedua adalah sebagai lembaga yang dapat
mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan
tuntutan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-olah
bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu fungsi yang controversial ini, diperlukan saling
pemahaman antara sekolah dan masyrakat.
Nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan tetap dijaga
kelestariannya, sedang yang tidak sesuai harus diubah. Pelaksanaan fungsi
sekolah ini, terlebih sekolah menengah yang berada di tengah-tengah
masyrakat terpencil, menjadi tumpuan harapan masyrakat untuk kemajuan
mereka. Untuk dapat menjalankan fungsi ini hubungan sekolah masyarakat
harus selalu baik. Dengan demikian, terdapat kerjasama serta situasi saling
membantu antara sekolah dan masyrakat. Disamping itu, pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah, dan
masyarakat. Realisasi tanggung jawab itu tidak dapat dilaksanakan apabila
hubungan sekolah dan masyrakat tidak terjalin sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, jadi penulis mampu menentukan rumusan
1.
2.
3.
C.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Secara sederhana hubungan atau communication dapat diartikan
sebagai process by wich a person transmits a message to another yang
berarti proses penyampaian berita dari seseorang kepada orang lain.[1]
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat
untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan
terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk
kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan
tersebut
adalah
untuk
mensuksekan
program-program
sekolah
yang
antara
sekolah
dengan
masyarakat
untuk
meningkatkan
3.
Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik,
melalui komunikasi dua arah yang efisien.
sekolah
hanya
menunggu
dan
mengharapkan
bila
sebagainya.
ada
bahaya
Sehingga
misalnya
sekolah
kebakaran,
memerlukan
bangunan
runtuh
bantuan/kontak
dan
dengan
masyarakat.
d. Konsep pameran sekolah hanya sekedar memamerkan kegiatannya kepada
e.
masyarakat.
Konsep prestise kegiatan-kegiatan sekolah sebagai alat untuk meninjolkan
f.
g.
kegiatan kurikuler.
Konsep social leadership sekolah sebagai lembagan pendidikan utama
masyarakat, harus dan diharapkan dapat membina kepemimpinan dengan
prinsip
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pelaksanaan
a.
hubungan
sekolah
dengan
masyarakat
pemahaman/pengetahuan
masyarakat
terhadap
program
pengembangan sekolah.
Adaptability; Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
c.
a.
b.
c.
d.
kepada sekolah.
Dukungan serta bantuan masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber
yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.[5]
tehnik
komunikasi
(majalah,
surat
kabar
dan
mendatangkan sumber).
C. Pengaruh Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat, didalamnya terdapat
reaksi dan interaksi antar warganya. Warga sekolah tersebut adalah guru,
murid, tenaga administrasi sekolah serta petugas sekolah lainnya misalnya
dokter sekolah, pelayan atau penjaga sekolah, warung sekolah dan lain-lain,
sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan
tugasnya maka sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan halhal sebagai berikut:
1. Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum
yang sudah using dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat harus
diperbaiki dan disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat
2.
3.
4.
Tap
MPR
atas
No.
Pancasila
IV/MPR/1978
dan
ditegaskan
bertujuan
bahwa
Pendidikan
meningkatkan
Ketakwaan
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari Pembahasan diatas, maka penulis dapat menentukan simpulan
bahwa Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi
yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah
masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan
masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah
penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program
sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
B. Saran
Setelah membaca hasil karya ilmiah ini, penulis menyarankan bahwa agar
dapat mencari referensi yang lain. Karena kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam menyajikan teknik pengajaran pendidikan islam ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi , H. Abu & Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2001.
Daryanto, H.M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005.
Faisal, Sanafiah. Pendidikan Luar Sekolah didalam Sistem Pendidikan dan
Pembangunan Nasional. Surabaya: CV. Usaha Nasional. 1981.
Ihsan, H. Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2008.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2007.
S, Sagala. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas
Multima. 2008.
[3] Sagala, S, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Nimas Multima,
2008), h. 27
[4] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
h.50
[5] Ibid, h. 54
[6] H. Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka