Anda di halaman 1dari 69

PENGARUH SUDUT ANTARA DUA PANEL SEL SURYA

TERHADAP KINERJA PHOTOVOLTAICS

SKRIPSI

Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021

i
ii

PENGARUH SUDUT ANTARA DUA PANEL SEL SURYA


TERHADAP KINERJA PHOTOVOLTAICS

SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan sarjana teknik mesin

Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
iii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH SUDUT ANTARA DUA PANEL SEL SURYA TERHADAP


KINERJA PHOTOVOLTAICS

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Sarjana Teknik

Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan ke Sidang Ujian Skripsi


Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UHAMKA
Tanggal, 01 Juli 2021

Pembimbing-1

Rifky, S.T., M.M


NIDN. 0305046501
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin

Delvis Agusman, S,T.,M.Sc


NIDN. 0311087002
iv

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH SUDUT ANTARA DUA PANEL SEL SURYA TERHADAP


KINERJA PHOTOVOLTAICS

SKRIPSI

Oleh:
Gusto Arif Tansah
1403035027

Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Ujian Skripsi


Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UHAMKA
Tanggal, 23 Juli 2021

Pembimbing-1

Rifky, S.T.,M.M
NIDN. 0305046501
Penguji-1 Penguji-2

Oktariana Heriyani, S.Si., M.T. Drs. M Yusuf Djelly, S.T., M.T


NIDN. 0304067702 NIDN. 0330016001
Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Teknik UHAMKA Teknik Mesin

Dr. Dan Mugisidi, S.T., M.Si Delvis Agusman, S.T.,M.Sc


NIDN. 0301126901 NIDN. 0311087002
v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya, yang membuat pernyataan


Nama : Gusto Arif Tansah
NIM : 1403035040
Judul skripsi : Pengaruh Sudut antara Dua Panel Sel Surya terhadap Kinerja
Photovoltaic

Menyatakan bahwa, skripsi ini merupakan karya saya sendiri (ASLI) dan isi
dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademis di suatu institusi pendidikan tinggi mana pun, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain, KECUALI yang secara tertulis dipacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Referensi.
Segala sesuatu yang terkait dengan naskah dan karya yang telah dibuat adalah
menjadi tanggung jawab saya pribadi.

Jakarta, 13 Juli 2021

Gusto Arif Tansah


vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian yang telah
selesai dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Strata-1 di Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan Sarjana Strata-1.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya diberikan kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dan motivasi
yang terbaik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Rifky, S.T., M.M sebagai dan dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing maupun arahan yang sangat berguna dari mulai penelitian hingga
akhir penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Bapak Dr. Dan Mugisidi, S.T., M.T sebagai dan dosen Penasehat Akademik
yang telah membimbing maupun arahan yang sangat berguna waktu per-
perkuliahan.
4. Seluruh dosen Teknik Mesin dan teman-teman Teknik Mesin 2014 di
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang telah membimbing dan
memberi saran dalam perkuliahan dan penulisan skripsi.

Masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna serta tidak terlepas
dari kesalahan baik penulisan maupun isi dari skripsi ini, dihaarapkan saran yang
membangun, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wa billahitaufiq wal hidayah, fastabiqul khoirot, wassalamu’alaikum wa
rohmatullahi wa barokaatuh. Jakarta, 23 Juli 2021
Gusto Arif Tansah
vii

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA


(UHAMKA), saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Gusto Arif Tansah
NIM : 1403035027
Program Studi : Teknik Mesin

Menyetujui, memberikan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (non-exclusive


royalty free right) kepada Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
(UHAMKA) atas karya ilmiah saya beserta perangkat yang ada (jika diperlukan)
yang berjudul:
PENGARUH SUDUT ANTARA DUA PANEL SEL SURYA TERHADAP
KINERJA PHOTOVOLTAICS

Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Prof. DR


HAMKA berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Segala sesuatu yang terkait dengan naskah dan karya yang telah dibuat adalah
menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Jakarta 13 Juli 2021

Gusto Arif Tansah


viii

ABSTRAK

Pengaruh Sudut antara Dua Panel Sel Surya terhadap Kinerja Photovoltaic
Gusto Arif Tansah

Salah satu sumber energi pembangkit listrik alternatif adalah energi cahaya matahari dengan
memanfaatkan suatu alat disebut panel photovoltaic atau solar cell yang dapat mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Kinerja dan efektifitas panel solar cell dipengaruhi oleh
posisi panel tersebut terhadap matahari. Untuk menghasilkan energi listrik yang optimal dari solar
cell, panel solar cell harus berada tegak lurus menghadap arah datangnya cahaya matahari.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kinerja Solar Cell sehingga mendapatkan sudut pasangan sel
surya yang optimal oleh karena itu metode yang dilakukan adalah mengatur posisi sudut dua panel
surya ke arah timur dan barat arah gerak matahari, agar mendapatkan radiasi yang terpantul lebih
optimal dalam penyerapan. Pengaturan posisi sudut dua panel surya yaitu 70°, 140°, dan 180°
memperoleh hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja sel surya bersudut 70 didapatkan
daya luaran rata-rata sebesar 0,457 watt, kinerja sel surya bersudut 140 didapatkan daya luaran rata-
rata sebesar 0,820 watt, dan kinerja sel surya bersudut 180 didapatkan daya luaran rata-rata sebesar
0,289 watt. Dari penelitian ini didapatkan sel surya bersudut 140 menghasilkan daya luaran terbesar
dibanding bersudut 70 dan 180. untuk sel surya bersudut 70° dengan rata-rata efisiensi 0,0913%,
untuk sel surya bersudut 140° dengan rata-rata efisiensi 0,055%, dan sel surya bersudut 180°
dengan rata-rata efisiensi 0,054%., Sel surya dengan nilai terbaik atau tertinggi terjadi adalah sudut
70°, efisiensi memiliki daya guna, dalam sistem akan lebih lengkap menilai dari nilai efisiensi yang
baik.
Kata kunci: radiasi, matahari, photovoltaics, daya, kinerja

he Effect of Angle Between Two Solar Cell Panels on Photovoltaic


Performance
Gusto Arif Tansah

One of the alternative energy sources for electricity generation is solar energy by utilizing a device
called a photovoltaic panel or solar cell that can convert sunlight energy into electrical energy. The
performance and effectiveness of solar cell panels are influenced by the position of the panels against
the sun. To produce optimal electrical energy from solar cells, solar cell panels must be
perpendicular to the direction of the sun's rays. This study aims to improve the performance of Solar
Cells so as to get the optimal solar cell pair angle, therefore the method used is to adjust the angle
position of the two solar panels to the east and west of the direction of the sun's motion, in order to
get the reflected radiation more optimally in absorption. Setting the angle position of the two solar
panels, namely 70°, 140°, and 180° obtained results. The results showed that the performance of
solar cells with an angle of 70 obtained an average output power of 0.457 watts, the performance of
solar cells with an angle of 140 obtained an average output power of 0.820 watts, and the
performance of solar cells with an angle of 180 obtained an average output power of 0.289 watts.
From this study, it was found that solar cells with an angle of 140 produced the largest output power
compared to those with an angle of 70 and 180. For solar cells with an angle of 70 ° with an average
efficiency of 0.0913%, for solar cells with an angle of 140° with an average efficiency of 0.055%,
and 180° solar angle with an average efficiency of 0.054%. The solar cell with the best or highest
value is an angle of 70°, efficiency has usability, the system will be more complete judging from a
good efficiency value.
Keywords: radiation, sun, photovoltaics, power, performance
ix

DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR NOTASI ................................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 2

1.4 Tujuan penelitian ........................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 3

BAB 2. LANDASAN TEORI ................................................................... 4

2.1 Energi Surya .................................................................................. 4

2.2 Energi Baru dan Terbarukan (EBT) .............................................. 6


x

2.3 Potensi Energi Surya di Indonesia ................................................. 7

2.4 Pemanfaatan Energi Surya ............................................................ 8

2.5 Sistem Photovoltaic ....................................................................... 9

2.5.1 Kelebihan Photovoltaic............................................................ 10

2.5.2 Kekurangan Photovoltaic ........................................................ 11

2.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja photovoltaic ......... 12

2.6 Prinsip Dasar Sistem Photovoltaic .............................................. 14

2.6.1 Material Panel Surya ................................................................ 15

2.6.2 Semikonduktor Tipe P dan Tipe N. ......................................... 15

2.6.3 Sambungan tipe P-N ................................................................ 16

2.7 Jenis Jenis Photovoltaics dan Perkembangan Teknologi Sistem


Photovoltaic ................................................................................ 17

2.8 Kinerja Sistem Photovoltaic ........................................................ 20

2.8.1 Karakteristik Pholtovoltaic ...................................................... 20

2.8.2 Pantulan Radiasi Matahari ....................................................... 21

2.8.3 Pengaruh sudut datang matahari terhadap daya keluaran ........ 21

2.9 Daya Sel Surya ............................................................................ 22

2.10 Efisiensi ....................................................................................... 22

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 24

3.1 Diagram Alir penelitian ............................................................... 24

3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 25

3.3 Peralatan Penelitian ..................................................................... 25

27

3.4 Prosedur Penelitian. ..................................................................... 31

3.5 Teknik Pengelolaan Data ............................................................. 32


xi

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 53

4.1 Hasil atau Temuan Penelitian ...................................................... 53

4.1.1 Dua Sel Surya Membentuk Sudut 70° ..................................... 53

4.1.2 Dua Sel Surya Membentuk Sudut 140o ................................... 56

4.1.3 Dua Sel Surya Membentuk Sudut 180° ................................... 58

4.2 Pembahasan ................................................................................. 59

4.2.1 Pengaruh sudut 70° terhadap kinerja sel surya. ....................... 60

4.2.2 Pengaruh sudut 140° terhadap kinerja sel surya. ..................... 63

4.2.3 Pengaruh Sudut 180o terhadap kinerja sel surya ...................... 66

4.2.4 Pengaruh Sudut antara Dua Panel terhadap Daya luaran dan
Efisiensi.................................................................................... 69

BAB 5. SIMPULAN ............................................................................... 69

5.1 Simpulan ...................................................................................... 69

5.2 Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR REFERENSI ...................................................................... 70


xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Jarak penyerepan radiasi matahari ke permukaan bumi ............ 5


Gambar 2-2 Peta Penyebaran Radiasi Matahari............................................. 7
Gambar 2-3 Sistem Solar Cell...................................................................... 10
Gambar 2-4 Prinsip Kerja Panel Surya ........................................................ 14
Gambar 2-5 Semikonduktor tipe-p (kanan), semikonduktor tipe-n (kiri) .... 15
Gambar 2-6 Diagram Energi Sambungan .................................................... 16
Gambar 2-7 Sel Surya dan Modul PV Jenis Monocrystalline .................... 17
Gambar 2-8 Modul PV Polycrystalline dan sel Polycrystalline .................. 18
Gambar 2-9 Modul Photovoltaic Jenis amorphous .................................... 19
Gambar 2-10 Pantulan Radiasi Matahari Ke Permukaan sel surya ............. 21
Gambar 3-1 Diagram Alir penelitian ........................................................... 23
Gambar 3-2 Dual Volt Ampere meter digital ............................................ 24
Gambar 3-3 Thermometer Digital ................................................................ 25
Gambar 3-4 lux meter .................................................................................. 26
Gambar 3-5 Anemometer............................................................................. 27
Gambar 3-6 Hygro thermometer Digital ...................................................... 28
Gambar 3-7 Photovoltaic ............................................................................. 29
Gambar 3-8 Baterai 4v 4,5 Ah ..................................................................... 30
Gambar 4.1 Distribusi pengaruh kinerja sel surya sudut 70° ....................... 39
Gambar 4.2 Distribusi Efisiensi pengaruh sel surya sudut 70° ................... 39
Gambar 4-3 Distribusi pengaruh kinerja sel surya sudut 140° .................... 41
Gambar 4-4 Distribusi Efisensi pengaruh kinerja sel surya sudut 140°....... 41
Gambar 4-5 Distribusi pengaruh kinerja sel surya sudut 180° .................... 43
Gambar 4-6 Distribusi Efisensi pengaruh kinerja sel surya sudut 180°....... 41
Gambar 4-7 sel surya terhadap daya luaran ................................................. 48
Gambar 4-8 sel surya terhadap Efisensi ....................................................... 49
xiii

DAFTAR TABEL

Table 2-1 Potensi EBT di Indonesia .............................................................. 6


Table 4-1 Dua Sel Surya Membentuk Sudut 70° ........................................ 53
Table 4-2 dua sel surya membentuk sudut 140° .......................................... 56
Table 4-3 Dua sel surya membentuk sudut 180° ......................................... 58
Table 4-4 Kinerja sel surya sudut 70° ......................................................... 60
Table 4-5 kinerja panel surya sudut 140° .................................................... 63
Table 4-6 kinerja sel surya sudut 180° ........................................................ 66
xiv

DAFTAR NOTASI

Lambang Lambang
No Nama Satuan
Besaran Pokok Satuan

Kecepatan
1 meter/detik m/s
Angin
2 Karbon C
3 Oksigen O
4 Sudut θ

5 Luas permukaan A milimeter Mm

Temperatur o
6 Tc derajat Celcius C
ruangan
temperatur sel o
7 TL derajat Celcius C
surya
Kelembaban
8 RH persen %
udara
9 Daya watt W
Pout watt W
10 Daya luaran

11 Daya masukan Pin watt W

12 Tegangan listrik V volt V

13 Arus listrik I ampare A

14 Daya rata-rata Ptotal watt W


Tegangan
15 rangkaian Voc volt V
terbuka
Arus Hubungan
16 Isc ampare A
Singkat
𝜂
17 Efisiensi persen %
Intensitas
18 W/m²
Cahaya
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi yang digunakan untuk menyediakan listrik berasal dari bahan bakar
konvensional atau bahan bakar fosil yang sangat mengandalkan energi
konvensional akan memiliki beban yang berat. Ini karena jenis energi ini telah
mengalami depresiasi, yang menyebabkan kenaikan harga. Menyadari hal tersebut,
maka perlu dicari sumber energi alternatif dan diberdayakan supaya tidak terjadi
kehabisan dalam ketersediaannya (Tira, Abdul, & Iqbal, 2018).
potensi energi terbarukan, berkurangnya jumlah produksi energi fosil, terutama
minyak dan Mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong terus meningkatkan
peran energi baru dan energi terbarukan ikut serta dalam menjaga ketahanan dan
kemandirian energi. Tujuan portofolio energi baru dan energi terbarukan
Setidaknya 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Indonesia Memiliki
potensi energi terbarukan yang cukup Tujuan dari struktur energi primer,
Memanfaaatkan cahaya matahari dapat digunakan sebagai energi. Indonesia
berada posisi digaris khatulistiwa yang mendapatkan limpahan panas dari cahaya
matahari. Penggunaan energi panas matahari ini dikenal sebagai energi baru dan
terbarukan. Salah satuya yaitu energi panas yang dapat diubah menjadi energi listrik
menggunakan sistem sel surya atau photovoltaic (Rifky & Gaos, 2019).
Panel surya adalah teknologi photovoltaic, dalam pengunaan perangkat
semikonduktor untuk mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik. Harga sel
surya relatif mahal karena sangat diharuskan menggunakan teknologi yang
kompleks dan sulit untuk mengolah pasir silika menjadi silikon. Saat ini
penggunaan sel surya yang sedang dikembangkan belum ideal, dan intensitas
radiasi yang kurang terkonsentrasi pada panel surya (Wasi et al., 2017).
Bahwasanya sel surya juga memiliki kekurangan, yakni intensitas cahaya yang
diterima harus tegak lurus. Sementara cahaya matahari bergerak dan sel surya tetap.
Untuk mendapatkan pencahayaan semaksimal mungkin, dilakukan memasang
pasangan sel surya yang membuat sudut antar dua panel sel surya terhadap kinerja

1
2

photovoltaic agar sudut pantulnya masih dapat digunakan sel surya satu sama
lainnya.
Berdasarkan pemahaman di atas, maka penelitian ini membahas pengaruh sudut
antatara dua panel terhadap kinerja photovoltaic dengan mrtode pengukuran dengan
berdasarkan pengaturan objek sudut 70°, 140°, dan 180° panel sel surya untuk
mengetahui hasil terbaik daya luaran dan efisiensi yang didapat.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


Apakah perubahan pengaruh sudut antara dua panel surya mempengaruhi kinerja
sel surya?

1.3 Batasan Masalah

Supaya penelitian terlaksana dengan efektif, maka pembahasan akan lebih terfokus,
namun dengan batasan sebagai berikut:
1. Sumber panas yang digunakan hanya radiasi matahari.
2. Media bahan dan divais yang digunakan panel surya adalah Monocrystalline
silicon 11 Wp
3. Penelitian ini menggunakan sepasang sel surya yang dihadapkan ke atas
dengan sudut 70o, 140o, dan 180o.

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:


1 Mengetahui pengaruh sudut antar sel surya terhadap kinerja sel surya.
2 Mendapatkan sudut pasangan sel surya yang optimal, sehingga menghasilkan
kinerja sel surya yang maksimal.
3

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah menambah pengetahuan terkait sistem


kinerja photovoltaic atau sel surya sebagai solusi untuk pengembangan energi baru
dan terbarukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penelitian ini, digunakan sistematika penulisan dengan urutan


sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan Bab ini tersusun dari latar belakang, tujuan dan perumusan
masalah. Batasan masalah, dan sistematika penulisan. Bagian ini
merupakan inti dari laporan akhir, karena memuat isi yang diharapkan
dari laporan akhir.
BAB 2 Dasar Teori Bab ini berisi tentang tentang dasar pengetahuan yang akan
dibahas. Teori ini diambil dari berbagai literatur yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dibahas untuk membantu masalah yang
didapat dan mendapat kesimpulan penulisan ini
BAB 3 Metodologi penelitian pada bab ini penulis mencoba menjabarkan
tentang apa saja yang dilaksankan pada proses penelitian dan yang
dilakukan dan menjelaskan komponen yang dipergunakan dalam
penelitian ini.
BAB 4 Temuan dan bahasan pada bab ini dibahas mengenai hasil dan
penemuan pada penelitian yang didaptkan selama penelitian dilakukan.
BAB 5 Simpulan dan saran ini berisikan tentang apa saja yang didapatkan pada
penelitian kemudian akan disimpulkan
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Energi Surya

Energi surya yaitu energi yang bersifat panas dan cahaya dari matahari dan ini
adalah salah satu sumber energi terbarukan yang terpenting. Indonesia memiliki
iklim tropis dengan rata-rata sinar matahari 12 jam per hari memiliki potensi Energi
matahari sangat melimpah dalam artian RUEN (Rencana Umum Energi Nasional).
Indonesia diprediksi mempunyai energi surya bernilai 207.898 MW (4,80
kWh/m2/hari), atau berbanding dengan 112.000 GWp (PLTS & Biodiesel, 2020).
Pada awal tahun 1819, A.C Baquerel menemukan penggunaan kristal silikon
untuk mengubah radiasi matahari menjadi teknologi yang menggunakan energi
matahari, tetapi pada tahun 1955 metode ini jarang dikembangkan. Selama sekitar
satu abad, minyak dan batu bara masih banyak digunakan sebagai sumber energi
hingga saat ini. Upaya pengembangan dilakukan pada tahun 1958. Sel silikon akan
mengalihkan sel surya menjadi sumber tenaga mulai dilihat sebagai metode baru
karena dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk satelit luar angkasa (Nelly,
2019).
Matahari sebagai sumber energi surya menghasilkan 1.02×106 joule per detik.
Energi yang diperoleh dengan mengubah energi gelombang yang diterima oleh
sinar matahari menjadi energi lain yang dapat digunakan dan dibutuhkan 8,3 menit
bagi sinar matahari untuk mencapai bumi dari permukaan matahari. Foton dimulai
dari pusat matahari dan berubah arah setiap kali bertemu dengan unsur butir
bermuatan memakan waktu sekitar 10.000 tahun dan 170.000 tahun untuk
mencapai ke permukaan bumi (Iskandar, 2020).

4
5

Menurut informasi MIT open course ware jarak matahari ke bumi adalah 150 x
106 km dan terdapat perkiraan yang juga menjadi dasar untuk mempertimbangkan
bentuk geometris matahari ke bumi. Referensi ini berspekulasi bahwa matahari
memiliki bentuk yang sesuai dan berbentuk lingkaran dengan selisi yang tidak
berubah dari bumi (Iskandar, 2020).

Gambar 2-1 Jarak penyerapan radiasi matahari ke permukaan bumi

Sumber: (Iskandar, 2020)

Gambar 2.1 membuktikan bahwa energi matahari yang masuk ke bumi senilai
100%, hanya 70% energi matahari yang sampai ke bumi yang langsung
dihamburkan karena pemantulan atau refleksi. Atmosfer atau awan membantu
memantulkan ke luar angkasa dimana 51% di antaranya menyerap ke tanah dan
lautan. Lapisan ozon menyerap sinar matahari sejauh 20-40 kilometer oleh udara,
uap air dan sisanya diserap oleh lapisan debu. Penyerapan lainnya digunakan dalam
proses fotosintesis. Semua energi yang mencapai permukaan bumi, yang sebagian
besar adalah radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang lebih pendek, kemudian
diserap oleh atmosfer seperti yang dijelaskan sebelumnya. Jika mempertimbangkan
seluruh Pbumi yang masuk 1370 𝑊/𝑚2 , maka 77% energi yang diterima bumi
memiliki tingkat radiasi global 1054 𝑊/𝑚2 .
Intensitas radiasi matahari pada sudut di mana kemungkinan sudut sinar
matahari datang ke permukaan bumi, jumlah yang diterima sebanding dengan sudut
6

yang diberikan. Sinar matahari pada sudut miring tidak mempengaruhi energi ke
permukaan bumi, karena energi tersebut tersebar di area permukaan yang lebih luas
jangkauannya karena sinar tersebut harus menembus atmosfer yang lebih banyak
ketika dibandingkan dengan sinar yang datang pada sudut yang tegak lurus (Nelly,
2019).
Pada mulanya, matahari melancarkan gelombang elektromagnetik ke
berbagai arah selama proses penyinaran, dan hanya sebagian kecil yang dapat
diterima atau dijangkau oleh bumi, karena sebagian besar energi hilang oleh
matahari, biasanya disertakan dalam mikron. (1 m = 10)^6m) (Pudjanarsa &
Nursuhud, 2013).
Tentu saja matahari adalah sebagai sumber peradaban di bumi memiliki banyak
manfaat bagi kehidupan demi keberlangsungan hidup di bumi dari pemanfaatan
dari energi matahari dalam kehidupan ini (Rifky, 2019).

2.2 Energi Baru dan Terbarukan (EBT)

Berbagai EBT di Indonesia memiliki potensi yang cukup untuk mencapai tujuan
bauran energi primer, seperti terlihat pada tabel energi surya mencapai 207,8 GWp
atau setara dengan total potensi EBT untuk pembangkit listrik sebesar 442 GW.
Pada tahun 2018, EBT menghasilkan 8,8 GW, menyumbang 14% tingkat
pemanfaatan pembangkit EBT (fosil dan non fosil) adalah 64,5 GW (Iskandar,
2020).

Table 2-1 Potensi EBT di Indonesia

Sumber: iskandar, 2020


7

Indonesia adalah negara tropis, intensitas penyinaran matahari sepanjang hari


sekitar 4,8 kWh / m2 dan total potensi EBT hanya 14% dari total kapasitas.
Demikian potensi yang dimiliki sangat besar, tetapi pemakaian energi matahari
untuk menghasilkan energi listrik masih menghadapi memiliki kendala serius:
efisiensi rendah (sekitar 10%) dan tagihan listrik unit yang lebih tinggi (Rifky,
2019).

2.3 Potensi Energi Surya di Indonesia

Indonesia memiliki berbagai sumber energi yang melimpah seperti minyak bumi
Bumi, batubara, panas bumi, air, angin dan sinar matahari (energi surya).
Mengingat potensi bahan bakar tak terbarukan semakin berkurang, setidaknya
Indonesia sedang mencari sumber energi alternatif baru (PLTS & Biodiesel, 2020),

Gambar 2-2 peta penyebaran radiasi Matahari


Sumber: (Batasnegeri.com, 2020)

Berdasarkan data penyinaran matahari yang berhasil dirangkum 18 lokasi di


Indonesia menunjukkan radiasi matahari Indonesia dapat dijelaskan dalam dua
aspek yaitu (Kurniawan, 2016)
 Kawasan Indonesia Barat (KBI) = 4,5 kWh/m2 per-hari, sekitar 10% dari
variasi bulanan.
 Kawasan Indonesia Timur (KTI) = 5,1 𝑘𝑊ℎ/𝑚2 per-hari, sekitar 9% dari
variasi bulanan.
 Rata-rata kawasan di Indonesia = 4.8 𝑘𝑊ℎ/ℎ2 per-hari, sekitar 9% variasi
bulanan
8

2.4 Pemanfaatan Energi Surya

Masalah utama dalam pemanfaatan energi surya yaitu faktor rotasi bumi siang dan
malam bumi berputar pada porosnya selalu bergantian datangnya sehingga
kontinutinas energi surya tidak dapat diperoleh secara maksimal pada malam hari.
meskipun demikian manusia dapat menggunakan baik secara langsung maupun tak
langsung dengan bantuan aneka bidang konversi energi (Pudjanarsa & Nursuhud,
2013).
Energi surya dimanfaatkan baik dengan teknologi sederhana maupun canggih.
Berikut bidang pengubah energi surya dibedakan menjadi (Pudjanarsa & Nursuhud,
2013):
1. Sumber tenaga listrik dari energi surya.
2. Tenaga suap dari energi surya.
3. Sistem pemanas air atau udara melalui tenaga surya.
Salah satu pemanfaatan energi surya yaitu konversi panel surya dari energi surya
mengubah satu langkah yang menghasilkan energi listrik menjadi energi cahaya.
Penjelasannya mengandalkan ide dari teori kuantum. Cahaya matahari terdiri dari
energi satuan yang disebut foton yang energi bergantung hanya pada frekuensi atau
warna dari cahaya. Energi foton terlihat cukup baik untuk membangkitkan elektron
terikat menjadi padat. Sehingga tingkat energi yang lebih tinggi di mana mereka
lebih bebas bergerak (Eko Handojo, 1993).
Energi matahari dapat dimanfaatkan secara langsung untuk menghasilkan listrik.
Metode paling sederhana adalah mengubah panas radiasi matahari, dengan
demikian listrik dapat dihasilkan langsung dari radiasi surya menggunakan
perangkat disebut sel surya atau panel surya. Metode tersebut merupakan sumber
energi terbarukan yang sangat berharga. Meski potensinya sangat besar, kapasitas
pembangkit tenaga surya saat ini secara keseluruhan masih sangat rendah (Eko
Handojo, 1993).
Sebuah contoh ekstrim dari efek fotolistrik ini, eksperimen terkenal yang
dijelaskan oleh Einstein pada tahun 1905. Di mana sinar biru atau ultraviolet
menyediakan energi yang cukup bagi elektron untuk melepaskan diri sepenuhnya
dari permukaan logam, biasanya, ketika cahaya diserap oleh materi. Foton
9

diberikan untuk menggairahkan keadaan energi yang lebih tinggi di dalam material
(Nelson, 2003).
Penggunaan energi matahari dapat diterapkan dalam dua teknologi,
1. Teknologi tenaga surya termal, biasanya digunakan untuk memasak (kompor
surya), pertanian kering (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan)
dan memanaskan air teknologi.
2. Teknologi radiasi matahari, yang berarti photovoltaic atau mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik.
Pada prinsipnya energi matahari dapat dihasilkan dan digunakan dimana saja.
Secara umum, wilayah dengan intensitas matahari pada waktu tertentu maka awan
biasanya muncul dengan intensitas cuaca yang baik. Semakin cerah sinar matahari,
semakin besar outputnya (daya luaran), dan semakin menguntungkan ekonomi. Di
banyak negara berkembang permintaan listrik semakin meningkat. Sebagai sumber
energi listrik yang ramah lingkungan, pembangkit listrik tenaga surya memberikan
solusi yang baik.

2.5 Sistem Photovoltaic

Photovoltaic berasal dari kata photo dan volta. Photo berarti cahaya (dari bahasa
yunani photos: cahaya) dan volta berasal dari fisikiawan Italia Alessandro Volta
yang hidup antara tahun 1745 – 1827). Photovoltaic atau Panel surya adalah
perangkat modul yang digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi listrik.
Photovoltaic cocok untuk mengubah radiasi matahari menjadi listrik PV, biasanya
dikemas dalam unit yang disebut modul. Sebuah modul surya terdiri dari banyak
sel surya yang dapat disusun secara seri juga tidak paralel. (Nelly, 2019)
Sistem photovoltaic berlaku sesuai dengan prinsip efek fotovoltaik, Efek
fotovoltaik merupakan fenomena dimana sel fotovoltaik dapat menyerap energi
matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Efek photovoltaic menjelaskan
seperti halnya fenomena munculnya tegangan ketika dua elektroda saling terhubung
ke sistem padatan atau cairan ketika dua elektroda terkena energi cahaya. Sistem
photovotaic terdiri dari beberapa panel surya dibagi menjadi tiga kategori (Rifky,
2019):
10

3. Sel anorganik, berbasiskan semikonduktor anorganik


4. Sel organik, berbasiskan semikonduktor organik.
5. Sel fotoelektrokimia, berbasiskan antarmuka antara semikonduktor dan
molekul

Gambar 2-3 Sistem Solar Cell


Sumber:(Http://www.len.co.id, 2020)

Konversi panel surya dari energi surya mengubah satu langkah yang
menghasilkan energi listrik menjadi energi cahaya. Penjelasannya mengandalkan
ide dari teori kuantum. Cahaya matahari terdiri dari energi satuan yang disebut
foton, energi bergantung hanya pada frekuensi atau warna dari cahaya. Energi foton
terlihat cukup baik untuk membangkitkan elektron terikat menjadi padat, hingga
tingkat energi yang lebih tinggi, di mana mereka lebih bebas bergerak (Iskandar,
2020).
Energi matahari atau solar energy diperoleh dengan menggunakan solar cell
atau panel surya, yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Dalam penggunaan photovoltaic terdapat keuntungan dan kekurangan photovoltaic
tersebut.

2.5.1 Kelebihan Photovoltaic

Photovoltaic atau matahari sebagai sumber energi ini memiliki kelebihan, berikut
adalah kelebihan photovoltaic (Sabin, 2017):
1. Bersih, tidak menghasilkan polusi dan ramah lingkungan
karena panel surya tidak memiliki timbul secara langsung, seperti asap
kendaraan akibat pembakaran yang dihasilkan pada mesin yang
menggunakan bahan bakar minyak, Sinar matahari yang ditangkap akan
11

digunakan untuk menyebabkan pergerakan elektron di sel surya tanpa efek


polusi.
2. Energi yang tidak terbatas
Energi matahari menggunakan sinar matahari, jadi selama matahari masih
bersinar, energi akan terus ada. Matahari menghasilkan sinarnya
menghasilkan melalui fusi (peleburan) atom hidrogen menjadi atom helium.
Proses integrasi ini bisa berlangsung selama triliunan tahun. Dengan cara ini
matahari bisa memberikan energi dalam waktu yaang lama.
3. Mengurangi ketergantungan energi fosil
Tenaga surya atau yang biasa disebut sel surya salah satu bagian usaha
penting dari mengurangi ketergantungan energi fosil seperti bahan bakar
minyak dan lain lain.
4. Tidak membutuhkan power supply listrik besar dari pembangkit lain.
Matahari sebagai sumber energi sel surya dapat menyimpan listrik yang
dihasilkan didalam battery yang mampu menyalakan listrik rumah tanpa
pasokan listrik besar dari pembangkit lainnya.
5. Sistem pembangkit listrik tenaga surya aman dari kebakaran dan korsleting
sel surya atau photovoltaic terbilang cukup mudah dibersihkan, rangkaian
listrik photovoltaic aman dari korsleting karena memiliki Solar Charge
Controller berguna untuk tidak over charging atau Membebani dengan
berlebihan karena energi yang dihasilkan oleh panel surya akan tidak
seimbang tergantung cahaya matahari yang diterima oleh panel surya.

2.5.2 Kekurangan Photovoltaic

Photovoltaic atau matahari sebagai sumber energi ini memiliki kekurangan, berikut
adalah kekurangan photovoltaic (Sabin, 2017):

1. Energi matahari hanya efektif di cuaca dan iklim tertentu


Jumlah sinar matahari di bumi bermacam tupa dari satu daerah ke daerah lain.
Iklim tropis banyak terpapar sinar matahari sepanjang tahun, namun paparan
ini biasanya tertutup oleh awan. Dalam cuaca hujan dan berawan, tidak dapat
12

menghasilkan energi matahari. Sebaliknya, iklim dingin di dekat daerah


kutub hampir tidak memiliki sinar matahari dan akan mengalami malam
musim dingin yang panjang..
2. Energi tenaga surya hanya tersedia pada waktu tertentu
Sinar matahari hanya tersedia pada siang hari. Untuk digunakan pada malam
hari, energi matahari yang dihasilkan oleh sel surya harus disimpan di dalam
baterai.
3. Harga panel surya dan biaya pemasangan terbilang masih mahal
Panel surya terbuat dari pasir silika atau berkristal tunggal hingga sampai saat
ini menduduki urutan paling atas dalam biaya pembuatan bila dibanding
dengsn energi listrik lainnya. Hal ini disebabkan karena harga silikon murni
yang masih sangat mahal diperlukan juga biaya produksi yang tinggi.
Sementara untuk biaya pemasangan pemasangan tenaga surya atau panel
surya atap berkisar Rp 12-20 juta per kilowatt per peak (kWp).
4. Membutuhkan batterai yang harus diganti sewaktu rusak.
Photovoltaic atau solar panel memiliki baterai, berfungsi sebagai
penyimpanan daya setelah mendapatkan energi dari cahaya matahari
kemudian disalurkan melalui inverter kemudian masuk ke baterai. Perawatan
baterai sangat beragam dari 4 sampai 10 tahun, tergantung daya masuk dan
pemakaian saat digunakan.
5. Tidak cocok untuk untuk peralatan listrik berdaya besar.
Satu unit baterai panel surya yang terpasang sangat terbatas penyimpanan dan
pengeluaran daya listirk yang dihasilkan sehingga peralatan listrik seperti
menyalakan AC dan kulkas secara bersamaan sangat tidak cukup kapasitas
listrik yang diberikan, maka dari itu untuk mendapatkan supply listrik besar
secara mandiri solar panel tidak cukup besar untuk mendapatkan daya listrik
yang dihasilkan,

2.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja photovoltaic

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem Solar Cell yaitu (Alfanz et al.,
2015):
13

1. Suhu udara lingkungan sekitar atau ambient air temperature


Solar cell atau sel surya dapat beroperasi secara maksimal jika temperatur yang
masuk tetap normal pada temperatur 25°C, eskalasi temperatur lebih tinggi dari
temperatur normal pada panel surya akan menurunkan tegangan (Voc) yang
dihasilkan. Setiap kenaikan temperatur 1°C dari 25°C akan mengakibatkan
berkurangnya senilai 0,5 % pada keseluruhan tenaga (daya) yang
dihasilkan.
2. Kecepatan angin
Kecepatan angin disekitar lokasi solar cell sangat membantu untuk
mendinginkan suhu permukaan solar cell, sehingga suhu dapat dijaga dalam
kisaran suhu yang baik.
3. Intensitas cahaya matahari
Intensitas cahaya adalah ukuran jumlah sinar matahari yang jatuh pada
penampang sel surya. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi kerja dari solar
cell, karena output yang dihasilkan oleh solar cell akan sangat bergantung pada
perubahan intensitas cahaya itu sendiri. Radiasi matahari dibumi dan berbagai
lokasi yang berbeda variable, dan Hal lain dengan keadaan spektrum matahari
ke bumi. Insolation matahari akan banyak berpengaruh terhadap current (I)
yang sedikit terhadap tegangan.
4. Keadaan atmosfir bumi
Keadaan atmosfir berawan, mendung, jenis unsur butir debu udara, asap, uap
air udara, kabut dan polusi sangat menghasruskan hasil maksimum arus listrik
dari deretan sel surya.
5. Orientasi sel surya
Penyesuaian dari rangkaian sel surya ke arah matahari secara optimal sangat
penting karena surya panel dapat menghasilkan energi yang maksimal. Selain
arah orientasi, sudut orientasi (tilt angel) dari sel surya juga sangat
mempengaruhi hasil energi yang maksimal. Sebagai panduan, untuk lokasi
dibelahan utara latitude, maka panel sel surya menyesuaikan mengarah ke arah
selatan, orientasi arah timur dan barat walaupun juga dapat menghasilkan
14

sejumlah energi panel sel surya, akan tetapi tidak akan mendapatkan energi
matahari secara optimal.
6. Tata letak panel terhadap matahari (tilt angle)
Sinar matahari menyebar ke permukaan sel surya secara tegak lurus akan
mendapatkan energi maksimal ±1000 𝑤/𝑚2 . Jika tidak dapat
mempertahankan ketegaklurusan antara sinar matahari dengan permukaan sel
surya, maka ekstra luasan permukaan panel sel surya yang dibutuhkan (bidang
panel surya sel surya pada Equator) yang diletakkan mendatar (till angle = 0)
akan menghasilkan energi yang maksimal. Untuk lokasi dengan latitude yang
berbeda, harus dicarikan tilt angle yang optimal.

