SKRIPSI
Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027
i
ii
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan sarjana teknik mesin
Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027
Pembimbing-1
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027
Pembimbing-1
Rifky, S.T.,M.M
NIDN. 0305046501
Penguji-1 Penguji-2
PERNYATAAN KEASLIAN
Menyatakan bahwa, skripsi ini merupakan karya saya sendiri (ASLI) dan isi
dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademis di suatu institusi pendidikan tinggi mana pun, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain, KECUALI yang secara tertulis dipacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Referensi.
Segala sesuatu yang terkait dengan naskah dan karya yang telah dibuat adalah
menjadi tanggung jawab saya pribadi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian yang telah
selesai dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Strata-1 di Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan Sarjana Strata-1.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya diberikan kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dan motivasi
yang terbaik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Rifky, S.T., M.M sebagai dan dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing maupun arahan yang sangat berguna dari mulai penelitian hingga
akhir penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Bapak Dr. Dan Mugisidi, S.T., M.T sebagai dan dosen Penasehat Akademik
yang telah membimbing maupun arahan yang sangat berguna waktu per-
perkuliahan.
4. Seluruh dosen Teknik Mesin dan teman-teman Teknik Mesin 2014 di
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang telah membimbing dan
memberi saran dalam perkuliahan dan penulisan skripsi.
Masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna serta tidak terlepas
dari kesalahan baik penulisan maupun isi dari skripsi ini, dihaarapkan saran yang
membangun, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wa billahitaufiq wal hidayah, fastabiqul khoirot, wassalamu’alaikum wa
rohmatullahi wa barokaatuh. Jakarta, 23 Juli 2021
Gusto Arif Tansah
vii
ABSTRAK
Pengaruh Sudut antara Dua Panel Sel Surya terhadap Kinerja Photovoltaic
Gusto Arif Tansah
Salah satu sumber energi pembangkit listrik alternatif adalah energi cahaya matahari dengan
memanfaatkan suatu alat disebut panel photovoltaic atau solar cell yang dapat mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Kinerja dan efektifitas panel solar cell dipengaruhi oleh
posisi panel tersebut terhadap matahari. Untuk menghasilkan energi listrik yang optimal dari solar
cell, panel solar cell harus berada tegak lurus menghadap arah datangnya cahaya matahari.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kinerja Solar Cell sehingga mendapatkan sudut pasangan sel
surya yang optimal oleh karena itu metode yang dilakukan adalah mengatur posisi sudut dua panel
surya ke arah timur dan barat arah gerak matahari, agar mendapatkan radiasi yang terpantul lebih
optimal dalam penyerapan. Pengaturan posisi sudut dua panel surya yaitu 70°, 140°, dan 180°
memperoleh hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja sel surya bersudut 70 didapatkan
daya luaran rata-rata sebesar 0,457 watt, kinerja sel surya bersudut 140 didapatkan daya luaran rata-
rata sebesar 0,820 watt, dan kinerja sel surya bersudut 180 didapatkan daya luaran rata-rata sebesar
0,289 watt. Dari penelitian ini didapatkan sel surya bersudut 140 menghasilkan daya luaran terbesar
dibanding bersudut 70 dan 180. untuk sel surya bersudut 70° dengan rata-rata efisiensi 0,0913%,
untuk sel surya bersudut 140° dengan rata-rata efisiensi 0,055%, dan sel surya bersudut 180°
dengan rata-rata efisiensi 0,054%., Sel surya dengan nilai terbaik atau tertinggi terjadi adalah sudut
70°, efisiensi memiliki daya guna, dalam sistem akan lebih lengkap menilai dari nilai efisiensi yang
baik.
Kata kunci: radiasi, matahari, photovoltaics, daya, kinerja
One of the alternative energy sources for electricity generation is solar energy by utilizing a device
called a photovoltaic panel or solar cell that can convert sunlight energy into electrical energy. The
performance and effectiveness of solar cell panels are influenced by the position of the panels against
the sun. To produce optimal electrical energy from solar cells, solar cell panels must be
perpendicular to the direction of the sun's rays. This study aims to improve the performance of Solar
Cells so as to get the optimal solar cell pair angle, therefore the method used is to adjust the angle
position of the two solar panels to the east and west of the direction of the sun's motion, in order to
get the reflected radiation more optimally in absorption. Setting the angle position of the two solar
panels, namely 70°, 140°, and 180° obtained results. The results showed that the performance of
solar cells with an angle of 70 obtained an average output power of 0.457 watts, the performance of
solar cells with an angle of 140 obtained an average output power of 0.820 watts, and the
performance of solar cells with an angle of 180 obtained an average output power of 0.289 watts.
From this study, it was found that solar cells with an angle of 140 produced the largest output power
compared to those with an angle of 70 and 180. For solar cells with an angle of 70 ° with an average
efficiency of 0.0913%, for solar cells with an angle of 140° with an average efficiency of 0.055%,
and 180° solar angle with an average efficiency of 0.054%. The solar cell with the best or highest
value is an angle of 70°, efficiency has usability, the system will be more complete judging from a
good efficiency value.
Keywords: radiation, sun, photovoltaics, power, performance
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
27
4.2.4 Pengaruh Sudut antara Dua Panel terhadap Daya luaran dan
Efisiensi.................................................................................... 69
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTASI
Lambang Lambang
No Nama Satuan
Besaran Pokok Satuan
Kecepatan
1 meter/detik m/s
Angin
2 Karbon C
3 Oksigen O
4 Sudut θ
Temperatur o
6 Tc derajat Celcius C
ruangan
temperatur sel o
7 TL derajat Celcius C
surya
Kelembaban
8 RH persen %
udara
9 Daya watt W
Pout watt W
10 Daya luaran
Energi yang digunakan untuk menyediakan listrik berasal dari bahan bakar
konvensional atau bahan bakar fosil yang sangat mengandalkan energi
konvensional akan memiliki beban yang berat. Ini karena jenis energi ini telah
mengalami depresiasi, yang menyebabkan kenaikan harga. Menyadari hal tersebut,
maka perlu dicari sumber energi alternatif dan diberdayakan supaya tidak terjadi
kehabisan dalam ketersediaannya (Tira, Abdul, & Iqbal, 2018).
potensi energi terbarukan, berkurangnya jumlah produksi energi fosil, terutama
minyak dan Mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong terus meningkatkan
peran energi baru dan energi terbarukan ikut serta dalam menjaga ketahanan dan
kemandirian energi. Tujuan portofolio energi baru dan energi terbarukan
Setidaknya 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Indonesia Memiliki
potensi energi terbarukan yang cukup Tujuan dari struktur energi primer,
Memanfaaatkan cahaya matahari dapat digunakan sebagai energi. Indonesia
berada posisi digaris khatulistiwa yang mendapatkan limpahan panas dari cahaya
matahari. Penggunaan energi panas matahari ini dikenal sebagai energi baru dan
terbarukan. Salah satuya yaitu energi panas yang dapat diubah menjadi energi listrik
menggunakan sistem sel surya atau photovoltaic (Rifky & Gaos, 2019).
Panel surya adalah teknologi photovoltaic, dalam pengunaan perangkat
semikonduktor untuk mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik. Harga sel
surya relatif mahal karena sangat diharuskan menggunakan teknologi yang
kompleks dan sulit untuk mengolah pasir silika menjadi silikon. Saat ini
penggunaan sel surya yang sedang dikembangkan belum ideal, dan intensitas
radiasi yang kurang terkonsentrasi pada panel surya (Wasi et al., 2017).
Bahwasanya sel surya juga memiliki kekurangan, yakni intensitas cahaya yang
diterima harus tegak lurus. Sementara cahaya matahari bergerak dan sel surya tetap.
Untuk mendapatkan pencahayaan semaksimal mungkin, dilakukan memasang
pasangan sel surya yang membuat sudut antar dua panel sel surya terhadap kinerja
1
2
photovoltaic agar sudut pantulnya masih dapat digunakan sel surya satu sama
lainnya.
Berdasarkan pemahaman di atas, maka penelitian ini membahas pengaruh sudut
antatara dua panel terhadap kinerja photovoltaic dengan mrtode pengukuran dengan
berdasarkan pengaturan objek sudut 70°, 140°, dan 180° panel sel surya untuk
mengetahui hasil terbaik daya luaran dan efisiensi yang didapat.
Supaya penelitian terlaksana dengan efektif, maka pembahasan akan lebih terfokus,
namun dengan batasan sebagai berikut:
1. Sumber panas yang digunakan hanya radiasi matahari.
2. Media bahan dan divais yang digunakan panel surya adalah Monocrystalline
silicon 11 Wp
3. Penelitian ini menggunakan sepasang sel surya yang dihadapkan ke atas
dengan sudut 70o, 140o, dan 180o.
Energi surya yaitu energi yang bersifat panas dan cahaya dari matahari dan ini
adalah salah satu sumber energi terbarukan yang terpenting. Indonesia memiliki
iklim tropis dengan rata-rata sinar matahari 12 jam per hari memiliki potensi Energi
matahari sangat melimpah dalam artian RUEN (Rencana Umum Energi Nasional).
Indonesia diprediksi mempunyai energi surya bernilai 207.898 MW (4,80
kWh/m2/hari), atau berbanding dengan 112.000 GWp (PLTS & Biodiesel, 2020).
Pada awal tahun 1819, A.C Baquerel menemukan penggunaan kristal silikon
untuk mengubah radiasi matahari menjadi teknologi yang menggunakan energi
matahari, tetapi pada tahun 1955 metode ini jarang dikembangkan. Selama sekitar
satu abad, minyak dan batu bara masih banyak digunakan sebagai sumber energi
hingga saat ini. Upaya pengembangan dilakukan pada tahun 1958. Sel silikon akan
mengalihkan sel surya menjadi sumber tenaga mulai dilihat sebagai metode baru
karena dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk satelit luar angkasa (Nelly,
2019).
Matahari sebagai sumber energi surya menghasilkan 1.02×106 joule per detik.
Energi yang diperoleh dengan mengubah energi gelombang yang diterima oleh
sinar matahari menjadi energi lain yang dapat digunakan dan dibutuhkan 8,3 menit
bagi sinar matahari untuk mencapai bumi dari permukaan matahari. Foton dimulai
dari pusat matahari dan berubah arah setiap kali bertemu dengan unsur butir
bermuatan memakan waktu sekitar 10.000 tahun dan 170.000 tahun untuk
mencapai ke permukaan bumi (Iskandar, 2020).
4
5
Menurut informasi MIT open course ware jarak matahari ke bumi adalah 150 x
106 km dan terdapat perkiraan yang juga menjadi dasar untuk mempertimbangkan
bentuk geometris matahari ke bumi. Referensi ini berspekulasi bahwa matahari
memiliki bentuk yang sesuai dan berbentuk lingkaran dengan selisi yang tidak
berubah dari bumi (Iskandar, 2020).
Gambar 2.1 membuktikan bahwa energi matahari yang masuk ke bumi senilai
100%, hanya 70% energi matahari yang sampai ke bumi yang langsung
dihamburkan karena pemantulan atau refleksi. Atmosfer atau awan membantu
memantulkan ke luar angkasa dimana 51% di antaranya menyerap ke tanah dan
lautan. Lapisan ozon menyerap sinar matahari sejauh 20-40 kilometer oleh udara,
uap air dan sisanya diserap oleh lapisan debu. Penyerapan lainnya digunakan dalam
proses fotosintesis. Semua energi yang mencapai permukaan bumi, yang sebagian
besar adalah radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang lebih pendek, kemudian
diserap oleh atmosfer seperti yang dijelaskan sebelumnya. Jika mempertimbangkan
seluruh Pbumi yang masuk 1370 𝑊/𝑚2 , maka 77% energi yang diterima bumi
memiliki tingkat radiasi global 1054 𝑊/𝑚2 .
Intensitas radiasi matahari pada sudut di mana kemungkinan sudut sinar
matahari datang ke permukaan bumi, jumlah yang diterima sebanding dengan sudut
6
yang diberikan. Sinar matahari pada sudut miring tidak mempengaruhi energi ke
permukaan bumi, karena energi tersebut tersebar di area permukaan yang lebih luas
jangkauannya karena sinar tersebut harus menembus atmosfer yang lebih banyak
ketika dibandingkan dengan sinar yang datang pada sudut yang tegak lurus (Nelly,
2019).
Pada mulanya, matahari melancarkan gelombang elektromagnetik ke
berbagai arah selama proses penyinaran, dan hanya sebagian kecil yang dapat
diterima atau dijangkau oleh bumi, karena sebagian besar energi hilang oleh
matahari, biasanya disertakan dalam mikron. (1 m = 10)^6m) (Pudjanarsa &
Nursuhud, 2013).
Tentu saja matahari adalah sebagai sumber peradaban di bumi memiliki banyak
manfaat bagi kehidupan demi keberlangsungan hidup di bumi dari pemanfaatan
dari energi matahari dalam kehidupan ini (Rifky, 2019).
Berbagai EBT di Indonesia memiliki potensi yang cukup untuk mencapai tujuan
bauran energi primer, seperti terlihat pada tabel energi surya mencapai 207,8 GWp
atau setara dengan total potensi EBT untuk pembangkit listrik sebesar 442 GW.
Pada tahun 2018, EBT menghasilkan 8,8 GW, menyumbang 14% tingkat
pemanfaatan pembangkit EBT (fosil dan non fosil) adalah 64,5 GW (Iskandar,
2020).
Indonesia memiliki berbagai sumber energi yang melimpah seperti minyak bumi
Bumi, batubara, panas bumi, air, angin dan sinar matahari (energi surya).
Mengingat potensi bahan bakar tak terbarukan semakin berkurang, setidaknya
Indonesia sedang mencari sumber energi alternatif baru (PLTS & Biodiesel, 2020),
Masalah utama dalam pemanfaatan energi surya yaitu faktor rotasi bumi siang dan
malam bumi berputar pada porosnya selalu bergantian datangnya sehingga
kontinutinas energi surya tidak dapat diperoleh secara maksimal pada malam hari.
meskipun demikian manusia dapat menggunakan baik secara langsung maupun tak
langsung dengan bantuan aneka bidang konversi energi (Pudjanarsa & Nursuhud,
2013).
Energi surya dimanfaatkan baik dengan teknologi sederhana maupun canggih.
Berikut bidang pengubah energi surya dibedakan menjadi (Pudjanarsa & Nursuhud,
2013):
1. Sumber tenaga listrik dari energi surya.
2. Tenaga suap dari energi surya.
3. Sistem pemanas air atau udara melalui tenaga surya.
Salah satu pemanfaatan energi surya yaitu konversi panel surya dari energi surya
mengubah satu langkah yang menghasilkan energi listrik menjadi energi cahaya.
