Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Benar Kelebihan
Benar
berdasarkan Materi
berdasarkan
fakta di dalam
teori
lapangan Bahan Ajar
Efektivias Pilihan
Keterbacaan
Kalimat Kata
Memperjelas
Melayani Konsep
perbedaan
gaya belajar
Membangkitkan
minat dan
motivasi
membaca
Gambar 6.4 Fungsi Gambar dalam Bahan Ajar
2) Relevansi Materi dengan Karakteristik
Lingkungan dan Konteks Kultural Masyarakat
Kebermaknaan suatu bahan ajar juga
dipengaruhi oleh kesesuaiannya dengan
kondisi alam, sosial, budaya dari peserta didik.
Semakin dekat dengan keseharian maka akan
semakin bermakna dan maksimal hasil daya
serapnya. Begitupun sebaliknya, semakin
mengawang-awang maka semakin sulit pula
dipahami.
Peserta didik didekatkan dengan
penerapan suatu materi sehingga dapat
merasakan betul dampak atau manfaatnya.
Contoh penugasan berupa keterampilan dan
sikap tertentu yang sesuai dengan tujuan dan
indikator pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Gambar 6.5 Contoh Tugas dalam Bahan Ajar
3) Kesesuaian dengan Perkembangan Zaman
Keaktualan dalam bahan adalah aspek
yang penting untuk menjadi perhatian
penyusun bahan ajar ataupun guru. Meskipun
tidak seaktual dan akurat informasi yang ada
pada layanan penyedia berita seperti surat
kabar, majalah, dan TV namun setidaknya
informasi dalam buku ajar memuat sumber
atau referensi yang kredibel dan terbarukan (up
to date) apalagi materi yang terkait dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
Adapun Pusat Perbukuan (2020) telah
merumuskan secara spesifik terkait panduan
penyusunan bahan ajar, yaitu sebagai berikut:
1. Bernilai teoritis sekaligusp raktis, diharapkan bahan
ajar menyajikan sejumlah konsep beserta contoh-
contohnya pada setiap paparannya.
2. Bersifat interaktif dan mendorong keaktifan dan
partisipasi peserta didik. Bahan ajar harus mudah
dipahami dan melibatkan peran aktif peserta didik.
3. Bersifat adaptif dan relevan dengan perkembangan
zaman. Paparan materi dan contoh-contohnya perlu
mengacu pada keadaan, perkembangan pola pikir
dunia anak, wilayah tempat tinggal, kultur sosial,
kearifan lokal, maupun sains dan teknologi yang
menguatkan kesatuan NKRI.
4. Mendukung penuh gerakan literasi, mulai dari
literasi dasar hingga digital sesuai dengan tuntutan
kurikulum, materi ajar, dan kondisi zaman.
5. Menguatkan pendidikan karakter, memuat nilai-nilai
keagamaan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi,
dan keadilan sosial sebagaimana yang terkandung di
dalam Pancasila secara jelas, melalui kegiatan
pembelajaran sebagai tindak lanjut atas pemahaman
mereka terhadap materi yang telah disajikan.
6. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang menjadi materi dan kegiatan sesuai
kaidah High Order Thinking Skills (HOTS). Materi-
materi dalam bahan ajar harus mendorong peserta
didik untuk sampai pada kemampuan menganalisis,
mengevaluasi, serta mencipta terkait dengan
sejumlah panduan aktifitas dan latihan yang tersaji
di dalamnya sehingga kompetensi peserta didik
dapat berkembang maksimal dan juga siap
mengikuti asesmen yang diselenggarakan oleh
pemerintah pusat hingga daerah.
7. Mengembangkan kecakapan abad-21, yaitu
mencakup pengembangan kemampuan berpikir
kritis, kreatif inovatif, komunikatif, dan kolaboratif.
terutama pada sisi ktifitas pembelajarannya.
8. Mencerminkan model pembelajaran student centered
learning (SCL) dan menggunakan bahasa, ilustrasi,
dan grafis yang langsung mengarah pada preferensi
peserta didik.
9. Membekali keterampilan terkait Revolusi Industri
4.0 seperti eksplorasi internet, penguasaan dasar
dunia digital, terbuka pada peluang dan profesi baru
di masa ketercerabutan (disruption era) ini, serta
selaras dengan materi pembelajaran per jenjang
pendidikan.
10. Mengoptimalkan pengembangan kompetensi dan
kreatifitas guru maupun peserta didik. Penyajian
bahan ajar harus mendorong diri para subyek belajar
untuk selalu mendalami lebih lanjut materi dari
berbagai sumber lain selain yang disediakan oleh
sekolah, juga mencari contoh-contoh yang relevan
dengan keseharian guru dan peserta didik.
11. Mengandung ilustrasi/media yang mendukung
materi terutama yang tingkat pemahamannya cukup
sulit sehingga peserta didik lebih dimudahkan,
misalnya dengan menampilkan infografis maupun
penggunaan media lain seperti tautan (link) dan
sumber referensi lain dari manapun tidak terbatasi.
12. Memiliki sisi orisinalitas dan kebaruan (inovatif)
dari segi isi dan penyajian sehingga terbebas dari
penjiplakan hak cipta orang lain (plagiarism) dalam
bentuk apapun.
13. Mencegah pelanggaran norma, terbebas dari
berbagai pelanggaran publik seperti ujaran
kebencian, kekerasan, diskriminasi SARA,
pornografi, maupun bias gender dalam batas ukuran
universal sesuai tahap atau jenjeng pendidikan
masing-masing.
BIBLIOGRAFI