Enika Wulandari
IAIN Salatiga
enika.wulandari@iainsalatiga.ac.id
ABSTRAK
Pokok kajian dalam penelitian kualitatif ini adalah kemampuan mahasiswa
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan saintifik pada
mata pelajaran Matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Subjek populasi dalam penelitian ini adalah 16 mahasiswa Program Studi Tadris
Matematika IAIN Salatiga yang mengikuti mata kuliah Microteaching kelas I pada
semester genap tahun akademik 2018/2019. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa pedoman observasi RPP, polling, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) penyusunan RPP yang dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai calon
guru bersifat menyesuaikan dan mengacu pada rujukan di internet dan buku siswa
Kurikulum 2013, 2) Sebagian mahasiswa sebagai calon guru belum mengetahui revisi
Kurikulum 2013 yang didasarkan pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016 yang
mempengaruhi penyusunan RPP dari aspek kompetensi, dan 3). Berdasarkan pengambilan
data, ditemukan kesalahan dalam mencantumkan kompetensi dasar, menyusun indikator
pencapaian kompetensi, menyusun tujuan pembelajaran dengan aspek ”condition” yang
belum spesifik dan tanpa kriteria “degree”, ditemukan RPP yang tidak menyertakan uraian
materi dalam RPP, sebagian kecil materi dan LKPD menggunakan konteks dan masalah
bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skill), sebagian mahasiswa menguraikan materi
dan menyusun LKPD secara kontekstual, mahasiswa menggunakan model pembelajaran
yang dapat memfasilitasi pendekatan saintifik akan tetapi mengalami ketidakpahaman
dalam menentukan sintaks RPP yang menggunakan variasi pendekatan dan model
pembelajaran, seluruh mahasiswa mencantumkan sumber belajar yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran, seluruh mahasiswa mencantumkan perlengkapan pembelajaran
dengan memanfaatkan ICT.
Kata kunci: analisis RPP, pendekatan saintifik, calon guru matematika
yang dipilih. Kriteria memadai dilihat dari menyatakan objek langsung dari
kata kerja operasional pada KD yang dalam Matematika meliputi fakta, konsep, prinsip,
hal ini merujuk pada Taksonomi Bloom dan keterampilan.
mengenai proses berfikir yang diharapkan. Komponen kelima adalah model
Sebagai contoh, jika KD menggunakan kata pembelajaran. Beberapa di antara model
kerja “membedakan P dan Q” maka pembelajaran yang dapat dilaksanakan
indikatornya dikatakan memadai jika terdiri untuk mengakomodasi pendekatan saintifik
dari menyebutkan karakteristik P, adalah problem based learning, project
menyebutkan karakteristik Q, dan based learning, cooperative learning,
menyebutkan perbedaan karakteristik P dan discovery learning, inquiry learning. Adapun
Q. pendekatan saintifik dilaksanakan dalam
Komponen ketiga adalah tujuan lima langkah yaitu mengamati, menanya,
pembelajaran. Gallego (2014, p.9) mengumpulkan informasi, mengasosiasi
memberikan dua contoh format tujuan informasi, dan mengomunikasikan.
pembelajaran yaitu: 1) siswa+deskripsi hasil Komponen keenam adalah sumber
(outcome) dari pembelajaran+dengan cara belajar. Sumber belajar dapat berupa
(konten spesifik); dan (2) infinitif+objek lingkungan, orang, buku, Lembar Kegiatan
langsung (konten spesifik)+penutup. Peserta Didik (LKPD). Sumber belajar
Pendapat lain mengenai tujuan sebaiknya disusun oleh guru dengan
pembelajaran mencakup aspek Audience (A), pertimbangan dapat menyesuikan dengan
Behaviour (B), Condition (C), dan Degree of tujuan pembelajaran dan karakteristik
Mastery (D) (Boz dan Boz, 2006; peserta didik. Sumber belajar memuat
Instructional Design Knowledge Base, karakteristik sebagaimana materi
2002–2006; Mager, 1997; O’Bannon, 2008; pembelajaran.
Seels dan Glasgow, 1990; Smaldino et al., Komponen ketujuh adalah LKPD.
2007 dalam Boikhutso, 2010, p.209). LKP dalam Kurikulum 2013 digunakan
Audience merupakan subjek pembelajaran oleh siswa untuk menemukan konsep dan
dalam hal ini siswa sedangkan behaviour atau mengasosiasi informasi. Pada
bermakna kemampuan yang harus dikuasai Kurikulum 2013 terdapat pergeseran
oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran paradigma bahwa LKPD bukan kumpulan
(Nugroho, 2017, p.1). Condition bermakna soal dalam proses drill, tetapi lebih kepada
kondisi di mana behaviour ditunjukkan oleh cara yang disusun untuk memberikan sarana
audience dan degree merupakan kriteria atau aktivitas bagi siswa. Aktivitas ini merupakan
tingkat performa yang diharapkan dari bagian dari proses pembelajaran dengan
audience (Zulkarnaen, Raharjo, Sutarto, pendekatan ilmiah sebagaimana
2016, p.9). diamanatkan dalam standar proses
Komponen keempat adalah materi Kurikulum 2013.
pembelajaran. Materi merupakan juga core Komponen kedelapan adalah
kurikulum. Akan tetapi pada Kurikulm 2013 penilaian. Penilaian oleh guru mata
materi disusun dalam rangka mencapai pelajaran Matematika dilaksanakan untuk
kompetensi. Gallego (2014, p.13) kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
menyatakan bahwa materi merujuk pada Kompetensi keterampilan pada mata
pengetahuan yang harus diperoleh oleh pelajaran Matematika Kurikulum 2013 lebih
siswa dalam cara yang signifikan dalam kepada keterampilan berfikir. Hal ini
rangka mendorong pengembangan sosial berpengaruh pada teknik dan instrumen
dan personalnya. Gallego menyatakan penilaian kompetensi keterampilan.
bahwa materi berkaitan dengan fakta, Penilaian harus didasarkan pada kisi-
konsep, prosedur, sikap, dan nilai. Hal ini kisi penilaian. Kisi-kisi disusun berdasarkan
senada dengan pernyataan Bell (1979) yang indikator pencapaian kompetensi.
Hal | 90
Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika (JPPM) / Vol II No 1 Februari 2020
16
14
12
10
8
Cara
6
4
2
0
Penyesuaian Mengembangkan
Gambar 1
Cara Penyusunan RPP
Hal | 92
Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika (JPPM) / Vol II No 1 Februari 2020
Hal | 95