Penjelasannya mengandalkan ide dari teori kuantum. Cahaya matahari terdiri dari
energi satuan yang disebut foton yang energi bergantung hanya pada frekuensi atau
warna dari cahaya. Energi foton terlihat cukup baik untuk membangkitkan elektron
terikat menjadi padat. Sehingga tingkat energi yang lebih tinggi di mana mereka
lebih bebas bergerak (Eko Handojo, 1993).
Energi matahari dapat dimanfaatkan secara langsung untuk menghasilkan listrik.
Metode paling sederhana adalah mengubah panas radiasi matahari, dengan
demikian listrik dapat dihasilkan langsung dari radiasi surya menggunakan
perangkat disebut sel surya atau panel surya. Metode tersebut merupakan sumber
energi terbarukan yang sangat berharga. Meski potensinya sangat besar, kapasitas
pembangkit tenaga surya saat ini secara keseluruhan masih sangat rendah (Eko
Handojo, 1993).
Sebuah contoh ekstrim dari efek fotolistrik ini, eksperimen terkenal yang
dijelaskan oleh Einstein pada tahun 1905. Di mana sinar biru atau ultraviolet
menyediakan energi yang cukup bagi elektron untuk melepaskan diri sepenuhnya
dari permukaan logam, biasanya, ketika cahaya diserap oleh materi. Foton
9
diberikan untuk menggairahkan keadaan energi yang lebih tinggi di dalam material
(Nelson, 2003).
Penggunaan energi matahari dapat diterapkan dalam dua teknologi,
1. Teknologi tenaga surya termal, biasanya digunakan untuk memasak (kompor
surya), pertanian kering (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan)
dan memanaskan air teknologi.
2. Teknologi radiasi matahari, yang berarti photovoltaic atau mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik.
Pada prinsipnya energi matahari dapat dihasilkan dan digunakan dimana saja.
Secara umum, wilayah dengan intensitas matahari pada waktu tertentu maka awan
biasanya muncul dengan intensitas cuaca yang baik. Semakin cerah sinar matahari,
semakin besar outputnya (daya luaran), dan semakin menguntungkan ekonomi. Di
banyak negara berkembang permintaan listrik semakin meningkat. Sebagai sumber
energi listrik yang ramah lingkungan, pembangkit listrik tenaga surya memberikan
solusi yang baik.
Photovoltaic berasal dari kata photo dan volta. Photo berarti cahaya (dari bahasa
yunani photos: cahaya) dan volta berasal dari fisikiawan Italia Alessandro Volta
yang hidup antara tahun 1745 – 1827). Photovoltaic atau Panel surya adalah
perangkat modul yang digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi listrik.
Photovoltaic cocok untuk mengubah radiasi matahari menjadi listrik PV, biasanya
dikemas dalam unit yang disebut modul. Sebuah modul surya terdiri dari banyak
sel surya yang dapat disusun secara seri juga tidak paralel. (Nelly, 2019)
Sistem photovoltaic berlaku sesuai dengan prinsip efek fotovoltaik, Efek
fotovoltaik merupakan fenomena dimana sel fotovoltaik dapat menyerap energi
matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Efek photovoltaic menjelaskan
seperti halnya fenomena munculnya tegangan ketika dua elektroda saling terhubung
ke sistem padatan atau cairan ketika dua elektroda terkena energi cahaya. Sistem
photovotaic terdiri dari beberapa panel surya dibagi menjadi tiga kategori (Rifky,
2019):
10
Konversi panel surya dari energi surya mengubah satu langkah yang
menghasilkan energi listrik menjadi energi cahaya. Penjelasannya mengandalkan
ide dari teori kuantum. Cahaya matahari terdiri dari energi satuan yang disebut
foton, energi bergantung hanya pada frekuensi atau warna dari cahaya. Energi foton
terlihat cukup baik untuk membangkitkan elektron terikat menjadi padat, hingga
tingkat energi yang lebih tinggi, di mana mereka lebih bebas bergerak (Iskandar,
2020).
Energi matahari atau solar energy diperoleh dengan menggunakan solar cell
atau panel surya, yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Dalam penggunaan photovoltaic terdapat keuntungan dan kekurangan photovoltaic
tersebut.
Photovoltaic atau matahari sebagai sumber energi ini memiliki kelebihan, berikut
adalah kelebihan photovoltaic (Sabin, 2017):
1. Bersih, tidak menghasilkan polusi dan ramah lingkungan
karena panel surya tidak memiliki timbul secara langsung, seperti asap
kendaraan akibat pembakaran yang dihasilkan pada mesin yang
menggunakan bahan bakar minyak, Sinar matahari yang ditangkap akan
11
Photovoltaic atau matahari sebagai sumber energi ini memiliki kekurangan, berikut
adalah kekurangan photovoltaic (Sabin, 2017):
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem Solar Cell yaitu (Alfanz et al.,
2015):
13
sejumlah energi panel sel surya, akan tetapi tidak akan mendapatkan energi
matahari secara optimal.
6. Tata letak panel terhadap matahari (tilt angle)
Sinar matahari menyebar ke permukaan sel surya secara tegak lurus akan
mendapatkan energi maksimal ±1000 𝑤/𝑚2 . Jika tidak dapat
mempertahankan ketegaklurusan antara sinar matahari dengan permukaan sel
surya, maka ekstra luasan permukaan panel sel surya yang dibutuhkan (bidang
panel surya sel surya pada Equator) yang diletakkan mendatar (till angle = 0)
akan menghasilkan energi yang maksimal. Untuk lokasi dengan latitude yang
berbeda, harus dicarikan tilt angle yang optimal.
Sel fotovoltaik terbuat dari bahan semikonduktor, terutama silikon yang dilapisi
dengan aditif khusus. Ketika sinar matahari mencapai baterai, elektron dilepaskan
dari atom silikon akan mengalir membentuk sirkuit, sehingga menghasilkan listrik.
surya panel selalu membentuk untuk mengalihkan cahaya sebanyak mungkin
menjadi energi listrik, dan dapat digabungkan secara seri atau paralel untuk
menghasilkan tegangan dan arus yang dibutuhkan..(Rif’an et al., 2012).
dan proses pembangkitan listrik akan terjadi. Salah satu bahan semikonduktor yang
biasa digunakan sebagai sel surya adalah kristal silicon (Rif’an et al., 2012).
Ketika sejumlah energi listrik diterapkan, ikatan elektronik pada atom-atom yang
tersusun dalam kristal semikonduktor terputus, dan proses pembangkitan listrik
akan terjadi. Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan dalam sel surya
adalah silikon kristal, galium arsenida, dan kadmium tellurida. Semikonduktor
dibagi menjadi semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik.
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang tidak didoping.
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang didoping, sehingga dapat
berupa semikonduktor tipe-n dengan elektron pembawa mayoritas atau
semikonduktor tipe-p dengan lubang pembawa mayoritas. Prinsip kerja bahan
semikonduktor akan dijelaskan di bawah ini:.(Evrita Lusiana Utari, 2017).