2.6 Prinsip Dasar Sistem Photovoltaic

Sel fotovoltaik terbuat dari bahan semikonduktor, terutama silikon yang dilapisi
dengan aditif khusus. Ketika sinar matahari mencapai baterai, elektron dilepaskan
dari atom silikon akan mengalir membentuk sirkuit, sehingga menghasilkan listrik.
surya panel selalu membentuk untuk mengalihkan cahaya sebanyak mungkin
menjadi energi listrik, dan dapat digabungkan secara seri atau paralel untuk
menghasilkan tegangan dan arus yang dibutuhkan..(Rif’an et al., 2012).

Gambar 2-4 prinsip kerja panel surya


Sumber: (http://www.edukasi.kemendikbud.go.id, 2020)

Sel surya adalah intrumen semikonduktor, mampu menghasilkan listrik jika


diberi energi cahaya dalam jumlah tertentu. Ketika sejumlah energi diberikan,
Proses penghasilan energi listrik terjadi jika pemutusan ikatan elektron pada atom-
atom yang tersusun dalam kristal semikonduktor ketika diberikan sejumlah energi.
15

dan proses pembangkitan listrik akan terjadi. Salah satu bahan semikonduktor yang
biasa digunakan sebagai sel surya adalah kristal silicon (Rif’an et al., 2012).

2.6.1 Material Panel Surya

Ketika sejumlah energi listrik diterapkan, ikatan elektronik pada atom-atom yang
tersusun dalam kristal semikonduktor terputus, dan proses pembangkitan listrik
akan terjadi. Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan dalam sel surya
adalah silikon kristal, galium arsenida, dan kadmium tellurida. Semikonduktor
dibagi menjadi semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik.
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang tidak didoping.
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang didoping, sehingga dapat
berupa semikonduktor tipe-n dengan elektron pembawa mayoritas atau
semikonduktor tipe-p dengan lubang pembawa mayoritas. Prinsip kerja bahan
semikonduktor akan dijelaskan di bawah ini:.(Evrita Lusiana Utari, 2017).

2.6.2 Semikonduktor Tipe P dan Tipe N.

Gambar 2.5 merupakan unsur kristal yang memiliki lubang atom dan eletron bebas
pada bahan semikondutor tipe-p dan tipe-n

Gambar 2-5 Semikonduktor tipe-p (kanan), semikonduktor tipe-n (kiri)


Sumber: (Evrita Lusiana Utari, 2017)

Arsenik adalah unsur golongan kelima, sehingga atom arsenik menyimpan


tempat antara atom silikon, menghasilkan elektron bebas dalam bahan campuran.
Elektron bebas bermula dari elektron yang berlebihan dimiliki arsenik di
lingkungan sekitarnya (dalam hal ini, bahan silikon). Semikonduktor jenis ini
dinamakan semikonduktor tipe-n. ditambahkan oleh unsur golongan ketiga adalah
boron, maka kurangnya elektron valensi boron dibandingkan dengan silikon
16

mengakibatkan munculnya lubang muatan positif pada semikonduktor tersebut.


Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p (Evrita Lusiana Utari, 2017).

2.6.3 Sambungan tipe P-N

Saat menghubungkan semikonduktor tipe-p dan tipe-n maka akan terjadi


penyebaran lubang tipe-p ke tipe-n. dan penyebaran electron tipe-n menuju tipe-p.
penyebaran tersebut akan meninggalkan area yang lebih positif pada batas tipe-n
dan area lebih negative pada batas tipe-p. Perbedaan muatan pada sambungan p-n
disebut zona penipisan, yang menghasilkan medan listrik dapat mencegah difusi
lebih lanjut. Medan listrik menyebabkan munculnya arus drift. Arus hanyut adalah
menghasilkan arus karena munculnya medan listrik. Namun arus ini harus
diseimbangkan dengan arus difusi, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada
semikonduktor p-n junction secara keseluruhan (Nur Adi Pratama, 2017).

Gambar 2-6 Diagram energi sambungan


Sumber : (Nur Adi Pratama, 2017)
Seperti yang diketahui, elektron adalah unsur butir bermuatan yang
mempengaruhi oleh medan listrik. Adanya medan listrik pada elektron
menyebabkan elektron bergerak. Hal ini dilakukan pada sel surya yang terhubung
dengan p-n, yaitu dengan membangkitkan medan listrik pada sambungan p-n,
sehingga elektron dapat mengalir karena adanya medan listrik tersebut (Nur Adi
Pratama, 2017).
17

2.7 Jenis Jenis Photovoltaics dan Perkembangan Teknologi Sistem


Photovoltaic

Adams and Day pada tahun 1877 mengamati efek selenium. Di antara yang lain,
Lange (1930), Schottky (1930) dan Grondhal (1933) menyebabkan pengembangan
meteran pemaparan fotografis dan banyak perangkat bermanfaat lainnya.
Selanjutnya, pada tahun 1954 Chaplin, Fuller, dan Pearson dari Bell Telephone
Laboratory membuat sel silikon kristalin junction difus dengan efisiensi 6% dan
Reynold et al. (1954) membuat perangkat serupa dengan cadmium sulfide. (Nelly,
2019)
Jenis-jenis sel surya atau photovoltaic dibagi beberapa jenis bedasarkan
teknologi yang dikembangkan:
1. Generasi pertama
Solar panel turunan pertama silikon sebagai baku utama dalam penyusunan sel
surya. Teknologi ini di sebut tipe crystalline, Tipe crystalline ini terbagi menjadi
dua jenis surya panel (Kementerian ESDM RI, Sumber Energi Terbarukan Masa
Depan, 2011).
a. Monocrystalline
silikon monokristalin p-n junction atau yang biasa dengan fotovoltaik
monokristalin, dengan kemurnian yang sangat tinggi sekitar 99,99%. Sel
photovoltaic atau batang silikon monokristalin jenis ini memiliki
efisiensi yang terbilang tinggi, senilai 16% sampai 17%. Gambar berikut
adalah contoh dari modul photovoltaic (PV) jenis monokristal:

a. Modul photovolyaic monocrystalline b. sel monocrystalline


Gambar 2-7 sel surya dan modul PV jenis monocrystalline
18

sumber: (Http://www.len.co.id, 2020)

b. Polycrystalline
Polikristal PV atau wafer sel surya yang bermaterial batang silikon ini
dikembangkan atas pertimbangan mahalnya material monocrystalline.
Efisiensi konversi sel surya jenis ini sebenarnya lebih kecil apabila di
bandingkan jenis monocrystalline yaitu berkisar senilai 12% hingga 15%
saja. Gambar ini adalah contoh dari modul photovoltaic (PV) jenis
Polycrystalline:

a. Modul photovoltaic b. sel polycrystalline


Gambar 2-8 Modul PV Polycrystalline dan sel polycrystalline
ssumber: (Nelly, 2019)

c. Ribbon silico (ribbon-Si)


Sel surya String Ribbon yaitu panel surya yang menggunakan sel surya
polikristalin, namun menggunakan proses yang berbeda. Tidak ada pasar
yang cukup baik untuk panel surya jenis ini, terutama setelah
kebangkrutan produsen terbesarnya evergreen solar.
2. Generasi kedua
Sel surya turunan kedua, yaitu sel surya film tipis atau sel surya lapis tipis,
dibandingkan dengan jenis bahan baku silikon sebelumnya, biasanya teknologi
ini hanya menggunakan kurang dari 1% bahan baku silikon, bertujuan untuk
menghemat produksi biaya sel surya. Berikut ini adalah beberapa sel surya lapis
tipis berdasarkan bahan ini (Kementerian ESDM RI, Sumber Energi
Terbarukan Masa Depan, 2011):
a. Copper Indium Gallium Diselenide (CIGS)
19

lima lapisan tipis atara lain substrat, back contact, absorber, buffer dan
fron contac merupakan struktur sel surya CIGSt. CIGS memiliki efisiensi
sebesar 20,8%.
b. Amorphous
Sel surya yang digunakan yaitu bahan silikon jenis atau amorf ini, yang
banyak digunakan pada kalkulator bahkan power bank mobile pada awal
penerapannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
penerapannya semakin luas. Menggunakan teknologi produksi yang
disebut "susun", menumpuk beberapa lapisan silikon amorf untuk
membentuk sel surya, akan memberikan efisiensi yang lebih baik antara
6% -8%. Gambar di bawah ini adalah sel surya amorf

Gambar 2-9 modul photovoltaic jenis amorphous

Sumber: (Nelly, 2019)

c. Cadmim Telluride (CdTe)


Panel surya ini memiliki efisiensi yang tinggi di antara material tersebut
yaitu senilai 9-11% dan yang paling efisien sejenis tingkat material
laimmya.
3. Generasi Ketiga
Panel surya generasi ketiga ditingkatkan oleh variasi material yang banyak
pada tiap-tiap solar panel, material seperti polimer atau di sebut juga solar
panel organik dan sel surya elekrokimia hal ini bertujuan untuk menciptakan
panel surya yang lebih murah. Berlandaskan bahan penyusunnya berikut
adalah beberapa dari jenis-jenis panel surya generasi ketiga. (Kementerian
ESDM RI, Sumber Energi Terbarukan Masa Depan, 2011)
a. Dye-sensitized Solar Cell
20

Dye-sensitized Solar Cell ini bahan dasar semikonduktor yang sengaja


dilapisi dengan zat warna dengan tujuan untuk meningkatan efisiensi
pengubah sinar matahari.
b. Organic Solar Cell
Sel surya organik terbuat dari bahan semikonduktor organik
pholyphenylene vinylene dan fullerene.
c. Perovskite Solar Cell
Material perovskite berlaku sama halnya elektrolit untuk menyerapan
cahaya matahari yang akan menambah energi hole (muatan positif) dan
elektron (muatan negatif). Electron Transport Material (ETM) bertindak
sebagai semikonduktor tipe-n akan memuat elektron, efisiensi yang
didapat dari Perovskite Solar Cell ini senilai 20.2%.

2.8 Kinerja Sistem Photovoltaic

Proses pembentukan gaya gerak listrik terhadap unjuk kerja sel surya adalah
sebagai berikut:
1. Sinar matahari menyinari panel surya dan kemudian menyerap wafer silikon.
2. Elektron (muatan negatif) dibiaskan dari atomnya, sehingga material
mengalir melalui semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Mengalir ke
arah yang berlawanan dengan elektron di panel surya silikon.
3. Susunan beberapa solar panel mampu menghasilkan energi surya menjadi
sumber daya listrik, yang nantinya akan disimpan dalam penyimpanan
baterai.
Listrik tidak dapat digunakan secara langsung pada rangkaian listrik rumah
atau gedung, sehingga harus diubah menjadi arus bolak-balik. Dengan
menggunakan konverter, arus searah diubah menjadi arus bolak-balik untuk dapat
digunakan.

2.8.1 Karakteristik Pholtovoltaic

Umumnya, ketebalan sel surya adalah 0,3 mm, yang ditentukan dengan Irisan
material semikonduktor dengan kutub (+) dan kutub (-). Apabila suatu cahaya turun
21

pada permukaannya, lalu terjadi perbedaan tegangan antara kedua kutub tersebut
Tentu bisa menyalakan lampu dan menggerakkan motor listrik yang bertenaga
Untuk mendapatkan lebih banyak daya dari arus searah, Anda dapat
menghubungkan sel surya Itu tergantung pada sifat penggunaan, apakah itu secara
seri maupun paralel. Sel surya menghasilkan arus listrik yang sesuai Tegangan sel
surya. Karakteristik tegangan-arus biasanya menunjukkan suatu hubungan Ketika
tegangan sel surya sama dengan nol atau dijelaskan sebagai baterai Solar short
circuit, short circuit current atau ISC (arus hubung singkat), Ini dapat mengukur
cahaya secara proporsional dengan radiasi sel surya. (Pradona, 2019)

2.8.2 Pantulan Radiasi Matahari

Reflektor adalah salah satu kekurangan sistem fotovoltaik tenaga surya, seperti
yang dilihat pada gambar 2.10. Hanya sebagian dari radiasi matahari yang jatuh ke
permukaan panel surya yang diserap oleh panel surya Photovoltaic, dan sebagian
dipantulkan kembali ke udara bebas, sehingga mengurangi efisiensi penyerapan sel
surya. (Sabin, 2017)

Gambar 2-10 Pantulan Radiasi Matahari ke permukaan sel surya


Sumber: (Sabin, 2017)

2.8.3 Pengaruh sudut datang matahari terhadap daya keluaran

Nilai radiasi yang dihasilkan panel surya dipengaruhi oleh sudut datang (angle of
incidence) yaitu sudut antara arah sinar datang dengan elemen tegak lurus bidang
panel. Saat matahari tegak lurus dengan bidang panel maka panel akan
mendapatkan radiasi matahari yang maksimal. Ketika arah matahari tidak tegak
22

lurus dengan bidang panel atau pada sudut tertentu, panel akan menerima radiasi
yang lebih sedikit (Sabin, 2017).