Gambar 2.5 merupakan unsur kristal yang memiliki lubang atom dan eletron bebas
pada bahan semikondutor tipe-p dan tipe-n
Adams and Day pada tahun 1877 mengamati efek selenium. Di antara yang lain,
Lange (1930), Schottky (1930) dan Grondhal (1933) menyebabkan pengembangan
meteran pemaparan fotografis dan banyak perangkat bermanfaat lainnya.
Selanjutnya, pada tahun 1954 Chaplin, Fuller, dan Pearson dari Bell Telephone
Laboratory membuat sel silikon kristalin junction difus dengan efisiensi 6% dan
Reynold et al. (1954) membuat perangkat serupa dengan cadmium sulfide. (Nelly,
2019)
Jenis-jenis sel surya atau photovoltaic dibagi beberapa jenis bedasarkan
teknologi yang dikembangkan:
1. Generasi pertama
Solar panel turunan pertama silikon sebagai baku utama dalam penyusunan sel
surya. Teknologi ini di sebut tipe crystalline, Tipe crystalline ini terbagi menjadi
dua jenis surya panel (Kementerian ESDM RI, Sumber Energi Terbarukan Masa
Depan, 2011).
a. Monocrystalline
silikon monokristalin p-n junction atau yang biasa dengan fotovoltaik
monokristalin, dengan kemurnian yang sangat tinggi sekitar 99,99%. Sel
photovoltaic atau batang silikon monokristalin jenis ini memiliki
efisiensi yang terbilang tinggi, senilai 16% sampai 17%. Gambar berikut
adalah contoh dari modul photovoltaic (PV) jenis monokristal:
b. Polycrystalline
Polikristal PV atau wafer sel surya yang bermaterial batang silikon ini
dikembangkan atas pertimbangan mahalnya material monocrystalline.
Efisiensi konversi sel surya jenis ini sebenarnya lebih kecil apabila di
bandingkan jenis monocrystalline yaitu berkisar senilai 12% hingga 15%
saja. Gambar ini adalah contoh dari modul photovoltaic (PV) jenis
Polycrystalline:
lima lapisan tipis atara lain substrat, back contact, absorber, buffer dan
fron contac merupakan struktur sel surya CIGSt. CIGS memiliki efisiensi
sebesar 20,8%.
b. Amorphous
Sel surya yang digunakan yaitu bahan silikon jenis atau amorf ini, yang
banyak digunakan pada kalkulator bahkan power bank mobile pada awal
penerapannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
penerapannya semakin luas. Menggunakan teknologi produksi yang
disebut "susun", menumpuk beberapa lapisan silikon amorf untuk
membentuk sel surya, akan memberikan efisiensi yang lebih baik antara
6% -8%. Gambar di bawah ini adalah sel surya amorf
Proses pembentukan gaya gerak listrik terhadap unjuk kerja sel surya adalah
sebagai berikut:
1. Sinar matahari menyinari panel surya dan kemudian menyerap wafer silikon.
2. Elektron (muatan negatif) dibiaskan dari atomnya, sehingga material
mengalir melalui semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Mengalir ke
arah yang berlawanan dengan elektron di panel surya silikon.
3. Susunan beberapa solar panel mampu menghasilkan energi surya menjadi
sumber daya listrik, yang nantinya akan disimpan dalam penyimpanan
baterai.
Listrik tidak dapat digunakan secara langsung pada rangkaian listrik rumah
atau gedung, sehingga harus diubah menjadi arus bolak-balik. Dengan
menggunakan konverter, arus searah diubah menjadi arus bolak-balik untuk dapat
digunakan.
Umumnya, ketebalan sel surya adalah 0,3 mm, yang ditentukan dengan Irisan
material semikonduktor dengan kutub (+) dan kutub (-). Apabila suatu cahaya turun
21
pada permukaannya, lalu terjadi perbedaan tegangan antara kedua kutub tersebut
Tentu bisa menyalakan lampu dan menggerakkan motor listrik yang bertenaga
Untuk mendapatkan lebih banyak daya dari arus searah, Anda dapat
menghubungkan sel surya Itu tergantung pada sifat penggunaan, apakah itu secara
seri maupun paralel. Sel surya menghasilkan arus listrik yang sesuai Tegangan sel
surya. Karakteristik tegangan-arus biasanya menunjukkan suatu hubungan Ketika
tegangan sel surya sama dengan nol atau dijelaskan sebagai baterai Solar short
circuit, short circuit current atau ISC (arus hubung singkat), Ini dapat mengukur
cahaya secara proporsional dengan radiasi sel surya. (Pradona, 2019)
Reflektor adalah salah satu kekurangan sistem fotovoltaik tenaga surya, seperti
yang dilihat pada gambar 2.10. Hanya sebagian dari radiasi matahari yang jatuh ke
permukaan panel surya yang diserap oleh panel surya Photovoltaic, dan sebagian
dipantulkan kembali ke udara bebas, sehingga mengurangi efisiensi penyerapan sel
surya. (Sabin, 2017)
Nilai radiasi yang dihasilkan panel surya dipengaruhi oleh sudut datang (angle of
incidence) yaitu sudut antara arah sinar datang dengan elemen tegak lurus bidang
panel. Saat matahari tegak lurus dengan bidang panel maka panel akan
mendapatkan radiasi matahari yang maksimal. Ketika arah matahari tidak tegak
22
lurus dengan bidang panel atau pada sudut tertentu, panel akan menerima radiasi
yang lebih sedikit (Sabin, 2017).
Daya maksimum sebagai penglaju tenaga menyalurkan energi listrik pada sirkuit
listrik. daya listrik sesaat dihitung menggunakan watt. persamaan daya luaran tanpa
beban dinyatakan sebagai berikut (Sabin, 2017).
P=V.I (2)
𝑃1+𝑃2+⋯….+𝑃ꞑ
Ptotal = (3)
𝑃ꞑ
Intensitas cahaya menentukan besarnya arus dan tegangan sel surya, dihitung
menggunakan persamaan:
Pin = J.A (4)
Pout = V . I (5)
2.10 Efisiensi
Efisiensi sel surya (𝜼) adalah perbandingan daya luaran dengan daya intensitas
matahari dapat dihitung dengan persamaan:(Sabin, 2017)
23
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜼= x 100% (6)
𝑃𝑖𝑛
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜼 Total= ×100% (7)
𝑃𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Studi Literatur
Pengukuran
Objek
Pengambilan
Data
Temuan
Iya
Pengolahan
data
Pembahasan
Simpulan
Selesai
24
25
Gambar
Figure3-1
3-1Photovoltaic
photovoltaic
Sumber: Dokumentasi penelitian
Sumber: Foto sendiri
Spesifikasi:
Model: Monocrystalline
Daya per-jam: 11 Wp
Soalar panel: 600V 250 mAh
Dimensi : 80 × 105 mm
2. Dual Volt Ampere meter digital
Alat ukur ini yang digunakan untuk mengukur tegangan dan arus. Pada penelitian
ini digunakan untuk mengukur tegangan dan arus searah.
26
Figure
Gambar 3-2
3-2
Dual
Dual
Volt
Volt
Ampere
Amperemeter
Meter
digital
Digital
Sumber: Dokumentasi
Sumber: penelitian
Foto Pribadi
Spesifikasi:
Power Supply: External DC
Arus kerja, Range arus: 0-100 A
Range tegangan: 0-100 V DC
Kecepatan pengukuran : setiap 500ms
Akurasi pengukuran: 1%
Display: 7 mm LED
3. Thermometer digital
Perangkat ini untuk mengukur suhu panas permukaan dan suhu lingkungan
sekitar, Alat ini berfungsi mengukur suhu permukaan sel surya.
Spesifikasi:
Type : HW550
Suhu tinggi dan pengukuran presisi tinggi, range: -50-550 °C (-58 ~ 1022 °F)
Layar LCD: berwarna
Akurasi pengkuruan: 5%
Emisivitas: 0,10 ~ 1,00 (dapat disesuaikan)
pilihan : C/F
Multi-mode: (Maximum/Avarage/Minimal/Difference/Low Temperature
Alarm/High temperature Alarm/Current Emisivitas)
4. LUX Meter
Perangkat ini untuk mengukur besar intensitas cahaya matahari, pada
pengujian ini berfungsi mengukur terik panas matahari.
Figure
Gambar3-33-4
LuxLux
meter
Meter
Sumber: Foto pribadi
Sumber: Dokumentasi penelitian
Spesifikasi:
Tipe: AS803
Warna: hitam
Bahan: plastik ABS
Rentang pengukuran: 0-200.000 lux
Resolusi: 1 lux
Akurasi: 5% rdg10dgts
Rentang suhu: -10 ~ 50
Tingkat sampling: 1,5 kali/detik
28
Pengukuran pengulangan: 2%
Suhu operasional: 0-50 (80% RH non-kondensasi)
Suhu penyimpanan: -10-50 (70% RH non-kondensasi)
Catu Daya: Baterai AAA 3 × 1.5V (Tidak termasuk)
Ukuran Item: 16.5 × 5 × 2.7cm/6.50 × 1.97 × 1.06in
Berat barang: 86g/3.03 oz
5. Anemometer.
Gambar3-4
Figure 3-5Anemometer
anemometer
Sumber:
Sumber:
Dokumentasi
Foto pribadi
Penelitian
Spesifikasi:
Pembacaan kecepatan angin saat ini/maks/rata-rata
Lima unit kecepatan udara: m/s, km/h, ft/min, knot, mph.
Dua satuan suhu udara: Celcius, Fahrenheit
Tenaga: Baterai 3 V CR2032
Ukuran (L x W x H): 10.5cm x 5.6cm x 2cm
Jarak: 0 - 30 m/s, 0-90 km/jam, 0-5860 kaki/menit, 0 - 65 mph, 0 - 55 knot.
Resolusi: 0,1 m/s, 0,3 km/jam, 19 kaki/menit, 0,2 mph, 0,2 Knot.
Ambang batas: 0,1 m/ \s, 0,3 km/jam, 39 kaki/menit, 0,2 mph, 0,1 knot.
Akurasi: +/- 5%.
29
6. Hygro-thermometer digital
Perangkat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara dan temperatur
lingkungan sekitarnya.
Prosedur penelitian pada proses pengaruh sudut antar dua panel sel surya
terhadap kinerja photovoltaics:
1. Studi Literatur.
Tahapan pertama dalam pengujian ini yaitu studi literatur atau referensi yang
dikutip dari buku dan Jurnal untuk memperkuat penulisan yang sesuai
penelirian
2. Pengaturan objek
Pada pengujian ini panel surya ditempatkan di bawah pencahayaan sinar
matahari selama 12 jam, dari pukul 06:00 sampai 18:00 WIB dilakukan
selama 9 hari, serta panel surya yang akan diuji mengahadap timur dan barat
terhadap datangnya radiasi matahari dan rangkaian instalasi yang baik yaitu
bebas dari benda bayangan yang menghalangi panel surya. pengaturan panel
surya yang diuji ini adalah:
a. Pengaturan sudut 70°
b. Pengaturan sudut 140°
c. Pengaturan sudut 180°
3. Pengambilan data dalam pengujian
Dalam tahapan pengujian ini sudut yang diuji 70°, 140°, dan 180°.
Pengambilan data variabel dalam pengujian ini yaitu:
a. Suhu lingkungan
b. Suhu permukaan panel surya
c. Intensitas cahaya matahari
d. Kecepatan angin
e. Kelembaban udara
f. Tegangan panel surya
g. Arus panel surya
h. Besara Daya input
i. Besar daya output
j. Faktor pengisian
k. Efisiensi.
32
Hasil dari sudut antara dua panel 70°, 140°, dan 180°, distribusi daya luaran, dan
efisiensi sel surya, mendapatkan sudut pasangan sel surya yang optimal, sehingga
menghasilkan kinerja efisiensi sel surya yang maksimal dan berikut adalah hasil
dari data-data penelitian.
Berikut ini adalah hasil kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 70°:
Table 4-1 Dua sel surya membentuk sudut 70°
No. Pukul
TL
[oC]
TSC
[oC]
Iv[W/m²] v[m/s]
kelembaban V I Pin Pout 𝜂
Udara (volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
1 06.00 26 25,3 313 0 89% 3,5 0,11 5,258 0,385 2,02
2 06.30 26 25,5 780 0 89% 3,5 0,11 13,104 0,385 0,029
3 07.00 26 25,7 1645 0 89% 3,5 0,11 27,636 0,385 0,013
4 07.30 27 25,9 8311 0 89% 3,5 0,11 139,624 0,385 0,275
5 08.00 28 26,1 39400 0 85% 3,4 0,11 661,92 0,374 0,056
6 08.30 28 27,7 44530 0 80% 3,4 0,11 748,104 0,374 0,049
7 09.00 29 28,3 51110 3 75% 3,4 0,11 858,648 0,374 0,068
8 09.30 29 28,9 23400 2,9 77% 3,4 0,11 393,12 0,374 0,095
9 10.00 30 33,4 21650 3,1 69% 3,1 0,11 363,72 0,341 0,093
10 10.30 31 36,1 58720 3 65% 3 0,12 986,496 0,562 0,056
11 11.00 32 37,7 8537 2,8 64% 3,4 0,12 144,009 0,36 0.447
12 11.30 32 36,5 9449 2,8 64% 3,4 0,12 158,743 0,36 0.406
13 12.00 32 37,4 43600 3 65% 3,4 0,12 732,48 0,36 0,088
14 12.30 32 38,3 66040 2,9 65% 3,4 0,12 1109,47 0,36 0,058
15 13.00 32 36,3 10620 3,1 65% 3,5 0,12 178,416 0,42 0,373
16 13.30 32 36,9 55420 3,3 65% 3,5 0,12 931,896 0,42 0,071
17 14.00 33 35,2 15380 3,1 65% 3,1 0,1 258,384 0,31 0,11
18 14.30 32 32,2 51480 3,4 63% 3,1 0,1 864,864 0,31 0,035
19 15.00 33 33,4 10480 3,2 65% 3,1 0,09 176,064 0,31 0,17
20 15.30 32 30,5 8394 3,2 68% 2,8 0,09 141,019 0,252 0,17
21 16.00 31 30,6 19360 3,5 70% 2,7 0,09 325,248 0,243 0,074
22 16.30 31 30,9 8143 2,9 72% 2,9 0,07 136,802 0,203 0,23
23 17.00 31 28,8 1138 2,8 74% 3 0,1 19,118 0,3 0,148
24 17.30 31 28,6 518 0 74% 2,9 0,08 8,702 0,232 2,666
25 18.00 30 27,7 110 0 74% 2,9 0,08 1,848 0,232 12,55
rata-rata 0,3428 0,0913%
53
54
Tabel 4.1 menunjukkan kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 70o. saat
penelitian berlangsung, intensitas cahaya matahari mengalami penurunan dengan
nilai 8537 𝑊/𝑚2 hinga 9449 𝑊/𝑚2 pada pukul 11.00 WIB hingga 11.30 WIB
dengan adanya cuaca awan yang menutupi matahari.