2.9 Daya Sel Surya

Daya maksimum sebagai penglaju tenaga menyalurkan energi listrik pada sirkuit
listrik. daya listrik sesaat dihitung menggunakan watt. persamaan daya luaran tanpa
beban dinyatakan sebagai berikut (Sabin, 2017).

P = Voc . Isc (1)

Persamaan daya luaran dengan beban dinyatakan sebagai berikut:

P=V.I (2)

Untuk menentukan nilai rata-rata daya digunakan persamaan:

𝑃1+𝑃2+⋯….+𝑃ꞑ
Ptotal = (3)
𝑃ꞑ

Intensitas cahaya menentukan besarnya arus dan tegangan sel surya, dihitung
menggunakan persamaan:
Pin = J.A (4)

Besar daya luaran sel surya (Pout) dapat menggunakan persamaan:

Pout = V . I (5)

2.10 Efisiensi

Efisiensi sel surya (𝜼) adalah perbandingan daya luaran dengan daya intensitas
matahari dapat dihitung dengan persamaan:(Sabin, 2017)
23

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜼= x 100% (6)
𝑃𝑖𝑛

Untuk menentukan nilai rata-rata efisensi digunakan persamaan:

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜼 Total= ×100% (7)
𝑃𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir penelitian


Mulai

Studi Literatur

Pengukuran
Objek

Sudut 70° Sudut 140° Sudut 180°


Tidak
`

Pengambilan
Data

Temuan

Iya

Pengolahan
data

Pembahasan

Simpulan

Selesai

Gambar 3-1 Diagram Alir Penelitian

24
25

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian pengaruh sudut antara dua panel terhadap kinerja photovoltaics


dilaksanakan:
Tempat pelaksanaan: Jl. Nusa Indsh 4 Blok C4 no.4 Harapan Baru Regency,
Kota Baru, Bekasi Barat.
Waktu pelaksanaan: Januari 2021 s/d Juli 2021.

3.3 Peralatan Penelitian

Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah:


1. Panel surya
Perangkat ini yang digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi listrik.

Gambar
Figure3-1
3-1Photovoltaic
photovoltaic
Sumber: Dokumentasi penelitian
Sumber: Foto sendiri

Spesifikasi:
Model: Monocrystalline
Daya per-jam: 11 Wp
Soalar panel: 600V 250 mAh
Dimensi : 80 × 105 mm
2. Dual Volt Ampere meter digital
Alat ukur ini yang digunakan untuk mengukur tegangan dan arus. Pada penelitian
ini digunakan untuk mengukur tegangan dan arus searah.
26

Figure
Gambar 3-2
3-2
Dual
Dual
Volt
Volt
Ampere
Amperemeter
Meter
digital
Digital
Sumber: Dokumentasi
Sumber: penelitian
Foto Pribadi

Spesifikasi:
Power Supply: External DC
Arus kerja, Range arus: 0-100 A
Range tegangan: 0-100 V DC
Kecepatan pengukuran : setiap 500ms
Akurasi pengukuran: 1%
Display: 7 mm LED
3. Thermometer digital
Perangkat ini untuk mengukur suhu panas permukaan dan suhu lingkungan
sekitar, Alat ini berfungsi mengukur suhu permukaan sel surya.

Gambar 3-3 Thermometer Digital


Sumber: Dokumentasi penelitian
27

Spesifikasi:
Type : HW550
Suhu tinggi dan pengukuran presisi tinggi, range: -50-550 °C (-58 ~ 1022 °F)
Layar LCD: berwarna
Akurasi pengkuruan: 5%
Emisivitas: 0,10 ~ 1,00 (dapat disesuaikan)
pilihan : C/F
Multi-mode: (Maximum/Avarage/Minimal/Difference/Low Temperature
Alarm/High temperature Alarm/Current Emisivitas)
4. LUX Meter
Perangkat ini untuk mengukur besar intensitas cahaya matahari, pada
pengujian ini berfungsi mengukur terik panas matahari.

Figure
Gambar3-33-4
LuxLux
meter
Meter
Sumber: Foto pribadi
Sumber: Dokumentasi penelitian

Spesifikasi:
Tipe: AS803
Warna: hitam
Bahan: plastik ABS
Rentang pengukuran: 0-200.000 lux
Resolusi: 1 lux
Akurasi: 5% rdg10dgts
Rentang suhu: -10 ~ 50
Tingkat sampling: 1,5 kali/detik
28

Pengukuran pengulangan: 2%
Suhu operasional: 0-50 (80% RH non-kondensasi)
Suhu penyimpanan: -10-50 (70% RH non-kondensasi)
Catu Daya: Baterai AAA 3 × 1.5V (Tidak termasuk)
Ukuran Item: 16.5 × 5 × 2.7cm/6.50 × 1.97 × 1.06in
Berat barang: 86g/3.03 oz
5. Anemometer.

Perangkat ini untuk mengukur kecepatan angin sekitarnya,

Gambar3-4
Figure 3-5Anemometer
anemometer
Sumber:
Sumber:
Dokumentasi
Foto pribadi
Penelitian

Spesifikasi:
Pembacaan kecepatan angin saat ini/maks/rata-rata
Lima unit kecepatan udara: m/s, km/h, ft/min, knot, mph.
Dua satuan suhu udara: Celcius, Fahrenheit
Tenaga: Baterai 3 V CR2032
Ukuran (L x W x H): 10.5cm x 5.6cm x 2cm
Jarak: 0 - 30 m/s, 0-90 km/jam, 0-5860 kaki/menit, 0 - 65 mph, 0 - 55 knot.
Resolusi: 0,1 m/s, 0,3 km/jam, 19 kaki/menit, 0,2 mph, 0,2 Knot.
Ambang batas: 0,1 m/ \s, 0,3 km/jam, 39 kaki/menit, 0,2 mph, 0,1 knot.
Akurasi: +/- 5%.
29

6. Hygro-thermometer digital
Perangkat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara dan temperatur
lingkungan sekitarnya.

Figure 3-5 Hygro


Gambar thermometer
3-6 Hygro digital
Thermometer Digital
Sumber:Dokumentasi
Sumber: Foto pribadiPenelitian
Spesifikasi:
Type: HTC-2
Ukuran panjang 10 cm lebar 9 cm tebal 2,2 cm.
Suhu tinggi dan pengukuran presisi tinggi, Range: -50-550 °C (-58 ~ 1022
°F)
Kelembaban, Range: 1%-99%
Akurasi pengukuran: 5%
baterai AAA x 1 pcs ( sudah termasuk)
Alat ini menggunakan tampilan temperatur indoor, temperatur outdoor,
kelembaban dan jam.
30

7. Baterai solar panel


Baterai ini berfungsi sebagai penyimpanan tegangan dan arus yang sudah
dihasilkan

Gambar 3-7 Baterai 4v 4,5 Ah


Sumber: Dokumentasi Penelitian
Spesifikasi:
Type: Sojikyo
Daya isi tegangan: 4V
Penggunaan siklus: 4,82 – 4,95V
Kesiapan penggunaan: 4,5-4,6V
Daya isi Arus: 4500 mAh
31

3.4 Prosedur Penelitian.

Prosedur penelitian pada proses pengaruh sudut antar dua panel sel surya
terhadap kinerja photovoltaics:
1. Studi Literatur.
Tahapan pertama dalam pengujian ini yaitu studi literatur atau referensi yang
dikutip dari buku dan Jurnal untuk memperkuat penulisan yang sesuai
penelirian
2. Pengaturan objek
Pada pengujian ini panel surya ditempatkan di bawah pencahayaan sinar
matahari selama 12 jam, dari pukul 06:00 sampai 18:00 WIB dilakukan
selama 9 hari, serta panel surya yang akan diuji mengahadap timur dan barat
terhadap datangnya radiasi matahari dan rangkaian instalasi yang baik yaitu
bebas dari benda bayangan yang menghalangi panel surya. pengaturan panel
surya yang diuji ini adalah:
a. Pengaturan sudut 70°
b. Pengaturan sudut 140°
c. Pengaturan sudut 180°
3. Pengambilan data dalam pengujian
Dalam tahapan pengujian ini sudut yang diuji 70°, 140°, dan 180°.
Pengambilan data variabel dalam pengujian ini yaitu:
a. Suhu lingkungan
b. Suhu permukaan panel surya
c. Intensitas cahaya matahari
d. Kecepatan angin
e. Kelembaban udara
f. Tegangan panel surya
g. Arus panel surya
h. Besara Daya input
i. Besar daya output
j. Faktor pengisian
k. Efisiensi.
32

4. Temuan yang diperoleh


Pencatatan dalam pengukuran ini dilakukan setiap setengah jam selama 12
jam dengan pengaruh sudut 70°, 140° dan 180°. Sudut pasangan sel surya
yang optimal, sehingga menghasilkan kinerja sel surya yang maksimal
5. Pengolahan data
Data mentah yang diperoleh dari pengukuran dilakukan pengolahan data.
Data diolah melalui penggunaan persamaan/rumus, kemudian disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil pengolahan data adalah besaran daya
luaran dan efisiensi.
6. Pembahasan.
Pembahsan dilakukan dengan membaca tabel dan atau grafik kemudian
mengkorelasikannya dengan teori yang ada. Untuk memperkuat pendapat
digunakan kutipan hasil penelitian sebelumnya.

3.5 Teknik Pengelolaan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah dengan melakukan perhitungan


menggunakan persamaan yang hasilnya dimasukkan dalam bentuk tabel. Untuk
menggambarkan hubungan antar varibel digunakan grafik yang dapat memberikan
informasi temuan penelitian lebih teliti. Menurut penelitian yang dilakukan, grafik
yang disajikan adalah:

1. Grafik daya masukan (Pin)


2. Grafik daya luaran (Pout)
3. Grafik efisiensi
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil atau Temuan Penelitian

Hasil dari sudut antara dua panel 70°, 140°, dan 180°, distribusi daya luaran, dan
efisiensi sel surya, mendapatkan sudut pasangan sel surya yang optimal, sehingga
menghasilkan kinerja efisiensi sel surya yang maksimal dan berikut adalah hasil
dari data-data penelitian.

4.1.1 Dua Sel Surya Membentuk Sudut 70°

Berikut ini adalah hasil kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 70°:
Table 4-1 Dua sel surya membentuk sudut 70°

No. Pukul
TL
[oC]
TSC
[oC]
Iv[W/m²] v[m/s]
kelembaban V I Pin Pout 𝜂
Udara (volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
1 06.00 26 25,3 313 0 89% 3,5 0,11 5,258 0,385 2,02
2 06.30 26 25,5 780 0 89% 3,5 0,11 13,104 0,385 0,029
3 07.00 26 25,7 1645 0 89% 3,5 0,11 27,636 0,385 0,013
4 07.30 27 25,9 8311 0 89% 3,5 0,11 139,624 0,385 0,275
5 08.00 28 26,1 39400 0 85% 3,4 0,11 661,92 0,374 0,056
6 08.30 28 27,7 44530 0 80% 3,4 0,11 748,104 0,374 0,049
7 09.00 29 28,3 51110 3 75% 3,4 0,11 858,648 0,374 0,068
8 09.30 29 28,9 23400 2,9 77% 3,4 0,11 393,12 0,374 0,095
9 10.00 30 33,4 21650 3,1 69% 3,1 0,11 363,72 0,341 0,093
10 10.30 31 36,1 58720 3 65% 3 0,12 986,496 0,562 0,056
11 11.00 32 37,7 8537 2,8 64% 3,4 0,12 144,009 0,36 0.447
12 11.30 32 36,5 9449 2,8 64% 3,4 0,12 158,743 0,36 0.406
13 12.00 32 37,4 43600 3 65% 3,4 0,12 732,48 0,36 0,088
14 12.30 32 38,3 66040 2,9 65% 3,4 0,12 1109,47 0,36 0,058
15 13.00 32 36,3 10620 3,1 65% 3,5 0,12 178,416 0,42 0,373
16 13.30 32 36,9 55420 3,3 65% 3,5 0,12 931,896 0,42 0,071
17 14.00 33 35,2 15380 3,1 65% 3,1 0,1 258,384 0,31 0,11
18 14.30 32 32,2 51480 3,4 63% 3,1 0,1 864,864 0,31 0,035
19 15.00 33 33,4 10480 3,2 65% 3,1 0,09 176,064 0,31 0,17
20 15.30 32 30,5 8394 3,2 68% 2,8 0,09 141,019 0,252 0,17
21 16.00 31 30,6 19360 3,5 70% 2,7 0,09 325,248 0,243 0,074
22 16.30 31 30,9 8143 2,9 72% 2,9 0,07 136,802 0,203 0,23
23 17.00 31 28,8 1138 2,8 74% 3 0,1 19,118 0,3 0,148
24 17.30 31 28,6 518 0 74% 2,9 0,08 8,702 0,232 2,666
25 18.00 30 27,7 110 0 74% 2,9 0,08 1,848 0,232 12,55
rata-rata 0,3428 0,0913%