Daya input dihitung dengan menggunakan persamaan (4). Sebagai contoh pada
tabel 4.1 untuk pukul 13.00 WIB intensitas matahari 10620 𝑤/𝑚2 dan luas
permukaan dua panel sel surya adalah 0,08m × 0,21m = 0,0168m2 , digunakan
contoh perhitungan berikut:
Pin = J . A
= (10620 W/m2 ) (0,0168m2)
= 178,416 W
Selanjutnya menghitung daya luaran dengan persamaan (5) pada Tabel 4.1 untuk
pukul 17.00 WIB dimana tegangan listrik sebesar 2,9 V dan arus listrik sebesar
0,07 A, menghasilkan daya dengan contoh perhitungan berikut:
P out = V . I
= (2,9 volt).(0,07 ampere)
= 0,300 W
Untuk menghitung efisiensi dengan persamaan (6) dapat digunakan Tabel 4.1
pada pukul 18.00 WIB dimana Pout sebesar 0,232 W dan Pin sebesar 1,484 W.
Sebagai contoh perhitungannya adalah;
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜼= x 100%
𝑃𝑖𝑛
0,232
= x 100%
1,484
= 12,550 %
55
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Daya luaran rata-rata =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
0,385+0,385+0,385+0,385+0,374+0,374+0,374+0,374+0,341+0,562+0,36+0,36+
0,36+0,36+0,42+0,42+0,31+0,31+0,31+0,252+0,243+0,203+0,3+0,23+0,232
25
= 0,3428 watt
= 0,0913%
56
Berikut ini adalah hasil kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 140o:
Table 4-2 Dua sel surya membentuk sudut 140°
kelembaban
No. Pukul
TL
[oC]
TSC
[oC]
Iv[W/m²] v[m/s] udara
V I Pin Pout
𝜂
(volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
Tabel 4.2 menunjukkan kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 140°.
Intensitas cahaya matahari teringgi terjadi pada pukul 11.30 WIB hingga 13.00
WIB karena matahari posisi terjadi tegak lurus dengan panel surya sehingga tidak
ada bayangan yang menutupi benda.
57
Untuk menghitung daya luaran rata-rata dengan persamaan (3) mendapatkan hasil
dengan untuk total daya luaran:
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata-rata Daya luaran=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
0,37+0,37+0,407+0,407+0,444+0,629+0,629+0,624+0,624+0,39+0,39+0,78+0,798+
0,76+0,76+0,702+0,38+0,68+0,68+0,608+0,608+0,608+0,624+0,663+0,74
25
= 0,589
Untuk menghitung rata-rata efisiensi dengan persamaan (7) yang didapatkan yaitu:
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜼 Total= ×100%
𝑃𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
14,735
= 26572,9296
= 0,055%
58
Berikut ini adalah hasil kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 180°
Table 4-3 Dua sel surya membentuk sudut 180°
No. Pukul
TL TSC
Iv[W/m²] v[m/s]
kelembaban
udara
V I Pin Pout 𝜂
[oC] [oC]
(volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
Tabel 4.3 menunjukkan kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 180°.
Intensitas cahaya matahari tertinggi pada pukul 11.30 WIB hingga 12.30 WIB
dengan nilai 107100 𝑊/𝑚2 hingga 109500 𝑊/𝑚2 karena posisi matahari berada
tegak lurus dengan panel surya sehingga tidak ada bayangan yang menutupi benda.
59
Untuk menghitung daya luaran rata-rata dengan persamaan (3) mendapatkan hasil
dengan untuk total daya luaran:
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata-rata daya luaran=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
0,199+0,188+0,188+0,188+0,629+0,629+0,624+0,624+0,39+0,39+0,78+0,798+
0,76+0,76+0,702+0,38+0,68+0,68+0,608+0,608+0,608+0,624+0,663+0,74
25
= 0,572
Untuk menghitung rata-rata efisiensi dengan persamaan (7) yang didapatkan yaitu:
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜼 Total= ×100%
𝑃𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
14,302
= 26730,8
= 0,054%
4.2 Pembahasan
Penentuan variabel sudut antar dua panel sel surya yang terdiri dari 70°, 140°, dan
180° adalah untuk memberikan informasi pengaruhnya terhadap kinerja sel surya
baik daya luaran maupun efisiensinya. Variabel sudut antar dua panel tersebut juga
memberikan gambaran distribusi data masukan dan data luaran,
Pengamatan menunjukkan bahwa selama waktu pengukuran ada korelasi antara
kedatangan radiasi matahari mencapai permukaan bumi dengan perubahan
temperatur panel surya yang berbanding lurus dalam rentang waktu pukul 08:00
WIB hingga 12:00 WIB dan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi antara
pukul 13.00 WIB. 16.00 WIB. Pancaran radiasi matahari menaik kemudian
menurun. Fenomena ini mempengaruhi pada besaran luaran yang diproduksi sel
surya. Sebagai rincian pembahasan diuraikan berdasarkan besaran sudut di bawah
ini.
60
Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data yang memberikan hasil energi
masukan dan energi luaran sel surya pada pengujian pengaruh terhadap sudut antara
dua panel sebesar 70° .
Table 4-4 Kinerja sel surya sudut 70°
Dari tabel 4.4 Menunjukkan distribusi sel surya sudut 70o dan dikonversi
menjadi grafik distribusi pengukuran daya masukan dan daya luaran pada sel surya,
61
Daya vs waktu
2 1,2
1
Daya masukan
1,5
Daya Luaran
0,8
(Watt)
(watt)
1 0,6
0,4
0,5
0,2
0 0
09.30
13.30
17.30
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
16.30
17.00
18.00
06.00
Waktu pengukuran
Daya masukan Daya luaran
Gambar 4-1 Distribusi pengaruh energi sel surya sudut 70°
Gambar 4-2 Distribusi pengaruh energi sel surya sudut 70°
Efisiensi vs waktu
20%
15%
Efisensi
(%)
10%
5%
0%
14.00
16.30
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.30
15.00
15.30
16.00
17.00
17.30
18.00
Waktu pengukuran
Efisiensi
Pada kinerja sel surya sudut 70° bahwa hasil tegangan sel surya dipengaruhi
temperatur hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 pada pukul 07.30 WIB, 08.00 WIB
hingga 10.00 WIB. Penurun tegangan dipengaruhi oleh meningkatnya temperatur
permukaan panel surya. Nilai efisensi tertinggi pada pukul 06.00 WIB dan pukul
18.00 WIB dengan nilai 11,62% hingga 19,144% karena Nilai efisensi dipengaruhi
temperatur dan intensitas matahari. Daya keluaran dengan nilai terendah adalah
0,315 watt karena faktor tegangan dengan arus panel surya. Kenaikan efisiensi di
sore hari pada pukul 18.00 WIB dengan nilai 12,55% dikarenakan nilai daya
masukan menurun dengan nilai 0,008 watt sedangkan daya luaran yang tetap
seimbang sehingga menghasilkan kenaikan efisensi yang sangat tinggi. Sementara
untuk nilai daya masukan yang fluktuaktif karena pengaruh dari intensitas matahari
dan luas permukaan panel surya. Intensitas matahari dipengaruhi oleh cuaca seperti
awan mendung. ketika intensitasnya rendah maka nilai daya masukan yang
dihasilkan juga ikut rendah dan ketika intensitasnya naik, nilai daya masukan yang
dihasilkan akan naik juga.