53
54

Tabel 4.1 menunjukkan kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 70o. saat
penelitian berlangsung, intensitas cahaya matahari mengalami penurunan dengan
nilai 8537 𝑊/𝑚2 hinga 9449 𝑊/𝑚2 pada pukul 11.00 WIB hingga 11.30 WIB
dengan adanya cuaca awan yang menutupi matahari.
Daya input dihitung dengan menggunakan persamaan (4). Sebagai contoh pada
tabel 4.1 untuk pukul 13.00 WIB intensitas matahari 10620 𝑤/𝑚2 dan luas
permukaan dua panel sel surya adalah 0,08m × 0,21m = 0,0168m2 , digunakan
contoh perhitungan berikut:

Pin = J . A
= (10620 W/m2 ) (0,0168m2)
= 178,416 W

Selanjutnya menghitung daya luaran dengan persamaan (5) pada Tabel 4.1 untuk
pukul 17.00 WIB dimana tegangan listrik sebesar 2,9 V dan arus listrik sebesar
0,07 A, menghasilkan daya dengan contoh perhitungan berikut:

P out = V . I
= (2,9 volt).(0,07 ampere)
= 0,300 W

Untuk menghitung efisiensi dengan persamaan (6) dapat digunakan Tabel 4.1
pada pukul 18.00 WIB dimana Pout sebesar 0,232 W dan Pin sebesar 1,484 W.
Sebagai contoh perhitungannya adalah;

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜼= x 100%
𝑃𝑖𝑛
0,232
= x 100%
1,484

= 12,550 %
55

Untuk menghitung daya luaran rata-rata dengan persamaan (3) digunakan:

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Daya luaran rata-rata =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

0,385+0,385+0,385+0,385+0,374+0,374+0,374+0,374+0,341+0,562+0,36+0,36+
0,36+0,36+0,42+0,42+0,31+0,31+0,31+0,252+0,243+0,203+0,3+0,23+0,232
25

= 0,3428 watt

Untuk menghitung efisiensi rata-rata dengan persamaan (7) digunakan::


𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜼RATA-RATA = ×100%
𝑃𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
8,57
= 3383,87

= 0,0913%
56

4.1.2 Dua Sel Surya Membentuk Sudut 140 o

Berikut ini adalah hasil kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 140o:
Table 4-2 Dua sel surya membentuk sudut 140°

kelembaban
No. Pukul
TL
[oC]
TSC
[oC]
Iv[W/m²] v[m/s] udara
V I Pin Pout
𝜂
(volt) (ampere) (watt) (watt) (%)

1 06.00 24 24,5 730 0 94% 3,7 0,1 12,264 0,37 3,017%

2 06.30 25 25,4 4531 0 93% 3,7 0,1 76,1208 0,37 0,486%


3 07.00 26 25 21440 0 84% 3,7 0,11 360,192 0,407 0,113%
4 07.30 27 26,3 45530 0 83% 3,7 0,11 764,904 0,407 0,053%
5 08.00 27 27,7 49810 0 83% 3,7 0,12 836,808 0,444 0,053%
6 08.30 27 27 58720 0 80% 3,7 0,17 986,496 0,629 0,064%
7 09.00 29 28,1 69360 3,3 79% 3,7 0,17 1165,248 0,629 0,054%
8 09.30 29 29,5 74220 2,8 74% 3,9 0,16 1246,896 0,624 0,050%
9 10.00 30 34,9 79800 3,1 70% 3,9 0,16 1340,64 0,624 0,047%
10 10.30 31 36,6 80030 3,5 65% 3,9 0,1 1344,504 0,39 0,029%
11 11.00 31 39,9 93810 3,4 63% 3,9 0,1 1576,008 0,39 0,025%
12 11.30 32 44,5 101900 2,8 61% 3,9 0,2 1711,92 0,78 0,046%
13 12.00 32 43,2 112000 3,3 60% 3,8 0,21 1881,6 0,798 0,042%
14 12.30 33 44,8 124100 3,3 55% 3,9 0,21 2084,88 0,819 0,039%
15 13.00 33 46,7 105700 3,1 53% 3,8 0,2 1775,76 0,76 0,043%
16 13.30 33 49 90120 3 52% 3,9 0,18 1514,016 0,702 0,046%
17 14.00 32 48,2 98140 2,9 54% 3,8 0,1 1648,752 0,38 0,023%
18 14.30 32 39,3 81770 2,9 58% 4 0,17 1373,736 0,68 0,050%
19 15.00 32 37,5 76530 3,3 59% 4 0,17 1285,704 0,68 0,053%
20 15.30 31 36,4 68100 3,4 58% 3,8 0,16 1144,08 0,608 0,053%
21 16.00 31 37,5 61300 3,3 60% 3,8 0,16 1029,84 0,608 0,059%
22 16.30 31 30,2 57770 2,8 63% 3,8 0,16 970,536 0,608 0,063%
23 17.00 30 35,5 20710 0 64% 3,9 0,16 347,928 0,624 0,179%
24 17.30 29 30,9 5428 0 65% 3,9 0,17 91,1904 0,663 0,727%

25 18.00 29 28,3 173 0 65% 3,9 0,19 2,9064 0,741 25,495%

rata-rata 0,5894 0,055%

Tabel 4.2 menunjukkan kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 140°.
Intensitas cahaya matahari teringgi terjadi pada pukul 11.30 WIB hingga 13.00
WIB karena matahari posisi terjadi tegak lurus dengan panel surya sehingga tidak
ada bayangan yang menutupi benda.
57

Untuk menghitung daya luaran rata-rata dengan persamaan (3) mendapatkan hasil
dengan untuk total daya luaran:

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata-rata Daya luaran=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

0,37+0,37+0,407+0,407+0,444+0,629+0,629+0,624+0,624+0,39+0,39+0,78+0,798+
0,76+0,76+0,702+0,38+0,68+0,68+0,608+0,608+0,608+0,624+0,663+0,74
25

= 0,589

Untuk menghitung rata-rata efisiensi dengan persamaan (7) yang didapatkan yaitu:

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜼 Total= ×100%
𝑃𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
14,735
= 26572,9296

= 0,055%
58

4.1.3 Dua Sel Surya Membentuk Sudut 180°

Berikut ini adalah hasil kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 180°
Table 4-3 Dua sel surya membentuk sudut 180°

No. Pukul
TL TSC
Iv[W/m²] v[m/s]
kelembaban
udara
V I Pin Pout 𝜂
[oC] [oC]
(volt) (ampere) (watt) (watt) (%)

1 06.00 25 25,5 860 0 92% 3,8 0,11 14,448 0,199 1,378

2 06.30 26 26,3 7612 0 84% 3,9 0,1 127,882 0,188 0,141


3 07.00 27 27,4 35440 0 80% 3,9 0,1 595,392 0,188 0,031
4 07.30 28 30,1 49990 0 73% 3,9 0,1 839,832 0,188 0,022
5 08.00 28 36,4 55030 0 70% 3,9 0,11 924,504 0,188 0,02
6 08.30 29 39,9 63440 0 69% 3,9 0,11 1065,79 0,188 0,017
7 09.00 30 47,7 71200 2,9 60% 3,9 0,11 1196,16 0,207 0,017
8 09.30 33 47,5 72630 3,9 63% 3,9 0,11 1220,18 0,207 0,016
9 10.00 31 44,5 73870 4 60% 3,9 0,12 1241,02 0,22 0,017
10 10.30 32 47,2 79300 3,5 59% 3,9 0,1 1332,24 0,188 0,014
11 11.00 32 44,5 85420 4,2 58% 3,9 0,1 1435,06 0,188 0,013
12 11.30 33 47,2 107100 3,5 56% 3,9 0,2 1799,28 0,376 0,02
13 12.00 33 46,5 110500 4 52% 3,9 0,21 1856,4 0,395 0,021
14 12.30 34 45,6 109500 3,3 53% 3,9 0,2 1839,6 0,376 0,2
15 13.00 33 45,5 92790 3,8 54% 3,9 0,21 1558,87 0,395 0,025
16 13.30 34 50.4 97150 3.2 55% 3,9 0,1 1632,12 0,188 0,011
17 14.00 34 49,7 98280 2,9 52% 3,9 0,13 1651,1 0,244 0,014
18 14.30 34 49,4 99210 3,2 53% 3,9 0,13 1666,73 0,244 0,014
19 15.00 33 47,4 74480 3,3 54% 3,9 0,16 1251,26 0,301 0,024
20 15.30 33 45,6 61930 3,1 56% 3,9 0,17 1040,42 0,32 0,03
21 16.00 32 41,9 58610 2,9 62% 3,9 0,18 984,648 0,339 0,034
22 16.30 32 35,5 49780 2,9 64% 3,9 0,2 836,304 0,376 0,048
23 17.00 32 34,3 35770 2,8 65% 3,9 0,21 600,936 0,395 0,065
24 17.30 30 33,3 1032 3,6 65% 3,8 0,19 17,3376 0,357 2,06
25 18.00 30 29,4 193 2,8 66% 3,8 0,21 3,2424 0,395 11,53
rata-rata 0,57208 0,054%

Tabel 4.3 menunjukkan kinerja dua panel sel surya membentuk sudut 180°.
Intensitas cahaya matahari tertinggi pada pukul 11.30 WIB hingga 12.30 WIB
dengan nilai 107100 𝑊/𝑚2 hingga 109500 𝑊/𝑚2 karena posisi matahari berada
tegak lurus dengan panel surya sehingga tidak ada bayangan yang menutupi benda.
59

Untuk menghitung daya luaran rata-rata dengan persamaan (3) mendapatkan hasil
dengan untuk total daya luaran:

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata-rata daya luaran=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

0,199+0,188+0,188+0,188+0,629+0,629+0,624+0,624+0,39+0,39+0,78+0,798+
0,76+0,76+0,702+0,38+0,68+0,68+0,608+0,608+0,608+0,624+0,663+0,74
25

= 0,572

Untuk menghitung rata-rata efisiensi dengan persamaan (7) yang didapatkan yaitu:

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜼 Total= ×100%
𝑃𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
14,302
= 26730,8

= 0,054%

4.2 Pembahasan

Penentuan variabel sudut antar dua panel sel surya yang terdiri dari 70°, 140°, dan
180° adalah untuk memberikan informasi pengaruhnya terhadap kinerja sel surya
baik daya luaran maupun efisiensinya. Variabel sudut antar dua panel tersebut juga
memberikan gambaran distribusi data masukan dan data luaran,
Pengamatan menunjukkan bahwa selama waktu pengukuran ada korelasi antara
kedatangan radiasi matahari mencapai permukaan bumi dengan perubahan
temperatur panel surya yang berbanding lurus dalam rentang waktu pukul 08:00
WIB hingga 12:00 WIB dan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi antara
pukul 13.00 WIB. 16.00 WIB. Pancaran radiasi matahari menaik kemudian
menurun. Fenomena ini mempengaruhi pada besaran luaran yang diproduksi sel
surya. Sebagai rincian pembahasan diuraikan berdasarkan besaran sudut di bawah
ini.
60

4.2.1 Pengaruh sudut 70° terhadap kinerja sel surya.

Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data yang memberikan hasil energi
masukan dan energi luaran sel surya pada pengujian pengaruh terhadap sudut antara
dua panel sebesar 70° .
Table 4-4 Kinerja sel surya sudut 70°

No. Pukul Iv[W/m²]