63
Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data yang memberikan hasil energi
masukan dan energi luaran sel surya pada pengujian pengaruh terhadap sudut antara
dua panel sebesar 140° .
Table 4-5 kinerja panel surya sudut 140°
`
No. Pukul Iv[W/m²]
A V I Pin Pout 𝜂
(𝑚2 ) (volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
1 06.00 730 0,0168 3,7 0,1 12,269 0,591 4,81
2 06.30 4531 0,0168 3,7 0,1 79,12 0,591 0,776
3 07.00 21440 0,0168 3,7 0,11 360,192 0,65 0,088
4 07.30 45530 0,0168 3,7 0,11 764,904 0,65 0,084
5 08.00 49810 0,0168 3,7 0,12 836,808 0,709 0,101
6 08.30 58720 0,0168 3,7 0,17 986,496 1,005 0,086
7 09.00 69360 0,0168 3,7 0,17 1165,248 1,005 0,08
8 09.30 74220 0,0168 3,9 0,16 1246,896 1,002 0,074
9 10.00 79800 0,0168 3,9 0,16 1340,640 1,002 0,046
10 10.30 80030 0,0168 3,9 0,1 1576,008 0,626 0,039
11 11.00 93810 0,0168 3,9 0,1 1711,92 0,626 0,073
12 11.30 101900 0,0168 3,9 0,2 1881,6 1,253 0,067
13 12.00 112000 0,0168 3,8 0,21 2084,88 1,279 0,063
14 12.30 124100 0,0168 3,9 0,21 1775,76 1,316 0,068
15 13.00 105700 0,0168 3,8 0,2 1514,016 1,218 0,074
16 13.30 90120 0,0168 3,9 0,18 1.649 1,218 0,036
17 14.00 98140 0,0168 3,8 0,1 1.374 0,609 0,079
18 14.30 81770 0,0168 4 0,17 1.286 1,096 0,08
19 15.00 76530 0,0168 4 0,17 1144,08 1,096 0,085
20 15.30 68100 0,0168 3,8 0,16 1045,98 0,974 0,8
21 16.00 61300 0,0168 3,8 0,16 1029,84 0,974 0,088
22 16.30 57770 0,0168 3,8 0,16 970,536 0,974 0,094
23 17.00 20710 0,0168 3,9 0,16 683,928 1,002 0,234
24 17.30 5428 0,0168 3,9 0,17 92,097 1,063 1,74
25 18.00 173 0,0168 3,9 0,19 2,906 1,19 40,94
rata-rata 0,5894 0,055%
Dari tabel diatas menujukkan kinerja sel surya sudut 140o dan dikonversi
menjadi grafik sel surya berdasarkan tabel daya masukan, daya luaran, dan efisiensi
terhadap intensitas cahaya terhadap modul sel surya.
64
Daya vs waktu
1,4 2,5
1,2
2
1
Daya masukan
Daya Luaran
1,5
(watt)
0,8
(watt)
0,6 1
0,4
0,5
0,2
0 0
10.30
17.00
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
16.30
17.30
18.00
Waktu Pengukuran
Efisiensi vs waktu
30,00%
25,00%
20,00%
Efisensi
(%)
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
08.00
12.30
14.30
06.00
06.30
07.00
07.30
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
13.00
13.30
14.00
15.00
15.30
16.00
16.30
17.00
17.30
18.00
Waktu Pengukuran
Efisiensi
Gambar 4-4 Distribusi Efisiensi pengaruh energi sel surya sudut 140°
65
Pada kinerja sel surya sudut 140° bahwa intensitas matahari mempengaruhi
besar daya, gambar menunjukkan 4.2 pukul 06.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB
nilai grafik menaik kemudian pukul 13.00 WIB hingga 18.00 WIB nilai grafik
menurun artinya bilamana intensitas rendah maka daya masukan yang dihasilkan
juga ikut rendah, sedangkan intensitas tinggi maka daya masukan yang dihasilkan
akan ikut tinggi. Nilai Grafik menunjukkan Efisiensi tertinggi pada pukul 18.00
WIB dengan nilai sebesar 40,94%. Namun perlu dipahami efisiensi pada grafik
memiliki nilai yang kecil artinya, kinerja sel surya kurang baik karena adanya daya
luaran yang nilainya cukup kecil. Pada nilai grafik jugs terlihat Penyinaran radiasi
matahari yang membentuk kurva berpuncak menaik kemudian menurun. ini
mempengaruhi pada daya luaran sel surya. (S & Bastomi, 2019).
66
Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data yang memberikan hasil energi
masukan dan energi luaran sel surya pada pengujian pengaruh terhadap sudut antara
dua panel sebesar 180° .
Table 4-6 kinerja sel surya sudut 180°
Dari tabel diatas menujukan kinerja sel surya sudut 70° dan dikonversi menjadi
grafik sel surya berdasarkan tabel daya masukan, daya luaran, dan efisiensi terhadap
inetnsitas cahaya terhadap modul sel surya.
67
Daya vs waktu
2 1,2
1,8
1,6 1
1,4
Daya Masukan
Daya Luaran
0,8
1,2
(watt)
(Watt)
1 0,6
0,8
0,6 0,4
0,4 0,2
0,2
0 0
10.30
17.00
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
16.30
17.30
18.00
Waktu Pengukuran
Efisiensi vs waktu
14,00%
12,00%
10,00%
Efisiensi
8,00%
(%)
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
08.00
12.30
14.30
06.00
06.30
07.00
07.30
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
13.00
13.30
14.00
15.00
15.30
16.00
16.30
17.00
17.30
18.00
Waktu Pengukuran
Efisensi
Gambar 4-6 Distribusi Efisensi pengaruh energi sel surya sudut 180°
Dari hasil kinerja panel surya pada sudut 180° dapat dilihat grafiknya bahwa
nilai efisiensi tertinggi adalah 11,52% pada waktu pukul 18.00 WIB dengan
efisiensi rata-rata 0,631%. Daya luaran sel surya sudut 180° tertinggi 0,395 watt
dengan durasi yang cukup sebanyak 5 kali yang terjadi pada pukul 12.00 WIB,
13.00 WIB, 16.00 WIB, 17.00 WIB dan 18.00 WIB. Peningkatan daya luaran yang
maksimal dan mengalami peningkatan efisiensi tertinggi pada pukul 18.00 WIB.
Hal ini juga ditunjukkan dalam grafis hubungan antara radiasi matahari, daya
keluaran dan efisiensi. Dari tabel diperlihatkan bahwa intensitas matahari yang
diterima cenderung naik yang seharusnya tegangan dan arus sel surya juga semakin
meningkat. Ada beberapa faktor penyebabnya yaitu, alat ukur yang kurang presisi
dan akurasi dan perubahan iradiasi matahari selama beberapa detik pada saat
pengamatan sehingga nilai tegangan dan arus yang dihasilkan juga berubah. (S &
Bastomi, 2019).
69
4.2.4 Pengaruh Sudut antara Dua Panel terhadap Daya luaran dan Efisiensi
Grafik dibawah adalah pengaruh sudut antara dua panel terhadap daya luaran:
Daya vs waktu
1,4
1,2
1
daya luaran
0,8
(Watt)
0,6
0,4
0,2
0
12.00
14.00
16.00
18.00
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.30
13.00
13.30
14.30
15.00
15.30
16.30
17.00
17.30
Waktu pengukuran
sudut 70° sudut 140° sudut 180°
Hasil pengukuran terhadap daya luaran menunjukan bahwa pada kinerja sel
surya 70° didapatkan rata-rata 0,3428 watt, kinerja sel surya 140° didapatkan rata-
rata 0,5894 watt, dan kinerja sel surya 180° didapatkan rata-rata 0,57208 watt
grafik pada masing-masing sudut yang berbeda menghasilkan daya luaran
dengan nilai maksimum yang berbeda. Setiap peningkatan intensitas matahari akan
dihasilkan tegangan yang meningkat pula. Demikian juga daya akan meningkat
hingga mencapai titik atas. Kemudian daya akan berkurang seiring dengan
70
Efisiensi vs waktu
45
40
35
30
Efisiensi
25
(%)
20
15
10
5
0
08.00
11.30
15.00
06.00
06.30
07.00
07.30
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.30
16.00
16.30
17.00
17.30
18.00
Waktu Pengukuran
Kurva diatas merupakan hasil efisensi tiga sudut berbeda, menunjukkan koordinat
Y posisi kiri merupakan untuk menunjukan titik sudut 70°, 140°, dan 180°.
Kemudian kurva berwarna biru merupakan sudut 70°, kurva berwarna orange
adalah sudut 140° dan kurva berwarna merah muda merupakan sudut 180°.
Sedangkan Koordinat X horizontal merupakan waktu pengukuran dimana
pengukuran dilakukan setengah jam sekali selama dari jam 06.00 hingga 18.00
Hasil pengukuran terhadap intensitas cahaya matahari menunjukan bahwa
pada distribusi sel surya 70° mendapatkan efisiensi yang kecil dan mendapat
peningkatan nilai pada pukul 18.00 WIB dengan nilai tertinggi 0,0913%
didapatkan rata-rata efisiensi 0,0913%, kinerja sel surya 140° didapatkan rata-
rata efisiensi 0,055%, dan kinerja sel surya 180° didapatkan rata-rata efisiensi
71
0,054%. dapat disimpulkan bahwa nilai efisiensi dipengaruhi oleh sudut orientasi
panel surya serta posisi arah gerak matahari dan besar intesitas yang diterima,
penyebab daya output kecil karena tersebut karena pengaruh tegangan dan arus
yang dihasilkan modul surya yang kecil. Kenaikan nilai efisiensi dikarenakan nilai
daya masukan menurun sedangkan daya output yang tetap seimbang sehingga
menghasilkan kenaikan efisensi yang sangat tinggi (sanni, 2017)
BAB 5. SIMPULAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
69
70
DAFTAR REFERENSI
Alfanz, R., Sumaedi, R., & Suhendar. (2015). Analisis Sistem Fotovoltaik
Menggunakan Respon Dinamika Induksi pada Lilitan Kawat Tembaga.
Setrum, 4(1), 6–11.
Eko Handojo, S. (1993). Pemanfataan Energi Matahari. Dapartemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Evrita Lusiana Utari. (2017). Perancangan Alat Induction Heating Pada Pengolahan
Teh Sangrai Dengan Teknologi Energi Terbarukan (Solar Cell). Teknoin, 23,
211–222.
Iskandar, handoko rusiana. (2020). Praktis Belajar Pembangkit Listrik Tenaga
Surya. jakarta, Deepublish.
Kurniawan, I. A. (2016). Tenaga Surya (PLTS) sebagai Pemanfaatan Solar
Potential Analysis As Steam Power Plant (Paiton) Area.
Nelly, S. T. R. S. R. (2019). Teknologi Photovoltaics. Yayasan Puga Aceh Riset.
Nelson, J. (2003). The Physics of Solar Cells. In The Physics of Solar Cells.
Imperial College Press. https://doi.org/10.1142/p276
Nur Adi Pratama, G. (2017). Perencanaan Penerapan Panel Surya pada Atap
Gedung A dan B serta Perencanaan Sistem Kelistrikan Menggunakan Lampu
LED di Fakutas Teknik Universitas Jember. Karya Tulis Ilmiah. Program
Studi DIII Keperawatan. Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera Utara.
Medan, 9–35. http://repository.unimus.ac.id/411/
Pradona, Y. (2019). Variasi Kemiringan Sudut terhadap Efektivitas Kinerja Panel
Surya. 2(1), 41–49.
Pudjanarsa, A., & Nursuhud, D. (2013). Mesin Konversi Energi (3rd ed.). Andi
Offset.
Ramadhan, A. I., Diniardi, E., Mukti, S. H., Sianipar, R., Indrawan, A. W., Pranoto,
71
S., Sultan, A. R., & Ramadhan, R. (2016). Analisis Desain Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP Anwar. Teknik, 37 (2), 2016, 59-63,
11(2), 61–78. https://doi.org/10.14710/teknik.v37n2.9011
Rif’an, M., Hadi Pramono, S., & Shidiq, M. (2012). Optimasi Pemanfaatan Energi
Listrik Tenaga Matahari di Jurusan Teknik Elektro Universitas BrawijayaNo
Title. Jurnal EECCIS, 6, 1–5.
Rifky, S. (2019). Pengembangan Modul Pendingin Kabin City Car Bertenaga Surya
Menggunakan Photovoltaics (PV) dan Thermoelectric (TEC). Teknobiz, 10,
34–40.
Rizali, M. (2015). Pengaruh Temperatur Permukaan Sel Surya terhadap Daya pada
Kondisi Eksperimental dan Nyata. Proceeding Seminar Nasional Tahunan
Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV), XIV(SNTTM XIV), 7–8.
http://eprints.unlam.ac.id/643/1/KE-67.pdf
S, H. A., & Bastomi, M. (2019). Analisis Pengaruh Perubahan Temperatur Panel
terhadap Daya dan Efisiensi Keluaran Sel Surya Poycrystalline. DINAMIKA :
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 11(1), 33.
https://doi.org/10.33772/djitm.v11i1.9285
Sabin. (2017). Pengaruh Sudut antara Dua Panel Berbentuk Profil V terhadap
Penyerapan Radiasi Matahari pada Panel Surya. Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik UHAMKA.
Suriadi, & Sukri, M. (2010) Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpadu Menggunakan Software PVSYST Pada Komplek Perumahan di
Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika, 9(2), 1-4.
Usman, M. (2020). Analisis Intensitas Cahaya terhadap Energi Listrik yang
Dihasilkan Panel Surya. Power Elektronik: Jurnal Orang Elektro, 9(2), 52–
57. https://doi.org/10.30591/polektro.v9i2.2047
Wasi, M., Mugisidi, D., & Rifky. (2017). Uji Eksperimental Pengaruh Fresnel pada
Modul Surya 10 Watt Peak dengan Posisi Sesuai Pergerakan Arah Matahari.
Seminar Nasional Teknoka, 2, 9–16.
Sanni Ilyas & Ishak Kasim (2017), Peningkatan Efisiensi Pembangkit Listrik
Tenaga Surya dengan Reflektor Parabola, Jetri, 14(2), 67 - 80,
72