A
2
V I Pin Pout 𝜂
(𝑚 ) (volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
1 06.00 313 0,0168 3,5 0,11 14,448 0,611 11,62
2 06.30 780 0,0168 3,5 0,11 127,882 0,611 4,662
3 07.00 1645 0,0168 3,5 0,11 595,392 0,611 2,21
4 07.30 8311 0,0168 3,5 0,11 839,832 0,611 0,437
5 08.00 39400 0,0168 3,4 0,11 924,504 0,592 0,089
6 08.30 44530 0,0168 3,4 0,11 1065,79 0,592 0,079
7 09.00 51110 0,0168 3,4 0,11 1196,16 0,592 0,068
8 09.30 23400 0,0168 3,4 0,11 1220,18 0,592 0,15
9 10.00 21650 0,0168 3,1 0,11 1241,02 0,534 0,146
10 10.30 58720 0,0168 3 0,12 1332,24 0,562 0,056
11 11.00 8537 0,0168 3,4 0,12 1435,06 0,645 0.447
12 11.30 9449 0,0168 3,4 0,12 1799,28 0,645 0.406
13 12.00 43600 0,0168 3,4 0,12 1856,4 0,645 0,088
14 12.30 66040 0,0168 3,4 0,12 1839,6 0,645 0,058
15 13.00 10620 0,0168 3,5 0,12 1558,87 0,666 0,373
16 13.30 55420 0,0168 3,5 0,12 1632,12 0,666 0,071
17 14.00 15380 0,0168 3,1 0,1 1651,1 0,484 0,187
18 14.30 51480 0,0168 3,1 0,1 1666,73 0,484 0,053
19 15.00 10480 0,0168 3,1 0,09 1251,26 0,435 0,247
20 15.30 8394 0,0168 2,8 0,09 1040,42 0,39 0,276
21 16.00 19360 0,0168 2,7 0,09 984,648 0,375 0,115
22 16.30 8143 0,0168 2,9 0,07 836,304 0,315 0,23
23 17.00 1138 0,0168 3 0,1 600,936 0,479 2,505
24 17.30 518 0,0168 2,9 0,08 17,3376 0,36 4,136
25 18.00 110 0,0168 2,9 0,08 3,2424 0,36 19,144
Rata-rata 0,3428 0,0913%

Dari tabel 4.4 Menunjukkan distribusi sel surya sudut 70o dan dikonversi
menjadi grafik distribusi pengukuran daya masukan dan daya luaran pada sel surya,
61

Daya vs waktu
2 1,2
1
Daya masukan

1,5

Daya Luaran
0,8
(Watt)

(watt)
1 0,6
0,4
0,5
0,2
0 0
09.30

13.30

17.30
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00

10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00

14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
16.30
17.00

18.00
06.00

Waktu pengukuran
Daya masukan Daya luaran
Gambar 4-1 Distribusi pengaruh energi sel surya sudut 70°
Gambar 4-2 Distribusi pengaruh energi sel surya sudut 70°

menunjukkan koordinat Y vertikal posisi kiri merupakan untuk menunjukan


titik poin daya luaran, dan efisiensi. Sedangkan koordinat Y posisi kanan angka
lebih besar merupakan titik poin daya masukan. Kemudian kurva berwarna biru
merupakan daya masukan, kurva berwarna orange adalah daya luaran dan kurva
berwarna merah muda merupakan efisiensi. Sedangkan Koordinat X horizontal
merupakan waktu pengukuran dimana pengukuran dilakukan setengah jam selama
12 jam dari jam 06.00 WIB hingga 18.00 WIB

Efisiensi vs waktu
20%

15%
Efisensi
(%)

10%

5%

0%
14.00

16.30
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30

14.30
15.00
15.30
16.00

17.00
17.30
18.00

Waktu pengukuran

Efisiensi

Gambar 4-2 Distribusi Efisiensi pengaruh sel surya sudut 70°


62

Pada kinerja sel surya sudut 70° bahwa hasil tegangan sel surya dipengaruhi
temperatur hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 pada pukul 07.30 WIB, 08.00 WIB
hingga 10.00 WIB. Penurun tegangan dipengaruhi oleh meningkatnya temperatur
permukaan panel surya. Nilai efisensi tertinggi pada pukul 06.00 WIB dan pukul
18.00 WIB dengan nilai 11,62% hingga 19,144% karena Nilai efisensi dipengaruhi
temperatur dan intensitas matahari. Daya keluaran dengan nilai terendah adalah
0,315 watt karena faktor tegangan dengan arus panel surya. Kenaikan efisiensi di
sore hari pada pukul 18.00 WIB dengan nilai 12,55% dikarenakan nilai daya
masukan menurun dengan nilai 0,008 watt sedangkan daya luaran yang tetap
seimbang sehingga menghasilkan kenaikan efisensi yang sangat tinggi. Sementara
untuk nilai daya masukan yang fluktuaktif karena pengaruh dari intensitas matahari
dan luas permukaan panel surya. Intensitas matahari dipengaruhi oleh cuaca seperti
awan mendung. ketika intensitasnya rendah maka nilai daya masukan yang
dihasilkan juga ikut rendah dan ketika intensitasnya naik, nilai daya masukan yang
dihasilkan akan naik juga.
63

4.2.2 Pengaruh sudut 140° terhadap kinerja sel surya.

Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data yang memberikan hasil energi
masukan dan energi luaran sel surya pada pengujian pengaruh terhadap sudut antara
dua panel sebesar 140° .
Table 4-5 kinerja panel surya sudut 140°

`
No. Pukul Iv[W/m²]
A V I Pin Pout 𝜂
(𝑚2 ) (volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
1 06.00 730 0,0168 3,7 0,1 12,269 0,591 4,81
2 06.30 4531 0,0168 3,7 0,1 79,12 0,591 0,776
3 07.00 21440 0,0168 3,7 0,11 360,192 0,65 0,088
4 07.30 45530 0,0168 3,7 0,11 764,904 0,65 0,084
5 08.00 49810 0,0168 3,7 0,12 836,808 0,709 0,101
6 08.30 58720 0,0168 3,7 0,17 986,496 1,005 0,086
7 09.00 69360 0,0168 3,7 0,17 1165,248 1,005 0,08
8 09.30 74220 0,0168 3,9 0,16 1246,896 1,002 0,074
9 10.00 79800 0,0168 3,9 0,16 1340,640 1,002 0,046
10 10.30 80030 0,0168 3,9 0,1 1576,008 0,626 0,039
11 11.00 93810 0,0168 3,9 0,1 1711,92 0,626 0,073
12 11.30 101900 0,0168 3,9 0,2 1881,6 1,253 0,067
13 12.00 112000 0,0168 3,8 0,21 2084,88 1,279 0,063
14 12.30 124100 0,0168 3,9 0,21 1775,76 1,316 0,068
15 13.00 105700 0,0168 3,8 0,2 1514,016 1,218 0,074
16 13.30 90120 0,0168 3,9 0,18 1.649 1,218 0,036
17 14.00 98140 0,0168 3,8 0,1 1.374 0,609 0,079
18 14.30 81770 0,0168 4 0,17 1.286 1,096 0,08
19 15.00 76530 0,0168 4 0,17 1144,08 1,096 0,085
20 15.30 68100 0,0168 3,8 0,16 1045,98 0,974 0,8
21 16.00 61300 0,0168 3,8 0,16 1029,84 0,974 0,088
22 16.30 57770 0,0168 3,8 0,16 970,536 0,974 0,094
23 17.00 20710 0,0168 3,9 0,16 683,928 1,002 0,234
24 17.30 5428 0,0168 3,9 0,17 92,097 1,063 1,74
25 18.00 173 0,0168 3,9 0,19 2,906 1,19 40,94
rata-rata 0,5894 0,055%

Dari tabel diatas menujukkan kinerja sel surya sudut 140o dan dikonversi
menjadi grafik sel surya berdasarkan tabel daya masukan, daya luaran, dan efisiensi
terhadap intensitas cahaya terhadap modul sel surya.
64

Daya vs waktu
1,4 2,5
1,2
2
1
Daya masukan

Daya Luaran
1,5

(watt)
0,8
(watt)

0,6 1
0,4
0,5
0,2
0 0
10.30

17.00
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00

11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
16.30

17.30
18.00
Waktu Pengukuran

daya luaran Daya masukan

Gambar 4-3 Distribusi pengaruh energi sel surya sudut 140°

Pada grafik menunjukkan koordinat Y posisi kiri merupakan untuk


menunjukan titik poin daya luaran, dan efisiensi. Sedangkan koordinat Y posisi
kanan angka lebih besar merupakan titik poin daya masukan. Kemudian kurva
berwarna biru merupakan daya luaran, kurva berwarna merah muda adalah daya
masukan dan kurva berwarna orange merupakan efisiensi. Sedangkan Koordinat X
horizontal merupakan waktu pengukuran dimana pengukuran dilakukan setengah
jam sekali selama dari jam 06.00 hingga 18.00

Efisiensi vs waktu
30,00%
25,00%
20,00%
Efisensi
(%)

15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
08.00

12.30

14.30
06.00
06.30
07.00
07.30

08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00

13.00
13.30
14.00

15.00
15.30
16.00
16.30
17.00
17.30
18.00

Waktu Pengukuran

Efisiensi

Gambar 4-4 Distribusi Efisiensi pengaruh energi sel surya sudut 140°
65

Pada kinerja sel surya sudut 140° bahwa intensitas matahari mempengaruhi
besar daya, gambar menunjukkan 4.2 pukul 06.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB
nilai grafik menaik kemudian pukul 13.00 WIB hingga 18.00 WIB nilai grafik
menurun artinya bilamana intensitas rendah maka daya masukan yang dihasilkan
juga ikut rendah, sedangkan intensitas tinggi maka daya masukan yang dihasilkan
akan ikut tinggi. Nilai Grafik menunjukkan Efisiensi tertinggi pada pukul 18.00
WIB dengan nilai sebesar 40,94%. Namun perlu dipahami efisiensi pada grafik
memiliki nilai yang kecil artinya, kinerja sel surya kurang baik karena adanya daya
luaran yang nilainya cukup kecil. Pada nilai grafik jugs terlihat Penyinaran radiasi
matahari yang membentuk kurva berpuncak menaik kemudian menurun. ini
mempengaruhi pada daya luaran sel surya. (S & Bastomi, 2019).
66

4.2.3 Pengaruh Sudut 180o terhadap kinerja sel surya

Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data yang memberikan hasil energi
masukan dan energi luaran sel surya pada pengujian pengaruh terhadap sudut antara
dua panel sebesar 180° .
Table 4-6 kinerja sel surya sudut 180°

No. Pukul Iv[W/m²]


A V I Pin Pout
𝜂
(𝑚2 ) (volt) (ampere) (watt) (watt) (%)
1 06.00 860 0,0168 3,8 0,11 14,44 0,199 1,378
2 06.30 7612 0,0168 3,9 0,1 132,92 0,188 0,141
3 07.00 35440 0,0168 3,9 0,1 595,39 0,188 0,031
4 07.30 49990 0,0168 3,9 0,1 839.83 0,188 0,022
5 08.00 55030 0,0168 3,9 0,11 924,5 0,188 0,02
6 08.30 63440 0,0168 3,9 0,11 1063,79 0,188 0,017
7 09.00 71200 0,0168 3,9 0,11 1196,16 0,207 0,017
8 09.30 72630 0,0168 3,9 0,11 1220,18 0,207 0,016
9 10.00 73870 0,0168 3,9 0,12 1241,01 0,22 0,017
10 10.30 79300 0,0168 3,9 0,1 1332,24 0,188 0,014
11 11.00 85420 0,0168 3,9 0,1 1435,05 0,188 0,013
12 11.30 107100 0,0168 3,9 0,2 1799,28 0,376 0,02
13 12.00 110500 0,0168 3,9 0,21 1856,4 0,395 0,021
14 12.30 109500 0,0168 3,9 0,2 1839,6 0,376 0,2
15 13.00 92790 0,0168 3,9 0,21 1558,87 0,395 0,025
16 13.30 97150 0,0168 3,9 0,1 1632,12 0,188 0,011
17 14.00 98280 0,0168 3,9 0,13 1651,32 0,244 0,014
18 14.30 99210 0,0168 3,9 0,13 1666,72 0,244 0,014
19 15.00 74480 0,0168 3,9 0,16 1251,26 0,301 0,024
20 15.30 61930 0,0168 3,9 0,17 1040,42 0,32 0,03
21 16.00 58610 0,0168 3,9 0,18 984,64 0,339 0,034
22 16.30 49780 0,0168 3,9 0,2 769,1 0,376 0,048
23 17.00 35770 0,0168 3,9 0,21 600,93 0,395 0,065
24 17.30 1032 0,0168 3,8 0,19 17,33 0,357 2,06
25 18.00 193 0,0168 3,8 0,21 3.24 0,395 11,53
Rata-rata 0,57208 0,054%

Dari tabel diatas menujukan kinerja sel surya sudut 70° dan dikonversi menjadi
grafik sel surya berdasarkan tabel daya masukan, daya luaran, dan efisiensi terhadap
inetnsitas cahaya terhadap modul sel surya.
67

Daya vs waktu
2 1,2
1,8
1,6 1
1,4
Daya Masukan

Daya Luaran
0,8
1,2

(watt)
(Watt)

1 0,6
0,8
0,6 0,4
0,4 0,2
0,2
0 0
10.30

17.00
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00

11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
16.30

17.30
18.00
Waktu Pengukuran

Daya masukan Daya luaran

Gambar 4-5 Distribusi pengaruh energi sel surya sudut 180°

Grafik menunjukkan koordinat Y posisi kiri merupakan untuk menunjukan


titik poin daya luaran, dan efisiensi. Sedangkan koordinat Y posisi kanan angka
lebih besar merupakan Titik poin daya masukan. Kemudian kurva berwarna biru
merupakan daya luaran, kurva berwarna merah muda adalah daya masukan dan
kurva berwarna orange merupakan efisiensi. Sedangkan Koordinat X horizontal
merupakan waktu pengukuran dimana pengukuran dilakukan setengah jam sekali
selama dari jam 06.00 hingga 18.00
68

Efisiensi vs waktu
14,00%
12,00%
10,00%
Efisiensi

8,00%
(%)

6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
08.00

12.30

14.30
06.00
06.30
07.00
07.30

08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00

13.00
13.30
14.00

15.00
15.30
16.00
16.30
17.00
17.30
18.00
Waktu Pengukuran

Efisensi

Gambar 4-6 Distribusi Efisensi pengaruh energi sel surya sudut 180°

Dari hasil kinerja panel surya pada sudut 180° dapat dilihat grafiknya bahwa
nilai efisiensi tertinggi adalah 11,52% pada waktu pukul 18.00 WIB dengan
efisiensi rata-rata 0,631%. Daya luaran sel surya sudut 180° tertinggi 0,395 watt
dengan durasi yang cukup sebanyak 5 kali yang terjadi pada pukul 12.00 WIB,
13.00 WIB, 16.00 WIB, 17.00 WIB dan 18.00 WIB. Peningkatan daya luaran yang
maksimal dan mengalami peningkatan efisiensi tertinggi pada pukul 18.00 WIB.
Hal ini juga ditunjukkan dalam grafis hubungan antara radiasi matahari, daya
keluaran dan efisiensi. Dari tabel diperlihatkan bahwa intensitas matahari yang
diterima cenderung naik yang seharusnya tegangan dan arus sel surya juga semakin
meningkat. Ada beberapa faktor penyebabnya yaitu, alat ukur yang kurang presisi
dan akurasi dan perubahan iradiasi matahari selama beberapa detik pada saat
pengamatan sehingga nilai tegangan dan arus yang dihasilkan juga berubah. (S &
Bastomi, 2019).
69

4.2.4 Pengaruh Sudut antara Dua Panel terhadap Daya luaran dan Efisiensi

Grafik dibawah adalah pengaruh sudut antara dua panel terhadap daya luaran:

Daya vs waktu
1,4

1,2

1
daya luaran

0,8
(Watt)

0,6

0,4

0,2

0
12.00

14.00

16.00

18.00
06.00
06.30
07.00
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30

12.30
13.00
13.30

14.30
15.00
15.30

16.30
17.00
17.30
Waktu pengukuran
sudut 70° sudut 140° sudut 180°

Gambar 4-7 sel surya terhadap daya luaran

dibawah menunjukkan koordinat Y posisi kiri merupakan untuk menunjukan


titik sudut 70°, 140°, dan 180°. Kemudian kurva berwarna biru merupakan sudut
70°, kurva berwarna orange adalah sudut 140° dan kurva berwarna merah muda
merupakan sudut 180°. Sedangkan Koordinat X horizontal merupakan waktu
pengukuran dimana pengukuran dilakukan setengah jam sekali selama dari jam
06.00 hingga 18.00

Hasil pengukuran terhadap daya luaran menunjukan bahwa pada kinerja sel
surya 70° didapatkan rata-rata 0,3428 watt, kinerja sel surya 140° didapatkan rata-
rata 0,5894 watt, dan kinerja sel surya 180° didapatkan rata-rata 0,57208 watt
grafik pada masing-masing sudut yang berbeda menghasilkan daya luaran
dengan nilai maksimum yang berbeda. Setiap peningkatan intensitas matahari akan
dihasilkan tegangan yang meningkat pula. Demikian juga daya akan meningkat
hingga mencapai titik atas. Kemudian daya akan berkurang seiring dengan
70

peningkatan tegangan,Intensitas daya maksimum nilai yang terbaik pada kinerja


panel surya terjadi pada sudut 140°.
Pada saat pengukuran daya luaran dengan beban lampu pengukuran arus (I)
dengan tegangan (V) dilakukan. Temperatur permukaan panel akibat pancaran
termal sinar matahari dan shading atau bayangan yang menghalangi sinar matahari
menyebar ke permukaan sel surya, berkontribusi juga dalam mempengaruhi kinerja
panel surya..

Efisiensi vs waktu
45
40
35
30
Efisiensi

25
(%)

20
15
10
5
0
08.00

11.30

15.00
06.00
06.30
07.00
07.30

08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00

12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30

15.30
16.00
16.30
17.00
17.30
18.00
Waktu Pengukuran

sudut 140° sudut 180° sudut 70°

Gambar 4-8 Pengaruh terhadap efisiensi

Kurva diatas merupakan hasil efisensi tiga sudut berbeda, menunjukkan koordinat
Y posisi kiri merupakan untuk menunjukan titik sudut 70°, 140°, dan 180°.
Kemudian kurva berwarna biru merupakan sudut 70°, kurva berwarna orange
adalah sudut 140° dan kurva berwarna merah muda merupakan sudut 180°.
Sedangkan Koordinat X horizontal merupakan waktu pengukuran dimana
pengukuran dilakukan setengah jam sekali selama dari jam 06.00 hingga 18.00
Hasil pengukuran terhadap intensitas cahaya matahari menunjukan bahwa
pada distribusi sel surya 70° mendapatkan efisiensi yang kecil dan mendapat
peningkatan nilai pada pukul 18.00 WIB dengan nilai tertinggi 0,0913%
didapatkan rata-rata efisiensi 0,0913%, kinerja sel surya 140° didapatkan rata-
rata efisiensi 0,055%, dan kinerja sel surya 180° didapatkan rata-rata efisiensi
71

0,054%. dapat disimpulkan bahwa nilai efisiensi dipengaruhi oleh sudut orientasi
panel surya serta posisi arah gerak matahari dan besar intesitas yang diterima,
penyebab daya output kecil karena tersebut karena pengaruh tegangan dan arus
yang dihasilkan modul surya yang kecil. Kenaikan nilai efisiensi dikarenakan nilai
daya masukan menurun sedangkan daya output yang tetap seimbang sehingga
menghasilkan kenaikan efisensi yang sangat tinggi (sanni, 2017)
BAB 5. SIMPULAN

5.1 Simpulan

Menurut penelitian ini didapatkan simpulan sebagai berikut :


1. Sel surya bersudut 70o didapatkan daya luaran rata-rata sebesar 0,3428
watt kinerja sel surya bersudut 140° didapatkan daya luaran rata-rata
sebesar 0,5894 watt, dan kinerja sel surya bersudut 180° didapatkan daya
luaran rata-rata sebesar 0,57208 watt.
2. sel surya bersudut 70° dengan rata-rata efisiensi 0,0913%, sel surya
bersudut 140° dengan rata-rata efisiensi 0,055%, dan sel surya bersudut
180° dengan rata-rata efisiensi 0,054%.
3. Sel surya dengan nilai terbaik atau tertinggi terjadi adalah sudut 70°,
efisiensi memiliki daya guna, dalam sistem akan lebih lengkap menilai
dari nilai efisiensi yang baik.

5.2 Saran

Pengukuran semua parameter panel surya terutama intensitas cahaya


matahari, temperatur, arus dan tegangan sebaiknya menggunakan akuisisi data atau
data logger untuk mendapatkan data yang lebih presisi dan akurat, dimana setiap
saat data masukan didapatkan koneksi menghasilkan data luaran pada saat itu juga.

69
70

DAFTAR REFERENSI

Alfanz, R., Sumaedi, R., & Suhendar. (2015). Analisis Sistem Fotovoltaik
Menggunakan Respon Dinamika Induksi pada Lilitan Kawat Tembaga.
Setrum, 4(1), 6–11.
Eko Handojo, S. (1993). Pemanfataan Energi Matahari. Dapartemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Evrita Lusiana Utari. (2017). Perancangan Alat Induction Heating Pada Pengolahan
Teh Sangrai Dengan Teknologi Energi Terbarukan (Solar Cell). Teknoin, 23,
211–222.
Iskandar, handoko rusiana. (2020). Praktis Belajar Pembangkit Listrik Tenaga
Surya. jakarta, Deepublish.
Kurniawan, I. A. (2016). Tenaga Surya (PLTS) sebagai Pemanfaatan Solar
Potential Analysis As Steam Power Plant (Paiton) Area.
Nelly, S. T. R. S. R. (2019). Teknologi Photovoltaics. Yayasan Puga Aceh Riset.
Nelson, J. (2003). The Physics of Solar Cells. In The Physics of Solar Cells.
Imperial College Press. https://doi.org/10.1142/p276
Nur Adi Pratama, G. (2017). Perencanaan Penerapan Panel Surya pada Atap
Gedung A dan B serta Perencanaan Sistem Kelistrikan Menggunakan Lampu
LED di Fakutas Teknik Universitas Jember. Karya Tulis Ilmiah. Program
Studi DIII Keperawatan. Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera Utara.
Medan, 9–35. http://repository.unimus.ac.id/411/
Pradona, Y. (2019). Variasi Kemiringan Sudut terhadap Efektivitas Kinerja Panel
Surya. 2(1), 41–49.
Pudjanarsa, A., & Nursuhud, D. (2013). Mesin Konversi Energi (3rd ed.). Andi
Offset.
Ramadhan, A. I., Diniardi, E., Mukti, S. H., Sianipar, R., Indrawan, A. W., Pranoto,
71

S., Sultan, A. R., & Ramadhan, R. (2016). Analisis Desain Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP Anwar. Teknik, 37 (2), 2016, 59-63,
11(2), 61–78. https://doi.org/10.14710/teknik.v37n2.9011
Rif’an, M., Hadi Pramono, S., & Shidiq, M. (2012). Optimasi Pemanfaatan Energi
Listrik Tenaga Matahari di Jurusan Teknik Elektro Universitas BrawijayaNo
Title. Jurnal EECCIS, 6, 1–5.
Rifky, S. (2019). Pengembangan Modul Pendingin Kabin City Car Bertenaga Surya
Menggunakan Photovoltaics (PV) dan Thermoelectric (TEC). Teknobiz, 10,
34–40.
Rizali, M. (2015). Pengaruh Temperatur Permukaan Sel Surya terhadap Daya pada
Kondisi Eksperimental dan Nyata. Proceeding Seminar Nasional Tahunan
Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV), XIV(SNTTM XIV), 7–8.
http://eprints.unlam.ac.id/643/1/KE-67.pdf
S, H. A., & Bastomi, M. (2019). Analisis Pengaruh Perubahan Temperatur Panel
terhadap Daya dan Efisiensi Keluaran Sel Surya Poycrystalline. DINAMIKA :
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 11(1), 33.
https://doi.org/10.33772/djitm.v11i1.9285
Sabin. (2017). Pengaruh Sudut antara Dua Panel Berbentuk Profil V terhadap
Penyerapan Radiasi Matahari pada Panel Surya. Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik UHAMKA.
Suriadi, & Sukri, M. (2010) Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpadu Menggunakan Software PVSYST Pada Komplek Perumahan di
Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika, 9(2), 1-4.
Usman, M. (2020). Analisis Intensitas Cahaya terhadap Energi Listrik yang
Dihasilkan Panel Surya. Power Elektronik: Jurnal Orang Elektro, 9(2), 52–
57. https://doi.org/10.30591/polektro.v9i2.2047
Wasi, M., Mugisidi, D., & Rifky. (2017). Uji Eksperimental Pengaruh Fresnel pada
Modul Surya 10 Watt Peak dengan Posisi Sesuai Pergerakan Arah Matahari.
Seminar Nasional Teknoka, 2, 9–16.
Sanni Ilyas & Ishak Kasim (2017), Peningkatan Efisiensi Pembangkit Listrik
Tenaga Surya dengan Reflektor Parabola, Jetri, 14(2), 67 - 80,
72

Anda mungkin juga menyukai